Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Bulan Januari Tahun Dua Ribu Delapan Belas (14-12-
2021) telah ditandatangani Perjanjian Kerjasama (‘’selanjutnya disebut Perjanjian’’) oleh dan
antara para pihak di bawah ini:
I. PT. Hasura Mitra Gemilang, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan badan
hukum Indonesia berkedudukan di Kawasan Industri Delta Silicon 3, Blok F8 No 1A Jl Johar
Lippo Cikarang - Bekasi 17520 Jawa Barat - Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh MELLYA
RUSLI selaku Head Dept HRD
II. , demikian sah mewakili direksi dari dan oleh karenanya untuk dan atas nama PT. Hasura
Mitra Gemilang, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.
Dan
III. PT. Cakrabuana Indah Abadi, suatu perseroan yang didirikan berdasarkan badan hukum
Indonesia, berkedudukan di Jl. Raya Fatahillah No 156 RT 04 RW 04 Desa Kali Jaya Kec
Cikarang Barat, Kab Bekasi - Jawa Barat 17530, dalam hal ini diwakili oleh FATMAWATI
dalam kedudukannya sebagai Direktur, demikian sah mewakili direksi dari dan oleh
karenanya untuk dan atas nama PT. Anugerah Fatma Indonesia, selanjutnya disebut
sebagai “PIHAK KEDUA”
Baik PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut “Para Pihak”
dengan ini setuju untuk mengadakan kerjasama Pemagangan selanjutnya disebut “Perjanjian
Pemagangan” dimana PIHAK PERTAMA bertindak sebagai pemilik pekerjaan, dan PIHAK
KEDUA bertindak sebagai Pengelola Peserta Pemagangan dengan ketentuan sebagai berikut.
PASAL 1
RUANG LINGKUP PERJANJIAN
PASAL 2
PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI
1. PIHAK KEDUA bersedia dan mampu untuk memenuhi persyaratan dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib memiliki ijin sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang
penyediaan peserta pemagangan, dari instansi terkait di daerah dimana peserta
pemagangan tersebut ditempatkan.
3. PIHAK KEDUA menjamin bahwa peserta magang PIHAK KEDUA, yang ditempatkan oleh
PIHAK KEDUA di lokasi pemagangan yang ditetapkan PIHAK PERTAMA benar-benar
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Peserta pemagangan yang ditempatkan PIHAK KEDUA di PIHAK PERTAMA sepenuhnya
adalah peserta pemagangan dan memiliki hubungan magang dengan PIHAK KEDUA
dengan suatu Perjanjian pemagangan tertulis sedangkan PIHAK PERTAMA hanya
bertindak sebagai pemilik lokasi pemagangan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA.
1. Ruang Lingkup pemagangan yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA untuk peserta
pemagangan di area kerja PIHAK PERTAMA dapat berkembang lebih lanjut berdasarkan
situasi dan kebutuhan PIHAK PERTAMA. Adapun area pemagangan PIHAK KEDUA
adalah meliputi area yang akan diatur secara tersendiri oleh PIHAK PERTAMA.
2. Lingkup pemagangan yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk peserta pemagangan yang
merupakan kegiatan program pemagangan.
3. PIHAK PERTAMA menyediakan seragam bagi peserta pemagangan.
PASAL 4
JUMLAH TENAGA KERJA MAGANG
Jumlah peserta magang yang akan ditempatkan pada PIHAK PERTAMA sesuai dengan
kebutuhan PIHAK PERTAMA.
PASAL 5
PELAKSANAAN PEMAGANGAN
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam hal manajemen dan masalah-masalah yang
timbul akibat penempatan peserta pemagangan di lokasi pemagangan yang ditetapkan di
PIHAK PERTAMA, dan bertanggung jawab atas hasil dari peserta pemagangan yang
ditempatkan di PIHAK PERTAMA.
2. Selama berada didalam lingkungan PIHAK PERTAMA, seluruh peserta pemagangan
PIHAK KEDUA wajib mencatat kehadiran, mengenakan seragam magang, perlengkapan
keselamatan dan tanda pengenal yang ditentukan serta mentaati seluruh tata tertib yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA akan menyediakan sarana dan prasaran pemagangan dan bahan-
bahan untuk pelaksanaan program pemagangan PIHAK KEDUA, semua peralatan
magang dan bahan-bahan akan selamanya menjadi milik PIHAK PERTAMA.
PASAL 6
EVALUASI & PENGGANTIAN PESERTA PEMAGANGAN
1. PIHAK KEDUA akan menanggapi dengan segala saran, keluhan dan rekomendasi dari
PIHAK PERTAMA mengenai performa peserta pemagangan dan PIHAK KEDUA akan
berusaha memperbaiki segala kekurangan pada performa peserta pemagangan
berdasarkan azas kepantasan dan/atau kewajaran dan/atau kelaziman.
3. Ketentuan, tata cara dan teknis pelaksanaan tentang permintaan pergantian peserta
pemagangan adalah :
a) PIHAK PERTAMA mengajukan permohonan pengantian secara tertulis atau email
kepada PIHAK KEDUA disertai dengan alasan-alasan dan bukti yang jelas.
b) Alasan-alasan yang diajukan PIHAK PERTAMA adalah alasan-alasan yang terkait
dengan performa atau prestasi peserta pemagangan, yang didasarkan atas penilaian
yang objektif, transparan dan adil.
c) Dalam hal permohonanan penggantian tidak diajukan secara tertulis dan/atau tidak
didukung alasan-alasan yang jelas sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b pasal
ini, PIHAK KEDUA berhak menolak permohonan pegantian dari PIHAK PERTAMA.
d) Paling lama 3 (tiga) hari setelah diterimanya permohonan penggantian dengan alasan
yang jelas, PIHAK KEDUA harus sudah melaksanakan penggatian,
6. PIHAK KEDUA wajib menampung keluh kesah peserta pemagangan untuk dicarikan jalan
keluarnya secara internal PIHAK KEDUA dan apabila keluh kesah dimaksud menyangkut
fasilitas/ prasarana magang yang menjadi kewajiban PIHAK PERTAMA maka PIHAK
KEDUA wajib menyampaikannya secara tertulis.
7. PIHAK KEDUA menjamin tidak akan terjadi tuntutan dari para peserta pemagangan secara
langsung maupun tidak langsung kepada PIHAK PERTAMA mengenai hak-haknya
sebagai kompensasi dari program pemagangan selain yang disepakati dalam perjanjian
kerja ini.
9. Dengan diserahkan peserta pemagangan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA,
maka PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan dan atau mensosialisasikan status
peserta pemagangan, tugas dan tanggung jawab peserta pemagangan.
10. PIHAK KEDUA wajib memberikan dokumen peserta pemagangan kepada PIHAK
PERTAMA yang menyangkut biodata peserta pemagangan ataupun perjanjian
pemagangan dimana peserta pemagangan PIHAK KEDUA di tempatkan.
11. Penggantian dapat dilakukan apabila ternyata terdapat peserta pemagangan yang
mengundurkan diri, sakit yang berkepanjangan atau meninggal dunia, dan juga atas
permintaan dari PIHAK PERTAMA. Dalam hal ini PIHAK KEDUA akan segera
menggantikannya dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari kerja.
12. Apabila timbul masalah akibat dari berakhirnya pemagangan antara PIHAK KEDUA
dengan peserta pemagangan PIHAK KEDUA, maka hak dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan berakhirnya perjanjian pemagangan tersebut menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
PASAL 7
UANG SAKU DAN MANFAAT PESERTA PEMAGANGAN
2. Perhitungan upah dan kegiatan administrasi akan dilakukan di kantor PIHAK PERTAMA,
dengan ketentuan dan tekhnis sebagai berikut :
3. Perhitungan uang saku dan manfaat lainnya didasarkan atas kehadiran peserta
pemagangan, dan pembayaran oleh PIHAK KEDUA akan dlakukan selambat- lambatnya
tanggal 8 (delapan) setiap bulan, atau hari kerja setelahnya apabila tanggal tersebut
merupakan hari libur.
4. PIHAK PERTAMA akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) sesuai ketentuan yang
berlaku. Jika masa kerja belum 1 tahun, maka THR akan diberikan secara proporsional.
PASAL 8
PEMBAYARAN TAGIHAN
1. PIHAK KEDUA akan mengeluarkan surat tagihan setiap bulan yang memuat tentang
rekapitulasi pembayaran uang saku dan manfaat bagi peserta pemagangan, dan lain-lain
sebagaimana terdapat dalam Lampiran dan dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya tagihan tersebut, PIHAK
PERTAMA harus sudah menyetujui dan melakukan pembayaran atas tagihan tersebut
kepada PIHAK KEDUA. Pembayaran wajib dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, selambat –
lambatnya pertanggal enam (enam) setiap bulannya setelah invoice diterima oleh PIHAK
PERTAMA.
3. Atas pembayaran tagihan sebagaimana dimaksud pada pasal ini, segala bentuk
pengenaan dan/atau pemotongan pajak, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
BANK MANDIRI
156.00.1710170.2
A/N PT.ANUGERAH FATMA INDONESIA
1. Perjanjian ini berlaku selama 6 (ENAM) BULAN dan mengikat para pihak sejak
ditandatangani tanggal,14 DESEMBER 2021 dan berakhir dengan sendirinya tanggal, 14
JUNI 2021
2. Apabila PIHAK PERTAMA bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian ini,
maka maksud tersebut harus diberitahukan kepada PIHAK KEDUA secara tertulis minimal
1 (satu) bulan sebelum jangka waktu berakhirnya Perjanjian Kerjasama ini, dengan
ketentuan PARA PIHAK akan merundingkan kembali syarat, kondisi dan ketentuan dari
perjanjian tersebut, untuk Perpanjangan Perjanjian Kerjasama ini akan dibuat addendum
tersendiri yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
3. Apabila salah satu pihak melanggar isi perjanjian ini, maka pihak yang dirugikan dapat
mengajukan surat teguran maksimal 3 (tiga) kali dan apabila pelanggaran masih juga
dilakukan, maka pihak yang dirugikan berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini sebelum
tanggal berakhirnya surat perjanjian tanpa tuntutan apapun kecuali atas prestasi yang
diberikan.
PASAL 10
PEMUTUSAN PERJANJIAN DAN PEMBEBASAN HUKUM
1. Pemutusan perjanjian ini oleh para pihak dimungkinkan untuk dilakukan, dimana pihak
yang menginginkannya mengajukan permohonan pemutusan perjanjian, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum waktu putusnya perjanjian dan permohonan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari pihak yang lainnya, alasan pemutusan
perjanjian harus disebutkan, diantaranya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a) Adanya undang-undang, peraturan atau keputusan yang dikeluarkan pemerintah
Republik Indonesia atau Instansi terkait yang mempunyai akibat penghentian operasi
PIHAK PERTAMA dan/atau dinyatakan tidak syah oleh pihak yang berwenang.
b) Kelalaian PIHAK KEDUA untuk mendapatkan atau memelihara ijin lisensi yang
disyaratkan yang dapat mengakibatkan operasional PIHAK PERTAMA dinyatakan
tidak sah oleh PIHAK yang berwenang.
c) Setiap tindakan atau kelalaian PIHAK KEDUA atau salah seorang pekerjanya yang
menurut penilaian PIHAK PERTAMA semata-mata berakibat negative terhadap nama
baik PIHAK PERTAMA.
d) Kelalaian PIHAK KEDUA memenuhi ketentuan Pasal 6, 7 dan 8 perjanjian ini.
e) Alasan lain yang jelas dan dapat diterima oleh akal sehat.
3. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA sepakat bahwa setiap pemutusan perjanjian ini
akan berlaku tanpa harus mendapat keputusan pengadilan terlebih dahulu dan untuk
maksud tersebut para pihak dengan ini mengesampingkan seluruh ketentuan Pasal 1266
KUH Perdata Indonesia sepanjang disyaratkan adanya keputusan pengadilan untuk
pemutusan setiap perjanjian.
4. Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian ini oleh karena sebab apa pun, PIHAK KEDUA
akan mengembalikan kepada PIHAK PERTAMA semua peralatan magang dan bahan-
bahan yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA yang berada di dalam kekuasaan PIHAK
KEDUA atau para tenaga kerja magang, serta akan meninggalkan lokasi magang PIHAK
PERTAMA dengan tertib.
PASAL 11
PERJANJIAN MENYELURUH
Perjanjian ini berisi seluruh persetujuan antara para pihak mengenai pokok permasalahannya
dan menghapuskan serta menggantikan setiap dan seluruh persetujuan, pengertian dan
pernyataan sebelumnya, secara tertulis atau lisan yang telah disepakati para pihak. Perjanjian
ini hanya mungkin dan dapat diubah dengan persetujuan tertulis para pihak yang bersepakat.
PASAL 12
HUKUM YANG BERLAKU DAN DOMISILI
2. Untuk keperluan upaya hukum yang mungkin timbul dan/atau berkaitan dengan Perjanjian
ini, kedua belah pihak memilih domisili sah dan tidak berubah-ubah di Pengadilan Negeri
Bekasi.
PASAL 13
KEBIJAKAN DAN PERUBAHANNYA
1. Untuk menghindari kesalah pahaman antara PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA, maka
setiap kebijakan yang yang terkait dengan pelayanan terhadap pekerja berikut
2. Segala Kebijakan dan/atau perubahannya yang ditetapkan PIHAK PERTAMA tidak dalam
bentuk tertulis, dan/atau tidak disampaikan kepada PIHAK KEDUA, jika terjadi
kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan dan/atau perubahannya, maka PIHAK
KEDUA tidak bertanggung jawab atas kesalahan/kekeliruan tersebut.
PASAL 14
PAJAK – PAJAK
1. Jumlah uang yang telah dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka
Pajak Penghasilan (PPh Pasal 23) menjadi beban PIHAK KEDUA yang pembayarannya
dipotong langsung oleh PIHAK PERTAMA, untuk kemudian PIHAK KEDUA berhak
menerima bukti potong dari PIHAK PERTAMA.
2. Segala pajak-pajak yang timbul dikemudian hari akibat adanya Perjanjian ini selain
dimaksud dalam ayat 1 di atas akan menjadi beban PIHAK PERTAMA.
PASAL 16
PELANGGARAN DAN SANKSI
PASAL 17
1. PARA PIHAK yang menandatangani Perjanjian ini dianggap berwenang (Menurut HUKUM)
untuk menandatangani atas nama dan mengikat masing-masing pihak, PARA PIHAK akan
memberikan bukti yang sah mengenai hal ini sekiranya dikehendaki oleh salah satu pihak.
2. PIHAK KEDUA menjamin PIHAK PERTAMA bahwa seluruh aspek Legalitas perusahaan
dan perijinan telah dipenuhi, termasuk ijin sebagai perusahaan pengerah tenaga kerja dari
instansi terkait, apabila ternyata menurut peraturan yang berlaku PIHAK KEDUA harus
memenuhi perijinan tersebut maka hal tersebut merupakan tanggung jawab PIHAK
KEDUA sendiri dan melepaskan PIHAK PERTAMA dari tuntutan/gugatan ganti rugi berupa
apapun.
PASAL 18
FORCE MAJEURE
PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Segala perselisihan, persengketaan, atau perbedaan antar PARA PIHAK mengenai atau
sehubungan dengan Perjanjian ini, baik yang timbul sebelum dan pada saat ataupun
setelah pengakhiran Perjanjian ini, akan diselesaikan segala damai.
2. Dalam Hal perdamaian tersebut tidak tercapai dalam jangka waktu yang pantas, namun
tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan pemberitahuan tertulis
dari salah satu pihak yang menyatakan perselisihan tersebut, oleh pihak lainnya, maka
PARA PIHAK diberikan kebebasan dalam penyelesaian perselisihan tersebut apakah akan
diputuskan melalui Pengadilan Negeri sesuai dengan dan tunduk pada ketentuan Republik
Indonesia.
3. PARA PIHAK telah setuju dan sepakat bahwa apabila penyelesaian melalui Pengadilan
maka akan dipilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi.
PASAL 20
PEMBERITAHUAN
Setiap pemberitahuan, tagihan, dokumen dan komunikasi lain yang dibuat berdasarkan
Perjanjian Kerjasama ini, harus dibuat secara tertulis dan memberitahukan kepada masing-
masing pihak denagan alamat sebagai berikut :
- Setiap pihak dapat mengubah alamat dengan membuat pemberitahuan tertulis pada
pihak lainnya.
PASAL 21
LAIN – LAIN
1. Setiap ketentuan dalam perjanjian ini dapat berlaku secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri tanpa terbatas oleh pasal, ayat maupun judulnya.
2. Apabila suatu pasal atau beberapa ketentuan dalam Perjanjian ini tidak dapat berlaku
secara sah, hal tersebut tidak akan dengan cara apapun mempengaruhi ketentuan-
ketentuan lainnya yang terdapat disini.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan ditentukan kemudian dalam addendum
atas Perjanjian ini, perintah pembayaran dan dokumen tertulis lainnya yang ditandatangani
PARA PIHAK serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Bahwa segala lampiran-lampiran yang melekat dalam Perjanjian ini merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
5. Perjanjian ini tidak dapat ditambah, diubah, dimodifikasi dengan cara apapun selain secara
tertulis yang wajib ditandatangani oleh wakil-wakil yang sah dari masing-masing pihak.
6. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan
diberlakukan di Negara Republik Indonesia.
7. Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap dan masing-masing memilki kekuatan hukum
yang sama.
MELLYA FATMAWATI
Head Dept HRD Direktur Utama