Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

KEWENANGAN PENYELENGGARAAN DIKLAT

Pusdiklat dan Balai Diklat berwenang menyelenggarakan Diklat Tenaga


Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Kewenangan tersebut dibedakan berdasarkan
kategori berikut:
A. Pusdiklat
1. Jenis diklat yang dapat diselenggarakan oleh Pusdiklat adalah:
a. Diklat fungsional pembentukan jabatan yang meliputi:
1) Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah;
2) Diklat Fungsional Calon Kepala Perpustakaan Madrasah;
3) Diklat Fungsional Calon Kepala Laboratorium Madrasah;
4) Diklat Fungsional Calon Pengawas Sekolah pada Madrasah;
5) Diklat Fungsional Calon Pengawas Pendidikan Agama pada Sekolah;
6) Diklat Fungsional Calon Dosen;
7) Diklat Fungsional Calon Widyaiswara;
8) Diklat Fungsional Calon Penghulu;
9) Diklat Fungsional Calon Kepala KUA;
10) Diklat Fungsional Calon Penyuluh Agama; dan
11) Diklat Fungsional Calon Auditor Produk Halal.
b. Diklat fungsional berjenjang tenaga teknis pendidikan dan keagamaan
tingkat madya dan utama, yang meliputi:
1) Diklat Fungsional Guru Ahli Madya;
2) Diklat Fungsional Guru Ahli Utama;
3) Diklat Fungsional Pengawas Ahli Madya;
4) Diklat Fungsional Pengawas Ahli Utama;
5) Diklat Fungsional Dosen Lektor Kepala;
6) Diklat Fungsional Dosen Guru Besar;
7) Diklat Fungsional Widyaiswara Ahli Muda;
8) Diklat Fungsional Widyaiswara Ahli Madya;
9) Diklat Fungsional Widyaiswara Ahli Utama;
10) Diklat Fungsional Penghulu Ahli Madya; dan
11) Diklat Fungsional Penyuluh Ahli Madya;

8
c. Diklat teknis substantif pendidikan kelompok kompetensi materi
profesional dan umum untuk tenaga teknis pendidikan yang dipersiapkan
menjadi instruktur atau fasilitator, pengurus inti kelompok kerja profesi
tingkat provinsi, serta para teladan tingkat provinsi dan nasional;
d. Diklat teknis substantif keagamaan kelompok kompetensi profesional dan
umum untuk tenaga teknis keagamaan yang dipersiapkan menjadi
instruktur atau fasilitator, bagi para pengurus inti organisasi profesi,
kelompok kerja, serta para teladan tingkat provinsi dan tingkat nasional;
dan
e. Diklat yang bersifat nasional dan Training of Trainer (ToT).
2. Diversifikasi diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan yang dapat
diselenggarakan oleh Pusdiklat adalah:
a. Diklat di Wilayah Kerja (DDWK) dengan sasaran sesuai kewenangan
diklat teknis substantifnya;
b. Diklat di Tempat Kerja (DDTK) dengan sasaran tenaga teknis pendidikan
dan keagamaan pada satuan pendidikan atau keagamaan unggulan nasional
dan binaan atau laboratorium pendidikan dan atau keagamaan Pusdiklat;
c. Diklat Jarak Jauh (DJJ) dengan sasaran sesuai kewenangan diklat
fungsional dan diklat teknis substantifnya; dan
d. Diklat Kerja Sama (DKS) diklat fungsional dan diklat teknis substantif
dengan tempat sesuai kesepakatan serta sasaran sesuai kewenangan diklat
fungsional dan diklat teknis substantifnya.
3. Cakupan wilayah asal peserta diklat yang menjadi kewenangan Pusdiklat
adalah seluruh provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan luar negeri yang menjadi tanggung jawab Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Sasaran diklat yang menjadi kewenangan Pusdiklat adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan atau non Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama,
serta merepresentasikan perwakilan provinsi di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan luar negeri.

9
B. Balai Diklat
1. Jenis diklat yang dapat diselenggarakan oleh Balai Diklat adalah:
a. Diklat fungsional pembentukan jabatan yang telah mendapatkan
pendelegasian secara tertulis dari Kepala Pusdiklat pada setiap
pelaksanaannya. Persyaratan pendelegasian diklat fungsional pembentukan
jabatan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat kepada Balai Diklat adalah:
1) Surat permohonan pendelegasian;
2) Term of Reference (ToR);
3) Hasil Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) atau surat permohonan diklat
dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan atau Kanmenag
Kabupaten/ Kota;
4) Daftar calon peserta diklat; dan
5) Daftar calon narasumber.
b. Diklat fungsional berjenjang tingkat ahli madya yang telah mendapatkan
pendelegasian secara tertulis dari Kepala Pusdiklat pada setiap
pelaksanaannya. Persyaratan pendelegasian diklat fungsional berjenjang
yang diselenggarakan oleh Pusdiklat kepada Balai Diklat adalah:
1) Surat permohonan pendelegasian;
2) Term of Reference (ToR);
3) Hasil Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) atau surat permohonan diklat
dari Kanwil Kementerian Agama provinsi dan atau Kanmenag
kabupaten/ kota;
4) Daftar calon peserta diklat; dan
5) Daftar calon narasumber.
c. Diklat fungsional berjenjang pendidikan dan atau keagamaan tingkat
pertama dan muda yang meliputi:
1) Diklat Fungsional Guru Ahli Pertama;
2) Diklat Fungsional Guru Ahli Muda;
3) Diklat Fungsional Pengawas Ahli Muda;
4) Diklat Fungsional Penghulu Ahli Pertama;
5) Diklat Fungsional Penghulu Ahli Muda;
6) Diklat Fungsional Penyuluh Ahli Pertama; dan
7) Diklat Fungsional Penyuluh Ahli Muda;

10
d. Diklat-diklat teknis substantif pendidikan;
1) Diklat teknis substantif kelompok kompetensi materi profesional dan
umum tenaga teknis pendidikan yang tidak menjadi kewenangan
penyelenggaraan Pusdiklat, sesuai wilayah kerja Balai Diklat; dan
2) Diklat teknis substantif pendidikan yang penyelenggaraannya menjadi
kewenangan Pusdiklat tapi didelegasikan kepada Balai Diklat.
e. Diklat-diklat teknis substantif keagamaan:
1) Diklat teknis substantif kelompok kompetensi profesional dan umum
untuk tenaga teknis keagamaan yang tidak menjadi kewenangan
Pusdiklat sesuai wilayah kerja Balai Diklat; dan
2) Diklat teknis substantif keagamaan yang penyelenggaraannya menjadi
kewenangan Pusdiklat tapi didelegasikan kepada Balai Diklat.
2. Diversifikasi diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan yang dapat
diselenggarakan oleh Balai Diklat adalah:
a. Diklat di Wilayah Kerja (DDWK) diklat teknis substantif dengan
sasaran sesuai kewenangan diklat teknis substantifnya;
b. Diklat di Tempat Kerja (DDTK) diklat teknis substantif dengan sasaran
sesuai kewenangan diklat teknis substantifnya;
c. Diklat Jarak Jauh (DJJ) diklat fungsional dan diklat teknis substantif
dengan sasaran sesuai kewenangan diklatnya; dan
d. Diklat Kerja Sama (DKS) diklat teknis substantif dengan tempat dan
sasaran sesuai dengan kewenangan diklat substantifnya.
3. Cakupan wilayah asal peserta diklat tenaga teknis pendidikan dan
keagamaan yang menjadi kewenangan Balai Diklat adalah seluruh
kabupaten/kota dalam satu provinsi atau beberapa provinsi sesuai dengan
kewenangannya sesuai perundang-undangan;
4. Sasaran diklat yang menjadi kewenangan Balai Diklat adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama,
serta merepresentasikan perwakilan kabupaten/ kota wilayah kerja yang
menjadi kewenangannya.

11

Anda mungkin juga menyukai