Diajukan Oleh:
Menyetujui,
Dr. drh. I Wayan Sudira, M.Si Dr. drh. Ni Luh Eka Setiasih, S.KH, M.Si
NIP. 196902281997031003 NIP. 197208161998022001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Estimo Pet House Shop
And Clinic ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai tugas lanjutan
terselesaikannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai syarat wajib dalam menempuh
Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH).
Dalam kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
kepada:
1. Prof. Dr. drh. I Nengah Kerta Besung, M.Si, selaku dekan Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana, Dr. drh. I Wayan Sudira, M.Si selaku dosen
koordinator PKL, dan Dr. drh. Ni Luh Eka Setiasih, S.Kh, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan izin kepada penulis selaku mahasiswa
untuk melaksanakan kegiatan PKL di Estimo Pet House Shop And Clinic.
2. Pimpinan di Estimo Pet House Shop And Clinic beserta jajarannya yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan PKL selama
5 minggu.
3. Segala pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan pelaksanaan dari salah satu
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan ke dalam
dunia kerja. Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) merupakan
program yang bertujuan untuk menghasilkan seorang dokter hewan yang
profesional. Untuk menjadi dokter hewan yang professional maka ilmu dan
keterampilan yang didapat di bangku kuliah harus mampu diterapkan dalam
kehidupan nyata. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan PKL yang langsung terjun
kelapangan atau masyarakat. Kegiatan PKL yang dilaksanakan secara langsung di
Estimo Pet House Shop And Clinic, diharapkan dapat memberikan gambaran
kegiatan selama di Estimo Pet House Shop And Clinic.
Dokter hewan merupakan sumber daya nasional yang unik, oleh karena mereka
adalah satu-satunya profesional kesehatan yang dididik dalam “multi species
comparative medicine”. Peran dokter hewan yang utama adalah dalam
pemeliharaan kesehatan hewan kesayangan, hewan ternak, hewan kebun binatang,
hewan olah raga dan hewan laboratorium, baik yang hidup di darat, di air, maupun
di udara.
Dokter hewan praktisi merupakan bidang yang paling banyak diminati oleh
sebagian besar mahasiswa kedokteran hewan di universitas manapun. Persaingan
kerja di masa mendatang akan semakin ketat. Oleh karenanya selain dibekali
dengan pengetahuan dasar yang didapatkan di bangku kuliah, penting untuk
mahasiswa kedokteran hewan Universitas Udayana mengembangkan pengetahuan
serta kemampuan yang telah didapat melalui kegiatan-kegiatan praktek langsung,
guna memiliki keterampilan dan kecakapan yang lebih dalam menangani pasien
secara langsung, sehingga akan meningkatkan kualitas dari calon dokter hewan
masa depan dan nantinya diharapkan memiliki nilai jual yang tinggi di masyarakat.
Salah satu sarana penunjang bagi mahasiswa pendidikan profesi dokter hewan
untuk dapat meningkatkan kemampuan serta keterampilannya yaitu dengan
mendapatkan kesempatan PKL di Estimo Pet House Shop And Clinic. Melalui
Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa mendapatkan wawasan dan
pengalaman yang tidak didapatkan dari bangku kuliah. Dengan mengikuti kegiatan
PKL ini pula, diharapkan mahasiswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja
dan dapat menjadi dokter hewan yang handal dan professional.
TINJAUAN PUSTAKA
Estimo Pet House Shop and Clinic dibangun pada Februari 2012 oleh drh. Liza
Harwianto berdasarkan panggilan dan cintanya kepada hewan. Pertama kali dibangun
dengan nama Mitra Pet Smart and Clinic. Pada tanggal 13 Desember 2013, bersama-
sama dengan partner bisnisnya, Christine, cabang pertama Estimo dibangun. Estimo
Pet House Shop saat ini memiliki empat cabang, yaitu Estimo 1 Jalan Setiabudi No.
50, Pemecutan Kaja, Denpasar Barat, Estimo 2 Jalan Sidakarya No. 69, Denpasar
Selatan, Estimo 3 Jalan Gunung Salak No. 251 B, Padangsambian Klod, Denpasar
Barat, dan Estimo 4 yang terletak di Jalan Hang Tuah Sanur No. 68, Denpasar Selatan.
Arti nama Estimo tidak sembarangan dipilih. Estimo diambil dari nama anjing milik
drh. Liza, yatu Estimo Prince Ernesto. Tanggal pembukaannya juga merupakan tanggal
ulang tahun Ernesto.
2.4 FASILITAS
Fasilitas yang terdapat pada Estimo Pet House Shop and Clinic antara lain:
• Fasilitas umum: tempat parkir, ruang tunggu, dan toilet.
• Pet Shop
• Grooming
• Boarding anjing dan kucing
• Kilinik Hewan yang terdiri dari:
• Peralatan diagnostik: mikroskop, alat tes darah lengkap (hematology
analyzer), dan USG.
• Peralatan medis: peralatan untuk pemeriksaan hewan, operasi,
sterilisasi alat, dan peralatan pendukung lainnya.
• Ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang operasi, ruang farmasi,
ruang rawat inap infeksius dan non infeksius.
Estimo Pet House Shop and Clinic memiliki beberapa pelayanan yaitu layanan
grooming dan boarding anjing dan kucing, layanan penjemputan pasien, pelayanan
house call berupa pemeriksaan dan pengobatan hewan dengan mendatangi rumah
klien, memberikan layanan pemeriksaan, diagnostic, pengobatan dan perawatan
langsung di Estimo Pet House Shop and Clinic.
BAB III
PELAKASAAN KEGIATAN
Peserta yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Estimo Pet House
Shop and Clinic, Denpasar, Bali, yaitu:
4.1 Hasil
Kegiatan selama PKL yang dilakukan di Estimo Pet house Shop and Clinic
meliputi pemeriksaan klinis dan laboratorium, perawatan dan pengobatan pasien rawat
inap, pembedahan, house call, dan diskusi kasus. Selama pelaksanaan kegiatan PKL
selalu didampingi dan dibimbing dokter hewan di setiap cabang.
Tabel 4.1 Hasil kegiatan selama PKL di Estimo Pet house Shop and Clinic selama lima
minggu.
4.2 Pembahasan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana dilaksanakan di Estimo Pet house and Clinic. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 13 September – 16 Oktober 2021. PKL dilaksanakan selama
lima minggu, dimana mahasiswa PKL dibagi dua kelompok dan di tempatkan secara
bergantian di dua cabang klinik yaitu Estimo Pet house and Clinic 1 yang beralamat Jl.
Setia Budi No.50, Pemecutan Kaja, Denpasar dan Estimo Pet house and Clinic 3 yang
beralamat Jl. Gunung Salak Selatan B No.251, Padangsambian, Denpasar. Kegiatan
PKL selama lima minggu dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu : Pemeriksaan
pasien, prosedur manajemen rawat inap, konsultasi, pengobatan, pemeriksaan
laboratorim, dan operasi serta kegiatan lainnya didampingi oleh dokter. Kegiatan pagi
hari diawali dengan persiapan, pengecekan kondisi dan pengobatan untuk pasien rawat
inap diruangan infeksius maupun non infeksius yang dilakukan oleh dokter jaga dan
mahasiswa PKL. Setelah itu dilanjutkan dengan membantu dokter jaga di Ruang klinik
dengan menerima pasien dan membantu melakukan pemeriksaan, jika ada penangan
dengan operasi, seluruh mahasiswa PKL mengikuti kegiatan operasi hingga selesai.
Sore hari dilanjutkan dengan persiapan dan pemberian obat-obatan dan makanan untuk
pasien rawat inap. Selain itu, kegiatan lain yang sering dilakukan yaitu house call atau
menuju kediaman klien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan (general
check up), vaksinasi, pengambilan sampel, pemasangan chip dan penanganan lainya
dengan pengobatan sesuai dengan keluhan dan diagnosa.
Estimo Pet house and Clinic disetiap cabangnya, terdiri dari dua lantai. Lantai
pertama terdapat admin dan kasir, pet shop yang menjual produk-produk seperti segala
jenis pakan, aksesoris, dan keperluan lainya untuk hewan, kemudian ruang grooming,
ruang penitipan hewan (boarding). Lantai dua merupakan klinik yang terdiri dari ruang
pemeriksaan, ruang rawat inap infeksius dan non infeksius, ruang obat, ruang operasi
dan juga ruang dokter. Ruang pemeriksaan dilengkapi dengan pemeriksaan darah rutin,
centrifuge, mikroskop binokuler, urinalisis, perlengkapan, pemeriksaan cytologi, USG
portable dan peralatan penunjang diagnostik lainnya. Ruang operasi terdiri dari ruang
pre-operasi dan pascaoperasi serta dua unit ruang operasi mayor dan minor. Ruangan
ini dilengkapi dengan meja operasi, mesin anastesi, mesin monitoring anastesi,
autoclaf, mesin dental, dan lemari yang berisi peralatan operasi yang sudah steril.
Pelayanan medis yang dilakukan di Estimo Pet house and clinic meliputi
medical check up, vaksinasi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kulit, scalling
gigi, akupuntur, USG dan X-ray, serta tindakan pembedahan. Beberapa tindakan
pembedahan yang dilakukan selama penulis melakukan PKL antara lain
ovariohisterektomi, kastrasi, kateterisasi, laparotomi obstruksi usus, laparotomi
pyometra, dan sectio caesaria. Tindakan-tindakan prosedur yang dilakukan selama
penulis melaksanakan PKL diantaranya pemberian force feed (FF), pemberian obat oral
dan injeksi (SC, IM, IV), pemeriksaan body temperature (BT), prosedur kastrasi kucing
(di bawah pengawasan dokter hewan jaga), prosedur ovariohisterektomi anjing (di
bawah pengawasan dokter hewan jaga), kateterisasi, flushing infus, pemasangan infus
set, pemasangan dan penggantian bandage luka, pengambilan darah pada anjing kasus
parasit darah, ulas darah, pemeriksaan darah lengkap dan biokimia darah, urinalisis,
cytologi kulit, pemeriksaan USG, dan prosedur nebulizer.
1. Pyometra
Pyometra adalah suatu peradangan disertai akumulasi nanah dalam uterus. Penyakit
ini memiliki etiologi dan pathogenesis yang kompleks, yaitu melibatkan interaksi
hormon dengan bakteri (Hagman dan Kuhn, 2002). Bakteri tersebut merangsang
timbulnya penyakit pada saat memasuki fase metestrus, karena pada saat tersebut
terjadi peningkatan hormon progesteron, Hormon progesterone mendukung
pertumbuhan endometrium dan sekresi kelenjar. Hiperplasia endometrium dan
akumulasi produksi kelenjar uterus pada akhirnya menyebabkan dan memberikan
lingkungan yang nyaman untuk pertumbuhan bakteri Bakteri yang merupakan flora
normal vagina atau infeksi subklinis saluran urinaria merupakan sumber yang paling
banyak menyebabkan kontaminasi pada uterus (terutama bakteri E. coli dan
Streptococcus spp), walaupun Stapylococcus, Streptoccocus, Pseudomonas, Proteus
spp, dan bakteri lain seperti Clostridium perfringens pernah diisolasi dari uterus
penderita pyometra (Hernades et al., 2003).
Seekor kucing bernama poppy, dengan umur 2 tahun dan bobot 3.4 kg, datang ke
Estimo Pet house Shop and Clinic cabang 3 pada tanggal 01 Oktober 2021 dengan
keluhan lemas, anoreksia, keluar leleran dari vulva dan tidak defekasi sejak dua hari
yang lalu. Dilaporkan sebelumnya kucing tiga bulan yang lalu diberikan injeksi obat
kontrasepsi. Pada pemeriksaan fisik, diperoleh hasil dengan suhu tubuh 40oC, laju
respirasi 60 kali/menit, laju pulsus 128 kali/menit dan detak jantung 144 kali/menit,
capillary refill time (CRT) lebih dari dua detik dan tugor kulit lambat. Atas dasar
kecurigaan hewan mengalami pyometra, hewan disarankan dilakukan tes radiografi (x-
ray) dan USG tetapi pemilik menolak karena biaya, sehingga hanya dilakukan
pemeriksaan darah untuk penanganan selanjutnya.
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Darah Kucing Kasus
Kucing kasus dipremedikasi dengan Atropin sulfat dengan dosis 0,02 mg/kg
secara intramuskular. Kucing kasus diinduksi anastesi dengan kombinasi Ketamine 0,4
mg/kg dan xylazine 0,1 mg/kg secara intramuskular. Setelah hewan teranastesi,
persiapan hewan lainnya yakni pencukuran dan pembersihan site operasi (daerah
abdomen) dengan chlorexidine dan alkohol 70%. Setelah itu, dilakukan operasi dengan
membuat sayatan pada garis tengah abdomen dari posterior umbilikus dengan panjang
kurang lebih 3 - 4 cm kebelakang tepat diatas vesica urinaria, lapisan pertama yang
disayat adalah kulit kemudian jaringan subkutan. Jaringan subkutan kemudian
dipreparir sedikit hingga terlihat linea alba dan dilakukan insisi pada linea alba untuk
membuka rongga bdomen. Setelah itu bagian tepi linea alba dijepit kiri dan kanan
dengan menggunakan Allis forcep. Kemudian, sayatan tersebut diperpanjang ke arah
anterior dan posterior menggunakan gunting tajam- tumpul (bertujuan agar tidak
melukai organ bagian dalam), dengan panjang sesuai dengan sayatan yang telah
dilakukan pada kulit. Setelah rongga abdomen terbuka, kemudian dilakukan pencarian
organ uterus dan ovarium. Pencarian uterus dan ovarium dilakukan dengan
menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan ke rongga abdomen. Setelah itu, uterus
ditarik keluar dari rongga abdomen hingga posisinya adalah ekstra abdominal. Pada
bagian ujung tanduk uteri ditemukan ovarium dan dipreparir hingga posisinya ekstra
abdominal. Saat mempreparir, beberapa bagian yang dipotong diantaranya adalah
penggantung uterus (mesometrium), penggantung tuba falopi (mesosalphinx), dan
penggantung ovarium (mesoovarium). Pada saat mempreparir uterus dan jaringan
sekitarnya, dinding uterus tetap dijaga jangan sampai robek atau rupture. Dengan
menggunakan klem arteri, dilakukan penjepitan pada bagian penggantung ovarium dan
termasuk pembuluh darahnya. Penjepitan dilakukan menggunakan dua klem arteri
yang dijepitkan pada penggantung tersebut secara bersebelahan. Pada bagian anterior
dari klem arteri yang paling depan, dilakukan pengikatan menggunakan benang vicryl
2/0 Setelah itu, dilakukan pemotongan pada penggantung tersebut menggunakan
gunting pada posisi diantara dua klem arteri tadi. Klem arteri yang menjepit
penggantung dan berhubungan dengan uterus tidak dilepas sedangkan klem arteri yang
satunya lagi dilepas secara perlahan-lahan, sebelumnya pastikan tidak ada perdarahan
lagi. Kemudian berikan cairan infuse agar organ tidak terlalu kering dan lakukan hal
yang sama pada bagian uterus yang disebelahnya, dilakukan penjepitan,
pengikatan,dan pemotongan dengan cara yang sama. Setelah kedua tanduk uteri beserta
ovariumnya dipreparir, maka selanjutnya adalah bagian corpus uteri yang dipreparir.
Pada bagian corpus uteri, dilakukan penjepitan menggunakan klem yang agak besar.
Kemudian diligasi dengan penjahitan corpus uteri menggunakan benang vicryl 2/0.
Dilakukan pengikatan dengan kuat melingkar pada corpus uteri menggunakan benang
vicryl 2/0, dan pada ikatan terakhir dikaitkan pada corpus uteri agar ikatan lebih kuat.
Setelah itu, dilakukan pemotongan menggunakan scalpel pada bagian corpus uteri yaitu
pada posisi diantara dua klem tadi. Kemudian, uterus dan ovarium dilepas dan diangkat
keluar tubuh, dan jika sudah tidak ada perdarahan, klem yang satunya lagi dapat dilepas
secara perlahan dan sebelum ditutup ditetesi dengan antibiotic longamox, yang telah
diencerkan. Selanjutnya dilakukan teknik penjahitan dengan menuggunakan benang
vicryl 2/0 untuk menutup rongga abdomen berturut turut dilakukan penjahitan
aponeurose dari M. obliqous abdominis externus dan internus dengan menggunakan
teknik terputus sederhana (simple interrupted). Penjahitan terakhir dilakukan pada
jaringan subkutan dan kulit dengan teknik jahitan subkutikuler pada jaringan subkutan
menggunakan benang chromic 2/0 dan dilanjutkan dengan jahitan sederhana terputus
pada kulit menggunakan benang silik 2/0. Setelah selesai proses penjahitan bagian
yang permukaan dijahit diberikan betadine dan hewan diinjeksikan antibiotik
longamox dengan dosis 0,3 mg/ml secara intramuskuler.
A B
pembersihan luka satu kali sehari. Untuk obat pulang diberikan obat antibiotik
cefixime (sediaan 100 mg, dosis 0,25 mg/kg) PO selama tujuh hari hari dan
multivitamin (Livron b-pleks, PT. Phapros, Tbk, Semarang, Indonesia) satu tablet
sehari selama tujuh hari.
Gambar 4.2. (A) Luka jahita kucing setelah tiga hari pasca operasi dan (B)
kondisi kucing setelah tiga hari rawat inap dengan nafsu makan dan minum yang
sudah normal.
Gambar. 4.3 Pemasangan kain drape yang dilakukan pada anjing yang akan dilakukan
kastrasi.
Selanjutnya dilakukan penekanan pada skrotum untuk mendorong salah satu
testis ke depan menuju daerah prescrotalis. Dilakukan insisi pada kulit dan subkutan
diatas darah prescortalis. Insisi dilakukan lebih dalam sampai fiscia spermatica dapat
untuk mengeluarkan testis dan dilanjutkan dengan melakukan insisi pada tunika
vaginalias di atas testis. Setelah testis berhasil dikeluarkan dilakukan ikatan sebanyak
3 kali pada bagian proximal hemostat (pembuluh darah dan ductus deferent) dengan 3-
0 chromic catgut. Hemostat dilepaskan dan dikontrol di diamati apakah terjadi
pendarahan. Sisa spermatic cord dimasukan lagi ke dalam. Testis yang lain dikeluarkan
dengan cara yang sama. Kulit jahit dengan benang Vicril 3-0 dan dilanjutnya dengan
jahitan menerus dan dilanjutnya dengan pola jahitan subkutikuler. Pasca operasi anjing
diberikan injeksi antibiotik Penstrep (IM) dan diresepkan obat pulang berupa antibiotik
Amoxcyclin PO selama 7 hari dan antiradang Carprofen PO selama 5 hari.
A B
Gambar 4.4 Hasil Operasi jahitan pascaoperasi (kanan) dan testis pada
anjing yang telah diangkat.
Seekor anjing ras golden, berusia 6 bulan, berjenis kelamin jantan dan dengan
berat badan 27 kg. Datang dengan keluhan hewan sudah sulit mengontrol baung air
kecil selama 2 hari terakhir, sebelunya hewan pernah datang dengan masalah kulit. Saat
dilakukan X-ray didapati hasil bahwa hewan tesebut menelan benda asing/ Corpora
aliena berupa batu kolam (gambar 4.5).
Gambar 4.5 Hasil pemeriksaan X-ray pada anjing golden, di temukan adanya batu kolam
(tanda panah) di dalam saluran pencernaan (lambung)
4. Dermatofitosis
Dermatofitosis merupakan penyakit zoonis yang disebabkan oleh kapang yang
tergolong dalam genus dermatofita, dan pada hewan lebih dikenal dengan penyakit
ringworm. Kapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit yang terdiri atas
genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Dermatofita akan
menginfeksi kulit superfisial dengan satu atau lebih spesies jamur yang umumnya
bersifat keratofilik seperti Microsporum sp, Trichophyton sp, dan Epidermophyton sp.
Dermatofita yang paling umum menginfeksi anjing dan kucing adalah Microsporum
canis (Outerbridge, 2006). Dermatofitosis dapat menginfeksi kulit, rambut, atau kuku.
Pada anjing, sekitar 70% penderita ringworm disebabkan kapang Microsporum canis,
20% oleh Microsporum gypseum, dan 10% oleh Trichophyton mentagrophytes
(Vermout et al., 2008). Dermatofita sering ditemukan di rambut dan lapisan keratin
kulit karena dapat memakan protein keratin (Outerbridge, 2006). Penyebaran penyakit
ini dapat terjadi secara kontak langsung dengan lesi pada tubuh hewan, yaitu kontak
dengan kulit atau bulu yang terkontaminasi ringworm maupun secara tidak langsung
melalui spora dalam lingkungan tempat tinggal hewan. Pemeliharaan dengan cara
dilepas (tidak diikat atau tidak dikandangkan) akan membuat penyebaran
dermatofitosis semakin cepat (Adzima et al., 2013).
Seekor anjing bentina ras English bulldog bernama Pepinia dengan berat badan
27 kg datang dengan keluhan gatal-gatal selama seminggu. Dari anamnesa yang
dilakukan, diketahui nafsu makan bagus dan Pepinia dipelihara dengan cara diliarkan
di halaman rumah. Pemeriksaan klinis menunjukkan suhu rektal dalam rentangan
normal 38,90C, CRT < 2 detik, membrane mukosa mulut merah muda. Namun pada
pemeriksaan kulit ditemukan banyak spot alopesia berbentuk bulat yang tersebar
hampir di seluruh tubuh Pepinia. Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa cytology
sampel kulit dengan pengambilan sampel menggunakan metode skin tapping. Sampel
diwarnai dan diperiksa dibawah mikroskop menunjukkan adanya makrokonidia
berbentuk spindle, dinding tipis 4 segmen yang kemudian diidentifikasi sebagai
makronidia dari M. gypseum.
Gambar 4.8. Gambaran mikroskopis dari Microsporum gypseum
Gambar 4.9. Lesi alopesia berbentuk bulat, hyperkeratosis, dan krusta yang tersebar
di tubuh anjing Pepinia.
Adzima V, Jamin F, dan Abrar M. 2013. Isolasi Dan Identifikasi Kapang Penyebab
Dermatofitosis Pada Anjing Di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Jurnal
Medika Veterinaria. 7 (1) : 46-47.
Fossum, T.W. 2013. Small Animal Surgery 4thEdition.Elsevier Mosby.Missouri.
Hagman R, Kuhn I. 2002. Escheria coli strains isolated from the uterus and urinary
bladder of bitches suffering from pyometra: compararison by restriction
enzyme digestion and pulsed-fiels gel electrophesis. Vet Microbiol. 84: 143-
153.
Hagman R. 2018. Pyometra in Small Animals. Vet Clin Small Anim 48: 639–661.
Hermandes JL, Besso JG, Rault DN, Cohen AH, Guinoet A, Begon D, Ruel Y. 2003.
Emphysematous pyometra in cat. Vet Radiol Ultrasound 44: 196-198.
Hugen S, Thomas RR, German AJ, Burgener IA, Mandigers PJ. 2016. Gastric
carcinoma in canines and humans, a review. Vet Comp Oncol.
Doi:10.1111/vco.12249
Feldman, E.C, and Nelson, R.W. 2004. Canine and Feline Endocrinology and
Reproduction. Ed ke-3 : 143-148
Fransson BA, Ragle CA. 2003. Canine Pyometra: An Update on Pathogenesis and
Treatment. Compendium : Small Animal or Exotic 25 (8): 602-612.
Hasan T, Hossan Md, Tahsin N, Hossain MA, Udiin AM, 2021. Pyometra in a Cat: A
Clinical Case Report. Biomedical Journal of Scientific and Technical Research.
37(5): 20-25.
Nurrurozi A, Yanuartono, Indrajulianto S. 2019. Laporan Kasus: Cystic Endometrial
Hiperplasia-Pyometra Kompleks pada Kucing Persia. Indonesia Medicus
Veterinus 8(5): 583-594.
Outerbridge CA. 2006. Mycologic Disorders of the Skin. Clin Tech Smal Anim Pract
(21):128-134.
Ruiz GC, Reyes-Gomez E, Hall EJ, Freiche, V.2016. Comparison of 3 handling
techniques for endoscopically obtained gastric and duodenal biopsy specimens:
A prospective study in dogs and cats. J Vet Int Med 30(4): 1014- 1021.
Tarvin KM, Twedt DC, Monnet E. 2016.Prospective controlled study of
gastroesophageal reflux in dogs with naturally occurring laryngeal paralysis.
Vet Surgery 45(7): 916-921.
Vermout S, Tabart J, Baldo A, Mathy A, Losson B, Mignon B. 2008. Pathogenesis of
Dermatophytosis. Mycopathologia 166: 267-275.
LAMPIRAN