Anda di halaman 1dari 28

PELATIHAN ONLINE 2019

KEBUMIAN – PAKET 12
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

HIDROLOGI DAN OSEANOGRAFI

Siklus Air
Siklus air/hidrologi merupakan proses pergerakan air di dalam berbagai komponen sistem
bumi. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi.
Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya
suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena
proses siklus hidrologi.

Macam-macam siklus hidrologi berdasarkan panjang pendeknya proses yang dialaminya


dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang,
dan siklus hidrologi panjang.

a. Siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air
yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut.
Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
 Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

b. Siklus hidrologi sedang

Siklus hidrologi sedang


PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
 Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
 Air hujan di permukaan daratan akan mengalami runoff menuju sungai dan kembali
ke laut

c. Siklus hidrologi panjang


Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah
menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
 Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
 Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
 Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
 Salju terakumulasi menjadi gletser.
 Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai.
 Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali.

Siklus hidrologi panjang

Komponen/Proses Penyusun Siklus Hidrologi


1. Evaporasi dan Transpirasi
Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-
air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau
waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga
terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan air di permukaan bumi
bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di
jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Akan tetapi, jumlah air yang
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi. Kedua proses tersebut disebut
evapotranspirasi.

2. Sublimasi
Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air
tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi
terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi
panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan
berjalan sangat lambat.

3. Adveksi
Proses pergerakan horizontal uap air atau awan yang di sebabkan oleh angin. Proses ini
akan menyebabkan perpindahan dan penyebaran awan dan uap air di atmosfer.

4. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan
proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut
akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses
kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.

5. Presipitasi
Proses prepitasi atau hujan adalah proses jatuhnya air, salju, ataupun es ke permukaan
bumi akibat proses kondensasi yang telah terjadi di awan. Proses kondensasi akan
menentukan pembentukan partikel yang akan jatuh.

6. Limpasan (runoff)
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses runoff pun
terjadi. Runoff atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Runoff dapat terjadi apabila tanah yang
berada di bawahnya telah jenuh (saturated). Runoff dapat juga disebabkan oleh salju atau
glasier yang sampai ke permukaan bumi.

7. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di
permukaan bumi melalui proses runoff. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke
dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan
air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Air Tanah
Adalah air yang mengisi rongga-rongga batuan di bawah permukaan tanah pada zona jenuh
air.

Struktur vertikal air tanah


PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Dimanakah terdapat air tanah?


Jenis formasi batuan yang dilalui oleh air saat infiltrasi :
1. Akuifer, formasi atau perlapisan jenuh (saturated) dan lolos air yang mampu
menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah besar, untuk mengaliri/menjadi
sumber suatu sumur, sungai, atau mata air (contohnya pasir, kerikil, kerakal, dll)
2. Akuiklud (impermeable layer), formasi batuan yang dapat menyimpan air tapi tidak
dapat meloloskan air dalam jumlah yang banyak (contohnya lempung)
3. Akuitard (semi impervious layer), formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi
hanya dapat mengalirkannya dalam jumlah terbatas.
4. Akuifug, formasi batuan yang tidak dapat menyimpan air (contohnya granit)

Jenis-jenis akuifer :
1. Akuifer tertekan (confined aquifer), merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi
oleh lapisan atas dan bawahnya merupkan aquiclude, dan tekanan airnya lebih besar
dibandingkan dengan tekanan atmosfer. Pada lapisan pembatasannya tidak ada air
yang mangalir (no flux).

Akuifer tertekan

2. Akuifer bocor (semi confined aquifer)


Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi ol eh lapisan atas berupa akuitard dan
lapisan bawah hanya merupakan akuiklud. Pada lapisan pembatas di bagian atasnya
karena bersifat akuitard masih ada air yang mengalir ke akuifer tersebut (influx)
walaupun hidraulik konduktivitasnya jauh lebih kecil dibandingkan hidraulik
konduktivitas akuifer. Tekanan airnya pada akuifer lebih besar dari tekanan atmosfir.

3. Akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer)


Merupakan akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya, yang merupakan
akuitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas akuitard di lapisan
atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Dengan kata lain merupakan
akuifer yang mempunyai muka air tanah.

Akuifer tidak tertekan


4. Semi unconfined aquifer
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Merupakan akuifer yang jenuh air (satured) yang dibatasi hanya lapisan bawahnya
yang merupakan akuitard. Pada bagian atasnya ada pembatas yang mempunyai
hidraulik konduktivitas lebih kecil dari pada hidraulik konduktivitas dari akuifer.
Akuifer ini juga mempunyai muka air tanah yang terletak pada lapisan pembatas
tersebut.

5. Artesian aquifer
Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya (potentiometric surface)
lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu, apabila pada akuifer ini dilakukan
pengeboran maka akan timbul pancaran air (spring), karena air yang keluar dari
pengeboran ini berusaha mencapai ketinggian hidraulik tersebut.

6. Akuifer terangkat/tergantung (parched aquifer)


Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi geologi kedap air.
Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah dan tidak berhubungan dengan sungai.
Kadang-kadang bilamana lapisan di bawahnya tidak murni kedap air namun berupa
aquitards bisa memberikan distribusi air pada akuifer di bawahnya. Kapasitasnya
tergantung dari pengisian air dari sekitarnya dan juga luasnya lapisan geologi yang
kedap air tersebut.

Akuifer tergantung

Porositas dan Permeabilitas


Porositas atau pori merupakan ruang di dalam batuan; yang dapat terisi oleh fluida, seperti
udara, air tawar/asin, minyak atau gas bumi. Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran
media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling
berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu, ada
hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif.

Faktor yang mempengaruhi porositas adalah ukuran butir atau grain size, bentuk butir,
susunan butir, komposisi mineral, sementasi, dan kompaksi. Sementara faktor yang
mempengaruhi permeabilitas adalah bentuk dan ukuran batu, sementasi, retakan, dan
pelarutan.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

SAMUDRA

Klasifikasi Laut
Berdasarkan proses terbentuknya, laut dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Laut transgresi
Adalah laut yang terbentuk akibat daratan yang tenggelam karena naiknya permukaan
air laut pada zaman es akhir. Contoh laut ini adalah Paparan Sunda (Laut Jawa) dan
Paparan Sahul (Laut Arafuru).
2. Laut Ingresi
Adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami penurunan akibat proses
tektonik (depresi), sehingga laut tersebut semakin dalam. Contohnya adalah Laut
Banda.
3. Laut Regresi
Adalah laut yang terjadi karena proses penyempitan akibat proses sedimentasi
daratan. Contohnya adalah Laut Bering dan Laut Tengah.

Berdasarkan letaknya, laut dapat dibagi menjadi beberapa jenis :


PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

1. Laut Pedalaman
Pengertian laut pedalaman adalah laut yang terletak dan berposisi di tengah-tengah
benua. Laut Kaspia adalah contohnya dan Laut Kaspia ini juga masuk dalam kategori
danau terbesar di dunia. Misalnya Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut
Mati.
2. Laut Tengah
Pengertian laut tengah adalah laut yang terletak dan berposisi diantara beberapa
benua. Laut Mediteran adalah contoh dari laut tengah ini. misalnya Laut Merah, Laut
Mediterania dan laut-laut perairan Indonesia yang terletak diantara dua yaitu Benua
Asia dengan Benua Australia.
3. Laut Tepi
Pengertian laut tepi adalah laut yang terletak dan berposisi di tepi benua atau yang
memisahkan benua dan samudra. Laut Cina Selatan adalah contoh dari laut tepi ini.
Misalnya antara lain Laut Arabia, Teluk Benggala, Laut Jepang, dan laut-laut tepi di
sekitar pantai Benua Amerika

Zona kedalaman laut:


1. Zona litoral (wilayah pasang-surut)
Batasnya antara permukaan air pasang naik dan air pasang turun. Zona ini terkadang
tergenang air laut dan terkadang dapat kering.

2. Zone neritik (wilayah laut dangkal)


Diukur dari pantai sampai kedalaman 200 meter. Letaknya bersamaan dengan landas
kontinen. Zona ini merupakan bagi kehidupan biota laut karena meruapakan zona
yang tembus sinar matahari sehingga kaya akan vegetasi, binatang laut dan organisme
laut lain. Pada daerah beriklim sedang, zona neritik ini disebut daerah laut dangkal
dan merupakan daerah tangkapan ikan paling banyak dijumpai.

3. Zone batial (wilayah laut dalam)


Terletak bersamaan dengan lereng benua. Zona ini 200 meter sampai kedalaman 2000
meter. Zona ini disebut pula zona laut dalam biota laut pada zona laut ini sudah mulai
jarang dijumpai. Beberapa ikan bertubuh besar seperti paus dan hiu masih dapat
ditemukan.

4. Zone abyssal (wilayah laut sangat dalam)


Meliputi ocean floor atau the deep sea plain dan the deeps. Dalamnya 2000 sampai
dengan 6000 m, bahkan pada lekukan-lekukan dan cekungan lebih dalam lagi. Pada
zona ini tidak ada lagi dijumpai tumbuhan-tumbuhan karena sinar matahari tidak
mampu menembusnya. Meskipun demikian ada spesies binatang yang hidupnya bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan suhu, persediaan makanan, dan oksigen sangat
minimal. Bahkan makanannya terdiri atas bahan organik yang tenggelam dari
permukaan laut. Keadaan di dasar laut yang sangat dalam ini selalu gelap dan sangat
dingin.

5. Zone hadal (wilayah laut sangat dalam sekali)


Merupakan zona laut yang sangat dalam dengan kedalaman melebihi 6000 m.
Wilayah laut hadal biasanya terdiri dari palung dan lubuk laut yang sangat dalam,
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

suhu air pada zona hadal dingin sekali dan tidak ada cahaya sama sekali. Binatang
laut yang hidup umumnya mempu memancarkan cahaya dari tubuhnya sendiri.

Zona kedalaman laut

Morfologi Dasar Laut


1. Tepi Benua
Tepi benua (continental margin) meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan zona
transisi antara benua dan cekungan samudera. Berdasarkan pada kondisi aktivitas
kegempaan, volkanisme, dan pensesaran, tepi benua dapat dibedakan menjadi tepi benua
aktif (active margin) yang ditandai oleh banyaknya aktivitas kegempaan, volkanisme, dan
pensesaran. Sebaliknya, tepi benua pasif (pasif margin) dicirikan oleh sedikitnya aktivitas
kegempaan, volkanisme, dan pensesaran.

Perbedaan aktivitas tektonik menghasilkan perbedaan struktur batuan dan sedimentasi di


sepanjang tepi benua. Tepi benua aktif dicirikan dengan perselangan yang sempit antara
bank dan trough, sesar-sesar, paparan (shelf) yang sempit. Palung laut dalam (deep sea
trench) dan busur kepulauan volkanik umum dijumpai di sepanjang tepi benua.
Sementara itu, tepi benua pasif memiliki paparan yang lebar, delta-delta yang luas, atau
terumbu karang yang tersebar meluas. Tidak ada pensesaran ataupun volkanisme.
Berdasarkan morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
1). Paparan benua (continental shelves) adalah bagian benua yang tenggelam dengan
kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter). Berbagai kenampakan
yang dijumpai di kawasan ini terjadi karena tujuh proses, yaitu glasiasi (glaciation),
perubahan muka laut (sea level changes), aktivitas berbagai kekuatan alam (seperti
gelombang laut, aliran sungai, pasang surut), sedimentasi, pengendapan karbonat,
pensesaran, dan volkanisme.
2). Lereng benua (continental slope) adalah tepi benua dengan lereng curam, dimulai
dari tekuk lereng dari paparan benua sampai daerah tinggian benua (continental rise)
dengan lereng sekitar 4°. Di kawasan ini banyak terjadi proses longsoran bawah laut
(submarine landslide) dan erosi yang menghasilkan berbagai kenampakan. Sedimen-
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

sedimen di kawasan ini tersesarkan dan terlipat. Kenampakan yang sangat


mengesankan di kawasan ini adalah alur bawah laut (submarine canyon).
3). Tinggian benua (continental rise) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan
samudera. Kawasan ini tersusun oleh material yang tidak terkonsolidasikan
(unconsolidated materials) yang terdiri dari lumpur, lanau, dan pasir yang diturunkan
dari paparan benua atau lereng benua oleh mekanisme arus turbid (turbidity currents),
longsoran bawah laut, atau proses-proses lain. Pola dari tinggian benua ini berkaitan
dengan gerakan tektonik lempeng. Pada tepi benua aktif, sedimen-sedimen telah
terubah dan dibawa masuk ke dalam mantel oleh mekanisme menunjaman. Pada tepi
benua pasif, sedimen-sedimen terawetkan dan melampar jauh ke lantai samudera
(ocean floor).

2. Cekungan Samudera
Cekungan samudera (ocean basin) didefinisikan sebagai lantai samudera (ocean floor)
yang luas yang terletak pada kedalaman lebih dari 2000 meter. Benua (continent)
didefiniskan sebagai daratan menerus yang besar (Ingmanson dan Wallace, 1985).
Definisi ini meletakkan cekungan samudera sebagai lawan dari benua. Bila benua terlihat
jelas memiliki gunung-gunung dan lembah-lembah, maka demikian pula dengan
cekungan samudera. Berbagai kenampakan dari cekungan samudera yang utama adalah:
1). Pematang samudera (oceanic ridges) yang keberadaannya berkaitan dengan
pembentukan sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera yang bergerak
saling menjauh. Kehadirannya berkaitan dengan proses pembentukan kerak samudera
yang baru. Contohnya Mid-Atlantic Ridge di Samudera Atlantik dan Mid-Indian
Ridge di Samudera Hindia.
2). Dataran abisal (abyssal plain) adalah kawasan yang luas dan agak datar dengan
kedalaman dengan kedalaman berkisar dari 4000 sampai 5000 meter yang dibatasi
oleh pematang samudera atau benua. Dataran abisal umumnya tertutup oleh sedimen
pelagis. Di kawasan yang berbatasan dengan lereng benua, bila terdapat alur bawah
laut di lereng benua, maka, akan terbentuk kipas bawah laut (submarine fan) atau
kipas laut dalam (deep-sea fan).
3). Pulau-pulau terumbu (coral islands) yaitu pulau yang terbentuk karena
pertumbuhan koral.
4). Palung (trench), terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik.
5). Gunung-laut (seamounts) adalah gunung api bawah laut yang telah mati. Bila
gunung-gunung tersebut muncul maka, menjadi pulau.
6). Rangkaian pulau-pulau (island chains).

Morfologi dasar laut


Klasifikasi Lingkungan Laut
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Berasarkan pada dua komponen utamanya, yaitu bumi sebagai wadah dan massa air sebagai
sesuatu yang diwadahi. Lingkungan laut dapat dibedakan menjadi dua lingkungan utama,
yaitu: (1) lingkungan bentik (benthic), yang mengacu kepada dasar samudera atau dasar laut,
dan (2) lingkungan pelagis (pelagic), yang mengacu kepada massa air laut. Dilihat dari
kondisi cahaya dalam secara vertikal dapat diklasifikasikan ke dalam 3 zona, yaitu:
1. Zona eufotik (0-150 m): terdapat pada permukaan sampai pada kedalaman dimana
cahaya matahari memungkinkan berlangsungnya fotosintesis.
2. Zona disfotik (150-1000m), berada di bawah zona eufotik, cahaya sudah terlampau
redup untuk memungkinkan terjadinya fotosintesis.
3. Zona afotik (lebih dari 1000 m), zona yang paling bawah, gelap gulita, tidak ada
cahaya matahari yang dapat menembus.

Berdasarkan zona pelagiknya (ketembusan cahaya), kedalaman lingkungan laut dapat dibagi
menjadi:
1. Epipelagic (0-200 m): cahaya matahari dapat menembus zona ini dalam jumlah yang
melimpah sehingga fotosintesis dapat berlangsung optimal.
2. Mesopelagic (200-1000 m): cahaya matahari masih dapat menembus namun tidak
banyak dan kadang tidak mampu digunakan untuk fotosintesis. Di bawah kedalaman
500 m, oksigen sudah sangat berkurang.
3. Bathypelagic (1000-4000): cahaya matahari sudah sangat minim dan hampir tidak
ada. Organisme menyesuaikan diri dengan mengembangkan kemampuan
bioluminesen (berpendar di dalam gelap).
4. Abyssalpelagic (>4000 m): tidak ada cahaya matahari sama sekali.

Pada dasarnya ada tiga cara hidup organisme di laut, yaitu planktonik, bentonik, dan
nektonik. Organisme yang hidup secara planktonik disebut plankton, secara bentonik disebut
bentos, dan secara nektonik disebut nekton. Plankton adalah kelompok organisme yang
biasanya kecil dengan kekuatan untuk berpindah tempat sangat lemah atau terbatas, dan
berpindah tempat terutama karena arus laut. Plankton dapat berupa hewan (zooplankton)
maupun tumbuhan (fitoplankton). Bentos adalah organisme yang hidup di atas atau di bawah
dasar laut. Beberapa organisme bentos pada fase awal kehidupannya memiliki bentuk larva
planktonik. Nekton meliputi hewan yang dapat berenang bebas, bebas dari gerakan arus.
Kelompok ini meliputi berbagai bentuk kehidupan hewan tingkat tinggi, seperti ikan, ikan
paus, dan berbagai jenis mamalia laut. Tumbuhan tidak termasuk di dalam kelompok ini.

SIFAT AIR LAUT


SIFAT-SIFAT AIR
1. Kapasitas panas (specific heat, heat capacity) akan turun seiring dengan
kenaikan salinitas.
Di pihak lain, pada air dengan salinitas normal, kapaitas panas akan naik
seiring dengan naiknya temperatur.
2. Densitas meningkat seiring hampir linier seiring dengan peningkatan salinitas.
Penambahan garam menurunkan temperatur densitas maksimum. Pada salinitas >
20‰, densitas maksimum terjadi pada temperatur di bawah titik beku normal (0 oC).
3. Titik beku menurun seiring dengan penambahan garam.
Karakter ini dikombinasikan dengan efek temperatur dan salinitas terhadap densitas
(densitas air laut naik bila temperatur turun) memberi arti bahwa air dengan densitas
tertinggi di samudera adalah air yang paling dingin dan paling tinggi salinitasnya.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

4. Tekanan uap (ukuran seberapa mudah molekul air lepas dari fase cair masuk ke
fase gas) makin turun seiring dengan peningkatan salinitas
Karena garam cenderung membuat molekul air-bebas untuk penguapan berkurang.
5. Tekanan osmosis air naik seiring dengan peningkatan salinitas.
Tekanan osmosis berkaitan dengan aliran larutan melalui membran (selaput tipis
berpori) semipermeabel. Banyak aliran meningkat seiring dengan peningkatan
salinitas.
6. Penambahan garam akan meningkatkan viskosita air.
Hal ini karena tarikan elektrostatis antara material terlarut dan air. Perbedaan
viskositas akan mempengaruhi kecepatan suara di dalam air.

Suatu konsekuensi penting dari keterkaitan antara salinitas, temperatur densitas-maksimum,


dan titik beku adalah:
1). Pada air dengan salinitas < 26‰, temperatur densitas-maksimum lebih tinggi dari
pada titik beku.. Dengan demikian, bila air laut terus mendingin, akan terus makin
tinggi densitasnya. Karena pendinginan dimulai dari permukaan, air permukaan akan
lebih berat daripada air di bawahnya dan akan turun. Air yang di sebelah bawah, yang
lebih hangat dan berdensitas lebih rendah, akan naik menggantikan air yang dingin
dan, pada gilirannya air itu sendiri akan mengalami pendinginan dan turun. Dengan
cara seperti inilah sirkulasi air-dalam terjadi, dan pembekuan akan terjadi bila seluruh
tubuh air mengalami pendinginan sampai titik beku.
2). Pada air dengan salinitas > 26‰, temperatur densitas-maksimum lebih rendah
daripada titik beku. Densitas air laut 33‰ – 37‰. Kalau air permukaan laut
mengalami pendinginan maka tidak mengalami anomali sifat densitas air tawar.
Karena titik beku air laut lebih tinggi daripada titik temperatur densitas maksimum,
maka air akan tetap di dekat permukaan dan mengalami pendinginan lebih lanjut,
meskipun titik beku tercapai dan suatu lapisan es terbentuk di permukaan. Lapisan es
yang terbentuk di permukaan laut hampir seluruhnya air tawar. Dengan demikian,
hubungan antara salinitas, temperatur densitas-maksimum, dan titik beku mencegah
samudera membeku semuanya.

KARAKTER UMUM AIR LAUT


1. Temperatur Air Laut
Permukaan samudera mendapat panas dari tiga sumber, yaitu: (1) radiasi sinar matahari, (2)
konduksi panas dari atmosfir, dan (3) kondensasi uap air. Sebaliknya, permukaan laut
menjadi dingin karena tiga sebab, yaitu: (1) radiasi balik dari permukaan laut ke atmosfer, (2)
konduksi panas balik ke atmosfer, dan (3) evaporasi. Sementara itu, di bawah permukaan
laut, arus-arus horizontal dapat mentransfer panas dari satu kawasan ke kawasan lain. Daerah
ekuator adalah daerah yang menerima insolasi terbanyak karena posisi matahari berada pada
sudut terbesar (90o) di atas ekuator. Sebaliknya, daerah kutub adalah daerah yang menerima
insolasi paling sedikit, karena matahari berada pada posisi sudut yang kecil. Pengaruh sudut
matahari adalah tiga kali. Di daerah lintang rendah, 1) sinar radiasi matahari tersebar di
daerah yang sempit, 2) sinar matahari juga melewati ketebalan atmosfer yang lebih kecil, dan
3) sedikit insolasi yang dipantulkan dari permukaan Bumi.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Distribusi lateral temperatur permukaan di bulan Febuari. Dikutip dari Pickard


dan Emery (1995).

Gambar 9B. Distribusi lateral temperatur permukaan di bulan Agustus. Dikutip dari
Pickard dan Emery (1995).
Distribusi temperatur secara vertikal dapat dibagi menjadi tiga zona yaitu:
1) Lapisan campuran (mixed layer)
Zona ini adalah zona homogen. Temperatur dan kedalaman zona ini dikontrol oleh
insolasi lokal dan pengadukan oleh angin. Zona ini mencapai kedalaman 50 sampai 200
meter.
2) Termoklin (thermocline)
Di dalam zona transisi ini, temperatur air laut dengan cepat turun seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Zona ini berkisar dari kedalaman 200 sampai 1000 meter.
3) Zona dalam (deep zone)
Zona ini temperatur berubah sangat lambat atau relatif homogen.

2. Salinitas Air Laut


Salinitas adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur kandungan garam (saltiness) di
dalam ai laut. Unsur-unsur dalam bentuk ion yang melimpah menyusun kandungan garam di
dalam air laut adalah Cl-, Na+, Mg2+, SO42-, Ca2+, dan K+. Ion-ion tersebut proporsinya di
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

dalam air laut adalah konstan karena konsentrasinya ditentukan oleh proses-proses fisika.
Karena sifatnya yang demikian itu, ion-ion tersebut disebut ion konservatif (conservative
ions). Secara keseluruhan, semua unsur tersebut menyusun lebih dari 99,8% material yang
terlarut di dalam air laut. Di antara ion-ion itu, sodium (natrium, Na) dan klorin (Cl)
menyusun sekitar 86%. Salinitas air permukaan laut sangat ditentukan oleh evaporasi dan
presipitasi. Salinitas akan naik bila evaporasi naik dan presipitasi turun.

Salinitas permukaan (S, rata-rata untuk semua samudera) dan


perbedaan antara evaporasi dan presipitasi (E-P) menurut posisi
lintang. Dikutip dari Pickard dan Emery (1995).

Profil salinitas memperlihatkan adanya tiga atau empat zona, yaitu:


1) Lapisan campuran (mixed layer). Ketebalannya 50 sampai 100 meter, dan mempunyai
salinitas seragam. Daerah tropis dan daerah berlintang tinggi dan menengah, memiliki
salinitas permukaan tinggi, sedang daerah berlintang tinggi memiliki salinitas rendah.
2) Haloklin (halocline), adalah zona dimana salinitas mengalami perubahan besar.
3) Zona dalam (deep zone) adalah zona di bawah haloklin sampai dasar laut, dan memiliki
salinitas relatif seragam.
4) Di daerah berlintang rendah dan menengah, terdapat salinitas minimu pada kedalaman
600 sampai 1000 meter.

3. Densitas Air Laut


Nilai densitas air laut dikontrol oleh tiga variabel yang berinteraksi sangat kompleks, yaitu
salinitas, temperatur, dan tekanan. Secara umum, densitas meningkat dengan meningkatnya
salinitas, meningkatnya tekanan (atau kedalaman), dan turunnya temperatur. Densitas air laut
dapat dihitung bila ketiga variabl itu dapat diketahui. Profil vertikal densitas memperlihatkan
bahwa pengaruh yang kuat dari temperatur terhadap densitas, terutama di daerah lintang
rendah dan menengah. Di kedua daerah tersebut, termoklin menghasilkan perubahan gradien
densitas yang kuat yang disebut piknoklin (pycnocline). Di daerah berlintang tinggi, kutub,
tidak terlihat adanya piknoklin yang kuat. Stratifikasi densitas di daerah lintang rendah dan
menengah adalah sebagai berikut:
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

1) Lapisan atas, dengan ketebalan sekitar 100 meter, mempunyai densitas hampir seragam.
2) Piknoklin (pycnocline), yaitu zona dimana densitas bertambah dengan cepat seiring
dengan bertambahnya kedalaman.
3) Zona dalam, adalah zona di bawah piknoklin, dengan densitas meningkat sangat pelan
dengan bertambahnya kedalaman.

Profil vertikal densitas samudera. Dikutip dari Libes (1992).

GERAKAN AIR LAUT


1. Gelombang
Gelombang bergerak secara periodik, yaitu bergerak berulang-ulang pada suatu periode
waktu tertentu. Sifat-sifat gelombang dapat diterangkan dengan bentuk gelombang sederhana
untuk menggambarkan panjang gelombang, tinggi gelombang, dan periode gelombang.

Gambar gelombang yang disederhanakan yang menunjukkan berbagai parameter


gelombang dan gerakan partikel air di dalam suatu bentuk gelombang. Lingkaran
menunjukkan gerakan partikel air yang diperbesar. Dikutip dari Ross (1977)
dengan modifikasi.

Perioda gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh puncak (atau lembah) gelombang
yang berurutan untuk melalui titik tetap tertentu. Panjang gelombang (L) adalah jarak
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

horizontal di antara dua puncak (atau lembah) gelombang yang berurutan. Tinggi gelombang
(H) adalah jarak vertikal dari dasar lembah sampai puncak gelombang. Kedalaman air (d)
adalah jarak vrtikal antara nuka laut rata-rata sampai dasar laut.

Jenis-jenis gelombang menurut penyebabnya, yaitu:


a. Gelombang karena tiupan angin (wind-generated wave).
Gelombang ini terjadi di permukaan laut karena angin yang bertiup di atas permukaan
laut. Bila angin bertiup melintasi permukaan laut, maka akan terjadi transfer energi dari
angin ke laut, dan di bidang antar-mukanya (interface, permukaan laut) terjadi
gelombang.

b. Gelombang internal (internal wave).


Gelombang ini terjadi di dalam laut, terjadi di antara dua massa air laut yang berbeda
densitasnya. Kehadiran gelombang ini tidak terlihat langsung secara visual di permukaan
laut.

c. Gelombang Badai (storm surge atau storm wave)


Gelombang ini terjadi karena tiupan angin badai. Fenomena gelombang ini umum terjadi
di daerah Subtropis dimana badai sering terjadi. Di daerah pesisir, gelombang ini dapat
menyebabkan air laut naik ke daratan, dan menimbulkan kerusakan.

d. Seiche
Fenomena seiche adalah fenomena gelombang stasioner, yaitu gelombang yang tidak
memperlihatkan gerakan maju dari bentuk gelombang yang terjadi. Pada gelombang
jenis ini, di tempat-tempat tertentu, permukaan air akan tetap stasioner sementara
permukaan air yang lainnya bergerak naik turun. Gelombang ini umumnya terjadi di
perairan tertutup, seperti danau; atau perairan semi tertutup, seperti teluk. Di danau,
seiche terjadi karena tiupan angin badai, atau perubahan tekanan udara (atmosfir) yang
cepat. Di daerah teluk, seiche dapat terjadi karena pasang surut atau tsunami.

e. Gelombang karena longsoran (landslide surge atau landslide wave)


Gelombang jenis ini terjadi karena batuan atau es yang dalam jumlah besar longsor dan
masuk ke laut.

f. Tsunami atau seismic wave


Tsunami sering disebut gelombang pasang (tidal wave), tetapi sesungguhnya gelombang
ini tidak ada hubungannya dengan pasang surut air laut. Tsunami disebut juga sebagai
seismic wave karena kejadiannya dicetuskan oleh gerakan kerak bumi yang cepat dan
tiba-tiba. Tsunami dapat terjadi karena: (1) gempa bumi yang berasosiasi dengan
terjadinya patahan vertikal di dasar laut, atau (2) longsoran di dasar laut (Gambar 8), atau
(3) letusan gunungapi di laut.

Gelombang Pecah
Bila gelombang dari laut dalam menuju ke pantai, maka ketika gelombang itu memasuki
perairan dangkal, akan terjadi perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu mulai terjadi ketika
kedalaman air sama dengan ½ panjang gelombang, dan mulai berubah secara tegas ketika
kedalaman air ¼ panjang gelombang (batas air dalam menurut teori gelombang Airy).
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Perubahan bentuk yang terjadi pada gelombang itu adalah kecepatan dan panjang
gelombang berkurang, tinggi gelombang bertambah, sedang periode gelombang tetap.

Gambaran transformasi gelombang dari perairan dalam ketika


mendekati pantai. Dikutip dari Komar (1976) dengan modifikasi..

Dikenal ada empat tipe gelombang pecah, yaitu:


a. Spilling breaker
Pecahan gelombang jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di pantai dengan dasar yang
landai. Pada pecahan jenis ini, puncak gelombang yang tidak stabil turun sebagai “white
water” (gelembung-gelembung dan buih).
b. Plunging breaker
Pecahan jenis ini terjadi bila gelombang menjalar di pentai yang miring. Pada pecahan
jenis ini, gelombang yang mendekat ke pantai memiliki lereng depan yang menghadap ke
daratan menjadi vertikal, puncak gelombang kemudian menggulung ke depan, dan
akhirnya menghunjam ke depan.
c. Surging breaker
Pecahan jenis ini terjadi bila lereng pantai sangat curam. Pada pecahan jenis ini, puncak
gelombang naik seperti akan menghunjam ke depan, tetapi kemudian dasar gelombang
naik ke atas permukaan pantai sehingga gelombang jatuh dan menghilang.
d. Collapsing breaker
Pecahan ini adalah bentuk menengah antara pecahan tipe plunging dan surging.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Jenis-jenis gelombang pecah

2. Arus Laut
Gerakan arus laut terjadi baik secara horizontal maupun secara vertikal. Densitas air laut
bergantung pada salinitas dan suhu. Gerakan vertikal terjadi karena perbedaan densitas di
berbagai kedalaman dan atau pertemuan dari dua arus horizontal yang mengakibatkan arus
turun yang diimbangi arus naik. Gerakan air laut horizontal yang terjadi di permukaan disebut
arus laut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus laut, yaitu:
 Perbedaan densitas
 Pergesekan antara air permukaan dengan angin sehingga sedikit banyak arah arus ini
searah dengan arah angina
 Letak dan bentuk pantai daratan

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua, yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas
adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang
bergerak di bawah permukaan laut. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan
arus dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui.
Sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya
(Hutabarat & Evans, 1986.).

Arus permukaan yang dihasilkan oleh angin bukan hanya dipengaruhi oleh gaya Coriolis
tetapi juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Bhatt, 1978). Arus yang disebabkan oleh gaya
Coriolis dan gaya gravitasi disebut arus geostropik.

Berdasarkan penyebab terjadinya arus dapat dibedakan sebagai berikut.


 Arus Ekman: arus yang dipengaruhi oleh angin
 Arus termohalin: arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi
 Arus pasut: arus yang dipengaruhi oleh pasut
 Arus geostropik: arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya
Coriolis.

Berdasarkan kedalaman, arus dibedakan menjadi:


 Arus permukaan
Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal
dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
 Arus dalam
Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola
sebaran angin dan membawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Persebaran arus di Bumi

3. Pasang Surut
Gerakan air laut yang lain adalah gerakan yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang
surut. Pasang adalah gerakan yang berganti-ganti antara naik dan turunnya permukaan laut,
kurang lebih dua kali sehari, sebagai akibat dari gaya tarik bulan dan gaya tarik matahari.
Pada laut terbuka perbedaan antara pasang naik dan pasang surut tidak lebih dari 60 cm,
tetapi pada perairan dangkal yang berbatasan dengan kontinental bisa mencapai enam meter
dan di estuaria yang sempit bisa mencapai 15 meter bahkan lebih. Pasang surut berdasarkan
penyebabnya :
a. Pasang purnama
Peristiwa terjadinya pasang naik- pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi
pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama).
Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi-Bulan-Matahari berada satu garis (konjungsi)
sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik
permukaan bumi.
b. Pasang perbani
Ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut terendah (kecil). Pasang kecil
terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi
Matahari-Bulan-Bumi membentuk sudut 90°.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Ilustrasi pasang surut

Berdasarkan frekuensi terjadinya, dapat dibagi menjadi:


a. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Pada pasang surut tipe ini, perubahan pasang surut harian menghasilkan satu kali pasang
dan satu kali surut. Periode pasang surut ini 24 jam 50 menit 47 detik. Faktor yang
menyebabkannya adalah rotasi bumi dan deklinasi matahari dan bulan.
b. Pasang surut harian ganda (semidurnal tide)
Pada pasang surut tipe ini, dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dengan tinggi yang hampir sama. Periode pasang surut ini rata-rata 12 jam 24 menit 23,5
detik. Faktor yang menyebabkannya adalah rotasi bumi.
c. Pasang surut campuran dominan harian ganda (mixed tide predominant semidiurnal)
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi dua kali pasang surut dan dua kali surut dengan
tinggi dan periode berbeda.
d. Pasang surut campuran dominan harian tunggal (mixed tide predominant diurnal)
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi kadang-
kadang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda.

Sumber:
- Bahan pembinaan calon peserta olimpiade sains nasional bidang kebumian tahun
2009 oleh Pentatok Kuncoro, S.T
- Materi kuliah di akses di
http://kartono.sttnas.ac.id/Geologi%20Teknik/6.%20HIDROGEOLOGI.pdf
- Buku Ajar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Aplikasinya dalam Proses Belajar
Mengajar oleh Dr. Naharuddin, M. Si. dkk. 2018
- Materi Pembekalan Peserta 1st International Earth Science Olympiad – IESO 2007 di
Seoul, Korea Selatan (Oceanografi)
- Materi kuliah Oseanografi
- Pendalaman Materi Geografi Modul 19 “ PERAIRAN LAUTAN “ oleh Dr. Sukma
Pradana P, M.T. dkk. Ristekdikti.
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

SOAL
Untuk soal nomor 1-2 perhatikan gambar siklus hidrologi berikut ini.

1. Proses yang ditunjukkan oleh huruf A, B, C, D, dan E secara berurutan adalah..


a. Run off, Infiltrasi, Evaporasi, Evapotranspirasi, Groundwater flow
b. Infiltrasi, Run off, Evaporasi, Evapotrasnpirasi, Groundwater flow
c. Run off, Infiltrasi, Evapotranspirasi, Evaporasi, Groundwater flow
d. Infiltrasi, Run off, Evapotranspirasi, Evaporasi, Base flow
e. Infiltrasi, Run off, Evaporasi, Evapotranspirasi, Base flow

2. Jumlah air pada proses B dapat ditentukan dengan menghitung jumlah air pada
a. Snowmelt runoff + presipitasi - proses A + proses C
b. proses B + proses C - presipitasi + snowmelt runoff
c. presipirasi – snowmelt runoff – proses A – proses C
d. presipitasi + snowmelt runoff – proses A – proses C
e. Semua Jawaban salah.

3. Pernyataan berikut ini yang benar mengenai porositas ialah:


a. Semakin kecil ukuran butir maka porositas akan semakin kecil
b. Susunan butir yang sama dengan bentuk kubus akan memiliki porositas yang lebih kecil
dibandingkan dengan susunan butir yang sama dengan bentuk rhombohedral
c. Semakin dalam batuan terkubur maka porositas akan semakin besar dikarenakan
penambahan beban
d. Semakin kecil ukuran butir maka porositasnya akan semakin besar
e. Semua jawaban salah

4. Contoh lapisan batuan yang dapat menyimpan air namun tidak dapat meloloskan air dalam
jumlah yang berarti adalah:
a. pasir
b. batu kerikil
c. batu gamping
d. shale
e. batuan sedimen
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

5. Laut yang terbentuk karena proses penyempitan akibat proses sedimentasi daratan adalah :
a. Laut transgresi
b. Laut Ingresi
c. Laut Regresi
d. Laut Bregresi
e. Laut Tertutup

6. Perhatikan gambar berikut :

Jenis laut yang ditunjukkan oleh huruf A. B. dan C secara berutan adalah:

A. Laut pedalam, laut, tengah, laut tepi


B. Laut pedalam, laut tengah, laut tengah
C. Laut tengah, laut pedalam, laut tepi
D. Laut tengah, laut tengah, laut tepi
E. Laut pedalam, laut pedalam, laut tepi

7. Berikut pernyataan yang benar mengenai sifat air laut adalah :


A. Peningkatan salinitas akan menyebabkan titik didih menurun.
B. Air yang memiliki densitas terendah adalah air dengan temperature tinggi dan salinitas
rendah.
C. Air tawar memiliki tekanan uap yang lebih rendah dibandingkan dengan air laut.
D. Tekanan osmosis air akan naik dengan penurunan salinitas.
E. Viskositas air laut lebih rendah dibandingkan dengan air tawar.

8. Sedimen laut yang terbentuk oleh reaksi kimia inorganic dari unsur-unsur terlarut di dalam
air disebut :
A. Sedimen Kosmogenik
B. Sedimen Autigenik
C. Sedimen Volkagenik
D. Sedimen Litogenik
E. Sedimen Biogenik

9. Yang dimaksud dengan zona piknoklin adalah :


PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

A. Zona dimana densitas berkurang dengan cepat seiring dengan bertambahnya


kedalaman.
B. Zona dimana densitas meningkat sangat pelan dengan bertambahnya kedalaman
C. Zona dimana salinitas mengalami perubahan besar.
D. Zona dimana temperatur air laut dengan cepat turun seiring dengan bertambahnya
kedalaman.
E. Semua jawaban salah.

10. Pernyataan berikut yang benar mengenai kecepatan rambat suara di laut adalah :
A. Keceapatan suara akan berkurang seiring dengan kedalaman karena pengaruh tekanan.
B. Kecepatan suara akan meningkat pada zona termoklin karena pengaruh temperature.
C. Kecepatan suara akan lebih cepat pada pada daerah tropis dibandingkan dengan lintang
tinggi.
D. Pada daerah air dalam, kecepatan suara akan lebih besar dibandingkan dengan
permukaan akibat adanya penurunan temperature.
E. kecepatan suara paling rendah berada pada batas antara mixed layer dan daerah
termoklin.

11. Unsur-unsur inorganic terlarut minor dalam air laut adalah sebagai berikut kecuali :
A. Brom, Karbon, Stronsium, Boron, dan Fosfor.
B. Brom, Klor, Natrium, Potassium, dan Fluor.
C. Brom, Karbon, Stronsium, Silikon, dan Fluor.
D. Brom, Nitrogen, Fosfor, Boron, dan Fosfor.
E. Boron, Karbon, Natrium, Boron, dan Silikon.

12. Pernyataan yang benar menganai kelarutan gas pada lautan adalah :
A. Pada zona termoklin kelarutan gas akan meningkat karena pengaruh temperature
B. Kelarutan gas akan lebih kecil pada air tawar dibandingkan dengan air laut.
C. Kelarutan gas meningkat seiring dengan berkurangnya tekanan.
D. Kelarutan akan meningkat seiring bertambahnya lintang.
E. Semua jawaban salah.

13. Zona kedalaman laut yang terletak bersamaan dengan lereng benua dan memiliki
kedalaman 200 – 2000 meter disebut zona . . .
A. Abyssal
B. Neritik
C. Litoral
D. Batial
E. Eufotik

14. Faktor yang mempengaruhi peningkatan salinitas air laut adalah …


A. Peningkatan evaporasi dan peningkatan presipitasi
B. Peningkatan transpirasi dan penurunan presipitasi
C. Pencairan es di kutub dan penurunan presipitasi
D. Masuknya air sungai ke laut dan penurunan evaporasi
E. Peningkatan evaporasi dan penurunan presipitasi

15. Bila gelombang melintasi samudera, setelah meinggalkan daerah pembentukannya, maka ia
akan kehilangan energi selama perjalananya. Hal itu dapat terjadi karena sebagai berikut,
kecuali ..
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

A. Peredaman internal oleh viskositas air


B. Penyebaran gelombang ke arah yang lain karena variasi arah tiupan angin.
C. Angin yang bertiup berlawanan arah rambat gelombang.
D. Interaksi dengan gelombang yang terjadi oleh tiupan angin yang sama.
E. Meleawati air yang memiliki keberagaman salinitas dan suhu.

16. Pecahan dimana gelombang naik seperti menghujam ke depan, tetapi kemudian dasar
gelombang naik ke atas permukaan pantai sehingga gelombang jatuh dan menghilang
disebut pecahan gelombang …
A. Plunging breaker
B. Spilling breaker
C. Surging breaker
D. Collapsing breaker
E. Blast breaker

17. Berikut ini yang merupaka tipe-tipe gelombang berdasarkan periodenya adalah
A. Capillary Waves dengan periode kurang dari 1 detik
B. Swell dengan periode ~ 1 detik
C. Wind waves dengan periode ~ 10 detik
D. Seiches dengan periode jam
E. ripple dengan periode menit

18. Pergerakan revolusi bulan mengelilingi bumi menyebabkan terjadinya variasi pasang surut
untuk periode ..
A. Tahunan
B. Bulanan
C. Harian
D. Semi Annual
E. Intra Seasonal

19. Faktor utama yang mempengaruhi sirkulasi arus permukaan adalah …


A. Letak benua-benua
B. Gaya Coriolis
C. Transport Ekman
D. A dan C benar
E. B dan C benar

20. Arus yang disebabkan oleh perbedaan densitas karena kandungan muatan sedimen, dapat
terjadi di danau dan waduk, serta dapat dicetuskan oleh gempa bumi, dan longsor bawah
laut disebut …
A. Longsohore current
B. Rip Current
C. Turbidity Current
D. Arus pasang surut
E. Upwelling dan Downwelling

21. Lingkungan laut yang hanya akan tergenang saat terjadi pasang tinggi dan memiliki
organisme yang akan selalu tersingkap dengan udara disebut …
A. Lingkungan Eulitoral
B. Lingkungan Supralitoral
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

C. Lingkungan sublittoral
D. Lingkungan Neritik
E. Lingkungan Oseanik Eufotik

22. Contoh organisme yang tergolong kelompok bentos kecuali …


A. Tripang
B. Cacing
C. Ubur-ubur
D. Bintang laut
E. Gurita

23. Arus yang timbul akibat angin yang bertiup di atas permukaan laut dalam waktu yang
relative tidak terlalu lama, dipengaruhi oleh gaya Coriolis dan bergerak dalam arah
melingkar di sebut arus ..
A. Arus inersia
B. Arus geostropik
C. Arus Ekman
D. Arus pasut
E. Arus termohalin

24. Pernyataan berikut yang salah mengenai gelombang laut adalah …


A. Refraksi gelombang di daerah tanjung menyebabkan terjadinya konvergensi gelombang
B. Gelombang yang sampai pada daerah tanjung akan lebih tinggi karena terjadi
konvergensi gelombang’
C. Refraksi gelombang di daerah teluk menyebabkan terjadinya penyebaran gelombang
D. Difraksi gelombang menyebabkan transfer energi secara linear
E. Refleksi gelombang menyebabkan terjadinya superposisi gelombang datang dan
dipantulkan

25. Berdasarkan cara hidupnya di laut, cumi-cumi tergolong kedalam kelompok …


A. Bentos – Moluska
B. Zooplankton
C. Nekton
D. Bentos Sesial
E. Tidak termasuk salah satu pilihan di atas
PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

Gambar untuk soal no 26-27


26. Daerah yang ditunjukkan oleh huruf c, d, e, f, dan I secara berurutan adalah . . .
A. Paparan benua, bekken, palung laut, punggung laut, dan gunung laut
B. lereng benua, paparan benua, palung laut, punggung laut, dan gunung laut
C. Paparan benua, lereng benua, bekken, punggung laut, dan guyot
D. Paparan benua, lereng benua, bekken, guyot, dan punggung laut
E. Lereng benua, paparan benua, bekken, punggung laut, dan guyot

27. Bagian relief laut yang merupakan tempat terjadinya proses glasiasi dan pengendapan
karbonat ditunjukkan oleh huruf
A. B
B. C
C. D
D. F
E. I

28. Pernyataan berikut yang benar mengenai siklus termohalin adalah


A. Terbentuk karena pemanasan pada lintang rendah
B. Terbentuk karena pendinginan pada lintang tinggi
C. Timbul akibat perbedaan densitas air laut dalam arah vertikal
D. Terjadi akibat proses penambahan dan pengurangan densitas air
E. Semua jawaban benar

Gambar untuk soal no 29-30


PELATIHAN ONLINE 2019
KEBUMIAN – PAKET 12

29. Relief pantai yang ditunjukkan oleh huruf A, B, dan C secara berurutan adalah …
A. Stamps, arch, dan cave
B. Arch, stack, dan cave
C. Arch, cliff, dan cave
D. Stamp, stack, dan Arch
E. Stamp, cliff, dan Arch

30. Proses erosi secara terus menerus pada Arch akan membentuk
A. Cave
B. Stack
C. Cliff
D. Stamp
E. Semua jawaban salah

Anda mungkin juga menyukai