Anda di halaman 1dari 2

BAB II

KETENTUAN UMUM

Dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan


dan Keagamaan ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut diklat adalah
penyelenggaraan pembelajaran dan pelatihan dalam rangka mengembangkan
kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai persyaratan jabatan pada
Kementerian Agama, yang dilaksanakan paling sedikit 40 (empat puluh) jam
pembelajaran, dengan durasi tiap jam pembelajaran adalah 45 (empat puluh
lima) menit.
2. Diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan adalah diklat yang
diselenggarakan dalam rangka mengembangkan kompetensi tenaga teknis
pendididikan dan keagamaan pada Kementerian Agama.
3. Tenaga teknis pendidikan dan keagamaan adalah tenaga fungsional di bidang
pendidikan dan atau keagamaan yang menjalankan tugas dan fungsi
Kementerian Agama.
4. Balitbang dan Diklat adalah Badan Penelitian dan Pengembangan serta
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama.
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama.
6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan yang
selanjutnya disebut Pusdiklat adalah lembaga diklat pada Kementerian Agama
yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan tenaga teknis
pendidikan dan keagamaan dan pembina unit pelaksana teknis di bidang
pelaksanaan diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan.
7. Kepala Pusdiklat adalah Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan.
8. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan yang selanjutnya disebut Balai
Diklat adalah unit pelaksana teknis Kementerian Agama yang berkedudukan di
daerah dan mempunyai tugas melaksanakan diklat tenaga teknis pendidikan dan
keagamaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah kerja masing-masing
sesuai peraturan perundang-undangan.
9. Kepala Balai Diklat adalah Kepala Balai Diklat Keagamaan.

3
10. Kepala Seksi Diklat adalah Kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan
Keagamaan di Balai Diklat Keagamaan.
11. Diklat fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk memenuhi kompetensi
yang dipersyaratkan sesuai jabatan fungsional masing-masing yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas jabatannya.
12. Diklat teknis substantif adalah diklat yang diselenggarakan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang bersifat substantif dalam rangka pencapaian
kompetensi yang terkait dengan pekerjaan, sehingga tenaga teknis pendidikan
dan keagamaan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
profesional.
13. Diversifikasi diklat adalah pengembangan penyelenggaraan diklat yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan dan tujuan khusus dalam rangka
memperluas akses keikutsertaan diklat Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
menanggulangi kebutuhan diklat pada suatu wilayah, unit kerja, dan komunitas
ASN guna pengembangan kompetensinya.
14. Diklat di Wilayah Kerja yang selanjutnya disebut DDWK adalah bentuk
diversifikasi diklat yang penyelenggaraannya di luar kampus pada wilayah kerja
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan atau Balai Diklat
Keagamaan, berdasarkan pertimbangan dan tujuan kebutuhan mengembangkan
kompetensi teknis substantif Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah tersebut.
15. Diklat di Tempat Kerja yang selanjutnya disebut DDTK adalah bentuk
diversifikasi diklat teknis substantif non klasikal yang penyelenggaraannya di
tempat kerja peserta diklat, dalam bentuk pendampingan/ bimbingan langsung
oleh widyaiswara atau narasumber.
16. Diklat Jarak Jauh yang selanjutnya disebut DJJ adalah bentuk diversifikasi diklat
yang penyelenggaraannya dalam kelas virtual melalui media online berdasarkan
pertimbangan dan tujuan kebutuhan perluasan akses peserta diklat.
17. Diklat Kerja Sama yang selanjutnya disebut DKS adalah bentuk diversifikasi
diklat yang penyelenggaraannya berdasarkan nota kesepahaman atau nota kerja
sama antara lembaga kediklatan di Kementerian Agama dengan lembaga lain
dan/atau komunitas masyarakat dengan mempertimbangkan kebutuhan
mengembangkan kompetensi Aparatur Sipil negara (ASN) di lembaga dan/atau
komunitas masyarakat mitra kerja sama.

Anda mungkin juga menyukai