Oleh :
Zulfikri Ramadhani
P2.31.39.0.16.045
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2019
Penetapan Kadar Fenolik Total dan Nilai SPF (Sun Protection
Factor) Ekstrak Herba Akar kucing
Oleh :
Zulfikri Ramadhani
P2.31.39.0.1.045
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2019
ii Poltekkes Kemenkes Jakarta II
iii Poltekkes Kemenkes Jakarta II
ABSTRAK
Penetapan Kadar Fenolik Total dan Nilai SPF (Sun Protection Factor)
Ekstrak Herba Akar Kucing (Acalypha indica L.)
Oleh
Zulfikri Ramadhani
P2.31.39.016.045
Pendahuluan: Akar kucing merupakan gulma yang banyak tumbuh liar di pinggir
jalan dan tanah kosong. Keberadaan tanaman ini sering dianggap mengganggu dan
penggunaannya sebagai kosmetika oleh masyarakat masih belum dioptimalkan.
Penelitian melaporkan bahwa campuran buah – bunga - biji akar kucing memiliki
kandungan senyawa fenolik berupa fenol, flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat
berkhasiat sebagai tabir surya, serta memiliki nilai IC50 sebesar 79,14 ± 7,04 μg/ml
dan memiliki aktivitas sebagai antioksidan kuat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kadar fenolik total dan potensi tabir surya dari akar kucing sehingga
dapat dijadikan bahan tabir surya alami yang nantinya bisa dibuat sediaan farmasi
berupa sediaan lotion dan/atau krim tabir surya.
Metode: Penentuan nilai SPF dilakukan secara in vitro menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dan kandungan fenolik total menggunakan metode folin
ciocalteu.
Hasil: Nilai SPF konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, dan 700 ppm
secara berturut-turut memiliki nilai SPF 6, 8, 9, 13, 21. Dan ekstrak herba akar
kucing memliki nilai fenolik total sebesar 244,5 mgGAE/g
Kesimpulan: Herba akar kucing memiliki kadar fenolik total sebesar 244,5
mgGAE/g. Herba akar kucing memenuhi syarat FDA dengan nilai SPF 21 pada
konsentrasi 700 ppm, sehingga herba akar kucing memiliki khasiat sebagai tabir
surya.
Kata kunci: tabir surya, herba akar kucing, total fenol, folin ciocalteu.
Determination of Total Phenol Content and SPF (Sun protection Factor) Value of
Acalypha Indica
By
Zulfikri Ramadhani
P2.31.39.016.045
Introduction: Acalypha indica is a plant that grows wild on the side of the road
and empty land. The existence of these plants is often considered disturbing plant
and their use as cosmetics by the community is still not optimized. Research reports
that a mixture of fruit - flowers – seeds of acalypha indica contain phenolic
compounds in the form of phenols, flavonoids, saponins, and tannins that can be
efficacious as sunscreens, and have an IC50 value of 79.14 ± 7.04 μg / ml and have
activity as powerful antioxidants. This study aims to determine the total phenolic
content and spf value of sunscreen from acalypha indica so that it can be used as a
natural sunscreen which can be made in the form of pharmaceutical preparations
in the form of sunscreen lotion and / or sunscreen cream.
Methods: Determination of SPF value was carried out in vitro using a UV-Vis
spectrophotometer and total phenolic content using the folin ciocalteu method.
Results: SPF values of concentrations of 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm,
and 700 ppm respectively had SPF 6, 8, 9, 13, 21. Extracts of acalypha indica herbs
had total phenolic values of 244.5 mgGAE / g
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Penetapan Kadar Fenolik Total dan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak
Herba Akar Kucing (Acalypha indica L.).” Penulisan karya Tulis ilmiah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli
Madya farmasi.
Penulis menyadari banyaknya bantuan dan bimbingan berbagai pihak, dari
awal kuliah sampai selesai penyusunan karya tulis ilmiah ini, merupakan sesuatu
penyemangat yang berharga bagi diri penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Yusmaniar, M.Biomed,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Jakarta II;
2. Ibu Dra.Harpolia Cartika, M.Farm,Apt selaku pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasihat, kritik dan
saran selama penyusunan KTI ini;
3. Ibu Dra.Gloria Murtini T, M.Farm,Apt selaku pembimbing akademik dan
pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, motivasi, nasihat,
kritik, dan saran selama penyusunan KTI ini;
4. Ibu Netty Thamaria Pakpahan, SH, MH, selaku Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta
II yang telah memberikan ilmu, pengalaman serta bimbingan selama ini;
6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, motivasi,
dukungan baik moril maupun materil dan doa selama pembuatan KTI ini;
7. Teman satu peminatan: Divanadia Ayusti Siskinanti dan Nurul Izzah Samara
yang telah berjuang bersama-sama dan bertukar pikiran selama masa-masa
penelitian industri dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini;
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah
membantu selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan kita semua selalu
mendapatkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan KTI ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Semoga KTI ini dapat dilanjutkan untuk penelitian dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
UV : Ultraviolet
UVA : Ultraviolet A
UVB : Ultraviolet B
WHO : World Health Organisation
SPF : Sun Protection Factor
IC50 : Inhibitor Concentration 50
lereng gunung. 3 Tanaman akar kucing memiliki banyak khasiat untuk kesehatan,
namun penggunaan tanaman akar kucing sebagai kosmetika belum dioptimalkan.7
Berdasarkan uji skrining fitokimia tanaman akar kucing memiliki kandungan
senyawa fenolik berupa flavonoid, tanin, dan alkaloid yang dapat ditemukan di
batang, daun, buah-bunga-biji. 3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina Novia dkk mengungkapkan
bahwa ekstrak metanol dari campuran buah-bunga-biji akar kucing memiliki nilai
IC50 sebesar 79,14 ± 7,04 μg/mL dan termasuk dalam kategori antioksidan kuat.
Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh adanya kandungan senyawa fenolik seperti
fenol, flavonoid dan tanin.4 Selain itu senyawa fenolik mengandung beberapa gugus
fenol berupa gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik yang mampu
menangkal sinar UV yang dapat menyebabkan efek buruk terhadap kulit, seperti
kemerahan, noda hitam, penuaan dini, kekeringan, keriput, sampai pada kanker
kulit.1
Tanaman dengan nilai antioksidan tinggi diduga juga punya potensi sebagai
tabir surya namun belum ada penelitian mengenai potensi tabir surya akar kucing
sebagai tabir surya. Potensi tabir surya dari tanaman akar kucing dapat diketahui
dengan mengukur serapan ekstrak tanaman akar kucing menggunakan
Spektrofotometer Ultraviolet. Serapan diukur di spektrum panjang gelombang sinar
UV (200-400 nm) untuk mendapatkan nilai SPF. Berdasarkan hal-hal tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian penetapan kadar total fenolik dan nilai
spf ekstrak herba akar kucing.
4
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
5
cm, lebar 2-3 cm, tangkai silindris, panjang 3-4 cm, hijau.
d. Bunga : Majemuk bentuk bulir, berkelamin satu, di ketiak daun dan ujung
cabang, bulir betina lebih pendek dan lebih tegak dan lebih jorong
dari bulir jantan, daun pelindung menjari, terbagi dalam 5-15 taju
yang sempit, bunga jantan duduk dalam gelendong sepanjang
sumbu bulir, bakal buah beruang tiga berambut, tangkai putik
silindris, putih kehijauan atau merah pucat, mahkota bulat telur,
merah bertaju, berambut, merah.
e. Buah : Kotak, bulat, hitam.
f. Biji : bulat panjang, coklat.
g. Akar : tunggang, putih kotor.3,7
2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi standar baku yang telah
ditetapkan.8
Metode Ekstraksi
Secara umum metode ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Cara dingin
Metode ekstraksi cara dingin berlangsung tanpa perlu pemanasan, contohnya
maserasi dan perkolasi.
2. Cara panas
Metode ekstraksi cara panas berlangsung dengan pemanasan, contohnya
refluks, sokhlet, digesti, infus dan dekok.8
Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana tanpa pemanasan. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat akan larut dan adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi yang didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang
sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut
lain.9
Keuntungan dari maserasi adalah pengerjaan dan peralatannya mudah,
murah dan sederhana. Sedangkan kekuranganya antara lain waktu yang diperlukan
untuk mengekstraksi bahan cukup lama, penyarian kurang sempurna, pelarut yang
digunakan jumlahnya banyak.9
semuanya menunjukkan serapan kuat di daerah spectrum UV. Selain itu, secara
khas senyawa fenol menunjukkan geseran batokrom pada spektrumnya bila
ditambahkan basa. Karena itu, cara spektrofotometri dapat digunakan untuk
identifikasi dan analisis kuantitatif senyawa fenol.13,14
kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ tubuh yang essensial dan vital
serta merupakan cermin kesehatan..5 Kulit sebagai selimut yang menutupi
permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-
menerus (keratinasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai
peraba dan perasa, serta pertahanan tekanan dan infeksi dari luar.1
2.6.1 Jenis-jenis Kulit
Kulit umumnya terdiri dari 7 jenis, yaitu :
a. Kulit Normal
Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan
elastik dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
b. Kulit Berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan
sehingga tampak mengkilap, kotor dan kusam, biasanya pori-pori kulit lebar
sehingga kesannya kasar dan lengket.
c. Kulit Kering
Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit
sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang
lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan mudah terlihat kerutan.
d. Kulit Campuran atau Kombinasi, yaitu kulit seseorang yang sebagian normal
sebagiannya lagi kering atau berminyak.
e. Kulit Sensitif, yaitu, kulit yang peka terhadap aplikasi zat kimia di atasnya.
f. Kulit Berjerawat, yaitu kulit yang disertai adanya jerawat, biasanya minyak.
g. Kulit hiperpigmentasi, yaitu kulit dengan bercak hitam.1,5
2.7.2. UVB
Sinar dengan panjang gelombang antara 280-320 nm, radiasi tidak
sepenuhnya tersaring oleh lapisan ozon dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit
akibat sengatan sinar matahari.
2.7.3. UVC
Sinar dengan panjang gelombang 190-280 nm, dapat merusak jaringan
kulit, tetapi sebagian besar telah disaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer.16
Tabir surya kimia mengabsorpsi hampir 95% radiasi sinar UVB yang
dapat menyebabkan sunburn (eritema dan kerut) namun hampir tidak dapat
menghalangi UVA penyebab direct tanning, kerusakan sel elastin, actinic skin
damage dan timbulnya kanker kulit.
3.3.2 Bahan
Simplisia herba Akar kucing (Acalypha Indica L). Herba Akar kucing di
dapatkan di daerah Pademangan Timur, Jakarta Utara. Herba yang telah didapat
lalu di ekstraksi menggunakan cara maserasi dengan etanol 70% untuk didapatkan
ekstrak kental.. Untuk pengujian total fenol dan SPF menggunakan etanol 70%,
aquadest, reagen folin ciocalteau, Na2CO3, Asam galat.
12
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
13
Larutan induk 10000 ppm dibuat dengan menimbang 1 gram ekstrak kental
kemudian larutkan dengan sedikit etanol lalu ekstrak yang sudah larut dalam sedikit
etanol dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan etanol sampai 100 mL.
Larutan inilah yang akan menjadi larutan induk.
Larutan uji yang diperlukan adalah larutan ekstrak dengan konsentrasi 300,
400, 500, 600, 700 ppm. Pembuatan larutan uji dilakukan dengan cara memipet
larutan induk dengan volume yang sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan, lalu
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan etanol sampai
tanda batas.
a. Identifikasi Fenol
b. Identifikasi Flavonoid
c. Identifikasi Tanin
Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 mL air
panas, dipanaskan diatas waterbath pada suhu 100°C selama 30 menit, saring lalu
tambahkan FeCl3 1% terbentuk warna hijau tua sampai biru atau hitam. 12
d. Identifikasi Alkaloid
Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan beberapa
tetes pereaksi dragendorf dan pereaksi meyer pada tabung yang lain. Reaksi positif
bila terbentuk endapan merah pada tabung yang diberi pereaksi dragondorf dan
endapan putih pada tabung yang diberikan pereaksi meyer. 16
e. Identifikasi Saponin
Ekstrak kental dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
10 mL air panas, kemudian dinginkan lalu kocok kuat-kuat. Jika terdapat buih
diamkan selama 2 menit, kemudian tambahkan HCL 2 N, kocok lagi hingga
terbentuk buih yang mantap.12
3.5.2 Pengujian Kadar Fenolik Total Sampel Uji Dengan Metode Folin
Ciocalteu.
Total 1
4.1 Hasil
4.1.1 Determinasi Tanaman
Hasil identifikasi tumbuhan yang dideterminasi oleh Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, Jawa Barat menyataka bahwa sampel adalah
herba akar kucing (Acalypha indica L.)
17
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
18
Hijau, merah-ungu,
Fenol S + FeCl3 5% Hijau kotor +
biru, hitam
S + C2H5OH + H2O
Kuning
Flavonoid + CHCl3 + Mg + Merah - jingga -
kehiijauan
HCl pekat
Hijau tua –
Tanin S + H2O + FeCl3 1% Hijau +
biru/hitam
0,6
0,5
Absorbansi
0,4
0,3
0,2
0,1
0
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 725 750 775 800
panjang gelombang
Dari hasil pengukuruan serapan maksimum larutan standar Asam Galat 500
ppm dengan menggunakan spektrofotomoter UV-Vis diperoleh serapan maksimum
pada panjang gelombang 770 nm.
Tabel 4.5 Hasil Kadar Fenolik Total Ekstrak Herba Akar Kucing
Keterangan : As = Absorbansi. Tabel 4.5 adalah nilai kadar fenolik total yang
dihasilkan dari ekstrak herba akar kucing
4.2 Pembahasan
4.1.1 Hasil Identifikasi Kimia
Ekstrak herba akar kucing yang dihasilkan memiliki kandungan senyawa
fenolik hal itu dilihat dari pengujian dengan FeCl3 5% memberikan warna hijau
kotor dan pengujian tanin dengan air panas dan FeCl3 1 % menghasilkan warna
hitam kehijauan, sedangkan untuk pengujian flavonoid pada ekstrak dengan
menggunakan serbuk kloroform, serbuk Mg dan HCL menghasilkan warna
kuning sehingga tidak mengandung flavonoid. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
ekstrak herba akar kucing memiliki senyawa fenolik seperti fenol, dan tanin
meskipun pada pengujian flavonoid tidak terdeteksi.
Nilai SPF
20,5
12,6
9,1
7,7
6,3
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak herba akar kucing memiliki aktivitas sebagai tabir surya
2. Konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, dan 700 ppm berturut-turut
memiliki nilai SPF sebesar 6,8,9,12,21.
3. Konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm tidak memenuhi syarat FDA
karena memiliki nilai SPF dibawah 15, sedangkan konsentrasi 700 ppm
memenuhi syarat FDA karena memiliki nilai SPF diatas 15
4. Nilai total fenol ekstrak herba akar kucing sebesar 241,4 mgGAE/g sampel
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian mengenai aktivitas tabir surya dan penetapan kadar
total fenol dengan metode ekstraksi dan konsentrasi yang berbeda.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa formulasi sediaan farmasi berupa
lotion dan/atau krim tabir surya.
22
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
DAFTAR PUSTAKA
3. DR. Johnny Ria Hutapea. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. 2nd ed. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
1993.
23
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
24
11. Benbasyar E. Serial Buku Ajar Farmasi Fitokimia. Jakarta: Poltekkes Jakarta
II; 2013.
12. Depkes RI. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI; 1995.
14. D. Sarker Satyajit. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia Organik,
Alam dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2009. 512 p.
15. Pratiwi Putri, Meiny Suzery, Bambang Cahyono. Total Fenolat dan Flavonoid
dari Ekstrak dan Fraksi Daun Kumis Kucing (Orthosipon stamineus L.).
Semarang : Universitas Diponegoro Jurusan Kimia FMIPA; 2010
18. Farmakope Indonesia 5th ed. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2014
20. Cheryl Kawatu, Widdhi bodhi, Jeane Mongi. Uji Ekstrak Etanol Daun Kucing-
Kucingan (Acalypha indica L.) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Jantan Galur
Wistar (Rattus novergicus). Manado: UNSRAT; 2013.
25
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
26
Lampiran 2
Proses Preparasi Ekstrak
Lampiran 3
Uji Skrining Fitokimia
Lampiran 4
Proses Pengujian SPF
Lampiran 5
Pengenceran Larutan Induk
Pengenceran 300 ppm
Memipet 3 mL larutan induk masukan ke dalam labu ukur 100 mL tambahkan
etanol70% ad 100 mL.
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 10000 ppm = 100 mL x 300 ppm
V1 = 3 mL
Pengenceran 400 ppm
Memipet 4 mL larutan induk masukan ke dalam labu ukur 100 mL tambahkan
etanol 70% ad 10 mL
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 10000 ppm = 100 mL x 400 ppm
V1 = 4 mL
Pengenceran 500 ppm
Memipet 5 mL larutan induk masukan ke dalam labu ukur 100 mL tambahkan
etanol 70% ad 100 mL
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 10000 ppm = 100 mL x 500 ppm
V1 = 5 mL
Pengenceran 600 ppm
Memipet 3 mL larutan induk masukan ke dalam labu ukur 50 mL tambahkan
etanol 50 70% ad 50 mL
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 10000 ppm = 50 mL x 600 ppm
V1 = 3 mL
Pengenceran 700 ppm
Memipet 7 mL larutan induk masukan ke dalam labu ukur 10 mL tambahkan
etanol p.a 70% ad 10 mL
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 10000 ppm = 100 mL x 700 ppm
V1 = 7 mL
Lampiran 6
Hasil pengujian SPF
Total 0,624940
SPF = 0,625 x 10
= 6,25
Total 0,765807
SPF = 0,766x 10
= 7,66
Total 0,911491
SPF = 0,912 x 10
= 9,12
Total 1,258669
SPF = 1,259x 10
= 12,59
Total 2,05443077
SPF = 2,054x 10
= 20,54
Lampiran 7
Kurva Asam Galat
0,25
0,2
y = 0,0002x + 0,0628
R² = 0,9957
Absorbance
0,15
0,1
0,05
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
concentration (mg/L)
Lampiran 8
Hasil Kadar Total Fenol