Laporan ini disusun sebagai tugas lanjutan terselesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sebagai syarat wajib dalam menempuh Program Profesi Dokter Hewan (PPDH)
Oleh:
Ach. Moh. Abd. Muhsi (2009611067)
Dharma Audia Samsuri (2009611034)
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KLINIK HEWAN BALI CENTRAL
VET
Laporan ini disusun sebagai tugas lanjutan atas selesainnya Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sebagai syarat wajib dalam menempuh Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulisan Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk melaporkan hasil
kegiatan Koasistensi Praktek Kerja Lapangan yang berlangsung di Klinik Hewan
Sahabat Satwa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drh. I Nengah Kerta Besung, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. drh. I Wayan Sudira, M.Si., sebagai koordinator bagian Praktek Kerja
Lapangan (PKL) program Pendidikan profesi dokter hewan (PPDH) Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
3. Bapak Drh. Risa Isna Fahziar selaku Pemilik Klinik Hewan Sahabat Satwa.
4. Ibu Drh. Devita Virgianti selaku Pemilik Klinik Hewan Sahabat Satwa.
5. Kepada dokter jaga dan paramedik klinik sahabat satwa drh. Adinda Dilla P,
drh. Ridha Dwi J, drh. Elok Elita, mas trio, mas wasil, dan mas fadhli.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
berbagai pihak. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Banyuwangi, 17 Oktober 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Kegiatan ............................................................................................................. 2
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
2.1 Klinik Hewan Sahabat Satwa ........................................................................................... 3
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan............................................................................................ 4
3.2 Biodata Peserta Kegiatan ................................................................................................. 4
3.3 Metode Kegiatan .............................................................................................................. 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 5
4.1 Hasil ................................................................................................................................. 5
4.2 Pembahasan.................................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 18
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 18
5.2 Penutup........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 20
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil kegiatan selama PKL di Klinik Hewan Sahabat Satwa. ................................. 5
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak orang yang memelihara hewan
sebagai hewan kesayangan seperti kucing, anjing, kelinci dan lain sebagainya. Dalam
pemeliharaan hewan, ada 5 aspek kebebasan yang harus diterapkan. Salah satu aspek tersebut
yaitu bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit. Untuk memenuhi kebebasan tersebut, sudah
banyak tersedia klinik-klinik hewan yang menyediakan jasa medik veteriner. Menurut
Permentaan Jasa Medik No. 02/Permentan/OT.140/1/2010, klinik hewan adalah tempat usaha
pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh
seorang dokter hewan penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan yang
mendapat gangguan kesehatan tertentu. Sebagai calon dokter hewan pastinya memiliki minat
untuk mendalami suatu bidang tertentu. Maka dari itu, mahasiswa berkewajiban mengikuti
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) guna mendalami suatu bidang tertentu sesuai
minatnya.
Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh mahasiswa secara langsung di lapangan. Kegiatan ini sangat membantu
mahasiswa dalam menambah wawasan mengenai keadaan yang terjadi secara aktual di
lapangan. Kegiatan yang bersifat praktikal juga akan secara langsung melengkapi berbagai teori
yang telah di dapat di kelas. Teori yang didapat tidak serta merta akan mudah diaplikasikan
jika mahasiswa tidak mengetahui kondisi yang nyata terjadi secara langsung di lapangan.
Sehingga terkadang mahasiswa kesulitan dalam menerapkan ilmunya di masyarakat. Untuk itu
perlunya sebuah keseimbangan antara sebuah teori dengan praktek lapangan. Dengan demikian
sebuah kegiatan PKL dapat menunjang dan membantu mahasiswa dalam menambah serta
membentuk suatu wawasan intelektual. Mahasiswa juga harus senantiasa aktif menambah
pengalaman dan ilmu pengetahuan dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan profesi
seorang dokter hewan, dimana dalam kegiatan ini menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai tindakan medis veteriner pada satwa. Setiap mahasiswa wajib meningkatkan kualitas
pribadinya dengan selalu melakukan pengembangan dan perubahan kedepan, mampu
memposisikan dirinya diantara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di
bidang Kedokteran Hewan.
Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di Klinik Hewan Sahabat Satwa diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan aplikatif mahasiswa mengenai tindakan medis veteriner
yang dilakukan di Klinik Hewan tersebut. Pemahaman yang didapat secara langsung akan
1
membantu mahasiswa yang nantinya akan secara langsung terjun ke lapangan setelah
memperoleh gelar profesi dokter hewan, mengingat bahwa masih minimnya tenaga dokter
hewan.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Mampu menetapkan diagnosis berbagai penyakit hewan dan melakukan tindakan
medik berdasarkan praktik diagnostik klinik dan diagnostik laboratorium klinik
secara lengkap dan akurat dari masing-masing inividu atau kelompok.
1.3 Manfaat Kegiatan
1.3.1 Mahasiswa mampu menghubungkan antara pengetahuan akademik dengan
pengetahuan praktek di lapangan.
1.3.2 Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang komprehensif
dalam menghadapi permasalahan peternakan dan penanggulangan penyakit pada
hewan.
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan koasistensi Praktek Kerja Lapangan mahasiswa/i Pendidikan Profesi Dokter
Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dilaksanakan di Klinik Hewan
Sahabat Satwa yang dilaksanakan mulai 20 September 2021 hingga 20 Oktober 2021.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klinik Hewan Sahabat Satwa
Klinik Hewan Sahabat Satwa didirikan pada tahun 2007 oleh Drh. Risa Isna Fahziar
(Ketua PDHI Jawa Timur IV 2020-2024) dan istrinya Drh. Devita Virgianti, pada tahun 2007
saat dirintisnya klinik oleh drh. Risa saat itu masih bernama klinik Mitreka Satwa yang berada
di desa Temuguruh, Kec. Sempu dan pada tahun 2014 klinik ini berpindah dialamat saat ini dan
melakukan penyegaran dengan harapan kedepannya akan lebih maju lagi dan nama klinik
tersebut dirubah seperti nama sekarang yaitu klinik hewan Sahabat satwa. Pada tahun 2014,
klinik hewan tersebut hanya memiliki 2 orang dokter hewan (dijalankan sendiri), belum
terdapat dokter jaga. Seiring bertambahnya tahun, yaitu pada tahun 2020 klinik hewan Sahabat
Satwa memiliki 5 orang dokter hewan, 1 orang admin dan 2 orang vet nurse. Klinik Hewan ini
terletak pada jalur pariwisata yaitu di Jl. KH. Imam Bahri Perumahan Mahogany Cluster No.
A01, Dusun Jenisari, Genteng Kulon, Kec. Genteng, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur. Fasilitas
yang terdapat pada Klinik Hewan Sahabat Satwa terdiri dari resepsionis yang berfungsi sebagai
tempat registrasi pasien dan pembayaran pasien, ruang pemeriksaan yang berfungsi sebagai
tempat pemeriksaan dan pemberian terapi pada pasien, ruangan anjing dan kucing bagi pasien
rawat inap tetapi bukan ruangan bagi pasien terinfeksi penyakit virus, ruang boarding yang
berfungsi sebagai ruang tempat penitipan hewan sehat, ruang operasi yang berfungsi sebagai
tempat pembedahan pasien yang memerlukan tindakan pembedahan, ruang USG, ruang
konsultasi dan ruang grooming.
3
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Klinik Hewan Sahabat Satwa
yang dimulai dari tanggal 20 September 2021 sampai dengan 20 Oktober 2021. Kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan setiap hari sesuai intruksi dokter (Senin-Jum’at :
08.30-20.00 WIB, Sabtu-Minggu : 08.30-16.00 WIB).
3.2 Biodata Peserta Kegiatan
Peserta yang melaksanakan Prakter Kerja Lapangan (PKL) di Klinik Hewan Sahabat
Satwa, yaitu :
Nama Mahasiswa : Ach. Moh. Abd. Muhsi
Program Studi : PPDH Kedokteran Hewan
Universitas : Universitas Udayana
NIM : 2009611067
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kegiatan selama PKL yang dilakukan di Klinik Hewan Sahabat Satwa meliputi
pemeriksaan klinis dan laboratorium, pengobatan pasien, sanitasi kandang, house call, diskusi
kasus, dan pembedahan. Selama pelaksanaan kegiatan PKL selalu didampingi dan dibimbing
oleh staff dokter hewan di Klinik Hewan Sahabat Satwa. Hasil kegiatan dicantumkan per hari
kerja selama tiga minggu (Tabel 2).
Tabel 1. Hasil kegiatan selama PKL di Klinik Hewan Sahabat Satwa.
No. Hari/Tanggal Kegiatan
5
4. Kamis, 23 September 2021 a. Melakukan pemeriksaan status preasens pada
kucing yang akan dioperasi
b. Melakukan pemberian infus pada pasien
dehidrasi
6
c. Melakukan pemeriksaan berupa palpasi pada
pasien retensi VU
12. Jum’at, 01 Oktober 2021 a. Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b. Melepaskan infus pada pasien rawat inap yang
akan pulang
7
g. Mengganti perban anjing pasien datang pasca
operasi tulang
15. Senin, 04 Oktober 2021 a. Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b. Pemasangan IV catheter pada pasien rawat
inap kucing
8
16. Selasa, 05 Oktober 2021 a. Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b. Membersihkan luka abses pada pasien rawat
inap anjing
17. Rabu, 06 Oktober 2021 a. Menghandle pasien kucing yang akan dilakukan
USG
b. Melakukan grooming pada kucing
c. Mempersiapkan alat-alat untuk penjahitan luka
pada pasien anjing
d. Pemeriksaan fisik pada 4 ekor anak kucing yang
akan divaksinasi
e. Injeksi tolfedin 1 mL dan loangamox 1,5 mL
secara sub kutan
f. Pemasangan IV Catheter pada pasien anjing
yang akan dioperasi
18. Kamis, 07 Oktober 2021 a Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b Mempersiapkan operasi kastrasi pada 1 ekor
kucing
c Mempersiapkan ovariohysterectomy pada 2 ekor
kucing.
d Melakukan pemeriksaan pada kucing yang
menderita gatal
e Membantu grooming
9
19. Jum’at, 08 Oktober 2021 a Mempersiapkan operasi ovariohysterectomy
pada anjing
b Mengganti alas pasien rawat inap
c Pemeriksaan pasien rawat inap
d Menerima pasien kucing FLUTD dan melakukan
flushing.
e Melakukan kastrasi pada kucing
f Grooming 3 ekor kucing
10
22. Senin, 11 Oktober 2021 a Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b Mempersiapkan operasi kastrasi pada 3 ekor
kucing
c Mempersiapkan ovariohysterectomy pada 1 ekor
kucing.
d Melakukan pemeriksaan pada kucing yang
menderita gatal
e Memeriksa ayam
f Membantu 3 ekor kucing untuk di flushing
11
25. Kamis, 14 Oktober 2021 a Melakukan OH pada kucing pasar
b Membantu operasi kucing yang tertabrak
c Membantu USG kucing bunting
d Memberikan obat pada pasien rawat inap
e Grooming kucing resqeu
f Flushing kucing rawat inap
26. Jum’at, 15 Oktober 2021 a Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b Mempersiapkan operasi kastrasi pada 1 ekor
kucing
c Mempersiapkan ovariohysterectomy pada 1 ekor
kucing.
d Melakukan pemeriksaan pada kucing yang
menderita gatal
e Memeriksa ayam
f Membantu 5 ekor kucing untuk di flushing
g Membantu grooming 7 ekor kucing
12
28. Minggu, 17 Oktober 2021 a Pengobatan pagi pada pasien rawat inap
b Mempersiapkan operasi kastrasi pada 3 ekor
kucing
c Mempersiapkan ovariohysterectomy pada 1
ekor kucing.
d Melakukan pemeriksaan pada kucing yang
menderita gatal
e Memeriksa ayam
f Membantu 5 ekor kucing untuk di flushing
13
31. Rabu, 20 Oktober 2021 a Melakukan pemeriksaan pada pasien ayam, dan
pasien lain
b Membantu operasi OH
c Ujian akhir PKL (melakukan OH)
d Membantu operasi amputasi ekstremitas caudal
dextra pada kucing.
4.2 Pembahasan
Kegiatan praktek kerja lapangan di Klinik Hewan Sahabat Satwa dilaksanakan selama
3 minggu (20 Oktober - 20 September 2021). Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan shift
yang telah ditentukan oleh pihak Klinik Hewan Sahabat Satwa dan didampingi oleh dokter
hewan serta vet nurse. Kegiatan selama di Klinik meliputi pemeriksaan dan pengobatan pasien
yang datang, pengobatan pasien rawat inap, menyiapkan obat-obatan, menyiapkan peralatan
pre operasi, membantu operasi mayor dan minor, dan melakukan pemeriksaan laboratorium
seperti USG. Adapun kegiatan lain diluar klinik yaitu vaksinasi rabies di Kantor Kecamatan
Genteng yang di adakan oleh puskeswan kecamatan genteng bersama dokter hewan di daerah
Genteng.
Kasus-kasus yang sempat ditangani selama PKL di Klinik Hewan Sahabat Satwa
meliputi Ovariohysterectomy dan Kastrasi pada kucing, demodekosis dan jamuran pada kucing,
Enteritis pada kucing, FLUTD, pyometra pada kucing, vaksinasi pada kucing dan anjing, dan
lain-lainnya. Berikut adalah beberapa kasus yang akan dibahas lebih detail:
1. Ovariohsyterectomy pada Kucing
Ovariohisterectomy merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan
histerectomy. Ovariectomy adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan
ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan histerectomy adalah tindakan mengamputasi,
mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga abdomen. Beberapa indikasi
dilakukannya ovariohisterectomy adalah
1). Terapi, yaitu tumor, cysta ovarium dan tumor uterus, pyometra.
2). Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah
populasi.
14
Ovariohisterectomy dilakukan pada kasus-kasus pyometra, metritis, dan salphingitis
ataupun keduanya (Meyer K 1959). Beberapa indikasi dilakukannya ovariohysterectomy
adalah:
3. Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi
jumlah populasi
4. Penggemukan.
Nama lain Ovariohystectomy yaitu spay, femal neutering, sterilization, fixing, desexing,
ovary and uterine ablation dan pengangkatan uterus. Ovariohysterectomy merupakan tindakan
bedah yang sering dilakukan pada hewan kecil (Rice, 1996).
Pembahasan Kasus
Penyakit ini disebabkan oleh tungau yang disebut Demodex sp. Namun spesies
yang terkenal dan sering ditemukan menyerang anjing adalah D. canis. Demodex
canis dan D. injai ditemukan pada folikel rambut kelenjar sebasea dan saluran sebasea,
sedangkan D. cornei ditemukan pada lapisan superfisial stratum corneum di hampir
seluruh lapisan kulit (Sivajothil et al., 2013). Tungau ini berbentuk seperti cerutu atau
wortel, mempunyai 4 pasang kaki yang pendek dan gemuk serta memiliki 3 ruas
apabila dilihat dari mikroskopis. Bagian perutnya terbungkus kitin dan bergaris
melintang menyerupai cincin serta memipih ke arah caudal. Ukuran tungau bervariasi
antara 0,2 - 0,4 mm. Penularan demodekosis ini terjadi mulai anak anjing berumur 3
hari. Dalam kondisi normal, parasit ini tidak memberikan kerugian bagi anjing, namun
bila kondisi kekebalan anjing menurun maka demodex akan berkembang menjadi
lebih banyak dan menimbulkan penyakit kulit. Pada anak anjing akan tertular oleh
induknya, namun setelah sistem kekebalan tubuhnya meningkat kira-kira pada umur
1 minggu, maka parasit ini akan menjadi flora normal dan tidak menimbulkan
penyakit kulit (Sardjana, 2012).
Demodex yang menginfeksi kulit akan mengalami perkembangbiakan (siklus
hidup) di dalam tubuh hospes tersebut. Siklus hidup lengkap demodex adalah 20-30
hari pada tubuh hospes. Ada empat tahapan perkembangan demodex dalam tubuh
hospes yaitu: telur (fusiform), larva berkaki enam (six legged), nimfa berkaki delapan
(eight legged), demodex dewasa (eight legged adult). Seluruh tahapan perkembangan
ini hanya terjadi pada satu hospes, jadi tidak ada perkembangan pada hospes lain,
16
sebagaimana yang terjadi pada parasit lain. Gejala klinis yang tampak pada kulit
berupa alopecia (kebotakan), kemerahan, dan kulit mejadi berkerak. Hal ini yang
menyebabkan kulit berwarna kemerahan (Gartner et al., 2014). Hal tersebutlah yang
menyebabkan anjing sering menggaruk dan menyebabkan kemerahan pada tubuh
anjing. Pada tahap yang lebih lanjut, dapat terjadi demodecosis general disertai dengan
peradangan dan infeksi sekunder oleh bakteri. Lapisan kulit yang terinfeksi terasa
lebih berminyak saat disentuh. Tungau sangat menyukai bagian tubuh yang kurang
lebat bulunya, seperti moncong hidung dan mulut, sekitar mata, telinga, bagian bawah
badan, pangkal ekor, leher sepanjang punggung dan kaki. Rasa gatal yang ditandai
dengan hewan selalu mengaruk dan menggosokkan badannya pada benda lain atau
menggigit bagian tubuh yang gatal, sehingga terjadi iritasi pada bagian yang gatal
berupa luka/lecet, kemudian terjadi infeksi sekunder sehingga timbul abses, sering
luka mengeluarkan cairan (eksudat) yang kemudian mengering dan menggumpal dan
membentuk kerak pada permukaan kulit (Shipstone, 2000).
Pada kasus ini diberikan terapi berupa ivermectin injeksi. Ivermectin
merupakan obat anti parasit berspektrum luas. Ivermectin bekerja melepas GABA
(Gamma Amino Butyric Acid) yang mencegah neurotransmiter, sehingga
menyebabkan paralisa baik pada nematoda muda, dewasa maupun arthropoda. Pada
pengobatan tungau, ivermectin tidak dapat membunuh telur, sehingga harus dilakukan
berulang sesuai dengan interval dan dosis. Interval terapi yang dianjurkan adalah
antara 7-14 hari sampai hewan dinyatakan sembuh dari ektoparasit. Ivermectin tidak
mudah menembus otak cairan tulang belakang sehingga tingkat toksisitasnya rendah
dan di metabolisme dalam hati, dan kebanyakan di ekskresikan melalui kotoran dan
dalam jumlah lebih kecil di ekskresikan melalui urine. Beberapa bangsa anjing
memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap Ivermectin. Oleh karena itu, pada
penggunaan pertama dianjurkan untuk menggunakan dosis rendah setelah itu
ditingkatkan sedikit demi sedikit sambil melihat respon sensitivitas atau efek samping
yang terjadi. Tanda-tanda anjing yang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
Ivermectin adalah adanya penurunan aktivitas, kehilangan keseimbangan, bahkan
kebutaan. Meskipun memberikan hasil yang baik terhadap pengobatan demodekosis,
Ivermectin tidak boleh digunakan untuk anjing ras Collie (Triakoso, 2006).
Dipenhydramin HCl memiliki khasiat sebagai antihistamin. Penggunaan
Dipenhydramin HCl pada kasus demodekosis adalah untuk mengatasi rasa gatal
17
maupun alergi yang mungkin timbul akibat serangan parasit demodex pada folikel
rambut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan selama di Klinik meliputi pemeriksaan dan pengobatan pasien yang datang,
pengobatan pasien rawat inap, menyiapkan obat-obatan, menyiapkan peralatan pre operasi,
membantu operasi mayor dan minor, dan melakukan pemeriksaan laboratorium (USG).
Adapun kegiatan lain diluar klinik yaitu house call yang meliputi general check up dan
vaksinasi rutin, dan pengobatan pada sapi di desa sekitar klinik. Kasus-kasus yang sempat
ditangani selama PKL di Klinik Hewan Sahabat Satwa meliputi OH pada kucing , demodekosis
pada anjing, FLUTD, dan lain sebagainya.
5.2 Saran
Sebaiknya waktu pelaksanaan PKL PPDH diperpanjang. Mengingat kegiatan praktek
kerja lapangan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk lebih mendalami minat yang kami
inginkan dan kesempatan untuk mengembangkan soft skill.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adzima V, Jamin F, dan Abrar M. 2013. Isolasi Dan Identifikasi Kapang Penyebab
Dermatofitosis Pada Anjing Di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Jurnal Medika
Veterinaria. 7 (1) : 46-47.
Berata, I.K., Winaya, I.B.O., Mirah, A.A.A., Adnyana, I.B.W. 2011. Patologi Veteriner Umum.
Swasta Nulus. Denpasar.
Gartner A, Darabus G, Badaea C, Hora F, Tilibasa E, Mederle N. 2014. Clinical Diagnosis in
Canine Demodicosis. Veterinary Medicine 61(2): 76-80.
Inokuma H, Raoult D, Brouqui P. 2000. Detection of Ehrlichia platys DNA in brown dog thicks
(Rhipicephalus sanguineus) in Okinawa Islands, Japan. J. Clin. Microbiol 38:
42194221.
Kotnik T. 2007. Dermatophytoses in Domestic Animals and Their Zoonotic Potential.
Slovenian Veterinary Research 44 (3) : 63-73.
Nak, D., Nak, Y., Cangul, I. T., Tuna, B. 2005. A Clinico‐ pathological study on the effect of
vincristine on transmissible venereal tumour in dogs. Journal of Veterinary Medicine
Series A 52(7): 366-370.
Outerbridge CA. 2006. Mycologic Disorders of the Skin. Clin Tech Smal Anim Pract
(21):128134.
Sardjana IKW. 2012. Pengobatan Demodekosis pada Anjing di Rumah Sakit Hewan
Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Vetmedika J Klin
Vet 1(1): 9-14.
Shipstone M. 2000. Generalised demodicosis in dogs clinical perspective. Aus Vet J 78:
240242.
Sivajothi lS, Reddy BS, Kumari KN, Rayulu VC. 2013. Morphometry Of Demodex Canis and
Demodex Cornei In Dogs With Demodicosis In India. International Journal of
Veterinary Health Science & Research 1(2): 6-8.
Triakoso, N. 2006. Demodicosis Up Date. Reginal Seminar Veterinary Dermatology Up Date.
Surabaya.
Vermout S, Tabart J, Baldo A, Mathy A, Losson B, Mignon B. 2008. Pathogenesis of
Dermatophytosis. Mycopathologia 166: 267-275.
19
LAMPIRAN
Vaksinasi Rabies
20
Kastrasi pada Kucing
21
Ovariohisterectomy pada Kucing
FLUTD
22
USG pada Kucing
23