Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN

PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU


PELAYANAN

RUMAH SAKIT MATA PASURUAN

2022
BAB I
PENDAHULUAN

Direktur rumah sakit memprioritaskan program peningkatan mutu dan keselamatan


pasien yang akan diterapkan, serta bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh
rumah sakit ini. Dikarenakan terdapat keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses di
rumah sakit dapat diukur dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, tanggung
jawab utama Direktur Rumah Sakit adalah menetapkan prioritas pengukuran dan perbaikan di
seluruh rumah sakit. Prioritas ini meliputi upaya pengukuran dan perbaikan yang mempengaruhi
atau mencerminkan aktivitas yang terdapat di berbagai unit pelayanan. Direktur Rumah Sakit
berfokus pada upaya pengukuran dan peningkatan mutu rumah sakit, termasuk pengukuran dan
aktivitas yang berhubungan dengan kepatuhan penuh terhadap sasaran keselamatan pasien.
Prioritas dapat berfokus pada pencapaian tujuan strategis; misalnya, untuk menjadi pusat rujukan
regional. Sebagai contoh: suatu rumah sakit menjadi pusat rujukan regional maka Direktur
Rumah Sakit akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut sehingga mampu menjadi
rujukan di tingkat regional tersebut. Direktur Rumah Sakit dengan para pimpinan dan Panitia
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merancang upaya peningkatan mutu pelayanan
prioritas rumah sakit dengan memperhatikan beberapa hal :
a) Misi Rumah Sakit.
b) Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu
yang masih rendah, terdapat kejadian tidak diharapkan.
c) Terdapat sistem serta proses yang memperlihatkan penerapan dan hasil yang baik,
misalnya pelayanan pasien katarak yang dilakukan oleh dokter spesialis mata.
d) Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi suatu proses klinis yang
kompleks pada pelayanan katarak, atau identifikasi pengurangan biaya serta sumber daya
yang digunakan dengan perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan tersebut
akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu
dan sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk
ini perlu pembuatan program (tool) sederhana untuk menghitung sumber daya yang
digunakan pada proses yang lama dan pada proses yang baru.
e) Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah
sakit, misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan
mutu pelayanan prioritas dengan mengembangkan standardisasi proses dan hasil asuhan klinis
pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajerial, dan penerapan
sasaran keselamatan pasien. Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator
mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja. Semua unit pelayanan baik klinis dan
manajerial memilih indikator yang terkait dengan prioritas mereka. Di Rumah Sakit Mata
Pasuruan dapat diantisipasi kemungkinan indikator yang serupa dipilih oleh beberapa unit
pelayanan. Indikator mutu di unit pelayanan/ kerja dipergunakan untuk menilai mutu unit
pelayanan/ kerja. Panitia PMKP melakukan koordinasi dan mengorganisasi pemilihan indikator
mutu di unit kerja tersebut sehingga indikator yang dipilih tersebut valid, reliable, sensitive, dan
spesifik. Pengukuran mutu perlu juga memperhatikan dimensi mutu dari WHO, yaitu effective,
efficient, accessible, accepted (patientcentred), equity, and safe.
Kepala unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi
dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit, melakukan monitoring,
serta meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya. Kepala unit pelayanan
melibatkan semua stafnya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
mencerminkan prioritas rumah sakit secara menyeluruh serta melakukan monitoring kegiatan
klinis dan nonklinis yang spesifik untuk unit pelayanan tersebut. Sebagai contoh, unit layanan
dapat berpartisipasi dalam upaya menyeluruh di rumah sakit untuk memperbaiki komunikasi
serah terima dan dapat juga memonitor serta mengurangi variasi dalam suatu proses internal
seperti pemesanan uji diagnostik untuk pasien dengan kondisi yang sama. Selain itu, unit juga
dapat terlibat dalam proyek automasi untuk memperbaiki komunikasi serah terima dan dapat
memonitor serta memperbaiki akurasi untuk pembayaran pasien.
Setiap tahun rumah sakit harus memilih fokus perbaikan, proses serta hasil praktik klinis
dan manajemen mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan.
Pemilihan ini didasarkan atas proses yang berimplikasi risiko tinggi, diberikan dalam volume
besar, atau cenderung menimbulkan masalah. Fokus perbaikan praktik klinis melibatkan Komite
Medis dan Kelompok Staf Medis terkait. Direktur rumah sakit bersama-sama dengan pelayanan
dan manajemen memilih dan menetapkan pengukuran mutu pelayanan klinis yang prioritas
untuk dilakukan evaluasi. Pengukuran mutu prioritas tersebut dilakukan menggunakan indikator
indikator mutu sebagai berikut:
1. Indikator mutu area klinik (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
pelayanan
2. Indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator mutu yang bersumber dari area
manajemen
3. Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien yaitu indikator mutu yang mengukur
kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan budaya keselamatan
BAB II
RUANG LINGKUP

Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik
terhadap unit pelayanan yang mencakup beberapa hal.
a) Penilaian rumah sakit secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang terkait secara spesifik dengan departemen atau unit layanan
mereka. Sebagai contoh : rumah sakit melakukan penilaian asesmen penyakit mata pada
pasien katarak maka di unit pelayanan poli mata untuk penilaian mutunya wajib
menggunakan indikator tersebut.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/ unit layanan secara spesifik untuk
mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan/ tata laksana berisiko
tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan pasien, dan meningkatkan efisiensi. Sebagai
contoh: di unit pelayanan mata terdapat variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya
penggunaan obat maka indikator mutu yang dikembangkan di unit tersebut adalah
penggunaan obat Rumah Sakit Mata Pasuruan untuk penyakit A tersebut.
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk
melakukan evaluasi praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi
Asuhan (PPA). Sebagai contoh: salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah
pelaksanaan time-out berdasar atas hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan
keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah pelaksanaan time out.
Pemilihan unsur penilaian sebaiknya berdasar atas kegiatan dan proses yang
membutuhkan perbaikan di setiap departemen/unit layanan. Untuk setiap unsur penilaian harus
ada suatu target yang ditetapkan. Tidak menjadi masalah jika pada penilaian pertama didapatkan
bahwa target tidak terpenuhi, namun saat strategi perbaikan telah dilaksanakan maka pimpinan
departemen/unit layanan berharap dapat melihat perbaikan menuju tercapainya target tersebut.
Ketika target telah tercapai dan dipertahankan untuk setidaknya empat periode penilaian akan
diadakan pemilihan untuk unsur penilaian yang baru. Kepala departemen/unit layanan klinis
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan penilaian dapat memberikan kesempatan
untuk evaluasi bagi para staf maupun proses pelayanan. Karena itu, seiring dengan berjalannya
waktu, penilaian harus mencakup semua pelayanan yang tersedia. Hasil dari data dan informasi
yang didapatkan dalam penilaian adalah hal yang penting dalam upaya perbaikan di setiap
departemen/unit layanan, serta juga penting terhadap peningkatan mutu rumah sakit dan program
keselamatan pasien. (Catatan: Komite pencegahan dan pengendalian infeksi, unit fasilitas, unit
radiologi dan laboratorium klinis mempunyai program berkala untuk upaya pengawasan serta
pengendalian yang tercantum dalam prioritas penilaian dan dijabarkan dalam standar terkait
dengan pelayanan tersebut).
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pimpinan unit kerja terlibat langsung dalam pemilihan dan penetapan yang ingin diukur di
unit kerja. Indikator mutu unit kerja dapat menggunakan indikator mutu yang tercantum di
dalam standar pelayanan minimal.

2. Indikator mutu di unit pelayanan dapat meliputi indikator mutu area klinis, indikator mutu
area manajemen, indikator mutu penerapan sasaran keselamatan pasien, dan indikator mutu
unit kerja (non pelayanan), minimal meliputi indikator area manajemen.

3. Dalam memilih indikator mutu maka kepala unit kerja dan unit pelayanan agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas pengukuran mutu rumah sakit,
sumber data pasti dari unit, dan menjadi indikator mutu unit;
b) Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki;
c) Melakukan koordinasi dengan komite medis bila evaluasi penerapan panduan praktik
klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan indikator mutu.

4. Panitia PMKP agar memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit. Sebagai contoh, unit
pelayanan farmasi maka pengendalian infeksi dan penyakit menular mungkin masing-
masing memilih prioritas yang terkait dengan pengurangan penggunaan antibiotik di rumah
sakit. Program mutu dan keselamatan pasien yang dijabarkan dalam standar-standar PMKP
ini mempunyai peran yang penting membantu unit pelayanan menyetujui pendekatan
bersama terhadap pengukuran dan memudahkan pengambilan data untuk pengukuran yang
ditetapkan.

5. Setiap indikator yang sudah dipilih agar dilengkapi dengan profil indikator
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut namun
tidak terbatas meliputi :

1. Judul Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Dalam pembahasan ini yang di jadikan judul indikator adalah “
Dasar Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit Mata Pasuruan.

2. Definisi Operasional
Operasional adalah aspek Penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang
bagaimana caranya mengukur variable.

3. Tujuan dan Dimensi Mutu


Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara
sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
 Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
 Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
 Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan yang di maksud dengan dimensi mutu adalah suatu alat ukur yang dimana ada
beberapa aspek yaitu :
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya

4. Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan


Dasar pemikiran atau pemilihan yaitu memilih sub judul yang dapat dipakai sebagai
penanda atau pun latar belakang diadakannya kegiatan atau proyek.
5. Numerator, denominator dan formula pengukuran
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang
(numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini, pembilang adalah jumlah kejadian
yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi yang beresiko menjadi
sasaran kejadian tersebut. Indikator yang mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat
untuk memantau perubahan dari waktu ke waktu serta dalam membandingkan suatu wilayah
dengan wilayah lain. 

6. Metodologi pengumpulan data


Metologi pengumpulan data yaitu teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data.

7. Cangkupan Data
Cangkupan data adalah suatu pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam presentase
terhadap semua orang.

8. Frekuensi Pengumpulan Data


Frekuensi pengkumpulan data adalah daftar nilai data yang dinilai berdasarkan
individual atau daftar nilai yang sudah dikelompokkan.

9. Frekuensi Analisis Data


Frekuensi analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi sebuah
grafik, table, presentase.

10. Metodologi Analisis Data


Metode analisis data adalah fase proses penelitian di mana data yang dikumpulkan
diproses untuk menanggapi perumusan masalah. Manajemen dan pemrosesan data disebut
analisis data.

11. Sumber Data


Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh dimana data tersebut terdapat data
primer dan data sekunder.

12. Penanggung Jawab Pengumpulan Data


Biasanya penanggung jawab pengumpulan data yaitu pihak- pihak yang menjadi koordinator.
13. Publikasi Data
Publikasi Data adalah sutu proses menginformasikan suatu data dimana publis data ini
ada yang melalui media sosial, cetak dan lain sebagainya.

Ditetapkan di : Pasuruan
Tanggal 2022

Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan

dr. Ratna Suryati Halim, MMRS


01030422

RUMAH SAKIT MATA PASURUAN


Jl. Raya Ngopak No. 56 Dusun Krawan, Desa Kedawung Wetan – Grati – Pasuruan. Tlp
08113734900, Email : RumahSakitMataPasuruan@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA PASURUAN

NOMOR : / SK / DIR / / 2022

TENTANG

PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU PELAYANAN


DI RUMAH SAKIT MATA PASURUAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA PASURUAN,

Menimbang :a. bahwa untuk meningkatkan mutu dan keselamatan perbaikan yang
berkelanjutan, perlu dilakukan pemilihan indikator unit dan
penetapan prioritas untuk dievaluasi upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Mata Pasuruan.;
b. bahwa harus dilakukan pemilihan indikator unit penetapan prioritas
pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi, cenderung
bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keselamatan lingkungan di Rumah Sakit Mata Pasuruan.;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b maka perlu menetapkan Pemilihan indikator unit dan
Penetapan Prioritas Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Mata Pasuruan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / PER / III /
2008 tertanggal 12 Maret 2008 tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III /
2008 tertanggal 26 Maret 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun
2014 tertanggal 18 Agustus 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tertanggal 5
Februari 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 /
MENKES / SK / II / 2008 tertanggal 6 Februari 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA PASURUAN


TENTANG PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DALAM EVALUASI
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT MATA PASURUAN.

Kesatu : Kebijakan tentang Pemilihan Indikator Unit Dan Penetapan Prioritas


Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Mata Pasuruan seperti terlampir;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan oleh :

Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan

dr. Ratna Suryati Halim, MMRS

01030422
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan
Nomor : / SK / DIR / / 2022
Tertanggal : 2022
PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS DALAM EVALUASI
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT MATA PASURUAN

1. Pemilihan Dan Penetapan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis dalam kegiatan
evaluasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah pelayanan penyakit dalam.
2. Panduan Praktik Klinik (PPK) penyakit mata yang akan dievaluasi antara lain
1) Astigmatism
2) Katarak
3) Pseudophakia
4) Keratitis
5) Myopia
6) Erosi Kornea
7) Konjungtivitis
8) Ulkus Kornea
9) Glaukoma
10) Asthenopia
11) Anisometropia
12) Amblyopia
13) Presbyopia

3. Penetapan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di daerah prioritas area
antara lain :
a. 12 (duabelas) indikator PERMENKES mutu pelayanan di rumah sakit.
1) Kepatuhan Identifikasi Pasien
2) Waktu Tanggap Pelayanan
3) Waktu Tunggu Rawat Jalan (aspek manajemen)
4) Penundaan Operasi Elektif
5) Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
6) Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
7) Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
8) Kepatuhan Cuci Tangan
9) Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
10) Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
11) Kepuasan Pasien dan Keluarga
12) Kecepatan Respon Terhadap Komplain
b. Indikator kunci / prioritas di area klinis.
1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
2. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
3. Penundaan Operasi Elektif
4. Waktu Tunggu Rawat Jalan
5. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Darurat ≤ 5 menit)
6. Kematian Pasien IGD
7. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

c. Indikator kunci / prioritas di area manajemen


1. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
2. Kepuasan Pasien dan Keluarga
3. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
4. Keterlambatan Pelayanan Ambulans Rumah Sakit
5. Keterlambatan Waktu Penanganan Kerusakan Hardware/Jaringan
6. Keterlambatan Respon Genset
7. Keterlambatan Waktu Penanganan Kerusakan Alat

d. Indikator kunci / prioritas di 6 (enam) Area Sasaran keselamatan pasien.


1. Kapatuhan Identifikasi Pasien
2. Ketetapan melakukan prosedur tulis, baca, dan konfirmasi (TBAK) saat menerima
instruksi verbal melalui telepon
3. Kepatuhan penyimpanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. Kepatuhan memastikan tepat sisi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Kepatuhan Cuci Tangan
6. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh

e. Indikator Mutu Area Prioritas RS (RS Mata Pasuruan) :


a) Indikator Area Klinis : Pasien tertunda dilakukan operasi katarak karena kadar gula
darah masih tinggi
b) Indikator Area Manajemen : Misalnya kejadian tidak berfungsinya alat defibrilator di
IGD
c)  Indikator Sasaran Keselamatan Pasien : Ketidaklengkapan Pengisian Informed
Consent Tindakan Yang lebih Intensif untuk di rujuk ke RS rujukan yang lebih lengkap.

f. Indikator kunci/ prioritas mutu unit


1. Instalasi Gawat Darurat : Kemampuan menangani life saving di gawat
darurat /waktu tanggap pelayanan
2. Instalasi Rawat Jalan : Jam buka pelayanan sesuai ketentuan
3. Instalasi Farmasi : Waktu tunggu pelayanan obat jadi
4. Instalasi Rekam Medik
a) Kepatuhan kelengkapan pengisian informed consent
b) Waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
5. Instalasi Sanitasi : Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit
6. Instalasi Ambulans : Kecepatan memberikan pelayanan ambulance / kereta
jenazah di rumah sakit.
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit : Kecepatan waktu menanggapi
kerusakan alat
8. Instalasi Medical Check Up : Jam buka pelayanan sesuai ketentuan
9. Instalasi Kerjasama Pihak Ketiga : Jam buka pelayanan sesuai ketentuan
10. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi : Tersedianya APD (Alat
Pelindung Diri) Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit :
Kecepatan penanganan laporan kecelakaan kerja di Rumah Sakit
11. Instalasi Anestesi :
a. Persetujuan tindakan anestesi / sedasi terisi sebelum dilakukan induksi
b. Lembar edukasi tindakan anestesi / sedasi terisi sebelum dilakukan
induksi
c. Penggunaan obat dan bahan habis pakai anestesi sesuai dengan
formularium nasional
12. Instalasi Pengolah Data Elektronik : Tidak ada keterlambatan penanganan
kerusakan hardware/jaringan
13. Instalasi CSSD
a. Tidak ada kesalahan sterilisasi
b. Tidak adanya kegagalan sterilisasi
14. Instalasi PKRS : Kecepatan pelayanan permintaan brosur
15. Instalasi Logistik : Kecepatan pelayanan permintaan blangko cetak

Ditetapkan di : Pasuruan
Tanggal : …………..

Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan


dr. Ratna Suryati Halim, MMRS
01030422
PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN PENETAPAN PRIORITAS
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT MATA
PASURUAN
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO / DIR / / / 2022 0 1/1

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan

dd- yy-mmmm 
SPO

dr. Ratna Suryati Halim, MMRS

01030422
Suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan
PENGERTIAN
metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling
penting sampai yang kurang penting.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memilih proses dan hasil
TUJUAN
praktik klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien yang paling
penting diukur dengan mengacu kepada visi, misi rumah sakit dan
kebutuhan pasien dan pelayanan.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Mata Pasuruan Direktur Nomor /
KEBIJAKAN
/SK.DIR/ /2022 tentang Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan
 
Prioritas Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit Mata Pasuruan.
1. Identikasi masalah-masalah di pelayanan
PROSEDUR
a. Data Insiden Keselamatan Pasien (Sentinel, KTD, KNC)
b. Komplain pasien
c. Hasil capaian indikator mutu, dll
2. Tetapkan yang ingin diperbaiki areanya / unitnya dan atau fokus ke
pelayanan yang ingin diperbaiki.
3. Lakukan penetapan prioritas masalah melalui metode non skoring
atau skoring.
4. Setelah prioritas ditetapkan maka tetapkan kegiatan PMKP nya
yaitu :
a. Penggunaan PPK dan CP standarisasi asuhan klinis
b. Penerapan indikator mutu area klinis, area manajemen
c. Penerapan sasaran keselamatan pasien dan monitoringnya

PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN PENETAPAN PRIORITAS


PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
MATA PASURUAN

No. Revisi : Halaman :


No. Dokumen :
0 2/2
/ /SPO.IGD/2022

5. Buat SK Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan Prioritas.

Unit Terkait 1. INSTALASI GAWAT DARURAT


2. UNIT FARMASI
3. UNIT KAMAR OPERASI
4. UNIT LABORATORIUM
5. UNIT RAWAT JALAN
6. UNIT REKAM MEDIS
7. UNIT GIZI
8. UNIT LAUNDRY
9. UNIT KEUANGAN
10. UNIT KEBERSIHAN

Anda mungkin juga menyukai