Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN

PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU


PELAYANAN

RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


JL. MERDEKA NO 17
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Direktur rumah sakit memprioritaskan program peningkatan mutu dan keselamatan


pasien yang akan diterapkan, serta bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh
rumah sakit ini. Dikarenakan terdapat keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses di
rumah sakit dapat diukur dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, tanggung
jawab utama Direktur Rumah Sakit adalah menetapkan prioritas pengukuran dan perbaikan di
seluruh rumah sakit. Prioritas ini meliputi upaya pengukuran dan perbaikan yang mempengaruhi
atau mencerminkan aktivitas yang terdapat di berbagai unit pelayanan. Direktur Rumah Sakit
berfokus pada upaya pengukuran dan peningkatan mutu rumah sakit, termasuk pengukuran dan
aktivitas yang berhubungan dengan kepatuhan penuh terhadap sasaran keselamatan pasien.
Prioritas dapat berfokus pada pencapaian tujuan strategis; misalnya, untuk menjadi pusat rujukan
regional. Sebagai contoh: suatu rumah sakit menjadi pusat rujukan regional maka Direktur
Rumah Sakit akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut sehingga mampu menjadi
rujukan di tingkat regional tersebut. Direktur Rumah Sakit dengan para pimpinan dan Panitia
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merancang upaya peningkatan mutu pelayanan
prioritas rumah sakit dengan memperhatikan beberapa hal :
a) Misi Rumah Sakit.
b) Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu
yang masih rendah, terdapat kejadian tidak diharapkan.
c) Terdapat sistem serta proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang
paling banyak, misalnya pelayanan pasien stroke yang dilakukan oleh lebih satu dokter
spesialis saraf dan memperlihatkan proses pelayanan yang masih bervariasi atau belum
terstandardisasi sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.
d) Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi suatu proses klinis yang
kompleks pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan lainnya, dan / atau identifikasi
pengurangan biaya serta sumber daya yang digunakan dengan perbaikan suatu proses.
Penilaian dampak dari perbaikan tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya
relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan sumber daya manusia, finansial, dan
keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan program (tool)
sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan
pada proses yang baru.
e) Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah
sakit, misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.
Berdasar atas hal tersebut di atas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan
mutu pelayanan prioritas dengan mengembangkan standardisasi proses dan hasil asuhan klinis
pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajerial, dan penerapan
sasaran keselamatan pasien. Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator
mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja. Semua unit pelayanan baik klinis dan
manajerial memilih indikator yang terkait dengan prioritas mereka. Di Rumah Sakit Kasih Ibu
dapat diantisipasi kemungkinan indikator yang serupa dipilih oleh beberapa unit pelayanan.
Indikator mutu di unit pelayanan/ kerja dipergunakan untuk menilai mutu unit pelayanan/ kerja.
Panitia PMKP melakukan koordinasi dan mengorganisasi pemilihan indikator mutu di unit kerja
tersebut sehingga indikator yang dipilih tersebut valid, reliable, sensitive, dan spesifik.
Pengukuran mutu perlu juga memperhatikan dimensi mutu dari WHO, yaitu effective, efficient,
accessible, accepted (patientcentred), equity, and safe.
Kepala unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi
dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit, melakukan monitoring,
serta meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya. Kepala unit pelayanan
melibatkan semua stafnya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
mencerminkan prioritas rumah sakit secara menyeluruh serta melakukan monitoring kegiatan
klinis dan nonklinis yang spesifik untuk unit pelayanan tersebut. Sebagai contoh, unit layanan
dapat berpartisipasi dalam upaya menyeluruh di rumah sakit untuk memperbaiki komunikasi
serah terima dan dapat juga memonitor serta mengurangi variasi dalam suatu proses internal
seperti pemesanan uji diagnostik untuk pasien dengan kondisi yang sama. Selain itu, unit juga
dapat terlibat dalam proyek automasi untuk memperbaiki komunikasi serah terima dan dapat
memonitor serta memperbaiki akurasi untuk pembayaran pasien.
Setiap tahun rumah sakit harus memilih fokus perbaikan, proses serta hasil praktik klinis
dan manajemen mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan.
Pemilihan ini didasarkan atas proses yang berimplikasi risiko tinggi, diberikan dalam volume
besar, atau cenderung menimbulkan masalah. Fokus perbaikan praktik klinis melibatkan Komite
Medis dan Kelompok Staf Medis terkait. Direktur rumah sakit bersama-sama dengan pelayanan
dan manajemen memilih dan menetapkan pengukuran mutu pelayanan klinis yang prioritas
untuk dilakukan evaluasi. Pengukuran mutu prioritas tersebut dilakukan menggunakan indikator
indikator mutu sebagai berikut:
1. Indikator mutu area klinik (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
pelayanan
2. Indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
manajemen
3. Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien yaitu indikator mutu yang mengukur
kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan budaya keselamatan
BAB II
RUANG LINGKUP

Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik
terhadap unit pelayanan yang mencakup beberapa hal.
a) Penilaian rumah sakit secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang terkait secara spesifik dengan departemen atau unit layanan
mereka. Sebagai contoh : rumah sakit melakukan penilaian asesmen rehabilitasi medis
pada pasien stroke maka di unit pelayanan stroke untuk penilaian mutunya wajib
menggunakan indikator tersebut.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/ unit layanan secara spesifik untuk
mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan/ tata laksana berisiko
tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan pasien, dan meningkatkan efisiensi. Sebagai
contoh: di unit pelayanan anak terdapat variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya
penggunaan obat maka indikator mutu yang dikembangkan di unit tersebut adalah
penggunaan obat Rumah Sakit Kasih Ibu untuk penyakit A tersebut.
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk
melakukan evaluasi praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi
Asuhan (PPA). Sebagai contoh: salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah
pelaksanaan time-out berdasar atas hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan
keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah pelaksanaan time out.
Pemilihan unsur penilaian sebaiknya berdasar atas kegiatan dan proses yang
membutuhkan perbaikan di setiap departemen/unit layanan. Untuk setiap unsur penilaian harus
ada suatu target yang ditetapkan. Tidak menjadi masalah jika pada penilaian pertama didapatkan
bahwa target tidak terpenuhi, namun saat strategi perbaikan telah dilaksanakan maka pimpinan
departemen/unit layanan berharap dapat melihat perbaikan menuju tercapainya target tersebut.
Ketika target telah tercapai dan dipertahankan untuk setidaknya empat periode penilaian akan
diadakan pemilihan untuk unsur penilaian yang baru. Kepala departemen/unit layanan klinis
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan penilaian dapat memberikan kesempatan
untuk evaluasi bagi para staf maupun proses pelayanan. Karena itu, seiring dengan berjalannya
waktu, penilaian harus mencakup semua pelayanan yang tersedia. Hasil dari data dan informasi
yang didapatkan dalam penilaian adalah hal yang penting dalam upaya perbaikan di setiap
departemen/unit layanan, serta juga penting terhadap peningkatan mutu rumah sakit dan program
keselamatan pasien. (Catatan: Komite pencegahan dan pengendalian infeksi, unit fasilitas, unit
radiologi dan laboratorium klinis mempunyai program berkala untuk upaya pengawasan serta
pengendalian yang tercantum dalam prioritas penilaian dan dijabarkan dalam standar terkait
dengan pelayanan tersebut).
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pimpinan unit kerja terlibat langsung dalam pemilihan dan penetapan yang ingin diukur di
unit kerja. Indikator mutu unit kerja dapat menggunakan indikator mutu yang tercantum di
dalam standar pelayanan minimal.
2. Indikator mutu di unit pelayanan dapat meliputi indikator mutu area klinis, indikator mutu
area manajemen, indikator mutu penerapan sasaran keselamatan pasien, dan indikator mutu
unit kerja (non pelayanan), minimal meliputi indikator area manajemen.
3. Dalam memilih indikator mutu maka kepala unit kerja dan unit pelayanan agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas pengukuran mutu rumah sakit,
sumber data pasti dari unit, dan menjadi indikator mutu unit;
b) fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki;
c) melakukan koordinasi dengan komite medis bila evaluasi penerapan panduan praktik
klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan indikator mutu.
4. Panitia PMKP agar memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit. Sebagai contoh, unit
pelayanan farmasi maka pengendalian infeksi dan penyakit menular mungkin masing-
masing memilih prioritas yang terkait dengan pengurangan penggunaan antibiotik di rumah
sakit. Program mutu dan keselamatan pasien yang dijabarkan dalam standar-standar PMKP
ini mempunyai peran yang penting membantu unit pelayanan menyetujui pendekatan
bersama terhadap pengukuran dan memudahkan pengambilan data untuk pengukuran yang
ditetapkan.
5. Setiap indikator yang sudah dipilih agar dilengkapi dengan profil indikator
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut namun
tidak terbatas meliputi
1. judul indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Dalam pembahasan ini yang di jadikan judul indikator adalah “ Dasar
Upaya Peningkatan Mutu RSU Kasih Ibu Lhokseumawe ”
2. Definisi Operasional

Operasional adalah aspek Penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana
caranya mengukur variable.

3. Tujuan dan Dimensi Mutu


Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara
sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
 Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
 Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
 Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan yang di maksud dengan dimensi mutu adalah suatu alat ukur yang dimana ada
beberapa aspek yaitu :
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan
Dasar pemikiran atau pemilihan yaitu memilih sub judul yang dapat dipakai sebagai
penanda atau pun latar belakang diadakannya kegiatan atau proyek.
5. Numerator, denominator dan formula pengukuran
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang
(numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini, pembilang adalah jumlah kejadian
yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi yang beresiko menjadi
sasaran kejadian tersebut. Indikator yang mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat
untuk memantau perubahan dari waktu ke waktu serta dalam membandingkan suatu wilayah
dengan wilayah lain. 
6. Metodologi pengumpulan data
Metologi pengumpulan data yaitu teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data.
7. Cangkupan Data
Cangkupan data adalah suatu pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam presentase
terhadap semua orang.
8. Frekuensi Pengumpulan Data
Frekuensi pengkumpulan data adalah daftar nilai data yang dinilai berdasarkan
individual atau daftar nilai yang sudah dikelompokkan.
9. Frekuensi Analisis Data
Frekuensi analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi sebuah
grafik, table, presentase.
10. Metodologi Analisis Data
Metode analisis data adalah fase proses penelitian di mana data yang dikumpulkan
diproses untuk menanggapi perumusan masalah. Manajemen dan pemrosesan data disebut
analisis data.
11. Sumber Data
Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh dimana data tersebut terdapat data
primer dan data sekunder.
12. Penanggung Jawab Pengumpulan Data
Biasanya penanggung jawab pengumpulan data yaitu pihak- pihak yang menjadi koordinator.
13. Publikasi Data
Publikasi Data adalah sutu proses menginformasikan suatu data dimana publis data ini
ada yang melalui media social, cetak dan lain sebagainya.

Ditetapkan di Lhokseumawe,
Pada tanggal 07 Januari 2019
Direktur,

dr. Muhammad Saiful Ahyar


RUMAH SAKIT UMUM
KASIH IBU
JL. MERDEKA NO.17. LHOKSEUMAWE
Telp : (0645) 48713
E-mail : RSUki_lsm@yahoo.com

Kode RSU : 1174064 Kode Pos : 24300

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


NOMOR : 364 / SK / DIR / I / 2019

TENTANG

PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU PELAYANAN


DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU ,

Menimbang :a. bahwa untuk meningkatkan mutu dan keselamatan perbaikan yang
berkelanjutan, perlu dilakukan pemilihan indikator unit dan
penetapan prioritas untuk dievaluasi upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu ;
b. bahwa harus dilakukan pemilihan indikator unit penetapan prioritas
pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi, cenderung
bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keselamatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b maka perlu menetapkan Pemilihan indikator unit dan
Penetapan Prioritas Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu .

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / PER / III /
2008 tertanggal 12 Maret 2008 tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III /
2008 tertanggal 26 Maret 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun
2014 tertanggal 18 Agustus 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tertanggal 5
Februari 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 /
MENKES / SK / II / 2008 tertanggal 6 Februari 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


TENTANG PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DALAM EVALUASI
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU .

Kesatu : Kebijakan tentang Pemilihan Indikator Unit Dan Penetapan Prioritas


Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu seperti terlampir;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 07 Januari 2019
Direktur,

dr.Muhammad Saiful Ahyar


Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Nomor : 364/ SK / DIR / I / 2019
Tertanggal : 07 Januari 2019

PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS DALAM EVALUASI


KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

1. Pemilihan Dan Penetapan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis dalam kegiatan
evaluasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah pelayanan penyakit dalam.
2. Panduan Praktik Klinik (PPK) penyakit dalam yang akan dievaluasi antara lain
1) Thypoid Fever
2) Stroke
3) CHF
4) Dyspepsia
5) Pneumonia
3. Penetapan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di daerah prioritas area
antara lain :
a. 12 (duabelas) indikator PERMENKES mutu pelayanan di rumah sakit.
1) Kepatuhan Identifikasi Pasien
2) Waktu Tanggap Pelayanan
3) Waktu Tunggu Rawat Jalan (aspek manajemen)
4) Penundaan Operasi Elektif
5) Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
6) Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
7) Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
8) Kepatuhan Cuci Tangan
9) Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
10) Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
11) Kepuasan Pasien dan Keluarga
12) Kecepatan Respon Terhadap Komplain

b. Indikator kunci / prioritas di 10 (Sepuluh) area klinis.


1. Asesmen awal medis lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap
2. Waktu lapor hasil test kritis laboratorium
3. Waktu tunggu hasil pelayanan Radiologi rawat inap
4. Kelengkapan pengisian informed consent tindakan operatif pasien rawat inap
5. Ketepatan waktu pemberian antibiotic pada pasien rawat inap
6. Penulisan resep rawat inap sesuai formularium
7. Kelengkapan asesmen pre anastesi untuk pasien operasi elektif dengan semua jenis
anastesi
8. Kejadian reaksi tranfusi darah
9. Kelengkapan pengisian resume medis dalam 24 jam oleh DPJP setelah pasien pulang
10. Pencegahan dan control infeksi ,surveilans dan pelaporan
c. Indikator kunci / prioritas di 8 (delapan ) Area Manajerial
1. Ketersediaan obat di rumah sakit
2. Ketetapan waktu pelaporan insiden ke sub KPRS
3. Kejadian tertusuk jarum suntik di rawat inap
4. Waktu tunggu rawat jalan
5. Kepuasan pasien rawat inap
6. Kepuasan staf RS
7. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi
8. Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS)
9. Ketaatan penggunaan alat pelindung diri bagi perawat dan dokter di ruangan rawat
inap
d. Indikator kunci / prioritas di 6 (enam) Area Sasaran keselamatan pasien.
1. Ketepatan memasang gelang identitas
2. Ketetapan melakukan TBak saat menerima instruksi verbal Melalui telepon
3. Kepatuhan penyimpangan elektrolit pekat
4. Kepatuhan pelaksanaan prose.dur site marking pada pasien yang akan di lakukan
operasi
5. Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan keberhasilan tangan
6. Kepatuhan memasang stiker tambahan dan segitiga risiko jatuh di rawat inap
e. Indikator kunci/ prioritas mutu unit
1. Instalasi Gawat Darurat : waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat
2. Unit farmasi : kepatuhan petugas farmasi dalam pemberian label obat
hight alert
3. Unit kamar bersalin : kejadian kematian ibu persalinan karena pre
eklamsi/eklamsi
4. Unit kamar operasi : Ketepatan Waktu mulai operasi
5. Unit radiologi : waktu lapor hasil test kritis radiologi
6. Unit laboratorium : waktu lapor test kritis laboratorium
7. Unit rawat jalan : waktu tunggu di rawat jalan
8. Unit rawat inap : jam visite dokter spesialis
9. Unit rekam medis : pengembalian rekam medis lengkap dalam 24 jam
10. Unit Gizi : ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien
11. Unit laundry : angka kepatuhan petugas loundry dalam penggunaan APD
12. Unit keuangan : ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
13. Unit kebersihan : ketepatan waktu pembuangan sampah
F. Indikator mutu PAB
1. Pelaksanaan Asasmen Pra Anastesi
2. Angka Monitoring Status Fisiologis Selama Anastesi
3. Angka Monitoring Proses Pemulihan Anastesi Dan Sedasi
4. Angka Konversi Tindakan Regional Ke General
5. Angka Pelaksanaan Asesmen Pra Bedah
6. Angka Penandaan Lokasi Operasi
G. Indikator Mutu Ponek
1. Angka keterlambatan persiapan operasi section caesaria cito > 30 menit
2. Angka Keterlambatan Penyediaan Darah > 60 menit
3. Angka Kematian Ibu dan Bayi
4. Kejadian Tidak Dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada Bayi Baru Lahir
H. Indikator mutu PPRA
1. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
2. kualitas penggunaan antibiotic
3. peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan
terintegrasi
4. penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 07 Januari 2019
Direktur,

dr.Muhammad Saiful Ahyar


RSU KASIH IBU PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN PENETAPAN PRIORITAS
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DI PT. RUMAH SAKIT
UMUM KASIH IBU
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
Jl. Merdeka No.17
SPO / DIR /364 /KI/ 2019 A 1/1
LHOKSEUMAWE
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur PT. Rumah Sakit Umum
Kasih Ibu
07 – 01 – 2019 
SPO
dr. Muhammad Saiful Ahyar

PENGERTIAN Suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan
metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling
penting sampai yang kurang penting.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memilih proses dan hasil
TUJUAN
praktik klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien yang paling
penting diukur dengan mengacu kepada visi, misi rumah sakit dan
kebutuhan pasien dan pelayanan .
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Nomor 364 / SK /
KEBIJAKAN
DIR / KI / 2019 tentang Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan Prioritas
  Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien PT.
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
1. Identikasi masalah-masalah di pelayanan
PROSEDUR
a. Data Insiden Keselamatan Pasien (Sentinel, KTD, KNC)
b. Komplain pasien
c. Hasil capaian indikator mutu, dll
2. Tetapkan yang ingin diperbaiki areanya / unitnya dan atau fokus ke
pelayanan yang ingin diperbaiki.
3. Lakukan penetapan prioritas masalah melalui metode non skoring
atau skoring.
4. Setelah prioritas ditetapkan maka tetapkan kegiatan PMKP nya
yaitu :
a. Penggunaan PPK dan CP standarisasi asuhan klinis
b. Penerapan indikator mutu area klinis, area manajemen
c. Penerapan sasaran keselamatan pasien dan monitoringnya
5. Buat SK Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan Prioritas

1. INSTALASI GAWAT DARURAT


UNIT TERKAIT
2. UNIT FARMASI
3. UNIT KAMAR BERSALIN
4. UNIT KAMAR OPERASI
5. UNIT RADIOLOGI
6. UNIT LABORATORIUM
7. UNIT RAWAT JALAN
8. UNIT RAWAT INAP
9. UNIT REKAM MEDIS
10. UNIT GIZI
11. UNIT LAUNDRY
12. UNIT KEUANGAN
13. UNIT KEBERSIHAN

Anda mungkin juga menyukai