2. MENURUT ARISTOTELES
FILSAFAT ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG MELIPUTI
KEBENARAN YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA ILMU
MATEMATIKA, LOGIKA, RETORIKA, ETIKA, EKONOMI, POLITIK
DAN ESTETIKA.
3. MENURUT DESCRATES
FILSAFAT ADALAH KUMPULAN SEGALA PENGETAHUAN
DIMANA TUHAN, ALAM DAN MANUSIA MENJADI POKOK
PENYELIDIKAN.
Mahadi :
Filsafat hukum adalah falsafah tentang hukum. Fasafah tentang segala
sesuatu dibidang hukum secara mendalam sampai keakar-akarnya secara
sistematis. (Dominikus Rato, 2011, Filsafat Hukum, Mencari,
Menemukan, dan Memahami Hukum, Laks Bang Justisia, Surabaya,
hlm.15)
E.Utrech ;
Filsafat hukum memberi jawaban atas pertanyaan: apakah hukum itu yang
sebenarnya ? ( persoalan adanya dan tujuan hukum); apakah sebanya itu
kita mentaati hukum ? ( persoalan berlakunya hukum); apakah yang
menjadi baik-buruknya hukum itu ? ( persoalan keadilan hukum).
(Dominikus Rato, 2011, Filsafat Hukum, Mencari, Menemukan, dan
Memahami Hukum, Laks Bang Justisia, Surabaya, hlm.15)
Purnadi Purbacaraka:
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai; penyerasian
nilai-nilai, seperti antara ketertiban dengan ketentraman, kebendaan dengan
keakhlakan, dan antara kealanggengan atau konservatisme dengan
pembaruan atau perubahan. (Dominikus Rato, 2011, Filsafat Hukum,
Mencari, Menemukan, dan Memahami Hukum, Laks Bang Justisia,
Surabaya, hlm.15)
filosofisnya
2. ditemukan hakikat, esensi, substansi, ruh-nya hukum
3. shg hukum mampu hidup dalam masyarakat,
(kejujuran,kemanusiaan,keadilan,equity)
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
Fungsi Fungsi Filsafat hukum
1. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hukum dalam hidup bersama
2. Menumbuhkan ketaatan pada hukum
3. Menemukan ruhnya hukum
4. Menghidupkan hukum dalam masyarakat
5. Memacu penemuan hukum baru
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
4.
FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ADANYA FILSAFAT HUKUM
PENYEBAB ADANYA
FILSAFAT HUKUM
1. Adanya kebimbangan tentang kebenaran dan keadilan dr hukum yg berlaku,
4
dan adanya ketidakpuasan terhadap aturan hukum yg berlaku, krn tidak sesuai
dg keadaan masy. Yg diatur hukum tsb.
4. Adanya pendirian bahwa hukum adalah suatu gejala masyarakat yang harus
meladeni kepentingan masyarakat, shg landasan hukum adalah penghidupan
sendiri.
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
manusia, bukan pada aturan alam, shg tidak ada kebenaran objektif, yg
berakibat pada suatu anggapan manusia sbg ukuran segala-
galanya kesewenang-wenangan anarkhi nihilisme.
1. Socrates
2. Plato
Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga
ada negara ideal, dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya
sangat teratur secara adil.
dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga unsur jiwa (akal,rasa,karsa) akan
6
* Kitab UU
W.N. taat tidak karena takut, tetapi karena insaf akan kegunaan UU tsb.
3. Aristoteles
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
2. Zaman Romawi
Ajaran Stoa sangat berpengaruh .
- Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dg logos. Hubungan dg
logos ini melalui hukum universal (lex universalis), terdapat pd segala
yg ada, shg disebut pula lex aeterna (hukum abadi) menjelma ke
alam Lex naturalis, sbg dasar bagi hukum positif.
- Keutamaan seseorang adalah taatnya pada hukum alam bukan pada
8
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
3. MASA ABAD Filsafat hukum tidak mengalami perkembangan, agama Kristen maju
PERTENGAHAN pesat
2. Thomas Aquinas
– ius gentium
– iustitia legalis
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
10
5. MASA Terjadi perubahan pola dasar pemikiran manusia, dr terbelenggu mjd bebas
RENAISSANCE berfikir segala aspek kehidupan manusia mengalami perkembangan pesat
(adanya ilmu-ilmu cabang, penemuan daerah baru negara baru)
- Machiavelli
- Locke Hal tsb juga berpengaruh pd pemikiran hukum : rasio manusia yg berdiri
- Voltaire sendiri sbg satu-satunya sumber hukum. Dalam konstruksi hukum ,logika
- Montesquieu manusia merupakan unsur penting.
Tokoh :
2. Locke
- Negara hukum, negara mjd neg. hukum , if prinsip-prinsip dari hukum privat
dan hukum publik diwujudkan utk mengatasi kesewenang-wenangan
3. Voltaire
11
https://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/filsafat-hukum-lengkap/ DIAKSES 1-
3-2015
Tokoh-tokoh
William Occam (1290-1350), Rene Descartes (1596-1650), Thomas
Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), George Berkeley
(1685-1753), David Hume (1711-1776), Francis Bacon (1561-1626),
Samuel Pufendorf (1632-1694), Thomasius (1655-1728), Wolf (1679-
1754), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), dan
Immanuel Kant (1724-1804).
6. Zaman Moderen Gerakan kodifikasi pada zaman baru, sebagai akibat tampil nya
unsur logika manusia, ternyata kemudian melahirkan masalah yang
12
https://deddyhermawan08.wordpress.com/2015/02/16/filsafat-hukum-dalam-
lintasan-sejarah/
Metode yang sesuai dengan sumber / objek kajian spt tsb menurut
Mudzakkir adalah metode interpretasi. Dalam pelaksanaannya metode ini
akan mempertimbangkan empat aspek, yaitu
yuridis,etis,estetis, religius.
2.
Hukum Terbentuknya hukum Menurut Glastra van Loon, terbentuknya hukum dikelompokkan dalam
tiga kategori :
Bentuk Hukum * Menurut J.F Glastra van Loon, ada 4 bentuk hukum :
1. hukum tak tertulis
2. hukum tercatat
3. hukum tertulis
4. hukum yg terkodifikasi
7.
24
BEBEERAPA 1. Masalah Hukum “Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa
MASALAH dan Kekuasaan hukum adalah kelaliman”
KAJIAN Sanksi diperlukan agar hukum mudah ditegakan, sanksi dapat
FILSAFAT berfungsi dengan baik memerlukan adanya kekuasaan (force)
HUKUM yang memberikan dukungan tenaga penegak hukum.
* Hukum bermafaat
3. Apa sebabnya * Berdasarkan teori
orang mentaati a.Teori kedaulatan Tuhan
hukum Di dalam teori dikenal pendapat bahwa :“Segala hukum adalah
hukum Ketuhanan, tuhan sendirilah yang menetapkan hukum, dan
pemerintah-pemerintah duniawi adalah pesuruh-pesuruh kehendak
tuhan”.
Sebagai contoh raja Firaun di Mesir.
Yang tidak langsung menganggap raja-raja bukan sebagai
tuhan akan tetapi wakil tuhan di dunia. Dengan sendirinya karena
bertindak sebagai wakil tuhan maka Perintahnya pun harus ditaati oleh
penduduknya.
25
Teori hukum
28
Dogmatis hukum
Prinsip hukum Prinsip atau principle dapat diartikan juga: a fundamental truth or doctrine,
as of law; a comprehensive rule or doctrine which furnishes a basis or
origin for others1. , terjemahan , adalah ajaran atau kebenaran yang
mendasar untuk pembentukan hukum yang menyeluruh.
Prinsip Hukum: .........
Asas hukum
Norma Istilah norma berasal dari bahasa latin, dalam bahasa arab disebut
“kaidah”, dalam bahasa indonesia sering disebut dengan pedoman, atau
patokan atau aturan. Norma mula-mula diartikan dengan siku-siku yaitu
garis tegak lurus yang menjadi ukuran atau patokan untuk membentuk
suatu sudut atu garis yang dikehendaki. Dalam perkembangannya norma
diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan bagi seseorang dalam
bertindak atau bertingkah laku dalam masyarakat. Racmad Trijono, 2013,
Dasar-Dasar Ilmu Perundang-undangan, Papas Sinar Sinanti, Jakarta, Cetakan 1,
hlm.32.
Jenis-jenis Norma :
1. Norma agama, merupakan norma hidup manusia yang berisi
perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan. Pelanggaran
terhadap norma agama akan mendapat hukuman dari Tuhan berupa
siksaan di akhirat.
2. Norma kesusilaan, merupakan aturan yang didasarkan pada hati
nurani atau akhlak manusia yang merupakan nilai-nilai moral yang
mengikat masyarakat.
3. Nilai kesopanan, merupakan aturan yang berpangkal dari tingkah
laku di masyarakat. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan,
kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
1
Henry Campbell Black, 1968, Black Law Dictionary, Revised Fourth Edition By The Publisher Editorial Staff, St Paul Minn, West Publishing Co, hlm.1357.
29
Peraturan - Peraturan berasal dari kata aturan, mengatur, yang bersifat mengatur
(regeling). Racmad Trijono, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Perundang-undangan,
Papas Sinar Sinanti, Jakarta, Cetakan 1, hlm.37
- Peraturan yang di bawah undang-undang memakai nomenklatur peraturan
perundang-undangan, sebab :
a. Peraturan perndang-undangan berupa undang-undang dasar dan
undang-undang merupakan produk kompromi dengan rakyat,
artinya rakyat dilibatkan dalam proses pembuatannya.
b. Nomenklatur UUD dan UU, sudah sangat dikenal dan sudah lazim
sebagai putusan tertulis berupa peraturan yang bersifat regeling.
c. Daya berlaku UUD bersifat nasional, sehingga menyentuh seluruh
rakyat, bangsa dan negara Indonesia. Racmad Trijono, 2013, Dasar-
Dasar Ilmu Perundang-undangan, Papas Sinar Sinanti, Jakarta, Cetakan
1, hlm.38
38
Asas hukum perdata *Pengertian asas kebebasan brkontrak menurut Apeldoorn dikutib oleh Asas
kebebasan berkontrak yang berasal dari istilah partij otonomie atau freedom of
contract adalah prinsip kebebasan membuat kontrak merupakan salah satu
diantara landasan hukum perdata. ( Muhammad Syaifuddin, op.cit, hal.84)
39
Materi Muatan Peraturan Materi muatan yang harus diatur dalam UUD :
Perundang-Undangan a. hak asasi manusia ; b. hak dan kewajiban warga negara ; c.
pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta pembagian
kekuasaan negara ; d. Wilayah negara dan pembagian daerah ; e.
Kewarganegaraan dan kependudukan ; f. Keuangan negara. Racmad
Trijono, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Perundang-undangan, Papas Sinar Sinanti,
Jakarta, Cetakan 1, hlm.42
Materi yang diatur oleh Undang-undang :
Berisi hal-hal yang mengatur lebih lanjut ketentuan UUD, dan berisi
ketentuan yang diperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur
40
ini regressus diakhiri oleh suatu paling lama, norma dasar, menjadi
pertimbangan bagi kebenaran keseluruhan tata hukum). Racmad Trijono,
2013, Dasar-Dasar Ilmu Perundang-undangan, Papas Sinar Sinanti, Jakarta,
Cetakan 1, hlm.49
Adolf Merk mgatakan bahwa: suatu norma hukum itu selalu mempunyai dua
wajah (das dopplete recahtlitz), suatu noram hukum ke atas ia bersumber dan
berdasar dari norma yang diatasnya, tetapi kebawah ia juga menjadi dasar dan
menjadi sumber hukum bagi norma hukum di bawahnya, sehingga suatu norma
hukum itu mempunyai masa berlaku (rechtskraht) yang relatif ///////// Racmad
Trijono, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Perundang-undangan, Papas Sinar Sinanti,
Jakarta, Cetakan 1, hlm.49.
Mengubah hukum - Perkembangan hukum dan penciptaan hukum sangat dipengaruhi oleh faktor
politik, ekonomis, religi-ideologis dan kultur budaya 2( Emeritus John Gilissen
dan Emeritus Frits Gorle, 2011, Sejarah Hukum Suatu Pengantar, Penyadur
Freddy Tengker, Pt Refika Aditama, Terbitan ke 5, Bandung, hlm.91.
- interaksi hukum adat dan hukum negara, bahkan termasuk Hukum
Islam akan terus berlangsung dan berkembang sesuai kebutuhan
masyarakat di daerah ini. Masing‐masing tungku menjadi perpanjangan
tangan dari hukum yang berbeda: penghulu membawa hukum adat;
ulama membawa hukum agama; kepala pemerintahan membawa
hukum negara. Kurnia Warman, 2009, Pengaturan Sumberdaya Agraria
Pada Era Desentralisasi Pemerintahan di Sumatera Barat ( Interaksi
Hukum Adat dan Hukum Negara dalam Perspektif Keanekaragaman
dalam Kesatuan Hukum), Disertasi, Program Pascasarjana Fakultas
Hukum Universitas Gajah Mada, hlm .
Kasadaran hukum - Adalah nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat tentang hukum , yang meliputi
masyarakat mengetahui pemahaman, penghayatan, kepatuhan dan ketaatan kepada
hukum. Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana,
2
43
Jakarta , hlm.19.
- Eugen Ehrlich: mengancurkan agar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat keseimbangan antara keinginan untuk mengadakan pembaruan
hukum melalui perundang-undangan dengan kesadaran untuk memperhatikan
kenyataan yang hidup didalam masyarakat. Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek
Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta , hlm.19
Kekuasaan hukum atas - Jeremy Bentham: Kebaikan hukum tergantung
ekspektasi (harapan) 1. Hukum harus ada sebelum ekspektasi
2. Hukum harus dikenal
3. Hukum harus konsisten
4. Hukum harus sejalan dengan prinsip manfaat
5. Metode didalam hukum
6. Bersifat pasti untuk dilaksanakan
7. Hukum harus dipatuhi secara harfiah ( Jeremy Bentham, 2006, Teori
Perundang-undangan, Prinsip Legislasi, Hukum Perdata dan Hukum
Pidana, Penerjemah Nurhadi, Nuansa, hlm.180-186)
-
Hukum dan Masyarakat - Eugen Erlich, pemuka aliran” sociological jurisprredence” mengatakan
bahwa: hukum positf yang baik dan karenanya efektif adalah hukum
positif yang sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari
masyarakat mencerminkan nilai-nilai yang hidup didalam nya. Sunaryati
Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju Satu Sistim Hukum Nasional,
Alumni, Bandung., hlm.77
-
Hak Asasi Manusia Dokumen-dokumen HAM yang terpenting:
1. Magna Charta (1215) di Inggris;
2. The Virginia Bill of Right (1776) di Amerika Utara, kemudian disusul
44
Rinkasan Karen Leback Pendekatam Mill terhadap keadilan terletak di dalam analisis mengenai akal
thd J.S.Mill sehat dan kepekaan moral zamannya kala itu. Tidak ada teori keadilan yang
bisa dipisah dari tuntutan kemanfaatan. Keadilan adalah istilah yang
diberikan kepada aturan-aturan yang melindungi klaim—klaim yang
dianggap essensial bagi kesejahteraan masyarakat- klaim-klaim untuk
memegang janji, diperlakukan setara, dan sebagainya. Karen Leback, 1986,
Teori-teori Keadilan, Nusa Media, Bandung, hal.23.
Keadilan dalam skema Utilitarian berbunyi sebagai berikut: Keadilan
mengakui eksistensi hak individu yang didukung oleh masyarakat. John
Stuar Mill, Utilitarianisme, New York:Bobbs-Merrill, 1957, hal.62. dikutib
oleh Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, Bandung,
hal.24.
Artinya keadilan bergantung sepenuhnya kepada kemanfaatan social.
( komentar Karen Leback, ibid)
kebaikan yang lebih besar, maka saya boleh melakukannya.( W.D.Ross, The
Right and the good, bab 2), hal seperti ini sangatlah absurd karena merusak
perasaan sendiri mengenai apa yang benar-benar dilakukan. Karen Leback,
1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, Bandung, hal.25.
Menuduhkan bahwa” jika satu-satunya kewajiban hanyalah menghasilkan
kebaikan maksimum, maka pertanyaannya siapakah yang memiliki
kebaikan-kebaikan- entah saya sendiri atau saingan saya, atau seseorang
yang saya telah menjanjikan sesuatu tidak lagi membuat pebedaan besar.
(ibid, hal 26)
(# Penulis bagaimana halnya jika saya adalah pejabat yang berwenang, saya
menyakiti seseorang berupa berbuatan memberikan sanksi kapada
seseorang yang telah melakukan kesalahan pada anggota masyarakatnya,
maka teori Mill dapat dipakai)
John Rawls, berpendapat:
Bahwa utilitarian klasik sudah merusak tuntutan keadilan dengan
mengizinkan kehilangan bagi sejumlah orang demi memenuhi pencapaian
orang lain. Munkin ini benar dari perhitungan metodenya, namun tidak adil,
karena beberapa orang akan mendapat sedikit agar lain mendapat banyak.(
John Rawls, A Theory of Justice, Cambridge, Mass: Harvard University
Press, 1971, hal.15)
Utilitarianisme nampaknya tidak menghargai keberhargaan pribadi-pribadi.
Ibid hal. 27 dikutib dalam Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa
Media, Bandung, hal.25.)
Brandt
Jika pendukung utilitarianisme-tindakan harus menhadapi paradoks saat
harus menghabiskan penghasilan mereka untuk amal lebih baik dari pada
keluarganya.( Brandt dalam Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan,
Nusa Media, Bandung, hal.26
Alan Donagan , utilitarianisme-tindakan menginkari institusi moral
48
hampir di siap titiknya. Alan Donagan dalam Karen Leback, 1986, Teori-
teori Keadilan, Nusa Media, Bandung, hal.26
Mill menyanggah atas kritikan orang lain:
Pelanggaran terhadap iman atau janji merupakan suatu contoh ketidak
adilan yang menjolok. Bagi pendukung utilitarian semua aturan
dibangun diatas kemanfaatan. Kebenaran setiap tindakan dievaluasi
dengan melihat apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan aturan.
Para pendukung utilitarian bisa membuat aturan sekunder, seperti:
menempati janji, jangan membunuh, memenuhi kebutuhan keluarga.
(ibid hal. 26-27)
Karen Leback
Namun demikian bukan berarti utilitarianisme tidak menghadapi
kesulitan:
1. Muncul persoalan tentang bagaimana aturan-aturan dapat
dimengerti. Bentham dan Mill tidak membuat pembedaan yang tegas
antara ‘utilitarianisme tindakan’ dengan’utilitarianisme aturan’-
keduanya mengacu pada’ kecendrungan’ dari tindakan-tindakan itu
sendiri. Ibid hal 27.
2. Seperti yang dikatakan John Ralws, disalah satu esainya”Two
Concept of Rules” cara diatas hanyalah suatu cara untuk memahami
bagaimana aturan berfungsi di dalam pendekatan utilitarian. (John
Rawls dalam ibid hal .28
3. Jika utilitarian merupakan jenis Pratik, maka aturan tersebut tidak
bisa diubah begitu saja. Lyons mengatakan bahwa setiap kasus
seperti ini mengimplikasikan adanya ‘sub.kelas’ dalam praktek
diperbolehkan sebagai suatu pengecualian. Ibid hal.28.
4. Selalu ada kemunkinan bahwa prinsip-prinsip sekunder, bahkan
aturanpa-aturan mengenai sebuah praktik, dapat berkonflik satu
49
Jeremy Bentham Menurut Bentham : Bahwa manusia akan bertindak untuk mendapatkan
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan. Dikutip
oleh Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana,
50
Jakarta , hlm.17
Menurut Bentham :Pembentuk Undang-undang hendaknya melahirkan
undang-undang yang dapat mencerminkan keadilan bagi semua individu.
Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta ,
hlm.17
Baik buruknya suatu perbuatan manusia tergantung apakah perbuatan itu
mendatangkan kebahagiaan atau tidak . Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek
Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta , hlm.17.
Menurut Bentham hubungan hukum yang sehat adalah hubungan yang
memiliki legitimasi atau keabsahan yang logis, etis, dam estetis dalam
bidang hukum secara yuridis. Secara yuridis artinya menurut akal yang sehat
dalam bidang hukum , hubungan hukum itu di mulai dari sebab atau latar
belakang sampai dengan keberadaanya yang telah melalui prosedur hukum
yang sebenarnya. Secara etis yuridis artinya bila diukur dari sudut moral
yang melandasi hubungan itu , maka hubungan tersebut beresensi dan
bereksistensi secara wajar dan pantas. Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek
Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta , hlm.18
Selanjut nya kata Bentham : hukum dan moral itu merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Hukum mesti bermuatan moral dan moral mesti
bermuatan hukum , mengingat moral itu merupakan salah satu sendi utama
kehidupan manusia yang berakar pada kehendak. Abdul Manan, 2009, Aspek-
aspek Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta , hlm.18
Hukum yang efisien dan efektif adalah hukum yang bisa mencapai visi dan
misi yaitu untuk memberikan kebahagiaan teerbesar kepda jumlah warga
terbanyak. Semboyan teori utilitarian yang sangat termasyur adalah” The
greates happiness for the greates number”. Abdul Manan, 2009, Aspek-aspek
Mengubah Hukum,, Edisi 1, Kencana, Jakarta , hlm.18.
Teori Keadilan John 1. Konsep kebebasan dari Rawls yaitu kebebasan berfikir, kebebasan
Rawls suara hati, kebebasan perseorangan dan kebebasan sipil tidak boleh
dikorbankan demi kebebasan politik, atau demi kebebasan untuk
51
3
Ibid, hlm. 253.
52
Kemudian dari aspek moral, dengan lebih mengutamakan asas manfaat ( the
good) dan mengenyampingkan asas hak ( the right), jelas bahwa utilitarisme
mempunyai tujuan menyerasikan prinsip manfaat dan prinsip hak,
menggunakan pendekatan teleologis meskipun hukum itu gagal memainkan
peranya.
Rawls, tidak adil mengorbankan hak dari satu atau beberapa orang hanya
demi keuntungan yang lebih besar bagi warga masyarakat secara keseluruhan,
karena bertentangan dengan keadilan sebagai fairness yang menuntut prinsip
kebebasan yang sama sebagai basis yang melandasi pengaturan kesejahtaraan
social. Komentar Adre Ata.Ujan thd Rawls, keputusan social yang mempunyai
akibat bagi semua warga masyarakat harus dibuat atas dasar hak ( rights
based weight) dari pada atas dasar kebajikan( good based weight), sehingga
keadilan sebagai fairness dapat dinikmatioleh semua orang. (ibid, hal.41).
“fist, each person is to have an equal rigrt to the most extensive basic liberty
compatible with similar liberty for other;
Second, social and economic inequalities are to be arranged so that they are
both (a) reasonably expected to be to everyone’s advantage, and (2)
attached to positions and offices open to all”( John Rawls dalam Muhammad
Syaifuddin, 2012, Hukum Kontrak: Memahami Kontrak dalam Perspektif
Filsafat , Teori, Dogmatis, dan Pratik Hukum ( Seri Pengayaan Hukum
Perikatan ), Cetakan 1, Mandar Maju, Bandung, hal. 42)
5. John Rawls, Peran Keadilan : dalam masyarakat yang adil kebebasan warga
negara dianggap mapan, hak dan kewajiban dijamin oleh keadilan tidak
tunduk pada tawar menawar politik atau kalkulasi kepentingan social.
Sebagai kebajikan utama umat manusia , kebenaran dan keadilan tidak bisa
diganggu gugat.( John Rawls,2006, Teori Keadilan, Dasar-dasar Filsafat
Politik Untuk Mewujudkan Kesejahtraan Sosial Dalam Negara, cetakan 1,
Judul asli, A Theory of Justice, Penerjemah Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.4)
^ Prinsip keadilan social, memberikan jalan untuk memberikan hak-hak dan
kewajiban di lembaga-lembaga dasar masyarakat, serta menentukan
pembagian keuntungan dan beban kerja sama social secara layak. ( ibid, hal.
5)
Teori Keadilan John Bukunya ATheory of Justice. Intinya justice as fairness ( keadilan sebagai
Rawls dalam buku kesetaraan)
Karen Leback Metode
Keadilan sebagai kesetaraan, berakar di dua tempat: teori kontrak social
Locke dan Rousseau, dan deontology Kant. Ide dasarnya sangat sederhana,
meski cara kerja teorinya sangat kompleks. Tujuan Rawls adalah
menggunakan konsep kontrak social untuk memberikan interprestasi
procedural Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, hal.50.
Karen Leback
Meskipun kaum utilitarian, Rawls, Nozick memegang teori dasar
keadilan yang berbeda , namun praktiknya mereka mendukung bentuk –
bentuk pertukaran’pasar bebas’ kapitalis dan kepemilikan pribadi. Dan
gambaran ini berubah bagi teori-teologis. Karen Leback, 1986, Teori-
teori Keadilan, Nusa Media, hal.240-241.
Pengkritik teori John H.L.A. Hart, dalam Rawls on Liberty and Its Priority’ , mempertanyakan
Rawls apakah rasional bagi pihak-pihak yang berada diposisi awal untuk memilih
prinsip pembatasan seperti itu, padahal mereka tidak begitu yakin kondisi
apa yang bakal terjadi.di masyarakat. Karen Leback, 1986, Teori-teori
Keadilan, Nusa Media, hal.84.
Wolff ‘ Understanding Rawls’ hal.: ketepatan empiris yang diperlukan agar
teori ini dapat dipercaya… menuap ( dalam Karen Leback, 1986, Teori-teori
Keadilan, Nusa Media, hal.76)
Wolff, Understanding Rawls’ hal.69-70 : mencatat bahwa tuntutan untuk
menguntungkan pihak-pihak yang kurang beruntung dapat memecahkan
masalah prioritas. Jika …… (Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan,
57
lain. Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, hal. 64)
Teori Keadilan Robert Dalam buku Anarchy, State, and Utopia ( New York: Basic Book,
Nozick hal.pengantar) ia mengatakan : , Individu-indvidu memiliki hak-hak, dan ada
hal –hal tertentu yang tak seorangpun atau kelompok manapun boleh
bertindak kepada mereka . (dalam buku Karen Leback, 1986, Teori-teori
Keadilan, Nusa Media, hal.113.
Ide dasarnya, bahwa individu berbeda-beda dengan hidup berbeda-beda
sehingga tak seorangpun boleh dikorbankan bagi yang lain… mengarah
kepada pembatasan kaum teologis pembebasan yang melarang agresi
terhadap orang lain.(dalam Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa
Media, hal 114.)
Untuk menunjukan suatu Negara legitim, kata Nozick kita harus
membuktikan bahwa: 1. Kondisi’ultra minmal’ muncul dari sistim lembaga-
lembaga pelindung; 2. Dia bertransformasi menjadi Negara –minimal,
dan ;3. Pergerakan setiap hal ini sahih secara moral. ( dalam buku Karen
Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, hal. 114)
Dalam pernyataanya yang terkenal: secara individu kita masing-masing k
terkadang memilih untuk menjalani sejumlah rasa sakit atau pengorbanan
untuk …. Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media,
hal.116)////////
Keadilan Aristoteles
Teori Keadilan dalam Tradisi katholik, mengenai ajaran social berakar dalam tiga afirmasi dasar
ajaran Kristen Katolik yaitu: 1. Harkat pribadi manusia tidak boleh diusik-usik; 2. Hakikat manusia
59
Media, hal.123)
Paus Yohanes Paulus II : Sistem tenagakerja bisa menjadi ‘benar’ , jika
‘pada basis terdalamnya di dapat menaklukan pertentangan capital dan
tenaga kerja. Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media,
hal.150) kepentingan capital dan tenaga kerja diupayakan seharmonis
munkin.ibid hal.127)
Visi keadilan adalah sebuah visi yang didasarkan pada solidaritas, tanggung
jawab timbal balik dan keuntungan bersama. ibid hal.127)
The Bishops Letter di beri judul ‘Chatotholic Social Theaching and
U.S.Economy ’yaitu dokumen kepausan, produk sebuah
kelompok ,Konferensi Nasional Uskup-uskup Katholik. ibid hal.127
Keadilan social yaitu keperpihakan pada orang-orang yang malang. Teori
keadilan ini mirip dengan teori John Rawls, memberikan perlindungan bagi
pihak yang kurang beruntung.ibid, hal 134.
Kritikan terhadap teori Dikritik oleh pembela system pasar bebas, karena terlalu banyak
uskup Khatolik meletakan kekuasaan pemerintah. Pengkritik beranggapan ekonomi
sebagai pertukaran, sehingga ksetaraan boleh diabaikan demi
meningkatan produksi. Karen Leback, 1986, Teori-teori Keadilan, Nusa
Media, hal.134)
Flanigan berpendapat bahwa kesenjangan kekayaan tidak perlu dianggap
sebagai tanda ketidak adilan. Malah kesenjangan itu tanda ekonomi yang
sehat, dapat menyediakan lebih banyak pekerjaan dan mengurangi
kemiskinan, ekonomi sudah lebih dari sekedar ‘adil’. Karen Leback,
1986, Teori-teori Keadilan, Nusa Media, hal.136)
Flanigan, dalam tulisannya bukunya ‘The Pastoral’ia mencatat, bahwa
orang miskin dapat lepas dari kemiskinan tanpa harus mempengaruhi
kesenjangan kekayaan. Flanigan dalam Karen Leback, 1986, Teori-teori
Keadilan, Nusa Media, hal.153
61
Stoisisme Berikankan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya (unicuique
suum triebuere), dan jangan merugikan seseorang (neminen l aedere )
Muhamad Erwin, 2011, Filsafat Hukum, Refleksi Kritis Terhadap
Hukum, RajaGrafindo Persada Jakarta. hlm.228
Berbagai macam Hukum Abadi Thomas Aquinas , ratio Tuhan dipahami sebagai suatu yang abadi, bukan
hukum temporal, maka hukumnyapu bersifat abadi ( lex eterna). Hukum abadi
dimaklumatkan kepada manusia melalui sabda Tuhan yang dapat dibaca
63
melalui Kitab Suci, yang oleh Aquinas disebut Kitab Kehidupan. Andre
Ata Ujan, 2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan, Filsafat Hukum,
Kanisius, Yogyakarta hlm.55, dikutip pada Thomas Aquinas, 2002, hlm
Hukum kodrat beda
dengan hukum alam Hukum kodrat untuk makhluk rasional, hukum alam untuk makluk
nonrasional. Andre Ata Ujan, 2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan,
Filsafat Hukum, Kanisius, Yogyakarta hlm.57
Menurut Aquinas, Partisipasi makhluk rasional ( manusia)dalam
providensi Illahi disebut hukum kodrat. Hukum Illahi yang tempatkan
bagi makhluk tak berakalbudi disebut hukum alam. Andre Ata Ujan,
2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan, Filsafat Hukum, Kanisius,
Yogyakarta hlm.56
Hukum Manusia Hukum diterima dan diakui karena ratio manusia mengakuinya
Andre Ata Ujan, 2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan, Filsafat
Hukum, Kanisius, Yogyakarta hlm.57
Positvisme hukum Andre Ata Ujan, 2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan, Filsafat
Hukum, Kanisius, Yogyakarta hlm.65
Hukum murni
Sejarah Hukum 1.Filsuf pertama Anaximander” keteraturan hidup bersama harus disesuaikan dengan
Zaman Yunani keharusan alamiah, bila itu terjadi timbulah keadilan.”
Kuno Herakleitos” bahwa hidup manusia harus sesuai dengan keharusan alamiah,
tetapi padanya keharusan alamiah telah digabung juga dengan pengertian-
pengertian yang berasal dari logos”
Parmennides “ logos membimbing arus alam, sehingga alam mendapat
suatu keteraturan yang terang dan tetap”( Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum
Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, hal. 20)
2.Sofisme Dimulai awal abad ke 4 SM.
Hukum bagi kaum sofis merupakan hasil kesepakatan, ciptaan manusia.
(Andre Ata Ujan, 2009, Membangun Hukum, Membela Keadilan, Filsafat
64
Kanisius , hal.31).
@Hukum Alam (ius naturale) , tergantung dari Tuhan, bersifat abadi, yang
baik adalah apa yang sesuai dengan kecendrungan alam., yang jahat adalah
yang tidak sesuai dengan kecendrungan alam dan harus dihindarkan. Hukum
alam terdiri dari hukum alam primer (norma-norma yang bersifat umum)
dan hukum alam sekunder ( berlaku inabstrakto). Contoh : dilarang
membunuh manusia, kecuali membunuh musuh di peperangan..
@ Hukum positif bisa dikalahkan oleh hukum alam. (Theo Huijbers, 1982,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.41)
Keadilan yakni apa yang sepatutnya bagi orang lain menurut sesutu
kesamaan proposional ( aliqoud opus adaequatum alteri secudum aliquem
aequalitasis modum) .
Keadilan ada tiga jenis:
a. Keadilan distributif : hal-hal ini dibagi menurut kesamaan geometris.
b. Keadilan tukar menukar : ukuranya bersifat aritmetis.
c. Keadilan legal ( iustitia geralis) : yaitu keadilan menurut ketentuan
undang-undang. ((Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.43)
Serangan terhadap teori Thomas Aquinas
1. Teori hukum alamnya agak lemah, siapa yang bisa mengetahui apa
yang terkandung dalam Budi Ilahi?
2. Pengertian Thomas ttg hukum alam yang abadi tidak cocok dengan
pandangan orang modern. Budak termasuk hukum alam, padahal
71
hukum islam:
1. dalam Alqur’an diterimaadanya pengaruh hukum adat terhadap
pembentukan undang-undang;
2. undang-undang negara yang dibentuk oeh orang yang beragama Islam,
maka inspirasi mereka bersumber ajaran dan semangat Alqur’an.
3. Dapat terjadi juga, bahwa hukum adat mereka sudah terlebih dahulu sudah
dipengaruhi hukum Islam. (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.47)
1.Pelopor Zaman
Baru
WILLIAM dari Occam (
1300-1350)
MARSILIUS dari
Padova( 1270-11340)
2. Abad XVI
a.THOMAS MORE
b.PROTESTANTISME
73
c.MACCHIAVELLI
d.JEAN BODIN
4.Aufklarung 4.Aufklarung
5.IMMANUEL 5.IMMANUEL KANT Membedakan bidang: “ ada(sein) dan bidang Harus ( sollen)” bidang “ada”
KANT adalah bidang alam, yang seluruhnya dikuasai oleh aturan sebab akibat.
Bidang “harus” adalah bidang kehidupan manusia, yang dikuasai kebebasan
dan tanggung jawab.
Abad XIX Terjadi revolusi sosial ekonomi , terjadi pembebasan rakyat dari kekuasaan
kelas atas terus diperjuangkan (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam
Lintasan Sejarah, Kanisius , hal. 103)
1.G.W.F.HEGEL GEORG WILHEM Bukunya:1. Phanomenologie des Geistes ( 1806) (fenomenologi tentang
FRIEDRICH. HEGEL roh); 2. Encyclopadie der philosophischen Wissenschaften ( 1817)
(1770-1831) ( ensiklopedi ilmu-ilmu pengetahuam filsafati); 3. Grundlinien der
philosophie des Recht, 1821, ( garis-garis besar filsafat hukum)
74
Hukum dapat disebut moral sejauh orang mau takluk pada hukum karena
suara bathin yuridis. (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.109)
Negara merupakan perwujudkan tertinggi dari roh yang menjelma didunia
ini. Ini berarti negara terjadi bukan karena kontrak. (Theo Huijbers, 1982,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.110)
Kritikan terhadap Hegel:
1. Dialektika Hegel biasanya dinilai secara positif, sejauh diterapkan dalam
pikiran, Tetapi Hegel melampui batas.
2. Pernyataan Hegel tentang negara dan hukum bukan sesuatu kebetulan
timbul didunia ini dapat diterima,Satu-satunya hukum yang bderlaku
adalah hukum negara sebagai hukum positif. Namun disini Hegel
melangkah terlalu jauh dengan mengatakan bahwa negara timbul lepas
dari segala persetujuan warganya. Tidak mengherankan Hitler melawan
hak –hak manusia berakar dari filsafat Hegel. ( Theo Huijbers, 1982,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.110)
2.Materialisme Karl Marx Bukunya: 1. Kommunistisches manisfest, 1848 ( maklumat komunis); 2.
hitoris Das Kapital. Jilid I (1867) , jilid II (1885), jilid III ( 1894).
Marx menegaskan bahwa manusia adalah pertama-tama suatu makhluk
jasmani sebagai subjek konkrit dalam masyarakat. Materialisme Marx
disebut materialis historis oleh karena manusia sebagai subjek masyarakat
berkembang dalam sejarah. Hubungan sosial antara orang tergantung dari
hubungan ekonomis , yakni hubungan orang dengan barang atau alat kerja
yang digunakan (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah,
Kanisius , hal111)
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan-hubungan ekonomis, baik
konsumsi maupun produksi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi
ekonomis, yakni teknik dan karya. Masyarakat ditentukan secara primer
oleh hubungan -hubungan sosial ekonomi, negara oleh kekuasaan politik.
(Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.112)
75
3.Mazhab hukum 1. VON SAVIGNY Bukunya: 1. Vom Beruf unsere Zeit fur Gesetzgebung und
historis ( 1779 -1861) Rechtswissenschaft ( seruan zaman kini akan undang-undang dan ilmu
hukum); 2. Geschicte des Romischen Rechts im Mittelalter ( 7 jilid) sejak
1814; 3. System des heutigen Romischen Recht, 8jilid, sejak 1840.
Hukum merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan suatu bangsa,
seperti :bahasa, adat, moral, tatanegara. Keterkaiatn Keyakinan bangsa
mengandung unsur: politik ( das politische element), dan pengolahan
teknis (das technishe element). (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam
Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.118)
77
79
2. HERBER SPENCER
(1820-1903) Biologi dianut juga oleh Spencer. Perkembangan manusia memuncak dalam
pertambahan kebebasan manusia secara pribadi. Pekembangan kehidupan
sosial dibiarkannya kepada hukum-hukumnya sendiri. Faktor-faktor
perkembangan diungkapkan dalam Teori Evolusi Darwin. ( Theo Huijbers,
1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal127)
5.Positivisme Hukum dipandang sebagai gejala tersendiri. Satu-satunya hukum yang
yuridis diterima sebagai hukum merupakan tatahukum.( Theo Huijbers, 1982, Filsafat
Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal 130)
Bagian penting dari Positivis yuridis: adalah analisa dan ide-ide hukum. Theo
Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.134)
1. Rudolf Von Jhering Mulanya ia menganut mazhab Von Savigny, tetapi lama-kelamaan ia
(1818-1892) menentangnya. Menurut Von Savigny “ seluruh hukum Romawi
merupakan pernyataan jiwa bangsa Romawi, dan karenanya merupakan
hukum nasional Hukum timbul secara spontan”. Hal ini dibantah oleh
Jhering. Ia menitik beratkan segi rasional utilitaris, dengan tujuan supaya
hukum dapat diterapkan pada perkara-perkara yang konkrit. ( Theo Huijbers,
1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.130)
Metoda alamiah yang dikemukakan Jhering sebagai berikut dibawah ini
menyebakab dia disebut juga Begriffsjurisprudenz ( keahlian hukum
berdasarkan logika)
Teknik Hukum , ialah metoda yang digunakan oleh ahli hukum untuk
menguasai hukum positif secara rasional, dengan tujuan supaya hukum
dapat diterapkan pada perkara-perkara yang konkrit. ( Theo Huijbers, 1982,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.131)
Rasionalisasi hukum terdiri atas dua tahap:
1. Pertama-tama dijadikan penyederhanaan kuantitatif bahan hukum.
Kaidah hukum sedapat-dapatnya dikurangi jumlahnya, dengan cara:
a. Analisis yuridis, bahan hukum dipelari isinya’
b. Konsentrasi logis, bahan hukum dipandang dalam lingkup ide-ide
80
umum tertentu,
c. Sistematik yuridis, bahan hukum diberikan suatu aturan yang tepat,
d. Penentuan terminologi, dicari terminologi yang cocok bagi ilmu
hukum.
e. Ekonomi yuridis, jumlah peraturan sedapat-dapatnya dikurangi,
senantasa untuk mengurangi pikiran.
2. Kemudian penyederhanaan kulitatif bahan hukum, bahan hukum
ditingkatkan menjadi ide-ide dan institusi hukum, dengan cara:
a. Mencari aturan interen tata hukum , ditujui suatu pengertian
menyeluruh tentang tatahukum tertentu;
b. Mempertimbangkan kualitas dan nilai bagian-bagian tatahukum
untuk dapat sampai pada suatu keseimbangan antara bagian-bagian
itu;
c. Mengolah tatahukum secara menyeluruh sehingga menjadi
kesatuan(dengan tujuan supaya hukum dapat diterapkan pada
perkara-perkara yang konkrit. ( Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum
Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.131-132).
Kemudian Von Jhering meninggalkan Begriffsjurisprudenz ( keahlian
hukum berdasarkan logika) dan beralih pada Interessenjurisprudenz
( keahlian hukum berdasarkan kepentingan sosial)
Tahun1877, Von Jhering mengembangkan keahlian hukum berdasarkan
kepentingan sosial dalam suatu studi yang berjudul: Der Zweck imrecht
(sasaran dalam hukum).Empat sasaran sosial: pahala, paksaan, rasa
keadilan dan cinta. (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal. 133)
Sebanarnya negara adalah organisasi sosial kekuasaan yang memaksakan .
Terutama motif-motif ekonomis bersifat menentukan dalam kehidupan
negara, motif ini bersifat egoistis belaka. Hukum mengalir dari kekuasaan
negara. ( Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius ,
hal.133)
81
6.Ajaran hukum
umum
1. ADOLF MERKL Murid dari Von Jhering.
(1836-1896) Filsafat hukum harus menjadi bagian dari ilmu hukum sendiri, dengan tugas
untuk menyelidiki dasar dan ide-ide dasar hukum positif.
Motoda ajaran hukum umum : haruslah bersifat empiris-induktif ........
2.KARL BERGBOMHM
( 1849-1927)
3.ERNST BIERLING
( 1841-1919)
4.JOHN AUSTIN
( 1790-1859)
Abad XX
RUDOLF STAMMLER Buku yang ditulis Rudolf Stammler: Theorie der Rechtswissenschaft, (teori
( 1856-1938) ilmu hukum) 1911, Lehrbuch der Rechtsphilosophie ( buku pelajaran filsafat
hukum) 1921.
Ia membedakan antara bentuk dan materi, bagian materi yaitu kemauan
manusia dalam hidup bersama dalam bidang sosial bersifat historis
ekonomis, maka hidup bersama ditandai oleh dua sifat yakni sifat ekonomis
dan sifat historis. Hukum positif itu menjamin bahwa kehidupan historis
ekonomis mendapatkan aturan yang dikehendaki. Sedangkan tujuan
merupakan bentuk dari perbuatan manusia. Atau “ daya upaya sebagai
materi diberi bentuknya oleh tujuan yang dikehndaki (Theo Huijbers,
82
Proses delegasi dari norma dasar dalam konstitusi ke dalam norma dasar
yang akan diatur secar berturut-turut oleh:
1. Dikonkritkan oleh badan legislaitf;
2. Dikonkritkan oleh Badan Administrasi;
3. Dikonkritkan oleh Badan Peradilan;
4. Dikonkritkan oleh kebiasaan dalam masyarakat;
5. Dikonkritkan lagi oleh transaksi-transaksi privat. (Munir Fuady, 2013,
Teori-Teori Besar ( Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana,Jakarta ,
hal. 140)
Menurut Kelsen, setiap hukum dalam suatu negara haruslah berasal dari
hukum dasar ( groundnorm) yaitu konstitusi. Karena itu, untuk mengukur
konsistensinya dengan hukum dasar, berkembanglah beberapa kaidah
tentang logika ilmu hukum:
1. Kaidah derogasi : setiap aturan hukum berasal dari hukum yang lebih
tinggi.
2. Kaidah pengakuan (recognition): setiap kaidah hukum harus ada
pengakuan dari yang berwenang menjatakan aturan tersebut., maupun
pengakuan dari pihak kepada siapa hukum tersebut akan diterapkan.
3. Kaidah nonkontradiksi : tidak boleh ada kontra diksi antara satu aturan
hukum dengan aturan hukum lainnya., sehingga norma hukum yang
satu denngan norma hukum yang lainnya haruslah harmonis, sinkron,
85
Teori norma dasar tidak sama dengan teori pengakuan. Pada norma
dasar: sistem hukum yang mendasarkan pada norma dasar . Teori
pengakuan : manusia dilahirkan kedunia beserta dengan hak fundamental
dan dalam keadaan bebas menentukan nasibnya sendiri, norma hukum
yang diberlakukan kepadanya harulah diakui ( recognition) terlebih
dahulu. .( Munir Fuady, 2013, Teori-Teori Besar ( Grand Theory) Dalam
Hukum, Kencana,Jakarta , hal. 141)
Teori Atribut: bahwa suatu tindakan seorang penyelenggara negara baru
dapat dianggap tindakan negara jika tindakan itu merupakan suatu
“atribut” terhadap negara, yaitu “ perintah yang valid”yang bersifat
normatif. Dan “perintah yang syah”berupa pemberian wewenang sesuai
86
GUSTAV RADBRUCH Karyanya :1. Grundzuge dere Rechtsphilosophie, 1914 ( garis-garis dasar
filsafat hukum) ; 2. Funf Minuten Rechphilosophie, 1945 ( lima menit
filsafat hukum) ; 3. Gesetzliches Unrech und Ubergesetzliches Recht, 1946 (
ketidak adilan dari undang-undang dan keadilan diatas undang-undang).
Dalam pengertian hukum dapat dibedakan tiga aspek:
1. Aspek keadilan dalam arti sempit, yakni kesamaan hak untuk semua
orang didepan pengadilan;
2. Finalitas, aspek ini menentukan isi hukum sesuai dengan tujuan hukum
yang ingin dicapai;
3. Aspek kepastian hukum, hukum harus dapat berfungsi sebagai
peraturan yang harus ditaati. (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum
Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.163)
Jika terjadi pertentangan diantara tiga aspek diatas,.... Lihat Theo
Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius ,
hal.164
Aspek finalitas atau isi hukum, bahwa isi hukum merupakan perwujudan
dari keadilan secara umum. tujuan keadilan umum adalah memajukan
kebaikan dalam hidup manusia. Kebaikan ditentukan sebagai nilai etis.
88
Nilai etis ini dapat bergabung dalam nilai subjek. Subjek yang pertama
hukum yang disusun untuk kebaikan individu; kedua, tujuan hukum
unutk kebaikan negara; ketiga tujuan hukum untuk kebaikan
kebudayaan , sistim hukum yang diciptakan adalah sistem hukum
transpersonal. Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.163
Teori Relativisme nilai, orang memilih sistem hukum sesuai dengan
kecendrunngan subjektifnya. Tetapi setelah Resim Nazi di Jerman, teori
relativisme ini dikorbankannya, demi kepentingan negara. Kemudian
Radbruch mengakui suatu hukum diatas hukum positif, yang berlaku
sebagai tata hukum , yaitu hukum alam ( Theo Huijbers, 1982, Filsafat
Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.164-165)
Keadilan adalah sebuah ide formal .Dia tidak memberikan jawaban
Neohegelianis Bertitik tolak dari pandangan Hegel, bahwa semua gejala harus diuraikan
menurut perkembangannya dalam roh. Demikian jaga dengan hukum ,
hukum harus dipandang sebagai perwujudan roh dalam tahap objektifnya.
Semua tata hukum merupakan ciptaan roh belaka.
Neomarxisme Refolusi Rusia tahun1927,
Marx tidak mengakui negara dan hukum sebagai bentuk yang cocok bagi
hidup bersama manusia,
Kanisius , hal.178)
Roecoe Pound ( 1870- Bukunya: 1. Justice according to law, 1951( keadilan dalam hubungan
1964) dengan undang-undang); 2. Pengantar Filsafat Hukum, 1972; 3. Tugas
Hukum.
Hukum sebagai suatu unsur dalam hidup masyarakat harus memajukan
kepentingan umum. Hukum ditandai sebagai jenis teknik sosial ( social
engineering ) atau kontrol sosial ( social control). Cita-cita keadilan yang
hidup dalam hati rakyat dan yang ditujui oleh pemerintah merupakan simbol
dari harmonisasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Ideal
keadilan didukung oleh paksaan. Paksaan digunakan sebagai sosial konrol.
(Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius ,
hal.180)
Karl Nickerson Karyanya : The normative, the legal and the law jobs , 1940 (yang normatif,
Llewellyn (1893-1962) yang legal dan jabatan-jabatan hukum).
b.Ralisme Hukum Ilmu Psikologi diminta bantuannya oleh mazhab Swedia untuk mencari arti
Skandinavia hukum yang sebenarnya.
1.Axel Hagerstrom Bahwa sikap orang-orang terhadap hukum diwarnai oleh perasaan yang
berakar dalam bayangan primitif. Pada zaman Romawi kuno orang mentaati
hukum karena hukum penuh dengan kekuatan magis. Oleh sebab itu ilmu
pengetahuan hukum sekarang harus bertitik tolak dari kenyataan empiris
yang relevan dengan bidang hukum . Kenyataan itu ditemukan dalam
perasaan psikologis. (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.181)
2.Ander Vilhelm Bahwa kaidah hukum, hak subjektif dan kewajiban hukum hanya merupakan
Lundstedt bayangan pikiran. Untuk melihat relitas harus diselidiki manakah mekanisme
hukum yang bergerak dibelakang pikiran –pikiran itu . Maka ditemukan
situasi paksaan yang mengandung ancaman hipotesis. Pengaruh psikis itu
juga menyebabkan orang-orang sampai pada keyakinan bahwa hukum
merupakan suatu suci dan adil.( Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam
Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.181-182)
91
3.Karl Olivecrona Aturan hukum merupakan aturan sejumlah peraturan yang mempunyai
pengaruh psikologis atas kelakuan orang. Norma-norma adalah ide-ide
metafisika yang tidak menyatakan suatu kebenaran. Akal budi rasional
mencukupi untuk menjelaskan bahwa ide-ide itu sebenarnya berakar dalam
perasaan manusia (Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.182)
d. Alf Ross Bukunya : 1. Theorie der Rechtsquellen, 1929 ( teori-teori tentang sumber
hukum); 2. Kritik der sogenannten praktischen Erkenttnis , 1933 ( kritik
terhadap yang lazim disebut pengetahuan praktis); 3. Towards a realistic
juriprudence, 1946 ( menuju ajaran realistis)
Bahwa keharusan yuridis merupakan suatu unsur realitas sosial dalam mana
kita hidup. Realitas Sosial menyatakan diri sebagai suatu totalitas organis
dalam mana perbuatan-perbuatan sosial dan psiko –fisis saling terjalin.
(Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius ,
hal.183)
Ross menentang Kelsen, yang memastikan keharusan yuridis adalah suatu
kategori yang sama sekali lepas dari realitas sosial.( ibid)
Timbulnya hukum sebagai aturan masyarakat yang bersifat mewajibkan
dapat diterangkan dalam empat tahap:
1. Tahap I, ialah situasi masyarakat yang diatur melalui paksaan (sistem
aktual paksaan) , (an actual system of compulsion);
2. Tahap II, dimulai bila orang-orang takut akan paksaan, Untuk mencegah
paksaan itu anggota-anggota komunitas mengembangkan suatu cara
berlaku sesuai dengnan kecendrungan dan keinginan mereka (an
interested behaviour attitud).
3. Tahap III, situasi dimana orang-orang sudah biasa akan cara hidup
demikian, lama-kelamaam nya suatu keharusan. Maka sugesti sosial itu
berlaku dan mewajibkan dalam arti yuridis yang benar (a desinterested
behaviour attitude) ;
4. Tahap IV,yaitu situasi hidup bersama, dimana norma-norma kelakuan
92
f. Julius Stone
g. John Rawls JOHN RAWLS Bukunya: A theorie of justice, 1973 ( teori keadilan)
Latar belakang teori keadilan Rawls: memperbaiki kelemahan utilitarianisme
yang mempertahankan kekuatan yang sama.( Karen Lebacqz, 1986, Teori-
teori Keadilan, Nusa Media, Bandung, hal.49)
Kebaikan itu dapat dikarakterisasi sebagai kebaikan rasional, artinya
kebaikan itu dapat diaharapkan dari seorang anggota masyarakat bijaksana.(
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius ,
hal.194)
Keadilan merupakan (justice as fairness/ keadilan sebagai kesetaraan) suatu
nilai yang mewujudkan keseimbangan antara bagian-bagian dalam kesatuan,
antara tujuan pribadi dengan tujuan bersama . Didalam masyarakat yang adil
timbulnya ketidakadilan tidak pernah akan diizinkan, kecuali untuk
menghindarkan suatu ketidakadilan yang lebih besar. (Theo Huijbers, 1982,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius , hal.194)
Hukum adalah sejumlah prinsip, yang bersifat umum dalam bentuknya, dan
universal dalam penerapannya, yang harus diakui secara publik sebagai
mahkamah apel yang definitif untuk mengatur partai-partai moral yang
saling berkonflik. Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius , hal.195)
Rawls berpendapat : kondisi bagi keadilan tercapai , jika pribadi-pribadi
yang sama tidak –berkepentingan mengemukakan klaim-klaim yang
bertentang mengenai pembagian keuntungan sosial dalam kondisi
93
4.Fenomenologi
dan
Eksistensialisme
5.Teori-teori
Hukum Alam
95
Teori Legitimasi
dan Validitas H Legal validity (teori legitimasi dari hukum), adalah teori yang
ukum mengajarkan bagaimana dan apa syarat-syarat agar suatu kaidah hukum
legitimate dan sah (valid) berlakunya. Legal validity (teori legitimasi dari
hukum), adalah teori yang mengajarkan bagaimana dan apa syarat-syarat
agar suatu kaidah hukum legitimate dan sah (valid) berlakunya.Karena
itu dapatlah dikatakan menurut teori validasi: kaidah hukum tidak dapat
ditakar dengan kaidah moral goyah oleh atau kaidah politik, atau kaidah
ekonomi. Munir Fuady, 2013, Teori-Teori Besar ( Grand Theory) Dalam
Hukum, Kencana,Jakarta , hal. 110)
Suatu kaidah hukum dapat saja mengikuti kaidah moral , politik, ekoomi dan
agama, sepanjang kadih hukum tersebut tidak mengorbankan norma dasar
dalam hukum, asas-asas keadilan, kepastian hukum,prediktabilitas,
keteertiban umum, perlindunngan hak dasar, asas manfaat dan lain-lain.
Munir Fuady, 2013, Teori-Teori Besar ( Grand Theory) Dalam Hukum,
Kencana,Jakarta , hal. 110-111)
Hans Kelsen berpendapat, bahwa aturan hukum telah valid sejak
diundangkan secara benar, jika aturan tersebut terus menerus tidak
diterima masyarakat maka aturan tersebut kehilangan
validitasnya.Sehingga berubah menjadi hukum yang tidak valid.
( J.W.Haris, 1979: hlm 123 dikutib oleh Munir Fuady, 2013, Teori-Teori
Besar ( Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana,Jakarta , hal. 112)
Menurut Max Weber: suatu hukum dikatakan rasional, jika ia memenuhi
syarat rasional yang formal dan syarat rasional yang substantif. Syarat
hukum rasional secara formal : adalah hukum tersebut secara intelektual
haruslah konsisten, yaitu konsisten antara faktor-faktor seperti atur-aturan
hukum ( legal rules), prinsip hukum ( legal principles) standar hukum (
legal standards), dan konsep hukum( legal concepts )
Hukum rasional secara substantif: adalah aturan hukum yan sesuai
dengan ideologi, dan nilai-nilai yang berubah-ubah dalam masyarakat.
96
tidak ditentukan oleh manusia tetapi oleh alam. Muhamad Erwin, 2011,
Filsafat Hukum, Refleksi Kritis Terhadap Hukum, RajaGrafindo Persada
Jakarta. hlm.229.