Anda di halaman 1dari 26

COVID-19 IN PREGNANCY AND

PREECLAMPSIA : WHAT IS
THE RELATIONSHIP?

SRI SULISTYOWATI

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/
RS UNS SURAKARTA
COVID-19 IN PREGNANCY

 Corona virus disease (COVID-19) disebabkan oleh SARSCov2


 Merupakan kegawat daruratan global saat ini
 Tranmisi dari manusia ke manusia
 Data COVID-19 pada ibu hamil masih sedikit
 Klinis COVID-19 pada ibu hamil tidak berbeda dengan yang
tidak hamil
COVID-19 IN PREGNANCY

 Tranmisi vertikal ?  bisa terjadi/ masih sedikit data  pemeriksaan di air ketuban,
darah tali pusat, plasenta dan darah bayi
 Pada wanita hamil terjadi perubahan fisiologis pada sistem imun dan
cardiovascular  menekan sistem imun humoral
 Wanita hamil lebih berisiko dalam komplikasi terhadap infeksi virus karena
dalam kondisi imunosupresif, juga lebih berisiko menjadi berat karena dalam
kondisi perubahan adaptive fisiologis (konsumsi O2 ↑, diafragma ↑, oedema
mukosa)  kebutuhan ventilator ↑
COVID-19 IN PREGNANCY

Case fatality rate dari


SARS-Cov2 pada
ibu hamil meningkat
sebanyak 25%

• Gejala klinis : demam (91%), batuk (67%), fatigue (51%) dan sesak
(30%)
• Dapat ditularkan melalui droplet, kontak langsung (memegang wajah,
mata, hidung, mulut, luka terbuka, luka lecet) dan airborne
4 transmission?

• Abnormalitas pada hasil rontgen : 96,3%


KRITERIA
PASIEN
Suspected case Probable case Confirmed case
• Pasien dengan gejala pernapasan akut (demam dan satu Suspected case Semua hasil
tanda/gejala penyakit pernapasan (mis. batuk, sesak) dan + hasil laboratorium yang
tanpa etiologi lain laboratorium positif terlepas dari
• dan riwayat perjalanan ke atau tempat tinggal di suatu yang inkonklusif tanda dan gejala
negara (tdk dapat klinis dari pasien
/area atau wilayah infeksi COVID-19 selama 14 hari disimpulkan)
sebelum
timbulnya gejala
• Pasien dengan gejala pernapasan akut dan
• Terdapat kontak dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi
atau kemungkinan COVID-19 dalam 14 hari sebelum
timbulnya gejala; atau

• Pasien dengan infeksi pernafasan akut yang berat (demam


dan satu tanda/gejala penyakit pernapasan (mis. batuk,
sesak napas) dan memerlukan rawat inap DAN tanpa
EWS (Early Warning System)

Parameter Assesment score


Tanda pneumonia pada thorak photo Ya 5
Riw. Kontak dengan pasien COVID-19 yang Ya 5
terkonfirmasi (+)
Demam Ya 3
Umur > 44 th Ya 1
Laki – laki Ya 1
Suhu > 37,8 Ya 1
Keluahan pada sistem pernafasan Ya 1
NLR (Neutrophil-Lymphocyt ratio) > 5,8 Ya 1
> 10 resiko tinggi terinfeksi
Meta analisis dan review sistematik dari 19 studi pada kehamilan dengan infeksi virus corona (SARS- CoV,
MERS-CoV dan SARS-CoV-2) menyebutkan bahwa infeksi COVID-19 terasosiasi dengan peningkatan
kejadian kelahiran preterm, preeklampsia, kelahiran dengan metode sesar dan kematian perinatal (Mascio
et al, 2020)
ADD A FOOTER MM.DD.20XX
MM.DD.20XX
COVID-19 -
PREEKLAMPSIA

 Belum ada bukti preeklampsia/ Riwayat preeklampsia akan ↑ atau


↓ risiko COVID-19
 Wanita hamil dengan preeklampsia respon imunnya berbeda
dengan hamil normal
 Pada sebagian kasus COVID-19 memperparah komplikasi pada
preeklampsia
 Hubungan COVID-19 dengan preeklampsia belum jelas 
perlu dipelajari
PATOFISIOLOGI PRE EKLAMPSIA

Patogenesis skematik yang menyebabkan


preeklampsia :
- Faktor Genetik
- Faktor Lingkungan
- Faktor Imunologi
Yang akan menyebabkan abnormalitas
plasentasi dan berlanjut menjadi hipertensi
serta manifestasi sistemik dari disfungsi
endothelial
ADD A FOOTER

F
a
Patogenesis preeklampsia teori 2 tahap (Tomimatsu et al., 2019)

Tahap pertama dari paparan faktor imunologis, komorbid hipertensi/obesitas/SLE dan faktor
genetik menyebabkan abnormalitas plasentasi dan penurunan perfusi plasental
Tahap k e d u a t e rjadi ketidakseimbangan faktor antiangiogenik dan angiogenik protein
A DD A FO OT E R

plasenta (peningkatan sFlt1 dan penurunan PIGF) yang menyebabkan disfungsi endotel
Mekanisme disfungsi endotel yang
menyebabkan disfungsi sistemik vaskuler
pada preeklampsia (Tomimatsu et al.,
2019)

Mekanisme disfungsi endotel menyebabkan disfungsi sistemik vaskular pada preeklampsia.


Kelebihan sFlt1 (soluble fms-like tyrosine kinase 1) bekerja antagonis dengan VEGF atau
PIGF sehingga menyebabkan disfungsi endotel, menurunkan produk vasodilator NO,
prostacyclin (PGI2) dan peningkatan endothelin-1 (ET-1) (Tomimatsu et al., 2019)
PREEKLAMPSIA TERKAIT
INFEKSI VIRUS

• Proses infeksi, terutama infeksi virus, dapat menyebabkan proses inflamasi


yang meningkatkan risiko disfungsi endotel
• Beberapa penelitian menyebutkan terdapat kemungkinan adanya hubungan
infeksi cytomegalovirus (CMV), herpes simplex virus type-2 (HSV2),
Epstein Barr Virus (EBV), adeno-associated virus-2 (AAV-2), dan human
immunodeficiency virus (HIV) dengan peningkatan risiko kejadian
preeklampsia
• COVID-19 ?
PREECLAMPSIA
TERKAIT INFEKSI
VIRUS
Aktivasi leukosit (terutama netrofil) meningkatkan produksi
reactive oxygen spesies (ROS) dan kemokin  berkontribusi
terhadap modulasi sitokin  menghasilkan stress  produksi nitrit
oxide
Disfungsi
Peningkatan sirkulasi monosit, deposisi foam cell makrofag endotel
pada tunika intima arteri, dapat memicu lesi aterosklerosis

Imunomodulasi seperti IL-10 yang meningkat pada pasien dengan


preeklampsia, penurunan IFN-gamma, dan IL-4 menunjukkan
sitokin maternal bekerja tidak semestinya.
Peningkatan rasio sFLT1/PIGF pada pasien dengan infeksi COVID-19 memberikan
kemungkinan adanya disfungsi endothelial, yang dimediasi oleh sensitivitas pada
angiotensin II
PREEKLAMPSIA

Angiotensin II
Resistensi Vaskuler
Sensitifitasny
a
meningkat
meningkat

Aktifasi
Sel Endotel
ACE2 RA System
SFlt-1  Antiangiogenik
 Disfungsi Endotel
PIGF  Proangiogenik
Preeklampsia

Pada Preeklampsia  terjadi peningkatan sensitivitas Angiotensin II  resistensi vaskuler meningkat


 ketidakseimbangan antiangiogenik dan proangiogenic  peningkatan rasio sFlt-1/PIGF  disfungsi
endotel  Preeklampsia
COVID-19

Masuk Angiotensin II

Aktivasi
Sel Endotel
COVID ACE2 RA System
-19
SFlt-1  Disfungsi Endotel

PIGF
Preeklampsia
Acute Lung Injury

Pada COVID-19 terjadi hal yang hampir sama. COVID-19 masuk sel/ epitel paru dimediasi ACE2 
downregulasi ACE2, acute lung injury, serta peningkatan angiotensin II  meningkatkan proinflamasi,
vasokonstriksi, oksidatif stress  memediasi aktivasi sel endotel  disfungsi endotel  preeklampsia
(Giardini et al., 2020)
HISTOPATOLOGI PLASENTA
PASIEN COVID-19

Tabel diatas menunjukkan hasil histologi plasenta hamil dengan COVID-19, terdapat
kesamaan hasil histopatologi pada preeklampsia yaitu terdapat thrombosis dan deposit
fibrin pada plasenta. (Mulvey et al., 2020)
HISTOPATOLOGI PLACENTA
PASIEN COVID-19

Gambaran thrombosis pada pembuluh darah placenta dapat dikaitkan dengan deposit
RNA virus COVID-19 pada plasenta. (Mulvey et al., 2020)
HISTOPATOLOGI PLACENTA
PASIEN COVID-19

Histologi plasenta COVID-19 (Shanes et al., 2020)


A) Plasenta maternal dengan atherosis dan nekrosis
fibronoid
B) Pada villi fetus terdapat limfositis villitis
C) Terdapat thrombus intervili
D) Pada villi fetus terdapat chorangiosis dan
edema
Tidak terdapat suatu tanda patognomonik pada
plasenta, namun terdapat peningkatan malperfusi
pembuluh darah maternal, dan thrombus intervilli.
Hal ini menunjukkan kemungkinan ada
abnormalitas pada sirkulasi maternal, dan terlihat
ADD A FOOTER ada peningkatan insidensi chorangiosis (Shanes et
al., 2020)
DEPOSIT RNA VIRUS
COVID-19 PADA
PLACENTA

Hosier et al., 2020 terdapat deposit


RNA21 Virus COVID-19 pada sel MM.DD.20XX

sinsitiotropoblas
DEPOSIT RNA
VIRUS COVID-19
PADA PLACENTA

Gambar mikroskopik partikel


coronavirus pada berbagai macam
sel plasenta (Hillary et al., 2020)

MM.DD.20XX
COVID-19 dan
PREEKLAMPSIA

• COVID-19 mungkin berperan dalam inflamasi plasenta yang


menimbulkan
early onset preeclampsia dan penyakit maternal lainnya (Hosier et al., 2010)
• Intervillostitis yang terlihat dari deposit fibrin dan infiltrasi sel mononuclear di
spatium intervilli, berhubungan dengan risiko tinggi keguguran, fetal growth
restriction, dan preeklampsia berat (Hosier et al., 2010)
• Namun, wanita hamil dengan COVID-19 yang parah dapat bermanifestasi
sindrom mirip preeklampsia yang mungkin dibedakan dari preeklampsia yang
sesungguhnya dengan penilaian rasio sFlt-1 / PlGF, LDH dan PI arteri uterina
(Mendoza et al, 2020)
MANAJEMEN WANITA
HAMIL SAAT
PANDEMI
• Meminimalkan kunjungan / ANC
• Bilamana suspek, kontak erat atau terkonfirmasi COVID-19 dengan
gejala ringan / tanpa gejala  tunda ANC selama 14 hari
• Wanita hamil normal tanpa risiko preeklampsia  ANC seperlunya
karena risiko preeklampsia rendah (2-5%) dan bila terjadi preeklampsia
biasanya > 37 minggu (75%) dan < 34 minggu (1%)
• Wanita hamil dengan risiko preeklampsia (hipertensi kronis, DM, riw.
preeklampsia, SLE, dan obesitas)  lebih sering karena risiko
preeklampsia < 37 minggu tinggi (50%)
KESIMPULAN

• Belum ada penelitian yang menjelaskan hubungan langsung COVID-19 dengan


kejadian preeklampsia
• Preeklampsia dan COVID-19 memiliki kesamaan jalur dimana terdapat gangguan
pada jalur Angiotensin dan ketidakseimbangan faktor antiangiogenik dan
proangiogenik yang dapat menyebabkan disfungsi endotel
• Dibutuhkan penelitian lebih lanjut infeksi COVID-19 di usia kehamilan awal untuk
mengetahui hubungannya dengan preeklampsia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai