Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang membahas tentang “PERANAN UMAT ISLAM DALAM MENGUSIR
PENJAJAH”
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari proses perubahan dan keberlanjutan dalam
dimensi waktu. Sejarah dapat mengajarkan pada kita tentang adanya keragaman pengalaman hidup
pada masing-masing masyarakat, serta adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau
untuk memahami masa kini dan membangun pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang,
Makalah ini disusun untuk dapat membantu mempermudah para siswa dalam memahami fakta-fakta
sejarah.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1.1. Penjajahan Portugis 5
2.1.2. Penjajahan Belanda 6
2.1.3. Penjajahan Jepang 7
Partai-partai Politik Islam 10
BAB III PENUTUP 11
3.1. Kesimpulan 11
3.2. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah 65 tahun di kumandangkan. Tetapi banyak dari kalangan
anak muda islam Indonesia yang tidak mengetahui peran agama islam dan umat muslimin dibalik
kemerdekaan itu. Entah memang tidak mengetahuinya atau tidak mau tahu akan sejarah tersebut.
Jika menilik pada sejarah, peran agama islam dan umat muslimin dalam
kemerdekaan Indonesia sangatlah penting. Sebagai contoh, salah satu perlawanan terhadap penjajah
yaitu saat para kaum muslimin melawan penjajahan di Aceh dimana pada saat itu para penjajah
Belanda dibuat kalang kabut menghadapi perlawanan kaum Muslimi yang dipimpin Tengku Cik Di
Tiro dan istrinya Cut Nyak Din sampai – sampai penjajah Belanda mengutus Snouk Hongurje untuk
meneliti kelemahan dari Aceh ini dan akhirnya mereka dapat mengalahkan perlawanan di Aceh ini.
Walaupun demikian, kekalahan ini merupakan semangat yang melecut munculnya perlawanan kaum
muslimin di seluruh daerah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah.
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa Indonesia, bahkan
saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain.
Jauh sebelum mereka datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas bendera dan warnanya
adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang juga berwarna merah dan
putih. Rasulullah saw pernah bersabda :” Allah telah menundukkan pada dunia, timur dan barat. Aku
diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan Al-Abyadl, merah dan putih “. Begitu juga
dengan bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama
menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik.
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air dan
membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan semangat melawan penjajah.
Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel nasionalis radikal
sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam. Sebagai bukti misalnya Ki Hajar Dewantara
(Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari Sarekat Islam (SI); Soekarno sendiri pernah jadi guru
Muhammadiyah dan pernah nyantri dibawah bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo
yang kelak dicap sebagai pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang
hanya memperjuangkan emansipasi wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan
menuju Islam yang kaaffah. Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari kegelapan
(jahiliyah) kepada cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah terang).
Patimura seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya dia adalah seorang
Islam yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong kosong. Tokoh Thomas
Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang muslim yang memimpin
perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Demikian pula Sisingamangaraja XII menurut fakta
sejarah adalah seorang muslim.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para penjajah
berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang mayoritas sudah beragama
Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam datang dan diterima oleh
mereka, bahwa Islam tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan damai dan persuasif yakni lewat
jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali sanga menyebarkannya lewat seni dan
budaya. Para da’i Islam sangat paham dan menyadari akan kewajiban menyebarkan Islam kepada
orang lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa tugasnya hanya sekedar menyampaikan. Hal ini
sesuai dengan Q.S. Yasin ayat 17 :”Tidak ada kewajiban bagi kami hanyalah penyampai (Islam) yang
nyata”.(Q.S. Yasin:17)
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti sejarah perjuangan umat Islam Indonesia dalam
mengusir penjajah.
2.1.1. Penjajahan Portugis
Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold
(tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani). Untuk
menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara. Apalagi saat itu mereka
masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai Perang Salib . Dengan
modal restu sakti dari Paus Alexander VI dalam suatu dokumen bersejarah yang terkenal dengan
nama “Perjanjian Tordesillas” yang berisi, bahwa kekuasaan di dunia diserahkan kepada dua rumpun
bangsa: Spanyol dan Portugis. Dunia sebelah barat menjadi milik Spanyol dan sebelah timur
termasuk Indonesia menjadi milik Portugis.
Karena itu Portugis sangat bernafsu untuk menguasai negeri Zamrud Khatulistiwa yang penuh
dengan rempah-rempah yang menggiurkan. Pertama mereka menyerang Malaka dan menguasainya
(1511 M), kemudian Samudra Pasai tahun 1521 M. Mulailah mereka mengusik ketenangan berniaga
di perairan nusantra yang saat itu banyak para pedagang muslim dari Arab. Demikian pula para
pedagang dari Demak dan Malaka yang saat itu sudah terjalin sangat erat. Portugis nampaknya
sengaja ingin mematahkan hubungan Demak dan Malaka, dan sekaligus tujuannya ingin merebut
rempah-rempah yang merupakan komoditi penting saat itu. Banyak kapal-kapal mereka dirampas oleh
Portugis termasuk kapal pedagang muslim Arab.
Dengan sikapnya yang tak bersahabat dan arogan dari penjajah Portugis, seluruh kerajaan
yang ada di Nusantara kemudian melakukan perlawanan kepada Portugis meskipun dalam waktu dan
tempat yang berlainan. Kerajaan Aceh misalnya sempat minta bantuan kerajaan Usmani di Turki dan
negara-negara Islam lain di Nusantara, sehingga dapat membangun kekuatan angkatan perangnya dan
dapat menahan serangan Portugis. Demikian pula, mendengar perlakuan Portugis yang zalim terhadap
para pedagang warga Demak muslim, Sultan Demak dan para wali merasa terpanggil untuk berjihad.
Halus dihadapi dengan halus, keras dilawan dengan keras. Kalau orang-orang Portugis mengobarkan
semangat Perang Salib, maka Sultan Demak dan para wali mengobarkan semangat jihad Perang Salib.
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan mengklaim dirinya sebagai
saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia
dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka juga paham bahwa bangsa Indonesia kebanyakan beragama
Islam. Karena itu pada tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba menghidupkan kembali Majlis Islam
A’la Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada pemerintahan Belanda (September 1937). Tapi
upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh tokoh-tokoh Islam. Banyak tokoh-tokoh Islam tidak mau
kooperatif dengan pemerintah penjajah Jepang bahkan melakukan gerakan bawah tanah misalnya
dibawah pimpinan Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin.
3) Persatuan Indonesia
Rumusan itu disetujui oleh semua anggota dan kemudian menjadi bagian dari Mukaddimah
UUD 45. Jadi dengan demikian Republik Indonesia yang lahir tanggal 17 Agustus 1945 adalah
republik yang berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya Meskipun keesokan harinya 18 Agustus 1945 tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu
dihilangkan diganti dengan kalimat “Yang Maha Esa”. Ini sebagai bukti akan kebesaran jiwa umat
Islam dan para ulama. Muh. Hatta dan Kibagus Hadikusumo menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan” Yang Maha Esa” tersebut tidak lain adalah tauhid.
Saat proklamasipun peran umat Islam sangat besar. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan
tangal 19 Ramadhan 1364 H. Proklamasi dilakukan juga atas desakan-desakan para ulama kepada
Bung Karno. Tadinya Bung Karno tidak berani. Saat itu Bung Karno keliling menemui para ulama
misalnya para ulama di Cianjur Selatan, Abdul Mukti dari Muhammadiyah, termasuk Wahid Hasyim
dari NU. Mereka mendesak agar Indonesia segera diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
2. Muhammadiyah
3. Al Irsyad
4. Nahdlatul Ulama
6. Masyumi
7. Mathla’ul Anwar
10. Departemen Agama
12. Majlis Ulama Indonesia (MUI)
Kaum penjajah yang pertama kali datang ke indonesia yaitu bangsa portugis, hal ini di dasari
oleh dendam bangsa barat yang masih tersimpan kepada bangsa timur (islam) pada saat perang salib.
Bangsa ini menggunakan semboyan gold, glory dan gospel. Dan diikuti oleh negara – negara lain
yaitu belanda dan jepang. Umat islam turut serta dalam memperjuangkan
kemrdekaan indonesia hingga dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia.
Hingga saat ini pun islam masih berperan penting dalam mengisi kemerdekaan indonesia,
contohnya sepeti ikut berperan aktif dalam partai – partai politik yang ada di indonesia.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja maupun yang tidak
kami sengaja. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada ini tidak
mengurangi nilai-nilai dan manfaat dari mempelajari Ilmu Study Islam Asia Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mediafire.com/?ji4467r0ka3tuxb