1
A. GAMBARAN PELABUHAN
Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di Teluk Jakarta
Daerah Khusus Ibu kota Jakarta Raya, dengan batas perairan meliputi daerah yang dibatasi
lurus yang menghubungkan titik-titik koordinat, yakni:
• 060 – 07’ - 15” LS / 1060 – 49’ – 18” BT’
• 060 – 03’ - 55” LS / 1060 – 49’ – 18” BT’
• 060 – 00’ - 22” LS / 1060 – 49’ – 45” BT’
• 050 – 57’ - 25” LS / 1060 – 50’ – 25” BT’
• 050 – 56’ - 20” LS / 1060 – 55’ – 10” BT’
• 050 – 55’ - 40” LS / 1070 – 00’ – 05” BT’
Wilayah hinterland yang dilayani Pelabuhan Tanjung Priok dilihat dari asal tujuan barang
mencakup DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sebagian wilayah Jawa tengah. Untuk daerah
Jawa Barat tidak seluruhnya berorientasi ke Pelabuhan Tanjung Priok tetapi juga mengalir
kepelabuhan lainnya, seperti Pelabuhan Ciwandan, Banten dan Pelabuhan Tanjung Priok.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok didominasi oleh pelayanan petikemas,
general cargo, curah kering, curah cair, kendaraan (Ro-Ro). Untuk mendukung kegiatan
operasional pelabuhan, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok bekerjasama dengan beberapa
Terminal Operator, menyediakan fasilitas berupa lahan seluas 627 Ha dengan lapangan
seluas + 200 Ha, gudang sebanyak 12 unit, alat bongkar muat sebanyak 13 jenis alat dengan
jumlah hampir 600 unit, serta fasilitas pendukung lainnya. Realisasi arus barang pada tahun
2018 mencapai 6,7 Juta Teus untuk petikemas dan 22 Juta Ton untuk barang lainnya.
Detail informasi mengenai Cabang Pelabuhan Tanjung Priok diuraikan pada bagian di bawah
ini;
TABEL 1.1
GENERAL INFORMATION
INFORMASI UMUM
Nama Pelabuhan Tanjung Priok
Lokasi Jalan Raya Pelabuhan No.
9 Tanjung Priok, Jakarta
Utara
Kelas Pelabuhan Utama
Jenis Pengelolaan KSMU
Luas Lahan 627 Ha
Luas DLKR 6.000 Ha
Luas DLKP 630 Ha
Koordinat 6°5′48.44″LS,106°52′57.8″
BT
2
TABEL 1.2
SEASIDE PORT ACCESS & NAUTICAL CONDITIONS
KONDISI LAUT PELABUHAN
TABEL 1.3
SEASIDE PORT ACCESS & NAUTICAL CONDITIONS
DERMAGA
Dermaga Panjang 17,760 m
Draft : -4 s.d -16 LWS
Tipe Petikemas, Curah Cair, Curah
Kargo Kering, General Kargo,
Kendaran, Hewan, Penumpang.
Operator PT PTP, PT IPC TPK, JICT,
NPCT1, KSO KOJA, PT IKT, PT
MAL
3
TABEL 1.4
YARD & WAREHOUSE
LAPANGAN DAN GUDANG
Lapangan Luas : 1.880.633,86 M2
Petikemas Jumlah : 66 Unit
TABEL 1.5
PORT EQUIPMENT
ALAT BONGKAR MUAT
QCC 32 Unit
RTGC 113 Unit
Reach Stacker 64 Unit
Forklift 138 Unit
GLC 11 Unit
Side Loader 7 Unit
Excavator 11 Unit
Shore Crane 7 Unit
Mobile Crane 1 Unit
Top Loader 7 Unit
HMC 14 Unit
RMGC 5 Unit
TABEL 1.6
PORT COMODITY
4
B. HINTERLAND
1. Profil Hinterland
Di 3 wilayah tersebut, jasa kepelabuhanan tidak hanya disediakan oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Di wilayah DKI Jakarta, selain Pelabuhan Tanjung Priok juga terdapat Pelabuhan Sunda Kelapa
dan Pelabuhan Marunda yang juga menyediakan layanan kepelabuhanan untuk wilayah Jakarta
dan sekitarnya. Di wilayah Jawa Barat, jasa kepelabuhanan juga disediakan oleh Pelabuhan
Cirebon. Sedangkan untuk wilayah Banten, terdapat Pelabuhan Ciwandan, Pelabuhan Cigading,
dan Pelabuhan Indah Kiat.
2. Ekonomi di Hinterland
PDRB JAKARTA PDRB JAWA BARAT PDRB BANTEN TOTAL PDRB 3 PROVINSI
Ekonomi di hinterland diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Konstan 2010 (ADHK 2010). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB
Provinsi yang menjadi hinterland Cabang Tj. Priok pada tahun 2018 sebesar Rp 3.590 Trilyun,
dimana Jakarta menjadi provinsi dengan PDRB tertinggi dengan Rp 1.736 trilyun, diikuti oleh
5
Jawa Barat dengan Rp 1.420 trilyun, sementara Banten memiliki PDRB 2018 sebesar Rp 434
trilyun.
Selain memiliki tingkat ekonomi dengan nilai tertinggi, Provinsi DKI Jakarta juga memiliki rata-rata
tingkat pertumbuhan tertinggi selama 2010-2018 dengan rata-rata 6,17% per tahun, diikuti dengan
Provinsi Banten dengan rata-rata 6,04% per tahun, sementara Provinsi Jawa barat memiliki tingkat
pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 5,77%.
Pertanian,
Pertambangan
Kehutanan dan
dan Penggalian Apabila dilihat berdasarkan
Sektor lain Perikanan
1%
20% 4%
sektor usahanya, sektor usaha
Industri
Pengolahan dengan PDRB tertinggi pada
Jasa keuangan 27%
dan asuransi 2018 di 3 Provinsi tersebut
6%
EKONOMI 3 PROVINSI adalah sektor manufaktur
BERDASARKAN Pengadaan
Informasi dan air, dengan kontribusi 27%
SEKTOR USAHA pengelolaan
komunikasi
8% sampah, terhadap total PDRB di 3
limbah dan
Penyediaan provinsi tersebut, diikuti oleh
daur ulang
akomodasi dan
0%
makan minum Pengadaan listrik sektor perdagangan dengan
4% Transportasi
dan dan gas
Perdagangan 0% 15%, dan konstruksi dengan
pergudangan
besar dan Konstruksi
4% 11%.
eceran; 11%
Resparasi…
Sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi selama 2010-2018 adalah sektor informasi &
Komunikasi dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 11,6%, sedangkan sektor
transportasi dan pergudangan memiliki tingkat pertumbuhan per tahun dengan 8,3%.
3. Ekonomi di Hinterland
6
Rincian kawasan industri di hinterland Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat dalam tabel berikut:
7
C. CUSTOMER UTAMA
Agen pelayaran dalam negeri dengan volume GT tertinggi adalah PT Salam Pacific Indonesia
Lines dengan total GT selama 2018 sebesar 17,1 juta GT, diikuti oleh PT Atosim dengan 14,1
juta GT, dan Tanto Intim Line dengan 11,7 juta GT. Sementara untuk kategori pelayaran luar
negeri, agen pelayaran dengan volume GT tertinggi selama 2018 adalah PT Container Maritime
Activities dengan 16,4 juta GT, diikuti oleh Pelayaran Bintang Putih dengan 12,5 juta GT, dan
Samudera Agencies Indonesia dengan 10,7 juta GT.
Berikut adalah tabel daftar 10 agen pelayaran dengan arus GT tertinggi pada tahun 2018:
NO AGEN PELAYARAN VOLUME GT 2018
DALAM NEGERI
1 PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES 17.105.761
2 PT.ATOSIM LAMPUNG PELAYARAN 14.854.228
3 PT. TANTO INTIM LINE 11.702.629
4 PT. MERATUS LINE 9.199.160
5 PT. TEMAS TBK 8.309.999
6 PELAYARAN NASIONAL INDONESIA 4.372.159
7 PT. PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN 2.450.967
8 PT. PELAYARAN CARAKA TIRTA PERKASA 2.286.620
9 PT PELAYARAN NUSANTARA SEJATI 1.567.627
10 PT. JELAJAH LAUT NUSANTARA 1.404.642
LUAR NEGERI
1 PT. CONTAINER MARITIME ACTIVITIES 16.416.400
2 PT PELAYARAN BINTANG PUTIH 12.550.790
3 PT. SAMUDERA AGENCIES INDONESIA 10.706.639
4 PT. PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN 9.432.560
5 PT. SAMUDERA INDONESIA TBK. 7.989.971
6 PT. PELAYARAN SAMUDRA KARANA LINE 7.378.757
7 PT. GLOBAL SHIPPING INDONESIA 6.885.865
8 PT. EVERGREEN SHIPPING AGENCY INDONESIA 6.604.908
9 PT. ANDHIKA LINES 4.802.545
10 PT. GESURI LLOYD 4.531.310
Selain shipping line, customer pelabuhan juga mencangkup cargo owner. Adapun cargo owner
yang cukup mendominasi Cabang pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
NO CUSTOMER THROUGHPUT (TEUS)
1 Dwipahasta Utama Duta 346.702
2 Adipurusa 306.023
11
A. ASPEK OPERASIONAL
1. ARUS KUNJUNGAN KAPAL
12
2. ARUS BARANG
50 47,0 40,4
40,4
40 28,9
30,0 30,0 31,2 31,2
28,9
30
22,1
19,0
20
13,2
10,6
10
-
2015 2016 2017 2018 2019
50 47,0 40,4
40,4
40 28,9
30,0 30,0 31,2 31,2
28,9
30
22,1
19,0
20
13,2
10,6
10
-
2015 2016 2017 2018 2019
13
B. ASPEK KEUANGAN
1. Laba/Rugi
Pendapatan Usaha Rp. (Juta) 0 78,871 78,000 100,455 1,668,045 1,527,498 1,827,218 1,761,354 2,032,802 1,634,749
Deviasi % 0.00 1.29 0.92 0.96 0.80
Reduksi Rp. (Juta) 0 0 1.637 1,316 4,056 7,705 8,072 8,398 6,639
Deviasi % 0.00 1.00 3.08 1.05 0.79
Pendapatan Usaha bersih Rp. (Juta) 0 78,871 78,000 100,453 1,666,729 1,523,442 1,819,513 1,753,282 2,024,404 1,628,110
deviasi % 0.00 1.29 0.91 0.96 0.80
Biaya Usaha Rp. (Juta) 95,000 214,063 105,000 187,994 1,112,723 908,878 1,213,292 959,105 1,349,127 908,469
Deviasi % 2.25 1.79 0.82 0.79 0.67
Rugi/laba Usaha Rp. (Juta) (95,000) (135,192) (27,000) (87,540) 554,006 614,564 606,221 794,177 675,277 719,641
Deviasi % 1.42 3.24 1.11 1.31 1.07
Pendapatan (biaya) diluar Usaha Rp. (Juta) 0 474 81,007 0 49,943 500 78,155 535 8,970
Deviasi % 0.00 156.31 16.77
Beban di Luar Usaha Rp. (Juta) 0 12,061 25,998 66,985 61,534 63,486 102,245 31,802
Deviasi % 2.58 1.03 0.31
Rugi/Laba (sebelum pajak & hak Minoritas Rp. (Juta) (95,000) (134,718) (27,000) (18,594) 528,008 597,522 545,187 808,846 573,567 696,809
Deviasi % 1.42 0.69 1.13 1.48 1.21
Pajak & hak Minoritas Rp. (Juta)
Deviasi %
Rugi/Laba : Bersih Rp. (Juta) (95,000) (134,718) (27,000) (18,594) 528,008 597,522 545,187 808,846 573,567 696,809
Deviasi % 1.42 0.69 1.13 1.48 1.21
808,8 783,4
60%
597,5
50%
800 ,0
600 ,0
528,0 30%
20%
13% 0%
-95,0 -134,7
200 ,0
-27,0 -18,6
-10%
-20%
0,0
-200,0
-31% -30%
-40%
14
2. Arus Kas
TABEL 2.2
PERBANDINGAN ARUS KAS TAHUN 2015-2019 (JUTA RUPIAH)
ARUS KAS 2015 2016 2017 2018 2019
Real
S/d
PARAMETER BP Real BP Real BP Real BP Real BP
November
2019
Penerimaan dari aktivitas operasi Rp. (Juta) 256,243 256,243 120,777 120,777 1,110,424 1,867,023 1,123,361 3,267,233 1,187,740 2,287,013
deviasi % 1.00 1.00 1.68 2.91 1.93
Penerimaan dari aktivitas investasi Rp. (Juta) 0 0 - - 243,166 360,708 575,449
deviasi % 0.00 0.00 0.00
Penerimaan dari aktivitas pendanaan Rp. (Juta) 0 0 - - 65,939 - -
deviasi % 0 0 0
Jumlah Penerimaan 256,243 256,243 120,777 120,777 1,419,529 1,867,023 1,484,069 3,267,233 1,763,189 2,287,013
Pengeluaran dari aktivitas operasi Rp. (Juta) 354,555 354,555 128,507 128,507 519,134 1,723,344 1,037,470 3,137,262 1,151,569 2,095,946
deviasi % 1.00 1.00 3.32 3.02 1.82
Pengeluaran dari aktivitas investasi Rp. (Juta) 0 0 - - 888,882 447,143 191,004 611,210 222,276
deviasi % 0.00 0.43 0.36
Pengeluaran dari aktivitas pendanaan Rp. (Juta) 0 0 - - - - 0 0
deviasi %
Jumlah Pengeluaran Rp. (Juta) 354,555 354,555 128,507 128,507 1,408,016 1,723,344 1,484,613 3,328,266 1,762,779 2,318,222
Kenaikan (Penurunan) Kas Rp. (Juta) (98,312) (98,312) (7,730) (7,730) 11,513 143,679 (544) (61,033) 410 (31,209)
deviasi % 1.00 1.00 12.48 112.19 -76.12
Kas & Setara Kas Awal Periode Rp. (Juta) 121,990 121,990 23,678 23,678 15,948 15,948 27,461 145,660 26,917 84,627
deviasi % 1.00 1.00 1.00 5.30 3.14
Kas & Setara Kas Akhir Periode Rp. (Juta) 23,678 23,678 15,948 15,948 27,461 159,627 26,917 84,627 27,327 53,418
deviasi % 1.00 1.00 5.81 3.14 1.95
3. Neraca
TABEL 2.3
PERBANDINGAN NERACA TAHUN 2015-2019 (JUTA RUPIAH)
15
4. Rasio Keuangan dan Pasar
TABEL 2.4
PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN TAHUN 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
RASIO KEUANGAN DAN PASAR BP Real BP Real BP Real BP Real BP Real
Biaya/PendapatanOperasi (BOPO) % 0 271.41 134.69 110.44 66.76 59.7 66.68 54.7 66.64 55
deviasi 0 0.82 0.89 0.82 0.83
EBITDA Margin % 0 11.7 100 73.61 43.45 51.3 43.4 54.38 43.53 53.6
deviasi 0 0.74 1.18 1.25 1.23
Market Share Growth % 0 9.36 9.5 9.54 13.18 13.18 13.32 13.32 13.75 13.75
deviasi 0 1.00 1.00 1.00 1.00
4,80
4,67
4,60
4,40
4,20
4,20
4,00 4,03
4,00
3,80
3,60
2015 2016 2017 2018
16
D. ASPEK KEPUASAN PEKERJA
4,3
4,28 4,27
4,26
4,24
2017 2018
TABEL 2.4
EVALUASI KEPUASAN PEKERJA
19
A. IDENTIFIKASI PARAMETER INTERNAL
Parameter Internal adalah hal-hal/permasalahan/concern yang berasal dari dalam cabang yang
secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi kinerja cabang dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa dan serta akan mempengaruhi ketercapaian target-target
cabang yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa parameter internal yang ada di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok :
Berikut ini beberapa parameter eksternal yang ada di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok :
b. Pengembangan JORR 2
c. Pengembangan Eastern Access NewPriok Port
C. ANALISIS SWOT
Dari hasil identifikasi parameter-parameter internal kemudian dilakukan pemetaan untuk
mengelompokan parameter kedalam sisi Strengths dan sisi Weaknesses. Adapun parameter-
parameter eksternal dipetakan kedalam sisi Opportunites dan sisi Threats. Untuk
20
mengidentifikasi parameter-pamater yang akan berdampak signifikan bagi cabang,
selanjutnya dilakukan pembobotan dan penilaian untuk setiap parameter. Berikut ini disajikan
tabel pemetaan dan pembobotan parameter-parameter internal dan eksternal kedalam 4 sisi
yang berbeda (Strengths, Weaknesses, Opportunites, dan Threats).
TABEL 3.1
PEMETAAN DAN PEMBOBOTAN PARAMETER INTERNAL
Weighted
Internal Strategic Factors Weight Rating
Score
1 2 3 4
Strengths
Pelayanan jasa berbasis digital 15% 80 12
Peran sebagai operator pelabuhan utama
20% 100 20
yang melayani perdagangan internasional.
Ketersediaan fasilitas, peralatan, serta SDM
10% 80 8
yang memadai.
TOTAL 45% 40
Weaknesses
Keterbatasan lahan untuk pengembangan. 15% 80 12
21
TABEL 3.2
PEMETAAN DAN PEMBOBOTAN PARAMETER EKSTERNAL
Weighted
Eksternal Strategic Factors Weight Rating
Score
1 2 3 4
Opportunities
Rencana beroperasinya kanal Cikarang -
7% 60 4,2
Bekasi - Laut (CBL).
Pengembangan JORR 2
19% 100 19
TOTAL
45% 37
Threat
Arah pengembangan area perindustrian di luar
DKI Jakarta 20% 100 20
Dari hasil pemetaan dan pembobotan parameter-parameter diatas diketahui bahwa terdapat
beberapa parameter yang signifikan mempengaruhi posisi cabang, yaitu parameter dengan
Weighted Score tertinggi pada masing-masing kelompok SWOT.
22
D. OVERVIEW PARAMETER INTERNAL
1. Pelayanan Jasa Berbasis Digital
23
3. Ketersediaan Fasilitas, Peralatan, dan SDM yang memadai
Pengalaman dalam menyediakan jasa kepelabuhanan selama beberapa dekade, serta komitmen
dalam meningkatkan kualitas pelayanan telah membentuk karakteristik fasilitas, peralatan serta
kualitas SDM yang mumpuni dalam bidangnya.
4. Keterbatasan lahan untuk pengembangan
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok memiliki luasan aset lahan sebesar 6,28 Ha serta aset
bangunan dan non bangunan yang tercatat dalam buku aset. Terkait aset lahan dibagi menjadi
4 bagian dengan rincian sertifkasi yaitu HPL seluas 575,2 Ha, HGB seluas 16,9 Ha, Hak Pakai
seluas 1.272 M2, dan yang belum disertifikasi seluas 35,6 Ha.
Adapun aset lahan tersebut memiliki status yang terbagi menjadi 4 (empat) kategori. Terdapat
lahan yang sudah optimal seluas 575,2 Ha, belum optimal seluas 3,2 Ha, idle seluas 3,27 Ha
dan lahan bermasalah seluas 46,2 Ha.
TABEL 3.4
RINCIAN LAHAN PER SERTIPIKAT
Luasan Tanah
No Rincian Per Sertipikat
(M2)
1 HPL 5.752.299,00
2 HGB 169.258,00
3 Hak Pakai 1.272,00
4 Belum Bersertipikat 356.844,75
Jumlah 6.279.673,75
TABEL 3.5
RINCIAN LAHAN PER STATUS ASET
Luasan Tanah
No Rincian Status Aset
(M2)
1 Optimal 5.752.264,75
2 Belum Optimal 32.244,00
3 Idle 32.771,00
4 Bermasalah 462.394,00
Jumlah 6.279.673,75
Untuk aset bangunan dan non bangunan seperti lapangan, gudang, alat, dan fasilitas
pendukung lainnya saat ini telah dioptimalkan melalui kerjasama mitra usaha dengan anak
perushaan IPC maupun mitra swasta.
Saat ini tingkat optimalisasi lahan di Pelabuhan Tanjung Priok termasuk tinggi, dimana 91,6%
lahan masuk dalam kategori optimal. Saat ini Pelabuhan Tanjung Priok sudah terkepung oleh
area permukiman dan area komersial sehingga tingkat kesulitan untuk pengembangan fasilitas
pelabuhan ke sisi darat menjadi sangat tinggi.
24
5. Area Perkantoran di Dalam Pelabuhan tersebar
Area perkantoran untuk administrasi pelayanan jasa kepelabuhanan di dalam Pelabuhan
Tanjung Priok saat ini masih tersebar di beberapa lokasi sehingga menyita waktu pengguna
jasa dalam proses transaksi kepelabuhanan, serta berpotensi menghambat proses koordinasi
antar fungsi di dalam pelabuhan.
25
7. Integrasi area industri dengan Pelabuhan Tanjung Priok belum Optimal
Untuk meningkatkan daya saing pelabuhan, industri, serta perdagangan diperlukan sinergi fungsi
pelabuhan dan industri sehingga terjadi efisiensi logistik dan biaya produksi.
Saat ini lokasi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama perdagangan jauh dari lokasi
area perindustrian utama. Jarak antara Tj. Priok dengan area industri di Bekasi dan karawang
lebih dari 50 Km, dan jalan yang menghubungkan area tersebut sudah padat.
26
27
4. Pengembangan JORR 2
Padatnya kota Jakarta dan antisipasi dampak lingkungan dari kegiatan industri menyebabkan arah
pengembangan area industri berfokus di area di luar Jakarta seperti di Bekasi, Purwakarta,
Karawang, dan Subang. Hal ini berpotensi menyebabkan jarak antara kegiatan industri dengan
Pelabuhan Tanjung Priok menjadi semakin tinggi.
Pelabuhan Patimban merupakan pelabuhan yang berada di Kabupaten Subang, sekitar 120 Km
dari Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Patimban direncanakan memiliki total luas 654 Ha.
Pelabuhan ini direncanakan mulai beroperasi pada 2021/2022.
Pada tahap 1 direncanakan memiliki terminal kendaraan dengan kapasitas 250.000 CBU, dan
terminal petikemas dengan kapasitas 270.000 TEU. Pelabuhan Patimban akan menjadi pesaing
Pelabuhan Tanjung Priok terutama untuk segmen petikemas dan Roro.
28
7. Pengetatan regulasi di bidang lingkungan hidup
Banyaknya kasus-kasus pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air minum, penurunan
kualitas udara daerah perkotaan, serta tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup
yang semakin tinggi, berpotensi meningkatkan kemungkinan semakin ketatnya peraturan terkait
lingkungan hidup.
Hal ini perlu diantisipasi dengan penerapan teknologi serta prosedur operasi pelabuhan yang
ramah lingkungan, serta pengendalian dan penanganan limbah yang lebih tertib.
TABEL 4.1
Asumsi Ekonomi Makro
Jajaran Kementrian Pemerintahan Jokowi terus memberikan banyak inisiatif yang ditujukan untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur selama periode ke 2. Sebelumnya diperkirakan puncak
peningkatan (PDB) pada tahun 2021 adalah 7,7%. Nampaknya angka 7.7 % dinilai terlalu optimis
mengingat kemajuan sampai saat ini yang tidak begitu pesat, Oleh karena itu keberhasilan tahun
pertama program infrastruktur menunjukkan bahwa belanja infrastruktur secara keseluruhan
akan naik di atas rata-rata historis yakni 5,7% dari PDB.
Proyeksi tingkat inflasi cenderung mengalami peningkatan, dengan kemungkinan kebijakan yang
diambil Pemerintah adalah meminimalkan faktor harga administrasi atau administration price
(listrik, BBM) serta volatilitas harga pangan, faktor yang kerap menjadi pemicu melonjaknya
inflasi. Walaupun volatile food bukan penyumbang besar inflasi, namun kalau faktor harga
pangan dan administration price bisa dikendalikan, maka inflasi bisa stabil berkisar diangka 3%-
3,5% per tahun. Terkait kenaikan harga BBM bersubsidi yang selalu menyumbang inflasi tinggi,
Pemerintah diperkirakan membiarkan harga bergerak mengikuti dinamisme pasar. Seiring
dengan tingkat inflasi yang cenderung mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi
mengalami peningkatan, tingkat bunga diproyeksi akan naik secara bertahap, yang diharapkan
merupakan indikasi bertumbuhnya sektor riil. Adapun asumsi ini diambil dari berbagai sumber,
antara lain Bank Indonesia, Shareholder aspiration RKAP 2021, Juknis RKAP 2021 dan IMF.
B. ASUMSI MIKRO
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa pendapatan inti Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok berasal dari pelayanan jasa kapal, cargo, dan petikemas. Komponen
untuk menentukan pendapatan ini adalah tarif dan perkembangan throughput.
Salah satu pelayanan jasa yang dimiliki oleh Cabang Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelayanan
jasa kapal. Pelayanan jasa kapal ini terdiri dari jasa labuh, jasa pandu, jasa tunda dan jasa tambat
yang dipengaruhi oleh arus kapal yang dilayani di Tanjung Priok. Pada tahun 2020-2024, arus
kapal Pelabuhan Tanjung Priok akan banyak dipengaruhi oleh munculnya fasilitas-fasilitas
kepelabuhanan yang baru. Beroperasinya JICT 2 pada 2020 dan NPCT2 & NPCT3 pada 2022
berpotensi menambah arus kunjungan kapal. Namun dengan pengembangan Pelabuhan
Marunda, serta beroperasinya Pelabuhan Patimban berpotensi mengurangi arus kapal yang ada
di Tanjung Priok. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, diasumsikan arus kapal tumbuh dengan rata-
rata 2% per tahun.
TABEL 4.3
Asumsi Pertumbuhan Kargo
No Uraian 2020 2021 2022 2023 2024
1 General Cargo 5% 5% 5% 5% 5%
2 Bag Cargo 5% 5% 5% 5% 5%
3 Curah Cair 5% 5% 5% 5% 5%
4 Curah Kering -15% -5% -3% 2% 2%
5 Peti kemas 2% 2% 2% 2% 2%
Arus barang general cargo, bag cargo, serta curah cair diproyeksikan sesuai dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5% sepanjang periode 2020-2024. Untuk curah kering
sangat berpotensi untuk menurun karena pengembangan Pelabuhan Marunda, dan minimnya
fasilitas khusus penanganan curah kering di Pelabuhan Tanjung Priok. sedangkan untuk kargo
petikemas akan banyak dipengaruhi oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat serta
pengoperasian Patimban pada 2022, sehingga tingkat pertumbuhan petikemas diproyeksikan
tidak setinggi pada tahun-tahun sebelumnya.
Sesuai dengan perjanjian kerja bersama antara pelabuhan dan SPPI, bahwa gaji pegawai
diperkirakan naik 3% ditambah dengan nilai inflasi sebesar 3-4%, maka didapat 7%. Beban bahan
diproyeksikan naik 6% per tahun dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan produksi jasa pelabuhan.
Beban pemeliharaan dipengaruhi tingkat inflasi serta penyerapan investasi sehingga menambah
jumlah aset yang harus dirawat. Rencana pengoperasian Menara Maritim pada tahun 2021 juga
mempengaruhi beban perawatan, pindahnya kantor pusat dan beberapa anak perusahaan ke
Menara Maritim membuat kewajiban perawatan bangunan kantor pusat dan anak perusahaan
tersebut beralih ke Cabang Priok. Beban umum banyak dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan
produksi.
KPI Cabang Pelabuhan dan KPI Anak Perusahaan disusun serta dikelola oleh Direktorat
Pengelolaan Anak Perusahaan dan mengacu pada KPI Korporat Dasar penyusunan KPI Cabang
Pelabuhan yaitu:
a. KPI Korporat yang tertuang dalam Kontrak Manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
b. Rencana Kerja dan Anggaran masing-masing Cabang Pelabuhan.
Indikator-indikator pada KPI Korporat disusun dengan menggunakan kerangka Kriteria Penilaian
Kinerja Unggul (KPKU) dan dikelompokkan ke dalam lima (5) perspektif, yaitu:
a. Keuangan dan Pasar
Merupakan kelompok indikator yang mengukur hasil-hasil finansial dan pasar utama perusahaan
yang menunjukkan kesinambungan finansial dan pencapaian pasar;
TABEL 4.5
Perspektif KPKU
Terdapat 5 aspek pengukuran dan ketentuan maksimum minimum KPI, hal ini antara lain:
TABEL 4.6
Target KPI Cabang Pelabuhan
Adapun target KPI Cabang Pelabuhan Bengkulu pada setiap tahun dapat dilihat pada tabel
A. ROADMAP PERUSAHAAN
GAMBAR 5.1
CORPORATE ROADMAP
B. INISIATIF STRATEGIS
1. Sasaran Strategis
A. PROYEKSI THROUGHPUT
TABEL 6.1
PROYEKSI KAPAL
TABEL 6.2
PROYEKSI KARGO
71,81 75,40
80,0 0
68,39
70,0 0
60,0 0
50,0 0
40,0 0
30,0 0
20,0 0
10,0 0
1.458,51
1.322,91 1.389,06
1.60 0,00
1.40 0,00
1.199,92 1.259,92
1.20 0,00
1.00 0,00
800 ,00
600 ,00
400 ,00
200 ,00
1.60 0,00
1.591,29
1.58 0,00
1.56 0,00
1.525,61
1.54 0,00
1.511,72
1.52 0,00
1.495,70
1.50 0,00
1.48 0,00
1.466,37
1.46 0,00
1.44 0,00
1.42 0,00
1.40 0,00
2.104
2.10 0
2.054
2.05 0
2.005
2.00 0
1.958
1.921
1.95 0
1.90 0
1.85 0
1.80 0
1.20 0
1.188
1.147
1.15 0
1.097
1.10 0
1.057
1.05 0
1.00 0
950
802
800
798
795
793
790
786
780
785
780
775
770
765
GRAFIK 6.9
KAS NETO AKTIVITAS OPERASI
1.093,3
1.10 0,0
1.04 0,0
1.02 0,0
999,7
1.00 0,0
980 ,0
960 ,0
940 ,0
920 ,0
26,4
26,5
26,0
25,5
25,2
25,0
24,2 24,4
24,5
24,0
23,5
23,5
23,0
22,5
22,0
TABEL 6.7
PROYEKSI BALANCE SHEET
TABEL 6.8
PROYEKSI RATIO KEUANGAN