Si
AKUNTANBILITAS
Akuntabilitas public ada 2:
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 1. Akuntabilitas vertical
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
Fungsi ASN: otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-
1) Pelaksana kebijakan publik; unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, daerah ke pusat,
2) Pelayan publik; dan pemerintah pusat kepada DPR
2. Akuntabilitas Horizontal
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Contohnya
adalah lembaga pemilihan umum yang independen, komisi
Perbedaan Responsibilas & Akuntabilitas pemberantasan korupsi, dan komisi investigasi legislatif.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab atau
hanya menggurkan kewajiban, sedangkan akuntabilitas adalah Tingkatan Akuntabilitas:
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, jadi selain 1. Akuntabilitas Personal
menggugurkan kewajiban, ada goals yang ingin dicapai, ada nilai mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti
kejujuran, integritas, moral dan etika
tambah lainnya yang membuat lebih baik.
2. Akuntabilitas Individu
mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. kerjanya
Nilai-nilai publik: (Ada 4) 3. Akuntabilitas Kelompok
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan ada dalam sebuah institusi.
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 4. Akuntabilitas Organisasi
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; yang telah dicapai
5. Akuntabilitas Stakeholder (Masyarakat)
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Jenis-jenis Akuntabilitas:
1. Akuntabilitas Profesional
Aspek-Aspek Akuntabilitas (Ada 5)
2. Akuntabilitas Prosedural
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
3. Akuntabilitas Perundangan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
4. Akuntabilitas Administratif
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
5. Akuntabilitas Moral
Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi
6. Akuntabilitas Sosbud
adalah hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah
7. Akuntabilitas Tuhan YME
pihak.
mekanisme akuntabilitas organisasi
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat 1. sistem penilaian kinerja, (Untuk unit pelayanan)
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam 2. sistem akuntansi, (Untuk unit keuangan)
konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk 3. sistem akreditasi (Terkait pendidikan sprit diklat)
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan 4. sistem pengawasan (CCTV, finger prints, ataupun
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk software untuk memonitor pegawai menggunakan
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal. komputer atau website yang dikunjungi).
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti dimensi:
nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum,
birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap
laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk hukum dan peraturan yang diterapkan
institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi 2. Akuntabilitas proses
Pemerintah). Bekerja dengan prosedur, adanya tujuan yang dicapai.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi. dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja nepotisme.
Karena ingin mencapai nilai-nilai yang baik yang harus dicapai, 3. Akuntabilitas program,
stake holder merasa puas. Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan Apakah
tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan Apakah ada
Pentingnya akuntabilitas: alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal
Sebagai prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap dengan biaya minimal.
level/unit organisasi, untuk membentuk sikap dan perilaku PNS 4. Akuntabilitas kebijakan
dengan mengedepankan kepentingan public dan memiliki terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas
integritas. kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan
masyarakat luas.
Fungsi Akuntabilitas: (Ada 3)
1. Untuk menyediakan control demokrasi, (Peran Alat Akuntabilitas:
Demokrasi) 1. Perencanaan Strategis berupa RPJP, RPJM, RKP,
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang RENSTRA, SKPD dan SKP untuk setiap PNS
(Peran Konstitutional) 2. Kontrak kinerja. Untuk smua PNS. Kontrak atau perjanjian
3. Untuk menigkatkan efisiensi dan efektivitas (Peran kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan
belajar) Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Akuntabilitas merupakan kontrak Prestasi Kerja PNS.
1. Kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi 3. LAKIP
2. Pemerintah yang diwakili PNS dengan masyarakat
UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (selanjutnya disingkat: KIP)
Menciptakan Lingkungan yang akuntabel Seperti bunyi Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 tercantum
1. Kepemimpinan beberapa tujuan, sebagai berikut: (1) Menjamin hak warga
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan
dalam menciptakan lingkungannya. publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; (2)
2. Transparansi Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
Tujuannya : a. Mendorong komunikasi yang lebih besar kebijakan publik; (3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal; pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
keputusan; c. Meningkatkan akuntabilitas dalam dipertanggungjawabkan; (5) Mengetahui alasan kebijakan publik
keputusan-keputusan; d. Meningkatkan kepercayaan dan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6)
keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
3. Integritas mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7) Meningkatkan
integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik
tinggi dan mematuhi semua hukum untuk menghasilkan layanan informasi.
yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. (Pasal 1 Ayat 2). Informasi publik terbagi dalam 2 kategori:
4. Tanggung Jawab 1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan.
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan 2. Informasi yang dikecualikan (informasi publik yang
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, perlu dirahasiakan). Pengecualiannya tidak boleh bersifat
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang permanen. Ukuran untuk menjadikan suatu informasi
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk publik dikecualikan atau bersifat rahasia adalah: (i) Undangundang;
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. (ii) kepatutan; dan (iii) kepentingan umum.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keterbukaan informasi memungkinkan adanya ketersediaan
6. Kepercayaan (aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip.
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan negara dunia) adalah:
akuntabilitas. 1. Maximum Access Limited Exemption (MALE)
7. Keseimbangan Pada prinsipnya semua informasi bersifat terbuka dan bias
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan diakses masyarakat. Suatu informasi dapat dikecualikan hanya
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. karena apabila dibuka, informasi tersebut dapat merugikan
8. Kejelasan kepentingan publik. Pengecualian itu juga harus bersifat
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan terbatas, dalam arti: (i) hanya informasi tertentu yang dibatasi;
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus dan (ii) pembatasan itu tidak berlaku permanen.
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi 2. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan
tujuan dan hasil yang diharapkan. 3. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat
9. Konsistensi 4. Informasi Harus Utuh dan Benar
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak 5. Informasi Proaktif
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya 6. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat B.Praktik Kecurangan (Fraud) dan Perilaku Korup
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan
organisasi. pelayanan yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan
publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi
oleh para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan
pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap aparat
sangat berkaitan dengan etika.
Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang dapat terjadi
secara bersamaan, yaitu:
1. Peluang untuk melakukan fraud.
2. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur
organisasi yang anti kecurangan dapat mendukung secara
efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat erat
hubungannya dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu
keberhasilannya yang saling terkait antara satu dengan yang
lainnya, yaitu : 1) Komitmen dari Top Manajemen Dalam
Organisasi; 2) Membangun Lingkungan Organisasi Yang
Kondusif: 3) Perekrutan dan Promosi Pegawai; 4)Pelatihan
nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-standar
pelaksanaan ; 5) Menciptakan Saluran Komunikasi yang
Efektif; dan 6) Penegakan kedisiplinan.
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. (Cepat, tepat, 5 pilar manajemen mutu
Mudah) pemimpin, komitmen, organisasi, proses, produk
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat NILAI DASAR ORIENTASI MUTU
evaluasi. • Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan budaya mutu;
tindakan factual • Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan;
• Beradaptasi dengan perubahan;
Sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem • Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik
administrasi publik sejak kemerdekaan : internal maupun eksternal;
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah • Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang dilandasi kepercayaan dan kejujuran;
• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang • Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-defect) dan tanpa
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil pemborosan (zero-waste), sejak memulai setiap
• Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang pekerjaan.
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa terdapat sepuluh
• Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu :
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil “(1) Tangible (nyata/berwujud), (2) Reliability (kehandal
an), (3) Responsiveness (Cepat tanggap), (4) Korupsi Defensif
Competence(kompetensi), (5) Access (kemudahan), (6) Courtesy Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan
(keramahan), (7) Communication (komunikasi), (8) Credibility diri dari pemerasan
(kepercayaan), (9) Security (keamanan), (10)Understanding the
Customer (Pemahaman pelanggan). KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI
Alat pemastian mutu pelanggan (Osborne & Plastrik, 2000, hal. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 :
175): Standar pelayanan pelanggan; Ganti rugi pelanggan (1) Kerugian keuangan negara, (2)Suap-menyuap, (3) Pemerasan,
(customer redress); Jaminan mutu; Audit mutu; Penanganan (4) Perbuatan Curang, (5)Penggelapan dalam Jabatan,
Keluhan Pelanggan; Ombudsman) (6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi.
Lampiran Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (Menpan) Nomor: KEP/25/M.PAN/2 Kerugian keuangan negara
/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks • Suap menyuap
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,
• Pemerasan
dinyatakan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat diukur
• Perbuatan curang
oleh 14 unsur sebagai berikut : Prosedur pelayanan; Persyaratan
Pelayanan; Kejelasan petugas pelayanan; Kedisiplinan petugas • Penggelapan dalam jabatan
pelayanan; Tanggung jawab petugas pelayanan; Kemampuan • Benturan kepentingan dalam pengadaan
petugas pelayanan; Kecepatan pelayanan; Keadilan mendapatkan • Gratifikasi
pelayanan; Kesopanan dan keramahan petugas; Kewajaran biaya
pelayanan; Kepastian biaya pelayanan; Kepastian jadwal Kerugian Keuangan Negara
pelayanan; Kenyamanan lingkungan; Keamanan Pelayanan. - Pasal 2
- Pasal 3
Suap – Menyuap
EMPAT FOKUS INOVASI - Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11
• ‘Product innovation’ –menyangkut perubahan - Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a
produk/jasa yang dihasilkan; - Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b
• ‘Process innovation’ –menyangkut perubahan dalam - Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)
cara pembuatan dan/atau pengiriman; - Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c
• “Position innovation’ -menyangkut perubahan dalam - Pasal 12 huruf b - Pasal 12 huruf d
konteks promosi untuk memperkenalkan produk/jasa; Penggelapan dalam jabatan
• ‘Paradigm innovation’ –menyangkut perubahan dalam - Pasal 8
hal model mental atau kerangka kerja organisasi. - Pasal 9
- Pasal 10 huruf a
HAMBATAN PROSES INOVASI - Pasal 10 huruf b
1.Pemimpin atau pihak-pihak yang menolak menghentikan - Pasal 10 huruf c
program atau membubarkan organisasi yang dinilai telah gagal. Pemerasan
2.Sangat tergantung kepada high performers bahkan top leader - Pasal 12 huruf e
sebagai sumber inovasi. - Pasal 12 huruf g
3.Walaupun teknologi tersedia, tetapi struktur organisasi dan - Pasal 12 huruf h
budaya kerja, serta proses birokrasi yang berbelit-belit
menghambat berkembangnya inovasi. Perbuatan curang
4.Tidak ada rewards atau insentif untuk melakukan inovasi atau - Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pasal 7 ayat (1)huruf b
untuk mengadopsi inovasi.
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
5.Lemah dalam kecakapan (skills) untuk mengelola resiko atau
- Pasal 7 ayat (1) huruf d
mengelola perubahan. - Pasal 7 ayat 2
- Pasal 12 huruf h
ANTI KORUPSI
Korupsi Benturan kepentingan dalam pengadaan
Berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti - Pasal 12 huruf I
kerusakan atau kebobrokan Gratifikasi
- Pasal 12 B jo. Pasal 12 C
7 Jenis Korupsi :
Korupsi Transaktif
Korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPK :
antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua
pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :
Korupsi Ekstroaktif - Pasal 21
Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan) tertentu
dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar :
kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau - Pasal 22 jo. Pasal 28
hal-hal yang dihargai.
Korupsi Investif Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:
Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa - Pasal 22 jo. Pasal 29
adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. keterangan palsu :
Korupsi Nepotistik - Pasal 22 jo.Pasal 35
Korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau
yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
jabatan publik. keterangan atau memberi keterangan palsu
Korupsi Autogenik
Korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan Saksi yang membuka identitas pelapor :
untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan - Pasal 24 jo. Pasal 31
pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri
Korupsi Suportif Nilai dasar anti korupsi
Korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang kondusif Judi mandi di beras jagung
untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak pidana 1. Jujur
korupsi yang lain. 2. Peduli
3. Mandiri Dis-Asosiasi : Setiap ada fenomena atau kejadian yang akan
4. Disiplin berpengaruh negatif yang ditujukan pada diri kita, untuk
5. Tanggung jawab menghindarinya kita melakukan gerakan atau asosiasi sehingga
6. Kerja keras pengaruh tersebut tidak terarah pada diri kita, namun kita tetap
7. Sederhana mengendalikan sepenuhnya pengaruh tersebut.
8. Berani
9. Adil Multi Protection of Integrity (MPI) dapat dilakukan oleh manusia
yang telah menghidupkan nuraninya. Manusiamanusia yang selalu
terjaga dari pengaruh negatif dari luar serta manusia-manusia yang
Penanaman Nilai Integritas mampu mengendalikan dirinya dari berbagai dorongan
penyimpangan. Untuk melakukan perubahan pengaruh yang
sudah masuk bawah sadar, maka perlu kita mulai dengan
memahami bagaimana pengaruh bisa masuk bawah sadar.
Terdapat 2 jalur sebagai berikut: 1. Jalur pengulangan; 2. Jalur
Bawah Sadar; 3. Jalur “effect WOW”;
A. Kesediaan
Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance) adalah
ketika individu bersedia menerima pengaruh untuk
berintegritas dari orang lain atau dari kelompok lain,
dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau
tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
B. Identifikasi Bangun Sistem Integritas
Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru integritas reframing culture adalah upaya mengubah orientasi dari perilaku
seseorang atau kelompok lain dikarenakan integritas sudah sesuai korupsi yang berbentuk kolusi. Unsurunsur yang membentuk kolusi
dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang baik perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran (paradigma) atau kita
menyenangkan antara dia dengan yang memberikan pengaruh sebut sebagai konten dilakukan perubahan atau dikembalikan
terkait integritas. orientasi (konteks) menjadi gotong royong yang sebelumnya telah
C.Internalisasi menjadi budaya yang sangat kuat di masyarakat Indonesia.
Internalisasi integritas terjadi apabila individu menerima pengaruh Seeding Of Integrity merupakan upaya untuk menanamkan
dan bersedia bersikap dan berperilaku dengan penuh integritas pengaruh integritas pada bawah sadar hingga dapat membentuk
dikarenakan integritas tersebut sesuai dengan apa yang ia perilaku, kebiasaan dan budaya integritas. Seakan menjadi suatu
percayai dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. pertempuran antara integritas dan korupsi, saling memperkuat
Internalisasi integritas akan maksimal ketika kita mampu untuk mempengaruhi pegawai negeri di Indonesia.
menggabungkan pendekatan inside out dan out side in. Untuk Proses menanamkan pengaruh dari luar ke dalam diri manusia
terjadinya hal tersebut maka: terkait erat dengan panca indera (modality) sebagai pintu
1. Lingkungan yang berintegritas : perbanyak hidup dalam interaksi dan sub modality agar pengaruh integritas tersebut
lingkungan yang positif dapat masuk dalam area bawah sadar, yang selanjutnya
2. Proteksi Integritas : pastikan pengaruh lingkungan yang diharapkan dapat menjadi perilaku otomatis, kebiasaan dan
negatif tidak masuk dalam pikiran (diri) budaya. Secara umum kita mengenal terdapat 3 besaran
3. Perubahan Sistem Nilai : jika pengaruh sudah masuk dalam modality dan 1 gabungan modality yaitu : 1) Auditory, 2) Visual,
pikiran (diri) segera lakukan teknik perubahan sistem nilai, 3) Kinestetik dan 4) Multi modality.
4. agar yang negatif dapat dihapuskan dan diganti dengan yang Sistem integritas yang sudah ataupun yang akan dibangun
positif merupakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan dan
(Lingkungan Berintegritas) Hidup dalam lingkungan yang positif penjagaan integritas, seakan terjadi penyelarasan antara
dapat dilakukan dengan: rohani dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa, pikiran,
1. M e m p e r b a n y a k t e m a n y a n g berperilaku positif perasaan, ucapan dan tindakan dengan nurani dan lingkungan
2. Memperbanyak artefak/simbol dan sejarah yang memberikan (sistem dan budaya integritas), inilah yang disebut dengan
makna atau inspirasi untuk melakukan perilaku positif dan selalu pelembagaan integritas. Integritas yang terlembagakan dalam
ingat akan kebaikan dan kebenaran diri dan organisasi.
3. Memperbanyak rutinitas atau ritual positif Sistem-sistem khusus untuk pengendalian korupsi dan standar
4. Membangun atau menjalankan sistem integritas : etika contohnya adalah: Peningkatan Peran Pengawasan Internal,
Kepemimpinan, Struktur Organisasi, Sistem Pengendalian, dll. Post Employment, Integrity checking, pengungkapan isu integritas,
Proteksi integritas agar pengaruh lingkungan negatif tidak dapat pengendalian gratifikasi, pelaporan harta kekayaan, analisis risiko
masuk dalam diri kita dapat dilakukan dengan : terhadap integritas, revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku,
1. M e l a k u k a n s i m b o l i s a s i y a n g dilengkapi dengan seleksi dan keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi eksternal
imajinasi, sugesti dan asosiasi bahwa pengaruh tersebut hanya integritas.
ada diluar diri kita dan tidak pernah masuk ke dalam diri Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai
2. Melakukan dis-asosiasi, yaitu keluar dari lingkaran pengaruh tujuannya dan menjaga individu dalam organisasi, maka
negatif tersebut kematangan pelaksanaan programnya dilaksanakan secara
3. Melakukan Multi Protection of Integrity optimal lewat tahapan : 1) Not Performance (belum ada
Simbolisasi -> (Teknik dasar Internalisasi : imajinasi, sugesti dan kinerja), 2) Adhoc, (sementara, reaktif , mendadak) 3) Planned
asosiasi) (terencana dan teroganisasi dengan baik) 4) Institutionalized
(menyatu dengan sistem organisasi 5) Evaluated (telah dapat
dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan)
Pelayanan Publik
Eksludabilitas
Revitalitas
Tinggi Rendah
PUBLIK:
SEMI PRIVAT :
- Udara bersih
Rendah • Jalan Tol
- Jaminan Keamanan
• Fasilitas Bandara
TNI/POLRI
SEMI PUBLIK:
PRIVAT : - Hasil Hutan
Tinggi • Rumah - Sumber air bawah
• Mobil tanah
- Taman wisata(?)