Anda di halaman 1dari 11

 Pasien dengan low vision merupakan seseorang

yang dikarnakan gangguan irrevesibel pada


system visual, tidak dapat menggunakan
penglihatannya dalam melakukan ativitas
sehari-hari tanpa alat bantu penglihatan yang
khusus.
 Kehilangan penglihatan menempati urutan ke-3
setelah arhritis dan penyakit jantung sebagai
kondisi-kondisi yang kronis yang umum yang
membutuhkan bantuan di dalam aktivitas
sehari-hari.
DEFENISI
 Defenisi low vision berdasarkan kuantitas
pengukuran tajam penglihatan dan lapang
pandangan. World Health Organization (WHO)
mendefenisikan low vision pada tahun 1992
adalah seorang dengan lov vision merupakan
orang yang mengalami kerusakan fungsi
penglihatan setelah penatalaksanaan dan atau
koreksi refraksi standard an mempunyai tajam
penglihatan kurang dari 6/18 (20/60) terhadap
persepsi cahaya atau lapang pandangan kurang
dari 10 dari titik fiksasi.
 Buta menurut WHO adalah sebagai berikut :

 Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18


 Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan <
6/60
 Kategori 3 : buta sosial
 Tajam penglihatan < 3/60
 Lapang pandangan < 10”
 kategori 4 : buta
 Tajam penglihatan < 1/60
 Lapang pandangan < 5”
 kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar
Buta menurut WHO masih dibedakan atas
beberapa kriteria :
 Tajam penglihatan kurang dari 3/60
 Lapang pandangan kurang dari 20” akan
tetapi :
 Tajam penglihatan dapat lebih baik dari
3/60
 Masih mengenal warna
 Masih mengenal bentuk
 Dikenal istilah-istilah di dalam membentuk
kerangka kerja yaitu disorder, impairment,
disability dan handicap. Istilah-istilah ini
menggambarkan aspek-aspek yang berbeda
dari kondisi-kondisi pasien dan dapat di-
aplikasikan pada sejumlah organ tubuh atau
system, termasuk system visual.
 Penglihatan normal
 Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal
dan sehat
 Penglihatan hampir normal
 Low vision berat
 Yang dinyatakan buta di Amerika Serikat

 Low vision nyata

Anda mungkin juga menyukai