Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN HAND SANITIZER BUNGA LAWANG, KAYU MANIS, DAN PALA

BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:

1. WILLLY PRATAMA WIJAYA 1743050021 2017


2. DINA SIMANJUNTAK 1943057051 2019
3. NURMA FITRIA 1943057052 2019
4. ZULFIKRI RAMADHANI 1943057053 2019
5. CHINTIA MEITA CHANDRA 1943057054 2019
6. CINTHIA CHRISTIANA 1943057055 2019

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


JAKARTA UTARA
2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Hand Sanitizer Bunga Lawang,


2. Bidang Kegiatan : PKM – K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Willy Pratama Wijaya
b. NIM : 1743050021
c. Jurusan : Farmasi
d. Universitas : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
e. Alamat Rumah dan No. HP : Apartemen Greenbay Pluit Penjaringan
Jakarta Utara
085285431399
f. Alamat email : ridwanpw@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : Enam (6) orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Diah Ramadhani M.Si, Apt
b. NIDN : 0322039101
c. Alamat Rumah dan No. :
Telepon 08116832291

Jakarta, 17 Desember 2019


Menyetujui,
Manajer Program Kreativitas Ketua Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa

(Ardli Johan Kusuma, S.IP., M H I) (Willy Pratama Wijaya)


NIDN.0314029001 NIM.1743050021

Dosen Pendamping

( Diah Ramadhani M.Si, Apt)


NIDN. 0322039101

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 7
Luaran Penelitian 7

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


Gambaran Usaha 8
Pemasaran 8
Diferensiasi 8
Kompetitor 8
Metode pelaksanaan 9

BAB III KESIMPULAN


Perancangan produk 12
Alat dan bahan 12
Produksi 13
Quality control 13
Pemasaran 13
Penyusunan laporan 13
Laporan akhir 13

DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN
RINGKASAN

Begitu banyak bentuk sediaan hand sanitizer yang beredar di pasaran namun belum banyak yang menggunakan tanaman
herbal sebagai corigen odoris . Oleh karena itu, kami bertujuan untuk membuat produk hand sanitizer dari bahan yang
berbeda dan yang tentunya aman dalam penggunaan. Kami mencoba untuk membuat hand sanitizer yang berasal dari
bunga lawang, kayu manis, dan pala. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa bunga lawang, kayu manis, dan pala memiliki
banyak khasiat. Untuk membuat hand sanitizer ini, kami mencampurkan bunga lawang, kayu manis, dan pala dengan
bahan-bahan lainnya yang dapat meningkatkan efektivitas dari hand sanitizer yang kami buat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbagai macam jenis virus, bakteri dan jamur menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik. Untuk
mencegah penyebaran virus, bakteri dan jamur, salah satu cara yang paling tepat adalah mencuci tangan dengan sabun
dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak tersedia, dapat menggunakan sabun dan air yang tersedia. Namun
dapat juga digunakan pembersih tangan berbasis alkohol untuk membersihkan tangan.
Membersihkan tangan dengan bahan antiseptik mulai dikenal sejak awal abad 19. Perkembangan masyarakat modern
yang menuntut manusia untuk bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan zaman yang
demikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit yang dapat menghambat
gerak dan mengurangi efisiensi waktunya.
Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di kalangan masyarakat menengah ke atas sudah menjadi suatu
gaya hidup. Beberapa sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di pasaran dan biasanya banyak yang mengandung alkohol.
Cara pemakaiannya dengan diteteskan pada telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan.
Illicium verum Hook.f merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai rempah maupun untuk pengobatan.
Di Indonesia dikenal dengan nama bunga lawang, Adas Cina, peka yang digunakan sebagai rempah yang memiliki rasa
yang sangat mirip dengan adas, diperoleh dari pericarp berbentuk bintang. Bunga lawang berasal dari Cina selatan dan
Vietnam utara dan tumbuh hampir secara eksklusif di Cina selatan dan Jepang. Kandungan fitokimia pada ekstrak
bunga lawang menunjukkan adanya triterpenoid, steroid, flavanoid, fenol, saponin, alkaloid dan minyak essential.
Asam shikimat merupakan salah satu kandungan flavonoid yang terdapat pada bunga lawang memiliki aktivitas sebagai
anti-inflamasi, analgesik dan antioksidan.
Kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang
tergandung dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat,
damar dan zat penyamak. Efek farmakologis yang dimiliki kayu manis di antaranya sebagai peluruh kentut
(carminative), peluruh keringat (diaphoretic), antirematik, penambah nafsu makan (stomachica), dan penghilang rasa
sakit (analgesic).

Pala termasuk dalam keluarga Myristicaceae dengan 18 genus dan 300 spesies. Genus Myristica didistribusikan dari
India dan Asia Tenggara ke Australia Utara dan Kepulauan Pasifik Pala merupakan tanaman yang biasanya digunakan
sebagi rempah rempah dan memiliki daya antibakteri karena memiliki kandungan myristicin dan monoterpen lain.
Minyak atsiri pala dapat menghambat bakteri Gram negatif yaitu Staphylococcus aureus dengan daya hambat sebesar
14 mm dengan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) sebesar 12,5%.
Antiseptik tangan yang tersedia di sekitar masyarakat sering kali mempunyai isi yang sama, namun dijual dengan
nama yang berbeda. Zat aktif yang terdapat dalam antiseptik tangan kurang memiliki variasi terutama pada bagian
penggunaan pewangi.Masyarakat sering kali bosan dengan hal tersebut sehingga kami berinovasi dengan membuat
antiseptik tangan dari bahan alam yaitu bunga lawang, kayu manis, dan pala yang memiliki sifat antibakteri dan dapat
digunakan sebagai pewangi sebagai variasi dari yang telah ada dipasaran.
Selain itu produk antiseptik tangan (hand sanitizer) yang sudah ada, sering kali dijual dengan harga yang cukup
mahal. Sehingga kami akan berusaha untuk menciptakan antiseptik tangan ini dengan harga yang dapat dijangkau oleh
semua kalangan.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan kami membuat antiseptik tangan (hand sanitizer) adalah untuk membuat inovasi yang baru akan bahan aktif
pada produk, mempunyai manfaat yang lebih baik dari hand sanitizer yang sudah ada, serta menciptakan hand sanitizer
dengan mempunyai efek farmakologi yang tepat sasaran dan mudah digunakan. Selain itu, dapat menambah
penghasilan sendiri bagi kami mahasiswa dan meningkatkan kreativitas kami.

C. Manfaat
Secara umum manfaat dari program ini untuk meningkatkan tingkat kualitas hidup masyarakat dalam bentuk mencegah
penyakit, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat dan untuk
mengaplikasikan hasil kegiatan  ini secara profesional dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup secara  mandiri.
Sedangkan secara spesifik tujuan kami adalah:
a. Dapat  meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih.
b. Mampu  menambah wawasan kami tentang pengolahan bunga lawang, kayu manis, dan pala
c. Dapat menambah penghasilan sendiri bagi kami selaku mahasiswa.

D. Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari program yang kami buat adalah semakin banyak masyarakat yang mengenal khasiat
bunga lawing, kayu manis, dan pala serta dapat merasakan khasiat tersebut setelah menggunakan hand sanitizer kami.
Mampu memenuhi harapan masyarakat untuk tetap hidup sehat dari perilaku hidup bersih yang dapat meningkatkan
taraf kesejahtreraan hidup. Serta mampu mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang ada di Indonesia.
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1. Gambaran Usaha

Inti dari usaha produksi hand sanitizer “Fertz” ini adalah untuk memperkenalkan bunga lawang (Illicium verum) , kayu
manis (Cinnamomum verum) , dan pala ( Myristicae semen) sebagai bahan alam melimpah yang ekstraknya dapat digunakan sebagai
antibakterial agents dalam pembuatan Fertz.

Tentunya dengan perlakuan khusus dan penguasaaan teknologi yang baik, sehingga dapat menjadikan Fertz sebagai hand
sanitizer yang memiliki nilai jual tinggi.

2.2 Pemasaran

Target pemasaran disini adalah lingkungan kampus , kantin , dan tempat makan maupun masyarakat sekitar. Bahan dan proses yang
alami menggunakan minyak atsiri sebagai antibacterial agents dengan harga yang relatif murah menjadikan produk hand sanitizer
“Fertz” sebagai pemenuh kebutuhan dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat

2.3 Diferensiasi

Dengan mengembangkan strategi pemasaran bersifat Market Orientation dalam skala kecil maupun besar, serta dengan adanya
upaya untuk menciptakan mitra kerja dalam komunitas bisnis, maka secara tidak langsung masyarakat akan mengetahui dan
berinisiatif untuk mencoba, terlebih jika sudah menjadi bahan sediaan baku dalam tempat makan yang dapat menjadikan hand
sanitizer Fertz produk primer unggulan.

2.4 Kompetitor

Untuk persaingan pasar, produk-produk hand sanitizer semakin marak beredar dipasaran, dari merk ternama dari dalam hingga
luar negeri saling merebut gelar menduduki peringkat pertama hand sanitizer kebanggan masyarakat. Namun dari banyaknya
hand sanitizer yang menggunakan komposisi yang mengacu pada penggunaan bahan kimia komersial saja tentu belum tentu dapat
membantu menjawab akan kebutuhan hidup sehat.

Wirausaha ini sangat menjanjikan dan lebih berpeluang untuk sukses karena keuntungan (profit) yang didapat relatif
besar dengan kuantitas penjualan produk yang relatif kecil. Adapun rincian keuntungan sebagai berikut:

1. Harga Unit Produksi


Analisis Biaya Produksi : Basis produksi 50 Liter hand sanitizer/ batch (bulan)
Bahan baku :
 Daun kersen 10 Kg = Rp 30.000
 Air 10.500 / m3 = Rp 24.500
 Aquadest 92 Liter = Rp 138.000
 Parfum 0.025 Liter = Rp 13.875
 Gliserol 0.5 Liter = Rp. 23.500
 Propilen Ethylen Glikol 5 Liter = Rp 221.250
 Propilen Glikol 0.5 Liter = Rp 12.400
 Ethanol 96% 20.8 Liter = Rp 764.400
 Triethanolamine (TEA) 0.25 Liter = Rp 16.250
 Tokoferil Asetat (Vit.E) 2.5 Liter = Rp 150.000  Carbomer 940 0.25 Kg = Rp 6.250
 Tenaga Kerja 1 orang = Rp 200.000  Kemasan dan Biaya pemasaran = Rp 50.000

Total Produksi / 50 Liter = Rp 1.650.425,-

Harga unit produksi diperoleh dari perbandingan antara biaya total produksi dengan total unit yang diproduksi. Adapun harga unit
produksi dan harga jual tiap unit 50 ml/ botol sebagai berikut:

Harga unit produksi = Rp 1.650.425,-/ 1000 botol

= Rp 1.650, 425/botol

Harga jual tiap unit = Rp 4.500,-/botol

2. Perolehan Profit Perolehan profit wirausaha ini didapat dengan menghitung selisih antara harga jual produk/botol dengan
harga produksi/botol. Jadi dengan 1000 botol produk yang dibuat mampu menghasilkan profit usaha sebesar : Profit usaha =
(Rp 4.500,- – Rp 1.650, 425) x 1000 = Rp 2.849.575,-
Presentase laba tiap unit : = [(harga jual – harga produksi) / harga produksi] x 100% = [(Rp 4.500,- – Rp 1.650, 425) / Rp. 1.650,
425] x 100% = 172,66 % per-botol

3. Perhitungan BEP Perhitungan BEP diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan harga jualnya. BEP (Break Event
Point) = Rp 1.650.425,-/ Rp 4.500,- = 366 botol Jadi, modal akan kembali setelah mampu menjual 366 botol.

4. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang kami pilih untuk memperkenalkan j kami kepada masyarakat dan mahasiswa
adalah strategi pemasaran Market Orientation agar penjualan produk ini meningkat. Kami menggunakan beberapa
metode pemasaran sebagai berikut :
• Edukasi Kami akan melakukan penyuluhan kesehatan berupa demo produk untuk masyarakat. Metode pemasaran ini kami lakukan
karena kepedulian akan bahaya hand sanitizer berbahan kimia dengan memberikan penjelasan keunggulan Fertz yang lebih aman dan
ekonomis.

• Pemasaran Langsung ke masyarakat pada lingkungan kampus , tempat-tempat makan dan kantin. Dalam sistem pemasaran ini kami
akan memberikan potongan harga tertentu untuk distributor maupun pembelian skala besar serta pembuatan browsur/pamflet gratis
dengan headline utama produk hand sanitizer Fertz dengan tujuan untuk meningkatkan angka penjualan produk sehingga
kedepannya dapat menunjang kuantitas produksi.
• Promosi Iklan dan Tester Promosi dilakukan dengan cara melakukan iklan pada media partner media sosial, pengajuan produk
kedalam tempat-tempat makan. Disamping itu kami juga memberikan sebuah bonus promo berupa “buy ten get one free” di awal
setiap 1 kali dalam seminggu pada bulan pertama penjualan produk kami. Metode ini kami pakai untuk memberikan promo yang
dapat menarik konsumen untuk membeli produk kami sekaligus mewadahi uji Organoleptik dalam koreksi produk.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Perancangan produk


Bentuk rancangan produk sebagai berikut :

Gambar 2. Gambar Rancangan Produk


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pengujian ekstrak: Blender, pisau, baskom, pengaduk, gunting, saringan, tampah,
corong, wadah kemasan.

3.2.2 Bahan
Untuk tiap peserta membuat sebanyak 100 ml -Bahan alam dari tumbuhan sebagai pewangi dan anti kuman. -Satu
batang lidah buaya diperas (sari lidah buaya) disaring sebanyak 10 ml dari bunga lawing, kayu manis, dan pala. Bahan alam
ini dihaluskan dan diambil sarinya disaring sebayak 10 ml 1-2 tetes minyak essential: misalnya minyak lavender, cengkeh,
kayu manis, pipermint, dan sebagainya.
Untuk satu formula . Bahan dasar hand sanitizer Etanol 50 ml Gliserol 4 ml Sari lidah buaya 10 ml Sari bahan
tumbuhan 10 ml Etanol 50 ml Gliserol 4 ml Minyak essential 1-2 tetes Air yang telah dimasak sampai 100 ml.

3.4 Produksi
1. Pembuatan Hand sanitizer “Fertz”

Di dalam suatu wadah dicampurkan etanol, gliserol, dan sari lidah buaya, dicampurkan sampai benar benar
homogen dan kelihatan tekstur yang lembut. Kemudian ditambahkan sari dari bahan tumbuhan alami, serta
minyak essential.

2. Pengisian produk

Dimasukkan ke dalam wadah yang telah diseterilkan cara dicuci dengan air panas, menggunakan corong
dengan. Selanjutnya diberi etiket yang menarik. Dalam proses ini, wadah yang digunakan adalah botol berukuran 50 ml.
3. Pengemasan

Tahap terakhir adalah pengemasan, botol yang telah berisi hand sanitizer dikemas kedalam kardus.

3.5 Quality Control


Menguji hand sanitizer pada keadaan sebenarnya (real condition) dengan parameter pendukung, apakah berfungsi sesuai
yang diharapkan atau tidak.

3.6 Pemasaran
Memasarkan sekaligus mempromosikan hasil produk kami melalui sampel dan edukasi dengan konsumen atau UKM
berdasarkan sistem Market Orientation.
3.7 Penyusunan Kesimpulan
Penyusunan kesimpulan dan saran disusun berdasarkan data yang dikumpulkan dan pengaplikasian hand sanitizer
Fertz pada kondisi sebenarnya (real condition ).

3.8 Laporan Akhir

Penyusunan laporan akhir dibuat sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang telah kami laksanakan.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 585.000
2 Bahan habis pakai 1.400.425
3 Perjalanan -
4 Lain-lain: Sewa laboratorium 1.500.000
Jumlah 3.485.425
Tabel 3. Anggaran Biaya Produksi

4.2. Jadwal Kegiatan


N Jenis Bulan
o Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencana
an Konsep
dan
Keuangan
Hand
Sanitizer

2 Pembelian
perlaratan
dan
Perlengka
pan
Produksi
Hand
Sanitizer

3 Produksi
Hand
Sanitizer
4 Promosi
dan
Pemasara
n Hand
Sanitizer

5 Transaksi
Penjualan
Hand
Sanitizer
6 Evaluasi
Produk
dan
Pemasaran
Hand
Sanitizer
7 Pembuata
n Laporan
Akhir
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Produksi
DAFTAR PUSTAKA

1. Wijaya J I. 2013. Formulasi sediaan gel hand sanitizer dengan bahan aktif triklosan
1.5% dan 2%. Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
Vol 2 (1)
2. Hilmarni. 2019. Uji efek teratogenik infusa bunga lawang (Illicium verum Hook.f)
pada mencit putih. Sumatera Barat: Jurnal akademi farmasi prayoga 4 (1).
3. Octavia N. 2016. Formulasi sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri pala (Myristica
fragrans Houtt): Uji stabilitas fisik dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus: Universitas Muhammadiyah Surakarta
4. Lintang R A.2019. Formulasi dan uji sediaan handsanitizer minyak atsiri kayu manis
(Cinnamomum burmanni Ness ex BI. cortex) sebagai antibakteri Staphylococcus
aureus: Universitas Pakuan Bogor

Anda mungkin juga menyukai