Anda di halaman 1dari 45

Profil Cabang Pelabuhan

1
A. GAMBARAN PELABUHAN

Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di Teluk Jakarta
Daerah Khusus Ibu kota Jakarta Raya, dengan batas perairan meliputi daerah yang dibatasi
lurus yang menghubungkan titik-titik koordinat, yakni:
• 060 – 07’ - 15” LS / 1060 – 49’ – 18” BT’
• 060 – 03’ - 55” LS / 1060 – 49’ – 18” BT’
• 060 – 00’ - 22” LS / 1060 – 49’ – 45” BT’
• 050 – 57’ - 25” LS / 1060 – 50’ – 25” BT’
• 050 – 56’ - 20” LS / 1060 – 55’ – 10” BT’
• 050 – 55’ - 40” LS / 1070 – 00’ – 05” BT’

Wilayah hinterland yang dilayani Pelabuhan Tanjung Priok dilihat dari asal tujuan barang
mencakup DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sebagian wilayah Jawa tengah. Untuk daerah
Jawa Barat tidak seluruhnya berorientasi ke Pelabuhan Tanjung Priok tetapi juga mengalir
kepelabuhan lainnya, seperti Pelabuhan Ciwandan, Banten dan Pelabuhan Tanjung Priok.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok didominasi oleh pelayanan petikemas,
general cargo, curah kering, curah cair, kendaraan (Ro-Ro). Untuk mendukung kegiatan
operasional pelabuhan, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok bekerjasama dengan beberapa
Terminal Operator, menyediakan fasilitas berupa lahan seluas 627 Ha dengan lapangan
seluas + 200 Ha, gudang sebanyak 12 unit, alat bongkar muat sebanyak 13 jenis alat dengan
jumlah hampir 600 unit, serta fasilitas pendukung lainnya. Realisasi arus barang pada tahun
2018 mencapai 6,7 Juta Teus untuk petikemas dan 22 Juta Ton untuk barang lainnya.

Detail informasi mengenai Cabang Pelabuhan Tanjung Priok diuraikan pada bagian di bawah
ini;

TABEL 1.1
GENERAL INFORMATION
INFORMASI UMUM
Nama Pelabuhan Tanjung Priok
Lokasi Jalan Raya Pelabuhan No.
9 Tanjung Priok, Jakarta
Utara
Kelas Pelabuhan Utama
Jenis Pengelolaan KSMU
Luas Lahan 627 Ha
Luas DLKR 6.000 Ha
Luas DLKP 630 Ha
Koordinat 6°5′48.44″LS,106°52′57.8″
BT

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

2
TABEL 1.2
SEASIDE PORT ACCESS & NAUTICAL CONDITIONS
KONDISI LAUT PELABUHAN

Alur Panjang 19.850 m


Lebar 30 s/d 150 m
Draft -4 s.d. -16 mLWS
Kolam Draft -4 s.d. -16 mLWS
Perairan Dalam 1.000Ha
Perairan Luar 2.183Ha
Kapal Pandu 9 unit
Kapal Tunda 16 unit
Breakwater 9.247 m
Pasang Surut HHWL : 1,1 s.d. 1,3 M
LLWL : 0,01 s.d. 0,1 M
MSL. : 0,48 s.d. 0,6 M
Arus Kecepatan : 0,009 s.d. 0,016 m/s
Arus : SW, NW, N, W
Pengerukan Frekuensi : Tiap tahun
Volume : 100.000 s/d 300.000 m3 per
tahun
Lokasi: Kolam dan Alur
Tipe Material: Silt/ Clay/Sand

TABEL 1.3
SEASIDE PORT ACCESS & NAUTICAL CONDITIONS
DERMAGA
Dermaga Panjang 17,760 m
Draft : -4 s.d -16 LWS
Tipe Petikemas, Curah Cair, Curah
Kargo Kering, General Kargo,
Kendaran, Hewan, Penumpang.
Operator PT PTP, PT IPC TPK, JICT,
NPCT1, KSO KOJA, PT IKT, PT
MAL

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

3
TABEL 1.4
YARD & WAREHOUSE
LAPANGAN DAN GUDANG
Lapangan Luas : 1.880.633,86 M2
Petikemas Jumlah : 66 Unit

Lapangan Luas : 282.980,60 M2


Konvensional Jumlah : 33 Unit
Gudang Luas : 59.450 M2
Jumlah : 12

TABEL 1.5
PORT EQUIPMENT
ALAT BONGKAR MUAT
QCC 32 Unit
RTGC 113 Unit
Reach Stacker 64 Unit
Forklift 138 Unit
GLC 11 Unit
Side Loader 7 Unit
Excavator 11 Unit
Shore Crane 7 Unit
Mobile Crane 1 Unit
Top Loader 7 Unit
HMC 14 Unit
RMGC 5 Unit

TABEL 1.6
PORT COMODITY

BARANG 2016 2017 2018 2019 (TW III)

Petikemas (Teus) 5.514.694 6.079.762 6.743.523 5.010.128


General Cargo 3,388,071.3 5,523,390 6,639,818.9 4,669,425
Bag Cargo 469,123 258,259 644,118 383,040
Curah Cair 937,429.80 1,871,980 2,575,393.6 1,753,609
Curah Kering 3,407,591 7,079,437 8,038,889.7 4,943,905
Lain - lain 2,410,271.5 4,254,029 4,245,359.5 1,465,899

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

4
B. HINTERLAND

1. Profil Hinterland

Wilayah hinterland yang dilayani


Pelabuhan Tanjung Priok dilihat
dari asal tujuan barang mencakup
3 wilayah yaitu DKI Jakarta, Jawa
Barat, dan sebagian Banten
(Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Kota Tangerang
Selatan).

Di 3 wilayah tersebut, jasa kepelabuhanan tidak hanya disediakan oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Di wilayah DKI Jakarta, selain Pelabuhan Tanjung Priok juga terdapat Pelabuhan Sunda Kelapa
dan Pelabuhan Marunda yang juga menyediakan layanan kepelabuhanan untuk wilayah Jakarta
dan sekitarnya. Di wilayah Jawa Barat, jasa kepelabuhanan juga disediakan oleh Pelabuhan
Cirebon. Sedangkan untuk wilayah Banten, terdapat Pelabuhan Ciwandan, Pelabuhan Cigading,
dan Pelabuhan Indah Kiat.

2. Ekonomi di Hinterland

PDRB 3 PROVINSI (RP TRILYUN)


3.590
3.389
3.203
3.030
2.872
2.721
2.561
2.404
2.253
1.736
1.635
1.373 1.540
1.455 1.420
1.297
1.223 1.344
1.276
1.207
1.148
1.075 1.149
1.094
1.028
907966
271291310331349368388410434

PDRB JAKARTA PDRB JAWA BARAT PDRB BANTEN TOTAL PDRB 3 PROVINSI

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Ekonomi di hinterland diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Konstan 2010 (ADHK 2010). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB
Provinsi yang menjadi hinterland Cabang Tj. Priok pada tahun 2018 sebesar Rp 3.590 Trilyun,
dimana Jakarta menjadi provinsi dengan PDRB tertinggi dengan Rp 1.736 trilyun, diikuti oleh

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

5
Jawa Barat dengan Rp 1.420 trilyun, sementara Banten memiliki PDRB 2018 sebesar Rp 434
trilyun.

Selain memiliki tingkat ekonomi dengan nilai tertinggi, Provinsi DKI Jakarta juga memiliki rata-rata
tingkat pertumbuhan tertinggi selama 2010-2018 dengan rata-rata 6,17% per tahun, diikuti dengan
Provinsi Banten dengan rata-rata 6,04% per tahun, sementara Provinsi Jawa barat memiliki tingkat
pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 5,77%.

Pertanian,
Pertambangan
Kehutanan dan
dan Penggalian Apabila dilihat berdasarkan
Sektor lain Perikanan
1%
20% 4%
sektor usahanya, sektor usaha
Industri
Pengolahan dengan PDRB tertinggi pada
Jasa keuangan 27%
dan asuransi 2018 di 3 Provinsi tersebut
6%
EKONOMI 3 PROVINSI adalah sektor manufaktur
BERDASARKAN Pengadaan
Informasi dan air, dengan kontribusi 27%
SEKTOR USAHA pengelolaan
komunikasi
8% sampah, terhadap total PDRB di 3
limbah dan
Penyediaan provinsi tersebut, diikuti oleh
daur ulang
akomodasi dan
0%
makan minum Pengadaan listrik sektor perdagangan dengan
4% Transportasi
dan dan gas
Perdagangan 0% 15%, dan konstruksi dengan
pergudangan
besar dan Konstruksi
4% 11%.
eceran; 11%
Resparasi…

Sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi selama 2010-2018 adalah sektor informasi &
Komunikasi dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 11,6%, sedangkan sektor
transportasi dan pergudangan memiliki tingkat pertumbuhan per tahun dengan 8,3%.

3. Ekonomi di Hinterland

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, terdapat 39 Kawasan Industri di 3 wilayah


tersebut. Di DKI Jakarta terdapat 2 Kawasan Industri yaitu Kawasan Berikat Nusantara dan
Kawasan Industri Pulo Gadung dengan total luas area 1.095 Ha. Di Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Tangerang Selatan terdapat 7 Kawasan Industri dengan total luas lahan sebesar
2.565 Ha. Sedangkan di Jawa Barat terdapat 30 Kawasan Industri dengan total luas lahan 17.832
Ha. Total luas lahan Kawasan Industri yang berada di wilayah hinterland Tanjung Priok adalah
21.491 Ha.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

6
Rincian kawasan industri di hinterland Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat dalam tabel berikut:

No Kawasan Industri dan Lokasinya Luas Lahan (Ha)


A Kota Administrasi Jakarta Utara, DKI Jakarta 595
1 Kawasan Berikat Nusantara 595
B Kota Administrasi Jakarta Timur, DKI Jakarta 500
1 Jakarta Industrial Estate Pulogadung 500
C Kab. Bekasi, Jawa Barat 8.142
1 Bekasi International Industrial Estate 200
2 East Jakarta Industrial Park 320
3 Greenland International Industrial Center (GIIC) 1.000
4 Kawasan Industri Jababeka 2.267
5 Kawasan Industri Lippo Cikarang 1.645
6 Kawasan Industri Terpadu Indonesia China 205
7 MM2100 Industrial Town BFIE 1.700
8 MM2100 Industrial Town MMID 805
D Kab. Karawang, Jawa Barat 6.623
1 Karawang International Industrial City 1.347
2 Karawang New Industry City 205
3 Kawasan Industri Artha Industrial Hill 390
4 Kawasan Industri GT Tech Park 400
5 Kawasan Industri Indotaisei 700
6 Kawasan Industri Kujang Cikampek 110
7 Kawasan Industri Mitrakarawang 500
8 Kawasan Industri Pertiwi Lestari 791
9 Mandalapratama Permai Industrial Estate 238
10 Podomoro Industrial Park 542
11 Suryacipta City Of Industry 1.400
E Kab. Purwakarta, Jawa Barat 1.476
1 Kawasan Industri Lion 50
2 Kota Bukit Indah Industrial City 1.426
F Kab. Subang, Jawa Barat 514
1 Kawasan Industri Aneka Bumi Cipta 109
2 Kawasan Industri Bumi Aman Sejahtera 155
3 Kawasan Industri Jasa Semesta Utama 157
4 Kawasan Industri Surya Siti Indotama 94
G Kab. Sumedang, Jawa Barat 200
1 Kawasan Industri Rancaekek 200
H Kota Bekasi, Jawa Barat 654
1 Kawasan Industri Gobel 54
2 Kawasan Industri Marunda Center 600
I Kab. Bogor, Jawa Barat 223
1 Cibinong Center Industrial Estate 103
2 Kawasan Industri Sentul 120
J Kab. Tangerang, Banten 2.365
1 Griya Idola Industrial Park 99
2 Kawasan Industri & Pergudangan Cikupamas 250
3 Kawasan Industri Pasar Kemis 74
4 Kawasan Industri Purati Kencana Alam 70
5 Kawasan Industri Sumber Rezeki 72
6 Millenium Industrial Estate 1.800
K Kota Tangerang Selatan, Banten 200
1 Kawasan Industri dan Pergudangan Taman Tekno BSD 200
Grand Total 21.491

Business Plan Cabang Pelabuhan


Profil Cabang Pelabuhan

7
C. CUSTOMER UTAMA
Agen pelayaran dalam negeri dengan volume GT tertinggi adalah PT Salam Pacific Indonesia
Lines dengan total GT selama 2018 sebesar 17,1 juta GT, diikuti oleh PT Atosim dengan 14,1
juta GT, dan Tanto Intim Line dengan 11,7 juta GT. Sementara untuk kategori pelayaran luar
negeri, agen pelayaran dengan volume GT tertinggi selama 2018 adalah PT Container Maritime
Activities dengan 16,4 juta GT, diikuti oleh Pelayaran Bintang Putih dengan 12,5 juta GT, dan
Samudera Agencies Indonesia dengan 10,7 juta GT.

Berikut adalah tabel daftar 10 agen pelayaran dengan arus GT tertinggi pada tahun 2018:
NO AGEN PELAYARAN VOLUME GT 2018
DALAM NEGERI
1 PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES 17.105.761
2 PT.ATOSIM LAMPUNG PELAYARAN 14.854.228
3 PT. TANTO INTIM LINE 11.702.629
4 PT. MERATUS LINE 9.199.160
5 PT. TEMAS TBK 8.309.999
6 PELAYARAN NASIONAL INDONESIA 4.372.159
7 PT. PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN 2.450.967
8 PT. PELAYARAN CARAKA TIRTA PERKASA 2.286.620
9 PT PELAYARAN NUSANTARA SEJATI 1.567.627
10 PT. JELAJAH LAUT NUSANTARA 1.404.642
LUAR NEGERI
1 PT. CONTAINER MARITIME ACTIVITIES 16.416.400
2 PT PELAYARAN BINTANG PUTIH 12.550.790
3 PT. SAMUDERA AGENCIES INDONESIA 10.706.639
4 PT. PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN 9.432.560
5 PT. SAMUDERA INDONESIA TBK. 7.989.971
6 PT. PELAYARAN SAMUDRA KARANA LINE 7.378.757
7 PT. GLOBAL SHIPPING INDONESIA 6.885.865
8 PT. EVERGREEN SHIPPING AGENCY INDONESIA 6.604.908
9 PT. ANDHIKA LINES 4.802.545
10 PT. GESURI LLOYD 4.531.310

Selain shipping line, customer pelabuhan juga mencangkup cargo owner. Adapun cargo owner
yang cukup mendominasi Cabang pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
NO CUSTOMER THROUGHPUT (TEUS)
1 Dwipahasta Utama Duta 346.702

2 Adipurusa 306.023

3 Mitra Sentosa Abadi 303.360

4 Escorindo Stevedoring 209.059

5 Caraka Tirta Perkasa 114.888

6 Prima Nur Panurjwan 94.111

7 MCC Transport 87.018

8 Yang Ming 85.009

9 Samudera Shipping Line 66.633

10 Indo Container Line 44.809

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

11
A. ASPEK OPERASIONAL
1. ARUS KUNJUNGAN KAPAL

TRAFIK KAPAL 2015 - 2019 (RIBU UNIT)


18,6 18,6

15,2 15,2 15,3 14,8


14,7 14,3 14,3 14,4 14,6 14,6
13,9 13,9
12,3

2015 2016 2017 2018 2019

BUSINESS PLAN RKAP REALISASI

TRAFIK KAPAL 2015 - 2019 (JUTA GT)


180
160,6 158,5
160 134,6 129,0 150,0 146,5 146,7
134,6 117,2
140 129,0 129,0 129,2
120,3 123,0
117,2
120
100
80
60
40
20
-
2015 2016 2017 2018 2019

BUSINESS PLAN RKAP REALISASI

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

12
2. ARUS BARANG

TRAFIK BARANG NON-PETIKEMAS 2015 - 2019 (JUTA TON)


70 60,8
60,8
60

50 47,0 40,4
40,4
40 28,9
30,0 30,0 31,2 31,2
28,9
30
22,1
19,0
20
13,2
10,6
10

-
2015 2016 2017 2018 2019

BUSINESS PLAN RKAP REALISASI

TRAFIK BARANG PETIKEMAS 2015 - 2019 (JUTA T)


70 60,8
60,8
60

50 47,0 40,4
40,4
40 28,9
30,0 30,0 31,2 31,2
28,9
30
22,1
19,0
20
13,2
10,6
10

-
2015 2016 2017 2018 2019

BUSINESS PLAN RKAP REALISASI

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

13
B. ASPEK KEUANGAN

1. Laba/Rugi

L/R (Laba Rugi) 2015 2016 2017 2018 2019


Reals/d
PARAMETER Satuan BP Real BP Real BP Real BP Real BP November

Pendapatan Usaha Rp. (Juta) 0 78,871 78,000 100,455 1,668,045 1,527,498 1,827,218 1,761,354 2,032,802 1,634,749
Deviasi % 0.00 1.29 0.92 0.96 0.80
Reduksi Rp. (Juta) 0 0 1.637 1,316 4,056 7,705 8,072 8,398 6,639
Deviasi % 0.00 1.00 3.08 1.05 0.79
Pendapatan Usaha bersih Rp. (Juta) 0 78,871 78,000 100,453 1,666,729 1,523,442 1,819,513 1,753,282 2,024,404 1,628,110
deviasi % 0.00 1.29 0.91 0.96 0.80
Biaya Usaha Rp. (Juta) 95,000 214,063 105,000 187,994 1,112,723 908,878 1,213,292 959,105 1,349,127 908,469
Deviasi % 2.25 1.79 0.82 0.79 0.67
Rugi/laba Usaha Rp. (Juta) (95,000) (135,192) (27,000) (87,540) 554,006 614,564 606,221 794,177 675,277 719,641
Deviasi % 1.42 3.24 1.11 1.31 1.07
Pendapatan (biaya) diluar Usaha Rp. (Juta) 0 474 81,007 0 49,943 500 78,155 535 8,970
Deviasi % 0.00 156.31 16.77
Beban di Luar Usaha Rp. (Juta) 0 12,061 25,998 66,985 61,534 63,486 102,245 31,802
Deviasi % 2.58 1.03 0.31
Rugi/Laba (sebelum pajak & hak Minoritas Rp. (Juta) (95,000) (134,718) (27,000) (18,594) 528,008 597,522 545,187 808,846 573,567 696,809
Deviasi % 1.42 0.69 1.13 1.48 1.21
Pajak & hak Minoritas Rp. (Juta)
Deviasi %
Rugi/Laba : Bersih Rp. (Juta) (95,000) (134,718) (27,000) (18,594) 528,008 597,522 545,187 808,846 573,567 696,809
Deviasi % 1.42 0.69 1.13 1.48 1.21

LABA RUGI (RP MILYAR)


1.0 00,0

808,8 783,4
60%

597,5
50%

800 ,0

42% 545,2 573,6 37%


40%

600 ,0
528,0 30%

20%

400 ,0 48% 10%

13% 0%

-95,0 -134,7
200 ,0

-27,0 -18,6
-10%

-20%

0,0

-200,0
-31% -30%

-40%

2015 2016 2017 2018 2019


RJPP (95.000) (27.000) 528.005 545.185 573.566
REALISASI (134.718) (18.594) 597.521 808.845 783.422
DEVIASI 42% -31% 13% 48% 37%

RJPP REALISASI DEVIASI

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

14
2. Arus Kas

TABEL 2.2
PERBANDINGAN ARUS KAS TAHUN 2015-2019 (JUTA RUPIAH)
ARUS KAS 2015 2016 2017 2018 2019
Real
S/d
PARAMETER BP Real BP Real BP Real BP Real BP
November
2019
Penerimaan dari aktivitas operasi Rp. (Juta) 256,243 256,243 120,777 120,777 1,110,424 1,867,023 1,123,361 3,267,233 1,187,740 2,287,013
deviasi % 1.00 1.00 1.68 2.91 1.93
Penerimaan dari aktivitas investasi Rp. (Juta) 0 0 - - 243,166 360,708 575,449
deviasi % 0.00 0.00 0.00
Penerimaan dari aktivitas pendanaan Rp. (Juta) 0 0 - - 65,939 - -
deviasi % 0 0 0
Jumlah Penerimaan 256,243 256,243 120,777 120,777 1,419,529 1,867,023 1,484,069 3,267,233 1,763,189 2,287,013
Pengeluaran dari aktivitas operasi Rp. (Juta) 354,555 354,555 128,507 128,507 519,134 1,723,344 1,037,470 3,137,262 1,151,569 2,095,946
deviasi % 1.00 1.00 3.32 3.02 1.82
Pengeluaran dari aktivitas investasi Rp. (Juta) 0 0 - - 888,882 447,143 191,004 611,210 222,276
deviasi % 0.00 0.43 0.36
Pengeluaran dari aktivitas pendanaan Rp. (Juta) 0 0 - - - - 0 0
deviasi %
Jumlah Pengeluaran Rp. (Juta) 354,555 354,555 128,507 128,507 1,408,016 1,723,344 1,484,613 3,328,266 1,762,779 2,318,222
Kenaikan (Penurunan) Kas Rp. (Juta) (98,312) (98,312) (7,730) (7,730) 11,513 143,679 (544) (61,033) 410 (31,209)
deviasi % 1.00 1.00 12.48 112.19 -76.12
Kas & Setara Kas Awal Periode Rp. (Juta) 121,990 121,990 23,678 23,678 15,948 15,948 27,461 145,660 26,917 84,627
deviasi % 1.00 1.00 1.00 5.30 3.14
Kas & Setara Kas Akhir Periode Rp. (Juta) 23,678 23,678 15,948 15,948 27,461 159,627 26,917 84,627 27,327 53,418
deviasi % 1.00 1.00 5.81 3.14 1.95

3. Neraca

TABEL 2.3
PERBANDINGAN NERACA TAHUN 2015-2019 (JUTA RUPIAH)

2015 2016 2017 2018 2019


NERACA BP Real BP Real BP Real BP Real BP Real
Total Aktiva Rp. (Juta) 4,616,170 4,616,170 4,646,782 4,646,782 4,714,263 5,131,645 4,922,024 5,899,608 5,495,485 6,148,105
deviasi % 1.00 1.00 1.09 1.20 1.12
Total Kewajiban dan ekuitas Rp. (Juta) 4,616,170 4,616,170 4,646,782 4,646,782 4,714,263 5,131,645 4,801,400 5,899,608 5,495,485 6,148,105
deviasi % 1.00 1.00 1.09 1.23 1.12

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

15
4. Rasio Keuangan dan Pasar

TABEL 2.4
PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN TAHUN 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
RASIO KEUANGAN DAN PASAR BP Real BP Real BP Real BP Real BP Real
Biaya/PendapatanOperasi (BOPO) % 0 271.41 134.69 110.44 66.76 59.7 66.68 54.7 66.64 55
deviasi 0 0.82 0.89 0.82 0.83
EBITDA Margin % 0 11.7 100 73.61 43.45 51.3 43.4 54.38 43.53 53.6
deviasi 0 0.74 1.18 1.25 1.23
Market Share Growth % 0 9.36 9.5 9.54 13.18 13.18 13.32 13.32 13.75 13.75
deviasi 0 1.00 1.00 1.00 1.00

C. ASPEK KEPUASAN PELANGGAN

1. Indeks Kepuasan Pelanggan

INDEKS KEPUASAN PELANGGAN

4,80
4,67
4,60

4,40
4,20
4,20
4,00 4,03
4,00

3,80

3,60
2015 2016 2017 2018

Business Plan Cabang Pelabuhan


Evaluasi BP Periode Sebelumnya

16
D. ASPEK KEPUASAN PEKERJA

Indeks Kepuasan Pegawai


4,32 4,31

4,3

4,28 4,27

4,26

4,24
2017 2018

TABEL 2.4
EVALUASI KEPUASAN PEKERJA

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

19
A. IDENTIFIKASI PARAMETER INTERNAL
Parameter Internal adalah hal-hal/permasalahan/concern yang berasal dari dalam cabang yang
secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi kinerja cabang dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa dan serta akan mempengaruhi ketercapaian target-target
cabang yang telah ditetapkan.

Berikut ini beberapa parameter internal yang ada di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok :

a. Pelayanan jasa berbasis digital.


b. Peran sebagai operator pelabuhan utama yang melayani perdagangan internasional.

c. Ketersediaan fasilitas, peralatan, serta SDM yang memadai.

d. Keterbatasan lahan untuk pengembangan.

e. Area perkantoran belum tersentralisasi


f. Keterbatasan kapasitas jalan di dalam pelabuhan
g. Integrasi area perindustrian dengan pelabuhan belum optimal

B. IDENTIFIKASI PARAMETER EKSTERNAL


Parameter Eksternal adalah hal-hal/permasalahan/concern yang berasal dari luar cabang yang
cenderung diluar kendali cabang dan secara langsung ataupun tidak akan turut mempengaruhi
kinerja cabang dalam menjalankan proses bisnis dan dapat berdampak baik positif maupun
negatif bagi perusahaan.

Berikut ini beberapa parameter eksternal yang ada di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok :

a. Rencana beroperasinya kanal Cikarang - Bekasi - Laut (CBL).

b. Pengembangan JORR 2
c. Pengembangan Eastern Access NewPriok Port

d. Pengembangan Menara Maritim Indonesia

e. Kapasitas akses darat menuju pelabuhan terbatas

f. Arah pengembangan area perindustrian di luar DKI Jakarta

g. Munculnya pelabuhan pesaing (pelabuhan patimban & pelabuhan marunda)

h. Pengetatan regulasi di bidang lingkungan hidup

C. ANALISIS SWOT
Dari hasil identifikasi parameter-parameter internal kemudian dilakukan pemetaan untuk
mengelompokan parameter kedalam sisi Strengths dan sisi Weaknesses. Adapun parameter-
parameter eksternal dipetakan kedalam sisi Opportunites dan sisi Threats. Untuk

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

20
mengidentifikasi parameter-pamater yang akan berdampak signifikan bagi cabang,
selanjutnya dilakukan pembobotan dan penilaian untuk setiap parameter. Berikut ini disajikan
tabel pemetaan dan pembobotan parameter-parameter internal dan eksternal kedalam 4 sisi
yang berbeda (Strengths, Weaknesses, Opportunites, dan Threats).

TABEL 3.1
PEMETAAN DAN PEMBOBOTAN PARAMETER INTERNAL

Weighted
Internal Strategic Factors Weight Rating
Score
1 2 3 4
Strengths
Pelayanan jasa berbasis digital 15% 80 12
Peran sebagai operator pelabuhan utama
20% 100 20
yang melayani perdagangan internasional.
Ketersediaan fasilitas, peralatan, serta SDM
10% 80 8
yang memadai.
TOTAL 45% 40

Weaknesses
Keterbatasan lahan untuk pengembangan. 15% 80 12

Area perkantoran belum tersentralisasi 10% 70 7

Keterbatasan kapasitas jalan di dalam pelabuhan 10% 80 8

Integrasi area perindustrian dengan pelabuhan


20% 80 16
belum optimal
TOTAL 55% 43
Total Scores 100% 83

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

21
TABEL 3.2
PEMETAAN DAN PEMBOBOTAN PARAMETER EKSTERNAL

Weighted
Eksternal Strategic Factors Weight Rating
Score
1 2 3 4
Opportunities
Rencana beroperasinya kanal Cikarang -
7% 60 4,2
Bekasi - Laut (CBL).

Pengembangan Eastern Access NewPriok Port 7% 60 4,2

Pengembangan Menara Maritim Indonesia 12% 80 9,6

Pengembangan JORR 2
19% 100 19

TOTAL
45% 37

Threat
Arah pengembangan area perindustrian di luar
DKI Jakarta 20% 100 20

Munculnya pelabuhan pesaing (pelabuhan


25% 80 20
patimban & pelabuhan marunda)

Pengetatan regulasi di bidang lingkungan hidup 10% 70 7


TOTAL 55% 47
Total Scores 100% 82

Dari hasil pemetaan dan pembobotan parameter-parameter diatas diketahui bahwa terdapat
beberapa parameter yang signifikan mempengaruhi posisi cabang, yaitu parameter dengan
Weighted Score tertinggi pada masing-masing kelompok SWOT.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

22
D. OVERVIEW PARAMETER INTERNAL
1. Pelayanan Jasa Berbasis Digital

Percepatan penetrasi penggunaan teknologi informasi yang sangat tinggi di masyarakat


Indonesia harus diantisipasi oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing. Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka mendukung visi menjadi world class trade facilitator serta
pelayanan kepelabuhanan yang berbasis digital, telah menyiapkan beberapa system antara lain:

Tersedia/ Tidak Kualitas


No Nama sistem
Tersedia (Optimal / Belum Optimal)
1 ITOS & NBS Tersedia Optimal
2 SIMOP Kapal Tersedia Optimal

3 SIMOP Barang Tersedia Optimal

4 SIMOP Rupa-rupa Tersedia Optimal

5 SISKAKU Tersedia Optimal

6 VMS Tersedia Optimal

7 CRM Tersedia Optimal

8 ERS Tersedia Optimal

9 EFM Tersedia Optimal

10 GIS Tersedia Optimal

11 AGIS Tersedia Optimal

12 E-Invoice Tersedia Optimal

13 E-Payment Tersedia Optimal

14 I-Move Tersedia Optimal

15 Auto Gate Pass System Tersedia Optimal

16 Buffer Area System Tersedia Optimal

17 AIS Tersedia Optimal

2. Peran sebagai Pelabuhan Internasional


Cabang Pelabuhan Tanjung Priok merupakan gerbang utama perdagangan internasional di
Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok telah berpengalaman melayani kapal-kapal luar negeri dan
telah dilengkapi fasilitas-fasilitas yang mendukung seperti terminal petikemas berstandar
internasional, fasilitas behandle modern, imigrasi, karantina, dan fasilitas lainnya.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

23
3. Ketersediaan Fasilitas, Peralatan, dan SDM yang memadai
Pengalaman dalam menyediakan jasa kepelabuhanan selama beberapa dekade, serta komitmen
dalam meningkatkan kualitas pelayanan telah membentuk karakteristik fasilitas, peralatan serta
kualitas SDM yang mumpuni dalam bidangnya.
4. Keterbatasan lahan untuk pengembangan
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok memiliki luasan aset lahan sebesar 6,28 Ha serta aset
bangunan dan non bangunan yang tercatat dalam buku aset. Terkait aset lahan dibagi menjadi
4 bagian dengan rincian sertifkasi yaitu HPL seluas 575,2 Ha, HGB seluas 16,9 Ha, Hak Pakai
seluas 1.272 M2, dan yang belum disertifikasi seluas 35,6 Ha.
Adapun aset lahan tersebut memiliki status yang terbagi menjadi 4 (empat) kategori. Terdapat
lahan yang sudah optimal seluas 575,2 Ha, belum optimal seluas 3,2 Ha, idle seluas 3,27 Ha
dan lahan bermasalah seluas 46,2 Ha.

TABEL 3.4
RINCIAN LAHAN PER SERTIPIKAT
Luasan Tanah
No Rincian Per Sertipikat
(M2)
1 HPL 5.752.299,00
2 HGB 169.258,00
3 Hak Pakai 1.272,00
4 Belum Bersertipikat 356.844,75
Jumlah 6.279.673,75

TABEL 3.5
RINCIAN LAHAN PER STATUS ASET
Luasan Tanah
No Rincian Status Aset
(M2)
1 Optimal 5.752.264,75
2 Belum Optimal 32.244,00
3 Idle 32.771,00
4 Bermasalah 462.394,00
Jumlah 6.279.673,75

Untuk aset bangunan dan non bangunan seperti lapangan, gudang, alat, dan fasilitas
pendukung lainnya saat ini telah dioptimalkan melalui kerjasama mitra usaha dengan anak
perushaan IPC maupun mitra swasta.

Saat ini tingkat optimalisasi lahan di Pelabuhan Tanjung Priok termasuk tinggi, dimana 91,6%
lahan masuk dalam kategori optimal. Saat ini Pelabuhan Tanjung Priok sudah terkepung oleh
area permukiman dan area komersial sehingga tingkat kesulitan untuk pengembangan fasilitas
pelabuhan ke sisi darat menjadi sangat tinggi.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

24
5. Area Perkantoran di Dalam Pelabuhan tersebar
Area perkantoran untuk administrasi pelayanan jasa kepelabuhanan di dalam Pelabuhan
Tanjung Priok saat ini masih tersebar di beberapa lokasi sehingga menyita waktu pengguna
jasa dalam proses transaksi kepelabuhanan, serta berpotensi menghambat proses koordinasi
antar fungsi di dalam pelabuhan.

Tersebarnya kantor pelayanan pelabuhan di tengah keterbatasan lahan pengembangan juga


berpotensi menyebabkan utilisasi lahan pelabuhan menjadi kurang optimal.

Gambar: Lokasi kantor fungsi pelayanan pelabuhan di Tanjung Priok.

6. Keterbatasan kapasitas jalan di dalam pelabuhan


Pertumbuhan arus barang yang relatif tinggi di Pelabuhan Tanjung Priok dalam beberapa tahun
terakhir perlu didukung dengan pengembangan kapasitas jalan untuk mencegah terjadinya
kongesti di dalam pelabuhan. Saat ini kongesti di dalam pelabuhan sangat dirasakan di beberapa
lokasi terutama di gate out pos 9, pos 1, dan Jalan Raya Cilincing.

Gambar: Lokasi titik kongesti Pelabuhan Tanjung Priok

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

25
7. Integrasi area industri dengan Pelabuhan Tanjung Priok belum Optimal
Untuk meningkatkan daya saing pelabuhan, industri, serta perdagangan diperlukan sinergi fungsi
pelabuhan dan industri sehingga terjadi efisiensi logistik dan biaya produksi.

Saat ini lokasi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama perdagangan jauh dari lokasi
area perindustrian utama. Jarak antara Tj. Priok dengan area industri di Bekasi dan karawang
lebih dari 50 Km, dan jalan yang menghubungkan area tersebut sudah padat.

Gambar: Lokasi area industri utama di hinterland

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

26

E. OVERVIEW PARAMETER EKSTERNAL

1. Rencana Pengoperasian Kanal CBL


Inland Waterways Cikarang Bekasi
Laut (CBL) merupakan rencana
pengembangan moda transportasi
angkutan barang berbasis sungai
dengan mengandalkan tongkang.

Inland Waterways Cikarang Bekasi


Laut menghubungkan kegiatan industri
di Bekasi dan sekitarnya dengan
Pelabuhan Tanjung Priok
menggunakan Sungai CBL.
pengembangan CBL menjadi alternatif
transportasi selain jalan darat yang
semakin padat.

2. Pengembangan Eastern Access NewPriok Port


Eastern Access NewPriok Port
merupakan jalan akses yang
menghubungkan NewpriokPort ke
Marunda dan rencana Jalan Tol
Cilincing Cibitung.

Pengembangan ini merupakan langkah


mitigasi risiko kemacetan yang
disebabkan oleh pengoperasian
terminal-terminal baru yang ada di
NewPriok Port.

3. Pengembangan Menara Maritim Indonesia


Menara Maritim Indonesia adalah
kawasan perkantoran di luar area
pelabuhan di lahan seluas 1,5 Ha.

Menara Maritim memiliki 30 lantai, dan


akan diisi oleh anak perusahaan IPC
Group serta beberapa kantor agen
pelayaran dan EMKL yang saat ini
berkantor di dalam area pelabuhan.

Pengembangan Menara Maritim


Indonesia merupakan peluang bagi
Tanjung Priok untuk melakukan
penataan area perkantoran yang ada di
dalam area pelabuhan.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

27

4. Pengembangan JORR 2

Pengembangan Jakarta Outer Ring


Road 2 merupakan pengembangan jalan
tol yang bertujuan mengurai kepadatan
jalan tol di JORR1.

Pengembangan JORR 2, terutama Jalan


Tol Cilincing – Cibitung akan
mempermudah akses menuju daerah-
daerah pontensial di hinterland.

5. Arah Pengembangan Area Industri di luar Jakarta

Padatnya kota Jakarta dan antisipasi dampak lingkungan dari kegiatan industri menyebabkan arah
pengembangan area industri berfokus di area di luar Jakarta seperti di Bekasi, Purwakarta,
Karawang, dan Subang. Hal ini berpotensi menyebabkan jarak antara kegiatan industri dengan
Pelabuhan Tanjung Priok menjadi semakin tinggi.

6. Munculnya Pelabuhan Pesaing


Munculnya pelabuhan seperti
Patimban dan Marunda
menyebabkan terjadinya
persaingan jasa kepelabuhanan di
hinterland Pelabuhan Tanjung
Priok.

Pelabuhan Marunda berjarak 10-15


Km dari Pelabuhan Tanjung Priok
dan menjadi pesaing Pelabuhan
Tanjung Priok khususnya untuk
segmen curah kering dan curah
cair.

Pelabuhan Patimban merupakan pelabuhan yang berada di Kabupaten Subang, sekitar 120 Km
dari Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Patimban direncanakan memiliki total luas 654 Ha.
Pelabuhan ini direncanakan mulai beroperasi pada 2021/2022.

Pada tahap 1 direncanakan memiliki terminal kendaraan dengan kapasitas 250.000 CBU, dan
terminal petikemas dengan kapasitas 270.000 TEU. Pelabuhan Patimban akan menjadi pesaing
Pelabuhan Tanjung Priok terutama untuk segmen petikemas dan Roro.

Business Plan Cabang Pelabuhan


Analisa Posisi

28
7. Pengetatan regulasi di bidang lingkungan hidup
Banyaknya kasus-kasus pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air minum, penurunan
kualitas udara daerah perkotaan, serta tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup
yang semakin tinggi, berpotensi meningkatkan kemungkinan semakin ketatnya peraturan terkait
lingkungan hidup.

Hal ini perlu diantisipasi dengan penerapan teknologi serta prosedur operasi pelabuhan yang
ramah lingkungan, serta pengendalian dan penanganan limbah yang lebih tertib.

Business Plan Cabang Pelabuhan


29
A. ASUMSI MAKRO
Kondisi makro Indonesia pada tahun 2020-2024 diperkirakan bergerak stabil di angka 5%.
hal ini didasarkan pada terus tumbuhnya PDB Indonesia beberapa tahun terakhir di angka
5%-5,5%.

TABEL 4.1
Asumsi Ekonomi Makro

No Variabel 2020 2021 2022 2023 2024


1 GDP 5,4% 5,5% 5,7% 5,9% 6,1%
2 Nilai Tukar 14,380 14,380 14,380 14,380
14,380
Rupiah
3 Tingkat
3,1% 3,1% 3,1% 3,1% 3,1%
Inflasi

Jajaran Kementrian Pemerintahan Jokowi terus memberikan banyak inisiatif yang ditujukan untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur selama periode ke 2. Sebelumnya diperkirakan puncak
peningkatan (PDB) pada tahun 2021 adalah 7,7%. Nampaknya angka 7.7 % dinilai terlalu optimis
mengingat kemajuan sampai saat ini yang tidak begitu pesat, Oleh karena itu keberhasilan tahun
pertama program infrastruktur menunjukkan bahwa belanja infrastruktur secara keseluruhan
akan naik di atas rata-rata historis yakni 5,7% dari PDB.

Proyeksi tingkat inflasi cenderung mengalami peningkatan, dengan kemungkinan kebijakan yang
diambil Pemerintah adalah meminimalkan faktor harga administrasi atau administration price
(listrik, BBM) serta volatilitas harga pangan, faktor yang kerap menjadi pemicu melonjaknya
inflasi. Walaupun volatile food bukan penyumbang besar inflasi, namun kalau faktor harga
pangan dan administration price bisa dikendalikan, maka inflasi bisa stabil berkisar diangka 3%-
3,5% per tahun. Terkait kenaikan harga BBM bersubsidi yang selalu menyumbang inflasi tinggi,
Pemerintah diperkirakan membiarkan harga bergerak mengikuti dinamisme pasar. Seiring
dengan tingkat inflasi yang cenderung mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi
mengalami peningkatan, tingkat bunga diproyeksi akan naik secara bertahap, yang diharapkan
merupakan indikasi bertumbuhnya sektor riil. Adapun asumsi ini diambil dari berbagai sumber,
antara lain Bank Indonesia, Shareholder aspiration RKAP 2021, Juknis RKAP 2021 dan IMF.

B. ASUMSI MIKRO
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa pendapatan inti Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok berasal dari pelayanan jasa kapal, cargo, dan petikemas. Komponen
untuk menentukan pendapatan ini adalah tarif dan perkembangan throughput.

Business Plan Cabang Pelabuhan


30
TABEL 4.2
Asumsi Pertumbuhan Kapal

No Uraian 2020 2021 2022 2023 2024


1 Pelayaran Luar Negeri 2% 2% 2% 2% 2%
2 Pelayaran Dalam Negeri 2% 2% 2% 2% 2%
3 Pelayaran Rakyat 2% 2% 2% 2% 2%
4 Pelayaran Perintis 2% 2% 2% 2% 2%
5 Kapal Negara/Tamu 2% 2% 2% 2% 2%

Salah satu pelayanan jasa yang dimiliki oleh Cabang Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelayanan
jasa kapal. Pelayanan jasa kapal ini terdiri dari jasa labuh, jasa pandu, jasa tunda dan jasa tambat
yang dipengaruhi oleh arus kapal yang dilayani di Tanjung Priok. Pada tahun 2020-2024, arus
kapal Pelabuhan Tanjung Priok akan banyak dipengaruhi oleh munculnya fasilitas-fasilitas
kepelabuhanan yang baru. Beroperasinya JICT 2 pada 2020 dan NPCT2 & NPCT3 pada 2022
berpotensi menambah arus kunjungan kapal. Namun dengan pengembangan Pelabuhan
Marunda, serta beroperasinya Pelabuhan Patimban berpotensi mengurangi arus kapal yang ada
di Tanjung Priok. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, diasumsikan arus kapal tumbuh dengan rata-
rata 2% per tahun.

TABEL 4.3
Asumsi Pertumbuhan Kargo
No Uraian 2020 2021 2022 2023 2024
1 General Cargo 5% 5% 5% 5% 5%
2 Bag Cargo 5% 5% 5% 5% 5%
3 Curah Cair 5% 5% 5% 5% 5%
4 Curah Kering -15% -5% -3% 2% 2%
5 Peti kemas 2% 2% 2% 2% 2%

Arus barang general cargo, bag cargo, serta curah cair diproyeksikan sesuai dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5% sepanjang periode 2020-2024. Untuk curah kering
sangat berpotensi untuk menurun karena pengembangan Pelabuhan Marunda, dan minimnya
fasilitas khusus penanganan curah kering di Pelabuhan Tanjung Priok. sedangkan untuk kargo
petikemas akan banyak dipengaruhi oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat serta
pengoperasian Patimban pada 2022, sehingga tingkat pertumbuhan petikemas diproyeksikan
tidak setinggi pada tahun-tahun sebelumnya.

Business Plan Cabang Pelabuhan


31
TABEL 4.4
Asumsi Lain-Lain

No Uraian 2020 2021 2022 2023 2024


1 Beban Pegawai 7% 7% 7% 7% 7%
2 Beban Bahan 6% 6% 6% 6% 6%
3 Beban Pemeliharaan 8,2% 11% -4% 2% 8,2%
4 Beban Administrasi Kantor 5% 5% 5% 5% 5%
5 Beban Umum 5,3% 6% 6% 6% 6%

Sesuai dengan perjanjian kerja bersama antara pelabuhan dan SPPI, bahwa gaji pegawai
diperkirakan naik 3% ditambah dengan nilai inflasi sebesar 3-4%, maka didapat 7%. Beban bahan
diproyeksikan naik 6% per tahun dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan produksi jasa pelabuhan.
Beban pemeliharaan dipengaruhi tingkat inflasi serta penyerapan investasi sehingga menambah
jumlah aset yang harus dirawat. Rencana pengoperasian Menara Maritim pada tahun 2021 juga
mempengaruhi beban perawatan, pindahnya kantor pusat dan beberapa anak perusahaan ke
Menara Maritim membuat kewajiban perawatan bangunan kantor pusat dan anak perusahaan
tersebut beralih ke Cabang Priok. Beban umum banyak dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan
produksi.

C. TARGET KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)


Salah satu metode pegukuran keberhasilan program kerja dapat dilakukan dengan pengukuran
key performance indikator (KPI). Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators) atau
disingkat KPI adalah ukuran-ukuran tertentu yang merupakan target-target yang terukur dan harus
dicapai oleh Direksi, General Manager Cabang Pelabuhan, dan Direksi Anak Perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) dalam melakukan pengurusan dan pengawasan perusahaan.

KPI Cabang Pelabuhan dan KPI Anak Perusahaan disusun serta dikelola oleh Direktorat
Pengelolaan Anak Perusahaan dan mengacu pada KPI Korporat Dasar penyusunan KPI Cabang
Pelabuhan yaitu:
a. KPI Korporat yang tertuang dalam Kontrak Manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
b. Rencana Kerja dan Anggaran masing-masing Cabang Pelabuhan.

Indikator-indikator pada KPI Korporat disusun dengan menggunakan kerangka Kriteria Penilaian
Kinerja Unggul (KPKU) dan dikelompokkan ke dalam lima (5) perspektif, yaitu:
a. Keuangan dan Pasar
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil finansial dan pasar utama perusahaan
yang menunjukkan kesinambungan finansial dan pencapaian pasar;

Business Plan Cabang Pelabuhan


32
b. Fokus Pelanggan
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil kinerja fokus pada pelanggan
perusahaan yang bertujuan menunjukkan sebaik apa perusahaan telah memuaskan pelanggan
dan keterikatannya dalam hubungan jangka panjang;
c. Efektivitas Produk dan Proses
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil kinerja produk dan operasional utama
perusahaan, yang bertujuan memeragakan mutu dan nilai produktif dan jasa yang menimbulkan
kepuasan dan keterikatan pelanggan;
d. Fokus Pegawai
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil kinerja perusahaan dalam aspek fokus
pada tenaga kerja, yang tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa baik perusahaan dalam
menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang produktif, peduli, dan membangun
keterikatan serta lingkungan pembelajaran untuk semua tenaga kerja;
e. Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil utama perusahaan di bidang
kepemimpinan senior dan tata kelola, yang ditujukan untuk menunjukkan perusahaan yang mapan
secara keuangan dan beretika yang memenuhi tanggung jawab sosialnya dan mendukung
komunitas utamanya.

TABEL 4.5
Perspektif KPKU
Terdapat 5 aspek pengukuran dan ketentuan maksimum minimum KPI, hal ini antara lain:

JUMLAH UKURAN KINERJA


NO PERSPEKTIF TERPILIH
MINIMUM MAKSIMUM
1. Keuangan dan Pasar 3 5
2. Fokus Pelanggan 2 3
3. Efektifitas Produk dan Proses 3 5
4. Fokus Tenaga Kerja 2 3
5. Kepemimpinan , Tata Kelola & 3 5
Tanggungjawab Kemasyarakatan
TOTAL 13 21

Target KPI Cabang Pelabuhan disusun dengan pertimbangan berikut, yaitu:


a. Rencana Jangka Panjang Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero);
b. Usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan pada tahun penetapan KPI;
c. Prognosa pencapaian nilai indikator kinerja pada tahun pengajuan Usulan RKAP;
d. Memenuhi persyaratan dan harapan stakeholders;

Business Plan Cabang Pelabuhan


33
e. Penentuan target kinerja yang optimal paling sedikit harus memenuhi trend sustainability
principle, dengan besaran target yang lebih tinggi dibandingkan dengan target kinerja
pesaing/perusahaan sejenis, benchmark utama, target kinerja tahun-tahun sebelumnya,
atau pencapaian kinerja tahun-tahun sebelumnya;
f. Pertimbangan lain yang ditetapkan oleh Direksi.

TABEL 4.6
Target KPI Cabang Pelabuhan
Adapun target KPI Cabang Pelabuhan Bengkulu pada setiap tahun dapat dilihat pada tabel

INDIKATOR KPI SAT BOBOT 2021 2022 2023 2024

A KEUANGAN DAN PASAR

1 EBITDA Margin % 8 52,66% 51,57% 50,93% 50,05%


2 Pertumbuhan Laba Bersih % 8
3 Optimalisasi Aset % 9 91,6% 91,8% 92% 92,6%
4 ROA % 8
B. FOKUS PELANGGAN
Skala
5 Indeks Kepuasan Pelanggan 10 4,67 4,68 4,69 4,7
Likert
C. EFEKTIVITAS PRODUK DAN PROSES
6 Waiting Time for Pilot Jam 5 1 1 1 1
7 Produktivitas B/M Petikemas (B/S/H) 5 30 31 32 33
D FOKUS TENAGA KERJA
M.Rp/ 1,56 1,6 1,67
8 Produktivitas Pegawai 7 1,7
Orang
Skala
9 Indeks Kepuasan Pegawai 8 4,5 4,55 4,6 4,7
Likert
E KEPEMIMPINAN, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB KEMASYARAKATAN
10 Persentase Tindak Lanjut Audit % 7 90 95 95 95
11 Penyerapan Investasi (CAPEX) % 9 87,5 88 89,5 90
12 % Pencapaian RKM Strategis 9 100 100 100 100
13 Skor PKBL 7
100

Business Plan Cabang Pelabuhan


34 Inisiatif Strategis

A. ROADMAP PERUSAHAAN

GAMBAR 5.1
CORPORATE ROADMAP

1. World Class – World Class Performance

2. Strengthening – consistent world class performance

Business Plan Cabang Pelabuhan


Inisiatif Strategis
35

3. Value Chain Expansion – expansion of value chain presence

4. Value Chain integrator – holistic value chain presence

5. World Class Trade Facilitator – ecosystem player

Business Plan Cabang Pelabuhan


36 Inisiatif Strategis

B. INISIATIF STRATEGIS
1. Sasaran Strategis

Business Plan Cabang Pelabuhan


Inisiatif Strategis
37
2. Inisiatif Strategis









Business Plan Cabang Pelabuhan


38 Inisiatif Strategis

Business Plan Cabang Pelabuhan


Inisiatif Strategis
39

Business Plan Cabang Pelabuhan


40 Inisiatif Strategis

Business Plan Cabang Pelabuhan


Inisiatif Strategis
41

Business Plan Cabang Pelabuhan


42 Inisiatif Strategis

C. INVESTASI DAN JADWAL PELAKSANAAN INISIATIF STRATEGIS

Business Plan Cabang Pelabuhan


Inisiatif Strategis
43

Business Plan Cabang Pelabuhan


36 Proyeksi Keuangan & Operasi

A. PROYEKSI THROUGHPUT

TABEL 6.1
PROYEKSI KAPAL

ARUS KAPAL (UNIT) ARUS KAPAL (JUTA GT)


162,57
13.967 159,38
13.693
156,26
13.424
13.161 153,19
12.903 150,19

2020 2021 2022 2023 2024


2020 2021 2022 2023 2024

Business Plan Cabang Pelabuhan


Proyeksi Keuangan & Operasi 37

TABEL 6.2
PROYEKSI KARGO

ARUS GENERAL CARGO (RIBU TON)


79,17 83,13
90,0 0

71,81 75,40
80,0 0
68,39
70,0 0

60,0 0

50,0 0

40,0 0

30,0 0

20,0 0

10,0 0

2020 2021 2022 2023 2024

ARUS CURAH CAIR (RIBU TON)

1.458,51
1.322,91 1.389,06
1.60 0,00

1.40 0,00

1.199,92 1.259,92
1.20 0,00

1.00 0,00

800 ,00

600 ,00

400 ,00

200 ,00

2020 2021 2022 2023 2024

Business Plan Cabang Pelabuhan


38 Proyeksi Keuangan & Operasi

ARUS CURAH KERING (RIBU TON)


1.62 0,00

1.60 0,00
1.591,29
1.58 0,00

1.56 0,00

1.525,61
1.54 0,00

1.511,72
1.52 0,00

1.495,70
1.50 0,00

1.48 0,00
1.466,37
1.46 0,00

1.44 0,00

1.42 0,00

1.40 0,00

2020 2021 2022 2023 2024

ARUS PETIKEMAS (JUTA TEU)


6,50
6,37
6,24
6,12
6,00

2020 2021 2022 2023 2024

Business Plan Cabang Pelabuhan


Proyeksi Keuangan & Operasi 39
B. PROYEKSI KEUANGAN
TABEL 6.4
PROYEKSI LABA RUGI (MILYAR RUPIAH)

Business Plan Cabang Pelabuhan


40 Proyeksi Keuangan & Operasi

PENDAPATAN USAHA (RP MILYAR)


2.15 0

2.104
2.10 0

2.054
2.05 0

2.005
2.00 0

1.958
1.921
1.95 0

1.90 0

1.85 0

1.80 0

2020 2021 2022 2023 2024

BEBAN USAHA (RP MILYAR)


1.25 0
1.236

1.20 0
1.188
1.147
1.15 0

1.097
1.10 0

1.057
1.05 0

1.00 0

950

2020 2021 2022 2023 2024

LABA BERSIH (RP MILYAR)


805

802
800
798
795
793
790

786
780
785

780

775

770

765

2020 2021 2022 2023 2024

Business Plan Cabang Pelabuhan


Proyeksi Keuangan & Operasi 41
TABEL 6.6
PROYEKSI ARUS KAS

GRAFIK 6.9
KAS NETO AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS BERSIH AKTIVITAS OPERASI (RP


MILYAR)
1.14 0,0
1.120,8
1.12 0,0

1.093,3
1.10 0,0

1.08 0,0 1.062,2


1.028,5
1.06 0,0

1.04 0,0

1.02 0,0
999,7
1.00 0,0

980 ,0

960 ,0

940 ,0

920 ,0

2020 2021 2022 2023 2024


GRAFIK 6.9
PROYEKSI KAS & SETARA KAS AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE (RP
MILYAR)
27,0

26,4
26,5

26,0

25,5
25,2
25,0

24,2 24,4
24,5

24,0

23,5
23,5

23,0

22,5

22,0

2020 2021 2022 2023 2024

Business Plan Cabang Pelabuhan


42 Proyeksi Keuangan & Operasi

TABEL 6.7
PROYEKSI BALANCE SHEET

TABEL 6.8
PROYEKSI RATIO KEUANGAN

Business Plan Cabang Pelabuhan

Anda mungkin juga menyukai