Anda di halaman 1dari 3

Peran Teori Hukum dalam Bidang Hukum

Anggun Agung Prasetyo


202141950057

Ilmu hukum merupakan realitas kodrati yang eksis dan tertanamkan di setiap hati
nurani manusia dan a priori terhadap segala bentuk perilaku manusia. Hukum pada dirinya
sendiri tidak pernah merupakan suatu tujuan, melainkan suatu sarana untuk mencapai suatu
tujuan non-yuridikal. Finalitas dari hukum itu tidak yuridikal dan hukum karena itu
memperoleh dorongan pertumbuhannya (groei stimulus) dari luar hukum. Faktor factor
ekstra-yuridika; memelihara proses pertumbuhan dinamikal berlangsung terus.
Pertumbuhan dinamikal itu telah menarik kalangan pengemban hukum, termasuk di
Indonesia. Apresiasi kalangan ahli hukum terhadap Teori Hukum kemudian menjadi
meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan, pemerintah menetapkan matakuliah Teori Hukum
sebagai salah satu matakuliah wajib di lingkungan pendidikan tinggi hukum jenjang magister
dan doctor (Muchyar Yara, 1998: 1).
Kata teori berasal dari kata theoria yang artinya pandangan atau wawasan. Kata teori
mempunya berbagai arti. Pada umumnya, teori diartikan sebagai pengetahuan yang hanya ada
dalam alam pikiran tanpa dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan praktis untuk melakukan
sesuatu (Sudikno Mertokusumo, 2014: 4). Teori sering dilawankan dengan praktik. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, teori menunjuk kepada suatu kompleks
hipotesis untuk menjelaskan kompleks hipotesis seperti teori kasualitas, sehingga teori dapat
pula dimaksudkan sebagai kegiatan kreatif.
Sedangkan menurut Soentandyo Wignjosoebroto teori berasal dari kata theoria dalam
bahasa Latin yang berarti ―perenungan ―, yang pada gilirannya dari kata thea dalam
Bahasa Yunani yang berarti cara atau hasil pandang, adalah suatu konstruksi di dalam cita
atau ide manusia, yang dibangun untuk menggambarkan secara teflektif fenomena yang
dijumpai didalam pengalaman. Dari kata dasar thea ini pulalah datang kata modern ―tater
yang berarti pertunjukan atau ― tontonan. Didefinisikan dari rumusan yang demikian,
berbicara tentang teori tak pelak lagi orang akan menemukan dua macam realitas. Yang
pertama adalah realitas in abstracto yang ada dalam ide yang imajinatif, dan yang kedua
adalah padanannya yang berupa realitas in concreto yang berada dalam alam pengalaman
yang indrawi.
Adapun tujuan hukum menurut Mochtar Kusuaatmadja adalah menciptakan sebuah
ketertiban sehingga menjadi pokok terciptanya sebuah struktur sosial yang teratur. Selain itu,
hukum memiliki tujuan lain yakni membuat keadilan yang sesuai dengan masyarakat dan
zaman dapat tewujud. Selain itu memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memberi petunjuk untuk warga dalam pergaulan masyarakat.


2. Melaksanakan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga dalam
bermasyarakat.
3. Mengatur interaksi serta pergaulan antar manusia guna mencapai kedamaian.
4. Menjadi sarana untuk penggerak pembangunan nasional.
5. Datangkan kemakmuran dalam kehidupan di masyarakat.
6. Menjadi alat dan fungsi kritis sosial.
7. Memberikan jaminan kenyamanan, keamanan serta kebahagiaan kepada masyarakat.

Adapun tugas hukum tidak ubahnya sekadar memelihara kemurnian ajaran-ajaran


hukum tersebut, dan menghasilkan praktisi-praktisi hukum yang mampu menerapkan
peraturan-peraturan yang dilandasi doktrin-doktrin netralitas, imparsialitas, dan objektivitas
hukum. Pendidikan hukum, dengan demikian lebih cenderung akan menghasilkan praktisi
profesional, bukan pemikir hukum. Praktisi hukum yang dihasilkan adalah pelaku-pelaku
hukum yang diharapkan mampu membuat keputusan pihak mana yang salah dan mana yang
benar berdasarkan ketentuan hukum. Sistem hukum semacam ini tampaknya tidak memberi
ruang yang cukup bagi pengembangan intelektualitas hukum yang bisa jadi akan memberikan
penilaian kritis, mempertanyakan, bahkan menentang ajaran-ajaran hukum liberal legal
justice yangtelanjur diterima sebagai kebenaran yang tak terbantahkan.
Adapun untuk pendekatan hukum dan kebijakan mengkonfirmasikan tujuan hukum
yang tidak hanya kemanfaatan, akan tetapi kepastian dan keadilan. Hukum memiliki banyak
aspek dari kehidupan manusia seperti aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Dalam
tataran praktis, pemahaman ini diterapkan dalam sistem pendidikan tinggi di Amerika
Serikat. Setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk memperoleh pengetahuan dari berbagai
bidang ilmu, seperti memperoleh gelar BA (Bachelor of Ar), setingkat sarjana di Indonesia,
dalam ilmu ekonomi, kemudian memperoleh gelar LL.M atau magister hukum atau
sebaliknya, dan sepanjang pengetahuan tersebut masih termasuk dalam rumpun ilmu
humaniora. Keterhubungan itu bukan sesuatu yang mustahil bahkan telah menjadi kenyataan
dalam kehidupan ilmu pengetahuan sejak abad ke-18 dan berkembang sejak abad ke-19
hingga sekarang. Sekarang akan kita paparkan contoh-contoh arti penting pendekatan hukum
dan kebijakan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan muncul. Anda ingat kasus peredaran
vaksin palsu? Berita peredaran vaksin palsu ikut mengguncang Indonesia yang sedang dalam
kondisi darurat ini. Lebih mengerikan lagi, vaksin palsu telah beredar sejak 2003. Peredaran
vaksin palsu hanyalah salah satu dari sekian banyak kejahatan yang tersembunyi di bidang
kesehatan. Kejahatan lain sudah lama terjadi, tetapi berlangsung terus.
Boleh jadi karena hukuman yang dijatuhkan kepada para korban mungkin tidak
menyadari apa yang dialami merupakan akibat kejahatan itu. Berbeda dengan kejahatan yang
dilakukan oleh teroris atau ekstremis, yang dengan jelas langsung membunuh korbannya,
tidak demikian kejahatan di bidang kesehatan. Perlahan tetapi pasti, korban berjatuhan akibat
kejahatan di bidang kesehatan. Korban memang tidak harus langsung mati seperti tertimpa
bom teroris atau tercemar racun sianida. Akan tetapi, korban menderita karena penyakit yang
muncul sekian lama kemudian. Mereka seperti pembunuh berdarah dingin. Selain itu, obat
palsu juga terus beredar di depan mata aparat penegak hukum. Di Jakarta, semua orang tahu
di mana tempat penjualan obat palsu atau obat ilegal. Lebih celaka, tidak sedikit apotek juga
menjual obat ilegal. Orang yang tidak berkompeten bahkan memberikan pengobatan
menggunakan bahan obat keras.
Contoh kasus tersebut membuktikan bahwa teori hukum sangat berpengaruh dalam
segala hal dan memiliki peran serta yang penting. Oleh karena itu, hukum memiliki peran
serta yang sangat berarti.

Anda mungkin juga menyukai