Anda di halaman 1dari 27

1.

KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/ Semester 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.6 Memahami teori tabrakan dalam reaksi kimia berdasarkan


Dasar pengaruh suhu terhadap laju rata-rata partikel zat dan pengaruh
konsentrasi terhadap frekuensi tabrakan
Materi : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Indikator Soal : Disajikan data percobaan tentang faktor–faktor yang mempengaruhi
laju reaksi, peserta didik dapat menentukan reaksi yang dipengaruhi
luas permukaan.

Soal:
Laju pelapukan batu pualam candi Borobudur tak dapat
dicegah tetapi kita dapat menghambatnya. Kalian
mungkin pernah mendengar kata hujan asam yang
dapat mempercepat laju kerusakan batu pualam candi
Borobudur. Laju sendiri mempunyai hubungan dengan
selang waktu. Apabila waktu yang diperlukan singkat,
berarti laju reaksinya besar. Sebaliknya, jika selang
waktunya panjang, dikatakan bahwa laju reaksinya kecil.
Jadi, laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu.

(Sumber : Internet)
Dalam skala laboratorium reaksi antara batu pualam dengan hujan asam tersebut dapat
dilakukan sebagaimana gambar berikut ini:

(Sumber : Balai Pustaka)


Proses tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan 5 gram CaCO 3 dan 25 mL larutan dengan
konsentrasi tertentu dan diperoleh data sebagai berikut:
Percobaan CaCO3 [HCl] Volume CO2 Waktu
1 Butir kecil 1M 10 mL 40 detik
2 Butir besar 1 M 20 mL 120 detik
3 Butir kecil 1M 20 mL 80 detik
4 Butir besar 2 M 10 mL 40 detik
5 Butir kecil 2M 20 mL 40 detik
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
A. Konsentrasi HCl dan luas permukaan CaCO3
B. Konsentrasi HCl dan waktu
C. Luas permukaan CaCO3 dan volume CO2
D. Volume CO2 dan waktu
E. Waktu dan luas permukaan CaCO3

Kunci/Pedoman Penskoran: B
Percobaan 2 ukuran partikel CaCO3 besar konsentrasi HCl I Molar sedangkan laju reaksinya
120 detik. Percobaan 3 ukuran CaCO3 kecil konsentrasi HCl 1 Molar laju reaksinya 1/60 detik.
Sehingga percobaan 2 dan 3 menunjukkan pengaruh ukuran partikel terhadap laju reaksi.

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menelaah data percobaan laju reaksi secara kritis
2) memproses dan menerapkan informasi hasil percobaan laju reaksi
3) mencari kaitan dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju reaksi
4) menggunakan data percobaan laju reaksi untuk membuat kesimpulan.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


2. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XII/Semester 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan


Dasar uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik)
Materi : Penurunan Uap Larutan
Indikator Soal : Disajikan 5 buah gambar larutan yang terdiri dari pelarut dan zat
terlarut di dalamnya, peserta didik dapat menentukan gambar larutan
yang memiliki tekanan uap paling besar.

Soal:
Air yang dipanaskan akan lebih cepat mendidih jika dibandingkan dengan air yang dicampurkan
dengan bahan lain seperti mie, sayur dan lain sebagainya. Ini disebabkan karena tekanan uap
air pada air tanpa bahan lain berbeda dengan tekanan pada air yang dicampurkan dengan
bahan lain. Tekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang
memiliki cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul lainnya. Jika dalam cairan
itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati permukaan bukan hanya molekul pelarut,
tetapi juga molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di permukaan makin sedikit, maka laju
penguapan akan berkurang dari gambar berikut:

(Sumber: internet)
gambar yang menunjukkan tekanan uap paling besar adalah ….
A. gambar (1) karena jumlah molekul pelarut pada permukaan lebih besar
B. gambar (2) karena jumlah molekul terlarut pada permukaan lebih kecil
C. gambar (3) karena jumlah molekul terlarut pada permukaan sama banyak
D. gambar (4) karena jumlah molekul terlarut pada permukaan lebih besar
E. gambar (5) karena jumlah molekul pelarut dipermukaan lebih besar
Kunci/Pedoman Penskoran: E
Dalam suatu larutan, partikel-partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul-molekul
pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas (uap)(ada interaksi molekul antra zat terlarut dengan
pelarutnya). Oleh karena itu tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap
jenuh pelarut murni. Makin lemah gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair, makin mudah zat
cair tersebut menguap, maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya.

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis data percobaan penurunan tekanan uap secara kritis
2) menentukan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan tekanan uap
3) memutuskan percobaan yang menunjukkan penurunan tekanan uap paling besar.
3. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/ 2
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.11 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan


Dasar makromolekul (polimer, karbohidrat, protein, dan lemak)
Materi : Protein
Indikator Soal : Disajikan 5 data hasil uji adanya protein dalam berbagai jenis
makanan, peserta didik dapat menentukan jenis bahan makanan yang
mengandung ikatan peptida dan gugus fenil.

Soal:
Anak-anak yang masih kecil biasanya sering dianjurkan oleh
para ibu supaya banyak makan telur agar cepat tumbuh
besar. Mengapa? Telur merupakan makanan yang banyak
mengandung protein. Dalam kehidupan, protein memegang
peranan yang penting. Proses kimia dalam tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein sendiri
merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam α-amino.
Sedangkan massa molekul relatif protein berkisar antara
6.000 sampai jutaan.
(Sumber : Internet)
Polimerisasi protein dapat terbentuk melalui ikatan peptida antara
gugus asam dan gugus amino antar molekul asam amino. Unsur
utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. Banyak juga protein
yang mengandung belerang (S), dan fosfor (P) dan juga fenil. Ada
juga protein yang mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin.
Data percobaan pengenalan protein terhadap 5 jenis bahan
makanan sebagai berikut :
Bahan Perubahan Warna
Makanan Biuret Xantoproteat Pb asetat
P Ungu Jingga Hitam
Q Ungu hitam Hitam
R Ungu Kuning Tak berwarna
S Hijau Jingga Tetap
T Biru Tak berwarna Tetap
Berdasarkan data di atas maka bahan makanan yang mengandung ikatan peptida dan gugus
fenil adalah. . . .
A. P & Q
B. P & R
C. Q & S
D. R & S
E. S & T
Kunci/Pedoman Penskoran: B
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya warna ungu yang berarti terdapat ikatan
peptida dalam suatu zat yang diuji. Uji Xantoproteat dilakukan untuk mengetahui apakah asam
amino yang diuji tersebut mengandung gugus fenil atau cincin benzena yang ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna kuning/jingga. Sedangkan untuk mengidentifikasi belerang (S)
dapat menggunakan 4 tetes larutan Pb(CH3COO)2 5% apabila larutan menghitam, berarti PbS
terbentuk.

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan
1) menganalisis data percobaan uji identifikasi ikatan peptida, gugus fenil dan belerang
2) mencari kaitan berbagai hasil uji identifikasi 5 bahan makanan
3) memutuskan percobaan yang menunjukkan ikatan peptida dan gugus fenil.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


4. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X/ 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.10 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul


Dasar relatif, konsep mol, dan persamaan reaksi kimia untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
Materi : Konsep mol
Indikator Soal : Disajikan data massa zat pereaksi bahan bakar alternatif, peserta didik
dapat menentukan massa gas CO2 hasil pembakaran bahan bakar
tersebut.

Soal:
Alkanol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi – OH misalnya
etanol. Gugus – OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan
alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat
memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Dalam kehidupan
sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai bahan bakar, misalnya spiritus
(campuran antara metanol dan etanol). Sebanyak 13,8 gram etanol sebagai bahan bakar
alternatif bereaksi dengan gas oksigen sebanyak 19,2 gram sesuai dengan persamaan reaksi:
C2H5OH(l) + 3O2(g)  2CO2(g) + 3H2O(I)
Massa gas CO2 yang dihasilkan sebanyak …..(Ar C = 12, Ar O = 16, Ar H = 1)
A. 8,8 g
B. 13,2 g
C. 17,6 g
D. 26,4 g
E. 35,2 g

Kunci/Pedoman Penskoran: C
C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O
Mula-mula 0,2 mol 0,6 mol
Reaksi 0,2 mol 0,6 mol 0,4 mol 0,6 mol
Sisa 0,1 mol 0 mol

Maka massa CO2 = 0,4 x 44 = 17,6

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan
1) transfer konsep alkohol sebagai bahan bakar alternatif
2) menganalisis kaitan perbandingan koefisien dengan mol
3) memutuskan pereaksi pembatas dan pereaksi sisa
4) menggunakan informasi massa alkohol untuk menghitung massa CO2.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


5. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X/ 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi


Dasar dan cara mengatasinya
Materi : Reaksi redoks
Indikator Soal : Disajikan gambar metode perlindungan katodik dengan berbagai
logam untuk pencegahan korosi pada besi, peserta didik dapat
menentukan metode yang paling lambat.

Soal:
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari
besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Berikut hubungan gambar korosi pada paku:

Kesimpulan yang tepat untuk proses yang berlangsung paling lambat adalah….
A. gambar (1) logam Fe lebih mudah mengalami oksidasi dari pada dan logam Al, reaksi
berlangsung lambat
B. gambar (2) logam Fe sebagai anoda dan logam Cu sebagai katoda, reaksi berlangsung
lambat
C. gambar (3) logam Fe mengalami reduksi dan logam Mg mengalami reaksi oksidasi,
reaksi berlangsung lambat
D. gambar (4) logam Fe mengalami oksidator dan logam Sn mengalami reduktor, reaksi
berlangsung lambat
E. logam Fe sebagai anoda dan logam Zn sebagai katoda, reaksi berlangsung lambat
Kunci/Pedoman Penskoran:
Perlindungan elektrokimia ialah mencegah terjadinya korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang
mengoksidasi logam). Untuk melindungi paku besi dari pengkaratan, maka bagian paku
dihubungkan dengan lempeng magnesium. Dengan demikian paku besi akan menjadi katode
dan lempeng Mg sebagai anodenya. Perlindungan elektrokimia ini disebut juga perlindungan
katode (proteksi katodik) atau pengorbanan anode (anodaising).

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis hasil percobaan pencegahan korosi paku besi
2) transfer konsep redoks kedalam konsep korosi
3) menganalisis hubungan redoks dengan pencegahan korosi
4) memutuskan metode katodik pencegahan korosi yang paling efektif.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


6. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/3
Kurikulum : K-13
Kompetensi : 3.10 Menalar dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
Dasar lingkungan dan kesehatan serta mengajukan gagasan cara
mengatasinya.
Materi : Dampak pembakaran bahan bakar dan cara megatasinya
Indikator Soal : Disajikan teks proses terjadinya hujan asam peserta didik dapat
menentukan penyebab terjadinya hujan asam
Level soal : 3

Soal:
Air murni mempunyai pH = 7 ( netral ). Kenyatannya cecara alamiah air hujan yang belum
tercemar mempunyai pH sekitar 5,6.
Keasaman ini secara alamiah disebabkan
oleh adanya gas CO2, NO dan SO2 yang
ada dilapisan troposfir. Hujan asam adalah
hujan yang kadar keasamannya di bawah
5,6. Hujan asam disebabkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil dengan
oksigen dari udara pada mesin-mesin
industri maupun kendaraan bermotor
menhasilkan oksida belerang dan oksida
nitrogen. Oksida ini berdifusi ke atmosfir
berekasi oksigen dan selanjutnya bereaksi
dengan air hujan membentuk asam sulfat
dan asam nitrat. Air hujan yang bersifat
asam tersebut dapat merusak bangunan, monumen, logam, dan dapat meningkatkan kadar
keasaman tanah serta air permukaan. Hal ini dapat dapat menggangu kehidupan air dan
tanaman. Mengapa pembakaran bahan bakar fosil dapat menghasilkan oksida sulfur dan
oksida nitrogen yang akan membentuk hujan asam yang mengandung asam sulfat dan asam
nitrat? ( Sumber gambar : http://pengertianku.net )
A. Karena bahan bakar fosil mengandung nitrogen dan sulfur yang akan bereaksi dengan
oksigen bersama bahan bakar di dalam mesin
B. Karena udara mengandung sulfur dan nitrogen yang akan bereaksi dengan oksigen
bersama bahan bakar di dalam mesin
C. Karena bahan bakar fosil mengandung sulfur dan udara mengadung nitrogen yang akan
bereaksi dengan oksigen bersama bahan bakar di dalam mesin.
D. Karena bahan bakar fosil mengandung nitrogen dan udara mengadung sulfur yang akan
bereaksi dengan oksigen bersama bahan bakar di dalam mesin.
E. Karena bahan bakar fosil mengandung oksida sulfur dan oksida yang akan keluar bersama
hasil pembakaran bahan bakar fosil
Kunci/Pembahasan :
Bahan bakar fosil mengandung sulfur yang akan ikut tebakar bersama bahan bakar tersebut
menghasilkan sulfur dioksida (SO2) yang akan bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat.

Udara mengandung nitrogen dan oksigen yang tidak dapat bereaksi. Dua zat ini akan bereaksi
pada suhu tinggi di dalam mesin pada saat terjadi pembakaran bahan bakar, sehingga
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur mengasilkan gas CO 2, uap air, oksida
belerang dan oksida nitrogen. Oksida belerang dan oksida nitrogen inilah yang akan
membentuk hujan asam. Soal ini termsuk soal Hots
Kunci jawaban : C

Level Kognitif : Penalaran C - 4


7. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/ 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.1 Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan


Dasar entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Materi : Perubahan entalpi standar pembakaran
Indikator Soal : Diberikan data nilai kalor per gram dari beberapa bahan bakar,
peserta didik dapat memilih bahan bakar yang menghasilkan energi
terbesar dengan tingkat pencemaran terendah.

Soal:
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran, yaitu
suatu reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai terjadinya api. Bahan
bakar merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang banyak dikenal adalah
jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara. Selain bahan bakar fosil
dikembangkan pula bahan bakar jenis lain misalnya alkohol, hidrogen. Nilai kalor bakar dari
bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang menyatakan berapa kJ kalor
yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut, misalnya nilai kalor bakar
bensin 48 kJ g-1, artinya setiap pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor
sebesar 48 kJ. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang umum dikenal.
Tabel perubahan entalpi pembakaran hidrokarbon ( ∆HOc)
Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Nilai Kalor
C H O ( kJ/gram)
Gas Alam (LNG/LPG) 70 23 0 40
Batu bara (Antrasit) 82 1 2 31
Batu bara (Bituminos) 77 5 7 32
Minyak Mentah 85 12 0 45
Bensin 85 15 0 48
Arang 100 0 0 34
Kayu 50 6 44 18
Hidrogen 0 100 0 142

Bahan bakar berikut ini yang akan menghasilkan nilai kalor terbesar serta memiliki tingkat
pencemaran terendah adalah….
A. gas alam
B. minyak mentah
C. bensin
D. arang
E. hidrogen
Kunci/Pedoman Penskoran: A
Berdasarkan nilai kalor masing-masing bahar bakar di atas dapat disimpulkan bahwa gas
hidrogen memiliki nilai kalor yang terbesar dan memiliki tingkat pencemaran yang paling
rendah.karena tidak memiliki kandungan karbon sehingga pada pembakaran hidrogen tidak
dihasilkan bahan pencemar udara. Sedang pada pembakaran bahan yang lain akan dapat
menghasilkan bahan pencemar.

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis data komposisi dan kalor berbagai bahan bakar
2) menganalisis hubungan nilai kalor dengan jenis bahan bakar
3) memutuskan jenis bahan bakar yang memiliki nilai kalor paling tinggi.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


8. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/ 1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.7 Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan


Dasar pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku
dan tekanan osmosis..
Materi : Sifat koligatif larutan
Indikator Soal : Diberikan satu contoh penerapan sifat koligatif larutan (kolam apung)
dan grafik P – T larutan, peserta didik dapat menemukan daerah yang
menjadi penyebab orang bisa mengapung.

Soal:

Dalam kolam apung, orang tidak akan tenggelam, akan mengambang seperti batu apung.
Kolam apung dibuat dengan melarutkan garam ke dalam air kolam dengan jumlah besar
sehingga menghasilkan konsentrasi yang tinggi. Fenomena kolam apung tersebut ini dapat
dijelaskan dengan pendekatan diagran PT.

(Sumber : Internet)
Jika dalam pembuatan kolam apung itu dilakukan dengan penambahan garam dapur maka
daerah yang menjadi penyebab orang bisa terapung ditunjukkan oleh diagram P – T
larutan….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Kunci/Pedoman Penskoran: A
A adalah titik terjadinya penurunan tekanan uap pelarut air oleh garam yang tidak mudah
menguap
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis diagram P-T
2) menganalisis hubungan sifat koligatif larutan dengan fenomena klam apung
3) memutuskan salah satu titik dalam diagram P-T yang menjadi penyebab terapungnya
seseorang dikolam apung.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


9. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XII/1
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi : 3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan


Dasar cara mengatasinya
Materi : Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
Indikator Soal : Disajikan gambar korosi suatu logam dan reaksi spontan logam dalam
larutan, peserta didik dapat menentukan logam yang dapat melindungi
besi dari korosi

Soal:

Secara kuantitatif, di Indonesia memang belum pernah dilakukan


perhitungan besarnya kerugian akibat dari karat. Namun sebagai
gambaran, di Amerika kerugian akibat serangan karat mencapai
15 miliar dolar per tahun atau sekitar 13.5 trilun rupiah jika 1 dolar
AS diasumsikan 9000 rupiah.
Seluruh anggaran belanja Negara Indonesia pada tahun ini
sekitar 24 triliun rupiah per tahun, jadi jumlah kerugian akibat
serangan karat di Amerika bahkan lebih besar dari setengah
anggaran belanja Negara per tahun. Jumlah yang tidak sedikit
bukan? Untuk mencegah kerugian yang semakin besar dilakukan
berbagai cara untuk melindungi besi salah satunya adalah
perlindungan katodik dengan menggunakan magnesium.
magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif ( berarti lebih
mudah berkarat ) daripada besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak.
(Sumber : wikipedia)
reaksi spontan perlindungan katodik tersebut sebagai berikut:
Mg (s) + Fe2+(aq)  Mg2+(aq) + Fe(s) Eo sel = + 2,77 Volt
Jika diketahui reaksi spontan beberapa sel sebagai berikut:
Al (s) + Zn2+(aq)  Al3+(aq) + Zn(s) Eo sel = + 0,90 Volt
Al (s) + Ni2+(aq)  Al3+(aq) + Ni(s) Eo sel = + 1,42 Volt
Mg (s) + Zn2+(aq)  Mg2+(aq) + Zn(s) Eo sel = + 1,57 Volt
2+ 2+
Zn (s) + Pb (aq)  Zn (aq) + Pb(s) Eo sel = + 0,63 Volt
Berdasarkan persamaan reaksi spontan di atas logam yang dapat digunakan untuk melindungi
besi dari korosi adalah ….
A. Pb dan Zn
B. Al dan Pb
C. Al dan Zn
D. Ni dan Pb
E. Al dan Ni
Pembahasan:
Beri nomor selueruh reaksi yang ada:
1. Mg (s) + Fe2+(aq)  Mg2+(aq) + Fe(s) Eo sel = + 2,77 Volt
2. Al (s) + Zn2+(aq)  Al3+(aq) + Zn(s) Eo sel = + 0,90 Volt
3. Al (s) + Ni2+(aq)  Al3+(aq) + Ni(s) Eo sel = + 1,42 Volt
4. Mg (s) + Zn2+(aq)  Mg2+(aq) + Zn(s) Eo sel = + 1,57 Volt
5. Zn (s) + Pb2+(aq)  Zn2+(aq) + Pb(s) Eo sel = + 0,63 Volt

Dari reaksi no 1 diketahui posisi Mg disebelah kiri Fe (Mg<Fe)dari no diket Mg< Zn


Posisi Zn dan Fe ditentukan dgn menjumlahkan reaksi no 1 dan 4 (no 4 di balik) dan diketahui
posisi Zn < Fe, jadi Mg<Zn<Fe selanjutnay dari no 2 diket Al<Zn dan seterusnya sehingga diket
urutan posisi logam Al<Mg<Zn<Fe<Ni<Pb sehingga jawabannya C

Keterangan:
Soal di atas merupakan soal hots dengan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Terdapat stimulus yang bersifat kontekstual berupa gambar perkaratan pada logam besi
dan informasi tentang kerugian akibat korosi dan salah satu cara pencegahannya.
2. Peserta didik harus memahami penentuan harga Eo sel.
3. Peserta didik menganalisis urutan oksidator dan reduktor berdasarkan Eo sel yang telah
diketahui.
4. Dari hasil analisis tersebut peserta didik menentukan logam-logam mana saja yang
dapat melindungi besi dari korosi secara katodik.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


10. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/3
Kurikulum : K-13

Kompetensi : 3.7 Memahami berbagai jenis entalpi reaksi (entalpi pembentukan,


Dasar entalpi pembakaran, dan lain-lain), hukum Hess dan konsep energi
ikatan
Materi : Energi dan kalor
Indikator Soal : Di berikan perubahan entalpi pembakaran bahaj bakar, Peserta didik
dapat mengurutkan besarnya kalor yang terjadi pada pembakaran
bahan bakar tersebut pada masa yang sama.

Soal:
Pada pembakaran hidrokarbon akan tejadi gas CO2 dan H2O yang disertai dengan pelepasan
kalor. Kalor yang di lepas ini dapat dimanfaatkan untuk sumber panas untuk keperluan rumah
tangga maupun untuk sumber energi kendaraan bermotor. Berikut ini disajikan data perubahan
entalpi pembakaran 5 macam bahan bakar pada keadaan standar :

N0 Nama bahan bakar Rumus Perubahan entalpi pembakaran


( k Joule )
1 Alcohol C2H5OH - 278
2 Propana C3H8 - 2023
3 Bensin C8H18 - 5060
4 Solar C16H36 - 9920
5 Minyak tanah C14H30 - 8705

Berdasarkan data entalpi pembakaran tersebut, jika bahan bakar tersebut dengan massa sama
digunakan untuk memasak 2 liter air yang bersuhu 25 oC, maka suhu air akan semakin tinggi
dengan urutan penggunaan bahan bakar sbb :

A. Alcohol – propane – bensin – solar – bensin


B. Alkohol – solar – minyak tanah – bensin – propana
C. Alkohol – solar – minyak tanah – bensin – propana
D. Propana – bensin – minyak tanah – solar – alkkohol
E. Propana – bensin – minyak tanah – solar - alkohol

Kunci/Pedoman Penskoran: B
Misalnya massa bahan bahan bakar sama yaitu : 1000 gram. Kalor yang tejadi pada
ppembakaran 1000 gram bahan bakar tesebut masing-masing sbb :
Kalor (Q) C3H8 = 1000/44 x 2023 = 45.977kj
Kalor (Q) C2H5OH = 1000/46 x 278 = 6.043kj
Kalor (Q) C8H18 = 1000/114 x 5060 = 44386kj
Kalor (Q) C16H36 = 1000/228 x9920 = 43.508kj
Kalor (Q) C14H30 = 1000/198 x 8705 = 43.964kj

Keterangan :
Soal ini termsuk soal Hots

Untuk dapat megurutkan peserta didik harus dapat menganalisis data, sehingga diperoleh
besarnya energi yang dihasilkan pada pembakaran masing-masing bahan bakar. Kemudian
menentukan suhu air yang dapat dicapai dengan pemanasan menggunakan kalor yang berasal
dari pembakaran bahan bakar tersebut.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


11. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/
Kurikulum : K-13

Kompetensi Dasar : 3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
Materi : Persamaan laju reaksi
Indikator Soal : Disajikan data konsentrasi 2 jenis larutan yang bereaksi dan laju reaksi,
peserta didik dapat menentukan laju raksi untuk konsentrasi yang berbeda.

Soal:
Reaksi kimia dapat berlangsung cepat maupun berlangsung lambat. Perkaratan besi, reaksi-
reaksi kimia dalam tubuh, dan reaksi antara bahan cat dan oksigen merupakan contoh reaksi
yang berlangsung lambat. Reaksi antara larutan asam dan basa atau reaksi pembakaran
campuran bensin dan udara di dalam mesin kendaraan bermotor merupakan contoh reaksi
yang sangat cepat. Laju reaksi sangat bermanfaat bagi industri dalam proses produksinya.
Karena waktu, tenaga, dan biaya sangat berarti, maka laju reaksi yang cepat dan terkendali
akan menguntungkan industri tersebut. Reaksi kimia secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut :
mA + nB → pC + qD
Sedangkan penudata percobaan laju reaksi yang diperoleh dari reaksi

[A] [B] Laju reaksi


Percobaan
Molar Molar Molar/ detik
1 0,01 0,20 0,02
2 0,02 0,20 0,08
3 0,03 0,20 0,18
4 0,03 0,40 0,36
Tuliskan persamaan laju reaksinya !

Kunci/Pedoman Penskoran:
PEMBAHASAN SKOR
Pada persamaan reaksi mA + nB → pC + qD berlaku laju reaksi v
V = k [A]x[B]y 1
Orde reaksi terhadap A, bandingkan ν2 terhadap ν1

1
1
Orde reaksi terhadap B, bandingkan ν4 terhadap ν3

Sehingga 1
V = k [A]x[B]y = k [A]2[B]1

1
Jika konsentrasi masing-masing 0,3 M, maka :
V = k [0,3)2[0.3]
= 5000 [0,03]2[0,3] 1

= 0,27
Skor maksimal 7

Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis berbagai data percobaan laju reaksi
2) transfer konsep matematika kedalam konsep orde reaksi
3) menganalisis hubungan konsentrasi dengan laju reaksi
4) memutuskan besarnya orde reaksi dan persamaan laju reaksi.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


12. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/4
Kurikulum : K-13

Kompetensi Dasar : 3.12 Menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Materi : Larutan Buffer
Indikator Soal : Disajikan data mol asam kuat dan mol basa lemah berikut harga Kb,
peserta didik dapat menentukan harga pH atau pOH larutan buffer
dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.

Soal:
Larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH. Larutan buffer memiliki pH yang
konstan, terhadap pengaruh pengenceran atau ditambah sedikit asam
atau basa. Secara teoritis berapa pun diencerkannya pH tidak akan
berubah, tetapi dalam praktiknya jika pengenceran besar sekali, jelas
pH-nya akan berubah. Nama lain larutan buffer adalah larutan dapar atau
larutan penyangga. Sistem penyangga di atas membantu menjaga pH
darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4. Larutan buffer dapat dibentuk
dari campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Tentukan pH larutan
yang tejadi jika 50 mL larutan NH4OH 0,2 M dicampurkan kedalam 50 mL
larutan HCl 0,1 M jika diketahu Kb = 2 x 10–5!

Kunci/Pedoman Penskoran:
PEMBAHASAN SKOR
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O 1
mula-mula 10 mmol 5 mmol 1
bereaksi 5 mmol 5 mmol 1
akhir 5 mmol - 5 mmol
1

[OH-] = 1

1
[OH-] = 1
1
[OH-] = 2 x 10-5 1
pOH = - log 2 x 10-5
pOH = 5 – log 2
pH = 14 – (5 – log 2)
pH = 9 + log 2
Skor maksimal 11
Keterangan:
Soal mengukur kemampuan peserta didik dalam
1) menganalisis data percobaan larutan buffer
2) transfer konsep matematika kedalam konsep perhitungan pH larutan buffer
3) menganalisis hubungan konsentrasi dengan pH buffer
4) memutuskan besarnya harga pOH dan pH larutan buffer.
Oleh karenanya soal ini termasuk kategori HOTS

Level Kognitif : Penalaran C - 4


13. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XII/5
Kurikulum : K-13
Kompetensi Dasar : 3.6. Menerapkan hukum/aturan dalam perhitungan terkait sel
elektrokimia.
Materi : Sel Elektrolisis dan Hukum Faraday
Indikator Soal : Disajikan gambar sel electroplating ( penyepuhan) dan data listrik
yang digunakan pada proses tersebut, peserta didik dapat:
a. Menuliskan persamaan reaksi di katoda
b. Menuliskan persamaan reaksi di katoda
c. Menghitung massa ekivalen perak
d. Menghitung pertambahan massa sendok pada proses tersebut.

Soal:

Kotagede Yogyakarta terkenal dengan dengan industri


kerajinan perak yang berupa bross, cincin, gelang, kalung,
alat-alat rumah tangga, dll. Pada pembuatan kerajinan tersebut
mereka menerapkan metoda elektropalting.
Sebagai contoh untuk melapisi sendok besi dengan logam
perak dilakukan dengan cara menyelupkan sendok tersebut ke
dalam sel elektrolisis yang berisi larutan AgNO3 selama 1 jam
dengan arus listrik 10A seperti terlihat pada gambar.
Berapakah pertambahan massa sendok tersebut? diketahui
massa molar Ag = 108?

Sumber : http://kusnantomukti.uns.ac.id

Kunci/Pedoman Penskoran:

PEMBAHASAN SKOR

a. Reaksi di katoda : Ag+(s) + 1 e  Ag(s) 1


b. Reaksi di anoda : 2H2O  4H+ + O2 + 4 e 1

c. Massa ekivalen Ag = 1

1
=

1
d. Massa Ag = 108 x
1

Massa Ag = x
7

= 40,29 gram
Skor maksimal 7

Keterangan:
Soal ini termsuk soal Hots
Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik peserta didik harus menggabungkan beberapa
konsep yaitu reaksi reduksi, massa ekivalen, hukum Faraday, dan peserta didik harus mealukan
analsisi analsis ion-ion yang ada dalam larutan untuk menentukan ion manakah yang akan
mengalami oksidasi di anoda maupun reduksi di katoda.

Level Kognitif : Penalaran C - 4


14. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/3
Kurikulum : K-13

Kompetensi Dasar : 4.5 Memahami berbagai jenis entalpi reaksi (entalpi pembentukan,
entalpi pembakaran, dan lain-lain), hukum Hess dan konsep
energi ikatan
Materi : Termokimia
Indikator Soal : Disajikan data Hf° senyawa dalam suatu reaksi, peserta didik dapat
membuktikan bahwa pembakaran sempurna menghasilkan kalor
yang lebih banyak dari pada pembakaran tidak sempurna.

Soal:
Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). pembakaran alkana
berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO 2
sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. Reaksi pembakaran sempurna:

CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g) + E


Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4 (g) + 3 O2 (g) → 2 CO(g) + 4 H2O (g) + E


Pembakaran sempurna senyawa karbon menghasilkan gas CO 2 dan uap air. Sedangkan pada
proses pembakaran yang tidak sempurna dapat terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan
serbuk karbon (jelaga). Gas karbon monoksida yang terbentuk pada proses pembakaran tidak
sempurna sangat berbahaya bagi makhluk hidup (manusia dan hewan) karena gas CO sangat
mudah diikat oleh hemoglobin membentuk COHb, sehingga hemoglobin tidak dapat mengikat
gas oksigen untuk didistribusikan ke bagian tubuh.

Apabila kita menghirup udara yang mengandung gas CO dengan kadar ± 100 ppm dalam waktu
5 menit akan timbul gejala keracunan CO. Tanda-tandanya keracunan gas CO badan gemetar
kemudian pingsan dan jika tidak cepat ditolong akan menjadi koma dan berakhir dengan
kematian. Buktikan bahwa pada pembakaran sempurna menghasilkan kalor yang lebih banyak
dari pada pembakaran tidak sempurna? Diketahui : Hf° CH4(g) = – 75,18 kJ/mol; Hf° CO2(g)
= – 94,1 kJ/mol; Hf° H2O(l) = – 68,4 kJ/mol; Hf° CO(g) = – 26,4 kJ/mol.

Kunci/ Pedoman Penskoran:

PEMBAHASAN SKOR

Pembakaran Sempurna CH4 berlangsung menurut reaksi :


CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (l) 1
Hreaksi = H Hasil - H pereaksi
= {(- 94,1) + 2 (-68,4)} – (-75,18) 1
= - 155,72 kJ
1
Pada pembakaran sempurna CH4 tiap mol CH4 menghasilkan kalor sebesar 155,72 1
kJ
Pembakaran CH4 tak sempurna berlangsung menurut reaksi:
CH4 (g) + 3/2 O2 (g)  CO (g) + 2 H2O (l) 1
Hreaksi = H Hasil - H pereaksi
1
= {(- 26,4) + 2 (-68,4)} – (- 75,18)
= - 88,02 kJ 1
Pada pembakaran tidak sempurna, 1 mol CH4 menghasilkan kalor sebesar 88,02
kJ. 1
Dari hasil perhitungan terbukti bahwa pembakaran sempurna menghasilkan kalor
yang lebih banyak dari pada pembakaran tidak sempurna.

menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna menghasilkan energi dalam 2


jumlah yang kecil dibandingkan dengan pembakaran sempurna.

Skor maksimal 10

Keterangan :
Untuk dapat membuktikan bahwa pada pembakaran tidak sempurna menghasilkan energi lebih
kecil dari pembakaran sempurna peserta didik harus melalui tahap perhitungan hasil energi
masing masing pembakaran kemudian membandingkan hasilnya. Untuk dapat menghitung
energi hasil pembakaran peserta didik harus mengetahui konsep reaksi kimia, persamaan
reaksi, konsep entalpi, dan besarnya energi yang dihasilkan dari suatu reaski kimia.
Oleh karenan itu soal ini termasuk kategori HOTS

Level Kognitif : Penalaran C - 4


15. KARTU SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/Semester : XI/4
Kurikulum : K-13

Kompetensi Dasar : 4.11 Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat
terhidrolisis dalam air.
Materi : Hidrolisis garam
Indikator Soal : Disajikan data mol asam kuat dan mol basa lemah dan harga Kb,
peserta didik dapat menentukan harga pH atau pOH larutan
hidrolisis dengan menggunakan prinsip kesetimbangan

Soal:
Hidrolisis adalah istilah umum untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hidro
yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian)

Komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (= H+) atau ion OH-. Jika hidrolisis menghasilkan
ion H3O+ maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH - maka larutan
bersifat basa. Hidrolisis garam sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted Lowry.
Komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah merupakan basa atau asam
konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan air, sedangkan komponen garam yang
berasal dari asam atau basa kuat.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air mengalami hidrolisis sebagian
karena salah satu komponen garam (kation basa lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan ion
H+ maka pH < 7 sehingga larutan garam bersifat asam.

Berapakah pH campuran yang terdiri atas 50 mL larutan NH 4OH 0,2 M dan 50 mL larutan HCI
0,2 M (Kb = 10–5)!
Kunci/Pedoman Penskoran:
PEMBAHASAN SKOR

NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl (aq) + H2O(l) 1


Mula-mula 10 mmol 10 mmol 1
Bereaksi 10 mmol 10 mmol 1
Sisa 10 mmol 10 mmol 1

1
[NH4Cl] = = 0,1 M

1
+
[H ] = 1
1
+ 1
[H ] = 10-5
pH = - log 10-5
pH = 5
Skor maksimal 9

Soal mengukur kemampuan peserta didik dalam


1) menganalisis data percobaan hidrolisis larutan
2) transfer konsep matematika kedalam konsep perhitungan pH hidrolisis
3) menganalisis hubungan konsentrasi dengan pH hidrolisis
4) memutuskan besarnya harga pOH dan pH larutan hidrolisis
Oleh karena itu soal ini termasuk kategori HOTS

Level Kognitif : Penalaran C - 4

Anda mungkin juga menyukai