Anda di halaman 1dari 66

ANALISIS KADAR TOTAL POLIFENOL EKSTRAK ETIL

ASETAT LIMBAH KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus


aurantifolia Swingle) YANG BERWARNA HIJAU DAN
KUNING DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK

Oleh:

AMELINDHA
PO.71.3.251.16.1.005

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
2019
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi

Syarat Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Program

Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh :

AMELINDHA

PO.71.3.251.16.1.005

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
2019

ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ANALISIS KADAR TOTAL POLIFENOL

EKSTRAK ETIL ASETAT LIMBAH KULIT BUAH JERUK NIPIS

(Citrus

aurantifolia Swingle) YANG BERWARNA HIJAU DAN KUNING DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK” ini dengan tepat

waktu tanpa halangan yang berarti. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini tidak

sekedar pembelajaran belaka, namun juga sebagai penambah pengetahuan dan

wawasan bagi pembacanya. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui manfaat

tanaman di sekitar kita.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat akademik dalam

menyelesaikan studi pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak

bagi penulis maupun pembaca. Begitu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tak

lupa penulis ucapkan permohonan maaf. Untuk itu, penulis mengharapkan

adanya kritik maupun saran sebagai perbaikan dalam penyusunan selanjutnya.

Pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati ingin

mengucapkan rasa terima kasih dan penghormatan yang tak terhingga kepada:

1. Ayahanda Juhaeri dan Ibunda Hj. Sukmawati, selaku orang tua yang

senantiasa memberikan segala yang terbaik buat penulis, doa kalian

menjadi spirit dalam hidupku dan kepada saudara penulis Ahmad

v
Fadhilah dan segenap keluarga besar Baco Sinala yang menjadi bagian

semangat hidup penulis.

2. Bapak Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar.

3. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes., Apt.selaku Ketua Jurusan

Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis menjadi mahasiswa Jurusan

Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

4. Bapak Raimundus Chalik, S.Si., M.Sc., Apt, selaku Ketua Program

Study D-III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis menjadi mahasiswa Jurusan

Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

5. Ibu ST. Ratnah S.Si., M.Kes. selaku Pembimbing Akademik yang

selama ini telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan

nasehat, motivasi, arahan selama penulis menuntut ilmu di Jurusan

Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

6. Ibu Dr. Hj. NURISYAH, M.Si., Apt. selaku Pembimbing I dan Bapak

TAJUDDIN ABDULLAH, ST., M.KES. selaku Pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan, perbaikan, saran-saran serta kesabarannya mulai dari awal

hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
7. Ibu Dr. Hj. Nurisyah M.Si., Apt., Ibu Alfrida Monica Salasa, S.Si.,

M.Kes atas kesabarannya dalam membimbing penulis sewaktu penelitian

di Laboratorium Kimia.

8. Bapak/ibu dosen serta para staf Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar, terima kasih atas ilmu, motivasi dan

kerja sama yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

9. Teman-teman kelompok penelitian Kimia Farmasi, Alifia Nur Rizki,

Afnita sari, Chika Dwi Anggita Yusran, Alvin Lengkey dan Sitti Atika

Junair atas kekompakan dan kerjasamanya dalam menyusun Karya Tulis

Ilmiah.

10. Teman-teman seperjuangan kelas III A/2016, teman-teman angkatan

Elixir 2016 yang sudah menjadi bagian kisah perjalanan selama 3 tahun

terakhir ini dan atas candatawa serta kerja sama yang mewarnai hari-hari

penulis.

11. Teman-teman seperjuangan semasa SMA (MAXEE), anak kos shaleha,

posko 10 dan grup 7 kurcil yang senantiasa selalu memberikan dukungan

kepada penulis untuk senantiasa semangat dalam menyelesaikan

pendidikan.

12. Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima

kasih karena telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

Dengan keterbatasan kemampuan dan kekurangan yang penulis miliki

selama ini, sehingga hasil yang dicapai dalam tugas akhir ini masih jauh dari

vii
kesempurnaan, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan

selanjutnya, semoga penulisan ini dapat bermanfaat untuk semua. Aamiin.

Makassar, Juli 2019

Amelindha

PO.71.3.251.16.1.005

viii
PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Amelindha

NIM : PO.71.3.251.16.1.005

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan karya tulis ilmiah

ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung

jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atas

perbuatan tidak terpuji tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan

sama sekali.

Makassar, Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Amelindha

PO.71.3.251.16.1.005

ix
ABSTRAK

Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam


tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Salah satu tanaman yang berpotensi
sebagai antioksidan adalah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) yang bagian
kulitnya menjadi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar
total polifenol dalam ekstrak etil asetat kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna
hijau dan kuning yang merupakan limbah dari warung makan di kota Makassar.
Analisis kadar total polifenol dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri sinar tampak. Kulit Jeruk Nipis masing-masing dimaserasi
dengan pelarut etanol dan difraksinasi dengan pelarut etil asetat kemudian diukur
dengan mengguanakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 754
nm. Hasil penelitian kadar polifenol ekstrak etil asetat limbah kulit buah Jeruk
nipis hijau sebesar 7,25% b/v atau 72,201 mg GAE/g dan yang berwarna kuning
sebesar 6,20% b/v atau 61,937 mg GAE/g, hasil uji statistik menunjukkan tidak
adanya perbedaan kadar polifenol diantara keduanya (dengan nilai Sig ≥ 0,05).

Kata Kunci: Analisis Polifenol, Sinar tampak, kulit buah Jeruk Nipis, dan ekstrak
etil asetat

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN PRASYARAT................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI....................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ix

ABSTRAK .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) ............................................... 5

B. Polifenol ......................................................................................... 9

C. Ekstraksi......................................................................................... 11

D. Etil Asetat....................................................................................... 13

E. Spektrofotometri UV-Vis............................................................... 13

xi
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 16

A. Jenis Penelitian............................................................................... 16

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 16

C. Alat dan Bahan ............................................................................... 16

D. Pengambilan Sampel Penelitian .................................................... 17

E. Prosedur Kerja................................................................................ 17

F. Pembuatan Larutan Peraksi............................................................ 18

G. Pembuatan Kurva Baku Asam Galat.............................................. 19

H. Pembuatan Larutan Sampel............................................................ 19

I. Analisis Data ................................................................................. 20

J. Penarikan Kesimpulan .................................................................. 20

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 21

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 21

B. Pembahasan.................................................................................... 22

BAB V PENUTUP............................................................................................ 26

A. Kesimpulan .................................................................................... 26

B. Saran............................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

LAMPIRAN........................................................................................................ 29

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 50

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Total Polifenol Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Jeruk Nipis

Yang Berwarna Hijau ......................................................................................... 21

Tabel 2. Kandungan Total Polifenol Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Jeruk Nipis

Yang Berwarna Kuning ...................................................................................... 21

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik kurva baku asam galat .......................................................... 41

Gambar 2. Pengeringan sampel Kulit Buah Jeruk Nipis .................................... 41

Gambar 3. Penimbangan sampel Kulit Buah Jeruk Nipis................................... 42

Gambar 4. Proses maserasi sampel Kulit Buah Jeruk Nipis ..................................... 42

Gambar 6. Hasil maserasi Kulit Buah Jeruk Nipis................................................... 43

Gambar 6. Penguapan pelarut menggunakan Rotavapor .......................................... 43

Gambar 7. Penguapan Ekstrak cair Kulit Buah Jeruk NIpis.................................... 44

Gambar 8. Fraksinasi dengan pelarut etil asetat ...................................................... 44

Gambar 9. Ekstrak Etil Asetat ............................................................................ 45

Gambar 10 Larutan ekstrak Fraksi etil asetat Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna

hijau .............................................................................................................. 45

Gambar 11. Larutan ekstrak Fraksi etil asetat Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna

kuning .............................................................................................................. 46

Gambar 12. Uji Polifenol Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau...................... 46

Gambar 13. Uji Polifenol Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna kuning ................. 47

Gambar 14. Pengukuran menggunakan Spektrovotometri Uv-Vis ........................... 47

Gambar 15. Hasil Spektrovotometri Larutan Baku Asam galat ................................ 48

Gambar 16. Hasil Spektrovotometri Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan

kuning .............................................................................................................. 48

Gambar 17. Hasil Uji T Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning ..... 49

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Skema Kerja................................................................................29

Lampiran 2. Perhitungan Rendamen Ekstrak Etil Asetat Kulit Jeruk Nipis .. 30

Lampiran 3. Perhitungan Kandungan Total Polifenol (% b/v).......................31

Lampiran 4. Perhitungan Kandungan Total Polifenol (Mg GAE/ g).............36

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian..............................................................41

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) menjadi tren saat ini

sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk

pengobatan dengan tumbuhan obat herbal. Sebenarnya sudah sejak zaman

dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman

berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menanggulangi berbagai masalah

kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan

modern menyentuh masyarakat. Selain lebih ekonomis efek samping ramuan

herbal sangat kecil. Karena itu pengguna obat herbal alami dengan formulasi

yang tepat sangat penting dan tentunya lebih efektif (Redaksi Agromedia,

2008 dalam Ismail, 2015).

Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin

menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka

terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat

herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003 dalam Ismail, 2015). Faktor

pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju

adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit

kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk

penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi

mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006 dalam Ismail,

2015).

1
2

Pemakaian bahan herbal alami untuk menangani penyakit dipercaya

dapat membantu memberikan efek kesembuhan dengan memanfaatkan

metabolit sekunder yang dihasilkan seperti, polifenol. Polifenol (polyphenol)

merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam tumbuhan dan bersifat

antioksidan kuat. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan

akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah

proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Polifenol juga bermanfaat

menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, alzheimer,

dan kanker (Fauziah, 2010 dalam Latifah, 2015).

Flavanoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol alam terbesar

yang terdapat dalam semua tumbuhan hijau (Markham, K.R.1998 dalam

Sriwahyuningsih, 2018). Menurut Sarastani (pada tahun 2002 dalan Latifa,

2015) kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tanaman yang

mengandung senyawa fenol yang tersebar di seluruh bagian tanaman baik di

kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari.

Beberapa tanaman obat yang tinggi mengandung senyawa flavonoid,

salah satunya adalah kulit buah Jeruk Nipis. Kulit buah Jeruk Nipis memiliki

kandungan flavonoid lebih tinggi dari pada bagian daging buahnya

(Sarwono, 2003 dalam Erna.D, 2018). Selama ini kulit buah Jeruk Nipis

masih dianggap hanya sebagai limbah. Padahal bukan hanya perasaan airnya

saja yang kaya akan manfaat. Kulitnya pun memiliki kandungan yang sama

dengan air perasan Jeruk Nipis. Kurang termanfaatkannya kulit buah Jeruk

Nipis akan menambah jumlah limbah di masyarakat (Erna D, 2018 ).


Tercartat pada tahun 2013, jumlah kulit jeruk di Indonesia mencapai 309.678

ton tiap tahunnya (Kementerian pertanian, 2013 dalam Asmawiah, 2018).

Berdasarkan penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol

kulit buah Jeruk Nipis mempunyai aktivitas antioksidan. Adapun senyawa

aktif dalam ekstrak etanol kulit buah Jeruk Nipis yang berkhasiat sebagai

antioksidan adalah golongan Polifenol dan vitamin C (Khasanah,dkk. 2008

dalam Sriwahyuningsi, 2018). Didukung dengan penelitian selanjutnya yang

dilakukan oleh Asmawiah pada tahun 2018 ditemukan pada ekstrak etil asetat

kulit buah Jeruk Nipis juga memiliki aktifitas antioksidan meskipun dalam

jumlah yang lemah karena kulit buah Jeruk Nipis yang digunakan dalam

keadaan tidak segar dan berwarna kuning.

Limbah kulit buah Jeruk Nipis banyak ditemukan di warung kaki lima

maupun rumah makan restoran yang menyajikan kuliner khas Makassar.

Ditinjau dari Jeruk Nipis yang digunakan berdasarkan observasi yang telah di

lakukan dibeberapa rumah makan kaki lima dan restoran, terdapat perbedaan

jenis Jeruk Nipis yang digunakan. Pada warung kaki lima Jeruk Nipis yang

digunakan kebanyakan yang sudah kekuningan, sementara pada restoran

Jeruk Nipis yang digunakan adalah yang masih segar dan berwarna hijau.

Adanya perbedaan limbah yang dihasilkan dari penggunaan Jeruk Nipis

ini menjadi latar belakang dilakukannya pengujian kadar polifenol total dari

ekstrak etil asetat kulit buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.). Agar limbah

yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal, serta


menghindari terjadinya penumpukan sampah yang dapat mengganggu

masyarakat karena akan menimbulkan aroma yang tidak sedap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah berapakah kadar total polifenol pada ekstrak etil asetat

limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui kadar total polifenol pada ekstrak etil asetat limbah

kulit buah Jeruk Nipis dengan metode Spektrofotometri sinar tampak.

2. Tujuan khusus

Untuk membandingkan kadar total polifenol ekstrak etil asetat limbah

kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning dengan metode

Spektrofotometri sinar tampak.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Praktis

Untuk mengetahui limbah kulit buah Jeruk Nipis yang manakah

yang layak digunakan sebagai sumber polifenol sehingga memiliki

nilai ekonomis dalam bidang farmasi.

2. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang pemanfaatan limbah kulit buah Jeruk Nipis secara optimal.

b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle)

1. Klasifikasi Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

Adapaun taksonomi dari kulit buah Jeruk Nipis yaitu sebagai

berikut Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Dialypetalae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia Swingle (Tjitrosoepomo, G., 2013)

Gambar 1. Buah Jeruk Nipis

5
6

2. Morfologi Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) termasuk salah jenis

citrus geruk, banyak tumbuh di beberapa negara seperti Indonesia, Asia

bagian selatan dan Jepang.Tanaman Jeruk Nipis merupakan pohon yang

berukuan kecil (Astarini et al., 2010 dalam Sriwahyuningsih, 2018).

Tanaman Jeruk Nipis mempunyai akar tunggang. Jeruk Nipis termasuk

jenis tumbuhan perdu yang memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya

berkayu ulet dan keras, sedangkan permukaan kulit luarnya berwarna tua

dan kusam.Daunnya majemuk, berbentuk elips dengan pangkal membulat,

ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunnya mencapai 2,5-9 cm dan

lebarnya 2-5 cm. Tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau

dan lebar 5-25 mm (Rukmana, 1996 dalam Sriwahyuningsih, 2018).

Buah Jeruk Nipis diameternya berukuran 1,5 – 2,5 cm, daun

mahkotanya berwarna putih kuning. Kelopak berjumlah 4 – 5, bersatu atau

lepas. Mahkota berjumlah 4-5, berdaun lepas lepas. Benang sari 4 -5 atau

8, 10, kepala ruang sari beruang 2. Tonjolan dasar bunga beringgit atau

berlekuk. Bunga beraturan, berkelamin 2, bentuk aak payung, tandan atau

malai (Steenis et al, 2006 dalam Sriwahyuningsih, 2018).

Tanaman Jeruk Nipis pada umur 2,5 tahun sudah mulai berbuah.

Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5

cm. Kulitnya berwarna hijau atau kekuning-kuningan dengan tebal 0,2-05

cm. Daging buahnya berwarna kuning kehijauan (Rukmana, 1996 dan

Steenis et al, 2006 dalam Sriwahyuningsih, 2018).


3. Nama Daerah

Tanaman Citrus aurantifolia Swingle dikenal di pulau Sumatra

dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama Jeruk

Nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal

dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo

kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman

puhatem nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis,

ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di

Nusatenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali), dangaceta

(Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote)

4. Kandungan dan Khasiat Jeruk Nipis

Banyak unsur kimia yang bermanfaat dalam Jeruk Nipis, seperti

linalin asetat, limonene, geranil asetat, sitral dan felladren. Jeruk Nipis

mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri

(sitral, limonen, felandren, lemon, kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linalil

asetat) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi,

belerang vitamin B1 dan C. Didalam 100 gram buah Jeruk Nipis

mengandung: vitamin C 27 mg kalsium 40 mg, fosfor 22 mg,hidrat arang

12,4 g, vitamin B1 0,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,1 g,kalori 37 kkal,

protein 0,8 g dan air 86 g (Santoso B. 2016 dalam Sriwahyuningsih, 2018).

Kandungan dalam kulit Citrus aurantifolia adalah minyak atsiri

atau minyak eteris. Minyak esensial ini merupakan komponen terbesar

minyak nabati. Pada prinsipnya, minyak atsiri memiliki wujud kental dan
mudah menguap di suhu ruang sehingga menebarkan aroma yang khas.

Minyak atsiri sering dijadikan dasar wewangian dalam industri parfum dan

disebut sebagai bibit minyakwangi. Selain itu,minyak berbau khas ini

jugabiasa diolah menjadi kosmetik, bahan farmasi serta penyedap kuliner.

Dalam bidang kesehatan, minyak atsiri memiliki beragam manfaat antara

lain, sebagai median relaksasi, mengolah stress, sebagai antibiotic

konvensional yang sangat aktif terhadap mikroba seperti bakteri, virus dan

juga jamur (Faustina,dkk. 2014 dalam Asmawiah, 2018)

5. Manfaat Jeruk Nipis

Kulit buah Citrus aurantifolia dapat menyeimbangkan produksi

minyak pada kulit, sehingga membuat kulit menjadi halus dan lembut.

Kulit buah Citrus aurantifolia kering juga dapat menghilangkan sel-sel

kulit mati dan komedo dengan lembut dan alami, sehingga membuat kulit

semakin bersinar. Selain itu, kulit buah Citrus aurantifolia juga membantu

menghilangkan bintik-bintik gelap dan noda di kulit wajah. Karena

pembersihannya tidak memberi efek radang, anti bakteri, dan anti jamur,

kulit Citrus aurantifolia ini juga sangat baik untuk mengatasi jerawat.

(Faustina,dkk. 2014 dalam Asmawiah, 2018)


B. POLIFENOL

1. Pengertian Polifenol

Senyawa fenol dapat di definisikan secara kimiawi oleh adanya

satu cincin aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol)

substitusi hydroksil, termasuk derifat fungsionalnya. Polifenol adalah

kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki

tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya.

Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung

di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol adalah

kelompok antioksidan yang secara alami ada di dalam sayuran (brokoli,

kol, seledri), buah-buahan(apel, delima, melon, ceri, pir, dan stroberi),

kacang-kacangan (walnut, kedelai, kacang tanah), minyak zaitun, dan

minuman (seperti teh, kopi, cokelat dan anggur merah/red wine). Polifenol

umumnya banyak terkandung dalam kulit buah, sehingga ada benarnya

kalau kita dihimbau untuk mengkonsumsi apel dan bit beserta kulitnya.

Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat

radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah

proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Polifenol juga bermanfaat
menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,

alzheimer, dan kanker.

Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni, flavonol,

isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan.

Jenis polifenol lain adalah tanin (terkandung dalam teh dan cokelat), yang

sedang hangat diperbincangkan di dunia kesehatan.

2. Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Polifenol

Sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat

larut dalam basa, tetapi bila dibiarkan dalam larutan basa dan di samping

itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Karena mempunyai

sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, flavonoid

merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam

pelarut polar seperti metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida,

dimetilformamida, air, dan lain-lain (Markham, 1988 dalam Nurung Sri

Handriyani HR, 2016).

Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu

pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada

senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Turunan

polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan

melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

Polifenol merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap


aktivitas antioksidan dalam buah dan sayuran (Hattenschwiler dan

Vitousek, 2000).

C. EKSTRAKSI

Ekstrak adalah sediaan cair, kental dan kering yang merupakan hasil

proses ekstraksi atau penyarian suatu matriks atau simplisia menurut cara

yang sesuai (Hanani E, 2017 dalam Nuraida, 2018). Menurut Farmakope

IV, Ekstrak adalah sediaan cair, kental, dan kering yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan masa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian

sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. Sebagian besar ekstrak

yang dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.

Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan

menggunakan tekanan.

Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan senyawa dari

matris atau simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses

ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan massa dari komponen

zat padat yang terdapat pada simplisia kedalam pelarut organik yang

digunakan. Pelarut organic akan menembus dinding sel dan selanjutnya

akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif.

Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik pada bagia luar sel untuk

selanjutnya berdifusi masuk kedalam pelarut. Proses ini terus berulang


sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi zat aktif antara didalam sel

dengan konsentrasi zat aktif di luar sel (Marjoni R, 2016).

Tujuan ekstraksi adalah menarik atau memisahkan senyawa dari

campurannya atau simplisia. Salah satu metode yang digunakan dalam

ekstraksi bahan alam adalah maserasi. Maserasi merupakan salah satu

metode ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati

menggunakan pelarut tertentu selama waktu tertentu dengan sesekali

dilakukan pengadukan (Marjoni R, 2016).

Menurut Farmakope Indonesia, pelarut yang dapat digunakan pada

maserasi adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Pilihan utama untuk

pelarut pada maserasi adalah etanol. Karena etanol memiliki beberapa

keunggulan sebagai pelarut, diantaranya :

1. Etanol bersifat lebih selektif.

2. Dapat menghambat pertumbuhan kapang dan kuman.

3. Bersifat non toksik (tidak beracun).

4. Etanol bersifat netral.

5. Memiliki daya absorbsi yang baik.

6. Dapat bercampur dengan air pada berbagai perbandingan.

7. Panas yang dapat diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

8. Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan meminimalisir

terlarutnya zat pengganggu, seperti lemak.

Maserasi biasanya dilakukan pada suhu antara 150 sampai 200 C.

Waktu maserasi pada umumnya adalah 5 hari, karena dengan waktu


tersebut telah tercapai keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada

bagian dalam sel dengan luar sel. Pengocokan yang dilakukan selama

maserasi akan menjamin keseimbangan konsentasi bahan ekstraksi lebih

cepat dalam cairan. Tanpa adanya pengocokan akan mengakibatkan

berkurangnya perpindahan bahan aktif selama proses maserasi.

D. ETIL ASETAT

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus

CH3CH2OC(O)CH3 / CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari

etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan, tak berwarna tetapi

memiliki warna yang khas. Etil asetat merupakan pelarut polar menengah

yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis.

E. SPEKTROVOTOMETRI UV-VIS

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri

dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar

dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah

alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi

spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif jika energi

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi

panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah

panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini

diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis.

Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi


melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu (Gandjar. 2007

dalam Sriwahuningsih, 2018)

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya.

Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang

gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan struktur senyawa

yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang

gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi

tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Asnah Marzuki, 2012

dalam Sriwahyuningsih, 2018).

Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar

tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar,

semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh

karena itu mereka mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau

tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang

gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat

elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen

tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang

gelombang pendek, diperlukan eksitasinya (Wunas, 2011 dalam

Sriwahuningsih, 2018).

Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode

ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang

sangat kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka

yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam bentuk
angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya S, 2013

dalam Sriwahyuningsih, 2018). Panjang gelombang maksimum untuk

setiap senyawa akan berbeda dengan senyawa lainnya bergantung pada

jenis transisi yang terjadi pada senyawa tersebut. Semakin banyak ikatan

rangkap yang terdapat pada zat tersebut, maka panjang gelombang

maksimum zat tersebut akan lebih besar (bergeser ke kanan). Cahaya yang

diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan

diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-bee

Hukum Bee, berbunyi: “Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,

inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu

larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal

larutan”.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

dimana:

A = absorbansi

b / l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsetrasi larutan yang diukur dalam

molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

(Sri Suyono, 2013 dalam Sriwahyuningsih, 2018)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorium yang

dilakukan untuk mengetahui kandungan total Polifenol dalam ekstrak etil

asetat limbah kulit buah Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia S.) yang

berwarna hijau dan kuning dengan metode Spektrofotometri sinar Tanpak.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2019 di

Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Kimia, Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Alumunium foil, corong gelas, erlenmeyer bertutup, gelas piala,

gelas ukur, hot plate stirrer, kertas saring, kapas, labu ukur, pipet

volum, pipet tetes, penangas air, spektrofotometer UV-VIS, sendok

tanduk dan timbangan analitik.

2. Bahan yang digunakan

Kulit buah Jeruk Nipis yang telah kekuningan dan yang masih

segar, Air suling, Ethanol 96%, etil asetat, Folin ciocalteu , Natrium

karbonat dan Asam galat.

16
17

D. Pengambilan Sampel Penelitian

Kulit buah Jeruk Nipis diperoleh dari salah satu Restoran dan warung kaki

lima di kota Makassar.

E. Prosedur Kerja

1. Penyiapan Sampel

Limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning

yang telah di ambil masing-masing dicuci bersih dengan air mengalir,

kemudian dipotong-potong kecil lalu dikeringkan dengan cara diangin-

anginkan selama beberapa hari terlindung dari sinar matahari

langsung. Kemudian dibuat serbuk.

2. Pembuatan Ekstrak

a. Ekstrak Etanol

Ditimbang masing-masing 100 gram serbuk kulit buah Jeruk

Nipis dimasukkan dalam erlenmeyer bertutup kemudian ditambah

pelarut etanol sampai seluruh sampel terendam sempurna (± 300 ml)

kemudian erlenmeyer ditutup rapat lalu dikocok menggunakan orbital

shaker selama 4 jam. Kemudian ampas disaring lalu diekstraksi

kembali dengan pelarut yang sama dan dengan cara yang sama. Filtrat

yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan cara menguapkan

pelarutnya menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak

kental. Ekstrak dibiarkan diatas penangas air dengan suhu 60ºC

hingga diperoleh ekstrak kering.


b. Fraksinasi Dengan Pelarut Etil Asetat

Ekstrak kering yang diperoleh masing-masing disuspensikan

dengan 50 ml air, kemudian difraksinasi dengan pelarut etil asetat

dengan perbandingan (1:1) di dalam corong pisah, kocok selama ± 15

menit. Setelah didiamkan beberapa lama terbentuk 2 lapisan, yaitu

lapisan etil asetat dengan lapisan air. Di ambil Lapisan air (bagian

bawah) dengan membuka kran (corong pisah) kemudian di fraksinasi

dengan etil asetat 25 ml, didiamkan beberapa saat terbentuk 2 lapisan,

yaitu etil asetat dan air kemudian difraksinasi lagi dengan 25 ml etil

asetat, didiamkan beberapa saat kemudian diambil bagian air (bagian

bawah) dengan membuka kran (corong pisah) dan ditampung pada

gelas kimia. Fraksi etil asetat dikumpulkan kemudian diuapkan

sampai ekstrak etil asetat kering.

F. Pembuatan Larutan Peraksi

1. Pembuatan Larutan induk Asam galat 100 ppm

Dipipet 10 ml asam galat (1000 ppm), dimasukkan ke dalam labu ukur

100 ml, dan dilarutkan dengan aquadest dicukupkan hingga tanda.

2. Pembuatan Larutan Na2CO3 7,5%

Ditimbang secara kuantitatif 7,5 g Na2CO3 dalam beaker glass 100

ml kemudian dilarutkan dengan aquadest dicukupkan volumenya

hingga 100 ml.


G. Pembuatan kurva baku Asam galat

Dibuat deret standar asam galat konsentrasi 2,4,6,8,10,dan 12

ppm. Kemudian masing - masing dimasukkan dalam labu ukur 10 mL,

ditambahkan 0,4 ml pereaksi Follin ciocalteu dikocok dan didiamkan 4

sampai dengan 8 menit. Ditambahkan 4 ml Na2CO3 kemudian

ditambahkan aquades hingga tanda batas dan dikocok hinga homogen. Di

inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit.

Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-

VIS dengan panjang gelombang 754 nm. Kurva standar dibuat dengan

cara menghubungkan konsentrasi larutan baku asam galat dengan hasil

serapan yang diperoleh.

H. Pembuatan larutan sampel

1. Pembuatan larutan ekstrak etil asetat

Ditimbang ekstrak etil asetat kulit buah Jeruk Nipis masing-masing

sebanyak 10 mg dan dilarutkan dengan etanol 96% lalu dicukupkan

volumenya sampai 10 ml. Dari larutan stok dipipet sebanyak 1 ml

Kemudian ditambahkan 0,4 ml pereaksi Follin ciocalteu dikocok dan

didiamkan 4 sampai dengan 8 menit. Ditambahkan 4 ml Na 2CO3

Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar dan diukur

absorbansinya pada spektrofotometer UV-VIS dengan panjang

gelombang 754 nm. Larutan sampel dibuat dalam tiga kali replikasi.
I. Analisis Data

Absorbansi ekstrak yang mengandung polifenol dimasukkan

dengan kurva baku pada persamaan regresi linier y = bx + a.

Kadar polifenol ekstrak kulit buah Jeruk Nipis dilihat

menggunakan perhitungan sebagai berikut :

J. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data dan uji t yang

dilanjutkan dengan pembahasan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian analisis kadar total polifenol ekstrak etil asetat

limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning dengan

metode spektrofotometri sinar tampak adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kandungan Total Polifenol Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah


Jeruk Nipis Yang Berwarna Hijau

Replikasi Penimbangan (g) % b/v Mg GAE/g

1 0,0104 7,46 74,593

2 0,0113 8,48 84,117

3 0,0114 5,80 57,894

Rata-rata 7,25 72,2013

Sumber : Data primer 2019

Tabel 2. Kandungan Total Polifenol Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah


Jeruk Nipis Yang Berwarna Kuning

Replikasi Penimbangan (g) % b/v Mg GAE/g

1 0,0123 7,02 70,162

2 0,0122 6,37 63,606

3 0,0113 5,21 53,035

Rata-rata 6,20 61,934

Sumber : Data primer 2019

21
22

B. Pembahasan

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah kulit buah

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) yang berwarna hijau dan kuning yang

diperoleh dari beberapa rumah makan di Kota Makassar. Sampel diekstraksi

dengan metode Maserasi. Metode maserasi adalah salah satu metode ekstraksi

dingin, dipilih karena peralatan yang digunakan sangat sederhana, teknik

pengerjaan relatif sederhana, dan mudah dilakukan, dapat digunakan untuk

mengekstraksi tanpa pemanasan, serta proses ekstraksi lebih hemat penyari.

Untuk mempercepat proses maserasi maka proses maserasi dilakukan

dengan shaker dengan kecepatan 200 rpm selama 4 jam menggunakan

pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotary

evaporator, kemudian diuapkan hingga kering di atas penangas air pada suhu

tidak lebih dari 60o c.

Ekstrak etanol yang diperoleh di fraksinasi menggunakan pelarut etil

asetat dalam corong pisah. Fraksinasi pada ekstrak kulit Jeruk Nipis bertujuan

untuk memisahkan senyawa berdasarkan kelarutannya terhadap pelarut

dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Ekstrak etil asetat yang diperoleh

diuapkan di atas penangas air pada suhu 60o c hingga diperoleh ekstrak

kering. Rendamen ekstrak yang diperoleh adalah ekstrak kulit jeruk nipis

yang berwarna hijau sebesar 2,02 % dan yang berwarna kuning sebesar

2,97%.

Kadar total Polifenol yang terkandung dalam ekstrak etil asetat limbah

kulit buah Jeruk Nipis ditentukan dengan Spektrovotometri UV-Vis


menggunakan pereaksi Folin ciocalteu. Folin ciocalteu didasarkan pada

kekuatan reduksi gugus hidroksil fenolik dan sangat tidak spesifik tetapi

dapat mendeteksi semua jenis fenol dengan sensitifitas yang bervariasi.

Reaksi oksidasi reduksi ini muncul pada kondisi alkali dan mereduksi

kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat dengan reagen menjadi warna biru.

Semakin tinggi jumlah gugus hidroksil fenolik, maka semakin besar

konsentrasi komponen fenolik yang terdeteksi.

Reagen folin ciocalteu merupakan campuran dari asam. Warna folin

yang belum tereduksi adalah kuning dan setelah tereduksi menjadi biru.

Penambahan Na2CO3 dimaksudkan untuk membentuk suasana basa agar

terjadi reaksi reduksi folin ciocalteu dengan gugus OH dari polifenol di dalam

sampel.

Sebagai standar dalam pengukuran kadar polifenol digunakan asam

galat. Asam galat adalah asam organik dengan nama kimia asam 3,4,5-

trihidroksi benzoat (C6H2(OH)3CO2H). Asam galat murni berbentuk bubuk

organik kristal tak bewarna dan berupa molekul bebas atau bagian dari

molekul tanin. Asam galat mempunyai sifat antifungal, antioksidan, dan

antiviral. Kurva standar asam galat yang dihasilkan memiliki persamaan garis

linier y = 0,05869x + (-0,01649).

Kandungan Polifenol total dapat ditentukan secara spektrofotometri

dan dinyatakan sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Equivalent

(GAE). GAE merupakan acuan umum untuk mengukur sejumlah senyawa

fenolik yang terdapat dalam suatu bahan (Mongkolsilp dkk., 2004 dalam
Ahmad,A 2012). Kadar kandungan total polifenol dalam ekstrak etil asetat

limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau yaitu sebesar 7,2451% b/v

atau 72,2013 mg GAE/g dan Kadar kandungan total polifenol ekstrak etil

asetat limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna kuning yaitu sebesar

6,1969 % b/v atau 61,934 mg GAE/g.

Dari hasil analisis dengan melakukan uji T menunjukkan bahwa

kandungan total polifenol ekstrak etil asetat kulit buah Jeruk Nipis yang

berwarna hijau dan kuning tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dengan nilai Sig ≥ 0,05. Hal ini menunjukkan dalam hal

pemanfaatan limbah baik itu kulit Jeruk Nipis yang berwarna hijau maupun

kuning semuanya dapat dimanfaatkan dalam bidang kefarmasian berdasarkan

kandungan total polifenol yang dimilikinya.

Di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alvin Lengkey, 2019

yang meneliti tentang nilai SPF yang terkandung dalam limbah kulit buah

Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning juga tidak memiliki perbedaan

yang signifikan, dengan nilai Sig ≥ 0,05. Dan berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Alifia Nur Rizki, 2019 diperoleh nilai antioksidan limbah kulit

buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning adalah masing-masing

1.475,012 ppm dan 968,987 ppm. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa ekstrak etil asetat limbah kulit buah Jeruk Nipis baik itu yang

berwarna hijau dan kuning mengandung senyawa bioaktif yang dapat

berfungsi sebagai antioksidan.

Polifenol merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam


tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol ini berperan melindungi sel

tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas

sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh.

Polifenol juga bermanfaat menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti

penyakit jantung, alzheimer, dan kanker. Dan melalui penelitian ini diketahui

bahwa kandungan polifenol di dalam limbah Kulit Buah Jeruk Nipis baik itu

yang berwarna hijau dan kuning semuanya dapat dimanfaatkan sebagai

antioksidan dalam bidang kefarmasian.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kadar Total Polifenol ekstrak etil asetat limbah kulit buah Jeruk Nipis

yang berwarna hijau sebesar 7,25 % b/v atau 72,2013 mg GAE/g,

sedangkan kadar Total Polifenol ekstrak etil asetat limbah kulit Jeruk Nipis

yang berwarna kuning sebesar 6,20 % b/v atau 61,937 mg GAE/g.

2. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan kadar polifenol pada

ekstrak etil asetat limbah kulit buah Jeruk Nipis yang berwarna Hijau dan

Kuning (ditunjukkan dengan nilai Sig ≥ 0,05 ).

B. SARAN

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menghindari pemanasan pada

proses pengeringan ekstrak sehingga dapat meningkatkan kandungan

polifenol sebagai antioksidan pada sampel yang diuji.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

AT, Asmawiyah. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Kulit
buah Jeruk Nipis Dengan Metode Dpph (1,1-difenil,2-pikrilhidrasil).
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar: Tidak diterbitkan.

Ahmad,A. (2012). Penentuan Kandungan Fenolik Total Dan Antioksidan Rambut


Jagung (Zea Mais L.) Yang Tumbuh Di Daerah Gorontalo. Jurusan
Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri
Gorontalo : Tidak diterbitkan.

Erna Dwi, dkk. (2018). Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia ) Dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk ) Untuk
Pembuatan Lulur Tradisional Sebagai Alternatif Green Cosmetics.
Jurusan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya: Tidak
diterbitkan.

Ismail. (2015). Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih


Obat Tradisional Di Gampong Lam Ujong. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh: Tidak
diterbitkan.

Latifah, dkk. (2015). Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid Dan Uji Aktivitas
Antioksidan Pada Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhirazil). Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang:
Tidak diterbitkan.

Handriyani, Nurung Sri HR. (2017). Penentuan Kadar Total Fenolik, Flavonoid,
Dan Karotenoid Ekstrak Etanol Kecambah Kacang Hijau (Vigna Radiata
L.) Menggunakan Spektrofometer Uv-Vis. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Makassar: Tidak diterbitkan.

Nuraida. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Kulit Buah Dengen
(Dillenia serrata L.) Dengan Metode Dpph (1,1-difenil-2-pikrihidrazil).
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar: Tidak diterbitkan.
Nurul, Ditya. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang
Raja (Musa paradisiaca var sapientum) Dengan Metode 1,1-Diphenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH). Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar:
Tidak diterbitkan.

Marjoni, R. (2016). Dasar – Dasar Fitokimia untuk Diploma III Farmasi. Jakarta
Timur: Penerbit buku kesehatan.

Sriwahyuningsih, andi. (2018). Uji Kadar Total Flavonoid Pada Ekstrak Kulit
buah Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia S.) Dengan Metode
Spektrofotometri Uv. Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar:
Tidak diterbitkan.

Tjitrosoepomo, G. (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada


University Press: Yogyakarta.

Wira,Daniar (2015). Pengujian Total Polifenol. Jurusan Teknologi Hasil


Pertanian Universitas Jember: Tidak diterbitkan.
Lampiran 1

SKEMA KERJA

Kulit buah Jeruk Nipis

Dibersikan dan dicuci dengan air Kuning


Hijau Dipotong tipis-tipis
Diangin-anginkan
Diekstraksi dengan etanol

Ekstrak Etanol Ekstrak Etanol

Disuspensikan dengan air


Fraksinasi dengan pelarut etil
asetat
Diuapkan pada suhu 600 C

Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Etil Asetat

Analisis Kadar Polifenol


Baku Asam galat

Spektrovotometri UV-Vis

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan
Lampiran 2. Perhitungan Rendamen Ekstrak Etil Asetat Kulit Jeruk Nipis

1. Kulit Jeruk Nipis hijau

Berat Sampel Kering = 312 g

Berat Ekstrak Etil asetat = 6,33 g

Perhitungan Rendamen =

2. Kulit Jeruk Nipis kuning

Berat Sampel Kering = 321 g

Berat Ekstrak Etil asetat = 9,56 g

Perhitungan Rendamen =
Lampiran 3. Perhitungan Kandungan Total Polifenol (% b/v)

1) Ekstrak Etil asetat 0,01 g → 10 ml

1 ml → 10 ml

a. Baku asam galat

No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi (754 nm)

1 2 0,11646

2 4 0,21903

3 6 0,31474

4 8 0,43614

5 10 0,58655

6 12 0,69346

Y = bx + a

Y = 0,05869x + (-0,01649)

b = 0,05869

a = -0,01649
b. Sampel Kulit Jeruk Hijau

No. Berat sampel (g) Absorbansi (754 nm)

1 0,0104 0,43881

2 0,0113 0,54582

3 0,0114 0,371405

Y= bx +a

X=

1. Berat sampel 0,0104 g

X =

= x . Vs . Fp

= 7,75771 µg/ml. 10 ml . 10

= 775,771 µg

= 0,77577 mg

Kandungan polifenol =
2. Berat sampel 0,01113 g

X =

= x . Vs . Fp

= 9,58101 µg/ml . 10 ml . 10

= 958,101 µg

= 0,95810 mg

Kandungan polifenol =

3. Berat sampel 0,0114 g

X =

= x . Vs . Fp

= 6,60921 µg/ml. 10 ml . 10

= 660,921 µg

= 0,66092 mg

Kandungan polifenol =

Jadi kandungan total Polifenol


kulit Jeruk Hijau =
c. Sampel Kulit Jeruk Kuning

No. Berat sampel (g) Absorbansi (754 nm)

1 0,0123 0,49005

2 0,0122 0,43946

3 0,0113 0,32880

Y= bx +a

X=

1. Untuk berat sampel 0,0123 g

X =

= x . Vs . Fp

= 8,63077 µg/ml. 10 ml . 10

= 863,077 µg

= 0,86307 mg

Kandungan polifenol =
2. Untuk berat sampel 0,0122 g

X =

= x . Vs . Fp

= 7,76878 µg/ml. 10 ml . 10

= 776,878 µg

= 0,77687 mg

Kandungan polifenol =

3. Untuk berat sampel 0,0113 g

X =

= x . Vs . Fp

= 5,88328 µg/ml. 10 ml . 10

= 588,328 µg

= 0,58832 mg

Kandungan polifenol =
Jadi kandungan total Polifenol kulit Jeruk Kuning

=
Lampiran 4. Perhitungan Kandungan Total Polifenol (Mg GAE/ g)

a. Ekstrak Etil asetat 0,01 g → 10 ml

1 ml → 10 ml

a. Baku asam galat

No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi (754 nm)

1 2 0,11646

2 4 0,21903

3 6 0,31474

4 8 0,43614

5 10 0,58655

6 12 0,69346

Y = bx + a

Y = 0,05869x + (-0,01649)

b = 0,05869

a = -0,01649
b. Sampel Kulit Jeruk Hijau

No. Berat sampel (g) Absorbansi (754 nm)

1 0,0104 0,43881

2 0,0113 0,54582

3 0,0114 0,371405

Y= bx +a

X=

1. Berat sampel 0,0104 g

X =

= 7,75771 µg/ml = 0,00775 mg/ml

Kandungan polifenol =

2. Berat sampel 0,01139 g

X =

= 9,58101 µg/ml = 0,00958 mg/ml


Kandungan polifenol =

3. Berat sampel 0,0114 g

X =

= 6,60921 µg/ml = 0,00660 mg/ml

Kandungan polifenol =

Jadi Kandungan total polifenol ekstrak etil asetat limbah Kulit Jeruk Hijau =
c. Sampel Kulit Jeruk Kuning

No. Berat sampel (g) Absorbansi (754 nm)

1 0,0123 0,49005

2 0,0122 0,43946

3 0,0113 0,32880

Y= bx +a

X=

1. Untuk berat sampel 0,0123 g

X =

= 8,63077 µg/ml = 0,00863 mg/ml

Kandungan polifenol =

2. Untuk berat sampel 0,0122 g

X =

= 7,76878 µg/ml = 0,00776 mg/ml

Kandungan polifenol =
=

3. Untuk berat sampel 0,0122 g

X =

= 5,88328 µg/ml = 0,00588 mg/ml

Kandungan polifenol =

Jadi Kandungan total polifenol ekstrak etil asetat limbah Kulit Jeruk Kuning =
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Gravik kurva baku asam galat

Gambar 2. Pengeringan sampel Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau
dan kuning
Gambar 3. Penimbangan sampel Kulit Buah Jeruk Nipis

Gambar 4. Proses maserasi sampel Kulit Buah Jeruk Nipis menggunakan sheaker
Gambar 5. Hasil maserasi Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning

Gambar 6. Penguapan pelarut menggunakan Rotavapor


Gambar 7. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan di atas oven sehingga diperoleh
ekstrak kental

Gambar 8. Masing-masing ekstrak difraksinasi dengan pelarut etil asetat


Gambar 9. Ekstrak etil asetat

Gambar 10. Larutan ekstrak Fraksi etil asetat kulit jeruk nipis yang berwarna
hijau
Gambar 11. Larutan ekstrak Fraksi etil asetat Kulit Buah Jeruk Nipis yang
berwarna kuning

Gambar 12. Uji Polifenol Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau
Gambar 13. Uji Polifenol Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna kuning

Gambar 14. Pengukuran menggunakan Spektrovotometri Uv-Vis


Gambar 15. Hasil Spektrovotometri Larutan Baku Asam galat

Gambar 16. Hasil Spektrovotometri Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau
dan kuning
Gambar 17. Hasil Uji T Kulit Buah Jeruk Nipis yang berwarna hijau dan kuning
BIOGRAFI

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Amelindha

Nim : PO.71.3.251.16.1.005

Tempat Tanggal Lahir: Sanuale, 17 Agustus 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Program Studi : D.III

Alamat : Jl. Baji Gau 3

E-mail : Amelindha17@gmail.com

Nomor Telp/HP : 085210642084

Nama Orang Tua : Ayah : Juhaeri

Ibu : Hj. Sukmawati

B. Riwayat Pendidikan

SD : SDN 165 Asanae (2004-2010)

SMP : SMPN 2 Marioriwawo (2010-2013)

SMA : SMAN 1 Marioriwawo (2013-2016)

Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Makassar (2016 - sekarang)

Demikian biodata saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai bahan

pertimbangan Bapak/ibu. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai