Anda di halaman 1dari 6

A.

Daftar Perbedaan antara KFT yang berlaku di Indonesia (Standar Pelayanan

Kefarmasian) dan DTC (menurut WHO) (buat dalam bentuk table berdasarkan

Definisi, Tujuan, Fungsi, Struktur Organisasi, Frekuensi Rapat)

Komite/Tim Farmasi Terapi


No Perbedaan DTC (Menurut WHO)
(KFT) di Indonesia
1 Definisi Menurut Peraturan Menteri Drug and Therapeutics
Kesehatan Nomor 72 tahun Committee (DTC)
2016 : merupakan unit
kerja/komponen penting
Komite/Tim Farmasi dan dari bagian perawatan
Terapi yang merupakan unit kesehatan dalam program
kerja dalam memberikan pemilihan, penggunaan dan
rekomendasi kepada pimpinan distribusi obat di Rumah
Rumah Sakit mengenai Sakit. DTC berkontribusi
kebijakan penggunaan Obat di pada tujuan untuk
Rumah Sakit yang anggotanya meningkatkan pemilihan
terdiri dari dokter yang obat dan penggunaan obat-
mewakili semua spesialisasi obatan secara rasional.
yang ada di Rumah Sakit,
Apoteker Instalasi Farmasi,
serta tenaga kesehatan lainnya
apabila diperlukan.

Menurut Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
HK.01.07/MENKES/200/2020
:

Komite/Tim Farmasi dan


Terapi merupakan salah satu
Komite/Tim yang ada di
rumah sakit yang
menyelenggarakan fungsi
tertentu di rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan dan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.

2 Tujuan a. Menyusun dan Memastikan bahwa pasien


menerbitkan kebijakan- mendapatkan biaya yang
kebijakan mengenai terbaik dan kualitas
pemilihan obat, perawatan yang efektif
penggunaan obat serta melalui penentuan obat
evaluasinya di Rumah yang tersedia.
Sakit.
b. Meningatkan pengetahuan Untuk mencapai tujuan ini
staf professional kesehatan DTC akan memiliki tujuan
dengan pengetahuan sebagai berikut :
terbaru yang berhubungan a. Untuk mengembangkan
dengan obat dan dan menerapkan sistem
penggunaan obat sesuai formularium yang
kebutuhan. efisien dan hemat biaya.
b. Memastikan bahwa
hanya obat-obatan yang
berkhasiat, aman, hemat
biaya, dan berkualitas
baik yang digunakan.
c. Untuk memastikan
keamanan obat melalui
pemantauan dan
evaluasi serta mencegah
terjadinya reaksi obat
yang merugikan
(ROTD) dan kesalahan
pengobatan.
d. Mengembangkan dan
menerapkan intervensi
untuk meningkatkan
penggunaan obat oleh
pemberi resep,
dispenser, dan pasien.
Yang membutuhkan
penyelidikan dan
pemantauan obat-obatan
yang digunakan.
3 Fungsi a. Menyusun program kerja a. Komite penasehat untuk
yang akan dilakukan yang staf medis, administrasi
disetujui oleh direktur; dan farmasi.
b. Mengembangkan b. Pengembangan
kebijakan tentang kebijakan obat-obatan.
penggunaan obat di rumah c. Mengevaluasi dan
sakit; memilih obat untuk
c. Melakukan seleksi dan daftar formularium.
evaluasi obat yang akan d. Mengembangkan
masuk dalam formularium pedoman pengobatan
rumah sakit; standar.
d. Mengembangkan standar e. Menilai penggunaan
terapi; obat untuk
e. Mengidentifikasi mengidentifikasi
permasalahan dalam masalah.
penggunaan obat; f. Melakukan intervensi
f. Melakukan intervensi yang efektif untuk
dalam meningkatkan meningkatkan
penggunaan obat yang penggunaan obat.
rasional; g. Mengelola reaksi obat
g. Mengkoordinir yang merugikan.
penatalaksanaan reaksi h. Mengelola kesalahan
obat yang tidak pengobatan.
dikehendaki; i. Penyebaran dan
h. Mengkoordinir transparansi informasi.
penatalaksanaan kesalahan
penggunaan obat
(medication error); dan
i. Menyebarluaskan
informasi terkait kebijakan
penggunaan obat di rumah
sakit

Fungsi Lain :
Melakukan seleksi dan
evaluasi obat yang akan masuk
dalam Formularium Rumah
Sakit dan memberikan
rekomendasi kepada
direktur/kepala rumah sakit
mengenai kebijakan
penggunaan obat di rumah
sakit.
4 Struktur Komite/Tim Farmasi dan Keanggotaan Drug and
Organisasi Terapi terdiri dari dokter, Therapeutics Committee
apoteker, dan tenaga kesehatan (DTC) dipilih dengan
lain yang di perlukan. mengacu pada posisi dan
tanggung jawab serta
Struktur Organisasi: memiliki kerangka acuan.
1. Direktur atau kepala Keanggotaannya meliputi:
Rumah Sakit Seorang dokter perwakilan
2. Ketua Komite/Tim Farmasi setiap spesialis utama,
dan Terapi adalah seorang farmakologis utama,
dokter atau seorang perawat, adiministrator,
apoteker. ahli mikroba klinis, dan
3. Jika diketuai oleh dokter anggota departemen catatan
maka sekretarisnya adalah rumah sakit.
apoteker, namun apabila
diketuai oleh apoteker, Struktur Organisasi:
maka sekretarisnya adalah 1. Direktur Klinis Rumah
dokter. Sakit atau direktur lain
yang ditunjuk.
2. Ketua Drug and
Therapeutics Committee
(DTC) adalah seorang
dokter medis senior
yang idealnya terkenal
dan dihormati.
3. Sekertaris DTC adalah
seorang apoteker.

5 Frekuensi Komite/Tim Farmasi dan Pertemuan rutin DTC


Rapat Terapi harus mengadakan dilakukan setidaknya setiap
rapat secara teratur, sedikitnya 3 (tiga) bulan sekali atau
2 (dua) bulan sekali dan untuk sebaiknya dilakukan setiap
Rumah Sakit besar rapat 1 (satu) bulan sekali.
diadakan sekali dalam 1 (satu)
bulan.

WHO. 2014. Drug and Therapeutics Commitees: A Practial Guide oleh Department
of Essential Drugs and Medicines Policy. World Health Organization. Geneva.

Anda mungkin juga menyukai