Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KELOMPOK 3 MATERI 5
KALIMAT EFEKTIF

Dosen pembimbing:
Ajeng Priendangningtyas, S.Hum, M.

Disusun oleh:
1. Anindya Rifqah Purwanti 9. Fitri Rizki Siara
2. Adinda Naia Ramadhanti 10. Alyatul Jamaliyah
3. Gealsy Ghefira Tsalsabila 11. Embun insakti franika
4. Amelia Alvina Dewi 12. Ira Tarsinah
5. Ananda Rachma A. 13. Vangella Kawulusan
6. Novia fitriyani 14. Else Triyani
7. Indah Septianthi 15. Achmad mahmuri
8. Sherli indah lestari 16. Nur Aryaningsih

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini kami beri judul “kalimat efektif”. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dari dosen pengampu mata
pelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan
bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

ibu Ajeng Priendangningtyas, S.Hum, M selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami memohon maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini, semoga kedepannya
kami bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
1.4 Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................3


2.1 Pengertian Kalimat Efektif..............................................................................3
2.2 Penjelasan SPOK.............................................................................................4
2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif...................................................................................5
2.4 Syarat Kalimat Efektif.....................................................................................6
2.5 Jenis-jenis kalimat efektif................................................................................7
2.6 Cara Penggunaan Kalimat Efektif...................................................................8
2.7 Contoh-contoh Kalimat Efektif.......................................................................8
2.8 Penjelasan Penerapan Kalimat Efektif.............................................................9
a. Diksi.....................................................................................................9
b. Kesepadanan kesatuan.......................................................................12
c. Kesejajaran bentuk............................................................................14
d. Penekanan ide....................................................................................15
e. Penghematan kata..............................................................................16
f. Variasi struktur..................................................................................17

BAB III PENUTUP.................................................................................................20


3.1 Kesimpulan....................................................................................................20
3.2 Saran..............................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu seharusnya dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang kita pikirkan, inginkan, dan apa yang kita
rasakan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan  pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat  pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh  penulis atau pembicaranya.
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan
bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa saja syarat agar sebuah kalimat efektif dapat dikatakan sebagai kalimat
efektif?
4. Apa saja jenis-jenis kalimat efektif?
5. Apa saja contoh-contoh dari kalimat efektif?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana penggunaan kalimat efektif
2. Supaya penulisan dalam bahasa Indonesia menjadi baik dan benar
3. Mengetahui syarat apa saja yang harus dipenuhi agar menjadi kalimat efektif
4. Unruk mengetahui jenis-jenis dari kalimat efektif

1
4.3 Manfaat
Dari rumusan masalah yang ada maka manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1.    Mengetahui gambaran umum kalimat efektif.
2.    Memahami syarat yang mendasari kalimat efektif.
3.    Mengerti struktur kalimat efektif.
4.    Memberi pemahaman mengenai kalimat tanya, bernalar, suruh (perintah),
sederhana, luas, luas bertingkat, luas tidak setara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang pengungkapan gagasannya secara tepat dan mudah
dipahami oleh para pembaca atau para pendengar, kalimat di katakan efektif apabila
kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur
penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat), memperhatikan ejaan
yang disempurnakan, serta pemilihan kata yang tepat dalam kalimat. Dengan pemenuhan
kaidah-kaidah tersebut maka kalimat akan mudah dipahami. Kalimat efektif merupakan
kalimat yang mempunyai unsur SPOK.

Berikut definisi kalimat menurut beberapa ahli:


1. kalimat efektif adalah kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca,
minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. (Rahayu : 2007)
2. kalimat efektif adalah kalimat yang mewakili kemampuan untuk mengungkapkan
gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami gagasan yang
terungkap dalam kalimat itu sehingga gagasan yang dimaksud oleh penutur.
(Suparno dan Yunus : 2009)
3. kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat sehingga apa yang disampaikan dapat mudah
dipahami oleh pembaca. (W idjono : 2012)
4. kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar, disengaja, dan disusun
untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran
pembaca atau penulis. (Parera : 1984)
5. kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara
sempurna karena memenuhi syarat syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.
(Putrayasa : 2007)
berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif yaitu
kalimat yang penulisannya tepat sehingga mudah dipahami sesuai apa yang penulis
pikirkan.

3
2.2 Penjelasan SPOK
kalimat secara umum adalah gabungan dua kata atau lebih, baik dalam bentuk lisan
ataupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang
baik dan benar mengandung unsur-unsur seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan ,
yang bila disingkat akan membentuk pola SPOK.

1. Subjek adalah bagian yang menunjukkan pelaku dalam kalimat. Subjek dapat berupa
kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nomina), atau klausa. Untuk mencari
subjek dapat menggunakan kata tanya apa dan siapa karena subjek berisi keterangan
siapa yang menjadi pelaku dalam sebuah kalimat. Contoh:
“Adik pergi bermain.” dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa yag termasuk ke
dalam subjek adalah “Adik”
2. Predikat adalah unsur yang menerangkan apa yang sedang dilakukan oleh subjek pada
kalimat. Biasanya berupa kata kerja atau kumpulan kata kerja, kata sifat atau kumpulan
kata sifat, dan kata benda atau kumpulan kata benda. Predikat terletak di antara subjek
dan objek. Predikat mempunyai ciri dapat diingkarkan. Jika fungsi predikat diisi
dengan kata kerja, maka dapat dinegasikan dengan menambahkan kata “tidak”.
Sedangkan, jika diisi dengan kata benda dapat dinegasikan dengan menambahkan kata
“bukan”. Contoh: “Rafi memakan semua makanan yang tersisa” predikat pada kalimat
tersebut adalah “memakan” yang termasuk kedalam kata kerja, sehingga dapat
dinegasikan dengan menambahi kata “tidak” maka kalimatnya menjadi “Rafi (tidak)
memakan semua makanan yang tersisa”.
3. Objek adalah unsur kalimat yang bergantuk pada jenis predikat yang mendahuluinya.
Objek harus dimunculkan jika sebuah kalimat menggunakan predikat berupa kata kerja
transitif. Verba transitif dapat kita kenali jika kata tersebut menggunakan imbuhan
meng-, meng-...-i, dan meng-...-kan. Contoh: “Lia mengatakan bahwa esok ia akan
pergi ke Semarang” pada kalimat tersebut predikat diisi dengan kata kerja transitif
berupa “mengatakan” oleh karenya objek wajib dihadirkan. Jika tidak dihadirkan,
kalimat menjadi tidak bermakna apa-apa. Objek juga punya ciri lain berupa tak boleh
diawali dengan preposisi (selain di, ke, dari). Jika didahului dengan preposisi, maka
predikat akan menjadi frasa proposisional dan frasa preposisional tak dapat menjadi
objek.
4. Keterangan adalah unsur kalimat yang keberadaannya bersifat opsional atau tidak
wajib. Keterangan dapat diisi dengan nomina atau frasa nominal, frasa numeral, frasa

4
preposisional, atau adverbia. Keterangan wajib adanya hanya jika menjadi bagian dari
predikat. Keterangan dapat berupa keterangan tempat, waktu, dan lain-lain. Contoh:
“Dia sedang menulis surat di kamar” keterangan pada kalimat tersebut adalah “di
kamar”.

Contoh kalimat SPOK:


1. Ari (subjek) + tertidur (predikat)
2. Vini (subjek) + membaca (predikat)
3. Ibu (subjek) + memasak (predikat)
4. Rara (subjek) + mencuci (predikat) + piring (objek)
5. Ayah (subjek) + ingin makan (predikat) + soto (objek)
6. Sifa (subjek) + sedang rapat (predikat) + di ruang OSIS (keterangan tempat)
7. Ara (subjek) + sedang meggelar (predikat) + tikar (objek) + di ruang tamu
(keterangan tempat)

2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektik


Ciri-ciri dari kalimat efektif adalah sebagai berikut.
a. Minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Contoh:
1) Adik menangis
S P
2) Mereka sedang bermain
S P
b. Tidak boleh hanya terdiri atas klausa bawahan.
Contoh:
1) ketika hujan deras
2) sambil bernyanyi
3) karena tidak suka
c. Subjek tidak boleh didahului kata depan.
Contoh:
1) Kepada hadirin harap tenang.
2) Bagi para siswa harap menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu.
Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena subjek menggunakan kata
depan.

5
d. Hemat dalam pilihan kata.
e. Paralelisme
f. Menggunakan pilihan kata yang tepat.
g. Logis atau dapat diterima akal.

2.4 Syarat Kalimat Efektif


Syarat Kalimat Efektif Bahasa Indonesia Ada 6 syarat suatu kalimat bisa dikatakan
efektif, di antaranya;
1. Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif berarti adanya keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang digunakan. Ciri-ciri kesatuan dalam kalimat bisa berupa
subjek dan predikat jelas, tidak terdapat subjek ganda, predikat tidak didahului dengan
kata yang, dan sebagainya.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu. (Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari Melayu. (Benar)
2. Kehematan
Dalam menyusun kalimat efektif, penulis harus berusaha menghindari pemakaian kata
yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak
menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Syarat
kehematan ini membuat kalimat efektif menjadi padat dan berisi.
Contoh:
Para tamu-tamu. (Salah)
Para tamu/Tamu-tamu. (Benar)
3. Kelogisan
Sesuai dengan karakteristiknya, kalimat efektif harus memiliki ide yang dapat diterima
oleh akal. Selain itu, penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Mayat kucing yang meninggal itu sebelumnya mondar-mandir di sekitar rumah.
(Salah)
Sebelum meninggal, kucing yang ditemukan mayatnya itu sering mondar-mandir di
sekitar rumah. (Benar)

6
4. Kepaduan (Koherensi)
Syarat ini masih berkaitan dengan kelogisan kalimat. Pilihan kata dalam menyusun
kalimat harus berhubungan (koheren) sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan
tidak sumbang. Kepaduan pada kalimat bisa rusak apabila penulis salah menempatkan
pola kalimat atau menyisipkan kata yang tidak sesuai dengan predikat dan objek.
Contoh:
DPR membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
DPR membahas kehendak rakyat. (Benar)
5. Keparalelan
Keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam suatu kalimat.
Apabila kata pertama berbentuk kata kerja, maka kata berikutnya juga harus berbentuk
sama.
Contoh:
Guru menjelaskan dan penerapan cara mitigasi bencana alam yang efektif. (Salah)
Guru menjelaskan dan memaparkan cara mitigasi bencana alam yang efektif. (Benar)
6. Kebenaran
Kalimat efektif bahasa Indonesia harus mengacu pada penulisan baik dan benar
sesuai ejaan yang dianjurkan. Kaidah kebahasaannya mengikuti tata bahasa baku
dalam PUEBI dan KBBI.
Contoh:
Adi lupa bagaimana cara membaca, merangkum dan analisa data dari teks bacaan.
(Salah)
Adi lupa bagaimana cara membaca, merangkum, dan menganalisis data dari teks
bacaan. (Benar)

2.5 Jenis-jenis Kalimat Efektif


 Kalimat Argumentasi
Sebuah kalimat argumentasi harus mudah dipahami atau mudah dimengerti oleh
pembaca atau pendengar. Kalimat ini tidak boleh bersifat ambigu dan tidak jelas.
Contoh :
a) Besok saya tidak bisa mengikuti acara ini karena akan pergi ke Yogyakarta.
b) Lahan gambut harus kita jaga kelestariannya karena disana sebagai tempat hidup
banyak macam organisme.

7
 Kalimat dalam Penyampaian Ide atau Gagasan
Saat kita menyampaikan sebuah ide harus menggunakan kalimat efektif agar mudah
tipahami dan tidak terkesan berbelit-belit apalagi jika sampai menimbulkan
kesalahpahaman.
contoh :
a) Menurutku, acaranya akan lebih tepat kita undur setelah sholat jum’at saja agar
para peserta laki-laki yang beragama Islam bisa ikut acara ini sampai selesai.
b) Menurutku, acara kemah akan lebih seru jika diakhiri dengan pesta api unggun.

 Kalimat Formal
Kalimat formal harus ditulis dengan bahasa kalimat efektif supaya bisa di terima oleh
pembaca dengan baik. Oleh karena itu dalam penulisannya harus sesuai dengan tata
bahasa dan aturan penulisan bahasa Indonesia.
contoh :
a) Kami, PT Maju Mundur mengucapkan selamat atas kemenangan pasangan calon
presiden Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin sebagai presiden RI tahun 2019-2014.
b) Diharapkan kepada calon pegawai untuk mengikuti ujian seleksi tertulis yang
Akan dilaksanakan tanggal 4 Maret 2020 pukul 7.30 wib di GOR Among Progo.
c) Diumumkan kepada para siswa untuk membersihkan kelasnya masing-masing
Sampai pukul 11.30 wib.

2.6 Cara Penggunaan kalimat Efektif


Kalimat efektif digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertai,
laporan penelitian, dan sebagainya.
Kalimat Efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan atau
wartawan. Kalimat efektif digunakan agar komunikasi berlangsung dengan efektif, tidak
terjadi multitafsir, tidak terjadi konflik konflik.

2.7 Contoh Kalimat Efektif


Contoh kalimat efektif :
1. Andi membelikan pulsa adiknya => Andi membeli pulsa untuk adiknya

8
2. Ia sedang menginvestarisir perabot-perabot kantor => Ia sedang menginvestarisi
perabotan kantor
3. Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama =>
Seluruh mahasiswa kekenakan peraturan yang sama
4. Pada bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa => bulan ini bertepatan dengan
bulan bahasa
5. Yang menjadikan sebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai =>
Penyebab banjir adalah pembuangan sampah di hilir sungai

Contoh kalimat efektif :


1. Ayah membeli koran dan majalah di toko buku.
2. Adik bermain sepeda di lapangan alun-alun
3. Petani menanam padi dan jagung di ladang.
4. Kakak pergi ke sekolah pukul 7 pagi
5. Edo dan teman-temannya berlatih drama di sekolah

2.8 Penjelasan Penerapan Kalimat Efektif


a. Diksi
Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Dengan kata lain, diksi merupakan pemilihan kata yang tepat
untuk mengungkapkan suatu gagasan agar mendapatkan hasil tertentu.
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan maksud yang
diinginkan. Dengan begitu, lawan bicara akan lebih mudah mengerti apa yang kamu
sampaikan. Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti puisi, novel,
laporan dan lain-lain.

 Ciri-Ciri Diksi :
 Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan.
 Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan
bentuk yang sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca
maupun pendengar.

9
 Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh
masyarakat, dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut
menjadi jaring kata yang jelas.

 Syarat Ketepatan Diksi :


Syarat ketepatan diksi juga perlu diperhatikan. Menurut Gorys Keraf, syarat
ketepatan diksi adalah sebagai berikut:
 Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
 Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.
 Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip
 Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
 Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar
ketepatan diksi terjamin
 Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu
tulisan ataupun pidato.

 Jenis-Jenis Diksi
Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan
maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan jenis-jenis diksi adalah sebagai
berikut;

1. Diksi Berdasarkan Maknanya


 Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
 Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.
 Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip
 Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
 Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar
ketepatan diksi terjamin
 Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu
tulisan ataupun pidato.

10
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
 Sinonim
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain.
Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.
 Antonim
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain.
Contohnya, Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.
 Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya
berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat
berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan
gaji setiap bulan.
 Homofon
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun
lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang
Anton bekerja di perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada
kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.

 Homograf.
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun
ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x
Wanita itu tidak tahu kalau hari ini liburKata “Tahu” pada kalimat di atas
ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
 Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para
nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini
adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di
atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.
 Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan
hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di
kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya,
rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan

11
hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-
lain. 

 Tujuan dan Fungsi Diksi


Tujuan diksi adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya
ekspresivitas. Sebuah kata tentunya akan lebih jelas jika pilihan kata yang digunakan
tepat dan sesuai.

 Fungsi Diksi
Selain beberapa tujuan penggunaan diksi yang telah disebutkan, masih banyak lagi
fungsi diksi yang perlu kamu ketahui. Fungsi diksi adalah sebagai berikut;
 Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
 Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
 Menciptakan suasana yang tepat.
 Mencegah perbedaan penafsiran.
 Mencegah salah pemahaman
 Pencapaian target komunikasi lebih efektif.
 Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
 Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
 Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih
paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
 Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun
terucap”.
 Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan
pendengar ataupun pembacanya.

b. Kesepadanan kesatuan
Kesepadanan dan kesatuan dalam suatu kalimat dihasilkan dari keseimbangan dan
kesesuaian antara gagasan dan struktur bahasa yang di pergunakan. Struktur kalimat
yang baik minimal harus memiliki unsur-unsur Subjek dan Predikat. Lebih lengkapnya,
unsur-unsur yang terdapat didalam sebuah kalimat adalah sebgai berikut :

12
 Subjek (S)
Didalam sebuah kalimat, Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan
kegiatan tertentu. Subjek pada umumnya berupa kata benda seperti : nama
orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh : Budi, Gajah, Anggrek,
Sekolah dan lain-lain.
 Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang
dilakukan oleh Subjek. Predkat biasanya merupakan kata-kata kerja. Misalnya,
Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain.
 Objek (O)
Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti Subjek,
Objek dapat berupa kata-kata benda. Misalnya, Ayah, Harimau, Pakaian, dan
lain-lain.
 Keterangan (K)
Di dalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau
kapan peristiwa yang dinyatakan dalam kalimat tersebut.

Selanjutnya, mari kita lihat contoh kalimat berikut;


“Adikku menyiram bunga di kebun belakang”
Kalimat diatas maknanya jelas. Kalimat tersebut paling tidak memiliki dua unsur
fungsi inti, yakni subjek dan predikat. Disamping itu, hubungan antara unsur subjek
(adikku) dangan predikat (menyiram), dan antara predikat dengan objek (bunga) dan
keterangan (di kebun belakang) menunjukan keseimbangan dan kesesuaian antara
gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kalimat tersebut akan menjadi lain jika
susunan katanya diubah,

misalnya menjadi seperti berikut ini;


“Adik Bunga menyiram kebun di belakang saya”
Ada beberapa hal yang dapat mengacaukan hubungan antara fungsi subjek dan fungsi
predikat dalam suatu kalimat, diantaranya:
- Kehadiran kata tugas yang terselip diantara subjek dan predikat
misalnya pada kalimat “Adikku yang sedang menyiram bunga di kebun belakang”

13
Jika dilihat sebagai kalimat efektif, pernyataan diatas bukanlah merupakan suatu
kalimat. Pernyataan tersebut hanya terdiri atas satu unsur fungsi, yakni fungsi subjek.
Pernyataan tersebut tidak memiliki predikat.
- Pemakaian konjungsi atau kata penghubung yang tidak tepat
Konjungsi terbagi ke dalam dua kategori, yakni;
 Konjungsi intra kalimat
Berfungsi menghubungkan kata dengan kata yang lain dalam sebuah frase atau
menghubungkan satu klausa dengan klausa lain dalam sebuah kalimat.
 Konjungsi antar kalimat
Berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya
dalam sebuah paragraph.
Mari kita lihat penggunaan konjungsi dalam dua kalimat berikut;
- "Siswa putri membersihkan kelas, sedangkan siswa putra
membersihkan halaman"
- "Anda akan berhasil dalam ujian jika seluruh materi pelajaran
dikuasai”
Konjungsi sedangkan pada kalimat 1 tidak dapat diletakkan di bagian awal
kalimat karena jika hal itu dilakukan akan merusak makna dan keutuhan
kalimat. Sementara konjungsi jika dalam kalimat 2 dapat menduduki posisi
diawal kalimat tanpa merusak makna kalimatnya. Keefektifan sebuah kalimat
menjadi rusak akibat pemakaian dan penempatan konjungsi yang keliru. Ada
beberapa konjungsi yang tidak bisa menempati posisi diawal kalimat misalnya
sedangkan, sehingga, dan, kalau.

c. Kesejajaran bentuk
Yang dimaksud dengan kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-
bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam
susunan serial. Kesamaan bentuk yang dimaksud adalah jika bentuk pertama
merupakan nomina, maka kategori kata yang sederajat juga nomina. Kalau bentuk
pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga dan seterusnya  juga verba. Lebih
mudahnya, jika bentuk pertama merupakan kata yang berawalan meng-, maka kata
kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata yang berawalan meng-.

14
Baiklah, untuk mempermudah kita dalam memahami kesejajaran bentuk ini, mari kita
lihat contoh berikut;
“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah pengecatan temboknya,
memasang listrik, dan pengaturan tata ruangnya”

Coba kita perhatikan penggunaan kata-kata pengecatan…, memasang…, dan


pengaturan… Bentuk katanya adalah nomina, verba dan nomina, susunan kata seperti
ini didalam sebuah kalimat tidak memenuhi kaidah kesejajaran. Agar kesejajaran
bentuk didalam kalimat tersebut terpenuhi, kita dapat memperbaikinya menjadi sbb :
“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah pengecatan tembok,
pemasangan listrik, dan pengaturan tata ruangnya”

atau sbb;
“Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah mengecat tembok,
memasang listrik, dan mengatur tata ruangnya”

Kesejajaran bentuk dalam suatu kalimat sangat penting untuk di perhatikan, karena
jika kaidah nya tidak terpenuhi maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Dan jika
sebuah kalimat tidak memenuhi kaidah kalimat efektif, maka informasi yang ingin
disampaikan oleh penulis kemungkinan besar tidak akan dapat tersampaikan secara tepat.

d. Penekanan ide
Penekanan kalimat adalah perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ada ide yang ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
bagian kalimat tertentu. Dalam bahasa lisan, pembicara biasanya memperlambat
ucapan, meninggikan suara pada bagian kalimat yang diberi tekanan. Dalam bahasa
tulis, ada berbagai cara memberi penekanan dalam kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.


Contoh:
 Pemerintah bertekad mulai tahun depan Jakarta bebas banjir.
Penekanannya adalah pemerintah bertekad.
 Mulai tahun depan pemerintah bertekad jakarta bebas banjir.
Penekanannya adalah mulai tahun depan.

15
 Jakarta bebas banjir mulai tahun depan tekad pemerintah.
Penekanannya adalah Jakarta bebas banjir.

Ketiga kalimat di atas mempunyai makna yang sama, tetapi ide pokok kalimat berbeda.

2) Membuat urutan logis.


Contoh:
 Bukan, seratus, seribu, atau sejuta. Tetapi;
Berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
 Saya suka kebaikan mereka, saya suka kecantikan mereka, dan saya suka
kelembutan mereka.

4) Mengubah kalimat aktif menjadi pasif.


Contoh:
 Pemerintah perlu mengantisipasi pengelolaan Jakarta di bawah laut.(aktif)
 Pengelolaan Jakarta di bawah permukaan laut perlu diantisipasi pemerintah.
(pasif)

Pengubahan kalimat aktif menjadi pasif ini mengubah urutan kata dan mengubah salah
satu bentuk kata.

e. Penghematan kata
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau
frasa yang dapat memperjelas kalimat. Penghematan dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh;
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.

16
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya:
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada


hiponim kata.
Contoh:
- Ia memakai baju warna hijau
- Di mana engkau menangkap burung merpati itu?
Perubahannya:
- Ia memakai baju hijau
- Di mana engkau menangkap merpati itu?

3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.


Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang


berbentuk jamak.
Contoh:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang

d. Variasi struktur

17
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat
pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Salah satu caranya adalah menggunakan
variasi kalimat yang didapatkan dengan membaca dan memperkaya kata-kata.
Kalimat yang pendek belum tentu mencerminkan kalimat yang baik atau efektif.
Kalimat yang panjang pun belum tentu selalu rumit dan tidak efektif. Kalimat yang
panjang pun, karena yang akan diungkapkan cukup banyak dan perlu rinci, dapat lebih
efektif. Dalam suatu tulisan keduanya dapat dipadukan untuk menghindari kejenuhan
pembaca.
Variasi kalimat dapat disebut dengan parafrasa. Adanya parafasa ini untuk
menghindarkan pembaca dari keletihan dan kebosanan.

Variasi kalimat atau parafrasa dapat dilakukan dengan 7 cara yakni dengan :
1. Merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif (me- menjadi di-)
Contoh : Rina mengambilkan Caca buku baru
Menjadi : Caca diambilkan buku baru oleh Rina
2. Stilistika : Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.
Contoh : Dinda membahas hasil kesepakatan pada rapat ke dua
Menjadi : Pembahasan hasil kesepakatan itu dipaparkan Dinda pada rapat ke dua.
3. Elips atau pelepasan : Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat
dengan mengganti ke bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat
tersebut.
Contoh : Kamu uruslah kasus itu dengan baik!
Menjadi : Uruslah kasus itu dengan baik
4. Penggabungan : Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.
Contohnya : Penyeleksian bahan baku dilakukan pada bulan pertama. Pengolahan
bahan baku dilakukan pada bulan berikutnya.
Menjadi : Penyeleksian dan pengolahan bahan baku dilakukan berturut-turut pada
bulan pertama dan berikutnya.
5. Permutasian : Mengutamakan fungsi-fungsi sintaktis (unsur-unsur dalam kalimat yang
menempati fungsi SPOPelK) tertentu tanpa mengubah makna kalimat.
Contoh kalimat tunggal pasif dengan empat faktorial : Penelitian tentang ikan
dilaksanakan di daerah Pesisir selama lima bulan.
6. Sinonim (padanan kata) : mengganti kata atau istilah tertentu yang memiliki makna
sama.

18
Contoh : Hasil kegiatan itu belum dapat dirasakan faedahnya oleh masyarakat.
Menjadi : Hasil kegiatan itu belum dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
7. Ekuatif : Mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek dengan menambah
kata adalah.
Contoh : Adanya virus Covid-19 menyebabkan banyaknya karyawan yang di-PHK
oleh perusahaan.

Menjadi : Penyebab banyaknya karyawan yang di-PHK oleh perusahaan adalah


adanya virus Covid-19.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan informasi secara
tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan
pengucapannya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perludiperhatikan struktur
kalimat, kelugasan penyusunan serta factor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi
kalimat utuh yang efektif. Unsur-unsur kalimat efektif, ialah: subjek (S), predikat (P),
objek(O), pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat kalimat efektif
meliputi: koherensi, kehematan paralelisme atau kesejajaran, penekanan, kevariasian, dan
logis/nalar. Dengan kita dapat membuat kalimat efektif dengan baik dan benar sesuai dengan
aturan dri ketentuan seperti syarat-syarat, unsur-unsur dari kalimat efektif.

3.2 Saran
Penulis menyarankan agar kita semua dapat membedakan mana Kalimat efektif dan mana
yang bukan dengan mempelajarinya dengan sebaik mungkin. Hal itu untuk memudahkan kita
dalam menyampaikan informasi dengan baik kepada orang lain, selain itu juga kedepannya
kita akan bertemu dengan banyak orang untuk melakukan sebuah komunikasi baik secara lisan
maupun tulisan. Penulis berharap setiap pembaca mampu mempraktekkan pembelajaran ini
dengan sebaik mungkin, untuk kepentingan masing-masing pembaca

20

Anda mungkin juga menyukai