Anda di halaman 1dari 7

AUDIT FORENSIK

RESUME WEEK 4

Oleh :
Ananta Faturrahman P.H. 041811333180

Kelas L

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BILLING SCHEMES
Billing schemes adalah skema permainan (schemes) dengan menggunakan proses billing atau
pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku fraud dapat mendirikan perusahaan “bayangan”
(shell company) yang seolah-olah merupakan penyuplai atau rekanan atau kontraktor sungguhan.
Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar
perusahaan. Skema jenis ini seringkali dilakukan oleh pegawai dengan pengetahuan yang mereka
miliki dan dapat juga dengan pengalaman yang berbeda.
Contohnya :
1. Membuat invoice tagihan palsu dengan tanda tangan palsu, seolah-olah itu tagihan dari
vendor, tentunya dengan slip penerimaan barang palsu juga.
2. Membuat email permintaan pembayaran palsu, seolah-olah datangnya dari vendor, yang
disusul dengan pengiriman invoice (hardcopy) palsu, dengan approval palsu juga.

Shell Company Schemes

Bagian dari billing schemes, dimana pelaku mendirikan “perusahaan bayangan” (shell company)
yang seolah-olah sebagai vendor perusahaan.

Contohnya :

1. Membuat vendor fiktif untuk membuat tagihan palsu.

Billing Schemes Involving Nonaccomplice Vendors

Skema ini mirip dengan shell company, tetapi dalam skema ini vendor mengirimkan barang yang
dipesan, tetapi harga yang dibayar terlalu tinggi. Pelaku membuat perusahaan semu untuk menipu
karyawan agar membayar sejumlah barang atau jasa yang dipesan dan kelebihannya diambil untuk
pelaku.

Contohnya :

1. Membayar kelebihan kepada vendor untuk diam-diam dikompensasikan di penagihan


berikutnya (dan mengantongi pengembalian berikutnya).

Personal Purchases With Company Funds


Merupakan tindak kecurangan yang sederhana, pelaku membuat perusahaan membayar untuk
kepentingan pribadinya.
Contohnya :
1. Menggunakan kartu kredit atau procurement card perusahaan secara tidak sah (bukan untuk
kepentingan perusahaan dan tanpa ijin yang berwenang dalam perusahaan).
2. Mencuri identitas dan password yang bukan wewenangnya,untuk melakukan transaksi
internet banking.

CHECK TAMPERING SCHEMES


Check tampering adalah sekema permainan melalui pemalsuan cek. Hal yang dipalsukan bisa
tanda tangan orang yang mempunyai kuasa mengeluarkan cek, atau endorsemennya, atau nama
kepada siapa cek dibayarkan, atau cek nya disembunyikan (concealed checks).
Contoh :
1. Forged maker
2. Forged endorsement
3. Altered payee
4. Concealed check
5. Authorized maker

PAYROLL SCHEMES
Payroll schemes merupakan skema permainan melalui pembayaran gaji. Perusahaan melakukan
pembayaran klaim kompensasi berdasarkan data yang tidak seharusnya.
Hal ini dapat berupa :

- Ghost employees
Dalam kasus ini, seseorang menerima gaji namun sebenarnya tidak bekerja untuk perusaan.
- Commission schemes
Dalam skema komisi, fraudster menggunakan beberapa metode: menghasilkan penjualan palsu,
melebih-lebihkan penjualan, meningkatkan tingkat komisi, atau menggunakan beberapa cara lain
untuk mendapatkan komisi lebih dari yang sah diterima

- False Workers compensation shemes


Skema ini melibatkan pekerja yang memalsukan kecelakaan kerja dan mengumpulkan
pembayaran dari asuransi karir korban.

- Falsified wages
Skema ini kadang-kadang memalsukan jam kerja untuk membayar lembur yang berlebihan atau
tingkat gaji yang berlebihan.
EXPENSE REIMBURSEMENT SCHEMES
Expense reimbursement schemes adalah skema permainan melalui pembayaran kembali biaya-
biaya, misalnya biaya perjalanan. Seorang pemasar mengambil uang muka perjalanan, dan
sekembalinya dari perjalanan, ia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan
melampaui uang muka nya, ia meminta reimbursement atau penggantian. Ada beberapa skema
permainan melalui mekanisme reimbursement ini. Rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran
yang sebenarnya (mischaracterized expense).

REGISTER DISBURSEMENT SCHEMES


Register disbursements schemes adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam cash register.
Skema permainan melalui register disbursements pada dasarnya ada dua, yakni false refunds
(pengembalian uang yang dibuat-buat) dan false voids (pembatalan palsu).
Pelanggan datang membawa barang yang dikembalikannya, misalnya karena tidak puas dengan
barang yang dibelinya. Untuk itu ia akan mendapat refund atau menerima kembali uangnya (atau
pembatalan pembebanan credit card-nya). Dalam false refund ada berbagai cara penggelapan, di
antaranya, penggelapan dengan seolah-olah ada pelanggan yang mengembalikan barang dan
perusahaan memberikan refund.
BRIEF CASES
Case 1
Asumsikan bahwa pemeriksaan analitik data Anda terkait dengan catatan karyawan menghasilkan
tabel ringkasan berikut untuk karyawan dengan gaji tahunan lebih dari $ 75.000 :

Asumsikan bahwa pemeriksaan analitik data Anda terkait dengan file master vendor A / P
menghasilkan tabel ringkasan berikut untuk vendor dengan pengeluaran tahunan lebih dari
$ 250.000:
1. Dengan pola fakta ini, identifikasi hingga empat anomali yang mungkin konsisten dengan
bendera merah yang terkait dengan pencairan dana yang curang, jika ada, dan jelaskan
alasan Anda?
2. Dari jawaban Anda dalam diskusi kasus urutkan peringkat tersebut dalam kaitannya
dengan risiko dan diskusikan alasan untuk peringkat Anda.

Analisis
1. Terdapat data karyawan yang cukup mencurigakan dikarenakan terlihat seperti dibuat
sendiri bukan dari data karyawan sebenarnya yang diduga bisa berakibat pada fraud terkait
payroll.
2. Terdapat vendor yang tidak memiliki contact, website, dan nomor hp yang dapat dihubungi
yang dicurgai menjadi vendor fiktif.
3. Terdapat alamat vendor yang sama dengan alamat karyawan yang dikhawatirkan
melakukan transaksi palsu yang beratasnamakan vendor yang sebenarnya tidak ada.
4. Terdapat vendor yang tidak memiliki nama kontak yang dapat dihubungi dan nomor hp
yang tidak sesuai dengan nomor hp pada umumnya yang dikhawatirkan merupakan vendor
fiktif.
Urutan permasalahan dari hasil analisis tersebut diurutkan dari resiko yang dapat berdampak
besar terhadap perusahaan.
● Resiko terkait karyawan fiktif dikhawatirkan bahwa dari segi internal perusahaan sudah
tidak terjaga dengan aman dikarenakan bisa ada data karyawan fiktif tanpa disadari.
● Untuk berikutnya terkait vendor yang tidak memiliki kontak bisa disebut vendor fiktif
dimana fraud bisa saja disengaja oleh perusahaan untuk mempengaruhi keuangan
perusahaan itu sendiri.
● Untuk vendor yang beralamatkan sama dengan karyawan dikhawatirkan ada fraud dimana
karyawan tersebut mengambil uang perusahaan dengan menggunakan informasi
pemesanan yang sebenarnya tidak pernah ada namun bisa saja karyawan tersebut
memanglah pemilik perusahaan vendor itu.
● Untuk vendor tanpa kontak yang jelas bisa saja termasuk vendor fiktif tetapi dikarenakan
memiliki website yang jelas resiko ini tidak bisa tinggi tanpa bukti yang lebih kuat.
Case 2
Asumsikan bahwa karyawan toko berikut memperoleh 100% pendapatan gaji mereka dari komisi.
Semua penjualan memiliki komisi yang terkait dengannya. Asumsikan lebih lanjut bahwa
pemeriksaan analitik data Anda dari mesin kasir toko # 1246 menghasilkan ringkasan berikut :

1. Dengan pola fakta ini, data register karyawan mana yang mungkin konsisten dengan
bendera merah yang terkait dengan pencairan mesin kasir yang curang, jika ada, dan
jelaskan alasan Anda?
2. Dari jawaban Anda dalam diskusi kasus urutkan peringkat tersebut dalam kaitannya
dengan risiko dan diskusikan alasan untuk peringkat Anda.

Analisis
● Dari penjelasan terkait kasus tersebut dapat dilihat bahwa karyawan yang bertugas dalam
menjaga kasir setidaknya pernah melakukan fraud terkait cash disbursement baik melalui
void ataupun refund.
● Disini dalam mengurutkan tingkat resikonya adalah berdasarkan jumlaj atau persentase
uang yang diambil dari fraud yang dilakukan karyawan tersebut, karena itu
menggambarkan jika seseoranh mengambil banyak dari fraud yang dilakukan walaupun
salesnya sedikit, berarti jika salesnya semakin banyak maka fraud yang dilakukan juga
semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai