Anda di halaman 1dari 5

PICOT JURNAL 1:

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Randusari 02/30 Mojosongo
Surakarta. pengambilan sampel sampling kuota didapatkan jumlah sampel 30 responden.
2. Intervensi
Penelitian ini di lakukan dengan cara pemberian video dan simulasi terhadap
praktek balut bidai pada kejadian kecelakaan lalulintas di wilayah kelurahan Mojosongo
Surakarta.
 Jenis
Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif desain quasi experiment, Rancangan
penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design without
control.
3. Comparation
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden berusia remaja akhir
(16-25) sebanyak 13 responden(43,3%). Peneliti menyimpulkan bahwa pada usia
remaja memiliki kemampuan praktik yang baik karena banyak mendapatkan
pengetahuan dan praktik serta dapat melakukannya secara baik didukung dengan
kondisi fisik yang masih sehat. Semakin bertambahnya usia akan mempengaruhi
kemampuan praktik seseorang karena semakin banyak informasi dan pengalaman
yang didapatkan.
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 16 responden (53,3%) dan laki-laki sebanyak 14
responden (46,7%). Penelitian menyimpulkan bahwa tinggi akan lebih baik
daripada seseorang dengan pendidikan yang rendah. Semakin tinggi tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap ketrampilan praktik yang dimiliki seseorang
karena dengan adanya pendidikan akan membuat seseorang mendapatkan
infromasi yang lebih banyak selain dari pendidikan.
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden memiliki
tingkat pendidikan SMA/ SMK sebanyak 20 responden (66,7%). Peneliti
menyimpulkan bahwa ketrampilan praktik pada sesorang dengan pendidikan yang
tinggi akan lebih baik daripada seseorang dengan pendidikan yang rendah.
Semakin tinggi tingkat pendidikan berpengaruh terhadap ketrampilan praktik
yang dimiliki seseorang karena dengan adanya pendidikan akan membuat
seseorang mendapatkan infromasi yang lebih banyak selain dari pendidikan.
d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilik
pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 9 responden (30%) sedangkan 7
responden (23,3%) memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, 6responden (20%)
memiliki pekerjaan sebagai swasta, 5 responden (16,7%) memiliki perkejaan
sebagai karyawan dan 3 responden (10%) memiliki pekerjaan sebagai PNS.
Peneliti menyimpulkan bahwa pekerjaan juga mendorong seseorang untuk
menentukan pengetahuan dan sikap yang baik pada masyarakat, sehingga secara
tidak langsung akan mempengaruhi ketrampilan praktik responden.

e. Karakteristik responden berdasarkan praktik respoden tentang bidai balut sebelum


diberikan tindakan
 Pemberian dan simulasi diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan pemberian
video dan simulasi mayoritas responden memiliki nilai praktik baik sebanyak 26
responden (86,7%).Sehingga penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Listiana (2019) menunjukkan bahwa 3 orang (9,1%)
ketrampilan praktik sebelum perlakuan baik, 9 orang (27,3%) keterampilan
praktik sebelum perlakuan cukup, 21 orang (63,6%) keterampilan praktik sebelum
perlakuan kurangPeneliti menyimpulkan bahwa kurangnya ketrampilan praktik
sebelum diberikan tindakan pemberian video dan simulai dapat dipengaruhi oleh
kurangnya atau belum didapatkannya informasi dan pengalaman mengena materi
bidai balut mengakibatkan ketrampilan praktik yang rendah.
f. Karakteristik responden berdasarkan distribusi frekuensi praktik respoden tentang
bidai balut setelahdiberikan tindakan
 Pemberian dan simulasi diketahui bahwa setelah diberikan tindakan pemberian
video dan simulasi mayoritas responden memiliki nilai praktik sangat baik
sebanyak 23 responden (76,7%).Sehingga penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Listiana (2019) menunjukkan bahwa 20 orang
(60,6%) ketrampilan sesudah perlakuan baik, 8 orang (24,2%) ketrampilan
sesudah perlakuan cukup, 5 orang (15,2%) ketrampilan sesudah perlakuan kurang.
Peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan ketrampilan praktik setelahdiberikan
tindakan pemberian video dan simulasi dapat dipengaruhi oleh semangat yang
tinggi dan motivasi diri dalam mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan dan
latihan simulasi. Keterampilan responden lebih meningkat dilihat melalui
motivasi dan partisipasi dalam mengikuti pemberian pelatihan balut bidai.
g. Karakteristik responden berdasarkan pengaruh pemberian video dan simulasi
terhadap praktik balut bidai fraktur terbuka
 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil uji Wilcoxon praktik balut bidai
fraktur terbuka dengan nilai p value 0,000< 0,05, maka Ho ditolak berarti
adapengaruh pemberian video dan simulasi terhadap praktik balut bidai fraktur
terbuka pada kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kelurahan Mojosongo.

4. Outcome:
Hasil penelitian sebelum diberikan tindakan pemberian video dan simulasi
mayoritas responden memiliki nilai praktik baik sebanyak 26 responden (86,7%) dan
cukup baik 4 responden (13,3%) . Setelah diberikan tindakan pemberian video dan
simulasi mayoritas responden memiliki nilai praktik sangat baik sebanyak 23 responden
(76,7%) dan baik 7 responden (23,3%).Ada pengaruh pemberian video dan simulasi
terhadap praktik balut bidai fraktur terbuka pada kejadian kecelakaan lalu lintas di
Wilayah Kelurahan Mojosongo, Surakarta dengan p value 0,000 (<0,05).
5. Time
Di laksanakan pada tanggal 30/02/2020

PICOT JURNAL 2:
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien fraktur tertutup yang masuk pada
ruang UGD . Teknik sampling menggunakan accidental sampling yaitu peneliti
mengambil seluruh populasi yang datang datang ke UGD dalam waktu 2 bulan dengan
kriteria inklusi yaitu:
a. pasien fraktur tertutup
b. berusia 12-60 tahun
c. bersedia atau setuju menjadi responden
d. sadar dan bisa diajak berkomunikasi.
Adapun kriteria eksklusinya, yaitu: pasien dengan fraktur terbuka dan mengalami
penurunan kesadaran.
2. Intervensi
Penelitian ini membahas pengaruh pemasangan bidai dengan tingkat nyeri pada
pasien faktur IGD RSUD DR.LEOKMONO HADI KUDUS dengan menggunakan
desain penelitian peneliti adalah Quasy Eksperimen dengan rancangan pre-post test.
3. Comparation
Tidak ada perbandingan
4. Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada pasien fraktur di Ruang
IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus bahwa 50 % responden mengatakan nyeri sedang
dan 50 % mengatakan nyeri berat. Setelah dilakukan pemasangan bidai nyeri yang
dirasakan responden menurun dan mayoritas mengatakan nyeri sedang sebesar 91,7 %
dan nyeri ringan sebesar 8,3 %. Skala nyeri pasien pada fraktur sesudah dilakukan
tindakan pembidaian mengalami penurunan skala nyeri, ini dibuktikan dengan skala nyeri
pada pasien sesudah dilakukan tindakan balut bidai adalah tertinggi 7 dan terendah adalah
3 sedangkan sebelum dilakukan tindakan balut bidai adalah tertinggi 9 dan terendah 6.
Hal ini disebabkan karena dengan melakukan pembidaian tersebut dapat menyangga atau
menahan bagian tubuh agar tidak tergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki
sehingga hal ini dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri.
5. Time
PICOT JURNAL 3:
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien fraktur yang masuk pertama kali
diruang IGD yang dilakukan pemasangan balut bidai sebanyak 126 pasien, diambil
sampel sebanyak 38 orang dengan teknik purposive sampling. Alat analisis data yang
digunakan dengan analisis korelasi Gamma. Karakteristik responden diketahui sebagian
besar berusia antara 18 – 40 tahun (81,6%), berjenis kelamin laki-laki (68,4%) dan
berpendidikan SLTA
(47,4%). Teknik pemasangan balut bidai pada pasien fraktur terpasang dengan baik
(100%). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pemasangan balut bidai dengan
penurunan intensitas nyeri pada pasien fraktur di Ruang IGD RSUD Pandan Arang
Boyolali (p-value = 0,043< 0,05). Adapun sifat hubungannya sedang (r = 0,578).
2. Intervensi
Penelitian ini membahas tentang hubungan pemasangan balut bidai dengan
penurunan intensitas nyeri pada pasien fraktur di ruangan IGD RSUD PANDAN
ARANG BOYOLALI dan Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif korelasional.
3. Comparation
(Analisis Univariat)
a. Karakteristik Responden
Diketahui bahwa usia responden mayoritas pada usia antara 18 – 40 tahun dengan
jumlah 33 (86,8%). Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 26 orang (68,4%). Sebagian besar pasien berpendidikan SLTA sebanyak 18
orang(47,4%). Berdasar hasil penelitian diketahuibahwa usia responden mayoritas
pada usia antara 18 –40 tahun. Usia merupakan faktor yang penting dalam
mempengaruhi nyeri pada individu. Umur dewasa awal merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru.
b. Teknik Pemasangan Balut Bidai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan balut bidai pada pasien fraktur
di ruang IGD RSUD Pandan Arang Boyolali mayoritas tergolong terpasang dengan
baik (100%).
c. Intensitas nyeri (post)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden ini terkadang tidak dapat
mengikuti perintah namun masih dapat merespon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, namun sulit mendeskripsikannya karena rasa sakit.
d. Hubungan Pemasangan Balut Bidai dengan Penurunan Intensitas Nyeri
Hasil uji korelasi gamma untuk mengetahui hubungan pemasangan balut bidai
dengan penurunan intensiats nyeri pada Pasien Fraktur di Ruang IGD RSUD Pandan
Arang Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian diketahui p-value = 0,043 < 0,05,
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pemasangan balut bidai dengan penurunan intensiats nyeri pada
Pasien Fraktur di Ruang IGD RSUD Pandan Arang Boyolali. Adapun keeratan
hubungan antara hubungan pemasangan balut bidai dengan penurunan intensitas nyeri
pada pasien fraktur mempunyai sifat hubungan sedang (r = 0,578). Hasil penelitian
juga ditemukan bahwa setelah dilakukan balut bidai dengan kayu intensitas nyeri dari
responden berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dimiliki
responden tersebut yaitu faktor lingkungan, umur, kelelahan, riwayat sebelumnya,
budaya, ansietas, dukungan orang terdekat, gaya koping, makna nyeri, perhatian dan
jenis kelamin.
4. Outcome
Karakteristik responden diketahui bahwa sebagian besar usia responden antara 18
– 40 tahun (86,8%), berjenis kelamin laki-laki (68,4%) dan berpendidikan SLTA
(47,4%). Sebagian besar teknik pemasangan balut bidai pada pasien fraktur mayoritas
terpasang dengan baik (100%). Intensitas nyeri setelah dilakukan pemasangan balut bidai
mayoritas dengan intensitas sedang (44,7%). skill tentang pemasangan balut bidai dalam
penanganan pasien fraktur.
5. time

Anda mungkin juga menyukai