Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 9

Urutan Prioritas
LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek urutan prioritas yang berhubungan dengan
kelayakan suatu proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat.
3. LO3: Mahasiswa dapat mengaplikasi metode yang tepat untuk memecahkan masalah dalam
suatu kelayakan proyek/bisnis pada sebuah perusahaan industry berdasarkan aspek urutan
prioritas.

OUTLINE MATERI :

1. Pengurutan berdasarkan Inspeksi

2. Pengurutan berdasarkan Dana, Manfaat Netto dan B/C Ratio

3. Pengurutan berdasarkan Cost Effectiveness Analysis

4. Pengurutan berdasarkan Optimal Time Phasing


URUTAN PRIORITAS

Berikut 5(Lima) metode yang bisa dilakukan dalam pengurutan prioritas proyek, yaitu :

A. PENGURUTAN BERDASARKAN INSPEKSI


Dari beberapa usulan proyek yang layak dan dapat dilaksanakan, maka perusahaan harus
dapat mengurutkan skala prioritas dari usulan proyek tersebut dengan pertimbangan beberapa
hal, misalnya : keterbatasan dana, kebutuhan yang mendesak, atau masih berkaitan dengan
proyek yang telah ditetapkan untuk jangka panjang, menengah, maupun pendek.
B. PENGURUTAN BERDASARKAN DANA, MANFAAT NETTO DAN B/C RATIO
Sebagai contoh seperti pada table berikut ini :
Nama Proyek Biaya Proyek Manfaat B/C Ratio Urutan Manfaat
(Jutaan Proyek Prioritas Netto
Rupiah)
A 2.500 3.200 1.28 4 700

B 1.000 1.800 1.80 2 800

C 4.200 4.500 1.07 5 300

D 500 1.100 2.20 1 600

E 1.800 2.400 1.33 3 600

F 6.500 6.500 1.00 6 0

G 7.000 8.400 1.20 7 1.400

Jika dana yang tersedia dari perusahaan hanya sebesar 11(sebelas) milyar, maka proyek mana
saja yang akan dipilih?
Berikut beberapa alternative yang bisa dipilih :
1. Alternatif 1
Berdasarkan biaya proyek yang paling kecil.

ISYE6196 – Industrial Feasibility Analysis


Nama Proyek Manfaat Netto Biaya Proyek

D 600 500

B 800 1.000

E 600 1.800

A 700 2.500

C 300 4.200

Total 3.000 11.000

2. Alternatif 2
Berdasarkan jumlah manfaat netto.
Nama Proyek Manfaat Netto Biaya Proyek

D 600 500

B 800 1.000

A 700 2.500

G 1.400 7.000

Total : 3.500 11.000

3. Alternatif 3
Berdasarkan nilai B/C yang paling besar.
Nama Proyek B/C Ratio Biaya Proyek

D 2.20 500

B 1.80 1.000

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


A 1.28 1.800

E 1.33 2.500

C 1.07 4.200

Total : 10.000
Sisa : 11.000 – 10.000 = 1.000

Penjelasan :
1. Pada alternative 1
Dana habis terpakai untuk proyek D, B, E, A, dan C, dengan total biaya 11 milyar
rupiah sedangkan proyek yang lain tertunda.
2. Pada alternative 2
Dana habis terpakai untuk proyek D, B, E, dan C, dengan total biaya 11 milyar rupiah
sedangkan proyek yang lain tertunda.
3. Pada alternative 3
4. Dana habis terpakai untuk proyek D, B, A, E, dan C, dengan total biaya 10 milyar
rupiah dan masih tersisa 1 milyar rupiah. Maka akan timbul pertanyaan mengenai
pemanfaatan sisa dana ini. Apakah akan melaksanakan proyek F secara sebagian dan
menunda proyek G, atau melaksanakan proyek G secara sebagian dan menunda proyek
F, atau melaksanakan kedua proyek F dan G secara sebagian dengan membagi sisa
dana tersebut.
C. PENGURUTAN BERDASARKAN COST EFFECTIVENESS
Pengurutan dapat dilakukan berdasarkan sumber daya yang mendesak untuk segera
dimanfaatkan, misalnya tenaga kerja yang menganggur, dimana dampaknya bisa
meningkatkan tingkat pengangguran yang tinggi dan kriminalitas dan kemiskinan. Oleh
sebab itu perusahaan dapat melakukan pengurutan dengan penggunaan tenaga kerja yang
dapat diserap. Seperti table berikut ini :

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


Nama Biaya Manfaat B/C Ratio Kebutuhan Manfaat
Proyek Proyek Proyek Tenaga Kerja Netto
(Jutaan
Rupiah)
A 2.500 3.200 1.28 1.200 700

B 1.000 1.800 1.80 600 800

C 4.200 4.500 1.07 2.500 300

D 500 1.100 2.20 200 600

E 1.800 2.400 1.33 1.000 600

F 6.500 6.500 1.00 3.000 0

G 7.000 8.400 1.20 3.200 1.400

Maka berikut alternative yang bisa dilakukan :

1. Alternatif 1
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan biaya proyek dengan nilai
terbesar
Nama Proyek Urutan Prioritas Kebutuhan Tenaga Biaya Proyek
Kerja (Jutaan Rupiah)

G 1 3.200 7.000

F 2 3.000 6.500

C 3 2.500 4.200

A 4 1.200 2.500

E 5 1.000 1.800

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


B 6 600 1.000

D 7 200 500

Total : 11.700 23.000

2. Alternatif 2
Berdasarkan Biaya Proyek dan Tenaga Kerja yang dibutuhkan mulai dari nilai terkecil
Nama Proyek Biaya Proyek Kebutuhan Tenaga Kerja

D 500 200

B 1.000 600

E 1.800 1.000

A 2.500 1.200

C 4.200 2.500

F 6.500 3.000

Total : 16.500 8.500

3. Alternatif 3
Berdasarkan Manfaat Netto
Nama Proyek Manfaat Netto Kebutuhan Tenaga Biaya Proyek
Kerja
G 1.400 3.200 7.000

B 800 600 1.000

A 700 1.200 2.500

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


D 600 200 500

Total : 5.200 11.000

4. Alternatif 4
Berdasarkan Biaya Proyek dan Tenaga Kerja mulai dari nilai terkecil
Nama Proyek Biaya Proyek Kebutuhan Tenaga
Kerja

D 500 200

B 1.000 600

E 1.800 1.000

A 2.500 1.200

C 4.200 2.500

G 7.000 3.200

Total : 17.000 8.700

Penjelasan :
- Alternatif 1, proyek yang diambil adalah G dan F dengan serapan tenaga kerja
sebanyak 6.200 orang, tetapi kebutuhan dana sebesar 2.5 milyar rupiah tidak sesuai
dengan dana awal.
- Alternatif 2, proyek yang diambil adalah D, B, E, C, F, yang menyerap tenaga kerja
sebanyak 8.500 orang, tetapi total dana yang dibutuhkan sebesar 5.5 milyar rupiah dan
tidak sesuai dengan dana awal.
- Alternatif 3, proyek yang dipilih adalah G, B, A, D, yang menyerap tenaga kerja 5.200
orang dengan dana yang sesuai yaitu 11 milyar rupiah.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


- Alternatif 4, proyek yang diambil adalah D, B, E, A, C, G, yang menyerap 8.700 orang,
namun biayanya lebih 6 milyar rupiah dari biaya proyek yang tersedia.

Maka untuk pemilihan alternative proyek bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perusahaan.

D. PENGURUTAN BERDASARKAN OPTIMAL TIME PHASING


Tingkat pengurutan didasarkan pada feasibilitas proyek yang makin meningkat dimasa
datang, sehingga proyek tertentu yang sengaja ditunda dengan mempertimbangkan hal
tersebut, sementara untuk proyek yang segera dilaksanakan adalah proyek yang tingkat
feasibility nya kecil.
Jika proyek ditunda, maka ada konsekuensinya, yaitu :
1. Adanya penghematan bunga selama tahun penundaan atau K(1+r)ⁿ
2. Adanya kehilangan benefit selama tahun penundaan atau Bₙ(1+r)⁻¹

Jika pelaksanaan proyek ditunda lagi hingga tahun kesekian, maka harus ditentukan
waktu yang memiliki keuntungan bersihnya optimal.

E. PENGURUTAN BERDASARKA INCREMENTAL BENEFIT COST RATIO (B/C)


Teknik dari pengurutan ini adalah sbb :
1. Cari biaya proyek yang paling rendah, pada tabel adalah proyek D. Nilai Incremental
B/C ratio adalah 1.100/500 atau didapat 2.2. Jika nilainya > atau = 1, maka proyek
dapat dilaksanakan, tetapi jika <1, maka proyek tidak layak.
2. Begitu selanjutnya untuk proyek-proyek lain, dihitung nilai B/C rationya, seperti tabel
berikut ini :
Nama Biaya Manfaat Incremental Keterangan Urutan
Proyek Proyek Proyek B/C Ratio Prioritas

A 2.500 3.300 1.14 Go IV

B 1.000 1.800 1.40 Go III

C 4.200 4.500 0.76 No Go

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


D 500 1.100 2.20 Go II

E 1.800 2.400 0.75 No Go

F 6.500 6.500 0.87 No Go

G 7.000 8.400 3.80 Go I

3. Selanjutnya proyek-proyek yang layak diurutkan berdasarkan nilai B/C Ratio dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Nilai terbesar menjadi prioritas utama
pelaksanaan proyek begitu sampai nilai yang terkecil sebagai rutan terakhir
pelaksanaan proyek.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


KESIMPULAN

1. Pengurutan prioritas suatu proyek perlu dilakukan jika pada kenyataannya semua proyek
adalah layak.
2. Pengurutan prioritas proyek ini bisa dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu
berdasarkan : Inspeksi, Dana, Manfaat dan B/C ratio, Cost Effectiveness, Optimal Time
Phasing, dan Incremental Benefit Cost Ratio (B/C).
3. Pengurutan Inspeksi merupakan pengurutan prioritas proyek yang berdasarkan kondisi dan
situasi, contoh : keadaan yang mendesak, keterkaitan dengan proyek lain atau sebelumnya.
4. Pengurutan berdasarkan Dana, Manfaat dan B/C ratio maksudnya adalah bahwa nilai proyek
diurutkan sesuai dengan jumlah dananya versus dana yang tersedia. Oleh sebab itu akan ada
beberapa alternative pilihan proyek yang dapat ditentukan.
5. Pengurutan berdasarkan Cost Effectiveness, maksudnya adalah pengurutan penilaian proyek
dilihat dari besarnya serapan tenaga kerja dan biaya proyek apakah sesuai dengan dana yang
tersedia.
6. Pengurutan berdasarkan Optimal Time Phasing, maksudnya adalah penilaian prioritas urutan
proyek yang memperhitungkan bunga majemuk dan kehilangan benefitnya dimasa datang,
apakah proyek menguntungkan jika ditunda.
7. Pengurutan berdasarkan Incremental Benefit Cost Ratio (B/C), dimana prioritas urutan
proyek yang memperhitungkan nilai manfaat proyek dibandingkan dengan biaya proyek.
Jika nilai B/C ratio > atau = 1, maka proyek dapat dilaksanakan, dan jika nilai B/C < 1,
maka proyek tidak dapat dilaksanakan.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>

Anda mungkin juga menyukai