Anda di halaman 1dari 73

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 3 BOYOLALI
Alamat : Jl Perintis Kemerdekaan, Boyolali KodePos 57316
Telepon (0276)-324586 , Faximile 0276-324586

Oleh :
MUSTAKIM , S.Pd

Untuk SMA Negeri 3 Boyolali kelas X


JILID 1b
SEMESTER 2
KURUKULUM 2013 ( REVISI 2016 )
SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh..

Disusunnya buku diktat kimia kelas X MIPA yang berisi materi pengajaran kimia
kelas X MIPA sesuai kurikulum 2013 yang sudah direvisi ( Revisi 2016 ) untuk kegiatan
pembelajaran kimia SMA Negeri 3 boyolali, saya sambut dengan syukur Alhamdulillah.
Semoga mendapat sambutan yang baik pula dari para guru mata pelajaran kimia dan para
siswa jurusan MIPA kususnya kelas X.

Buku ini saya himbau untuk dibaca bapak atau ibu guru pemangku mata pelajaran
kimia dan para siswa kelas X yang mengambil jurusan MIPA untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang pembelajaran kimia sesuai kurikulum 2013 yang telah direvisi . Bagi
bapak atau Ibu pengampu mata pelajaran kimia buku ini saya nyatakan dapat digunakan
sebagai salah satu sumber bahan pembelajaran kimia di kelas X MIPA semester 2 .

Maka mudah-mudahan dengan disusunnya buku diktat ini dapat membantu para
guru pemangku mata pelajaran kimia dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di
lingkungan SMA Negeri 3 Boyolali. Akhirnya mari kita semua berdo’a memohon kepada Allah
Azza wa Jalla , Semoga SMA Negari 3 Boyolali ke depan lebih baik dan maju . Aamiin...

Boyolali, januari 2019

Wassalam

KHAERUL ANWAR, S.Pd

Diktat Kimia 1a / Mustakim / Smaga Boy


i
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah , Tuhan semesta alam. Allah Maha Mengetahui , Maha
Berkalam , Maha pencipta atau Maha pembuat sesuatu.Tidak ada ciptaan Allah yang tidak
seimbang dan serasi . Shalawat dan salam selalu terlimpah kepada rasul Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam dan para pengajar yang beriman yang selalu mengajarkan ilmu
yang bermanfaat bagi kehidupan .

Kemudian, Kami bersyukur berkat izin dan pertolongan-Nya dapat menyusun buku
diktat pembelajaran kimia kelas X sesuai tuntutan kurikulum 2013 . Pembelajaran dalam
kurikulum 2013 menggunakan model langsung ( direct intruksional ) dan tidak langsung (
indirect intruksional ). Pembelajaran langsung digunakan untuk mencapai kompetensi
pengetahuan ( KI 3 ) dan kompetensi ketrampilan ( KI 4 ). Sementara pembelajaran tidak
langsung untuk mencapai sikap religious ( KI 1 ) dan sikap sisial ( KI 2 ). Pembelajaran
langsung bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas .Pembelajaran tidak langsung
includ dengan mengkondisikannya saat terjadi proses pembelajaran sedang berlangsung
berupa dampak pengiring ( nurturant effect ).

Pembelajaran kurikulum 2013 , baik langsung maupun tidak langsung menggunakan


pendekatan saintifik ( pendekatan berbasis proses keilmuan ) dan menggunakan setrategi
kontekstual ( pengalaman hidup atau dunia nyata ). Diantara model pembelajaran yang
direkomendasikan sesuai pendekatan saintifik misalnya discovery learning, project based
learning, problem based learning dan inquiry learning. Buku modul ini disusun secara
sederhana , ringkas dan mudah . Namun Insya Allah padat berisi dan di sesuaikan dengan
tuntutan kurikulum 2013. Setiap kompetensi dasar untuk mencapai kompetensi
pengetahuan disajikan kegiatan literasi ( bereksplorasi memahami materi ) dan diskuisi (
memperdalam materi ) . sementara untuk mencapai kompetensi ketrampilan disajikan
kegiatan praktik atau produk atau proyek atau portofolio.

Suatu keniscayaan jika dalam buku diktat ini ada kesalahan dan banyak kekurangannya
.Penyusun hanya seorang pengajar mata pelajaran kimia , bukan ahli ilmu kimia dan bukan
pakar ilmu kimia. Oleh itu siapaun yang menjumpahi kesalahan dalam buku diktat ini harus
di benarkan dan jika menjumpahi kekurangan harus diperbaiki. Tak lupa kritik dan saran dari
pembaca yang mulia. Akhirnya kita berdo’a dan berharap semoga Allah merahmati dan
meridhoi kita semua .Aamien , aamien , aamien.

Penyusun

Diktat Kimia 1a / Mustakim / Smaga Boy


ii
DAFTAR ISI

Sambutan kepala sekolah ∞—...i


Kata pengantar ∞—...ii
Daftar isi ∞—...iii

BAB 1 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT ∞—......................................... 1

A. JENIS LARUTAN DAN SIFATNYA∞—.......................................................... 1


Pertemuan ke – 1
Jenis Larutan dan zat Terlarut ∞—............................................................. 2

B. DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ∞—...................................................... 5


Pertemuan ke -2
Daya Hantar Listrik dan Manfaat Larutan ∞—........................................... 5

UJI KOMPETENSI ∞—.................................................................................... 10

BAB 2 REAKSI REDOKS DAN IDENTITAS ZAT ∞—...................................................... 15

A. BILOKS DAN REKASI REDOKS ∞—............................................................. 15


Pertemuan ke – 1
Bilangan oksidasi dan Reaksi Redoks ∞—................................................... 15
Pertemuan ke – 2
Menentukan Oksidator dan reduktor ∞—.................................................. 20

B. RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA ∞—....................................................... 21


Pertemuan ke – 3
Rumus kimia dan tata nama senyawa ∞—.................................................. 21

C. PENYETARAAN REAKSI KIMIA ∞—........................................................... 29


Pertemuan ke – 4
Penyetaraan raksi kimia sederhana ∞—.................................................... 29

UJI KOMPETENSI ∞—.................................................................................... 35

BAB 3 STOIKIOMETRI KIMIA∞—.............................................................................. 41

A. HUKUM DASAR KIMIA∞—....................................................................... 41


Pertemuan ke – 1
Lima Hukum dasar Kimia∞—.................................................................... 41
Pertemuan ke – 2
Membuktikan hukum dasar kimia ∞—...................................................... 45

B. KONSEP MOL ∞—.................................................................................... 57


Pertemuan ke – 3
Massa Relatif dan Konsep Mol ∞—............................................................ 47

Diktat Kimia 1a / Mustakim / Smaga Boy


iii
C. PERANAN KONSEP MOL ∞—.................................................................... 51
Pertemuan ke – 4
Peranan konsep mol ∞—.......................................................................... 51

D. KADAR ZAT DAN LARUTAN ∞—................................................................ 57


Pertemuan ke – 5
Kadar zat dan Konsentrasi Larutan ∞—..................................................... 57
Pertemuan ke – 6
Membuat larutan dengan kadar tertentu ∞—........................................... 60

UJI KOMPETENSI ∞—.................................................................................... 62

Daftar Pustaka ∞—....................................................................................... 68

Diktat Kimia 1a / Mustakim / Smaga Boy


iv
BAB 1 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
PENDAHULUAN

K D : Pengetahuan dan Ketrampilan

3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya


4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan dan pelaksanaan
percobaan

Motivasi Pembelajaran

1. Perhatikan fenomena dari penerapan sifat larutan berikut :

Kenapa ada Orang mencari ikan dengan pakai setrum listrik dari accu ? Kenapa banyak bahan dan
produk kimia yang berwujud larutan ? . Semua fenomena ini berhubungan dengan sifat larutan
sebagaimana akan di jelaskan di bab ini.
2. Perhatikan fenomena dari alam yang berhubungan dengan sifat larutan berikut :

Lautan merupakan wadah raksasa tempat berbagai macam reaksi kimia berlangsung dan menjadi sumber bagi
kehidupan kita. Air laut merupakan penghantar listrik yang baik, sementara air murni merupakan penghantar
yang sangat jelek.Petir. Petir merupakan fenomena alam yang menakjubkan, bagaimana awan dapat
membentuk lecutan sedahsyat itu. Benjamin Franklin mengadakan percobaan layang-layang untuk
menunjukkan adanya muatan negatif pada petir dan sekaligus menunjukkan air hujan dapat
bertindak sebagai penghantar listrik.

A. JENIS LARUTAN DAN SIFATNYA

Prasarat Pengetahuan :
Memahami berbagai produk kimia dalam kehidupan sehari-hari yang berujud larutan dan
gejala adanya listrik di alam dan di lingkungan .

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


1
Pertemuan ke-1
Jenis Larutan Dan Zat terlarutnya

 Kegiatan Literasi

1. Pengertian Larutan

Apa yang kalian pikirkan tentang larutan? Air? Benar, sebagian besar larutan yang kita
kenal memang melibatkan air sebagi pelarut. Tetapi ingat larutan tidak hanya dalam air.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua senyawa atau lebih. Larutan terdiri
dari pelarut dan zat terlarut dengan komposisi tertentu. Pelarut (biasanya) ada dalam porsi
yang lebih banyak dibandingkan dengan zat terlarut.
Seperti zat terlarut yang bisa berupa apa saja asal dapat terlarut dalam pelarut secara
homogen, pelarut juga tidak melulu air akan tetapi semua zat yang bisa melarutkan,
menyebarkan zat terlarut secara merata.
Larutan dapat dibedakan berdasar wujud pelarutnya dan daya hantar listriknya.
a. Berdasarkan wujud pelarutnyanya bisa berupa larutan padat seperti baja ( campuran
besi dan logam lainya ), larutan cair seperti larutan garam ( campuran air dan garam ) ,
dan larutan gas seperti udara ( campuran berbagai gas ).
b. Berdasarkan daya hantar listriknya bisa berupa larutan non elektrolit (tidak
menghantarkan listrik) dan larutan elektrolit (dapat menghantarkan listrik). Larutan
elektrolit dalam menghantarkan listrik ada yang kuat dan ada yang lemah tergantung
zat elektrolit yang dikandungnya.

2. Jenis larutan dan sifatnya

Perhatikan keadaan alat uji elektrolit dan ilustrasi dari wujud zat yang terdapat
dalam 3 jenis larutan berikut :

Larutan disebut elektrolit ketika di dalamnya terdapat ion-ion yang dihasilkan dari
proses ionisasi. Nah, ternyata proses ionisasi ini ada tingkatannya dan ia sangat
mempengaruhi kemampuan menghantarkan listrik Ada senyawa yang ketika dilarutkan
dapat terionisasi secara sempurna, ada yang bisa terionisasi sebagaian, ada juga yang sedikit
sekali terionisasi. Tingkat ionisasi sangat bergantung pada derajat ionisasi dari senyawa
tersebut. Derajat ionisasi dirumuskan dengan
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
2
Contoh Soal
Berapakah derajat ionisasi dari asam lemah HX bila diketahui sebanyak 0,0005 mol
asam yang terionisasi dari 0,1 mol asam yang dilarutkan dalam air?
Jawab:
Derajat ionisasi:

Larutan berdasarkan bisa tidaknya dan bagus tidaknya menghantar listrik terbagi atas
3 jenis yang mempunyai ciri-ciri tersendiri seperti yang ada dibawah berikut ini :

a. Larutan Elektrolit Kuat


Larutan elektrolit kuat, yakni larutan yang semua molekulnya terurai mejadi ion-ion
(terionisasi sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang
terbentuk, maka daya hantarnya juga kuat. Umumnya larutan elektrolit kuat adalah
larutan garam.
Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Kuat
1) Penghantar arus listrik kuat atau baik
2) Terionisasi dengan sempurna
3) Tetapan atau derajat ionisasi (α) = 1
4) Jika diuji, larutan elektrolit kuat memiliki nyala lampu yang terang dan muncul
gelembung gas yang banyak
Contohnya :
1) Garam (NaCl, KCl, CuSO4 dan KNO3),
2) Asam Kuat (HCl, HI, HBr, H2SO4 dan HNO3), dan
3) Basa Kuat (NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2 dan KOH)

b. Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah, yakni larutan yang tidak semua molekulnya terionisasi
(ionisasi tidak sempurna), sehingga hanya sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan
listrik.
Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Lemah
1) Penghantar listrik yang kurang baik atau lemah
2) Terionisasi sebagian
3) Tetapan atau derajat ionisasi (α) , 0 < α < 1
4) Jika diuji, larutan elektrolit lemah nyala lampunya lemah dan muncul gelembung gas
yang sedikit.
Contoh Larutan Elektrolit Lemah
1) Asam Lemah (HCN, H3PO4, CH3COOH, dan C2O3)
2) Basa Lemah (NH4OH, Al(OH3 dan Fe(OH)3).

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


3
c. Larutan Non Elektrolit
Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Larutan-larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam air namun tidak
terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, zat not-elektrolit tetap seperti
molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah mengapa larutan ini tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Ciri-Ciri Larutan Non Elektrolit
1) Tidak dapat terionisasi
2) Tidak dapat menghantarkan arus listrik atau isolator
3) Tetapan atau derajat ionisasi (α) = 0
4) Jika diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas.
Contoh Larutan Non Elektrolit
1) Urea = CO (NH2)2
2) Glukosa = C6H12O6
3) Sukrosa = C12H22O11
4) Etanol = C2H5OH

3. Jenis zat elektrolit dalam larutan

Kemampuan menghantarkan listrik dari suatu larutan bergantung pada jenis zat
terlarut. Jenis ikatan kimia pada zat terlarut merupakan faktor utama yang mempengaruhi
daya hantarnya. Ditinjau dari ikatan kimia, senyawa zat elektrolit dapat dibedakan menjadi
senyawa ionik dan senyawa kovalen polar .

a. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang
bergabung oleh karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa ionik
antara lain NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl. Dalam bentuk
padat (kristal), ion-ion tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi kristalnya sehingga
tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, padatan senyawa ionik tidak dapat
menghantarkan listrik. Jika padatan tersebut dilelehkan atau dilarutkan dalam air,
maka ion-ion tersebut dapat terurai dari kisinya dan bergerak bebas sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air, ion-ion positif
dan ion-ion negatif akan dikelilingi oleh molekul-molekul air sehingga terjadi stabilisasi
muatan oleh proses pelarutan (solvasi) oleh air.
Contoh persamaan reaksi ionisasi senyawa ionik oleh air.
1) NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl– (aq)
2) Al2 (SO4 )3 (aq) → 2Al3+ (aq) + 3SO4 2- (aq)
3) NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun, untuk senyawa
ionik yang cenderung sukar larut dalam air seperti CaC2O4, SrCO3, BaSO4 dan AgCl, daya
hantarannya akan cenderung lebih lemah.

b. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri dari satuan-satuan diskrit yang disebut
molekul-molekul, yang terdiri dari beberapa atom nonlogam yang berikatan kovalen.
Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan adapula yang nonpolar. Senyawa kovalen
polar ada yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam air, sehingga
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
4
membentuk ion-ion bebas yang dapat menghantarkan listrik misalnya HCl, H 2SO4,
H2C2O4, CH3COOH, dan NH3. Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit.
Contoh persamaan reaksi ionisasi senyawa kovalen polar oleh air.
1) HCl (aq) → H+ (aq) + Cl– (aq)
2) H2SO4 (aq) → 2 H+ (aq) + SO4 2- (aq)
3) NH4OH (aq) → NH4+ (aq) + OH– (aq)

Namun, adapula senyawa kovalen polar yang tidak dapat terionisasi, misalnya aseton,
sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Semua senyawa kovalen nonpolar, seperti
Br2 dan CH4, juga tidak dapat terionisasi. Jadi, senyawa kovalen polar yang tidak
terionisasi dan senyawa kovalen nonpolar merupakan zat non elektrolit.
Contoh persamaan reaksi senyawa kovalen non polar .
C6H12O6 (s) → C6H12O6 (aq)
( tidak terionisasi , dalam larutan berujud molekul )

 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang jenis larutan dan zat elektrolit dari
berbagai sumber ( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ) . Selanjutnya lakukan
kegiatan diskusi kelompok untuk menguji pemahamam materi.

1. Mengapa banyak produk perdagangan yang di buat dalam bentuk larutan ?


Beri contoh produk perdagangan dalam bentuk larutan berupa bahan makanan, bahan
pembersih dan bahan kosmetik ! minimal masing masing 5 macam !
2. Jelaska sifat perbedaan larutan elektrolit kuat , elektrolit lemah dan non elktrolit
dengan mengisi tabel berukut :
No. Sifat Larutan Larutan Larutan Larutan
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Non Elektrolit
1 Wujud zat yang terlarut
2 Daya hantar listrik lelehan
3 Daya hantar listrik larutan
4 Kemampuan mengionisasi
5 Harga derajad ionisasi

3. Senyawa elektrolit bisa berujud senyawa ion maupun senyawa kovalen polar.
Berikut data senyawa elektrolit :
Ca (OH)2 , H2SO4 , HNO3 , MgSO4, BaCl2 , (NH4)2SO4, Na3PO4 , NH4OH, H2S , AlBr3
a. Mana yang berupa senyawa ion dan tuliskan reaksi ionisasinya?
b. Mana yang berupa senyawa kovalen polar dan tuliskan reaksi ionisasinya?
c. Bagaimana membedakan senyawa ion dan kovalen polar ?

B. DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

Prasarat Pengetahuan :
Bisa membedakan ciri-ciri 3 jenis larutan dan wujud zat dalam larutan baik non elektrolit
maupun larutan elektrolit

Pertemuan ke -2
Daya Hantar Listrik dan Manfaat Larutan
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
5
 Kegiatan Literasi

1. Membedakan daya hantar listrik larutan

Bagaimana membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit ? Ketika kita mengamati
sebuah lampu yang menyala, di sana ada arus listrik yang mengalir. Umumnya kita hanya
mengetahui bahwa listrik mengalir melalui media hantar berupa benda padat bernama
kabel. Media yang bisa menghantarkan listrik tidak hanya kabel. Kalau dilihat dari sifat
penghantarannya kita kenal adanya konduktor (penghantar yang baik), isolator (tidak dapat
menghantarkan), dan di tengah-tengahnya kita kenal semikonduktor.
Larutan juga bisa mengalirkan arus listrik. Meskipun tidak sebaik kabel tetapi ada
larutan yang mampu menghantarkan arus listrik ( larutan elektrolit ) dan ada juga larutan
yang sama sekali tidak bisa menghantarkan arus listrik ( Non elektrolit ) . Untuk
membuktikan bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik kita bisa melakukan
percobaan uji elektrolit .
Table berikut adalah dasar cara membedakan daya hantar listrik berbagai larutan

Contoh
a. Berikut data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa air limbah beserta nilai derajat
ionisasinya (α).
Pengamatan
Air Limbah Derajat Ionisasi (α)
Nyala Lampu Gelembung Gas

K Terang banyak 1
L tidak sedikit 0,05
M padam tidak ada 0
N padam tidak ada 0
O padam sedikit 0,2
Klasifikasikan hasil pengujian air limbah di atas mana yang termasuk larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan non elektrolit !
Jawab :
 Larutan elektrolit kuat : K
 Larutan elektrolit lemah : l dan O
 Larutan non elektrolit : M dan N
b. Perhatikan gambar pengujian daya hantar beberapa larutan berikut!

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


6
Klasifikasikan hasil pengujian larutan di atas mana yang termasuk larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan non elektrolit !
Jawab :
 Larutan elektrolit kuat : 1
 Larutan elektrolit lemah : 2, 4 dan 5
 Larutan non elektrolit : 3

2. Manfaat larutan dalam kehidupan sehari-hari

Terdapat berbagai manfaat larutan dalam kehidupan sehari-hari, 10 di antaranya


adalah sebagai berikut:

a. Larutan elektrolit
1) Oralit
Oralit adalah larutan untuk merawat diare contoh diapet. Oralit diminum penderita
diare supaya tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung komponen larutan elektrolit untuk memungkinkan terjadinya daya
hantar listrik yang diperlukan impuls saraf bekerja. Larutan ini mempunyai komposisi
campuranNatrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat.
2) Akumulator (accu, aki)
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya
energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Aki dipakai untuk menstarter kendaraan,
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
3) Garam dapur
Garam dapur berfungsi sebagai perangsang nafsu makan dan membantu untuk
menonjolkan selera makan yang berbeda. Ini adalah bumbu yang terbaik jika
digunakan dalam jumlah ideal yakni 5 gram/hari . Garam terdiri dari dua elemen alami
– natrium dan klorin – yang bergabung untuk membentuk senyawa natrium
klorida. Unsur-unsur natrium dan klorin bertanggung jawab untuk menyeimbangkan
elektrolit dalam cairan dan sel-sel tubuh, dan memastikan kadar pH dalam kondisi
baik.
4) Air laut
Air laut adalah sebagai sumber pembangkit listik. PLTA ini mengandalkan air laut,
ombak dan pasang surutnya. Turbin-turbin yang dipasang akan berputar bila terkena
aliran laut yang cukup deras. Dari perputaran turbin inilah akhirnya listrik dapat di
hasilkan.
5) Jeruk Nipis
Asam sitrat atau air jeruk nipis dapat menghambat proses pembentukan kristal (batu
ginjal). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan
sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.

b. Larutan non elektrolit


6) Gula
adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa
padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan
atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa, (yang diproduksi dari sukrosa dengan
enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi, yang akan digunakan oleh sel.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


7
7) Urea
adalah suatu senyawa organik, yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Senyawa ini pada umumnya digunaan
sebagai pupuk di bidang pertanian.
8) Alkohol
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pelarut, obat-obatan dan bahan bakar.
Alkohol 70% biasa digunakan untuk disinfektan, larutan iodium dalam alkohol (iodium
tinture) digunakan sebagai obat luka.
9) Air Suling
Air suling/ air murni sangat baik untuk otak kita. Air juga berfungsi untuk mengurangi
dehidrasi. Tanpa minum cukup air hasil dalam kulit kering, dan kulit yang tidak lembab.
Minum untuk kesehatan setiap sel dalam tubuh. Setiap sel membutuhkan air untuk
berfungsi dengan benar.
10) Sabun
Sabun mangandung gliserin. Gliserin adalah tidak ada dalam sabun komersial keras.
Komersial produsen sabun gliserin ekstrak, oleh-produk dalam pembuatan sabun.
Gliserin hadir dalam nabati dan lemak hewani. nabati dan hewani lemak adalah bahan
dasar dalam membuat sabun termasuk sabun komersial. Namun, Perusahaan sabun
komersial menghilangkan gliserin dari sabun mereka dan menggunakannya dalam
produk Kecantikanlainnya.

 Kegiaatan Praktik

Menguji daya hantar listrik

Menguji daya hantar listrik berbagai larutan

A. Mempersiapkan Alat dan Baham


1. Alat :
Alat uji elektrolit , Gelas beker secukupnya
2. Bahan :
Akuades, Larutan Asam Sulfat 0,1 M, Larutan Asam klorida 0,1 M, Larutan Etanol ,
Larutan gula , larutan garam 0,1 M, Larutan sabun , larutan urea , larutan cuka .
minuman isotonic
( larutan yang akan diuji minimal 10 jenis, jika tidak ada boleh diganti larutan lainya ,
buat sendiri )

B. Melakukan Langkah Kerja


Cara Kerja :
1. Siapkan alat penguji elektroli yang kalian buat sendiri.

Gambar Alat penguji elektrolit


Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
8
2. Masukkan akuades ke dalam gelas beker
3. Hidupkan saklar, amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda.
4. Ganti akuades dalam beker dengan asam sulfat, lakukan pengamatan yang sama
5. Gantilah asam sulfat dengan Larutan Asam klorida, Larutan Etanol , Larutan gula ,
larutan garam, Larutan sabun , larutan urea , larutan cuka dan minuman isotonic .
6. Dan lakukan pengamatan yang sama pula. Kalian dapat mengganti larutan dari
berbagai bahan yang ada di rumah.
7. Ulangi langkah diatas dengan mengganti akuades dengan larutan yang sudah
disiapkan.

C. Mengamati Percobaan
Data Pengamatan :
No Larutan Pengamatan Lampu Pengamatan Elektroda
Nyala atau Tidak Nyala Ada Tidak ada
redup gelembung gelembung
1. Akuades
2. Asam sulfat
3. Asam klorida
4. Etanol
5. Larutan Gula
6. Larutan Garam
7. Larutan Sabun
8. Larutan Urea
9. Larutan Cuka
10. Minuman isotonik

D. Pembahasan
Menjawab Pertanyaan :
1. Kelompokkan bahan - bahan di atas berdasarkan nyala lampu dan adanya
gelembung
2. Berikan penjelasan, kelompok mana yang dapat menghantar arus listrik paling baik,
kurang baik dan tidak menghantarkan!
3. Bahan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut bersifat elektrolit. Larutan
yang menghantar arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan yang tidak
menghantar arus listrik disebut larutan non elektrolit. Dapatkah kalian
menunjukkan kelompok mana yang termasuk larutan elektrolit kuat dan non
elektrolit?
4. Berdasarkan pengetahuan tentang ikatan kimia yang kalian miliki, bagaimana ikatan
kimia bahan dari setiap kelompok tersebut?

E. Membuat Laporan
Laporan berisi : Tujuan Percobaan , Dasar teori , Prosedur (Cara ) kerja , Data(hasil)
Pengamatan . Pembahasan ( jawaban pertanyaan ) dan kesimpulan.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


9
 UJI KOMPETENSI

( Uji Materi Mengacu Soal Ujian Sekolah dan Nasional )

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang pilihan jawaban
yang paling tepat dan benar !

Soal Jenis Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

1. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik jika dalam larutan tersebut mengandung....
A. Zat yang mudah terlarut dalam air
B. Ion-ion yang bebas bergerak
C. Molekul-molekul yang bebas bergerak
D. Partikel-partikel yang bebas bergerak
E. Zat yang tidak mudah terlarut dalam air

2. Gula pasir (sukrosa) di dalam air akan tetap sebagai molekul sukrosa. Peristiwa ini
menunjukkan bahwa sukrosa bersifat…
A. Non elektrolit
B. Elektrolit kuat
C. Elektrolit lemah
D. Menyalakan lampu
E. Menghantarkan listrik
Sumber: Internet

3. Jika suatu larutan memiliki data, antara lain lampu tidak menyala dan pada elektrode
timbul gelembung gas, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa....
A. Larutan tersebut non elektrolit
B. Larutan tersebut mengandung sedikit ion bebas
C. Dalam air semua berbentuk molekul
D. Alat uji tidak bekerja dengan baik
E. Larutan tersebut elektrolit

4. HCl cair tidak menghantarkan arus listrik sedangkan larutan HCl dapat menghantarkan
arus listrik.Dari fakta tersebut dapat di simpulkan bahwa….
A. Arus listrik akan mengalir bila ada air sebagai mediumnya.
B. air menimbulkan perubahan pada kekuatan arus listrik
C. HCl cair tidak terionisasi tetapi bila dilarutkan dalam air akan terionisasi
D. adanya air mengubah HCl yang semula berikatan kovalen menjadi berikatan ion
E. HCl cair berikatan kovalen tetapi larutan HCl merupakan senyawa berikatan ion
(UN Kimia tahun 2010/2011)

5. Larutan berikut yang merupakan larutan elektrolit adalah…


A. garam dapur
B. urea
C. gula
D. glukosa
E. Susu
(Soal UN Tahun 2002/2003

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


10
6. Beberapa larutan elektrolit :
1. NH3(aq) 3. KCl (aq)
2. HCl (aq) 4. NaF (aq)
Larutan diatas yang termasuk senyawa kovalen adalah …
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 3 dan 4
E. 1 dan 4
( UN Kimia 2010/2011 )

7. Beberapa senyawa elektrolit dan non elektrolit berikut :


1. HCℓ
2. NaOH
3. C2H5OH
4. CH3COOH
5. C12H22O11
Senyawa yang merupakan elektrolit kuat dan non elektrolit berturut-turut adalah ...
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5

8. Derajat ionisasi larutan gula dan larutan alkohol besarnya sama yaitu . . . .
A. 0
B. 0,25
C. 0,5
D. 0,75
E. 1
(internet)

9. Di antara larutan-larutan berikut yang memiliki daya hantar listrik terbesar adalah….
A. CH 3COOH 0,3 M
B. NH 4OH 0,3 M
C. C 6H 12O6 0,3 M
D. HCl 0,3 M
E. H 2SO4 0,3 M
(UN Kimia tahun 2007/2008)

10. Perhatikan beberapa larutan berikut!


1. H2C2O4 2 M
2. Sr(OH)2 2 M
3. K2SO4 2 M
4. CO(NH)2 1 M
Pasangan larutan yang diperkirakan memiliki daya hantar listrik sama kuat adalah ….
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


11
E. (3) dan (4)
UN 2014/2015

11. Berikut merupakan ionisasi yang terjadi pada senyawa H2SO4. Ionisasi yang benar
adalah . . . .
A. H2SO4 → H2 + SO4
B. H2SO4 → H2 + SO42-
C. H2SO4 → 2H+ + SO42-
D. H2SO4 → 2H2 + SO4
E. H2SO4 → 2H2 + S + O2
(internet)

12. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen. Di antara
senyawa berikut, yang tergolong senyawa kovalen adalah....
A. NaCl
B. HCl
C. KCl
D. Na2SO4
E. H2SO4

Soal Daya Hantar Listrik Berdasar Uji Elektrolit

13. Berikut data hasil pengujian terhadap beberapa air limbah beserta nilai derajat
ionisasinya (α).
Air
Nyala Lampu Gelembung Gas α
Limbah
K terang ada 1
L tidak ada 0,1
M tidak tidak ada 0
N tidak tidak ada 0
O redup ada 1
Pasangan air limbah yang bersifat elektrolit kuat dan none lektrolit adalah ....
A. K dan L
B. K dan M
C. L dan M
D. L dan N
E. L dan O
UN 2013/2014

14. Data percobaan daya hantar listrik sebagai berikut:


Zat Lampu Pengamatan lain

1 Nyala terang Banyak gelembung

2 Nyala redup Banyak gelembung

3 Tidak menyala Sedikit gelembung

4 Tidak menyala Tidak ada gelembung

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


12
Pasangan yang digolongkan zat elektrolit kuat dan nonelektrolit berturut-turut
adalah…
A. 1 dan 4
B. 1 dan 3
C. 1 dan 3
D. 1 dan 3
E. 1 dan 2
(Un Kimia tahun 2000/2001

15. Hasil pengujian daya hantar listrik beberapa sumber mata air sebagai berikut:
Pengamatan
Sumber Mata Air
Nyala Lampu Gelembung

K tidak menyala tidak ada


L menyala terang sedikit
M menyala redup sedikit
N tidak menyala sedikit
O menyala terang banyak
Sumber mata air dengan daya hantar listrik paling lemah dan paling kuat berturut-
turut adalah ….
A. K dan L
B. K dan M
C. L dan M
D. L dan N
E. N dan O
(UN Kimia tahun 2009/2010)

16. Perhatikan gambar pengujian daya hantar beberapa larutan berikut!

Larutan yang bersifat elektrolit kuat dan lemah berturut-turut adalah ….


A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 5
D. 2 dan 3
E. 4 dan 5
UN 2010/2011

17. Diagram pengujian elektrolit beberapa larutan sebagai berikut :

Dari gambar merupakan hasil pengujian larutan NaOH dan asam format berturut-turut
adalah . . .
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
13
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 2 dan 3
E. 2 dan 5
(Soal UN Tahun 2004/2005)

18. Larutan yang menyebabkan lampu tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas
disekitar elektroda saat dilakukan uji dengan alat uji elektrolit adalah . . . .
A. NaOH
B. H2SO4
C. HCOOH
D. CH3COOH
E. C2H5OH
(internet)

19. Larutan yang menyebabkan lampu menyala terang dan muncul gelembung gas banyak
disekitar elektroda saat dilakukan uji dengan alat uji elektrolit adalah . . . .
A. C6H12O11
B. H2SO4
C. HCOOH
D. CH3COOH
E. C2H5OH

20. Larutan yang menyebabkan lampu menyala redup dan muncul gelembung gas sedikit
disekitar elektroda saat dilakukan uji dengan alat uji elektrolit adalah . . . .
A. NaOH
B. H2SO4
C. NaOH
D. CH3COOH
E. C2H5OH

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


14
BAB 2 REAKSI REDOKS DAN IDENTITAS ZAT
PENDAHULUAN

K D : Pengetahuan dan Ketrampilan

3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan oksidasi unsur
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang diperoleh dari
data hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan

Motivasi Pembelajaran

2. Perhatikan Fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi reduksi-oksidasi berikut !

3. Perhatikan fenomena perubahan zat-zat ( reaksi ) disekitar kita berikut !


Berbagai macam perubahan zat-zat (reaksi
kimia ) tanpa kita sadari, begitu akrab
dengan kehidupan kita.
Pernahkah Anda melihat besi maupun
seng berkarat?
Benda perhiasan yang disepuh kembali
karena warnanya yang pudar?
Energi listrik yang ditimbulkan oleh aki
kendaran bermotor?
Atau yang lebih sederhana ketika kita
mengupas buah apel atau pisang , beberapa saat akan terjadi perubahan warna. Mengapa hal itu
bisa terjadi?
Semua kejadian atau peristiwa di atas merupakan contoh dari reaksi oksidasi atau reduksi yang akrab
kita sebut sebagai reaksi redoks.. Dalam bab ini akan dipelajari cara menulis reaksi zat-zat
membentuk zat –zat baru dan identitas zat berupa rumus kimia dan tata nama senyawa dengan
benar .

A. REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI

Prasarat Pengetahuan : mengenal dan cara menulis tanda atom dan wujud senyawa

Pertemuan ke -1
Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
15
 Kegiatan Literasi

1. Harga Bilangan Oksidasi

Kita perlu tahu harga bilangan oksidasi suatu zat sebelum menulis identitas zat dan
perubahan (reaksi) zat-zat membentuk zat-zai baru . Bilangan oksidasi adalah angka yang
menunjukkan jumlah elektron suatu atom yang dilepaskan atau diterima atom dalam
senyawa, dimana senyawa tersebut terbentuk melalui ikatan ionik. Tanda (+) dan (-) pada
biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan pada muatan ditulis sesudah
angkanya, misalnya 2+.
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut :
a. Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe dan Na.

b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : untuk ion monoatom Na +, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi berturut-
turut +1,+2 dan -1.

Contoh : untuk ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi berturut-
turut +1, -2, dan -3.

c. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2.
Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na 2SO4, dan Na2O adalah +1.
Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2.

d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan
unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur
S pada Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan
FeCl3 adalah -1.

e. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan oksidasi
unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada
senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH 2, dan
AlH3 adalah -1.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


16
f. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecualipada senyawa biner
dengan F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2. Bilangan oksidasi unsur O
pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Dalam senyawa
superoksida bilangan oksidasinya adalah -1/2, seperti pada KO2 dan NaO2.

g. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau senyawa adalah
0. Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk ion poliatom sama
dengan muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion NH4+ mempunyai jumlah bilangan
oksidasi unsur N adalah -3 dan H adalah +1.

Contoh cara menentukan biloks unsur dalam senyaw


1) Molekul NaCl terdiri dari atom Na dan atom Cl. Jumlah biloks senyawanya adalah 0,
sedangkan biloks Na adalah +1 sehingga biloks Cl dapat dicari dengan rumus :
biloks Na + biloks Cl = 0
+1 + biloks Cl = 0
Biloks Cl = -1
2) Molekul V2O3 terdiri dari 2 atom V dan 3 atom O. Jumlah biloks molekul tersebut
adalah 0, biloks O adalah -2 sehingga biloks V dapat dicari dengan rumus :
2(biloks V) + 3(biloks O) = 0
2(biloks V) + 3(-2) =0
2(biloks V) = +6
Biloks V = +3
3) Molekul NH4+ terdiri dari atom N dan 4 atom H. Jumlah biloks unsur pembentuk ion
poliatom tersebut adalah +1, biloks H adalah +1 sehingga biloks N dapat dicari
dengan rumus :
(biloks N) + 4(biloks H) = 0
(biloks N) + 4(+1) = +1
Biloks N = -3

2. Konsep Reaksi Redoks

Terdapat tiga buah konsep reaksi oksidasi dan reduksi yaitu penggabungan dan
pelepasan oksigen, pengikatan dan pelepasan elektron, dan terkakhir peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi. Berikut ini penjelasan lengkap tentang perkembangan konsep
reduksi dan oksidasi :

a. Oksidasi dan reduksi dihubungkan dengan oksigen


Oksidasi pada awalnya definisikan sebagai penggabungan unsur dengan oksigen untuk
membentuk oksida. Reduksi diartikan sebagai hilangnya oksigen dari suatu senyawa.
Konsep ini dikemukakan karena oksigen paling banyak berintraksi dengan zat lain.
Contoh Reaksi Oksidasi:
Perkaratan besi melibatkan pengikatan oksigen oleh logam besi membentuk karat besi
4 Fe(s) + 3 O2(g) 2Fe2O3 (s)

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


17
Melalui proses yang rumit, tubuh kita membakar gula untuk menghasilkan energi.
Proses ini memerlukan oksigen dari pernafasan dan menghasilkan karbon dioksida dan
air
C6H12O6(aq) + 6 O2(g) 6CO2 (g) + 6H2 O(l)

Contoh Reaksi Reduksi :


Logam besi telah diusahakan manusia sejak lama dari bijihnya. Bijih diolah dengan
mencampurkan karbon (arang) untuk mendapatkan logam besi.
2Fe2O3 (s) + 3 C(g) 4Fe(s) + 3 CO2(g)
Tembaga(II) oksida direaksikan dengan gas hidrogen untuk mendapatkan logamnya
CuO (s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
Istilah reduksi muncul dari kenyataan bahwa saat oksida logam diolah menjadi
logamnya terjadi pengurangan (reduksi) volume zat padat.
Sumber oksigen disebut sebagai oksidator dan zat yang menarik oksigen disebut
reduktor
Dapatkah kalian menentukan jenis reaksi oksidasi atau reduksi reaksi-reaksi di atas?
Tentukan juga oksidator dan reduktor pada reaksi di atas!

b. Oksidasi dan reduksi dihubungkan dengan serah terima elektron


Dengan semakin berkembangnya percobaan di laboratorium, ahli kimia mengetahui
bahwa tidak semua reaksi melibatkan oksigen.
Perhatikan dua reaksi ini
2Cu (s) + O2(g) 2CuO(s) …(i)
Cu (s) + S(g) (dipanaskan) CuS(s) …(ii)
Dengan pengertian oksidasi – reduksi di atas kalian akan dapat menentukan reaksi (i)
sebagai reaksi oksidasi. Bagaimana dengan reaksi (ii)?
Mari kita lihat, sebenarnya apa yang terjadi pada Cu pada kedua reaksi tersebut!
Sebenarnya pada kedua reaksi tersebut Cu mencapai keadaan stabil, dengan cara yang
unik yang telah dijelaskan di kelas X semester kemarin, membentuk ion Cu2+ (ingat
kembali tentang ikatan ion). Setiap atom O pada reaksi pertama membentuk
konfigurasi gas mulia dengan menambah dua elektron pada kulitnya. Atom O
membentuk ion O2–. Dengan alasan yang sama atom S pada reaksi (ii) membentuk ion
S2–. Kalian tentu paham bahwa baik O maupun S mendapatkan elektron dari Cu.
Jadi kalian sekarang mengetahui bahwa pada kedua reaksi di atas Cu mengalami hal
yang sama, yaitu melepaskan elektron sedangkan O dan S menerima elektron dari Cu.
Dengan demikian definisi oksidasi dikembangkan menjadi peristiwa pelepasan elektron
sedangkan reduksi adalah peristiwa penerimaan elektron. Pada reaksi di atas tembaga
(Cu) mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (O) dan sulfur (S) mengalami reduksi.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


18
c. Oksidasi dan reduksi dihubungkan dengan perubahan bilangan oksidasi.
Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi-reduksi yang kompleks, sulit untuk menentukan
spesi mana yang mengalami oksidasi dan reduksi dengan kedua konsep diatas. Untuk
menjawab masalah ini dikemukakan konsep ketiga yang bisa menejelaskan peristiwa
reaksi oksidasi dan reduksi secara luas.Berdasarkan konsep yang ketiga, Oksidasi
adalah pertambahan biloks sedangkan Reduksi adalah penurunan biloks.
Zat yang mengalami reaksi oksidasi dinamakan zat reduktor atau pereduksi karena
menyebabkan zat lain mengalami reaksi reduksi. Dan sebaliknya Zat yang mengalami
reaksi reduksi dinamakan zat oksidator atau pengoksidasi karena menyebabkan zat
lain mengalami reaksi oksidasi.
Contoh Reaksi oksidasi dan reduksi :

Oksidator atau Pengoksidasi : Cr2O3 Hasil Reduksi : Cr


Reduktor atau Pereduksi : Al Hasil Oksidasi : Al2O3

3. Reaksi autoredoks dan anti redoks

a. Reaksi Autoredoks
Suatu reaksi dinamakan autoredoks atau disproporsionasi jika dalam reaksi redoks
yang mengalami oksidasi dan yang mengalami reduksi adalah partikel (
ion/atom/molekul) yang sama. Zat Pengoksidasi dan pereduksi zat yang sama
Contoh reaksi auto redoks

b. Reaksi Antiredoks
Suatu reaksi dinamakan antiredoks atau komproporsionasi jika dalam reaksi redoks
yang mengalami oksidasi dan yang mengalami reduksi menghasilkan partikel (
ion/atom/molekul) yang sama. Zat hasil reduksi dan hasil oksidasi zat yang sama.
Contoh reaksi anti redoks :

 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang cara menentukan biloks dan kosep reaksi
redoks dari berbagai sumber ( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ) . Selanjutnya
lakukan kegiatan diskusi kelompok untuk menguji pemahamam materi.
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
19
1. Tentukan biloks dari atom-atom unsur berikut :
a. Atom Na ,Mg, Br2, P4 dan S8
b. Ion Na+ , Ba2+ , Al3+ , Br-, S2-, N3-
c. Atom Na da S dalam Na2S
d. Atom Al dan O dalam AL2O3
e. Atom Mg dan O dalam MgO
f. Atom H, S dan O dalam H2SO4
g. Atom Sdan O dalam SO42-
h. Atom N dan H dalam NH4+
i. Atom Ca dan gugus atom OH dalam Ca (OH)2
j. Atom H dan gugus atom PO4 dalam H3(PO4)
k. Atom Na,H,P dan O dalam NaH2PO4
l. Atom Cl dalam Cl2 , HCl, ClO3- , HClO4

2. Diketahui reaksi :
Cr2O72- + C2O42- → 2Cr3+ + 2
Jelaskan !
a. mana yang mengalami raksi reduksi dan oksidasi
b. zat reduktor dan oksidatornya
c. reaksi ini dinamakan apa

3. Diketahui reaksi :
KOH + HCl → KCl + H2O
Jelaskan !
a. mana yang mengalami raksi reduksi dan oksidasi
b. zat reduktor dan oksidatornya
c. reaksi ini dinamakan apa

4. Diketahui suatu reasi :


SO2 + 2 H2S → 3S + H2O
Jelaskan !
a. mana yang mengalami raksi reduksi dan oksidasi
b. zat reduktor dan oksidatornya
c. reaksi ini dinamakan apa

5. Diketahui reaksi :
Cl2 + 2 KOH → KCl + KClO + H2O
Jelaskan !
a. mana yang mengalami raksi reduksi dan oksidasi
b. zat reduktor dan oksidatornya
c. reaksi ini dinamakan apa

Pertemuan ke -2

 Kegiatan Praktik
Menentukan oksidator dan reduktor

Reaksi Tembaga dan Perak Nitrat


A. Tujuan:
Menentukan reduktor dan oksidator pada reaksi sederhana
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
20
B. Alat dan Bahan
1. Gelas beker
2. Kawat tembaga
3. Larutan perak nitrat

C. Cara kerja
1. isi gelas beker dengan 50 mL larutan perak nitrat
2. gulung kawat tembaga menjadi gulungan spiral (kalian bisa memvariasi bentuknya,
misalnya pohon)
3. masukkan kawat tembaga ini ke dalam larutan perak nitrat
4. amati yang terjadi

D. Pembahasan
1. Tuliskan berbagai perubahan yang terjadi pada peristiwa ini!
2. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi!
3. Tentukan reduktor dan oksidatornya!

E. Membuat Laporan
Laporan berisi : Tujuan Percobaan , Dasar teori , Prosedur (Cara ) kerja , Data(hasil)
Pengamatan . Pembahasan ( jawaban pertanyaan ) dan kesimpulan

 Kegiatan Portofolio

Pemanfaatan reaksi redoks dalam Pengolahan limbah

Diantara pemanfaatan reaksi redoks terdapat dalam sel volta ( accu dan baterai ), sel
elektrolisis ( pemurnian logam dan penyepuhan ).Masalah sel volta dan elektrolisis akan
dipelajari nanti di kelas XII. Pemanfatan reaksi redoks juga terdapat dalam pengolahan air
limbah dengan menggunakan lumpur aktif. Lakukan literasi melalui study pustaka untuk
mencari informasi tentang pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif dengan
memanfaatkan reaksi reduksi dan oksidasi . Laporkan kegiatan literasi study pustaka anda
dalam bentuk leaflet.

B. RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA

Pertemuan ke -3
Rumus Kimia dan Tata Nama senyawa
Prasarat Pengetahuan :
Memahami cara menulis lambang atom dan menentukan bilangan oksidsi unsure dalam
senyawa.
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
21
 Kegiatan Literasi

Sekarang ini telah dikenal lebih dari sepuluh juta senyawa. Pernahkah kalian
membayangkan jika di dunia ini tak satupun memilik tanda dan nama? Mengapa kita perlu
memberi tanda dan nama pada senyawa kimia? Dapatkah kalian bayangkan jika setiap
senyawa ini diberi tanda dan nama sesuai dengan keinginan penemunya atau penggunanya.
Tentu akan sangat membingungkan dan melelahkan dalam menghafal dan membedakanya.
Untuk menyederhanakan dan memudahkan kita untuk mengenali senyawa – senyawa
kimia dikenal adanya rumus kimia dan sistem tatanama. Sistem tatanama senyawa disusun
berdasarkan aturan IUPAC ( International Union of Pure and Apllied Chemistry) dan aturan
itu telah digunakan secara seragam oleh seluruh negara. Dengan nama yang dikenalkan ini
kita akan mudah memprediksi sifat kimia dan fisikanya.Selain nama sistematis ini, dalam
kimia tetap memperbolehkan digunakan nama senyawa yang tidak sistematis, yang disebut
nama lazim, untuk senyawa – senyawa yang telah lama dikenal dan digunakan.
Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana setiap senyawa diberi tanda dan nama
serta bagaimana menggunakannya untuk menuliskan perubahan kimia

1. Rumus Kimia

Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah atom dengan komposisi tertentu dari suatu
zat. Rumus kimia terdiri dari lambang unsur dan nomor indeks.
Contoh :

Rumus kimia dibedakan menjadi tiga , yaitu :

a. Rumus kimia Unsur


Rumus kimia unsur dinyatakan dengan lambang unsur.
Contoh : Karbon = C, Hidrogen = H, Oksigen = O, Neon = Ne, besi = Fe, Krom = Cr, dll.

b. Rumus Molekul
Molekul adalah partikel penyusun senyawa. Rumus molekul merupakan rumus yang
menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk suatu molekul senyawa tersebut.
Rumus molekul terdiri dari :
1) Rumus Molekul Unsur, menyatakan gabungan atom-atom yang sama yang
membentuk molekul. Contoh : O2, O3, H2, P4, S8.
2) Rumus Molekul Senyawa, menyatakan gabungan dari beberapa atom yang
berbeda. Contoh : CO2, H2O, NH3, HCl, NaCl, CaBr2, Fe2S3, CH3COOH, MgOH dll.

c. Rumus Empiris
Rumus empiris menyatakan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom yang
penyusun suatu molekul.
Nama Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris
Air H2O H2O
Asam Cuka CH3COOH CH2O
Glukosa C6H12O6 CH2O
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
22
2. Tata Nama Senyawa Anorganik

Definisi dari senyawa anorganik dapat dibedakan menjadi dua versi, yaitu menurut
versi sejarah dan menurut versi modern. Menurut versi sejarah, senyawa anorganik
merupakan senyawa yang tidak berasal dari makhluk hidup atau senyawa yang umumnya
menyusun material atau benda tak hidup. Sedangkan menurut versi modern, senyawa
anorganik adalah senyawa yang tidak mengandung atom karbon.Dari dua versi definisi
senyawa anorganik ini dapat kita simpulkan bahwa senyawa anorganik adalah senyawa yang
tidak mengandung atom karbon yang berasal dari material alam atau benda tak hidup.
Dari pengertian senyawa anorganik tersebut, bukan berarti bahwa semua senyawa
yang mengandung karbon bukan termasuk senyawa anorganik karena ada beberapa
senyawa yang mengandung karbon tetapi termasuk senyawa anorganik seperti senyawa
karbida (CaC2 dan Mg2C3), senyawa karbonat (Na 2CO3, dan NaHCO3), senyawa sianida (HCN,
KCN, KSCN dan NH4OCN) serta gas CO2 yang merupakan bagian dari atmosfer dan dilepaskan
selama respirasi seluler.
Untuk mempermudah penamaan senyawa dibagi dua , yaitu senyawa anorganik dan
senyawa organic .Senyawa anorganik dibagi lagi menjadi senyawa biner ionik, senyawa biner
kovalen, senyawa poliatomik, senyawa hidrat, senyawa asam, senyawa basa dan senyawa
garam. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara tuntas mengenai tata nama
senyawa anorganik yang meliputi ketujuh jenis senyawa anorganik tersebut . Sedangkan
penamaan untuk senyawa organic dan turunanya akan dipelajari secara mendalam di kelas
XI dan kelas XII.

a. Tata Nama Senyawa Biner Ionik


Penamaan senyawa ion biner (tersusun atas dua atom) tidak terlepas dari nama-nama
kation dan anion pembentuk senyawa ion tersebut.

1) Jika kationnya berasal dari logam utama ( golongan IA,IIA,IIIA dalam SPU ) yang
hanya memiliki satu macam bilangan oksidasi , maka namanya cukup menyebut
nama kation (logam) dan diikutu nama anion (non logam) dengan akhiran-ida.
Nama kation (logam) + nama anion (non logam) + -ida
Contoh :

Nama senyawa CaBr2 menjadi kalsium bromida.


Berikut contoh senyawa biner ion yang lain .
NaCl = Natrium klorida CaS = Kalsium sulfida
NaBr = Natrium bromida CaO = Kalsium oksida
KI = Kalium iodida MgBr2 = Magnesium bromida
KF = Kalium fluorida BaCl2 = Barium klorida

2) Jika kationnya berasal dari logam transis yang memiliki lebih dari satu macam
bilangan oksidasi , maka namanya diawai menyebut nama kation (logam) disertai
bilangan oksidasi logam dan kemudian diikutu nama anion (non logam) dengan
akhiran-ida.
Nama kation (logam) + biloks logam + nama anion (non logam) + -ida

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


23
Untuk nama versi lama untuk membedakan dengan cara Ion logam yang bermuatan
lebih tinggi diberi akhiran –i dibelakang nama logam itu dalam bahasa latin,
sedangkan yang muatannya lebih rendah diberik akhiran –o.
Contoh :
FeCl2 dan FeCl3 diberi nama sebagai berikut.
FeCl2 diberi nama Ferro klorida atau besi (II) klorida
FeCl3 diberi nama Ferri klorida atau besi (III) klorida

Catatan :
 Dalam senyawa biner bilangan oksidasi unsur logam utam golongan IA = + 1, IIA = + 2, IIIA = + 3,
 Dalam senyawa biner bilangan oksidasi unsur nonlogam golongan IVA = -4, VA = -3, VIA = -2, VII = -1
 Dalam senyawa biner bilangan oksidasi unsur Logam transisi beragam .lihat di tabel kation
nanti/SPU.

b. Tata Nama Senyawa Biner Kovalen


Berbeda dengan senyawa biner ion yang terbentuk dari unsur logam dengan nologam,
senyawa biner kovalen dibentuk dari dua unsur nonlogam, contohnya amoniak NH 3,
metana CH4 dan air H2O. Nama senyawa tersebut adalah nama yang dikenal sehari-
hari. Lalu bagaimana tata nama senyawa kovalen biner secara sistematik? Simak baik-
baik penjelasan penting berikut ini.
Jika dua buah atom nonlogam berikatan, misalkan saja C dan O, kedua unsur ini dapat
membentuk lebih dari satu macam senyawa yaitu CO dan CO 2. Atau jika atomnya
adalah N dan O, maka senyawa yang dibentuk lebih banyak lagi yaitu NO, NO 2, N2O,
N2O5 dan sebagainya. Dalam hal penamaan, untuk membedakan antara senyawa yang
satu dengan senyawa yang lain, maka dalam pemberian namanya kita akan
menyebutkan jumlah atom penyusunnya. Jumlah atom penyusun senyawa ditulis
dalam bahasa Romawi berikut :
1 = mono, 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta,
6 = heksa, 7 = hepta, 8 = okta, 9 = nona, 10 = deka
Tata nama senyawa kovalen biner sesuai dengan aturan IUPAC yaitu dengan
menuliskan jumlah unsur pertama, nama unsur pertama, jumlah unsur kedua dan
nama unsur kedua diikuti akhiran –ida.
Indeks 1 + nama nonlogam 1 + indeks 2 + nama non logam 2 + ida
Penulisan rumus kimianya didahulukan unsure yang biloksnya lebih positif dengan
urutan : B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Perhatikan contoh berikut ini.

N2O4 diberi nama dinitrogen tetraoksida


Pada senyawa kovalen yang jumlah unsur pertamanya satu, awalan mono tidak perlu
dicantumkan. Contohnya PCl5 diberi nama fosfor pentaklorida bukan monofosfor
pentaklorida.
Berikut contoh nama senyawa kovalen biner yang lain.
CO = karbon monoksida P2O3 = difosfor trioksida
CO2 = karbon dioksida P2O5 = difosfor pentaoksida
SO3 = belerang trioksida N2O5 = dinitrogen pentaoksida
Cl2O7 = dikloro heptaoksida SF4 = sulfur tetrafluorida
S2Cl2 = disulfur diklorida PCl3 = fosfor triklorida
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
24
Untuk membedakan dua unsure non logam yang membentuk lebih dari satu senyawa
bisa juga dengan menyebutkan biloks non logam yang pertama dibelakang unsurnya
dan di dalam kurung.
Contoh :
N2O = nitrogen (I) oksida
N2O3 = nitrogen (III) oksida
NO2 = nitrogen (IV) oksida

c. Tata Nama Senyawa Poliatomik


Senyawa poliatomik umumnya merupakan senyawa ion yang terbentuk antara unsur
logam yang melepaskan elektron membentuk ion positif (kation) dan unsur-unsur
nonlogam yang saling ber-ikatan kovalen membentuk ion negatif (anion). Anion-anion
senyawa poliatomik ini sebagian besar tersusun dari atom oksigen. Atom oksigen
tersebut berikatan dengan atom nonlogam lainnya yang sering disebut
dengan oksoanion.
Jumlah oksigen pada oksoanion untuk beberapa ion poliatomik berbeda-beda. Nah,
peningkatan jumlah atom oksigen inilah yang sering dijadikan acuan dalam penamaan
senyawa poliatomik. Semakin banyak jumlah oksigen, semakin tinggi bilangan oksidasi
atom nonlogam yang mengikat atom-atom oksigen tersebut. Tata nama senyawa
poliatomik berdasarkan peningkatan bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat
atom-atom oksigen adalah sebagai berikut.
Untuk anion sejenis tetapi jumlah oksigennya berbeda, aturan tata namanya yaitu:
•Jika mengandung oksigen lebih banyak namanya diberi akhiran –at.
•Jika mengandung jumlah oksigen lebih sedikit namanya diberi akhiran –it.
•Khusus untuk anion OH- dan CN- diberi akhiran –ida.
Contoh:
NO3- = Nitrat NO2- = Nitrit
SO42- = Sulfat SO32- = Sulfit
PO4 2-
= Fosfat PO3 2- = Fosfit
OH- = Hidroksida CN- = Sianida
Pemberian nama senyawa poliatom diawali dengan menyebutkan nama kation
kemudian nama anionnya. Rumus penamaan senyawa poliatomik dapat kita tuliskan
sebagai berikut.
Nama Kation (Logam) + Nama Anion (Ion Poliatomik)
Contoh:
NaNO2 = Natrium nitrit CaSO4 = Kalsium sulfat
NaNO3 = Natrium nitrat MgCO3 = Magnesium karbonat
K2SO3 = Kalium sulfit Ba(NO3)2 = Barium nitrat
K2SO4 = Kalium sulfat Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat
NaOH = Natrium hidroksida NaCN = Natrium Sianida

Untuk unsur halogen, seperti klor (Cl) dapat mengikat oksigen dengan jumlah paling
banyak sampai dengan 4 dan paling sedikit 1 atom oksigen. Oleh karena itu, cara
pemberian namanya adalah sebagai berikut.
•Untuk ion yang mengikat oksigen paling sedikit diberi awalan hipo dan akhiran –it.
•Untuk ion yang mengikat oksigen paling banyak diberi awalan per dan akhiran –at.
Contoh:

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


25
NaClO = Natrium hipoklorit
NaClO2 = Natrium klorit
NaClO3 = Natrium klorat
NaClO4 = Natrium perklorat

Untuk mempermudah kalian dalam memberi penamaan pada senyawa poliatomik,


berikut ini adalah tabel nama-nama kation dan anion baik monoatomik maupun
poliatomik.
1) Tabel Jenis-Jenis Kation Monoatomik dan Poliatomik
Rumus Nama Ion Rumus Nama ion
Na+ Natrium Pb2+ Timbal(II)
K+ Kalium Pb4+ Timbal(IV)
Ag+ Argentum/Perak Fe2+ Besi(II)
Mg2+ Magnesium Fe3+ Besi(III)
Ca2+ Kalsium Hg+ Raksa(I)
Sr2+ Stronsium Hg2+ Raksa(II)
Ba2+ Barium Cu+ Tembaga(I)
Zn2+ Seng Cu2+ Tembaga(II)
Ni2+ Nikel Au+ Emas(I)
Al3+ Aluminium Au3+ Emas(III)
Sn2+ Timah(II) Pt4+ Platina(IV)
Sn4+ Timah(IV) NH4+ Amonium

2) Tabel Jenis-jenis Anion Monoatomik dan Poliatomik


Rumus Nama Ion Rumus Nama ion
OH– Hidroksida C2O42– Oksalat
F– Fluorida PO33– Fosfit
Cl– Klorida PO43– Fosfat
Br– Bromida AsO33– Arsenit
I– Iodida AsO43– Arsenat
CN– Sianida SbO33– Antimonit
O2– Oksida SbO43– Antimonat
S2– Sulfida ClO– Hipoklorit
NO2 – Nitrit ClO2 – Klorit
NO3– Nitrat ClO3 – Klorat
CH3COO– Asetat ClO4 – Perklorat
CO32– Karbonat MnO4– Permanganat
SiO32– Silikat MnO42– Manganat
SO32– Sulfit CrO42– Kromat
SO42– Sulfat Cr2O72– Dikromat

d. Tata Nama Senyawa Hidrat


Senyawa hidrat merupakan salah satu senyawa kimia berwujud kristal yang
molekulnya berikatan dengan molekul air. Contoh senyawa hidrat adalah CuSO 4.5H2O,
dari rumus kimia senyawa tersebut mengandung arti bahwa setiap satu molekul
CuSO4 berikatan dengan lima molekul air (H2O). Contoh lainnya adalah senyawa
CaCl2.2H2O yang berarti bahwa satu molekul CaCl2 berikatan dengan dua molekul H2O.
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
26
Dari dua contoh senyawa hidrat di atas, dapat diketahui bahwa senyawa hidrat
tersusun atas senyawa ion dan air. Perhatikan skema berikut ini.
CuSO4.5H2O → Cu2+ + SO42- + 5 H2O
CaCl2.2H2O → Ca2+ + Cl- + 2 H2O
Karena tersusun atas senyawa ion, maka penamaan senyawa hidrat mengikuti sistem
tata nama senyawa ion dengan tambahan jumlah molekul air yang ditulis dengan
sistematika nomor Romawi lalu kata hidrat. Secara ringkas, aturan penamaan senyawa
hidrat mengikuti aturan rumus berikut ini.
Kation + Anion + Jumlah air + Hidrat
Contoh:
CuSO4.5H2O = Tembaga(II) sulfat pentahidrat

CaCl2.2H2O = Kalsium klorida dihidrat

e. Tata Nama Senyawa Asam


Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H+ dan mempunyai rasa asam, misalnya asam asetat (asam cuka). Rumus asam terdiri
atas atom hidrogen (ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam yang bertindak ion
positifnya. Pada umumnya, asam merupakan senyawa biner yang mengandung
hidrogen, oksigen dan unsur nonlogam.
Meskipun demikian, senyawa asam dibedakan menjadi dua yaitu asam biner dan asam
poliatomik atau asam oksi. Asam biner adalah asam yang terdiri dari dua jenis atom
sedangkan asam oksi adalah asam yang mengandung oksigen dan umumnya asam oksi
ini memiliki anion poliatomik sehingga disebut juga asam poliatomik.
Aturan penamaan senyawa asam dengan menyebut atom H (ion positif) dengan asam
dan dirangkai dengan menyebut nama ion negatifnya (anion). Agar lebih mudah
mengingatnya, perhatikan rumus tata nama senyawa asam berikut ini.
Asam + nama Anion nonlogam
Contoh:
HF = Asam fluorida
HBr = Asam bromida
HI = Asam iodida
HCN = Asam sianida
H2SO4 = Asam sulfat
HNO3 = Asam nitrat
HNO2 = Asam nitrit
CH3COOH = Asam asetat

f. Tata Nama Senyawa Basa


Basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH - dan
mempunyai rasa pahit serta bersifat kaustik artinya jika terkena kulit terasa licin
seperti bersabun. Contoh senyawa basa adalah amonia. Pada umumnya, basa adalah
senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH -. Aturan penamaan senyawa
basa dengan menyebutkan nama ion positifnya (kation) diikuti kata hidroksida untuk
menyebut ion OH-. Coba kalian perhatikan rumus tata nama senyawa basa berikut ini
agar mudah mengingat.
Nama kation + Hidroksida

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


27
Contoh :
Al(OH)3 = Aluminium hidroksida
Cu(OH)2 = Tembaga(II) hidroksida
Ba(OH)2 = Barium hidroksida
Mg(OH)2 = Magnesium hidroksida

g. Tata Nama Senyawa Garam


Garam merupakan senyawa hasil reaksi antara asam dengan basa, misalnya garam
CuSO4. Garam terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Penamaan garam sama
dengan tata nama senyawa ion yaitu dengan menyebut nama kation diikuti nama
anionnya. Khusus kation dari unsur yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu (ex.
Sn, Pb, Fe, Cu dan Au) bilangan oksidasinya ditulis dalam kurung dengan angka romawi.
Perhatikan rumus tata nama senyawa garam berikut ini.
Nama Kation + Nama Anion
Berikut ini adalah contoh nama-nama senyawa garam beserta kation, anion serta
rumus kimia dalam bentuk tabel.
Kation Anion Rumus Garam Nama Garam
+ -
Na NO2 NaNO2 Natrium nitrit
2+ 3-
Mg PO4 Mg3(PO4)2 Magnesium fosfat
Fe3+ SO42- Fe2(SO4)3 Besi(III) sulfat
2+ -
Hg Cl HgCl2 Raksa(II) klorida
+ 2-
Cu O Cu2O Tembaga(I) oksida

h. Nama Trivial atau Lazim

Terdapat nama senyawa yang tidak mengikuti aturan IUPAC disebabkan namanya
sudah umum (trivial). Berikut adalah berapa contoh nama trivial senyawa :

3. Tata Nama Senyawa Organik

Senyawa organik adalah senyawa yang unsure penyusun utamanya karbon dengan
sifat-sifat tertentu. Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom karbon,
kecuali CO, CO2, CN, dan ion CO32– tergolong senyawa anorganik. Senyawa organik
diklasifikasikan ke dalam senyawa hidrokarbon dan turunan hidrokarbon Senyawa organic
memiliki tata nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organic mempunya
nama dagang (nama trivial). Tata nama senyawa organik atau senyawa karbon ( alkana dan
turunanya ) secara lengkap akan di bahas di belas kelas XI dan XII nanti.
Berikut contoh Beberapa senyawa organik dan namanya :
a. CH4 = metana g. HCHO = formaldehid
b. C2H6 = etana h. CHCl3 = kloroform
c. C3H6 = propena i. C2H50H = etanol
d. C3H4 = propuna j. CH3COOH = asam asetat
e. CO(NH2)2 = urea k. C2H6-O = Dietil eter
f. C6H12O6 = glukosa l. C6H6 = Benzena
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
28
 Kegiatan diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang rumus kimia dan tata nama senyawa kimia
dari berbagai sumber ( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ) . Selanjutnya lakukan
kegiatan diskusi kelompok untuk menguji pemahamam materi.

1. Bagaimana cara menulis rumus kima dari senyawa berikut dengan melihat valensinya

An Ion Cl- S2- N3- NO3 - SO4 2- PO4 3- CN- CH3COO-


Kat Ion
H+

Na+

Mg2+

Al3+

NH4+

Sn4+

2. Beri nama senyawa biner berikut !


a. Senyawa kovalen berupa asam ( H + non logam ) :
HCl , HBr , HI, HF, H2S
b. Senyawa ion berupa garam ( logam dari golongan utama dan non logam ) :
NaCl, MgBr2 , AlF3 , BaO , Na3N , B2S3
c. Senyawa kovalen ( non logam dan non logam ) :
IF , SF4 , PCl3 , PCl5 , CO , CO2 , CS2 , N2O , NO , NO2 , N2O4
d. Senyawa ion ( logam dari golongan transisi dan non logam:
FeO , Fe2O3 , CuCl, CuCl2, PbO, PbO2,

3. Beri nama senyawa poliatomik berikut :


a. Senyawa kovalen berupa asam ( H + non logam ) :
HCN , CH3COOH , HNO2 , HNO3 , H2CrO4 , H2Cr2O7 , HMnO4 , H2MnO4
H2SO3 , H2SO4 , HClO , HClO2 , HClO3 , HClO4
b. Senyawa ion berupa basa ( logam dan OH ) :
NaOH , Ca(OH)2 , Al(OH)3 , NH4OH , Fe(OH)2 , Fe(OH)3
c. Senyawa ion berupa garam ( logam dari golongan utama dan non logam ) :
Na3PO3 , Na3PO4 , Ca(CN)2 , Al2(SO4)3
d. Senyawa ion berupa garam ( logam dari golongan transisi dan non logam ):
PbSO4 , Pb(SO4)2 , FeCl2 , FeCl3

C. PERSAMAAN REAKSI

Pertemuan ke -4
Menyetaraan Reaksi Sederhana
Prasarat Pengetahuan :
Memahami wujud zat , bilangan oksidasi , rumus kimia dan pemberian nama senyawa

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


29
 Kegiatan Literasi

1. Cara Menyetakan Reaksi

Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
(reaktan) dan hasil reaksi (produk) disertai koefisiennya masing-masing. Di dalam persamaan
reaksi kimia berlaku Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoisier yang menyatakan
“massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Masalah hukum kekalan massa akan
dibahas secara lengkap nanti dalam bab perhitungan kimia .Massa suatu zat berbanding
lurus dengan jumlah atomnya, sehingga dapat diartikan jumlah atom sebelum bereaksi sama
dengan jumlah atom hasil reaksi.
Penulisan persamaan reaksi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
 Menuliskan rumus kimia dan wujud zat-zat yang terlibat reaksi , baik sebelum maupun
sesudah reaksi dengan benar.
Wjud zat ditulis : s = solid/padat, l = liquid/cair, aq = aques / terlarut, g= gas
 Menyetarakan persamaan dengan memberi angka koefisien reaksi yang sesuai sehingga
jumlah dan jenis atom sebelum dan sesudah reaksi sama.
 Untuk menyaterakan reaksi ini di kenal ada dua cara, yaitu cara langsung untuk yang
sederhana dan cara tidak langsung ( matematis ) untuk yang lebih complex karena sulit
dengan cara langsung
Perhatikan contoh persamaan reaksi kimia setara berikut :

a. Penyetaraan reaksi cara langsung


Cara langsung artinya melihat persamaan reaksi kemudian jumlah atomnya langsung
disamakan secara coba-coba. Cara ini disebut juga dengan cara “menebak”. Biasanya
digunakan untuk persamaan reaksi yang sederhana, tetapi kalau sudah terbiasa
persamaan reaksi yang kompleks pun dapat diselesaikan dengan teknik ini.
Contoh:
1) Misalkan menyetarakan reaksi ,
Reaksi antara gas hidrogen dan oksigen menghasilkan air.
Maka langkah-langkahnya :
H2(g) + O2(g) → H2O(l)
atom H = 2 → atom H = 2 (sudah sama)
atom O = 2 → atom O = 1 (belum sama)
a) Atom H sebelah kiri dan kanan tanda panah sudah sama.
b) Atom O di kiri ada 2 sedangkan di kanan ada 1, atom O sebelah kiri dan kanan
harus dibuat sama dengan mengalikan ½ atom O di kiri.
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)
c) Sekarang atom O di kiri dan kanan sudah sama, agar koefisien tidak dalam
bentuk pecahan, semua ruas dikalikan dengan 2:
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l)
×2
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
30
Diperoleh persamaan reaksi setaranya sebagai berikut:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) , atom sebelah kiri dan kanan sudah sama.
2) Misalkan menyetarakan reaksi ,
Reaksi pembakaran gas etena (C2H4) dengan oksigen yang menghasilkan gas karbon
dioksida dan air.
Maka langkah-langkahnya :
C2H4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
a) Atom C di ruas kiri ada 2, di kanan ada 1, maka yang kanan dikali 2 supaya
menjadi 2.
C2H4(g) + O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l)
b) Atom H di kiri ada 4, di kanan ada 2, maka yang kanan dikali 2 supaya menjadi 4.
C2H4(g) + O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(l)
c) Sekarang atom O di ruas kiri ada 2, di kanan ada 6, maka yang kiri dikali 3 supaya
menjadi 6.
C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(l)
d) Sekarang kita periksa jumlah atom di ruas kiri dan kanan apakah sudah sama
atau belum.
Jumlah atom ruas kiri Jumlah atom ruas kanan
Atom C = 2 Atom C = 2 × 1 = 2
Atom H = 4 Atom H = 2 × 2 = 4
Atom O = 3 × 2 = 6 Atom O = (2 × 2) + (2 × 1) = 4 + 2 = 6
e) Ternyata jumlah atom di ruas kiri dan kanan semua sudah sama, dengan
demikian persamaan reaksi sudah setara.

b. Penyetaraan reaksi cara tidak langsung


Cara tidak langsung adalah cara menyetarakan persamaan reaksi kimia dengan
menggunakan persamaan matematika yang disebut juga dengan cara “permisalan”.
Untuk memahami cara tidak langsung ini, perhatikan langkah-langkah pada contoh
berikut.
Contoh:
Misalkan menyetarakan reaksi ,
Reaksi antara aluminium(III) sulfat dengan kalsium klorida menghasilkan
aluminium(III) klorida dan kalsium sulfat.
Maka langkah –langkanya :
Al2(SO4)3(aq) + CaCl2(aq) → AlCl3(aq) + CaSO4(aq)
1) Misalkan masing-masing koefisien dengan huruf.
a Al2(SO4)3(aq) + b CaCl2(aq) → c AlCl3(aq) + d CaSO4(aq)
Kemudian kita ubah jumlah atom menjadi bentuk persamaan matematika sebagai
berikut:
kiri kanan
Jumlah atom Al : 2a = 1c ….. Pers. (1)
Jumlah atom S : 3a = 1d ….. Pers. (2)
Jumlah atom O : 12a = 4d ….. Pers. (3)
Jumlah atom Ca : 1b = 1d ….. Pers. (4)
Jumlah atom Cl : 2b = 3c ….. Pers. (5)
2) Misalkan salah satu koefisien huruf dengan angka 1, yang dimisalkan merupakan
senyawa yang paling kompleks. Jika dengan angka 1 reaksi tidak dapat disetarakan,
maka gunakan angka selanjutnya: 2, 3, 4 dan seterusnya. Pada reaksi di atas

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


31
Al2(SO4)3 merupakan senyawa yang paling kompleks, sehingga koefisiennya
dimisalkan 1, yaitu a = 1
3) Menghitung harga b, c dan d dengan persamaan matematika:
Pers. (1) 2a = c (mencari harga c)
2×1 = c

c = 2
Pers. (2) 3a = 1d (mencari harga d)
3×1 = d

d = 3
Pers. (4) 1b = 1d (mencari harga b)
b = 3
Persamaan (3) tidak perlu digunakan karena harga a, b, c dan d sudah ditemukan.
Diperoleh harga a = 1; b = 3; c = 2; d = 3.
4) Kemudian subtitusikan harga a, b, c dan d yang diperoleh ke dalam persamaan
reaksi
a Al2(SO4)3(aq) + b CaCl2(aq) → c AlCl3(aq) + d CaSO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 3 CaCl2(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3 CaSO4(aq)
5) Kemudian kita periksa jumlah atom di ruas kiri dan kanan apakah sudah sama atau
belum.
Jumlah atom ruas kiri Jumlah atom ruas kanan
Atom Al = 2 Atom Al = 2
Atom S = 3 Atom S = 3
Atom O = 12 Atom O = 12
Atom Ca = 3 Atom Ca = 3
Atom Cl = 6 Atom Cl = 6
6) Ternyata jumlah atom di ruas kiri dan kanan semua sudah sama, dengan demikian
persamaan reaksi sudah setara.

2. Beberapa Reaksi Kimia di Alam

Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium.
Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi kimia
atau perubahan kimiawi. Setiap kali kita memasak atau sedang bersih-bersih, itu juga
merupakan kimia dalam tindakan. Tubuh kita hidup dan tumbuh berkat reaksi kimia. Ada
reaksi ketika kita meminum obat, menyalakan korek api, dan mengambil napas.
Berikut adalah 10 contoh reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari. Ini hanyalah
contoh kecil, karena kita melihat dan mengalami ratusan ribu atau bahkan lebih reaksi kimia
setiap hari.

a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses yang digunakan oleh tanaman dan organisme lain untuk
mengubah energi cahaya, biasanya dari Matahari, menjadi energi kimia yang dapat
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
32
kemudian dibebaskan untuk bahan bakar aktivitas organisme. Energi kimia ini disimpan
dalam molekul karbohidrat, seperti gula, yang disintesis dari karbon dioksida dan air.
Fotosintesis mempertahankan kadar oksigen atmosfer dan memasok semua senyawa
organik dan sebagian besar energi yang diperlukan untuk kehidupan di Bumi.Secara
singkat, tanaman menggunakan reaksi kimia yang disebut fotosintesis untuk
mengubah karbon dioksida dan air menjadi makanan (glukosa) dan oksigen. Ini adalah
salah satu reaksi kimia sehari-hari yang paling umum dan juga salah satu yang paling
penting, karena ini adalah bagaimana tanaman memproduksi makanan untuk diri
mereka sendiri dan hewan dan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.
6 CO2 + 6 H2O + light → C6H12O6 + 6 O2

b. Respirasi Seluler Aerobik


Respirasi seluler aerobik adalah proses kebalikan dari fotosintesis dalam energi
molekul digabungkan dengan oksigen yang kita hirup untuk melepaskan energi yang
dibutuhkan oleh sel-sel kita ditambah karbon dioksida dan air. Energi yang digunakan
oleh sel adalah energi kimia dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat).
Respirasi aerobik membutuhkan oksigen untuk menghasilkan ATP. Meskipun
karbohidrat, lemak, dan protein yang dikonsumsi sebagai reaktan, adalah metode yang
disukai dalam pemecahan piruvat dalam glikolisis dan mengharuskan piruvat
memasuki mitokondria untuk sepenuhnya teroksidasi oleh siklus Krebs. Produk dari
proses ini adalah karbon dioksida dan air, tetapi energi yang ditransfer digunakan
untuk memecah ikatan yang kuat di ADP sebagai kelompok fosfat ketiga ditambahkan
untuk membentuk ATP, oleh fosforilasi tingkat substrat, NADH dan FADH2
Berikut adalah persamaan keseluruhan untuk respirasi sel aerobik:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + energy (36 ATPs)

c. Respirasi Anaerobik
Berbeda dengan respirasi aerobik, respirasi anaerobik menggambarkan satu set reaksi
kimia yang memungkinkan sel untuk mendapatkan energi dari molekul kompleks tanpa
oksigen. Otot-otot sel melakukan respirasi anaerob setiap kali kita membuang oksigen
yang kemudian sampai kepada mereka, seperti selama latihan intens atau
berkepanjangan. Respirasi anaerobik oleh ragi dan bakteri yang dimanfaatkan untuk
fermentasi, untuk menghasilkan etanol, karbon dioksida, dan bahan kimia lain yang
membuat keju, anggur, bir, yoghurt, roti, dan banyak produk umum lainnya.
Persamaan kimia secara keseluruhan untuk satu bentuk respirasi anaerobik adalah:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + energy

d. Pembakaran
Setiap kali kita menyalakan korek api, membakar lilin, membuat api, atau menyalakan
panggangan, kita akan melihat reaksi pembakaran. Pembakaran menggabungkan
molekul energik dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.
Sebagai contoh, reaksi pembakaran propana, ditemukan di panggangan gas dan
beberapa perapian, adalah:
C3H8 + 5O2 → 4H2O + 3CO2 + energy

e. Karat
Karat adalah besi oksida, biasanya oksida merah yang dibentuk oleh reaksi redoks besi
dan oksigen dengan adanya air atau kelembaban udara. Beberapa bentuk karat
dibedakan baik secara visual maupun dengan spektroskopi, dan bentuk dalam keadaan

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


33
yang berbeda. Karat terdiri dari besi terhidrasi (III) oksida Fe2O3 · nH2O dan besi (III)
oksida-hidroksida (FeO (OH), Fe (OH ) 3).
Dalam waktu yang cukup, oksigen, dan air, setiap massa besi akhirnya akan
mengkonversi seluruhnya karat dan hancur. Permukaan karat terkelupas dan rapuh,
dan tidak memberikan perlindungan kepada besi dasar, seperti pembentukan patina
pada permukaan tembaga. Karat adalah istilah umum untuk korosi besi dan
paduannya, seperti baja. Banyak logam lainnya mengalami korosi yang setara, tetapi
oksida yang dihasilkan tidak biasa disebut karat.
Berikut adalah persamaan kimia untuk karat besi:
Fe + O2 + H2O → Fe2O3. XH2O

f. Mencampur Bahan Kimia


Jika kita misal saja menggabungkan cuka dan baking soda untuk membuat gunung
berapi kimia atau susu dengan baking powder dalam sebuah resep, kita mengalami
perpindahan atau metatesis reaksi ganda (ditambah beberapa hal lain). Bahan
bergabung kembali untuk menghasilkan gas karbon dioksida dan air. Bentuk karbon
dioksida gelembung di gunung berapi dan dapat membantu peningkatan
pemanggangan.
Reaksi-reaksi ini tampak sederhana dalam praktek, tetapi sering terdiri dari beberapa
langkah. Berikut adalah persamaan kimia keseluruhan untuk reaksi antara baking soda
dan cuka:
HC2H3O2 (aq) + NaHCO3 (aq) → NaC2H3O2 (aq) + H2O () + CO2 (g)

g. Baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen
penting, yaitu:
1) batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2) seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3) pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai menggunakan reaksi elektrokimia atau redoks untuk mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Reaksi redoks spontan terjadi pada sel galvanik, sementara
reaksi kimia tidak spontan terjadi dalam sel elektrolitik.

h. Pencernaan
Ribuan reaksi kimia terjadi selama proses pencernaan. Segera setelah kita menaruh
makanan di mulut, enzim dalam air liur yang disebut amilase akan mulai memecah gula
dan karbohidrat menjadi bentuk yang lebih sederhana supaya tubuh kita dapat
menyerapnya. Asam klorida dalam perut kita juga bereaksi dengan makanan untuk
memecahnya, sedangkan enzim membelah protein dan lemak sehingga mereka dapat
diserap ke dalam aliran darah melalui dinding usus.

i. Reaksi Asam-Basa
Setiap kali kita mencampur asam (misalnya, cuka, jus lemon, asam sulfat) dengan basa
(misalnya, baking soda, sabun, amonia, aseton), kita melakukan reaksi asam-basa.
Reaksi ini menetralkan asam dan basa menghasilkan garam dan air.
Natrium klorida bukan satu-satunya garam yang dapat dibentuk. Sebagai contoh, di
sini adalah persamaan kimia untuk reaksi asam-basa yang menghasilkan kalium
klorida, pengganti garam meja umum:
HCl + KOH → KCl + H2O
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
34
j. Sabun dan Deterjen
Sabun dan deterjen dapat membersihkan dengan menggunakan reaksi kimia. Sabun
mengemulsi kotoran, yang berarti sabun mengikat noda minyak noda sehingga mereka
dapat dibersihkan dengan air. Deterjen bertindak sebagai surfaktan, menurunkan
tegangan permukaan air sehingga dapat berinteraksi dengan minyak, mengisolasi
mereka, dan dan membersihkannya.

 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang cara menyetarakan reaksi kimia


sederhana dari berbagai sumber ( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ) . Selanjutnya
untuk menguji pemahamam materi lakukan kegiatan diskusi kelompok menuliskan reaksi
setara berikut !.

1. Logam magnesium dengan larutan asam klorida encer menghasilkan larutan


magnesium klorida dan gas hidrogen.

2. Padatan natrium hidroksida dengan larutan asam klorida encer menjadi larutan
natrium klorida dan air.

3. Besi dengan gas oksigen membentuk besi (II) oksida padat

4. Dinitrogen pentaoksida padat dengan air membentuk larutan asam nitrat

5. Karbon dioksida dan amonia membentuk urea dan air

6. Aluminium dan larutan asam klorida membentuk larutan aluminium klorida dan gas
hidrogen

7. Logam seng dengan larutan asam sulfat membentuk larutan seng sulfat dan gas
hydrogen

8. Difosforus pentaoksida padat dengan larutan kalium hidroksida membentuk larutan


kalium fosfat dan air

 UJI KOMPETENSI

( Uji Materi Mengacu Soal Ujian Sekolah dan Nasional )

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang pilihan jawaban
yang paling tepat dan benar !

Soal Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks

1. Bilangan oksidasi atom Cl tertinggi diantara senyawa berikut adalah…


A. KCl
B. KClO
C. CaCl2
D. KClO3
E. KClO2
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
35
EBTANAS 2000

2. Pada reaksi berikut:


Cl2(aq) + 2KOH(aq)  KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l)
Bilangan oksidasi klor berubah dari…
A. -1 menjadi +1 dan 0
B. +1 menjadi -1 dan 0
C. 0 menjadi -1 dan -2
D. -2 menjadi 0 dan +1
E. 0 menjadi -1 dan +1
UNAS 2004

3. Di antara reaksi-reaksi berikut, mana yang merupakan reaksi redoks adalah…


A. AgNO3 + NaCl  AgCl +NaNO3
B. 2KI + Cl2  I2 + 2KCl
C. NH3 + H2O  NH4+ + OH-
D. NaOH + CH3COOH  CH3COONa + H2O
E. Al2O3 + 2NaOH  2NaAlO2 + H2O
S1 2003

4. Senyawa yang mempunyai biloks nitrogen = +3 adalah…


A. Ammonium klorida
B. Kalium nitrat
C. Nitrogen trioksida
D. Nitrogen monoksida
E. Ammonia

5. Harga bilangan oksidasi unsur Cr dalam senyawa K2Cr2O7 adalah…


A. -6
B. +7
C. -5
D. +6
E. +5
(https://kakajaz.blogspot.com/2016/07)

6. Diketahui beberapa persamaan reaksi berikut:


1. C2O42− → 2CO2 + 2e;
2. Al3+ + 3e → Al;
3. Pb2+ + 2e → Pb; dan
4. Ca → Ca2+ + 2e.
Persamaan reaksi reduksi ditunjukkan pada nomor ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
(UN 2013

7. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut :


(1) SO42-  S2-
(2) Cr2O72-  2CrO42-
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
36
(3) Mg  Mg2+ + 2e
(4) S2O32-  S4O62-
Reaksi oksidasi terdapat pada nomor…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
E. 2 dan 3
UN 2013

8. Perhatikan persamaan reaksi berikut


2HBr + H2SO4  Br2 + SO2 + 2H2O
Zat yang merupakan oksidator adalah…
A. HBr
B. H2SO4
C. Br2
D. SO2
E. H2O
P-12 / 2010

9. Rumus kimia senyawa nitrogen trioksida adalah....


A. N3O2
B. N2O3
C. N2O
D. NO3
E. NO2

10. Senyawa dengan rumus kimia Al2(SO4)3 mempunyai nama....


A. Aluminium sulfit
B. Aluminium sulfat
C. Aluminium(I) sulfit
D. Aluminium(II) sulfat
E. Aluminium(III) sulfat

11. Pasangan rumus kimia dan nama senyawa berikut yang benar adalah....
Rumus Kimia Nama Senyawa
A. KOH Kalsium hidroksida
B. KMnO4 Kalium permanganat
C. HNO2 Asam nitrat
D. Ca(SO4)2 Alumunium Sulfat
E. NaPO4 Natrium fosfat

12. Nama senyawa Na2O adalah . . . .


A. Dinatrium oksida
B. Natrium trioksida
C. Natrium pentaoksida
D. Natrium oksida
E. Natrium tetraoksida
( OSN kimia 2014/2015 )
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
37
13. Rumus besi (II) oksida dan tembaga(I) oksida berturut-turut yaitu . . . .
A. FeO dan CuO
B. FeO dan Cu2O
C. Fe2O dan Cu2O
D. Fe2O3 dan CuO
E. Fe2O3 dan Cu2O
( OSN kimia 2013/2014 )

14. Nama senyawa NaOH adalah . . . .


A. Natrium Hidroksida
B. Dinatrium Hidroksida
C. Natrium Oksida
D. Natrium tetraoksida
E. Natrium
( OSK kimia 2008/2009 )

15. Jika tersedia ion : NH4+; Ca2+, NO3; PO 43-, rumus kimia yang benar adalah….
A. (NH4)3PO4
B. NH4(PO4)3
C. Ca2NO3
D. Ca2(PO4)3
E. Ca(PO4)2

16. Diketahui persamaan reaksi:


Na2B4O7 (s) + x H2O (l) + 2HCl (aq) → 4H3BO3 (aq) + yNaCl (aq)
Perbandingan x dan y adalah….
A. 5:2
B. 2:5
C. 1:3
D. 3 : 4
E. 10 : 3

17. Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
adalah....
A. jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3
B. jumlah atom yang dihasilkan adalah 2
C. jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan
D. jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan
E. molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6

18. Rumus empiris dari senyawa glukosa ( C6H12O6 ) adalah....


A. CH
B. CH4
C. CO2
D. C2H5
E. CH2O

19. Asam sianida jika direaksikan dengan kalsium hidroksida akan menghasilkan kalsium
sianida dan air. Persamaan reaksi yang tepat adalah....

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


38
A. HCN(aq) + CaOH(aq) → CaCN(aq) + H2O(l)
B. HCN(aq) + Ca2OH(aq) → Ca2CN(aq) + H2O(l)
C. 2HCN(aq) + Ca(OH)2(aq) → Ca(CN)2(aq) + 2H2O(l)
D. H2CN(aq) + 2CaOH(aq) → Ca2CN(aq) + 2H2O(l)
E. H2CN(aq) + Ca(OH)2(aq) → CaCN(aq) + 2H2O(l)

20. Pada reaksi a Zn + b HCl → c ZnCl2 + d H2, maka koefisien a, b, c, dan d berturut-turut
adalah..
A. 1, 2, 2, dan 1
B. 1, 1, 2, dan 1
C. 1, 2, 1, dan 1
D. 1, 2, 1, dan 2
E. 2, 2, 1, dan 2

21. Jika logam barium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, gas yang dihasilkan
adalah….
A. Cl2
B. O2
C. HCl
D. H2
E. H2O

22. Suatu asam dapat dibuat dari salah satu suku alkana melalui reaksi berikut ini.
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
Nama senyawa pereaksi yang digunakan dan hasil reaksi yang dihasilkan adalah…
A. Etana dan klorometana
B. Klorometana dan etana
C. Metana dan klorometana
D. Klorometana dan metana
E. Metana dan klorometana
(UN KIMIA 2012)

23. Alumunium Sulfat dibuat dengan cara mereaksikan bauksit dengan asam sulfat.
Persamaan reaksi setara yang terjadi pada pembuatan alumunium sulfat adalah...

(UN KIMIA 2012/2013

24. Pembakaran sempurna gas etilena atau gas karbit dapat menghasilkan panas yang
dapat digunakan untuk mengelas logam. Persamaan reaksi lengkap dari proses
pembakaran tersebut adalah…

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


39
(UN KIMIA 2009/2010)

25. Rumus kimia dari senyawa hidrat kalsium sulfat dihidrat adalah . . . .
A. CuSO4.5H2O
B. NaCl.10 H2O
C. HBr. 4H2O
D. Na2CO3.10H2O
E. CaSO4.2H2O
( UN kimia 2007/2008

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


40
BAB 3 STOIKIOMETRI KIMIA
PENDAHULUAN

K D : Pengetahuan dan Ketrampilan

3.10 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia,
konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.10 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif

Motivasi Pembelajaran

1. Para ahli kimia yang mengemukakan hukum dasar kimia.

A.L. Lavoisier J.L. Proust John Dalton Gay Lussac A . Avogadro


Dalam mempelajari kimia, kita akan dipertemukan dengan istilah Stoikimetri yakni sebuah cabang
ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat – zat kimia dan reaksi –
reaksinya. Ada lima hokum dasar kimia yang menyatakan hubungan kuantitatif unsur-unsur dalam
senyawa dan pada persamaan reaksi kimia yaitu, hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa), hukum
Proust (Hukum Perbandingan Tetap), hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda), dan hukum Gay-
Lussac (Hukum Perbandingan Volume)

2. Perhatikan label larutan dan penimbang zat di laboratorium berikut :

Dalam bab sebelumnya kita sudah mempelajari apa yang akan terjadi bila beberapa zat yang
direaksikan dan bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia dari perubahan-perubahan
tersebut. Apakah hal ini saja sudah cukup? Ternyata tidak. Seperti yang kalian sadari orang kadang
tidak hanya ingin tahu apa yang terjadi bila dia melakukan perlakuan terhadap zat tetapi berapa yang
bisa didapatkan. Dalam bab ini kita tidak hanya akan mempelajari apakah suatu reaksi dapat berjalan
tetapi kita juga akan mempelajari ukuran, baik berat, volume, maupun jumlah. Kita juga akan
mempelajari konsep mol dan penerapanya sebagai satuan perhitungan dalam kimia.

A. HUKUM DASAR KIMIA

Pertemuan ke-1
Lima Hukum Dasar Kimia
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
41
Prasarat Pengetahuan :
Memahami satuan perhitungan jumlah zat, volume zat dan massa zat serta cara
menyetarakan reaksi kima.

 Kegiatan Literasi

Hukum dasar kimia menurut para ahli kimia meliputi hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum penggabungan volume dan
juga hukum avogrado, berikut adalah penjelasan lengkap nya.

1. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier, 1743 – 1794 )

Antoine Laurent Lavoisier berpendapat bahwa massa zat – zat sebelum dan sesudah
reaksi yakni tetap. Contohnya yaitu jika kita mencampurkan atau mereaksikan hidrogen
dengan massa 4 gram dan oksigen dengan massa 32 gram.Maka akan menghasilkan
hidrogen oksida dengan massa = massa hidrogen + massa oksigen ( 4 gram + 32 gram = 36
gram ).Namun, untuk beberapa kasus seperti membakar kertas lalu menjadi abu. Bisa saja
abu lebih ringan daripada kertas, sehingga reaksinya di hasilkan dari reaksi lainnya seperti
abu dan gas CO2 yang hilang terbawa angin.
Lalu pada tahun 1779, Lavoisier melakukan uji coba penelitian dengan memanaskan
530 gram logam merkuri dalam sebuah wadah yang terhubung dengan udara di dalam
silindernya dengan sebuah wadah tertutup.Dan ternyata volume udara di dalam silinder
berkurang sebanyak 1/5 bagian, sedangkan logam merkurinya berubah menjadi calx merkuri
( oksida merkuri ) dengan massa 572, 5 gram.Atau terjadi kenaikan massa sebesar 42, 4
gram. Besaran kenaikan massa merkuri ini sebesar 42, 4 gram yakni sama dengan 1/5 bagian
udara yang telah hilang yakni oksigen. Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
tetap.

Lalu kemudian Lavoiser mengambil sebuah kesimpulan yang dikenal dengan hukum
kekekalan massa yakni : ” Massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi yakni tetap. “

2. Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust , 1754 – 1826 )


Joseph Louist Proust berpendapat bahwa perbandingan massa unsur – unsur
penyusun sebuah senyawa selalu tetap. Contohnya ialah perbandingan massa hidrogen
dengan oksigen yaitu 1 : 8.
Misalkan massa jenis hidrogen yaitu 4 gram. Maka massa oksigennya ialah 4 gram x 8
gram = 32 gram. Perhatikan table hukum perbandingan tetap ( hukum Proust ) berikut :

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


42
Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram
oksigen dan menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan
massa oksigen yang terkandung di dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8.
Berapapun banyaknya air yang terbentuk dari percobaan yang dilakukannya perbandingan
massa oksigen dengan massa hydrogen selalu tetap
Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal
dengan sebutan hukum perbandingan tetap yang berbunyi :
” Perbandingan massa unsur – unsur dalam sebuah senyawa yakni tetap. “

3. Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton , 1766 – 1844 )


Dalton menyelidiki bahwa perbandingan massa unsur – unsur tersebut pada setiap
senyawa dan mendapatkan sebuah pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan
sebagai hukum perbandingan berganda yang menegaskan bahwa kedua unsur yang dapat
membentuk 2 senyawa atau lebih memiliki perbandingan komponen yang mudah dan
sederhana.
Pada percobaan yang pertama 1, 33 gram oksigen di reaksikan dengan 1 gram karbon.
Reaksi ini menghasilkan 2, 33 gram karbon monoksida.Selanjutnya pada percobaan yang
kedua massa oksigen di ubah menjadi 2, 66 gram sementara massa karbonnya tetap. Reaksi
ini menghasilkan suatu senyawa yang berbeda, yakni karbon dioksida.

Ternyata dengan massa oksigen yang sama perbandingan massa karbon dalam
senyawa karbon monoksida dan karbon dioksida yakni bilangan bulat dan
sederhana. Dalton mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan Hukum
Perbandingan Berganda yang berbunyi :
” Jika 2 buah jenis unsur bergabung dan membentuk lebih dari 1 senyawa dan jika
massa salah satu dari unsur di dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur
lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut ialah
bilangan bulat sederhana. “

4. Hukum Perbandingan Volume ( Hukum Gay-Lussac, 1808 )

Pada tahun 1808, ilmuwan Prancis yang bernama Joseph Louis Gay Lussac berhasil
melakukan uji percobaan tentang volume gas yang terlibat dari berbagai reaksi dengan
menggunakan berbagai macam gas.
Dia menyimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume pada gas – gas
yang bereaksi dan volume gas – gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
sederhana. Perhatikan zat –zat yang terlibat dalam reaksi berikut :

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


43
Perbandingan koefisien = perbandinan volumenya. koefisien gas A / koefisien B =
volume gas A / volume gas B .
Menurut Gay Lussac 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen dan
membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi ini pembentukan uap air agar reaksi sempurna
untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen. Kemudian
menghasilkan 2 volume uap air.Berikut hasil percobaanya.

Dari percobaan ini Gay-Lussac mengemukakan teorinya yang terkenal dengan


sebutan Hukum Perbandingan Volume, yang berbunyi :
” Pada suhu dan tekanan yang sama, volume pada gas – gas yang bereaksi dan volume
pada gas – gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. “

5. Hukum Hipotesis ( Hukum Avogadro, 1811 )

Hukum Avogadro di cetuskan oleh seorang ahli fisika Italia yang bernama Amedeo
Avogadro pada tahun 1811. Amedeo Avogadro mengemukakan teorinya yang terkenal
dengan sebutan Hukum Hipotesis yang berbunyi :
” Bahwa gas – gas yang volumenya sama, jika di ukur dengan suhu dan tekanan yang
sama, maka akan memiliki jumlah molekul yang sama pula. “

Misalkan ,
Bila V liter gas hidrogen direaksikan dengan V liter gas klor dihasilkan 2V liter gas hidrogen
kloridan pada P dan T sama. Maka bila n molekul gas hidrogen direaksikan dengan n molekul
gas klor akan dihasilkan juga 2n molekul gas hidrogen klorida pada P dan T sama.
Dapat ditulis :
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Jika V = volume dan n = jumlah molekul, maka dapat disimpulkan :
“Pada keadaan P dan T yang sama, gas-gas yang mempunyai V yang sama akan mempunyai
n yang sama”.
Contoh :
Pada P dan T yang sama, bila 3 liter gas CO2 mempunyai jumlah molekul 5n, maka dalam 9
liter gas NH3 terdapat berapa molekul?
Jawab :
Vco 2 V
 NH3
n co 2 n NH3
3L 9L

5n n NH 3
9 L.5n
nNH3 =  15n
3L

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


44
 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang hukum-hukum dasar kimia dari berbagai
sumber( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ). Selanjutnya lakukan diskusi kelompok
untuk menguji pemahaman materi.

1. Kerjakan soal berikut untuk memahami hukum Lavoisier !


Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram oksigen dalam
ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4 Al (s) + 3 O2 (g) → 2 Al2O3 (s)
Hitunglah massa aluminium oksida yang dapat terbentuk !
2. Isilah tabel berikut untuk memahami Lavoisier sekaligus hukum Proust !
Timbal dapat bereaksi dengan belerang membentuk timbal sulfida.
Perhatikan tabel data zat yang direaksikan berikut :
Jumlah zat yang di reaksikan 1 2 3
Jumlah timbal (Pb) /g 2,45 Y 0,75
Jumlah belerang (S) /g 0,38 1,14 X
Berdasarkan data tersebut ,
a. Tentukan perbandingan massa Pb dengan S
b. Hitunglah harga Y dan X nya !

3. Isilah tabel berikut untuk memahami hukum Dalton !


Unsur X dan Y membentuk dua senyawa dengan perbandingan sebagai berikut :
Jenis Senyawa Masas X Massa Y X:Y
I 60 40 ... : ...
II 50 50 ... : ...
Tentukan :
a. Hitunglah perbandingan massa X dalam senyawa I : senyawa II jika massa Y dibuat
sama
b. Dan hitunglah perbandingan massa Y dalam senyawa I : senyawa II , jika massa X
dibuat sama
c. Apakah sesuai dengan hukum Dalton ?

4. Kerjakan soal berikut untuk memahami hukum Gay Lussac dan Avogadro !
Sebanyak 5 liter gas propana (C3H8) dibakar sempurna dengan gas oksigen menurut
reaksi:
C3H8(g) + 5O2(g) → 3 CO2(g) + 4H2O(g)
Jika diukur pada P dan T yang sama, Hitunglah !
a. Perbandingan Volum dari C3H8(g) : O2(g) : CO2(g) : H2O(g)
b. Volume gas O2 yang dibutuhkan untuk reaksi,
c. Volume gas CO2 dan gas H2O yang dihasilkan bila

Pertemuan ke-2
Membuktikan Hukum Lavoisier

 Kegiatan Praktik
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
45
Membuktikan Hukum Lavoisier

A. Pendahuluan

Pernahkah Saudara memperhatikan sepotong besi yang berkarat karena berada di


udara terbuka. Menurut Saudara bagaimana massanya jika dibandingkan dengan
sepotong besi yang tidak berkarat. Bagaimana dengan massa sebelum dan sesudah
reaksi pada reaksi-reaksi yang lain? Untuk membuktikannya, cobalah lakukan
percobaan berikut dalam kelompok dengan hati-hati dan teliti. Jawablah pertanyaan
berdasarkan data pengamatan dan hasil pengolahan data.

B. Tujuan

Menyelidiki massa zat sebelum dan sesudah reaksi kimia

C. Alat dan bahan


- Tabung Y
- Gelas Kimia 500mL
- Pipet tetes Gelas Ukur 10 mL
- Neraca tiga lengan
- Labu Erlenmeyer
- Larutan KI
- Larutan NaCl
- Larutan AgNO3
- Larutan Pb(NO)3.

D. Langkah Kerja

Percobaan 1
1. Masukkan 5 mL NaCl ke dalam salah satu kaki tabung Y dan 5 mL AgNO3 ke
dalam kaki yang lainnya hati hati agar tidak bercampur. Amati warna larutan
dalam kaki tabung Y tersebut!
2. Masukkan tabung y kedalam gelas kimia.
3. Timbanglah gelas kimia beserta isinya lalu catatlah massanya.
4. Miringkan tabung y sehingga larutan pada kedua kakinya bercampur perhatikan
reaksi yang terjadi. Timbang kembali gelas kimia berisi tabung berisi larutan itu.
Catat massanya.

Gambar Tabung Y
Sumber : http://kimiamanten.blogspot.com
5. Bandingkan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.

Percobaan 2
Ulangi percobaan nomor satu dengan mengganti larutan oleh larutan KI
dan dan larutan Pb(NO)3.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


46
E. Data Pengamatan

Catatlah pengamatanmu dalam table berikut :


No. Percampuran ( Reaksi ) Massa sebelum reaksi Massa sesudah reaksi
1. NaCl + AgNO3
2. KI + Pb(NO)3

F. Pertanyaan

1. Apakah pada percobaan terjadi reaksi kimia? Berikan penjelasan!


2. Jelaskan dari percobaanmu, hubungan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
3. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini?
4. Jika data hasil praktik kelompokmu tidak sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa,
coba diskusikan hal-hal yang menyebabkannya! Kalau perlu silahkan mencoba
kembali percobaan ini

B. KONSEP MOL

Pertemuan ke-3
Massa Relatif dan Konsep Mol

Prasarat Pengetahuan :
Memahami tanda atom , besaran dan satuan massa, besaran dan satuan volume serta
besaran dan satuan dari jumlah zat.

 Kegiatan Literasi

1. Massa Relatif dalam Perhitungan

Sebelum lebih jauh kita mempelajari konsep mol, ada baiknya kita mempelajari hal
penting yang berkaitan dengan mol yaitu Massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif
(Mr)
a. Masssa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif adalah massa suatu atom jika dibandingkan dengan massa atom
acuan. Namanya juga relatif, jadi tergantung pada atom yang jadi acuan. Awalnya
penentuan massa atom relatif suatu unsur kimia menggunakan pembanding atom
hydrogen karena merupakan atom yang paling ringan massanya dibanding atom yang
lain. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat spektrometer massa
hydrogen sebesar 1,67 x 10-27 kg . Massa 1 atom hidrogen ini dianggap sama dengan 1
s.m.a.( satuan massa atom ) . Untuk masa atom selainya dibandingkan dengan berapa
kali kelipatanya. Kemudian sejak 62 tahun yang lalu tepatnya tahun 1961 posisi
hydrogen sebagai pembanding oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied
Chemistry) diganti oleh atom karbon C12. Dipilihanya atom karbon karena atom dari
karbon lebih stabil. Massa atom relatif dilambangkan dengan Ar dengan satuan sma
(satuan massa atom). Cara menentukan massa atom relatif dengan menggunakan
rumus massa atom relatif:

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


47
Massa atom C12 = 1,993 x 10-23 g
Jadi 1/12 massa atom C12 = 1/12 x 1,993 x 10-23 = 1,661 x 10-24 g (= nilai 1 sma)
Satuan sma tidak pernah dicantumkan dalam tabel periodik unsur. Jika melihat dalam
tabel Natrium memiliki nomor massa 23, maka artinya massa satu atom dari unsur
natrium adalah 23 kali dari 1/12 massa atom C 12. Dan begitu juga yang lainya telah
dihitung massa atom relatifnya.
Massa atom dari sebuah unsur yang dibandingkan dengan 1/12 massa atom C-12
adalah massa atom rata-rata dari isotop-isotop unsur tersebut di alam (masalah isotop
telah dipelajari, lihat kembali). Jadi untuk menentukan massa atom relatif suatu unsur
yang memiliki beberapa isotop dapat menggunakan rumus massa atom relatif :

b. Massa Molekul Relatif


Suatu molekul unsur atau molekul senyawa terdiri dari 2 atom atau lebih baik dari
unsur yang sama maupun berbeda. Jika massa atom relatif dari unnsur-unsur
pembentuk molekul tersebut dijumlahkan maka akan mendapatkan massa molekul
relative ( Mr ).
Jadi Mr = ∑ Ar atau
Mr suatu senyawa = Jumlah Ar unsur-unsur penyusunnya
Contoh,
Berapakah massa molekul relatif garam dapur (NaCl) dan asam sulfat (H2SO4) jika
diketahui massa atom relatif Na = 23, Cl = 35, H = 1, S = 32, dan O = 16?
Jawab:
1) Mr. NaCl = Ar Na + Ar Cl = 23+35 = 58 sma
2) Mr. H2SO4 = 2 Ar H + Ar S + 4 Ar O = 2(1) + (32) + 4(16) = 2 + 32 + 64 = 98 sma

2. Konsep Mol dalam Perhitungan

Dalam kehidupan sehari – hari kita biasa mengukur sesuatu dengan mencacah
(menghitung jumlah) atau dengan menimbangnya tergantung pada tujuan. Kimia
berhubungan dengan benda yang sangat – sangat kecil, yaitu atom. Atom, sangat tak
terhingga kecilnya, tak seorangpun dapat menimbang satu atom. Untuk itu diperlukan suatu
satuan tersendiri untuk mengukur, baik menghitung maupun menimbangnya yang disebut
sebagai mol.
Mol didefinisikan sebagai jumlah tertentu dari suatu partikel yang mengandung jumlah
partikel tersebut yang sama banyaknya dengan jumlah atom yang dikandung dalam 12 gram
atom C – 12. Berapa atom yang terkandung dalam 12 gram atom C – 12? Para ahli kimia
sepakat untuk menerima bahwa dalam setiap 12 gram atom C – 12 terdapat 6, 022. 1023
atom karbon – 12. Angka ini disebut sebagai bilangan Avogadro (L). Konsep ini mirip dengan
satuan jumlah seperti lusin , 1 lusin barang apa saja jumlahnya 12. Begitu juga dalam konsp
mol, 1 mol zat apa saja jumlah partikelnya sebanyak 6,022 x 1023
Contoh
a. 1 mol ion Na+ mengandung 6, 022 x 1023 ion Na+
b. 1 mol Cl- mengandung 6, 022 x 1023 ion Cl-
c. 1 mol NaCl mengandung 6, 022 x 1023 molekul NaCl
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
48
3. Hubungan Mol dengan Satuan lain.

Secara umum Hubungan mol dengan satuan yang lain seperti massa , volume , jumlah
partikel dan molaritas dapat digambarkan seperti bagan berikut :

Massa

X Mr : Mr
atau Ar atau Ar

Jumlah : 6,022 x 1023 Mol X 22,4L Volume


Partikel (STP)
X 6,022 x 1023 : 22,4L

p RT
x x
RT p

Volume gas
ideal

a. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel


Bilangan Avogadro menghubungkan mol dengan jumlah atom, molekul, atau ion.
Hubungan antara mol dengan jumlah partikel dan bilangan Avogadro adalah sebagai
berikut:

dengan keterangan,
n = jumlah mol (mol)
p = jumlah partikel (atom, molekul, atau ion)
L = Bilangan Avogadro (6,02 x 1023 partikel)

Contoh Soal:
Berapa jumlah atom Na yang terdapat dalam 0,4 mol Na?
Jawab :
n Na = 0,4 mol
L = 6,02 x 1023
Ditanya: p….?
n = p/L
p=nxL
p = 0,4 x 6,02
p = 2,41 x 1023 atom
Jadi, jumlah atom Na dalam 0,4 mol Na sebanyak 2,41 x 1023 atom.

b. Hubungan Mol dengan Massa


Hubungan antara mol dengan massa adalah sebagai berikut:

atau
Keterangan,
n = jumlah mol (mol)

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


49
massa = massa zat (gr)
Ar = massa atom relatif (gr.mol-1)
Mr = massa molekul relatif (gr.mol-1)

Contoh Soal:
Hitung jumlah mol dari 12 gram NaOH! (Ar Na = 23, O = 16, H = 1)
Jawab :
massa NaOH = 12 gr
Mr NaOH = ∑Ar
= (1 x Ar Na) + (1 x Ar O) + (1 x Ar H)
= (1 x 23) + (1 x 16) + (1 x 1) = 40
Ditanya: n NaOH….?

= 12 / 40 = 0,3 mol
Jadi, jumlah mol dari 12 gram NaOH adalah 0,3 mol.

c. Hubungan Mol dengan Volume Gas


Hubungan antara mol dengan volume gas dibagi menjadi dua, yaitu dalam keadaan
STP (Standar Temperature and Pressure) (00C.1atm) dan dalam keadaan selain STP.
Hubungan antara mol dengan volume gas dalam keadaan STP adalah sebagai berikut:

n = jumlah mol (mol)


V= volume gas (L)

Contoh Soal:
Hitung jumlah mol dari 44,8 L gas oksigen (O2) pada keadaan STP!
Jawab :
V gas oksigen = 44,8 L
Ditanya: n O2 ….?

n = 44,8 / 22,4 = 2 mol


Jadi, jumlah mol dari 44,8 L gas oksigen (O2) pada keadaan STP sebanyak 2 mol.

d. Mol Gas Selain STP


Pada keadaan selain STP hubungan antara mol dengan volume gas berlaku hukum gas
ideal sebagai berikut:
PxV=nxRxT
Keterangan,
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan gas (0,082 L.atm.mol-1.K-1)
T = suhu (K)

Contoh Soal :
Hitung jumlah mol dari 4,92 L gas nitrogen (N2) pada suhu 270C dan tekan 1 atm!
Jawab :
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
50
V = 4,92 L
T = 270C = 273 + 27 = 300 K
P = 1 atm
R = 0,082 L.atm.mol-1.K-1
Ditanya: n N2….?
PxV=nxRxT
1 atm x 4,92 L = n x 0,082 L.atm.mol-1.K-1 x 300 K
n = 4,92 L.atm / 24,6 L.atm.mol-1
n = 0,2 mol
Jadi, jumlah mol dari 4,92 L gas nitrogen (N2) pada suhu 270C dan tekan 1 atm sebesar
0,2 mol.

 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang massa realtif dan konsep mol dalam
perhitungan kimia dari berbagai sumber ( internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia ).
Selanjutnya lakukan diskusi kelompok untuk menguji pemahaman materi.

1. Hitunglah massa molekul relatif ( Mr ) dari !


Cl2 , HCl , KB r, Na2S , CaI2 , Ba(OH)2 , H3PO4 , Ca3(PO4)2 , MgSO4.6 H2O ,
Ba(OH)2.4 H2O

2. Hitunglah massa dari :


a. 0,5 mol garam NaCl
b. 2 mol CH3COOH
c. 4,816 x 1024 molekul H2O
d. 44,8 liter gas N2 (STP)

3. Hitunglah jumlah partikel dari


a. 3,1 gram P4
b. 0,25 mol NH3
c. 9 gram C6H12O6
d. 2,24 liter gas O2 (STP)

4. Hitunglah volume gas berikut ini pada keadaan standar :


a. 22 gram CO2
b. 6,4 gram SO2
c. 6,02 x 1023 molekul O2
d. 3,01 x 1022 molekul N2

5. Berapa tekanan tabung gas LPJ yang volumenya 20 liter agar pada suhu 27 oC di
dalamnya berisi gas 160 gram ? ( Mr CH4 = 16, R =0,082 L atm -1 K-1 dan dianggap gas
dalam keadaan ideal )

C. PERANAN KONSEP MOL

Pertemuan ke – 4
Penerapan Konsep Mol

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


51
 Kegiatan Literasi

1. Konsep mol dalam reaksi

Pada persamaan reaksi yang setara, perbandingan koefisien reaksi sama dengan
perbandingan mol zat yang terlibat dalam reaksi . Contoh pada reaksi pembuatan amoniak,
dapat ditulis persamaan reaksinya :
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) (i)
Perbandingan koefisien reaksi menunjukan perbandingan mol ( jumlah zat ). Dari reaksi ini
kita mendapatkan informasi bahwa 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2 menghasilkan 2 mol
NH3 .
Pada setiap reaksi tidak selalu massa zat-zat reaktan (zat yang bereaksi) akan habis
seluruhnya menjadi hasil atau produk reaksi. Kadang salah satu dari zat yang bereaksi akan
tersisa karena tidak habis bereaksi. zat reaktan yang habis duluan akan menyebabkan zat
lain tidak bisa bereaksi dengannya lagi (zat sisa). Zat pereaksi yang habis duluan inilah yang
disebut dengan pereaksi pembatas. Dinamakan demikian karena ia membatasi
keberlangsungan reaksi.
Ada dua jalan untuk menemukan pereaksi pembatas. Cara pertama adalah
menemukan perbandingan rasio jumlah reaktan yang digunakan dalam reaksi (perbandingan
mol ). Cara kedua dengan cara menghitung jumlah gram hasil reaksi.
Cara Pertama,
a. Setarakan reaksi (perhatikan koefisien dalam reaksi setara)
b. Konversikan semua reaktan ke dalam mol (biasanya tinggal membagi dengan massa atom
atau molekul relatif)
c. Bandingkan mol dalam angka 2 dengan perbandingan koefisien reaksi pada angka 1.
Sobat akan bisa menentukan mana yang reaktan yang habis duluan.
Cara Kedua,
a. Setarakan reaksi (perhatikan koefisien dalam reaksi setara)
b. Tentukan jumlah mol dari masing-masing reaktan
c. Sesuaikan ke mol hasil reaksi menggunakan perbandingan koefisien kemudian kalikan
dengan massa molekul relatifnya
d. Yang menghasilkan gram hasil reaksi paling sedikit itulah pereaksi pembata.

Contoh Soal
Dalam sebuah wadah tertutup, 20 gram metana (CH4) dibakar dengan 64 gram oksigen (O2)
menghasilkan karbon dioksida dan uap air menurut reaksi dibawah.
CH4(g) + O2 → CO2 + 2H2O
Diketahui Mr metana = 16, Ar oksigen = 16, dan Mr H2O = 18 .
Tentukan pereaksi pembatasnya !

Cara Pertama
a. Setarakan Reaksi (sudah setara → diberikan di soal)
CH4(g) + 2O2 → CO2 + 2H2O
b. Hitung mol masing-mmasing reaktan
Mol CH4 = 20/16 = 1,25 mol
Mol O2 = 64/32 = 2 mol
c. Sesuaikan dengan koefisien reaksi (
Dari reaksi setara di atas perbaingan metana : oksigen yang bereaksi adalah 1 : 2 jadi 1
mol metana dapat bereaksi dengan 2 mol oksigen.
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
52
Mol Metana Mol Oksigen

1,25 mol 2,5 mol

1 mol 2 mol
d. dari tabel di atas, 1,25 mol metana perlu 2,5 mol oksigen padahal hanya tersedia 2 mol
oksigen sehingga yang menjadi pereaksi pembatasnya adalah oksigen. O2 akan habis
duluan dan menyisakan 0,25 mmol metana (1,25-1)

Cara Kedua
a. Setarakan Reaksi (sudah setara → diberikan di soal)
CH4(g) + 2O2 → CO2 + 2H2O
b. Hitung mol masing-mmasing reaktan
Mol CH4 = 20/16 = 1,25 mol
Mol O2 = 64/32 = 2 mol
c. Sesuaikan dengan mol hasil reaksi dan hitung gram hasil reaksi
1,25 mol CH4 → 2,5 mol H2O (perbandingan koefisien 1 : 2)
2,5 x 18 = 45 gram H2O
2 mol O2 → 2 mol H2O (perbandingan mol 2 : 2 = 1 : 1)
2 x 18 = 36 gram H2O
Jadi yang merupakan pereaksi pembatas adalah oksigen (O2)

2. Konsep Mol dalam Rumus kimia

Rumus kimia terdiri dari rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul
menyatakan perbandingan sebenarnya penyusun unsure dalam senyawa ,sedang rumus
empiris perbandingan yang paling sederhanan. Rumus molekul = n x rumus empirinya , di
mana n adalah kelipatan jumlah atom penyusunya sesuai besarnya massa relatif senyawa
.Hubungan antara keduanya bisa dilihat dalam table berikut :

No. Nama Senyawa Rumus molekul Rumus Empiris


1 Karbon dioksida CO2 CO2
2 Etena C2H6 CH3
3 Glukosa C6H12O6 CH2O
4 Dinitrogen tetraoksida N2O4 NO2
5 Asam propanoat C3H602 C3H602

Rumus empiris menunjukan perbandingan jumlah komposisi unsur dalam menyusun


senyawa. Perbandingan ini dinyatakan dengan bilangan bulat terkecil.Bilangan ini didapat
dari analisis terhadap senyawa itudan dinyatakan dalam mol atom-atom penyusunya. Jadi
perbandingan jumlah kompossisi atom-atom penyusun senyawa = Perbandingan mol atom-
atom penyusun senyawa .

Contoh Soal:
Hasil analsis unsur dari suatu cuplikan senyawa ionic menunjukan adanya 2,82g Na, 4,35g Cl
dan 7,83g O. tentukan rumus empiris senyawa ini
Jawab:
Jumlah mol setiap unsur yang ada

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


53
Massa Na 2,82
n Na    0,123
Ar Na 23
Massa Cl 4,35
n Cl    0,123
Ar Cl 35,5
Massa O 7,83
nO   0,489
Ar O 16
Perbandingan Na:Cl:O dalam sampel tersebut adalah
0,123 : 0, 123: 0,489 = 1 : 1 : 3,98  1: 1: 4
Jadi rumus empiris yang dapat diusulkan adalah: NaClO4

Rumus molekul suatu senyawa adalah rumus yang menunjukkan jumlah atom yang
sebenarnya terdapat dalam satu molekul senyawa tersebut. Rumus molekul diketahui jika
kita telah mengetahui rumus empiris dan massa relatif senyawa tersebut
Contoh Soal :
Dari hasil analisis asam laktat diketahui bahwa rumus empiris senyawa tersebut adalah
CH2O. Bila massa rumus asam laktat adalah 90, tentukan rumus molekulnya
Jawab:
Misalkan rumus molekul asam laktat adalah (CH2O)x, maka
Mr (CH2O)x = 90
(12 + 2.1 + 16) x = 90
30 x = 90
X=3
Jadi rumus molekul asam laktat adalah (CH2O)3 atau C3H6O3

3. Konsep Mol dalam analisis senyawa

Untuk Analisis : Jika senyawa karbon dibakar menghasilkan gas CO2 dan H2O maka :
ArC
massa C  x massa CO 2
MrCO 2
ArH
massa H  x massa H 2 O
MrH 2 O

Massa O = massa senyawa – ( massa H + massa C )

Contoh soal
Vitamin C merupakan senyawa yang terdapat dalam banyak sumber alami, terutama
buah-buahan. Senyawa ini mengandung C, H dan O. Analisis dilakukan untuk menentukan
rumus molekul vitamin C. Sebanyak 1,00 g sampel dibakar. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Bagian yang diamati Sebelum (dalam g) Sesudah (dalam g)
Massa penyerap CO2 83,85 85,35
Massa penyerap H2O 37,55 37,96
Jika vitamin C memiliki Mr = 176, tentukan rumus molekul vitamin C
Jawab
Misalkan rumus vitamin C adalah CxHyOz ,
Semua CO2 dan H2O pada analisis ini dihasilkan dari reaksi pembakaran vitamin C sehingga
massa C dalam CO2 dan H dalam H2O sama dengan massa C dan H pada vitamin C.
Langkah pertama adalah menghitung massa C dan H, C dihitung dari CO2 dan H dari H2O.
Dari data didapatkan
Massa CO2 = 85,35 – 83,85 = 1,50g
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
54
Massa H2O = 37,96 – 37,55 = 0,41g
ArC
massa C  xmassa CO 2
MrCO 2
12
massa C  x1,50g  0,409g
44
ArH
massa H  x massa H 2 O
MrH 2 O
1
massa H  x 0,41g  0,046g
18
Massa dapat dihitung dari massa vitamin C dikurangi jumlah massa H dan C
Massa O = 1,00 g – (0, 409 + 0,046)
= 0,545
Kita dapat menentukan rumus empirisnya dengan menghitung perbandingan mol tiap unsur
pembentuknya sebagai berikut :
Unsur C H O
Massa 0,409 0,046 0,545
mol 0,409 0,046 0,545
 0,034  0,046  0,034
12 1 16
perbandingan 3 4 3

Jadi rumus empiris untuk vitamin C adalah C3H4O3


Dengan menggunakan data Mr, kita dapat menentukan rumus molekulnya
Anggap rumus molekul vitamin C adalah (C3H4O3) x, maka
Mr vitamin C = (3 Ar C + 4 Ar H + 3 Ar O) x
176 = (3. 12 + 4.1 + 3.16) x
176
x 2
88
Jadi rumus molekul vitamin C adalah (C3H4O3)2 atau C6H8O6

4. Konsep Mol dalam Senyawa Hidrat

Senyawa ionik tertentu memiliki keunikan dengan mengikat molekul air dengan jumlah
tertentu. Senyawa semacam ini disebut sebagai senyawa terhidrat. Air yang terikat ini
disebut sebagai air hidrasi atau air kristal. Air terikat dalam struktur dan hanya dapat dilepas
dengan pemanasan.
Jumlah molekul air yang terikat pada senyawa ditunjukkan pada namanya, yang
menggunakan sistematika awalan nomor Yunani, diletakkan sebelum kata hidrat. Hal yang
sama juga telah kita gunakan bersama dalam memberi nama untuk senyawa antara non
logam dan non logam. Dan untuk menunjukkan bahwa senyawa tersebut terhidrat, molekul
air dituliskan setelah rumus senyawanya dan dipisahkan dengan titik. Contoh, barium klorida
yang terhidrat memiliki rumus kimia BaCl2.2H2O. Perhatikan pada rumus ini berarti ada dua
molekul air yang terikat. Nama senyawa yang terhidrat ini menjadi barium klorida dihidrat.
Untuk menghitung jumlah air dalam senyawa hidrat dapat dirumuskan :

Jumlah air dalam senyawa = mol air dibagi mol senyawa kristalnya

Contoh Soal :

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


55
Sebanyak 2,43 g tembaga (II) sulfat yang terhidrat dipanaskan dalam tabung reaksi hingga
menjadi tembaga (II) sulfat anhidrat (tidak mengandung molekul air). Data yang dihasilkan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
Massa tabung reaksi dan tutupnya = 24.32 g
Massa alat dan senyawa terhidrat = 26.75 g
Massa alat dan garam setelah pemanasan = 25.88 g
Tentukan jumlah air kristal dalam senyawa tersebut, rumus molekul dan namanya!
Jawab:
Kita anggap jumlah air kristal dalam senyawa hidrat tersebut adalah x.
Reaksi yang terjadi adalah: CuSO4.x H2O  CuSO4 + x H2O
Massa garam terhidrat = 2.43 g
Massa garam anhidrat = massa setelah pemanasan – massa tabung dan tutup
= 25,88 – 24, 32 = 1,56 g
Massa air = massa garam terhidrat – massa garam anhidrat
= 2, 43 – 1, 56 = 0,87 g
massa CuSO 4 1,56
mol CuSO 4    9,78mmol
MrCuSO 4 159,5
massa H 2 O 0,87
mol H 2 O    48,33mmol
MrH 2 O 18
Perbandingan mol CuSO4 : x H2O
1 9,78 1 1
  
x 48,33 4,94 5
Jadi jumlah molekul air = 5
Rumus garam terhidrat = CuSO4.5 H2O
Namanya = tembaga (II) sulfat pentahidrat

 Kegiatan Diskusi

Pelajarilah lebih mendalam materi tentang penerapan konsep mol dalam reaksi
kimia dan rumus molekul dari berbagai sumber (internet, buku kima dan jurnal ilmiah kimia).
Selanjutnya lakukan diskusi kelompok untuk menguji pemahaman materi.

1. Sebanyak 24 gram batu pualam direaksikan dengan 20 gram asam klorida dalam
wadah tertutup menurut persamaan reaksi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq)  CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
a. Tentukan peraksi pembatasnya dan pereaksi yang sisa dan berapa massa sisanya.
b. Hitunglah massa kalsium klorida yang yang terbentuk
c. Hitunglah volume karbondioksida yang terbentuk dalam STP
d. Jumlah partikel kalsiumklorida yang terbentu .
( Ar Ca = 40 ; H = 1 ; Cl = 35,5 ; C = 12 ; L = 6,023 x 1023 )

2. Proses pengolahan silikon di industri dilakukan dengan cara mereduksi silika dengan
karbon dalam tanur listrik dengan persamaan reaksi:
SiO2(s) + 2C(s)  Si(s) + 2 CO(g)
jika dalam 1 hari industri tersebut dapat mengolah 30 ton silika, maka hitunglah
a. Massa berat unsur silikon yang dihasilkan
b. Massa unsur karbon yang dibutuhkan
c. Volume gas karbonmonooksida yang terbentuk pada STP.

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


56
d. Volume gas karbonmonooksida yang terbentuk jika diukur pada saat tekanan 1atm
dan suhu 30 0C
( Ar Si = 28 ; O = 16 ; C = 12 ; R = 0,082 L atm -1 K-1 )

3. Isobutilena adalah salah satu senyawa hidrokarbon yang digunakan dalam industri
karet sintetis. Sebanyak 0,847 isobutilena dianalisis dengan pembakaran. Kenaikan
massa penyerap CO2 adalah 2,657g dan penyerap H2O adalah 1,089g. Tentukan rumus
empiris dari isobutilena tersebut!

4. Sebanyak 5 gram senyawa hidrat dari tembaga (II) sulfat (CuSO4.x H2O) dipanaskan
sampai semua air kristalnya menguap. Jika massa padatan tembaga(II) sulfat yang
terbentuk adalah 3,2 gram.Tentukan rumus senyawa kristal hidrat tersebut!
(Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H = 1).

D. KADAR ZAT DALAM LARUTAN

Pertemuan ke – 5
Kadar zat dan Konsentrasi Larutan

 Kegiatan Literasi

Kadar zat dalam larutan bisa dinyatakan dengan banyak satuan , diantaranya yaitu :
Molaritas, molalitas, Normalitas, fraksi mol , Prosen dan ppm .

1. Molaritas ( M )

Molaritas yaitu suatu besaran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut terhadap
setiap liter larutan. Berikut rumus Molaritas :

Keterangan :
 M = Molaritas
 n = Banyaknya mol zat terlarut
 V = Volume larutan

Contoh Soal :
Sebanyak 6 gram NAOH ( Mr = 40 ) dilarutkan kedalam air sehingga volumenya menjadi 150
mL, hitunglah konsentrasi larutannya?
Jawab :
 Mr = 40
 g = 6 Gram NAOH
 V = 150 mL = 0,15 L
Ditanya : ..M?

n = 0,15

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


57
2. Molalitas (m)

Molalitas yaitu besaran yang menyatakan banyaknya mol yang terlarut terhadap setiap
1000 gram pelarut. Jika pelarutnya air, maka massa pelarut bisa dinyatakan dalam volume
pelarut. Hal ini disebabkan karena massa jenis air sama dengan 1 gram/mL. Berikut rumus
molalitas :

Keterangan :
 M = Molalitas
 n = Banyaknya mol zat terlarut (n=massa unsur/Mr)
 P = Massa pelarut

Contoh Soal :
Sebanyak 12 gram MgSO4 ( Mr = 120 ) dilarutkan kedalam 400 gram air, hitunglah molalitas
larutan yang terjadi ?
Jawab :
 Mr = 120
 g = 12 Gram MgSO4
 p = 400 gram air
Ditanya : m?

3. Persen Volume

Menyatakan jumlah volume zat terlarut dalam 100 mL larutan. Misalnya Alkohol 70%
artinya dalam 100 mL larutan alkohol terdapat 70 ml alkohol sisanya air Persen Volume
dapat di rumuskan sebagai berikut;
Persen Volume = (Volume zat terlarut / Volume larutan x 100 %)
Persen berat suatu zat dinyatakan dengan rumus:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡/ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝐴
% Berat / Volume zat A = X 100%
𝐵𝐸𝑅𝐴𝑇/ 𝑉𝑂𝐿𝑈𝑀𝐸 (𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)

Contoh soal:
Sebanyak 20 mL alkohol dilarutkan dalam 100 mL air. Berapa persen Volume Larutan
tersebut?
Jawab :
 Volume zat terlarut = 20 mL
 Volume Pelarut = 100 mL
 Maka Volume Larutan = 20 mL + 100 mL = 120 mL
 Sehingga Persen Volume = ( 20 ml / 120 mL ) x 100% = 16,7%

4. Parts Per Million (PPM) / Bagian per Juta (bpj)


Untuk menyatakan larutan yang sangat encer, bisa dinyatakan dalam bagian per juta
(bpj) atau ppm (parts per million).

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


58
Kadar suatu zat (bpj) dinyatakan dengan rumus :
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝐴
Kadar zat A = X 106 bpj
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

 Bpj massa = (Massa zat terlarut / massa Larutan ) x 106



Bpj Volume = (Volume zat terlarut / Volume larutan) x 106

Contoh Soal
Misalnya 1 Liter air limbah terdapat 2 mg merkuri.
Jawab
 Massa zat terlarut = 2 mg
 Massa Larutan 1 Liter = 1.000.000 mg (massa jenis air 1 kg /L)
 SehinggaKadar Merkuri = (2 mg / 1.000.000) x 106 = 2 bpj

5. Pengaruh Pengenceran terhadap Konsentrasi.

Pengenceran ialah penambahan pelarut. Pada proses pengenceran volume larutan


bertambah, tetapi massa solut tetap,sehingga mol solut juga tetap (mol = gram/Mr). Karena
M = mol/vol maka pada proses pengenceran Konsentrasi makin kecil.
Perubahan konsentrasi karena pengenceran dirumuskan sebagai berikut
C1 = konsentrasi awal (M, N, m dsb)
C2 = konsentrasi akhir (setelah pengenceran)
C1 . V1 = C2 . V2 V1 = volume awal
V2 = volume akhir ( V1 + V tambahan )

Contoh Soal
Berapa ml air harus ditambahkan ke dalam 200 ml larutan H2SO4 pekat (36 N) agar diperoleh
larutan H2SO4 2 M ?
Jawab :
 V1 = 200 ml
 C1 = 36 N
 C2 = 2 M = 4 N

V1  C1 200.36
V2 = = = 1800 ml
C2 4
VH 2 O = V2 – V1 = 1800 – 200 = 1600 ml

 Kegiatan Diskusi

1. Hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat dari 2 gram kristal NaOH yang dilarutkan ke
dalam air hingga volumenya 500 mL. (Mr NaOH = 40 )

2. Hitung jumlah mol larutan HCl 0,4 M dalam 2 L larutan!

3. Hitunglah molalitas larutan yang terjadi bila 24 gram kristal MgSO 4 dilarutkan dalam
400 gram air .(Mr MgSO4 = 120 )

4. Hitung molaritas larutan jika 3,65 gram HCl dimasukan dalam 2 L air !
( Mr H = 1 dan Cl = 35,5 ).

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


59
Pertemuan ke – 6
Cara Membuat Larutan

 Kegiatan Literasi
Membuat Larutan dengan Kadar Tertentu

Bekerja di laboratorium membutuhkan banyak peralatan dan bahan kimia. Bahan-


bahan kimia ini biasanya menggunakan botol tertentu dan konsentrasi tertentu pula.
Melakukan sebuah percobaan kimia di laboratorium tentu menggunakan bahan-bahan yang
bermacam-macam. Ada yang konsentrasi pekat/tinggi, ada pula yang konsentrasinya
rendah.
Perlu diketahui juga bahan kimia yang ada di laboratorium ada yang padatan (solid)
ada yang dalam bentuk cairan murni (liquid) dan ada yang dalam bentuk larutan (aquos).
Nah, dalam praktikum biasanya kita menggunakan semua bahan tersebut, tergantung dari
jenis percobaannya.
Sebelum memulai percobaan, kita mempersiapkan bahan yang kita gunakan. Salah
satunya adalah membuat larutan yang kita butuhkan saat praktikum. Membuat larutan ini
bagi mahasiswa kimia harus dikuasai dengan benar. Karena ini adalah salah satu
kemampuan seorang kimiawan. Baiklah langsung saja kita bahas cara membuat larutan.Cara
membuat larutan dibagi menjadi dua , yaitu cara langsung dan dengan pengenceran.

1. Pembuatan langsung (standar primer)

Pembuatan larutan secara langsung adalah membuat suatu larutan dari suatu bahan
dengan cara menimbang langsung bahan kimia yang akan dibuat menjadi larutan. Misalnya
kita ingin membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 1 liter. Hal pertama yang kita lakukan
adalah menghitung gram padatan NaOH yang akan kita larutkan. Rumusnya menggunakan
rumus molaritas yang sudah kita pelajari M = gr/Mr x 1000/v .
 Cara mencari massa yang dibutuhkan langsung saja dimasukkan ke dalam rumusnya
molaritas.
M=gr/Mr x 1000/v
1=gr/40 x 1000/1000
maka gr= 40
Jadi massa NaOH yang kita butuhkan untuk membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 1 liter
adalah 40 gram.
 Biasanya dalam menimbang kita menggunakan gelas kimia, gelas arloji sebagai alas untuk
menimbang. Setelah didapat 40 gram NaOH selanjutnya kita larutkan NaOH dengan
aquades secukupnya. Melarutkan NaOH dengan cara diaduk secara perlahan hingga
NaOH larut seluruhnya. Nah , setelah larut kita tinggal mengencerkan sampai volume
1000 ml. Caranya kita masukkan larutan yang tadi ke dalam labu ukur dengan ukuran
1000 mlLalu diencerkan sampai tanda batasnya.
 Setelah itu larutan dikocok hingga merata. Jadilah larutan NaOH 1 M

2. Dengan pengenceran larutan pekat satuan M (standar sekunder)

Cara membuat larutan yang kedua adalah dengan cara mengencerkan larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi. Maksudnya disini kita membuat larutan dari bahan yang
konsentrasinya sudah diketahui, kemudian kita encerkan sampai volume tertentu.
Misalnya kita mempunyai larutan NaOH 10 M. Lalu, kita ditugaskan untuk membuat
larutan NaOH 2 M. Maka kita bisa menggunakan cara yang kedua ini. Pertama kita hitung
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
60
dulu volume larutan NaOH 10 M yang akan kita pakai untuk membuat larutan NaOH 2 M
sebanyak 500 ml. Rumusnya menggunakan rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x V2
 Dari data di atas diketahui bahwa,
M1= 10 M , M2= 2 M, V2= 500 ml
Langsung saja dimasukkan ke rumus :
M1 x V1 = M2 x V2
10 x V1 = 2 x 500
V1 = 1000/10
V1 =100 ml
 Jadi volume yang kita butuhkan untuk membuat larutan NaOH 2 M 500 ml dari NaOH 10
M adalah 100 ml.
 Setelah itu langsung saja di ambil larutan NaOH 10 M sebanyak 100 ml kemudian di
encerkan dengan labu ukur ukuran 500 ml. Pengencerannya sama dengan yang di atas .

3. Dengan pengenceran larutan pekat satuan prosen

Jika contoh diatas adalah dalam satuan molar ( M ), maka bagaimana jika yang
ditanyakan dalam satuan prosen (%) , seperti HCl 36.5 % . Maka kita perlu mengkonversi
satuan persen ke molar terlebih dahulu.
Misalkan larutan HCl yang ingin dibuat adalah 1 M dengan volume 1 liter ( 1000 mL).
 Maka kita konversi dulu persentase dari larutan asalnya dengan rumus sebagai berikut :
M = ϸx 10 x % Z /Mr
Keterangan :
ϸ = ( phi / Rho) adalah massa jenis dari bahan tersebut.
% Z adalah konsentrasi dalam persen
Mr adalah berat molekul relatif.
 M= 1.19 x 10 x 36.5%/36.5
M= 11.9 M
Jadi jika dikonversi ke molar, konsentrasi HCl 36.5 % menjadi 11.9 M.
 Untuk mencari volume H Cl yang dibutuhkan masukkan ke dalam rumus pengenceran.
M1 x V1 = M2 x V2
11.9 x V1 = 1 x 1000
V1 = 1000 /11.9 = 84 mL

 Setelah itu langsung saja di ambil larutan HCl 36.5 % sebanyak 84 mL kemudian di
encerkan dengan labu ukur ukuran 1000 mL. Pengencerannya sama dengan yang di atas .

 Kegiatan Produk
Membuat larutan

Kita telah mempelajari cara membuat larutan , baik secara langsung ( standar primer )
maupun pengenceran ( standar sekunder ). Sekarang buatlah rancangan pembuatan
larutan dengan konsentrasi tertentu dan volume tertentu. Tuliskan rancangan dulu
kemudian praktekan secara berkelompok. Satu kelompok 6 orang.

1. Buatlah larutan NaCl 1 M sebanyak 250 mL


2. Buatlah larutan HCl 1 M sebanyak 250 mL dari larutan HCl pekat ( HCl 36.5 % )

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


61
 UJI KOMPETENSI

( Uji Materi Mengacu Soal Ujian Sekolah dan Nasional )

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang pilihan jawaban
yang paling tepat dan benar !

Soal Hukum – Hukum dasar Kimia

1. Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II) sulfida sebagai
berikut:
No. Massa Tembaga Massa Sulfur Massa Tembaga (II) Sulfida
Percobaan (gram) (gram) (gram)

1 18 2 6
2 28 3 9
3 8 4 12
4 8 5 12
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalam
tembaga (II) sulfida adalah ….
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 2 : 3
E. 3:2
( UN KIMIA 2012 / 2013 )

2. Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram oksigen dalam
ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)
Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27, O = 16)
A. 3,6 gram
B. 10,8 gram
C. 13,0 gram
D. 20,4 gram
E. 102,0 gram
( UN KIMIA 2013/2014)

3. Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai
persamaan reaksi:
2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)
Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam
magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar Mg = 24, O = 16)
A. Dalton
B. Lavoisier
C. Boyle
D. Proust
E. Gay Lussac
( UN KIMIA 2012/2013 )
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
62
4. Tahap awal pembuatan asam sitrat dalam industri melibatkan reaksi oksidasi amonia
yang menghasilkan nitrogen monoksida dan uap air menurut reaksi berikut ini:
4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g)
Volume nitrogen monoksida yang dihasilkan pada reaksi 6 liter gas amonia (P.T) adalah
….
A. 4 liter
B. 6 liter
C. 10 liter
D. 12 liter
E. 14 liter
( UN KIMIA 2011/2012

5. Pembakaran sempurna gas asetilen dapat ditulis seperti berikut:


C2H2 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g) (belum setara)
Jika reaksi dilakukan pada tekanan yang sama maka perbandingan volume C 2H2 : O2
adalah ….
A. 1:2
B. 1:4
C. 1:5
D. 2 : 2
E. 2:5
( UN KIMIA 2009/2010

6. Sebanyak 5 Liter gas butane (C4H10) dibakar sempurna menurut reaksi


C4H10 + O2 CO2 + H2O (belum setara)
Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume CO2 dan H2O yang dihasilkan
adalah…
A. 2L dan 2,5L
B. 2L dan 2,5L
C. 10L dan 12,5L
D. 20L dan 25 L
E. 25 L dan 20 L
( UN KIMIA 2010/2011 )
7. Senyawa besi (II) sulfide direaksikan dengan larutan asam klorida menurut persamaan
reaksi:
FeS + 2 HCl FeCl2 + H2S
Jika reaksi tersebut menghasilkan 0.56 L gas H2S (STP) maka massa besi (II) sulfide
(Mr=88) yang bereaksi adalah…
A. 2,2 gram
B. 2,9 gam
C. 3,5 gram
D. 5,6 gram
E. 5,9 gram
( UN KIMIA 2013/2014 )

8. Pada reaksi pembakaran etuna menurut reaksi


C2H2 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H20 (g)
Perbandingan volume gas gas yang bereaksi adalah...
A. 2:5:4:2
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
63
B. 2:5:3:3
C. 1:3:2:2
D. 1:1:2:1
E. 1:1:1:1
( UN Kimia 2008/2009 )

9. Banyaknya massa yang terkandung dalam 0,2 mol oksigen (O2) adalah...( Mr O2 = 32)
A. 5 gram
B. 5,5 gram
C. 6 gram
D. 6,2 gram
E. 6,4 gram
(UN Kimia 2007/2008)

10. Jumlah mol yang terdapat pada 96 gram oksigen (O2) jika Mr O2= 32 adalah...
A. 2 mol
B. 3 mol
C. 4 mol
D. 5 mol
E. 6 mol
(UN Kimia 2006/2007

Soal Konsep Mol dan Penerapanya

11. Asam cuka (CH3COOH) 0,01 mol mengandung atom karbon sebanyak....
A. 6,02 x 1021 atom
B. 6,02 x 1020 atom
C. 1,024 x 1020 atom
D. 1,024 x 1022 atom
E. 1,024 x 1021 atom
(UN kimia 2013/2014)

12. Berapa mol dari 16 gram NaOH...


(Na=23, O=16, H=1)
A. 0,4
B. 0,5
C. 0,6
D. 0,7
E. 0,8
(UN kimia 2014/2015)

13. Bila tetapan Avogadro = L dan massa molar gas amonia = Mr g/mol, maka dalam 10
mol gas amonia terdapat molekul sebanyak....
A. 10
B. 10 L
C. L/10Mr
D. 10 Mr L
E. 10 L/Mr
(spmb 2005)

14. Berapa mol dari 16 gram NaOH...


Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
64
(Na=23, O=16, H=1)
A. 0,4
B. 0,5
C. 0,6
D. 0,7
E. 0,8
(UN kimia 2014/2015)

15. Suatu sampel mengandung 15,05 x 1022 molekul Cl2, berapa mol kandungan
Cl2 tersebut?
A. 0,25
B. 0,50
C. 0,75
D. 0,05
E. 0,15
(un kimia 2015/2016)

16. Diketahui pada suatu tekanan dan suhu tertentu volume 0,1 mol gas SOx adalah 5 liter.
Volume dari 1,5 mol gas N2 jika diukur pada keadaan yang sama sebesar....
A. 22,4 liter
B. 24,0 liter
C. 55,0 liter
D. 75,0 liter
E. 80,0 liter
sumer : google/blog kimia study center

17. Pada suhu dan tekanan tertentu terjadi pembakaran sempurna gas C 2H6 oleh 3,5
liter gas O2 dengan persamaan reaksi:
C2H6(g) + O2(g) CO2(g) + H2O (belum setara) volume gas CO2 yang dihasilkan
adalah ...
A. 2 liter
B. 3liter
C. 4 liter
D. 5 liter
E. 10 liter
(UN Kimia 2006/2007)

18. Sebanyak 8 liter gas propana dibakar habis dengan gas oksigen sesuai dengan
persamaan reaksi: C3H8 (g) + 5O2(g) 3 CO2(g) + 4 H2O(g). Pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas CO2 yang dihasilkan adalah....
A. 24 liter
B. 20 liter
C. 16 liter
D. 8 liter
E. 4 liter
(Ebtanas Kimia 1998)

19. Batu kapur sebanyak 30 gram dicampur dengan asam klorida 6.72 L (STP), sesuai
persamaan reaksi berikut:
CaCO3 (s) + 2HCl(g) CaCl2 (aq) + H2O(l) + CO2(g)
Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy
65
Volume gas yang dihasilkan jika diukur dalam keadaan standar sebanyak.... (Ar C= 12,
O = 16, Ca = 40, H = 1 , Cl = 35.5)
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 3,36 liter
D. 4,48 liter
E. 5,60 liter
(UN Kimia 2011/2012)

20. Tahap awal pembuatan asam nitrat dalam industri melibatkan reaksi oksidasi amonia
yang menghasilkan nitrogen monoksida dan uap air menutu reaksi berikut ini:
4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6H2O(g)
Volume nitrogen monoksida yang dihasilkan pada reaksi 6 liter gas amonia (P.T) adalah
....
A. 6 liter
B. 8 liter
C. 10 liter
D. 12 liter
E. 15 liter
(UN Kimia 2010/2011)

21. Dalam industri, gas hidrogen diperoleh dengan memanaskan gas metana dari gas alam
sesuai reaksi berikut:
CH4(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)( belum setara)
Jika diperlukan gas metana sebanyak 20 liter, maka volume gas hidrogen yang
dihasilkan sebanyak ....
A. 20 liter
B. 40 liter
C. 50 liter
D. 80 liter
E. 100 liter
(UN Kimia 2009/2010)

22. Suatu senyawa mengandung 14% hidrogen dan 86% karbon. Jika Mr senyawa = 56,
rumus empiris dan rumus molekulsenyawa tersebut adalah . . . .
(Ar C = 12, H = 1, O =16)
A. CH4 dan CH4
B. CH2 dan C2H4
C. C3H4 dan C3H4
D. CH2 dan C4H8
E. C2H5 dan C4H10
( UN KIMIA 2012/2013 )

23. Jika kristal barium klorida (Mr = 208) mengandung 26% air (Mr = 18), rumus kristal
tersebut adalah . . . .
A. BaCl2 . H2O
B. BaCl2 .2H2O
C. BaCl2 .3H2O
D. BaCl2 .4H2O

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


66
E. BaCl2 . 5H2O
( UN KIMIA 2012 /2013 )

24. Sebanyak 11,6 gram senyawa hidrat Na2SO4 . xH2O dipanaskan sampai terbentuk
Na2SO4 sebanyak 7,1 gram menurut reaksi :
𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 . 𝑥𝐻2 𝑂(𝑆) → 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑆) + 𝑥𝐻2 𝑂(𝑔)
Jika Ar Na = 23, S= 32 dan H = 1, rumus senyawa kristal tersebut adalah ...
A. Na2SO4 . H2O
B. Na2SO4 . 2H2O
C. Na2SO4 . 3H2O
D. Na2SO4 . 4H2O
E. Na2SO4 . 5H2O
(UN KIMIA 2013/2014)

25. Berapa volume uap air yang dapat ditambahkan pada 250 mL larutan H 2SO4 0,3 M
untuk mendapatkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,1 M adalah ...
A. 250 mL
B. 1000 mL
C. 500 mL
D. 1250 mL
E. 750 mL
( Buku Maestro Prediksi UN IPA 2018 )

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


67
Daftar Pustaka
Ervan Priyambodo dkk. 20016. Buku Siswa Kimia untuk SMA / MA Kelas X IPA edisi revisi.
Klaten : Intan Pariwara.
Unggul Sudarmo. 20013. Kimia untuk SMA /MA Kelas X IPA. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tim MIPA KDP. 2013. Buku Petunjuk Eksperimen Kimia. Jakarta : PT Katalis Datesa Prima
Marias Suharsini, Dyah Saptarini, Sri Hayu AH. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta ;
Ganeca Exact.
Tim UGM bersama Tim Dikmenum. 2004. Pedoman Pendayagunaan Peralatan Laboratorium,
Sentot Budi Raharjo,Ispriyanto. 2016. Kimia berbasis Eksperimen. Solo : Tiga Serangkai.
Endang Susilowati. 2015. Kimia untuk SMA / MA Kelas X IPA. Solo : PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama .
Irvan Permana. 2007. Kimia untuk SMA / MA Kelas X IPA. Bandung : CV Armico
Teguh Pangajuanto , Tri Rahmidi. Kimia untuk SMA / MA Kelas X IPA. Solo : grahadi
Ari Harnanto, Ruminten. 2009. Kimia 1 untuk SMA/MA . Buku Sekolah Elekronik ( bse ).
Omay Samarna ,Srimulyani, Hernani . 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas X IPA .
Jabar : CV Regina
Winarni E. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas X IPA. Jakarta : Satu buku
Paulina Hendrajanti. 2007. Konsep dan Penerapan Kimia. Surakarta : PT Widya Duta Grafika
Jamiludin Hidayat. 2007. Pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas X. Suko Maju Depok :
CV Arya Duta.
M. Muchalal dkk. 1987. Ilmu kimia 1b untuk SMA. Solo : Tiga serangkai.
Internet . Gambar dan table banyak diambil dari internet.

Biodata Penulis

Nama Lengkap : Mustakim, S.Pd


Alamat : Jrangkah RT 1 RW 4 , Sudimoro, Teras, Boyolali
Tempat Kerja : SMA Negeri 3 Boyolali
Email : mustakimanwar65@gmail.com
Bidang Ahli : Pendidik Kimia

Diktat Kimia 1b / Mustakim / Smaga Boy


68

Anda mungkin juga menyukai