Anda di halaman 1dari 4

A.

Terminologi anak dengan Hambatan Penglihatan

Konsensus Internasional menggunakan definisi sehubungan dengan anak


dengan hambatan penglihatan:
1. Definisi Legal yaitu definisi berdasarkan pendekatan medis merujuk pada fungsi
penglihatan dan peraturan perundang-undangan
2. Definisi Edukasional (definisi untuk tujuan pendidikan) atau definisi fungsional
yaitu yang difokuskan pada seberapa banyak sisa pengihatan seseorang dapat
bermanfaat untuk keberfugsian sehari-hari.

1. Definisi Legal (Perspektif medis)

Menurut pendekatan ini, anak dengan hambatan penglihatan terbagi ke dalam


dua kelompok yaitu kurang lihat (Low vision) dan tidak mempunyai sisa
penglihatan (Blind). Definisi ini dibuat dengan tujuan untuk menentukan seseorang
termasuk dalam gangguan pernglihatan atau tidak.
Fungsi dari definisi ini berkaitan dengan hak-hak khusus yang harus
didapatkan jika seseoarang sudah termasuk dalam kategori buta secara legal
(legally blind), maka berhak mendapatkan hak-hak khusus, misalnya berbagai
fasilitass umum khusus bagi individu penyandang disabilitas. Bahkan di negara
maju (misal Negara USA) setiap warga negara penyandang disabilitas (termasuk
legally Blind) mendapatkan tunjangan hidup layak dari negara.
a) Buta total (Blind)
Buta menurrut pedekatan legal/medisadalah mereka yang memiliki
ketajaman peglihatan 20/200 feet atau lebih kecil (lebih buruk), setelah
mengalami perbaikan (misalnya dengan kacamata), atau mereka dengan
ketajaman normal, tetapi luas pandangnya demikian sempit, sehingga tidak
lebih dari 20 derajat
b) Kurang lihat (Low Vision)
Kurang lihat (Low Vision) adalah mereka yang setelah dilakukan pengobatan
atau perbaikan pada matanya, mereka memiliki ketajaman penglihatan atau
visus antara 20/70 feet (6/20 meter) sampai dengan 20/200 feet (6/60 meter).
Seseorang yang memiliki visus 20/70 feet (6/21 meter) adalah seseorang
yang mampu melihat suatu objek pada jarak 20 kaki atau 6 meter, padahal
orang normal dapat melihat objek tersebut pada jarak 70 kaki atau 21 meter

2. Definisi Edukasional (Perspektif Pendidikan)

Menurut pendekatan pendidikan, anak dengan hambatan penglihatan adalah


mereka yang mengalami hambatan fungsi penglihatan dari berbagai tingkatan
(ringan sampai berat), sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus.
Layanan pendidikan khusus artinya suatu cara layanan pendidikan yang berbeda
dengan peserta didik awas pada umumnya.
c) Tidak memiliki sisa penglihatan (Blind)
Tidak memiliki sisa penglihatan menurut pedekatan pendidikan adalah
mereka yang mengalami hambatan atau hambatan fungsi penglihatan,
sehingga tidak mungkin lagi menggunakan penglihatannya untuk keperluan
membaca oleh karenanya dia harus menggunakan braille. Mereka yang
tergolong tidak mempunyai sisaa penglihatan mengalami hambatan
penglihatan termasuk yang hanya memiliki persepsi cahaya dan proyeksi
cahaya

d) Kurang lihat (Low Vision)


Kurang lihat (Low Vision) adalah mereka yang memiliki hambatan dan atau
hambatan fungsi penglihatan tetapi masih memiliki sisa penglihatan dan
dapat diguankan untuk keperluan membaca tulis awas (tulisan biasa),
walaupun harus dengan cara khusus.

B. Klasifikasi anak dengan Hambatan Penglihatan


1. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
a. Gangguan penglihatan Ringan
Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki
hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti
program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang
menggunakan fungsi penglihatan.

b. Gangguan penglihatan setengah berat


Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan
sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar
mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang
bercetak tebal.

2. Berdasarkan saat terjadinya ketunaan


a. Gangguan penglihatan sebelum dan sesudah lahir
Kelompok ini terdiri dari orang yang mengalami ketunanetraan pada saat
dalam kandungan atau sebelum usia satu tahun.
b. Gangguan penglihatan Batita (bawah tiga tahun)
Tunanetra batita yaitu orang yang mengalami ketunanetraan pada saat ia
berusia dibawah tiga tahun.
c. Gangguan penglihatan Balita (bawah lima tahun)
Tunanetra balita yaitu orang yang mengalami ketunanetraan pada saat ia
berusia antara 3-5 tahun.
d. Gangguan penglihatan usia sekolah
Kelompok ini meliputi anak yang mengalami ketunanetraan pada usia anak 6 -
12 tahun.
e. Gangguan peglihatan remaja
Tunanetra remaja adalah orang yang mengalami ketunanetraan pada saat usia
remaja atau antara usia 13-19 tahun.
f. Gangguan penglihatan dewasa
Tunanetra dewasa yaitu orang yang mengalami ketunanetraan pada usia
dewasa atau usia 19 tahun keatas.

3. Berdasarkan adaptasi pendidikan


Klasifikasi tunanetra ini tidak didasarkan pada hasil tes ketajaman tetapi
didasarkan adaptasi/penyesuaian pendidikan khusus yang sangat penting dalam
membantu mereka belajar atau diperlukan dalam menentukan pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kemampuan penglihatannya. Klasifikasi ini
dikemukakan oleh Kirk, yaitu sebagai berikut:
 Ketidakmampuan melihat taraf sedang
 Ketidakmampuan melihat taraf berat
 Ketidakmampuan melihat taraf sangat berat

Anda mungkin juga menyukai