Anda di halaman 1dari 241

SEMINAR SENI BUDAYA

Dr. Subianto Karoso, M.Kes


SEMINAR SENI BUDAYA
ISBN:
Hak Cipta pada Penulis

Penulis : Dr. Subianto Karoso, M.Kes


Editor : Dr. Riinawati M.Pd
Layout & Desain : Usman Jayadi
Pratinjau : Muhammad Noor Ilmi
Penerbit : CV. KANHAYA KARYA

Alamat : Jl. Melati Raya V III No.2 BTN Rembiga,


Kota Mataram, NTB
Pemasaran : CV. KANHAYA KARYA
Jumlah Halaman : vi+233

Tahun Terbit : 2022

SASARAN DAN MASUKAN UNTUK PROSES PERBAIKAN


E-mail: penerbitkakapress@gmail.com
©Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
All right reserved
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit. Ketentuan Pidana Sanksi Pelanggaran
Pasal 72 UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Baranag siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1)
bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp.1000.000,00 (satu juta
rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum sesuatu
ciptaan barang atau hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah.

ii ~Seminar Seni Budaya~


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada


Tuhan Yang Maha Esa atas pemberian Anugerah istimewa,
Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang sudah bisa menyelesaikan
buku panduan/ajar yang berjudul “Seminar Seni Budaya”.
Tujuan dari buku ini tidak lain adalah untuk
membantu mahasiswa dalam memahami yang berhubungan
dengan seminar seni budaya terutama dalam seni
kebudayaan. Selain itu, pembahasan pada buku ini cukup luas
dan deskripsinya juga ada. Jadi secarao khusus, cocok bagi
pengusaha atau perusahaan yang berkaitan dengan potensi
kreativitas dalam kesenian dan budaya Indonesia. Kelebihan
lain dari buku ini adalah memberikan wawasan seni budaya
dan estetika budaya.
Kami sadar dalam penulisan buku ini ada pihak yang
sudah berjasa membantu dalam menyelesaikan buku ini.
Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu memberikan
wawasan dan bimbingan kepada kami sebelum maupun
ketika menulis buku ini.
Kami juga sadar bahwa buku ini yang kami buat masih
jauh dari kata sempurna. namun kami berhadap kepada
pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar
kedepannya bisa lebih baik lagi didalam penulis sebuah buku.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ iii


iv ~Seminar Seni Budaya~
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI v
BAB 1 1
LATAR BELAKANG SEMINAR BUDAYA 1
BAB 2 7
KONSTRUKSI KONSEP SENI 7
A. Seni 7
B. Pengertian Seni 14
C. Apresiasi seni 23
D. Budaya 31
E. Unsur-Unsur Budaya 37
F. Definisi Seni Budaya 41
G. Macam-Macam Seni Budaya 51
H. Hakikat Manusai Sebagai Makhluk Budaya 55
I. Tes Normatif 61
BAB 3 63
KONSEP-KONSEP SEMINAR 63
A. Konferensi 63
B. Pengertian Seminar 79
C. Permasalahan 88
D. Lokakarya 89
E. Panel 91
F. Diskusi 105
G. Forum 108
H. Debat 111
I. Sarasehan 116
J. Tes Normatif 118
BAB 4 119

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ v


EVALUASI TENGAH SEMESTER 119
BAB 5 121
SENI ESTETIKA NUSANTARA 121
A. Arti Estetika 121
B. Estetika Kesenian Nusantara 127
C. Unsur-Unsur Dalam Estetika 133
D. Budaya Estetika 134
E. Etika Dan Estetika Berbudaya 146
F. Tes Normatif 159
BAB 6 161
KEBUDAYAAN 161
A. Pengertian Kebudayaan 161
B. Wujud Kebudayaan 165
C. Fungsi Kebudayaan 168
D. Sifat Kebudayaan 172
E. Unsur-Unsur Kebudayaan 187
F. Problematika Kebudayaan 195
G. Tes Normatif 200
BAB 7 201
SENI BUDAYA SEBAGAI ASET NEGARA 201
A. Seni Budaya dalam Konteks Agama 201
B. Pelaksanaan Pelestarian dalam Kesenian 203
C. Pelatihan dan Bengkel Kerja 211
D. Pementasan Seni Budaya 214
E. Aktivitas Komparasi Budaya 218
F. Ruang Lingkup Seni Budaya dan Keterampilan 221
G. Tes Normatif 227
BAB 8 229
EVALUASI AKHIR 229
DAFTAR PUSTAKA 230
BIOGRAFI PENULIS 233

vi ~Seminar Seni Budaya~


BAB 1

LATAR BELAKANG

Manusia dan kebudayaan tak terpisahkan, secara


bersama-sama menyusun kehidupan. Manusia menghimpun
diri menjadi satuan sosial-budaya, menjadi masyarakat.
Masyarakat manusia melahirkan, menciptakan, menumbuhkan,
dan mengembangkan kebudayaan: tak ada manusia tanpa
kebudayaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa
manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat. Di antara mahluk- mahluk
ciptaan Al-Khaliq, hanya masyarakat manusia yang meniru-
niru Sang Pencipta Agung merekayasa kebudayaan.
Kebudayaan adalah reka-cipta manusia dalam masyarakatnya.
Kesadaran manusia terhadap pengalamannya mendorongnya
menyusun rumusan, batasan, definisi, dan teori tentang
kegiatan-kegiatan hidupnya yang kemudian disebut
kebudayaan, ke dalam konsepsi tentang kebudayaan.
Kesadaran demikian bermula dari karunia akal, perasaan dan
naluri kemanusiaannya, yang tidak dimiliki oleh mahluk lain,

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 1


seperti hewan atau binatang. Dalam sementara pemahaman,
secara biologis manusia pun digolongkan sebagai binatang,
namun binatang berakal (reasoning animal).
Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu
manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan,
bahkan disadari tatau tidak kadangkala manusia merusak
kebudayaan yang telah diciptakannya itu. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat
mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan
tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaanya.
Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam
mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas
dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan
pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena
adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia
dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalam kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadangkala disadari atau

2 ~Seminar Seni Budaya~


tidak manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama
masyarakat) dan kebudayaan lebih jauh telah diungkapkan
oleh Herkovits dan Malinowski, yang mengemukakan bahwa
cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di
dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, 1964). Kemudian
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
superorganic, karena kebudayaan yang berturun-temurun dari
generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang
menjadi anggota masyarakatnya sudah berganti karena
kelahiran dan kematian. Lebih jauh dapat dilihat dari defenisi
yang dikemukakan oleh Tylor (1971) dalam bukunya Primitive
culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative.
Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dari

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 3


masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan
bisa juga merusaknya (destruktif).
Setiap orang mempunyai apresiasi terhadap suatu seni
yang berbeda-beda. Perbedaan itu diakibatkan oleh perbedaan
latar belakang yang dibawa oleh masing-masing orang. Seni
bisa menjadi suatu budaya yang melekat pada suatu daerah
dan mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Sedangkan pengertian
dari seni itu sendiri menurut Marcel Denesi, seni adalah
sesuatu yang dapat dikenali oleh semua orang, namun tidak
ada yang dapat mendefinisikan seni dengan tepat
(Denesi,2010:230). Denesi juga mengatakan bahwa seni
melibatkan representasi dalam wujud yang berdisiplin dan
mengandung keahlian, yang memerlukan sebuah cara yang
distingtif dalam memandang dunia.
Seni melibatkan bukan hanya dari keahlian khusus,
melainkan juga dari imajinatif kreatif dan sudut pandang atas
dunia yang tergurat pada teks artistik. Dari pernyataan
tersebut, dapat ditarik garis besar bahwa sebuah seni
merupakan hasil dari representasi daya imajinasi kreatif
seseorang yang di tuangkan dalam sebuah hasil karya seni yang
mempunyai keindahan di dalamnya. Keindahan yang
diciptakan dalam suatu karya seni mempunyai suatu bentuk
estetika.

4 ~Seminar Seni Budaya~


Istilah estetika diperkenalkan oleh filsuf bernama A.G
Baumgarten (1750). Baumgarten menamakan seni itu sebagai
pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang
dinamakan sebagai pengetahuan intelektual. Secara etimologis
(Shipley 1957:21 dalam Ratna,2007:3) estetika berasal dari
bahasa Yunani, yaitu: aistheta, yang juga diturunkan dari aisthe
(hal-hal yang ditanggapi dengan indra, tanggapan indra). Dari
pengertian di atas bisa dimengerti bahwa estetika merupakan
sesuatu yang diturunkan dan dirasakan melalui panca indra.
Sebagai objek yang menggandung aspek estetis, karya seni
memiliki ketrampilan untuk membuat karya yang bermutu
yang mempunyai keindahan. Sedangkan tujuan dari estetika
adalah keindahan (Ratna,2007:4).

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 5


6 ~Seminar Seni Budaya~
BAB 2

KONSTRUKSI KONSEP SENI

A. Seni

Secara umum banyak orang yang mengemukakan


pengertian seni sebagai keindahan. Seni diartikan
produk manusia yang mengandung nilai keindahan
bukan pengertian yang keliru, namun tidak sepenuhnya
benar. Jika menelusuri arti seni melalui sejarahnya, baik
di Barat maupun di Indonesia, nilai keindahan menjadi
satu kriteria yang utama. Sebelum memasuki tentang
pengertian seni, ada baiknya dibicarakan lebih dahulu
tentang keindahan.

Keindahan memiliki arti bagus, permai, cantik, elok,


molek dan sebagainya. Benda yang memiliki sifat indah
ialah hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni itu
indah), seperti pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga dan lereng gunung), manusia
(wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 7


(halaman, tatanan, perabot rumah tangga, dan
sebagainya) suara, warna dan sebagainya. Menurut asal
katanya, “keindahan” dalam bahasa Inggris: beautiful,
dalam bahasa Perancis beau, sedang Italia dan Spanyol
bello yang berasal dari kata Latin bellum. Akar katanya
adalah bonum yang berarti kebaikan, kemudian
mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum dan
terakhir dipendekkan sehingga ditulis bellum. Menurut
cakupannya orang harus membedakan antara
keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah (the beautiful). Untuk
perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah beauty (kendahan) dan the
beautifull (benda atau hal yang indah). Dalam
pembahasan filsafat, kedua pengertian itu kadang-
kadang dicampur adukkan. Selain itu terdapat pula
perbedaan menurut luasnya pengertian yaitu:

1. Keindahan dalam Arti yang Luas. Keindahan dalam arti


yang luas, merupakan pengertian semula dari bangsa
Yunani, yang di dalamnya tercakup pula ide kebaikan.
Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga

8 ~Seminar Seni Budaya~


menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu
berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan
adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang
disebutnya symmetria untuk keindahan berdasarkan
penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur)
dan harmonia‘ untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi: keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral, keindahan intelektual.

Menurut The Liang Gie, sebagaimana yang dikutip


Surajiyo, keindahan dalam arti yang luas, mengandung
pengertian ide kebaikan, watak, hukum, pikiran,
pendapat, dan sebagainya.

2. Keindahan dalam Arti Estetis Murni. Keindahan dalam


arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang dicerapnya.

3. Keindahan dalam Arti Terbatas dalam hubungannya


dengan Penglihatan. Di sini lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang diserap dengan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 9


penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan
warna secara kasat mata.

Herbert Read dalam bukunya The Meaning of Art


merumuskan keindahan sebagai suatu kesatuan arti
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara
pencerapan-pencerapan inderawi. Thomas Aquinas
merumuskan keindahan sebagai suatu yang
menyenangkan bila dilihat. Kant secara eksplisit menitik
beratkan estetika kepada teori keindahan dan seni.
Teori keindahan adalah dua hal yang dapat dipelajari
secara ilmiah maupun filsafati. Di samping estetika
sebagai filsafat dari keindahan, ada pendekatan ilmiah
tentang keindahan. Yang pertama menunjukkan
identitas obyek artistik. kedua obyek keindahan, Ada
dua teori tentang keindahan, yaitu yang bersifat
subyektif dan obyektif, Keindahan subyektif ialah
keindahan yang ada pada mata yang memandang.
Keindahan obyektif menempatkan keindahan pada
benda yang dilihat.

Keindahan merupakan obyek dari estetika. Dalam


estetika dicari “hakekat” dari keindahan, bentuk-bentuk
pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan

10 ~Seminar Seni Budaya~


keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni),
dan diselidiki emosi-emosi manusia sebagai reaksi
terhadap yang indah, yang agung, yang tragis, yang
bagus, yang mengharukan, dan seluruhnya.

Definisi keindahan tidak selalu sama dengan definisi


seni. Atau berarti seni tidak selalu dibatasi oleh
keindahan. Menurut kaum empiris dari zaman Barok,
permasalahan seni ditentukan oleh reaksi pengamatan
terhadap karya seni. Perhatian terletak pada
penganalisian terhadap rasa seni, rasa indah, dan rasa
keluhuran (keagungan). Reaksi atas intelektualisme
pada akhir abad ke-19 yang dipelopori oleh John Ruskin
dan William Moris adalah mengembalikan peranan seni
(ingat kelahiran gerakan Bauhaus yang terlibat pada
perkembangan seni dan industri di Eropa). Dari
pandangan tersebut jelas bahwa permasalahan seni
dapat diselidiki dari tiga pendekatan yang berbeda
tetapi yang saling mengisi. Di satu pihak menekankan
pada penganalisisan obyektif dari benda seni, di pihak
lain pada upaya subyektif pencipta dan upaya subyektif
dari apresiator. Bila mengingat kembali pandangan
klasik (Yunani) tentang hubungan seni dan keindahan,
maka kedua pendapat ahli di bawah ini sangat

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 11


mendukung hubungan tersebut. Sortais menyatakan
bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan sebagai sifat
obyektif dari bentuk (l’esthetique est la science du beau).
Lipps berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh
keadaan perasaan subyetif atau pertimbangan selera
(die kunst ist die geflissenliche hervorbringung des
schones).

Pembagian dan pembedaan terhadap keindahan


tersebut di atas masih belum jelas apakah sesungguhnya
keindahan itu. Ini memang merupakan suatu persoalan
fisafat yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu
jawaban mencari ciri-ciri umum yang pada semua benda
yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-
ciri atau kualitas hakiki itu dengan pengertian
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah
sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada
sesuatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan
(contrast). Ciri-ciri pokok tersebut oleh ahli pikir yang
menyatakan bahwa keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan perlawanan dari garis, warna, bentuk,
nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa

12 ~Seminar Seni Budaya~


keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu
dengan si pengamat.

Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian


keindahan dengan ide kesenangan (pleasure). Misalnya
kaum Sofis di Athena (abad 5 sebelum Masehi)
memberikan batasan keindahan sebagai sesuatu yang
menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran
(that which is pleasant to sight or hearing). Masih banyak
definisi-definisi lainnya yang dapat dikemukakan, tapi
tampaknya tidak akan memperdalam pemahaman orang
tentang keindahan, karena berlain-lainannya
perumusan yang diberikan oleh masing-masing filusuf.
Kini para ahli estetik umumnya berpendapat bahwa
membuat batasan dari istilah seperti keindahan‘ atau
indah‘ itu merupakan problem semantik modern yang
tiada satu jawaban yang benar. Dalam estetik modern
orang lebih banyak berbicara tentang seni dan
pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian abstrak
melainkan gejala sesuatu yang konkrit yang dapat
ditelaah dengan pengamatan secara empiris dan
penguraian yang sistematis. Oleh karena itu mulai abad
18 pengertian keindahan kehilangan kedudukannya.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 13


Bahkan menurut ahli estetika Polandia Wladyslaw
Tatarkiewicz, orang jarang menemukan konsepsi
tentang keindahan dalam tulisan-tulisan estetika dari
abad 20.

Begitu halnya filsafat seni juga merupakan bagian


dari estetika. The Liang Gie, menjelaskan bahwa filsafat
seni merupakan rumpunan dari estetis filsafat yang
spesifik menelaah tentang seni. Lucius Garvin
berpendapat, filsafat seni adalah cabang dari filsafat
yang berhubungan dengan teori tentang penciptan seni.,
pengalaman seni dan kritik seni.

B. Pengertian Seni

Seni dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)


memiliki tiga arti yaitu: Pertama. Keahlian membuat
karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusanya,
keindahanya dan sebagainya). Kedua. Karya yang
diciptakan dengan keahlian yang luar biasa seperti tari,
lukisan, ukiran, dan sebagainya. Ketiga. Kesangupan akal
untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar
biasa).

14 ~Seminar Seni Budaya~


Sedangkan dalam buku Ensiklopedi Nasional
Indonesia, pengertian seni adalah berasal dari kata latin
ars yang artinya keahlian mengekpresikan ide-ide dan
pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan
serta imajinasi penciptaan benda, suasana atau karya
yang mampu menimbulkan rasa indah. Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa
dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia.
Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang
diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seperti halnya dalam buku Ilmu Budaya Dasar karya
Hartono, mengartikan seni merupakan karya manusia
yang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai itu antara lain
nilai indrawi, nilai bentuk, nilai pengetahuan, dan nilai
ide, temu, dan dalil-dalil keadilan. Nilai-nilai tersebut
terwujud dalam bentuk lahir yang dapat dinikmati oleh
indra manusia (mata atau telinga), sehingga dapat
memuaskan hati pendengar atau penglihatnya.
Sedangkan pengertian seni menurut para ahli
sebagai berikut:
1. Menurut Quraish Shihab, M.A. dalam bukunya Wawasan
Al-Qur'an mengemukakan bahwa seni adalah keindahan.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 15


Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir
dari sisi terdalam manusia didorong oleh
kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun
jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan
naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah
SWT kepada hambahambanya.
2. Seni menurut Yusuf Al-Qardhawi, seni adalah
merasakan dan mengungkapkan keindahan.
3. Seni menurut Plato dan Rousseau adalah hasil peniruan
alam dengan segala seginya.
4. Aristoteles mengungkapkan bahwa seni adalah harus
dinilai sebagai suatu tiruan, yakni tiruan dunia alamiah
dan dunia manusia. Berbeda dengan Plato, Aristoteles
tidak memaksudkanya sekedar “tiruan belaka”
menurutnya seni harus memiliki keunggulan “falsafi”
yakni bersifat dan bernada “universal”.
5. Seni menurut Schopenhauer adalah, segala usaha untuk
menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Menurut tiap orang senang dengan seni musik meskipun
seni musik adalah seni yang paling abstrak.

16 ~Seminar Seni Budaya~


6. Seni menurut Leo Tolstoy adalah ungkapan perasaan
pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar
mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
7. Seni menurut Thomas Munro adalah alat buatan
manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas
manusia lain yang melihatnya.
8. Teori Ekspresi Seni Modern, Seni adalah ungkapan
emosi atau ungkapan perasaan seniman
9. Seni menurut Brade adalah pemanfaatan budi dan akal
untuk menghasilkan karya yang membahagiakan jiwa
spiritual manusia
10. Seni menurut Lager seni adalah kegiatan untuk
menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh
perasaan manusia bentuknya berupa lukisan patung,
arsitektur, musik, tari, film dan lain-lain.
11. Matius Ali dalam Estetika, Sebuah Pengantar Filsafat
Keindahan, membagi seni dalam 3 kategori, yaitu:
a. Teori Mimesis yang disampaikan oleh para filusuf
Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles, menurut
teori ini, seni adalah tiruan atau menirukan alam
b. Teori Ekspresi Seni Modern, Seni adalah ungkapan
emosi atau ungkapan perasaan seniman

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 17


c. Teori Cita Rasa, seni bukanlah keindahan, tetapi
merupakan pengalaman atau perasaan seseorang.
Berdasarkan pandangan pengertian seni di atas
bahwa seni bisa diartikan sesuai dengan pendapat The
Liang Gie, sebagai mana yang dikutip Surajiyo,
menurutnya ada lima jawaban mengenai pengertian
seni yaitu:
1. Seni Sebagai Kemahiran (Skill)
Pengertian seni sebagai kemahiran seseorang
adalah berasal (etimologi) kata art dari kata latin ars
yang artinya menyambung atau menggabungkan. Untuk
pengertian kemahiran, bahasa Yunani Kuno memakai
kata techne yang kini menjadi tehnik. Jadi, kata secara
etimologi art bisa diartikan suatu kemahiran dalam
membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu.
William Flemming berpendapat, seni dalam artinya yang
paling besar adalah suatu kemahiran atau kemampuan.
Batasan ini memang benar untuk kata asalnya dalam
bahasa latin ars (kemahiran) maupun kata padanannya
dalam bahasa Jerman Kunst. Pengertian seni sebagai
kemahiran ini pada umumnya dilawankan dengan ilmu
(science).
2. Seni Sebagai Kegiatan Manusia (Human Activity)

18 ~Seminar Seni Budaya~


Yakni menciptakan karya seni apa pun. Pengertian
seni sebagai suatu kegiatan manusia yang menciptakan
suatu benda (indah atau menyenagkan) dilawankan
dengan craft (kerajinan). Menurut Kahler, ciri-ciri yang
membedakan antara art dan craft adalah kegunaan
praktis.
3. Seni Sebagai Karya Seni
Karya seni adalah produk dari kegiatan manusia. Ini
sesuai dengan pendapat John Hospers, yang menyatakan
seni dalam artian yang seluas-luasnya, seni meliputi
setiap benda yang dibuat oleh manusia untuk
dilawankan dengan benda-benda alamiah.
4. Seni Sebagai Seni Indah (Fine Art)
Pengertian ini dipakai oleh ahli estetis Yervant
Krikorian. Seni indah dinyatakan sebagi seni yang
terutama bertalian dengan pembuatan benda-benda
dengan kepentingan estetis sebagaimana berbeda dari
seni berguna atau terapan yang maksudnya untuk
kefaedahan. Seni indah ini mencakup seni lukis, pahat,
arsitektur, tari, musik, kesusastraan, teater, filem, dan
lain-lain.
5. Seni Sebagai Penglihatan (Visual Art)

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 19


Eugene Johnson berpendapat bahwa, seni
sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni
berarti seni-seni penglihatan, yaitu bidang kreativitas
seni yang bermaksud mengadakan tata hubungan
pertama-tama melalui mata. Herbert Read berpandapat,
kata seni yang paling lazim dihubungkan dengan seni-
seni yang bercorak penglihatan atau plastis.
Human Sahman yang mengutip dari Dennis Husman
dalam bukunya ”Esthethica” menyatakan bahwa,
berbicara seni dapat dilakukan secara Filosofis,
Psikologi, dan sosiologi. Yang pertama berasaskan pada
perangai dasar, tolok ukur dan nilai seni (yaitu karya
seni). Yang kedua adalah mengambil sasaran aktivitas
menghayati dan menciptakan serta telaah seni, yang
ketiga menyoroti masalah yang berkaitan publik, peran
sosial seni, dan lingkungan sekitar.
Istilah seni tidak hanya merujuk pada hal-hal yang
mengungkapkan keindahan saja. Sebagian seniman ada
yang mengatakan bahwa seni merupakan suatu bahasa
perasaan. Kesenian selalu melukiskan suatu unsur atau
aspek kodrat, tanggapan atau pengalaman manusia.
Keindahan membawa serta ekspansi rasa hidup dan
kesadaran diri sebagai bagian dari keseluruhan, sifat

20 ~Seminar Seni Budaya~


sosial, dari kesenian meratakan pengalaman dan
perasaan dari seorang seniman kepada orang lain yang
berkat kesenian memanusiakan fitrah diri dan
mengasah fitrahnya lebih dengan sempurna.
Titik tolak berkesenian (menciptakan kreasi)
adalah, salah satu ekspresi proses kebudayaan manusia
dan kebudayaan disalah satu pihak adalah proses
pemerdekaan diri. Di lain pihak kebudayaan juga berciri
“fungsional” untuk melangsungkan hidup. Maka ukuran
atau nilai kebudayaan tidak hanya manfaat, guna,
fungsional, efisien tetapi juga pemerdekaan, membuat
orang lebih manusiawi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesenian mempunyai dua dimensi
yaitu dimensi kebudayaan (pemerdekaan)
pemanusiawian dan dimensi fungsional, guna, efesien,
teknis.
Menurut Hartono dalam buku Ilmu Budaya Dasar,
memaparkan bahwa dalam menciptakan seni terdapat
dua teori, yakni teori obyektif dan teori subyektif. Teori
subyektif menyatakan, bahwa keindahan itu adalah
terciptanya nilai-nilai estetis yang merupakan kualitas
yeng telah melekat pada benda tersebut. Sedangkan
dalam teori obyektif dinyatakan, bahwa keindahan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 21


merupakan suatu kualitas dari benda. Seperti bangunan
arsitektur bangunan Yunani Kuno yang terdiri dari atap
yang bersusun yang ditopang tiang-tiang besar dengan
ukuran yang seimbang, sehingga tampak harmonis dan
serasi. Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan
bagian-bagian yang berimbang berdasarkan
perbandingan angka-angka.
Seni atau kesenian bagaimanapun adanya sangatlah
menarik untuk diperhatikan dan diteliti. Sebagai
makhluk yang sempurna manusia diberi naluri dan
perasaan yang halus sehingga dapat merasakan
keindahan, melihat, meraba, atau mendengar sesuatu
yang selaras dan simetris, di sinilah letak pentingnya
seni atau kesenian, karena seni langsung berhubungan
dengan perasaan manusia.
Berbicara tentang seni secara holistic adalah
berbicara tentang semua itu, seni perlu dilihat sebagai
kesatuan organik internal, di mana unsur unsurnya
seperti: karya seni dan berbagai aktifitas terkait tidak
boleh dilihat terpisah yang satu dengan yang lainnya.
Dari keterkaitan antara yang satu (misalnya: seni
musik dan sebaginya) dengan yang lainnya (kebudayaan
yang terdapat dalam masyarakat dan seniman) dalam

22 ~Seminar Seni Budaya~


kesenian, reaksi aliran itu adalah I’art engage. Seni
tercipta untuk sesuatu, yang dimaksud sesuatu di sini
adalah masyarakat, jadi bukan untuk seniman itu
sendiri. Selanjutnya macam-macamnya dapat diisikan
pada masyarakat, seni untuk bangsa, untuk mendidik,
untuk menunjuk-mengajari, untuk propaganda, untuk
agama dan sebagainya.
Dari keterangan di atas, selain seni memiliki
manfaat bagi manusia, seni juga mempunyai daya besar
yang harmoni, kedamaian dan pelepasan. Maka tidak
heran kalau seni ternyata juga dapat merenggangkan
ketegangan-ketegangan sosial, yang akhirnya
mendorong manusia kepada kedamaian dan kemauan
baik.

C. Apresiasi seni

1. Pengertian Apresiasi
Apresiasi adalah penilaian terhadap suatu karya
karena adanya kesadaran akan nilai . Kegiatan apresiasi
seni dapat diartikan sebagai memahami dan menyadari
dengan jelas suatu karya dan menjadi sensitif terhadap
nilai-nilai estetis yang terkandung didalamnya sehingga

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 23


mampu menimati dan menilai karya tersebut (Soedarso,
1990).
Menurut Feldman, proses apresiasi seni terdiri dari
beberapa tahapan8 , yaitu : (a) Menggambarkan
Kegiatan apresiasi diawali dengan mengamati karya
seni kemudian menggambarkan sifat dan karakter
dalam wujud gambaran garisan, warna, bentuk, rupa,
jalinan dan elemen gubahan yang mencerminkan
prinsip dan struktur karya seni itu sendiri (secara
visual). (b) Menganalisa Kegiatan apresiasi pada tahap
berikutnya merupakan analisa hubungan antar unsur,
serta kualitas ekspresi (mood dan suasana). (c)
Menafsirkan Kegiatan apresiasi setelah menggambarkan
dan menganalisa adalah menafsirkan karya seni melalui
pencarian makna tersurat dan tersirat. (d) Menilai
Kegiatan apresiasi pada tahap akhir berupa penilaian
berdasarkan kriteria asli, fungsi, gubahan, tenik baik
dari aspek individu maupun sosial.
Kegiatan apresiasi selalu melalui ke empat tahapan
yang telah diuraikan sebelumnya, namun pada tahap
penilaian dapat terbagi kedalam 2 metode yaitu
subjektif dan objektif. Metode apresiasi subjektif
dilakukan dengan penilaian menurut pemikiran relatif,

24 ~Seminar Seni Budaya~


hasil dari menduga-duga, atau dapat berdasarkan
ketertarikan terhadap subjek (perasaan dan selera
masing-masing individu). Berbeda dengan subjektif,
metode apresiasi objektif dilakukan dengan penilaian
menurut sesuatu yang lebih pasti dan dapat diyakini
kebenarannya. Metode apresiasi objektif diperoleh
dengan penilaian terhadap materi yang menjadi objek.
Apresiasi menurut Nurhadi dalam kegiatan apresiasi
sastra memiliki manfaat sebagai berikut: (a)
Mendapatkan hiburan (b) Mengisi waktu luang (c)
Memberian informasi yang berhubungan dengan
pemerolehan nilai-nilai kehidupan (d) Memperkaya
pandangan atau wawasan kehidupan sebagai salah satu
unsur yang berhubungan dengan pemberian arti
maupun peningatan nilai kehidupan manusia itu sendiri
(e) Pembaca dapat memperoleh dan memahami nilai-
nilai budaya dari setiap jaman yang melahirkan cipta
sastra itu sendiri. (f) Mengembangnya sikap kritis
pembaca dalam mengamati perkembangan jamannya,
sejalan dengan kedudukan sastra itu senditi sebagai
salah satu kreasi manusia yang mampu menjadi
semacam peramal tentang perkembangan zaman itu
sendiri di masa yang akan datang.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 25


Apresiasi seni menggunakan sarana untuk mencapai
kegiatan apresiasi tersebut. Adapun sarana yang
diterapkan guna tercapainya kegiata apresiasi seni adala
Pameran Indoor atau Outdoor Pameran seni indoor
adalah pameran yang diadakan di dalam bangunan,
sedangkan pameran seni outdoor adalah pameran yang
diadakan di luar bangunan. b. Pameran Permanen atau
Temporari Pameran seni permanen adalah pameran
yang ditata secara permanen di dalam atau di luar
bangunan, sedangkan pameran seni temporari adalah
pameran yang karya-karyanya selalu diganti dalam
kurun waktu tertentu yang diadakan didalam atau di
luar bangunan.
presiasi seni merupakan suatu proses penghayatan
suatu karya seni yang dihormati serta penghargaan
pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum
apresiasi seni bisa diartikan sebagai kesadaran menilai
melalui cara menghayati suatu karya seni.
Kegiatan apresiasi yaitu:
 Melakukan pengamatan pemahaman
 Penilaian atau evaluasi
 Megkritik

26 ~Seminar Seni Budaya~


Kegiatan seni merupakan kegiatan yang khusus dan
istimewa dan merupakan kegiatan yang memberikan
kesan mengenai dunia dan sekitarnya melalui sentuhan
artistik dan keindahan ciptaan yang ada. Terbentu dari
dua kemungkinan yaitu afektif dan kreatif.
a. Proses apresiasi afektif terjadi karena pengamatan
seni cepat mengalami empati dan rasa puas.
b. Proses apresiasi kreati terjadi karena pengamat seni
sadar dalam menghayati dan menilai menggunakan
aspek logika untuk menentukan nilai suatu karya
seni.
2. Tahapan Khusus dalam Proses Apresiasi Kreatif
a. Pengamatan Objek Karya Seni;
pendapat Verbeek tentang hal ini bahwa
pengamatan bukan hanya menggunakan satu indra
saja, tetapi juga mengikuti sertakan pemberdayaan
seluruh pribadi. Sehingga ketajaman pengamatan
individu tergantung oleh pengetahuan, perasaan,
keinginan, pengalaman dan anggapan seseorang.
b. Aktivitas fisiologis, tindakan nayata untuk
melakukan sesuatu.
c. Aktivitas psikologis, timbul karena persepsi
sampai dengan evaluasi lalu timbul interpretasi

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 27


imajinatif dan tarikan untuk melakukan hal
kreatif.
d. Aktivitas penghayatan, kegiatan merenungkan
sebuah objek.
e. Aktivitas penghargaan, timbul karena avaluasi
terhadap objek evaluasi bisa terdiri dari saran
dan kritikan.
3. Tujuan dan Manfaat Apresiasi Seni
Tujuan akhir setelah melakukan kegiatan apresiasi
seni rupa ialah untuk:
a. Mengembangkan kreasi dan estetis
b. Mengembangkan serta penyempurnaan hidup
Manfaat Apresiasi Mengapa seseorang melakukan
kegiatan apresiasi terhadap karya seni rupa? Tentunya
banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh jika kita
melakukan apresiasi terhadap suatu karya seni rupa,
beberapa di antaranya adalah:
a. Agar kita dapat mengenal suatu bentuk karya seni.
Artinya, kita tidak hanya tahu bahwa itu adalah
karya seni, tapi kita memahami karya seni tersebut
dari segala sisi.
b. Agar kita dapat meningkatkan serta memupuk
kecintaan kita terhadap suatu karya seni, baik itu

28 ~Seminar Seni Budaya~


karya seni dari bangsa sendiri maupun dari luar.
Serta, juga dapat meningkatkan dan memupuk
kecintaan kepada sesama manusia.
c. Juga sebagai sarana untuk melakukan penilaian,
penikmatan, empati, hiburan, serta edukasi.
d. Apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan
timbal-balik yang positif antara penikmat karya seni
dan pencipta.
e. Selain itu, agar kita juga dapat memperoleh suatu
pengalaman dan ilmu baru ketika menikmati karya
seni rupa dan sebagai suatu bekal untuk
menciptakan serta mengembangkan suatu karya
seni yang lebih baik dan berkualitas di kemudian
hari.
4. Jenis-jenis Apresiasi Seni
Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Apresiasi empatik yaitu menilai atau menghargai
suatu karya seni yang dapat ditangkap dengan
sebatas indrawi saja.
b. Apresiasi estetis yaitu menilai atau menghargai suatu
karya seni dengan melibatkan pengamatan dan
penghayatan yang mendalam.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 29


c. Apresiasi kritik yaitu menilai atau menghargai suatu
karya seni dengan melibatkan klasifikasi, deskripsi,
analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan
hasil penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang
satu ini dapat dilakukan dengan mengamati suatu
benda secara langsung dan nyata.
5. Tahapan Apresiasi
Selain dari jenis-jenis apresiasi yang telah
dijabarkan, untuk melakukan suatu apresiasi seni kreatif
juga memelukan lima tahapan khusus sebagai berikut:
a. Pengamatan: Pengamatan terhadap suatu karya
seni ini tidak dilakukan dengan satu indera saja.
Namun, dengan memberdayakan seluruh pribadi.
Maksudnya, apresiasi ini juga dilakukan dengan
ketajaman pengamatan seseorang serta
pengetahuan ilmu seni.
b. Aktivitas Fisiologis: Aktivitas fisiologis adalah
tindakan nyata dalam melakukan suatu
pengamatan.
c. Aktivitas Psikologis: Aktivitas psikologis
merupakan persepsi dengan evaluasi yang
kemudian dapat menimbulan suatu interpretas
imajinatif sebagai pendorong kreativitas.

30 ~Seminar Seni Budaya~


d. Aktivitas Penghayatan: Aktivitas penghayatan
dapat dilakukan dengan mengamati suatu objek
karya seni secara mendalam.
e. Aktivitas Penghargaan: Aktivitas penghargaan
merupakan suatu evaluasi terhadap objek dengan
menyampaikan saran atau kritikan.

D. Budaya

1. Pengertian Budaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya atau
culture dapat diartikan pikiran, akal budi, hasil.
Sedangkan membudayakan berarti mengajarkan supaya
mempunyai budaya, mendidik supaya berbudaya,
membiasakan sesuatu yang baik sehingga berbudaya.
Dalam bahasa Sansekerta kata kebudayaan berasal
dari kata budh yang berarti akal, yang kemudian
menjadi kata budhi atau bhudaya sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Pendapat lain mengatakan bahwa budaya berasal dari
kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya adalah
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani. Sehingga

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 31


kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Pengertian budaya atau kebudayaan menurut
beberapa ahli sebagaimana disebutkan oleh Elly. M.
Setiadi, sebagai berikut:
a. E.B Tylor (1832-1917), budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, adat istiadat,
dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang
sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari, di mana
unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
c. Herkovits (1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari
lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
d. Koentjaraningrat (1985-1963), kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

32 ~Seminar Seni Budaya~


manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada
dasarnya banyak yang membedakan antara budaya dan
kebudayaan, di mana budaya merupakan perkembangan
majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Pada
kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan
singkatan dari kebudayaan yang tidak ada perbedaan
dari definsi. Jadi kebudayaan atau disingkat budaya,
menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
2. Identitas Budaya
Dalam pembentukan identitas budaya menurut Sir E.B
Taylor menerangkan bahwa kultur atau budaya adalah
keseluruhan hal yang kompleks termasuk pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan serta kebiasaan yang lain yang diperoleh
manusia sebagai anggota kelompok. Hal ini diperkuat oleh
Erikson yang menjelaskan dalam aspek-aspek identitas yang
pertama „ identitas sebagai intisari seluruh kepribadian yang
tetap tinggal sama walaupun berubah ketika menjadi tua
serta dalam dunia sekitar” (Erikson,1989:183-184).

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 33


Sehingga identitas budaya akan muncul karena
seseorang tersebut merupakan anggota kelompok yang
lainnya akan menerima dan mendapat pembelajaran tentang
segala tradisi yang ada, yang berbentuk sifat, agama, bahasa
dan lain sebagainya. Jalan lain dalam membahas kebudayaan
adalah dengan cara memandang kebudayaan, kebudayaan
sebagai sistem makna dan simbol yang dimiliki bersama.
Sedangkan pendekatan pengertian kebudayaan menurut
Koentjaraningrat yaitu kebudayaan adalah sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehiduapan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat,2002:180).
Pendekatan ini masih berhubungan, meskipun berbeda
dari pendekatan kognitif Amerika dan strukturalis Eropa
daratan yang telah dibicarakan diatas. Pandangan yang kuat
dari Geertz terhadap budaya, yang ditunjang satu aliran
kemanusiaan yang luas, makin lama makin menjadi
sistematis. Bahan analisis Geertz bukanlah mitologi atau adat
istiadat yang tcrlepas dari konteks dan akar masyarakatnya.
Bahan tersebut terikat dengan manusia-manusia didalam
tingkah laku simbolik mereka . Geertz melihat pandangan
kognitif Goodenough dan para ahli '"etnografi baru" sebagai
pandangan reduksionis dan formalistik yang kabur. Bagi
Geertz, makna tidak terletak di "dalam kepala orang". Simbol
dan makna dimiliki bersama oleh anggota masyarakat,

34 ~Seminar Seni Budaya~


terletak di antara mereka, bukan di dalam diri mereka.
Simbol dan makna bersifat umum (public), bukan pribadi
(private). " Sistem kultural adalah ideasional. Sama seperti
ideasionalnya kwartet Beethoven. Sistem itu berada di luar
atau di antara manifestasinya dalam pikiran individu atau
penampilan konkrit (Kessing,1974:10).
Pola-pola kultural, katanya tidak reified atau metafisikal.
Seperti batu dan mimpi, "mereka adalah benda dalam dunia
nyata". Geertz mengangggap pandangannya tentang budaya
adalah semiotik. Mempelajari budaya berarti mempelajari
aturan-aturan makna yang dimiliki bersama. Dengan
meminjam satu arti "text" yang lebih luas dari Ricoeur, Geertz
pada masa akhir-akhir ini menganggap satu kebudayaan
sebagai "satu kumpulan teks". Karena itu antropologi
merupakan satu usaha interpretation (penafsiran) bukan
usaha decipherment (menguraikan dengan cara memecah-
mecah) (Kessing,1974:11)
Dan penafsiran harus dikembangkan menjadi deskripsi
mendalam (thick description) yang harus diikatkan secara
mendalam ke dalam kekayaan konteks kehidupan sosial.
Penafsiran teks kultural adalah pekerjaan yang memerlukan
waktu dan sulit (Kessing,1974:11). Bagaimana satu
kebudayaan (sebagai satu kumpulan teks) dapat dirangkum
bersama, belum pernah dikerjakan dengan jelas. Ketika
melangkah menggeneralisasikan agama, ideologi, dan pikiran

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 35


sehat sebagai sistem kultural, dan tentang konsep-konsep
Orang Bali tentang waktu dan manusia, suatu gambar tentang
hubungan antara ranah-ranah kultural mulai muncul.
Menurut Geertz, budaya adalah seperti kota tua. Kota
yang biasanya dikaji oleh orang-orang antropologi. Tidak
seperti kota modern, kota ini hanya punya sedikit (itupun
kalau ada) kota-kota satelit yang terencana dan itu kata
Geertz, membuat usaha orang antropologi untuk menemukan
sektor-sektor yang sama dengan kota satelit filsafat, hukum
dan ilmu pengetahuan yang terencana dengan rapi di kota
ideasional tersebut menjadi sedikit semu. Geertz telah
membuat sebuah usaha yang patut dicatat dalam menjelajahi
beberapa sektor kota-kota tua dan kacau, memperkenalkan
jiwa yang subtil dari jalan-jalan dan peta kasar mereka, dan
menggeneralisasikan sektor-sektor yang sama pada kota-kota
yang berlainan (Kessing,1974:11).
Rencana yang menyeluruh dari kota-kota budaya ini
belum dapat dilihat lagi. Di tempat lain Geertz mengingatkan
mengenai bahaya dari penganalisa yang membuat peta satu
budaya dengan cara tertentu sedemikian rupa melebih-
lebihkan dan merapi-rapikan integrasi dan konsistensi
internalnya, di mana nyatanya hanya integrasi kecil dan
seringkali yang ada hanyalah ketidakadaan hubungan dan
kontradiksi internal (Kessing,1974:12).

36 ~Seminar Seni Budaya~


E. Unsur-Unsur Budaya

Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam


sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami
kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang
berjudul Universal Categories of Culture membagi
kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di
dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang
kompleks seperti masyarakat perkotaan. Berbagai unsur
budaya tersebut adalah:
1. Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan sosialnya guna berinteraksi atau
berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu
antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan
istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya
kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Pengetahuan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 37


Pengetahuan dalam kultural universal berkaitan
dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena
sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di
dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas
batasannya karena mencakup pengetahuan manusia
tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan
hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti
pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke
hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat
alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri-ciri
bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-
alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-
tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di
sekitarnya.
3. Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan
organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk
memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial. Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat

38 ~Seminar Seni Budaya~


kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-
aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat
yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke
dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk
membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
4. Peralatan hidup dan teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
hidupnya, sehingga mereka akan selalu membuat
peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal
para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia
berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang
masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang
unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan
hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan
fisik.
5. Mata pencaharian hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu
masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 39


Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu
kelompok masyarakat atau sistem perekonomian
mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
6. Religi
Asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa
manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada
manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai
cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural
tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan
mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula
religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa
religi suku- suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari
bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh
umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula
dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian
suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang

40 ~Seminar Seni Budaya~


dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi
awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih
mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan
benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni
tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

F. Definisi Seni Budaya

Seni merupakan suatu keahlian seseorang dalam


membuat karya yang bermutu akan dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, fungsinya, bentuknya,
maknanya, dan lain sebagainya. Seni dapat berupa
kegiatan manusia dari berbagai bidang, seperti karya
visual, audio, atau pertunjukan untuk dihargai
keindahan dan kekuatan emosinya. Seni dapat diartikan
sebagai suatu hasil ciptaan manusia yang mengandung
unsur keindahan dan juga dapat mempengaruhi
perasaan orang lain. Pengertian seni secara etimologi
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sani, yang memiliki
arti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Seni juga
dapat dibilang sulit untuk dinilai serta sulit juga untuk

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 41


dijelaskan, karena masing-masing orang juga memiliki
pandangan mengenai keindahan dan pandangan tentang
sesuatu yang berbeda-beda menurut ukuran mereka
masing-masing.
Pada umumnya seni dibagi menjadi dua jenis yaitu
seni murni dan seni terapan. Seni rupa murni adalah
ungkapan daya cipta pembuatnya. Beberapa contoh seni
murni adalah, seni lukis, seni grafis, seni patung, seni
keramik, dan seni musik. Sedangkan seni rupa terapan
adalah seni yang memperhatikan nilai kepraktisan atau
kegunaan dari sebuah karya seni. Seni terapan
seringkali disebut dengan desain. Beberapa contoh seni
terapan adalah desain produk, desain grafis atau desain
komunikasi visual, desain bangunan atau arsitektur,
desain interior dan masih banyak lagi. Selain itu, perlu
diketahui juga bahwa seni juga memiliki macam-macam
jenis serta fungsi yang dimilikinya masing-masing.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini macam-
macam seni serta fungsinya dalam kehidupan.
Terdapat beberapa macam-macam seni yang dapat
kita ketahui dan pelajari dengan seksama, yaitu sebagai
berikut:
1. Seni rupa

42 ~Seminar Seni Budaya~


Macam-macam seni yang pertama adalah seni
rupa yang merupakan salah satu cabang kesenian
yang dapat dilihat dan berbentuk visual. Contoh dari
seni nrupa adalah gambar, lukisan, patung, grafis,
kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
2. Seni musik
Macam-macam seni yang berikutnya adalah seni
musik yang merupakan suatu karya menghasilkan
bunyi sebagai unsur utamanya. Di dalam seni musik
terdapat unsusr melodi, harmonisasi, dan juga
perpaduan bunyi yang memberikan efek keindahan
bagi yang mendengarnya.
3. Seni tari
Macam-macam seni yang ketiga dinamakan
dengan seni gerak atau yang biasa disebut dengan
seni tari, yang merupakan salah satu enis seni yang
memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan.
Keluesan dan kecocokan gerakan tubuh yang diiringi
sebuah melodi atau ketukan membuat gerakan itu
menjadi menarik dan dapat di lihat dan dinikmati.
4. Seni Teater
Macam-macam seni yang berikutnya yaitu seni
teater yang merupakan suatu seni yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 43


memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan
sebuah kejadian yang nyata atau tidak nyata. Seni
teater juga bisa digabungkan dengan seni musik dan
seni gerak bahkan seni rupa.
5. Seni Sastra
Macam-macam seni yang berikutnya adalah seni
sastra yang bisa dinikmati melalui pendengaran dan
penglihatan. Biasanya seni sastra akan berbentuk
kata-kata yang menarik berkesan dan disampaikan
dengan cara yang indah. Contoh dari seni sasatra ada
puisi dan kaligrafi.
Dalam fungsinya, Seni bagi suatu individu lebih
kepada kebutuhan mereka. Manusia adalah makhluk
yang mempunyai keinginan untuk membahagiakan diri
sendiri dan memenuhi kebutuhan diri sendiri. Selain itu,
manusia juga kerap mencurahkan emosi dan juga
perasaannya melalui sebuah seni yang menggambarkan
keadaanya, atau menggambarkan imajinasinya. Dari
hasil mencurahkan imajinasi dan emosinya ini manusia
akan menciptakan sebuah seni yang bisa berharga. Bagi
kehidupan sosial, Fungsi seni sebagai media
kepercayaan dalam menyampaikan pesan religi kepada
manusia.

44 ~Seminar Seni Budaya~


Hal ini bisa kita lihat dari busana atau pakaian,
upacara pernikahan, kematian, lagu rohani, kaligrafi,
dan masih banyak lagi. Contoh fungsi seni sebagai media
kepercayaan adalah Candi Borobudur, dan relief-relief
lainnya yang merupakan ilustrasi dari kitab suci suatu
agama. Seni sebagai media pendidikan juga sangat
penting. Melalui seni, seseorang dapat belajar tentang
nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan cara yang lebih
menyenangkan lagi. Sehingga untuk menangkap sebuah
informasi menjadi lebih mudah. Seni bisa juga sebagai
media informasi. Hampir sama dengan fungsi seni
sebagai media hiburan, fungsi seni sebagai media
informasi juga tidak jauh dari karya audio visual yang
memberikan informasi yang menarik.
Dengan seni, informasi akan lebih mudah di terima
oleh orang lain. Seni sebagai media kesehatan. Seniman
yang menciptakan seni sebagai media kesehatan yang
membuat diri kita merasa nyaman bahkan lebih tenang
ketika melihat, mendengar, atau merabanya. Contohnya
saja, seni musik dapat menyembuhkan penyandang
autisme, gangguan psikologis dari sebuah trauma
kejadian.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 45


Seni budaya adalah sebuah istilah yang mungkin
sudah tidak asing dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan
seni budaya tak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Namun, tak banyak yang mengetahui apa itu
pengertian seni budaya, baik secara umum maupun
pengertian berdasarkan para ahli. elihat dari pengertian
secara umum, seni budaya diambil dari dua kata yang
berbeda, yaitu seni dan budaya. Kata seni diambil dari
Bahasa Sanskerta ‘Sani’ yang memiliki makna
(persembahan, pemujaan dan pelayanan). Istilah ini bisa
diartikan sebagai hal yang dibuat oleh manusia dimana
hal tersebut mengandung unsur keindahan yang bisa
membangkitkan perasaan orang lain. Sedangkan kata
budaya juga diambil dari Bahasa Sansekerta ‘buddayah’
yang memiliki arti sesuatu yang berkaitan dengan akal
dan budi dari manusia. Budaya bisa juga diartikan
sebagai cara hidup yang berkembang di dalam suatu
masyarakat dan diwariskan secara turun temurun.
Budaya ini merupakan suatu pola hidup yang sifatnya
kompleks yang dimiliki oleh kelompok masyarakat.
Para ahli mendefinisikan seni budaya dengan
pengertian yang berbeda dan beragam. Namun inti dari
definisi yang diberikan tidak jauh berbeda dengan

46 ~Seminar Seni Budaya~


definisi secara umum. Nah, berikut ini adalah pengertian
seni budaya berdasarkan pendapat para ahli.
Ida Bagus Putu Perwita. Ida Bagus Putu Perwita ini
adalah seorang tokoh seni dari Bali. Definisi atau
pengertian dari seni budaya menurutnya adalah
penunjang sarana untuk pelaksanaan aktivitas serta
upacara adat. Sartono Kartodirdjo. Sartono Kartodirdjo
mendefinisikan seni budaya sebagai sistem yang
koheren, dimana sistem tersebut dapat digunakan untuk
melakukan komunikasi yang efektif melalui satu bagian
seni. Dari satu bagian itu nantinya dapat menunjukkan
atau menjelaskan maksudnya segera keseluruhan. Harry
Sulistiono. Harry Sulistiono adalah seorang dosen seni
rupa di salah satu universitas di Indonesia, yaitu
Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau menjelaskan
pengertian seni budaya sebagai sebuah keahlian untuk
mengekspresikan pemikiran maupun ide-ide estetika.
Ide atau pemikiran yang estetika itu termasuk
diantaranya adalah mewujudkan kemampuan serta
imajinasi pandangan atas beberapa karya, benda
ataupun suasana sehingga bisa menghadirkan rasa
indah serta menciptakan sebuah peradaban yang lebih
maju bagi manusia. M. Thoyibi. Pengertian seni budaya

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 47


selanjutnya dikemukakan oleh M. Thoyibi yang
merupakan seorang filsuf berpengaruh di Indonesia.
Seni budaya yang dikemukakan oleh M. Thoyibi adalah
penjelmaan dari rasa seni yang telah membudaya, yang
mana termasuk dalam aspek kebudayaan sehingga bisa
diresapi dan dirasakan oleh banyak orang dalam
perjalanan sejarah peradaban manusia. C. Kliucckhohn.
Berbeda dengan C. Kliucckhohn yang mendefinisikan
seni budaya sebagai sebuah sistem dan teknologi.
Sistem dan teknologi tersebut digunakan untuk
pengetahuan, mata pencaharian, organisasi
kemasyarakatan, religi dan upacara keagamaan,
pengetahuan dan juga bahasa. Hillary Bell. Hillary Bell
memberikan definisi pengertian seni budaya sebagai
sebuah istilah yang digunakan pada semua karya yang
bisa menggerakkan hati manusia atau orang yang
melihatnya. Selain itu, dari seni itu juga dapat dicari
tahu siapa pencipta atau pembuat dari karya seni
tersebut. Andreas Eppink. Andreas Eppink tidak
menjabarkan mengenai seni budaya secara jelas, namun
ia secara jelas mengemukakan pendapat tentang apa itu
budaya. Menurutnya, budaya adalah suatu pernyataan
artistik sekaligus intelektual yang harus menjadi ciri

48 ~Seminar Seni Budaya~


khas dari suatu masyarakat. Edward Burnett Taylor.
Begitu pula dengan Edward Burnett Taylor yang hanya
mendefinisikan budaya. Budaya menurut Edward
Burnett Taylor adalah keseluruhan yang kompleks
dimana di dalamnya terkandung berbagai aspek tentang
kelompok masyarakat.
Dari berbagai penjelasan tentang pengertian seni
budaya dan definisi dari para ahli di atas, kini Anda
sudah mengetahui tentang apa itu seni budaya. Dalam
sebuah kelompok masyarakat, seni budaya ini dibuat
untuk memenuhi fungsi tertentu. Setidaknya ada 2
fungsi seni budaya yang harus Anda ketahui. Berikut
penjelasannya.
a) Fungsi Praktis
Seni budaya memiliki fungsi praktis bagi
kehidupan manusia, artinya bahwa karya seni yang
dihasilkan memiliki fungsi yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dari manusia secara
fungsional. Jadi tidak hanya indah saat dilihat namun
tetap memberikan fungsi lebih saat digunakan.
Contoh sederhananya, misalnya kursi dan meja yang
dibuat dengan ukiran yang mengandung nilai estetik
tinggi. Meski dibuat dengan nilai seni, namun benda-

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 49


benda tersebut tetap memiliki nilai guna bagi
masyarakat.
b) Fungsi Estetika
Fungsi selanjutnya dari seni budaya adalah
sebagai fungsi estetika. Artinya, sebuah karya seni
budaya ini dibuat dengan mempertimbangkan fungsi
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia akan keindahan yang bisa dinikmati.
Misalnya lukisan atau patung yang mana keduanya
merupakan hasil karya seni budaya yang tidak
memiliki nilai fungsi. Namun, biasanya benda-benda
hasil karya seni ini dimanfaatkan untuk ritual
keagamaan. Selain dua fungsi seni budaya secara
umum seperti yang dijelaskan di atas, seni budaya
juga memiliki beberapa fungsi yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari secara spesifik. Berikut adalah
beberapa fungsi tersebut.
c) Fungsi Religi. Di Indonesia, senu budaya sering
dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas keagamaan
guna menyampaikan pesan religi kepada umat.
Fungsi religi dari seni budaya ini bisa dilihat
misalnya pada penyelenggaraan upacara
pernikahan, upacara kelahiran dan kematian.

50 ~Seminar Seni Budaya~


d) Fungsi Komunikasi. Seni budaya dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia juga berfungsi
sebagai sarana atau media komunikasi. Seni budaya
dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan,
pendapat hingga kritik kepada penikmatnya.
Penyampaian informasi dan komunikasi dengan seni
budaya pun terbilang lebih efektif.
e) Fungsi Pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari,
seni budaya sangat berperan penting dalam
pendidikan. Di dalam seni budaya yang terlihat
indah ditampilkan tersimpan pembelajaran tentang
kehidupan, tata krama, sopan santun dan
sebagainya.
f) Fungsi Hiburan. Hampir sama seperti fungsi yang
dijelaskan sebelumnya, selain fungsi-fungsi terapan
seperti yang sudah dijelaskan, seni budaya juga
berfungsi sebagai hiburan. Aspek keindahan serta
perasaan terhibur saat menyaksikan pertunjukan
seni budaya merupakan perwujudan nyata dari
fungsi ini.

G. Macam-Macam Seni Budaya

1. Seni Rupa

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 51


Macam seni budaya yang pertama adalah seni
rupa. Seni rupa adalah cabang dari seni yang dibuat
menggunakan media yang ditangkap secara visual
serta bisa dirasakan dengan sentuhan. Kesan ini
dapat terbentuk dengan mengolah titik, garis,
bidang, bentuk, warna, tekstur, volume dan acuan
estetika. Jika dilihat dari fungsinya, seni rupa ini
dibagi menjadi dua jenis, yaitu seni rupa murni dan
terapan. Seni rupa murni pada proses penciptaannya
lebih menitikberatkan hanya pada ekspresi jiwa saja.
Contoh lukisan, gambar fotografi dan lain
sebagainya.
2. Seni Tari
Macam seni budaya selanjutnya adalah seni tari.
Seni tari ini merupakan gerakan berirama yang
dilakukan untuk mengekspresikan perasaan maupun
menyampaikan pesan yang dilakukan di tempat dan
waktu tertentu. Gerakan tari yang merupakan wujud
ekspresi dari seni ini juga memiliki tujuan tertentu.
Tari ini terdiri dari berbagai variasi, mulai dari tari
tradisi hingga modern. Tari tidak bisa disebut seni
jika belum memenuhi unsur-unsur, baik unsur
utama maupun unsur pendukung. Unsur utamanya

52 ~Seminar Seni Budaya~


terdiri tiga unsur yaitu wiraga, wirama dan wirasa
atau raga, irama dan rasa. Sementara yang termasuk
dalam unsur pendukung adalah ragam gerak dan
iringan, kostum, rias dan pola lantai.
3. Musik
Musik adalah macam selanjutnya dari seni
budaya. Seni musik merupakan hasil perpaduan
antara nada, irama dan suara serta harmonisasi
untuk menghasilkan suara yang harmonis, Seni
musik sendiri adalah cabang dari seni budaya yang
berfokus pada penggunaan irama, melodi dan tempo
serta instrumen-instrumen lainnya. Seni musik
banyak digunakan sebagai sarana untuk
menuangkan dan mengekspresikan perasaan dari
penciptanya. Seni musik ini pun dapat berubah dan
berganti seiring berjalannya waktu.
4. Seni Kriya
Melihat dari pengertian seni budaya yang
dijelaskan sebelumnya, yaitu segala hal yang
diciptakan oleh manusia sebagai cara untuk
berkembang dan bertahan dalam masyarakat.
Macam atau jenis seni berikutnya ini dibuat untuk
memenuhi serta untuk berkembang dan bertahan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 53


dalam kehidupan kelompok di tengah masyarakat.
Seni kriya adalah suatu jenis atau macam seni
budaya yang dibuat dengan tangan serta
mempertimbangkan berbagai aspek seni serta
fungsionalnya. Istilah kriya sendiri berasal dari kata
dalam Bahasa Sansekerta ‘krya’ yang artinya
membuat. Seni kriya ini adalah seni kerajinan tangan
yang mana dalam proses pembuatannya
menggunakan tangan secara langsung (hand made)
dan membutuhkan ketrampilan khusus dalam
membuatnya.
5. Seni Teater
Jenis atau macam seni budaya yang terakhir
adalah seni teater. Seni ini merupakan seni
pertunjukan yang untuk menampilkannya
dibutuhkan panggung sebagai media untuk
menampilkannya. Seni ini dapat pula diartikan
sebagai seni drama yang mana di dalamnya
menampilkan perilaku manusia disertai dengan
gerakan tubuh, nyanyian sekaligus tarian
berdasarkan dialog yang diperankan oleh
pemainnya. Secara luas, seni teater dapat
didefinisikan sebagai seni budaya yang ditampilkan

54 ~Seminar Seni Budaya~


dengan berperan atau berakting untuk ditampilkan
di atas panggung. Sedangkan secara sempit, teater
ini dapat diartikan sebagai adegan-adegan yang
berhubungan dengan perjalanan hidup seseorang,
dibuat sedemikian rupa berbentuk dialog dan
diperankan di atas panggung.

H. Hakikat Manusai Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai


makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan
hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah
yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia
dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang
paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus
menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 55


jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai
kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar
bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga
harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan
kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi
kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam
sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan
dikembangkan melalui sikapsikap budaya yang mampu
mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya atau
kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952)
menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang
kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat
perbedaan yang bersifat prinsip.
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia
sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari
manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang
telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun
bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.

56 ~Seminar Seni Budaya~


Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia
terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda
dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya
kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan
garis pemisah antara manusia dan binatang
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak
instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni
kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan
menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan
untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya
inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi
manusia mempunyai budi yang merupakan pola
kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-
dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan
pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan
alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian
terhadap obyek dan kejadian.
Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1. Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta,
rasa, dan karsa).

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 57


2. Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik,
budaya dan alam), dan
3. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan
baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan
hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak
berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah
tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya. Hakikat
kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya
dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk
berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia
sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan
inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo
faber), manusia mampu berbicara (homo languens),
manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan
berbudaya (homo humanis), manusia mampu
mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia
berkepercayaan dan beragama (homo religious),
sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan
benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan
tunduk pada hukum alam.

58 ~Seminar Seni Budaya~


Manusia juga harus bersosialisasi dengan
lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam
suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan
ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan
haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah
memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi
manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa
pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh
manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai
mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang
lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di
kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak
ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di
dalam suatu Negara. Dengan demikian dapat kita
katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu
negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi
akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 59


1. Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia.
Makhluk Tuhan di alam ini dapat dibagi yaitu:
a. Alam (memiliki sifat wujud)
b. Tumbuhan (memiliki sifat wujud dan hidup)
c. Hewan (memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali
nafsu)
d. Manusia (memiliki sifat wujud, hidup, dibekali
nafsu, serta akal dan budi)
2. Akal dan Budi
Akal adalah kemampuan berfkir manusia.
Kemampuan berfkir digunakan untuk memecahkan
masalah hidup yang dihadapi. Sedangkan budi adalah
bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan
perasaan dan dapat membedakan baik atau buruk
sesuatu.
Manusia tidak sekedar Homo tetapi Human
(manusia yang manusiawi). Kemanusiaan adalah
hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk
yang tinggi harkat dan martabatnya, maka manusia
perlu mempertahankannya. Dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan harkat martabat
manusia maka prinsip kemanusiaan diwujudkan.

60 ~Seminar Seni Budaya~


Prinsip kemanusiaan adalah adanya penghargaan
dan penghormatan terhadap harkat martabat manusia
yang luhur. Maka tidak perlu adanya perbedaan
perlakuan terhadap manusia karena ada perbedaan
suku, ras, keyakinan, status sosial, ekonomi, asal usul,
dll. Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan
kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil
akal budi manusia dalam interaksinya dengan alam
maupun manusia lain. Jadi, manusia adalah makhlul
yang berbudaya pencipta kebudayaan.
I. Tes Normatif

1. Apa perbedaan keindahan ertetis murni dengan


keindahan arti terbatas?
2. Keahlian mengekpresikan ide-ide dan pemikiran
estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta
imajinasi penciptaan benda, suasana atau karya yang
mampu menimbulkan rasa indah. Adalah pengertian
dari?
3. Menurut Feldman, proses apresiasi seni terdiri dari
beberapa tahapan 8. Sebutkan!
4. Apa yang dimaksud dengan identitas budaya?
5. kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 61


diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya
kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Adalah merupakan pendapat ari para ahli?
6. Sebutkan macam-macam budaya!
7. Pada umumnya seni dibagi menjadi dua jenis yaitu seni
murni dan seni terapan. Jelaskan!
8. Sebutkan macam-macam seni! Dan jelaskan!
9. Sebutkan hakikat kodrat manusia?
10. Apa yang dimaksud dengan prinsip manusia?

62 ~Seminar Seni Budaya~


BAB 3

KONSEP-KONSEP SEMINAR

A. Konferensi

Konferensi (conference) merupakan suatu


pertemuan resmi para ahli atau pakar dari berbagai
instansi dan lembaga dengan tujuan mencoba
menyepakati hal-hal yang pentingdan khusus, sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik atau memadai, karena
diungkapkan dari pemikiran-pemikiran para ahli.
Umumnya suatu konferensi merupakan ajang
pertemuan yang berskala luas, baik tingkat nasional
maupun internasional, melibatkan peserta dari berbagai
negara dengan kualifikasi khusus. Contoh konferensi
seperti itu adalah “Konferensi Hak-Hak Asasi Manusia
Sedunia” (International Human Rights Conference), atau
“Konferensi Pemberantasan dan Pencegahan Flu Burung
di Kawasan ASEAN”.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 63


Konferensi juga dapat dikelompokkan berdasarkan
beberapa kategori di antaranya adalah:
1. Konferensi Berdasarkan Cakupan Berdasarkan cakupan
pesertanya, konferensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Konferensi Internasional
Secara teknis pelaksanaannya sama saja antara
kedua konferensi. Yang membedakan tentu saja
adalah konferensi tingkat internasional menjangkau
sasaran yang lebih luas, yaitu masyarakat
internasional. Oleh karenanya, dibutuhkan persiapan
tambahan jika akan mengadakan konferensi bertaraf
internasional.
Tidak hanya undangan konferensi dan call for
paper saja yang harus lebih luas hingga ke negara-
negara tetangga bahkan seluruh dunia, tetapi juga
perlu diperhatikan alur kedatangan peserta dan
pembicaranya yang datang dari luar negeri. Mulai
dari proses registrasi yang jika pada konferensi
tingkat nasional hanya membutuhkan akun bank
regional, maka untuk konferensi tingkat internasional
diperlukan kartu kredit yang berlaku untuk transaksi
lintas negara yaitu yang mendukung layanan Maestro,
MasterCard, Visa, dan sebagainya. Kemudian urusan

64 ~Seminar Seni Budaya~


visa juga tidak boleh luput dari perhatian panitia.
Pengadaan visa biasanya dapat lebih mudah apabila
ada undangan resmi dari instansi penyelenggara
konferensi. Surat undangan resmi yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai syarat pengadaan
visa harus dibuat dan dikirim kepada para peserta.
Selanjutnya booking penginapan dan akses dari
bandara ke penginapan juga harus dipersiapkan
dengan matang sehingga tidak terjadi keluhan-
keluhan dari para peserta yang akan membuat
reputasi konferensi kita menjadi buruk.
Terdapat beberapa konferensi internasional yang
diselenggarakan di Indonesia, antara lain:
1) ICISS (International Conference on ICT for
Smart Society) Penyelenggara: STEI ITB
2) ICCSII (IEEE Conference on Control, System &
Industrial Informatics) Penyelenggara: IEEE
Indonesia Joint Chapter of CSS / RAS
3) ICoQIR (International Conference on Quality in
Research) Penyelenggara: Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia
4) TALE (IEEE, International Conference on
Teaching, Assesment and Learning for

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 65


Engineering) Penyelenggara: IEEE Education
Society, IEEE Indonesia Section, dan Bina
Nusantara University
5) ICACSIS (International Conference on
Advanced Computer Science and Information
System) Penyelenggara: Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia
6) ICITEE (International Conference on
Information Technology and Electrical
Engineering) Penyelenggara: Departemen
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,
Universitas Gadjah Mada.
7) ICE-ID (International Conference on
Electronics Technology and Industrial
Development) Penyelenggara: IEEE SSCS
Indonesia Chapter and STEI ITB
8) IC3INA (The International Conference on
Computer, Control, Informatics and its
Applications) Penyelenggara: LIPI
9) ICICI BME (International Conference on
Instrumentation, Communication, Information
Technology and Biomedical Engineering)

66 ~Seminar Seni Budaya~


Penyelenggara: IEEE Biomedical Engineering
Indonesia Chapter dan ITB
10)ROBIONETICS (Robotics, Biomimetics,
Intelligent Computational Systems)
Penyelenggara: IEEE Indonesia Joint Chapter
of CSS / RAS
11)CYBERNETICSCOM (IEEE Interbational
Conference on Computational Intelligence and
Cybernetics) Penyelenggara: IEEE Indonesia
Section dan Universitas Indonesia
12)COMNETSAT (IEEE International Conference
on Communication, Network and Satellite)
Penyelenggara: IEEE Indonesia Section dan
Institut Teknologi Telkom
Selain sebagai wadah untuk mempublikasikan hasil
penelitian serta mengembangkan ide-ide kreatif melalui
pertemuan dengan kolega akademis lainnya, konferensi
internasional ternyata dapat juga mendongkrak industri
pariwisata negara penyelenggara. Keduanya memiliki
hubungan yang saling menguntungkan. Orang
cenderung lebih senang menghadiri konferensi yang
diadakan di negara atau kota dengan suguhan wisata
yang menarik. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 67


terlampaui, selain menghadiri konferensi juga bisa
berlibur.
Kota-kota di Indonesia juga masuk ke dalam daftar
kota tujuan pertemuan versi ICCA. Terdapat 4 kota
besar pada lanjutan daftar tersebut, yaitu: Bali
menduduki peringkat ke-40 dengan total acara
pertemuan mencapai 55, Jakarta ke-94 dengan total
acara 26, Yogyakarta di posisi 293 dengan 8 acara di
tahun itu, serta Bandung di posisi 331 dengan 6 acara
pertemuan di tahun 2013.
Secara umum, peringkat Indonesia sebagai negara
tujuan penyelenggaraan pertemuan internasional
berada di posisi 37 dengan total acara yang
terselenggara sebanyak 106 sepanjang tahun 2013
dengan 95 acara berlangsung di 4 kota besar tersebut,
dan sisanya berlangsung di kota-kota lain di Indonesia.
Posisi pertama negara tujuan acara pertemuan
internasional terbanyak masih dipegang Amerika
Serikat, yaitu sebanyak 829 pertemuan.
Dapat kita simpulkan bahwa salah satu faktor yang
menjadi penentu dalam penyelenggaraan suatu acara
pertemuan internasional –termasuk di dalamnya,

68 ~Seminar Seni Budaya~


konferensi internasional adalah besarnya potensi daya
tarik wisata sebuah kota.
b. Konferensi Nasional
Pada pembahasan konferensi internasional, telah
dijelaskan bahwa perbedaan mendasar antara
konferensi internasional dan nasional adalah ruang
lingkup sasaran. Ruang lingkup konferensi nasional
adalah masyarakat dalam negeri. Dengan ruang lingkup
yang lebih sempit, maka perencanaan dan pelaksanaan
konferensi nasional tidak serumit konferensi
internasional.
Di negara Indonesia, konferensi lebih dikenal dengan
seminar. Berikut adalah contoh dari seminar nasional
yang diadakan di Indonesia sepanjang tahun 2014:
 Seminar Nasional Pendidikan Sains, Universitas
Negeri Surabaya.
 Seminar Nasional Thermofluid VI, Universitas Gajah
Mada.
 Seminar Nasional Inovasi & Tren (SNIT), Bina Sarana
Informatika.
 Seminar Inovasi Teknologi Dan Rekayasa Industri
(SINTERIN), Universitas Andalas.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 69


 Seminar Nasional Matematika, Pendidikan
Matematika, Statistika dan Komputasi, Universitas
Negeri Solo.
 Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
 Workshop dan Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
 Seminar Nasional MIPANET, Universitas Indonesia.
 Seminar Nasional Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya.
 Seminar Nasional Ilmu Komputer, Universitas Negeri
Semarang.
2. Konferensi berdasarkan waktu pelaksanaan
Konferensi berdasarkan waktu pelaksanaan
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Semi-annual Conference
Konferensi ini diselenggarakan setiap setahun dua
kali. Contoh dari konferensi jenis ini adalah:
 SLOTS atau IATA (International Air Transport
Association) Conference.
 AACN Conference (American Association of
Colleges of Nursing Conference).

70 ~Seminar Seni Budaya~


 IAUP Conference (International Association of
University Presidents Conference).
b. Annual Conference
Konferensi ini diselenggarakan secara rutin setiap
tahunnya. Contoh konferensi yang diadakan tiap tahun
adalah:
 ICACSIS (International Conference on Advance
Computer Sciences and Information Systems)
yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia.
 MEDCOM (Annual World Conference on Media &
Mass Communication)
 AFTMME (International Conference on
Advancements and Futuristic Trends in
Mechanical and Materials Engineering) yang
diselenggarakan oleh Punjab Technical
University
 The International Conference on Urban
Transport and the Environment. Konferensi ini
diselenggarakan tiap tahun oleh Wessex Institute.
 ECTC (Electronic Components and Technology
Conference)
 IROS (IEEE/RSJ International Conference on
Intelligent Robots and Systems)

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 71


 IECON (Annual Conference of the IEEE Industrial
Electronics Society)
3. Joint Conference
Joint Conference merupakan konferensi yang
diadakan dengan menggabungkan dua konferensi
terpisah menjadi satu kesatuan acara, dilaksanakan
pada satu waktu dan satu tempat, dalam naungan satu
konferensi besar. Konferensi yang digabungkan
merupakan konferensi yang cakupan topiknya masih
dalam satu bidang. Tujuan dari penggabungan
konferensi-konferensi ini adalah memperluas cakupan
topik yang diangkat dalam konferensi, menjadi ajang
berkumpulnya para peneliti dari berbagai sub bidang
sehingga memungkinkan para peneliti untuk mendapat
ide penelitian yang lebih kreatif dengan
mengkolaborasikan berbagai sub bidang dalam
penelitian-penelitian mereka.
4. Bidding Conference
Arti kata bidding dalam Bahasa Indonesia adalah
tawaran. Yang dimaksud dengan bidding conference
ialah konferensi yang penyelenggaraannya melalui
tahapan penawaran. Pihak pemilik acara akan
menawarkan acaranya untuk diselenggarakan pihak lain

72 ~Seminar Seni Budaya~


dengan ketentuan tertentu. Dengan kata lain pihak
penawar yang akan menjadi tuan rumah atau host acara
konferensi tersebut. Keuntungan yang didapatkan pihak
host dalam menyelenggarakan bidding conference ini di
antaranya adalah nama instansi yang menjadi host
menjadi lebih dikenal secara luas hingga ke dunia
internasional serta menambah wawasan serta
pengalaman para panitia penyelenggaranya.
5. Conference in Conjunction with Journal
Artikel terbaik dari konferensi yang bersinergi
dengan jurnal, akan dipublikasikan tidak hanya di
proceeding dari konferensi namun juga di jurnal. Artikel
yang akan dipublikasikan di jurnal merupakan
pengembangan dari artikel pada konferensi. Mengingat
waktu yang diberikan untuk menulis artikel konferensi
terbatas, maka dengan berkonjungsinya konferensi
dengan jurnal yang secara otomatis memberikan
tambahan waktu kepada penulis sehingga penulis dapat
lebih memperdalam memberikan improvisasi atau
penambahan pada artikelnya berdasarkan penelitiannya
(IEEE Communications Society, 2015).
6. Conference in Conjunction with Association

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 73


Yang termasuk ke dalam konferensi berjenis ini
ialah konferensi yang berada dı bawah naungan asosiasi
baik nasional, regional, maupun internasional. Di tingkat
nasional salah satunya kita mempunyai komunitas Soft
Computing Indonesia (SC-INA). Di tingkat regional Asia,
ada Robotic Society in Japan (RSJ) yang telah banyak
menggelar konferensi di tingkat domestik maupun
internasional.
7. Faux/Bogus Conference
Faux Conference secara harafiah diartikan sebagai
konferensi palsu. Konferensi palsu ini berniat untuk
mendapatkan keuntungan material dari penulis artikel
ilmiah yang mengirim artikel ilmiah kepada konferensi
tersebut. Faux Conference tersebut biasanya
menawarkan penulis untuk mengirimkan artikel
ilmiahnya kepada konferensinya. Penawaran ini
biasanya dikirimkan kepada penulis melalui surat
elektronis.
Kelemahan terbesar dari faux Conference adalah
artikel ilmiah yang penulis kirimkan kepada konferensi
tersebut tidak akan di review. Dengan tidak adanya
proses review terhadap artikel ilmiah ini, maka
kemungkinan besar kualitas dari konferensi tersebut

74 ~Seminar Seni Budaya~


tidaklah baik. Hal ini dilakukan oleh penyelenggara
konferensi palsu tersebut sematamata hanya untuk
mendapatkan keuntungan materi yang harus
dibayarkan oleh penulis konferensi tersebut.
Beberapa hasil artikel ilmiah dari Faux Journal ini
bahkan sudah di publikasikan dan di indeks pada badan-
badan ternama. Hal ini dibuktikan oleh M.I.T
(Massachusetts Institute of Technology) pada risetnya
dengan SciGen. SciGen adalah suatu sistem yang
dikembangkan oleh M.I.T untuk men-generate sebuah
artikel ilmiah yang tersusun rapi dan terstruktur, namun
tidak memiliki makna sama sekali. Beberapa hasil paper
yang telah di-generate oleh SciGen kemudian dikirimkan
kepada beberapa konferensi dan jurnal untuk
membuktikan apakah terdapat proses review pada
konferensi atau jurnal tersebut.
Untuk menghindari Faux Conference, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan (Novotney,
2015):
a. Jika penulis mendapatkan undangan untuk
mengirim artikel ilmiah ke konferensi tersebut,
pastikan bahwa konferensi tersebut memang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 75


benar berjalan dan cari tahu mengenai halaman
web dari konferensi tersebut.
b. Mengamati undangan yang diberikan oleh
konferensi tersebut, jika penulis merasa bahwa
undangan tidak ditulis dengan tata bahasa yang
baik dan benar, maka kemungkinan konferensi
tersebut adalah Faux Conference.
c. Pastikan bahwa konferensi tersebut tidak masuk
dalam daftar Faux Conference, hal ini bisa
dilakukan dengan cara melakukan pencarian nama
konferensi ditambah dengan kata kunci “faux” atau
“bogus” pada Google.
d. Jika penulis merasa masih kurang yakin, penulis
dapat mencoba menggunakan SCIgen dan
mengirimkan paper tersebut pada konferensi
terkait.
3. Konferensi Pers
Konferensi pers adalah kegiatan untuk mengundang
jurnalis berdialog. Pemimpin rapat dengan hati-hati
menyiapkan materi. Tujuan dari pertemuan ini
diharapkan akan dipublikasikan di media oleh
wartawan. Konferensi pers menurut Jefkins adalah
pertemuan para jurnalis untuk mengumpulkan

76 ~Seminar Seni Budaya~


informasi tentang beberapa topik yang menjadi bahan
diskusi mendalam.
Peristiwa ini biasanya terjadi secara tiba-tiba di
tempat improvisasi. Jadi jangan berharap untuk
menemukan berbagai fasilitas rekreasi di konferensi
pers ini. Semua makanan atau akomodasi dapat
dianggap minimal. Konferensi pers juga sering diadakan
di aula bandara segera setelah orang penting menjadi
objek yang baru saja mendarat di bandara.
Konferensi pers biasanya berlangsung sebelum atau
sesudah acara penting. Karena materi yang akan dibahas
biasanya merupakan peristiwa penting, konferensi pers
muncul dari ide atau inisiatif dari pertemuan dengan
manajer perusahaan atau dapat juga berdasarkan
permintaan wartawan untuk mendapatkan informasi
yang lebih terperinci tentang suatu peristiwa yang
penting dalam Komunitas terjadi.
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan yang saling
melengkapi atau mendukung dalam konseling dan
bimbingan untuk membahas masalah siswa atau dalam
konsultasi pertemuan, di mana ada pihak yang dapat

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 77


memberikan kemudahan, informasi dan komitmen
untuk menyelesaikan masalah siswa.
Namun, tidak semua masalah yang dihadapi oleh
siswa perlu diangkat oleh konferensi kasus. Tentu saja,
konferensi kasus sangat penting ketika ada masalah
rumit dan perlunya melibatkan pihak lain. Pada
konferensi ini, masalah siswa tidak hanya diselesaikan
oleh konselor sekolah, tetapi juga dapat dilakukan
bersama-sama dengan beberapa pihak yang terlibat
tertarik dan kompeten dalam masalah siswa.
5. Koferensi Video
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah
membantu mengubah proses penyediaan informasi
yang berbeda. Jika bentuk informasi tidak hanya
ditransmisikan melalui audio, itu juga dapat
ditransmisikan secara visual. Dalam konferensi video
dengan telekomunikasi audio-video, peserta yang
berbeda di lokasi yang berbeda dapat diundang ke
konferensi atau rapat bersama. Konsep konferensi video
ini sama dengan percakapan yang berlangsung antara
dua orang atau lebih di mana dari satu orang hadir di
sebuah ruangan besar di lokasi lain.

78 ~Seminar Seni Budaya~


B. Pengertian Seminar

Seminar merupakan suatu pertemuan atau


persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah
pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli).
Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya
menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan
makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar
biasnya diadakan untuk membahas suatu masalah secara
ilmiah. Yang berpartisipasi pun orang yang ahli dalam
bidangnya.
Simposium (symposium) agak mirip dnegan
seminar, symposium berasal dari bahasa latin, yang
artinya “pertemuan”. Simposium merupakan pertemuan
terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan
ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi
saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium
dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur
jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan pa ahli
menjawab.
Workshop atau training jika diartikan dalam bahasa
Indonesia artinya pelatihan. Dengan definisi seperti itu

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 79


sudah sangat jelas bahwa kita benar-benar akan praktek.
Workshop atau training bersifat “learning by doing”.
Pengertian Kata seminar berasal dari kata Latin
semin yang berarti “benih”. Kata seminar berasal dari
kata Latin seminarium, yang berarti “tanah tempat
menanam benih”. Jadi, seminar berarti “ tempat benih-
benih kebijaksanaan”. Seminar pada umumnya
merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di
sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu
organisasi komersial atau profesional. Seminar
merupakan kegiatan ilmiah untuk mengeksplorasi ide,
dimana semua pesertanya terlibat aktif Beberapa definisi
lain dariseminar antara lain:
a. Pemecahan Masalah
Seminar merupakan suatu kegiatan pemecahan
masalah pada tema tertentu yang telah ditetapkan
yang melibatkan para pakar, biasanya dari perguruan
tinggi sebagai pembawa makalah atau
pembanding/penyanggah.
b. Pembahasan Studi Kasus atau Topik
Tertentu Seminar adalah kegiatan yang diadakan
dalam rangka membahas suatu kasus atau suatu
topik tertentu, yang biasanya diikuti banyak peserta,

80 ~Seminar Seni Budaya~


dipimpin oleh seorang yang ahli didalam bidang yang
dipelajarinya, sehingga seminar tersebut berfungsi
memberikan kesempatan diskusi kepada para
pesertanya dan menstimulasi partisipasi anggota
kelompok menjadi aktif.
c. Pertemuan Mahasiswa Bidang Keilmuwan Tertentu
Seminar merupakan pertemuan sejumlah
mahasiswa pereguruan tinggi bidang keilmuwan
tertentu dibawah pimpinan mahaguru yang
bersangkutan.
d. Pertemuan Sekelompok Ahli
Seminar adalah pertemuan sekelompok ahli atau
pakar yang sedang mengkaji kebenaran hasil
penelitian ilmiah di masyarakat di luar kalangan
perguruan tinggi.
e. Pembahasan Hasil Penelitian Ilmiah
Seminar merupakan pembahasan ilmiah (hasil
penelitian) yang dipimpin oleh seorang atau
beberapa ahli, dan dihadiri oleh beberapa
penyanggah.
Tujuan diadakannya seminar, yaitu menyampaikan
suatu pendapat atau sesuatu yang baru kepada
pendengarnyadengan harapan penerima informasi

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 81


memperoleh sesuatu yang baru untuk
dikembangtumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas
lagi kepada yang lainnya. Seminar juga bertujuan agar
mahasiswa/taruna terbiasa mengemukakan pendapat
dan menyelesaikan masalah akademik secara ilmiah,
dan menguasai tekhnik penyelenggaraan seminar
sebagai suatu bentuk pertemuan ilmiah pelaksanaan.
Seminar akan efektif (mencapai tujuannya) bila:
1. Tersedia waktu yang cukup untuk membahas
persoalan.
2. Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
3. Para peserta dapat diajak berfikir logis.
4. Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
5. Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.
6. Pimpinan sidang cukup terampil dalam
menggunakan metode ini.
7. Kelompok tidak terlalu besar sehingga
memungkinkan setiap peserta mengambil bagian
dalam berpendapat.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu
topik yang khusus, dimana mereka yang hadir dapat
berpartisipasi secara aktif. Seminar sering dilaksanakan
melalui sebuah dialog dengan seorang maderator

82 ~Seminar Seni Budaya~


seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian
dalam bentuk yang lebih formal. Sistem seminar
memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa
kepada topik yang dibicarakan. Seminar merupakan
suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun
topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari.
Dalam membahas masalah, tujuannya adalah
mencari suatu pemecahan masalah. Oleh karena itu,
suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau
keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat
bersama. Pembahasan seminar berpangkal makalah
atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh
beberapa pembicara sesuai dengan pokok bahasan yang
diminta oleh suatu penyelenggara yang akan dibahas
secara teoritis.
Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang
lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para
pembicara tidak dapat mengendalikan diri, waktu akan
banyak digunakan untuk pembahasan yang kurang
penting. Oleh karena itu, dibutuhkan pimpinan
kelompok yang menguasai persoalan, sehingga
penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah
Secara terminology seminar adalah sebuah kegiatan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 83


yang di buat untuk penyampaian suatu karya ilmiah dari
seorang pakar atau peneliti yang dipresentasekan
kepada peserta agar dapat mengambil keputusan yang
sama terhadap karya ilmiah antara sumber dengan
peserta.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus,
dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan
dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Dilihat dari defenisi keduanya maka yang di maksud
dengan seminar pendidikan adalah suatu kegiatan
penyampaian karya ilmiah tentang pendidikan yang
direncanakan di presentasikan sumber atau peneliti
dalam mengambil kesimpulan dan tujuan persamaan

84 ~Seminar Seni Budaya~


pendapat tentang hasil karya ilmiah tersebut demi
mengambil kebenaran isi dari hasil karya ilmiah.
Syarat-syarat Seminar Seminar merupakan kegiatan
ilmiah untuk mengeksplorasi ide dimana semua
pesertanya terlibat aktif. Menurut Oni Suryaman (dalam
Made Tegeh,dkk., 2013: 12) mengutip buku berjudul
The Paidea Program karya Mortime J. Adler
mengidentifikasikan empat syarat untuk berjalannya
sebuah seminar, yaitu sebagai berikut.
1. Ruang Seminar
Ruangan untuk seminar haruslah ruangan yang
mendukung interaksi aktif peserta seminar. Ruangan
yang dimaksud hendaknya didukung dengan fasilitas
yang memadai. Luas ruang seminar juga harus
disesuaikan dengan jumlah peserta seminar.
2. Peserta
Semua peserta seminar adalah bukan kertas kosong
yang menunggu diisi seperti halnya mengikuti
perkuliahan. Mereka harus sudah membaca tentang
tema yang akan diseminarkan. Dengan demikian,
seminar akan berjalan dengan baik karena peserta
terlibat aktif mulai dari awal. Dengan diketahuinya

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 85


tema seminar, mereka bisa membuat sebuah essai
pendek tentang tema yang diseminarkan.
3. Moderator
Seorang moderator bertugas mengarahkan jalannya
seminar. Peran seorang maderator ada dua yaitu:
mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, moderator berperan menjaga agar
seminar tidak melenceng dari tema. Sedangkan dalam
memoderasi, moderator berperan menjaga agar tidak
ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu
mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar
tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar
dimulai, seorang moderator harus telah membaca tema
yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang
tema tersebut dan menentukan kata-kata kunci.
4. Pengarah
Dalam kegiatan seminar proposal pendidikan juga
sangat dibutuhkan seorang pengarah yang memiliki
fungsi sebagai orang yang dapat menengahkan pendapat
antara peserta dan penyaji tentunya pengarah disini
adalah orang yang benar-benar ahli dalam pendidikan.
Pengarah adalah ahli yang memiliki kompetensi
pendidikan sehingga dalam kegiatan seminar semua

86 ~Seminar Seni Budaya~


permasalahan yang ada dan tidak dapat dipecahkan
dapat diselesaikan oleh seorang pengarah, sehingga
tujuan seminar dapat terlaksana dengan baik tanpa
melenceng dari isi karya ilmiah penyaji, berbeda dengan
seminar yang secara umum tentunya tidak ada pengarah
hanya penyaji saja yang dapat menjawab dari beberapa
kritikan dari peserta.Pengarah dapat berbicara dan
memberikan pendapat setelah selesai karya ilmiah
disajikan dan kritikan dari peserta, boleh juga berbicara
di tengah berjalannya kegiatan namun dengan alasan
sesuatu hal yang memang sangat penting disampaikan
ketika ada permasalahan tentang isi karya ilmiah.
5. Notulen
Notulen adalah orang yang diberi tugas dalam
seminar untuk membuat catatan singkat tentang
jalannya persidangan/ rapat/ seminar juga merangkum
isi secara tertulis dari persidangan/ rapat atau seminar.
Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam kegiatan
ilmiah sebab moderator sebagai pengelola kegiatan
butuh catatan penting tentang jalannya kegiatan. Pada
kebiasaannya tempat notulen berdekatan dengan
moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak
terjadi miss communication ( kurang komunikasi )

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 87


antara notulen dengan moderator, dalam hal ini notulen
tidak saja menulis dari awal kegiatan namun sampai
dengan berakhirnya kegiatan notulen juga berkewajiban
menulis jalannya
6. Penyaji/ Pemrasaran
Penyaji/Pemrasaran, adalah orang yang bertugas
menyampaikan materi yang akan disampaikan pada
seminar. Penyaji juga bertugas menjawab pertanyaan –
pertanyaa yang diajukan oleh para peserta.
Fungsi Seminar Fungsi seminar yang di lakukan
adalah untuk dapat menyampaikan suatu gagasan atau
pemikiran baru yang di gunakan untuk dapat
memecahkan suatu solusi atau masalah yang di hadapi
oleh para peserta atau anggota di masa yang akan
datang.

C. Permasalahan

Kongres (congress) merupakan forum bertemunya


wakil-wakil yang berwenang dari suatu kelompok atau
organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
menentukan pedoman, kebijakan-kebijakan, program
kegiatan dan adakalnya membentuk kepengurusan dari
kelompok atau organisasi. Sama dengan konferensi,

88 ~Seminar Seni Budaya~


kongres juga dapat berskala nasional maupun
internasional. Dalam lingkup internasional, misalnya
ada Kongres Taman Nasional Sedunia (World National
Parks Congress) atau Kongres Guru Sedunia (World
Teachers Congress), peserta dari kongres-kongres
tersebut adalah wakil-wakil dari Pengelola Taman
Nasional tiap negara atau Organisasi Guru di suatu
negara.
Dalam lingkup lokal maupun nasional, banyak
diselenggarakan kongres oleh berbagai kelompok atau
organisasi, misalnya Kongres Nasional Ikatan Arsitek
Indonesia, menyelenggarakan kongres di suatu tempat
dan dihadiri oleh wakil-wakil ikatan arsitek dari tiap
provinsi atau Kongres Nasional Persatuan Ahli Penyakit
Dalam Indonesia (Congress of Indonesian Internist
Association) yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan
Cabang organisasi tersebut.

D. Lokakarya

Lokakarya atau workshopatau academic workshop


adalah pertemuan dari orang-orang yang
berpengalaman dan betanggung jawab dan ahli-ahli
yang dapat membantu peserta guna membicarakan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 89


masalah atau pelajaran mereka yang dirasakan sukar
untuk dipecahkan sedniri dan bersama-sama mencari
solusinya.
Lokakarya adalah program pendidikan dan pelatihan
yang padat dan singkat. Pemimpin lokakarya memberi
tugas kepada peserta yang harus dikerjakan pada waktu
itu juga. Kegiatan lokakarya identik dengan seminar
yaitu suatu ilmiah untuk membahas masalah tertentu
oeh para pakar dalam bidang tertentu pula, Romivera
(2013:1). Lokakarya atau dalam Bahasa Inggris disebut
workshop adalah suatu acara dimana beberapa orang
berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan
mencari solusinya. Sebuah lokakarya atau workshop
adalah pertemuan ilmiah yang kecil, Anas (2012:1).
Sushanty (2012:1) menyatakan bahwa lokakarya
yang dalam pengertian Bahasa Inggris adalah workshop
merupakan suatu acara dimana beberapa orang
berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan
mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan
ilmiah yang kecil.
Perbedaan mendasar antara lokakarya dengan
seminar hanya menenkankan pada hasil yang didapat
dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat

90 ~Seminar Seni Budaya~


digunakan peserta lokakarya dalam proses
pembelajaran dikelas. Sedangkan seperti seminar kali
ini adalah hanya sebagai pencetus ide yang jika tepat
dapat ditindak lanjuti dan jika tidak dapat digunakan
bahan pemikiran dan acuan berfikir bagi kalangan
pendidik di masa yang akan datang. Karena ada kalanya
suatu pemikiran yang baik membutuhkan momen yang
tepat bagi pelaksanaannya. Hal ini tersebut tergantung
pada permasalahan yang ditimbulkan oleh pemikiran
tersebut.
Peserta lokakarya berasal dari kelompok yang
homogen dalam jumlah yang relatif sangat terbatas,
sehingga setiap peserta dapat berbicara secara aktif dan
intens sehingga keterlibatan peserta dalam
pembicaraan lebih dinamis. Lokakarya mempunyai
topik tertentu atau pokok pembicaraan misalnya Peran
Mahasiswa dalam Dunia Politik.
Lokakarya dapat dilakukan dalam rangka
menindaklanjuti hasil atau rumusan suatu seminar
untuk tema atau topik yang sama.

E. Panel

1. Memahami Pengertian Diskusi Panel

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 91


Panel, atau diskusi panel (panel discussion) atau
pertukaran pikiran merupakan suatu pertemuan untuk
mendengarkan percakapan antara 3-6 orang panelis
yang mengemukakan topik-topik tertentu atau topik
yang spesifik yang telah di tentukan terlebih dahulu dan
dipimpin oleh seorang moderator untuk didiskusikan
bersama sehingga diperoleh masukan tentang
pendapat-pendapat yang berbeda dan peserta
distimulasi untuk berdiskusi.
Diskusi panel adalah bentuk umum yang dilakukan
oleh sekelompok orang (yang disebut panelis) yang
membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum
dan dilaksanakan dihadapan khalayak, penonton (lewat
tayangan televisi), atau pendengar (lewat siaran radio).
Dalam diskusi panel, khalayak diberi kesempatan untuk
bertanya atau memberikan pendapat. Pelaksanaan
diskusi panel dipandu oleh seorang moderator dan
dapat dibantu oleh notulis.
Dari sebuah diskusi panel anda akan memperoleh
informasi yang dapat memperkaya pengetahuan kita
tentang suatu masalah atau topik dari beberapa titik
pandang yang berbeda. Pokok-pokok pembicaraan
merupakan bagian penting yang dapat diuraikan dalam

92 ~Seminar Seni Budaya~


suatu pembicaraan. Bagian penting itu bisa berupa
gagasan atau pokok permasalahan.
Pelaksanaan diskusi panel dimulai dengan
pembahasan masalah oleh panelis. Pada panelis
menyampaikan gagasannya secara bergiliran. Mereka
mendiskusikan masalah yang diajukan hingga
menghasilkan kesimpulan. Ketua diskusi yang memandu
jalannya diskusi merangkum hasil diskusi, kemudian
mempersilahkan peserta dan pendengar untuk
memberikan komentar.
Perbedaan pendapat antara panelis merupakan hal
yang biasa, karena dalam diskusi panel tidak akan
diambil suatu kesepakatan atau keputusan. Perbedaan
pendapat justru akan merupakan stimulus bagi hadirin
dalam menambah wawasan berpikir mereka. Peran
hadirin biasanya tidak diberi kesempatan berbicara
untuk mengemukakan pendapatnya selama panelis
berdiskusi dan perannya hanya sebagai pendengar yang
dapat merangsang cara berpikir mereka dengan
mendapatkan berbagai perspektif pandangan yang
disampaikan panelis. Setelah selesainya diskusi para
panelis, hadirin dapat membentuk kelompokkelompok
kecil untuk melakukan diskusi lanjutan. Jumlah peserta

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 93


diskusi biasanya sangat dibatasi agar diskusi berjalan
lebih efektif.
2. Menyusun Laporan Diskusi Panel
Laporan diskusi panel dibuat setelah diskusi selesai
dilaksanakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan laporan hasil diskusi panel sama dengan
laporan diskusi lainnya. Laporan sebaiknya tersusun
atas bagian pendahuluan, bagian uraian pelaksanaan,
serta bagian penutup yang mencakup kesimpulan dan
saran.
a. Bagian pendahuluan laporan harus meliputi
 Latar belakang pelaksanaan diskusi panel;
 Tujuan diskusi panel;
 Persiapan-persiapan diskusi panel;
b. Bagian uraian atau isi laporan meliputi

 Pelaksanaan diskusi panel (hari, tanggal, waktu,


dan tempat);

 Peserta yang mengikuti diskusi panel;

 Hasil diskusi panel;

 Jalannya diskusi panel;

c. Bagian penutup meliputi

 Kesimpulan hasil diskusi panel;

94 ~Seminar Seni Budaya~


 Hal-hal yang disarankan dalam diskusi panell;

d. Lampiran-lampiran dapat berupa

 Surat izin pelaksanaan diskusi panel (jika diskusi


panel dilaksanakan secara resmi dan luas);

 Proposal penyelenggaranya diskusi panel;

 Makalah-makalah yang didikusikan;

 Susunan panitia penyelenggaraan;

 Ringkasan makalah;

 Daftar hadir peserta.

3. Mengajukan Pertanyaan Dalam Diskusi

Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk


memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara
bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual.
Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas
berpikir dan bersama.

Dengan berpegang pada dua asas tersebut,


diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji
berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian,
keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan
diskusi merupakan tuntutan utama.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 95


Untuk dapat bertindak menjadi peserta yang baik
dalam sebuah diskusi, kita harus tahu betul masalah
yang didiskusikannya. Peserta diskusi harus dapat pula
menangkap uraian yang dikemukakan pembicara agar
dapat menanggapinya dengan baik. Salah satu bentuk
tanggapan terhadap pembicara dalam diskusi di
antaranya mengajukan pertanyaan.

Dalam hal itu, kita harus memperhatikan hal-hal


berikut:

a. Pertanyaan diajukan dengan jelas dan mengenai


sasaran, jangan berbelit-belit;

b. Pertanyaan diajukan dengan sopan, hindarkan agar


pertanyaan tidak dikemukakan dalam bentuk
perintah atau permintaan;

c. Usahakan supaya pertanyaan tidak ditafsirkan


sebagai bantahan atau debat.

4. Memberikan Kritikan dan Dukungan dalam Diskusi


Memberikan tanggapan terhadap suatu pendapat
berarti memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan
kita terhadap pendapat itu. Dalam menyatakan
persetujuan atau pendapat pembicara, kita harus
memperkuatnya dengan menambahkan bukti atau
keterangan. Dalam menyampaikan persetujuan, usaha

96 ~Seminar Seni Budaya~


agar komentar yang diberikan tidak berlebihan, berikan
pula alasan yang masuk akal kemudian kemukakan
pendapat sendiri dengan alasan yang meyakinkan.
Dalam memberikan kritikan dan sanggahan,
tentunya terdapat tata krama yang harus ditaati agar
diskusi itu berjalan dengan baik.
5. Menyampaikan Gagasan dalam Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan, atau
pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan untuk
mencari kesatuan pikiran. Gagasan adalah pemikiran
mengenai sesuatu sebagai pokok atau tumpuan untuk
pemikiran selanjutnya. Menyampaikan gagasan berarti
menyampaikan pemikiran atau ide kepada orang lain.
Gagasan dapat diperoleh dari hasil pengamatan
lapangan, penelitian, dan hasil kajian. Gagasan yang
disampaikan seorang dapat memancing tanggapan dan
pertanyaan.
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk
memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara
bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual.
Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas
berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas
tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 97


diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah
dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan
demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif
dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama.
Sebaiknya sebelum mengadakan diskusi, kita harus
menetapakan gagasan atau topik diskusi. Gagasan
merupakan pedoman yang menjadi fokus pembicaraan
dalam dikusi.
6. Mengemukakan Gagasan Secara Jelas dan Mudah Diikuti
Untuk mengemukakan gagasan secara jelas maka
kita perlu memiliki efektivitas berfikir, kita harus
mempergunakan inti atau fokus kalimat yang sama. Jika
kita ingin menggabungkan dua atau lebih kalimat atau
klausa menjadi satu kalimat majemuk setara atau satu
kalimat majemuk bertingkat maka kita harus
memperhatikan fokus dalam penggabungkan tersebut,
lebih-lebih pada kalimat majemuk bertingkat. Fokus
dalam kalimat majemuk bertingkat harus terdapat
dalam induk kalimat. Jadi, penulis harus memperhatikan
mana dari dua kalimat yang hendak digabungkan itu
menjadi fokus.
Adapun Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel

98 ~Seminar Seni Budaya~


a. Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk
mengikuti berbagai pandangan sekaligus.
b. Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra
pandangan, semakin sengit pro dan kontra, maka
diskusi akan semakin menarik untuk diikuti.
c. Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan
diskusi akan berhati-hati dalam mengajukan
pandangan atau mengemukakan pendapat, karena
menyadari akan dapat langsung digugat atau
dibantah.
d. Peserta yang mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang lebih dalam hal yang didiskusikan
dapat menyampaikan pandangan.
Adapun Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel
a. Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua
peserta waswas untuk menyampaikan pandangan
secara terus terang dan semua peserta merasa
sungkan untuk berbeda pandangan. Agar tidak
terjadi rasa was-was saat akn berpendapat,
sebaiknya mengetahui apa yang dibicrakan oleh
pembicara lain secara terperinci. Sehingga kalau
kita mempunyai perbedaan pendapat dengan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 99


sipembicarakita tidak akan mersa takut terhadap
pendapat kita.
b. Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang
atau tidak seimbang apabila ada peserta yang jauh
lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang
lainnya. Diskusi panel tidak menjadi seimbang kalau
yang berpendapat hanya orang itu – itu saja. Dan
sebaiknya para peserta ikut andil dalam
berpendapat.
c. Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha
membuat kesimpulannya sendiri dan
menyampaikannya dalam diskusi itu. Jika terjadi
perbedaan pendapat diantara para peserta maka
moderator harus mengambil kesimpulan.
d. Harus memilih moderator yang berani dan mampu
turun tangan untuk menyelamatkan diskusi agar
jangan sampai pincang atau berat sebelah. Jika
terjadi perdebatan antara para peserta. Maka,
moderator harus turun tangan untuk mengambil
kesimpulan tersebut.
e. Ada kemungkinan terjadinya “pencemaran nama
baik” dalam diskusi panel.
7. Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel

100 ~Seminar Seni Budaya~


a. Tugas-tugas Peserta:
1) Mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai
dengan akhir dan terbagi menjadi tim affirmatif
dan oposisi yang termasuk panelis.
2) Mengajukan usul, pendapat, maupun komentar.
3) Meminta panelis untuk memberikan pembuktian,
contoh, maupun perbandingan.
b. Tugas-tugas Notula/penulis:
1) Menulis jumlah peserta dan segala kegiatan
dalam diskusi,
2) Diperbolehkan untuk menyanggah,
3) Diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak
menyetujui,
4) Membuat makalah tentang permasalahan yang
didiskusikan.
c. Tugas-tugas Penyaji/panelis:
1) Menyajikan materi diskusi,
2) Berperan sebagai pembicara dalam diskusi,
3) Mengutarakan makalah yang disampaikan,
4) Menjawab pertanyaan dari peserta dan
penyanggah.
d. Tugas-tugas Moderator:
1) Membuka diskusi,

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 101


2) Membacakan riwayat kehidupan panelis,
3) Mempersilakan panelis untuk berbicara,
4) Mengatur dan memimpin jalannya diskusi,
5) Membacakan kesimpulan diskusi.
8. Keunikan dalam diskusi panel:
Pertemuan ilmiah, banyak di temukan baik di
kampus, instansi pemerintah, maupun di televisi.
Seminar, Simposium, Workshop, Kongres dan Diskusi
Panel adalah pertemuan ilmiah. Banyak manfaat yang
dapat diperoleh dari pertemuan-pertemuan itu,
utamanya bagi yang terlibat di dunia ilmu pengetahuan.
Peserta dapat memperoleh pengetahuan tertentu dalam
waktu singkat, dapat saling sharing informasi untuk
mencari titik temu. Diskusi Panel adalah salah satu
diantaranya. Para pembicara (panelis) sengaja diundang
oleh panitia untuk menyampaikan subyek tertentu. Para
panelis yang dipilih datang dari mereka yang
mempunyai disiplin dan pengalaman yang berbeda.
Setelah moderator memperkenalkan dan
memberitahukan batasan waktu bicara, Para panelis
dipersilakan berpidato. Pidato biasanya dilakukan tanpa
teks. Para panelis menyampaikan gagasannya secara
bergiliran. Mereka mendiskusikan masalah yang

102 ~Seminar Seni Budaya~


diajukan hingga menghasilkan kesimpulan. Ketua
diskusi yang memandu jalannya diskusi merangkum
hasil diskusi, kemudian mempersilahkan peserta dan
pendengar untuk memberikan komentar.
Para peserta panel tidak hanya para ahli, tetapi juga
bisa saja para mahasiswa atau bahkan orang awam.
Orang-orang tersebut tentunya harus yang peduli
ataupun berkepentingan dengan topik yang dibahas.
Hal lain yang paling penting, dalam diskusi panel
adalah adanya interaksi antar para peserta panel. Dalam
diskusi panel bisa saja timbul pro-kontra, semakin
sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin
menarik untuk diikuti. Untuk itulah peran moderator
menjadi sangat penting. Oleh karenanya, kecermatan
moderator dalam membatasi waktu dan mengingatkan
peserta agar berhati-hati dalam mengemukakan
pandangannya. Disitulah nikmatnya diskusi panel, justru
kalau suatu pertemuan ilmiah diberi label awal “Diskusi
Panel”, tetapi didalamnya para hadirin ragu-ragu untuk
menyampaikan pandangan secara terbuka dan semua
peserta merasa sungkan untuk berbeda pendapat.
Padahal, kalau topik yang jadi pembicaraannya sudah

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 103


menjadi pemahaman masyarakat umum tidak perlu
dilabeli dengan “Diskusi Panel”.
Topik yang disajikan biasnya sesuatu yang menjadi
perdebatan dan perhatian masyarakat umum,
Dari sinilah, para hadirin termasuk panelis, dapat
menangkap berbagai pandangan yang ada. Tentunya
semuanya harus berjalan dalam koridor ilmiah, karena
diskusi panel bukan debat kusir, bukan untuk adu
gengsi, atau menang-menangan bicara. Justru, dari
diskusi panel diharapkan dapat diperoleh informasi
yang memperkaya pengetahuan hadirin tentang suatu
masalah atau topik dari beberapa titik pandang yang
berbeda.
Agar kita dapat menilai berhasil atau tidaknya
diskusi panel , berikut ini dikemukakan beberapa
petunjuk atau penuntun dalam bentuk pertanyaan, yang
sekaligus menyarankan norma – norma yang harus
diperhatikan dalam persiapan diskusi – diskusi dan
partisipasi kita terhadapnya.
Adapun Tujuan-tujuan Diskusi Panel
Pada prinsipnya, diskusi panel sama dengan diskusi.
Hanya saja, pelaksanaannya dilakukan di depan

104 ~Seminar Seni Budaya~


khalayak dan diarahkan oleh seorang moderator. Lantas,
apa tujuan dari diskusi ini?
a. Tujuannya adalah memberikan informasi pada
pendengar tentang suatu permasalahan yang
ditinjau dari beberapa aspek melalui kegiatan
diskusi.
b. Untuk menghubungkan dan menyatukan pendapat,
ide, gagasan dan persepsi dari para anggota
kelompok dengan tujuan untuk pengambilan
keputusan
c. Untuk melatih keberanian mengeluarkan pendapat
secara sistematis dan logis
d. Belajar menerima dan menghargai pendapat orang
lain
e. Untuk mengubah sikap dan perilaku dan
membentuk watak menjadi pribadi yang matang
f. Mendapatkan informasi untuk menambah wawasan
dalam berpikir

F. Diskusi

Sedikit berbeda dengan Diskusi Panel, Diskusi


(discussion) disini adalah pembicaraan mengenai hanya
suatu topik dengan tujuan untuk merumusakan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 105


kepentingan bersama. Diskusi biasanya diikuti 6-20
orang peserta, dipimpin oleh seorang pimpinan
diskusi/moderator, guna memecahkan atau menyelidiki
suatu masalah, dimana setiap peserta dapat saling tukar
pendapat dan membina teamwork yang solid.
Menurut KBBI, diskusi adalah pertemuan ilmiah
untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Kata
diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum
yang berarti bertukar pikiran. Diskusi berarti
menguraikan masalah atau ide agar bisa dipecahkan.
Diskusi bisa dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Diskusi adalah bagian penting dalam memproses
informasi dan mengolahnya. Diskusi adalah metode
yang penting digunakan di tiap jenis ilmu.
Orang yang berdiskusi biasanya akan berkumpul
baik secara formal maupun informal untuk
mendiskusikan ide, memecahkan masalah, atau
memberikan komentar. Metode percakapan yang umum
termasuk bertemu langsung, melakukan panggilan
konferensi, menggunakan pesan teks, atau
menggunakan situs web seperti forum internet.
Menurut Usman Diskusi adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam

106 ~Seminar Seni Budaya~


interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan
atau pemecahan masalah. Menurut Ariends Diskusi
adalah situasi pendidik dan peserta didik atau peserta
didik dan peserta didik lainya bercakap-cakap dan
berbagi ide dan pendapat. Menurut Samani Diskusi
adalah pertukaran pikiran (sharing of opinion) antara
dua orang atau lebih yang bertujuan memperoleh
kesamaan pandang tentang sesuatu masalah yang
dirasakan bersama. Sedangkan menurut Ernasari
Diskusi adalah kecakapan ilmiah yang responsif
berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan
pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-
ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan
oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok
itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalahnya dan untuk mencari kebenaran.
Adapun tujuan dari diskusi yaitu:
Tujuan diskusi adalah untuk membantu setiap
anggota kelompok mengeksplorasi dan menemukan
makna melalui interaksi dengan orang lain. Banyak dari
pembicaraan kita sehari-hari terdiri dari deskripsi di

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 107


mana kita berusaha dengan satu atau lain cara untuk
menyampaikan ide kepada orang lain.
Tujuan diskusi adalah digunakan untuk
menyampaikan pendapat yang berbeda tentang suatu
isu atau topik tertentu yaitu argumen yang mendukung
dan menentang/positif dan negatif/baik dan buruk.
Berikut tujuan lain dari diskusi:
a. Menyelesaikan atau memecahkan maslaah
b. Menambah wawasan dan pemahaman terhadap
realitas tertentu.
c. Melatih kemampuanberbicara
d. Melatih rasa saling menghargai pendapat orang lain
e. Meningkatkan tradisi intelektual.
f. Meningkatkan kepedulian serta kepekaan terhadap
suatu masalah di lingkungan sosial.
g. Menyamakan visi dan misi
h. Melatih keberanian dalam mengambil sebuah
keputusan.

G. Forum

1. Pengertian Forum

Forum merupakan tempat atau wadah untuk


membicarakan kepentingan bersama atau tempat

108 ~Seminar Seni Budaya~


pertemuan dan bertukar fikran antar pengguna. Forum
ini merupakan tempat pengguna untuk mencari
informasi yang relevan dan memberikan masukan-
masukan sesama antar pengguna. Forum mempunyai
aturan-aturan di dalamnya agar pengguna bisa
berbicara dengan sopan tanpa menyakiti hati pengguna
lainnya, forum juga mempunyai administrator atau
bisa juga disebut dengan moderator.
2. Tujuan Forum
Forum juga mempunyai tujuan tertentu untuk
penggunanya adapun tujuan forum menurut
Administrator (2009) yaitu sebagai berikut:
a. Memudahkan komunikasi antar pengguna.
b. Memudahkan pengguna membentuk jaringan.
c. Memudahkan pengguna mendapatkan informasi.
d. Saling mengisi dengan support dan tanya jawab
antar pengguna.
e. Pengguna dapat membatu untuk sukses bersama.
f. Forum akan selalu update sesuai dengan
perkembangannya.
Dari tujuan forum maka dapat disimpulkan bahwa
forum merupakan tempat berkomunikasi antar
pengguna demi memudahkan pengguna untuk sukses

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 109


bersama dan saling mendukung antar penggna dan
selalu update sesuai dengan perkembangan informasi.
3. Forum Diskusi
Forum diskusi merupaka tampat untuk memberikan
pendapat atau mencari informasi yang lebih akurat dan
saling berbagi antar pengguna forum, forum diskusi
kelompok melibatkan lebih dari satu individu dalam
berdiskusi dalam sebuah forum. Forum diskusi menurut
Yani (2011) adalah, “Proses, pengetahuan, pembelajaran
untuk memberikan arti internalisasi nilai-nilai kepada
perserta diskusi atau melihat keadaan diskusi pada
forum tersebut.”
Forum diskusi menurut Kinciray (2012) juga
mempunyai aturan-aturan yang berlaku kepada
penggunanya sesuai forum tersebut yaitu:
a. Tidak bersinggung dengan kekerasan
b. Tidak menggunakan huruf besar kecil pada tulisana
atau seluruh kata- kata.
c. Berdiskusi dalam suasana dewasa saling
menghargai dan tidak menyerang pribadi-pribadi.
d. Moderato atau admin berhak melakukan
penghapusan topik diskusi ataupun respon yang ada
tanpa penjelasan jika terlihat topik diskusi yang ada

110 ~Seminar Seni Budaya~


bertentangan dengan aturan dan etika forum yang
ada.
e. Moderator berhak memblokir member ID yang
secara nyata mengganggu suasana diskusi yang ada.
Dari aturan-aturan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa forum diskusi menpunyai aturan-aturan kepada
penggunanya agar pengguna tidak saling menyalakan
dalam berdiskusi demi menjaga kualitas forum tersebut
dan tidak ada saling mencela antar pengguna forum
diskusi.

H. Debat

1. Pengertian Debat
Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate.
Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang ebrasal
dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada
argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu
pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan
lidah.
Menurut Henry Guntur Tarigan, debat adalah suatu
argumen untuk menentukan baik tidaknya suatu usul
tertentu yang didukung oleh satu pihak yang disebut
pendukung atau afirmatif, dan ditolak, disangkal oleh pihak
lain yang disebut peyangkal atau negatif. Dori Wuwu

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 111


Hendrikus mengatakan bahwa debat adalah saling adu
argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia,
dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak.
Sedangkan Dispodjojo berpendapat debat adalah suatu
proses komunikasi lisan, yang dinyatakan dengan bahasa
untuk mempertahankan pendapat. Jadi, definisi dari debat
sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara
logika dalam bentuk argumen disertai bukti–bukti yang
mendukung kasus dari masing– masing pihak yang berdebat.
Debat di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua aliran,
yang pertama adalah aliran konvensional atau aliran yang
jarang dipakai, dan yang kedua adalah aliran yang mengikuti
standar internasional atau aliran yang yang sekarang sedang
digalakkan pemakaiannya di Indonesia. Sistim inilah yang
menjadi acuan dalam makalah kami.
Secara umum debat sendiri dapat dilakukan dengan cara
berkelompok, yaitu ada dua pihak yang di sini masing–
masing memegang peranan sebagai pihak positif dan negatif.
Selain itu, mereka mencoba mempertahankan argumen
mereka dengan di dukung oleh bukti–bukti serta fakta–fakta
yang mendukung kasus mereka, namun terlebih dahulu
sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak
harus memberikan suatu parameter yang jelas mengenai
kasus (motion) mereka atau memberikan suatu definisi yang
menjelaskan kemana arah dari kasus mereka.

112 ~Seminar Seni Budaya~


2. Tujuan Debat
Tujuan dari debat sendiri adalah upaya kedua belah
pihak yang mencoba membangun suatu kasus dengan
didukung oleh argumen–rgumen yang mendukung kasus
mereka dimana cara membuat satu argumen yang baik dan
benar adalah suatu argumen selalu berdasarkan pada
pertanyaan–pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa
(Why), Bagaimana (How), dan Kesimpulannya (So What is
The conclusion). Di sini selain diperlukan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar juga dibutuhkan pula logika
dan analogi pola pikir yang benar mengenai pengetahuan
pengetahuan umum atau kasus – kasus yang sedang terjadi di
dalam masyarakat. Selain hal–hal tersebut juga diperlukan
kemampuan merespon suatu masalah (rebuttal) dikarenakan
disini terjadi adanya suatu proses saling mempertahankan
pendapat antara kedua belah pihak. Selain itu di dalam debat
sendiri ada suatu pantangan atau batasan pembahasan
masalah yang akan dibahas yaitu dilarang mennyangkut
pautkan suku, agama, ras, dan adat, dsebabkan di dalam
debat sendiri kita masih menggunakan etika sebagai seorang
manusia untuk berpendapat.
3. Topik Debat
Topik debat, atau yang biasa disebut motion, adalah
suatu permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat
dan diketahui secara global oleh setiap orang. Dalam

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 113


membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian
karena pada dasarnya sebuah topik harus mengikuti analogi
“Kacang di dalam kulit”, artinya suatu topik debat harus
memiliki kemampuan untuk dapat dikupas atau ditelaah
secara mendalam.
Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat
mulai para pihak baik positif maupun negatif akan
memberikan suatu parameter kasus disertai dengan definisi
untuk memeperjelas arah debat tadi. Di dalam memberikan
parameter atau definisi dari sebuah topik sendiri ada
beberapa hal yang tidak boleh dilakukan diantaranya adalah;
Kebenaran alam atau nyata yang tak terbantahkan (Truistic),
Tidak memiliki hubungan logika yang jelas (Tautological),
Definisi yang melenceng atau tidak masuk akal (Squirelink)
dan Memberikan patokan waktu atau tempat yang
menguntungkan salah satu pihak (Time and Place Setting).
Hal ini tidak boleh dilakukan dikarenakan dalam berdebat
kita juga menggunakan kaidah “Fair and Square” atau
menang secara adil.
4. Syarat-syarat Susunan Kata Proposisi
a. Kesederhanan, usul-usul yang rumit dan berbelit-belit
menyebabkan analisis yang sukar. Semakin sedrhana
suatu pernyataan maka semakin bergunalah bagi
perdebatan yang sedang berlangsung.

114 ~Seminar Seni Budaya~


b. Kejelasan, pernyataan-pernyataan yang samar-samar
dan tidak jelas menimbulkan beragam penafsiran yang
timbul dalam perdebatan yang membingungkan.
c. Kepadatan, kata-kata hendaklah dipergunakan sedikit
dan sepadat mungkin. Kebertele-telean atau
kepanjanglebaran akan mengakibatkan suatu usul
menjadi tidak praktis dan menyebabkan salah
pengertian.
d. Susunan Kata Afirmatif, usul yang negatif seakan-akan
dapat memutarbalikkan posisi-posisi afirmatif dan
negatif. Susunan kata suatu usul hendaklan bersifat
afirmatif atau mengiakan; jangan bersifat negatif atau
meniadakan.
e. Pernyataan Kata Deklaratif, suatu pernyataan yang tegas
lebih disukai, lebih baik dari pertanyaan. Pertanyaan
pada umumnya dipergunakan bagi diskusi karena
maksud dan tujuannya adalah menyelidiki.
f. Kesatuan, sebuah gagasan tunggal sudah cukup bagi
suatu perdebatan.
g. Usul Khusus, usul-usul yang bersifat umum akan
mengakibatkan perdebatan-perdebatan yang terpencar
dan tidak memuaskan.
h. Bebas Dari Prasangka, bahasa yang berprasangka akan
memperkenalkan asumsi-asumsi atau praanggaran yang
tidak tepat ke dalam usul.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 115


i. Tanggung Jawab untuk Memberikan Bukti yang
Memuaskan Terhadap Afirmatif, susunan kata usul
hendaklah dibuat sebaik dan secepat mungkin sehingga
pembicara afirmatif akan menganjurkan serta
menyokong suatu perubahan.

I. Sarasehan

Sarasehan adalah bentuk pertemuan yang dihadiri


oleh sekelompok undangan tertentu untuk
membicarakan suatu permasalahan dengan cara yang
tidak resmi dan suasana yang rileks. Kemudian
sarasehan pada hakikatnya komunikasi timbal balik
atau interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu
forum/pertemuan/majelis.
Tujuan diadakannya kegiatan sarasehan adalah
untuk membahas topik atau permasalahan yang tidak
terlalu berat dan menjadi sebuah pembicaraan yang
sangat serius, dimana di dalam sarasehan biasanya
hanya dibahas topik pembicaraan yang umum dan
diketahui oleh banyak orang.
Syarat sarasehan adalah sebagai berikut:
1. Topik yang dibahas secara garis besar adalah sama
2. Suasana tidak terlalu formal

116 ~Seminar Seni Budaya~


3. Diperlukan moderator yang cukup ahli
Kelebihan dan kekurangan diskusi sarasehan antara
lain:
1. Kelebihan sarasehan
a. Bisa digunakan pada kelompok yang kecil
ataupun yang besar
b. Bisa mengemukakan banyak informasi dengan
waktu yang relatif singkat
c. Pembicara bisa dilakukan beberapa pergantian
yang akan membuat diskusi lebih bervariasi dan
lebih menarik.
2. Kekurangan sarasehan
a. Kurangnya interaksi
b. Spontanitas yang terasa cukup kurang karena
pemateri dan penyanggahnya sudah ditentukan
terlebih dahulu
c. Terlalu terpaku pada satu pokok masalah
d. Pembicara tidak bisa sedikit keluar jalur dari
topik yang ditentukan
e. Butuh perancanaan yang matang untuk mengatur
waktu

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 117


J. Tes Normatif

1. Jelaskan perbedaan panel dengan lokakarya?


2. Apa yang dimaksud dengan Simposium?
3. Apa pernedaan Forum dengan Diskusi?
4. Apa yang dimaksud dengan konferensi?
5. Sebutkan apa saja tujuan forum?
6. Pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah. Adalah pengertian dari?
7. Debat Menurut Henry Guntur Tarigan adalah?
8. Sarasehan adalah?
9. Suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas
suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Adalah
pengertian dari?
10. Konferensi juga dapat dikelompokkan berdasarkan
beberapa kategori di antaranya adalah?

118 ~Seminar Seni Budaya~


BAB 4

EVALUASI TENGAH SEMESTER


1. Keahlian mengekpresikan ide-ide dan pemikiran
estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta
imajinasi penciptaan benda, suasana atau karya yang
mampu menimbulkan rasa indah. Adalah pengertian
dari?
2. Sebutkan proses apresiasi seni dari tokoh Feldman!
3. Jelaskan apa itu identitas budaya?
4. “kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena
sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa.” Adalah merupakan pendapat
ari para ahli
5. Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan untuk?
6. Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat manusia
sebagai makhluk budaya!
8. Apa kah diskusi bisa dikatakan forum?
9. Apa tujuan diadakannya kegiatan sarasehan?
10. Apa perbedaan diskusi dengan panel?

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 119


120 ~Seminar Seni Budaya~
BAB 5

SENI ESTETIKA NUSANTARA

A. Arti Estetika

Terminologi atau istilah estetika berasal dari bahasa


Yunani aisthetikos yang berarti keindahan, sensitivitas,
kesadaran dan hal penginderaan. Istilah lain yang
berkembang sampai abad 18 bahwa estetika disebut
sebagai filsafat keindahan (philosophy of beauty), filsafat
cita rasa (theory of taste), filsafat seni (theory of fine
atrs), dan teori lima seni (theory of five arts), teori lima
seni seperti yang disebut pada bagian terakhir yaitu seni
lukis, seni pahat, arsitektur, sajak, dan musik.
Estetika berasal dari kata Yunani Aesthesis, yang
berarti perasaan atau sensitivitas. Itulah sebabnya maka
estetika erat sekali hubungannya dengan selera
perasaan atau apa yang disebut dalam bahasa Jerman
Geschmack atau Taste dalam bahasa Inggris. Estetika
timbul tatkala pikiran para filosuf mulai terbuka dan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 121


mengkaji berbagai keterpesonaan rasa. Estetika
bersama dengan ethika dan logika membentuk satu
kesatuan yang utuh dalam ilmu-ilmu normatif di dalam
filsafat. Dikatakan oleh Hegel, bahwa: ―Filsafat seni
membentuk bagian yang terpenting didalam ilmu ini
sangat erat hubungannya dengan cara manusia dalam
memberikan definisi seni dan keindahan (Wadjiz 1985:
10).
Untuk menggali lebih lanjut pemaknaan estetika
tersebut, para ahli mengemukakan pendapat yang
berbeda namun perbedaan pendapat yang dikemukakan
masing-masing ahli termasuk sebagai cara memahami
estetika. Berikut pengertian estetika yang dikemukakan
para ahli antara lain:
1. Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan kegiatan seni (Kattsoff,
Element of Philosophy, 1953).
2. Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan
penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni
dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan
manusia dan pernanan sendi dalam perubahan dunia
(Van Mater Ames, Colliers Encyclopedia, vol. 1).

122 ~Seminar Seni Budaya~


3. Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari
semua aspek yang disebut keindahan (AA Djelantik,
Estetika Suatu Pengantar, 1999).
4. Estetika adalah filsafat yang membahas esensi dari
totalitas kehidupan estetik dan artisrtik yang sejalan
dengan zaman (Agus Sachari, Estetika terapan, 1989).
5. Estetika adalah segala hal yang berhubungan dengan
sifat dasar nilai-nilai non moral suatu karya seni
(William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989).
6. Estetika mempersoalkan hak ikat keindahan alam dan
karya seni, sedangkan filsafat seni mempersoalkan
hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang
disebut seni (Jakob sumarjo, Filsafat Seni, 2000).
7. Estetika adalah cabang filsafat yang bertalian dengan
penguraian pengertian-pengertian dan pemecahan
persoalan-persoalan yang timbul bilamana seseorang
merenungkan tentang benda-benda estetis yang terkena
oleh pengalaman estetis (John Hospers, The
Encyclopedia of Philosophy dalam Garis Besar Estetik,
1976).
8. Estetika sering dilukiskan sebagai penelaaahan filsafat
tentang keindahan dan kejelekan (Jeroma Stolnitz, The

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 123


Encyclopedia of Philosophy dalam Garis Besar Estetik,
1976).
Selain mengacu pada filosofis yang mengarah pada
seni, istilah estetika juga bisa lebih dimengerti
maknanya dalam makna yang lebih luas ruang
lingkupnya. Makna ini diungkapkan oleh Clive Czeaux
dalam Continental Aesthethics Reader (edisi kedua tahun
2011), di antaranya adalah:
1. Estetika: Seni dan Kecantikan
Estetika pada refleksi seni dan kecantikan mengacu
pada keindahan nilai dan bentuk yang memberikan
gambaran sebuah karya seni sebagai satu kesatuan yang
utuh.
Berbicara tentang seni, unsur estetika tidak hanya
keindahan yang mampu diciptakan oleh penciptanya
saja. Jauh lebih dari itu, estetika juga berkaitan dengan
karya seni yang dibuat harus bisa mengkomunikasikan
dengan realita yang ada.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah pencipta karya
seni untuk memiliki rasa kepekaan yang tinggi dalam
membaca kenyataan lapangan yang ada.

124 ~Seminar Seni Budaya~


Seni patung dalam tradisi Yunani Kuno sangat
mempertimbangkan estetika.
2. Estetika: Tradisi Yunani Kuno
Estetika dalam Tradisi Yunani kuno mengacu pada
gambaran dari sebuah struktur tubuh dan proporsi
tubuh yang ideal. Proporsi yang ideal direalisasikan
dalam bentuk karya seni patung yang digunakan dalam
pertunjukan seni seperti teater pada zamannya.
Tradisi Yunani Kuno sangat menjunjung nilai
estetika dalam setiap pembuatan karya seninya. Ini
karena seni yang dibuat akan dipertontonkan oleh
masyarakat Yunani pada zaman itu. Dalam setiap
garapannya, pencipta benar-benar tahu detail-detail
mana yang harus ditonjolkan dalam pertunjukannya.
3. Estetika: Realitas Yang Dirasakan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 125


Estetika dalam realitas yang dirasakan adalah
menjadikan sebuah keindahan sebagai kenyataan dalam
kehidupan yang selalu dirasakan kehadirannya. Nilai
estetika dalam hal ini mengacu pada sebuah karya yang
"hidup".
Estetika dalam hal ini, juga erat kaitannya dengan
bentuk ekspresi seseorang dalam menyikapi keadaan
lingkungan di sekitarnya. Sebab, sudah menjadi
fitrahnya manusia memiliki sikap kagum dan ingin
memuji sesuatu.
Keindahan dapat diwujudkan dalam ungkapan
keterpesonaan manusia ketika melihat objek tertentu
seperti keindahan alam, keindahan objek manusia, dan
keindahan karya seni.
Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat
keindahan karena estetika kini tidak lagi semata-mata
menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat ilmiah.
Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja
dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya
atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah
tersebut yang penting adalah masalah manakah yang
termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan

126 ~Seminar Seni Budaya~


ciri yang bagaimana. Hal ini dikemukakan oleh George T.
Dickie dalam bukunya “Aesthetica”. Dia mengemukakan
tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk mengisolir
masalah-masalah estetika. Yaitu pertama, pernyataan
kritis yang mengambarkan,, menafsirkan, atau menilai
karya-karya seni yang khas. Kedua pernyataan yang
bersifat umum oleh para ahli sastra, musik atau seni
untuk memberikan ciri khas genre-genre artistik
(misalnya: tragedi, bentuk sonata, lukisan abstrak).
Ketiga, ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi,
dan lain-lain.

B. Estetika Kesenian Nusantara

Tidak dapat disangkal lagi bahwa suku bangsa


penghuni wilayah Nusantara ini begitu bineka dilihat,
terutama, dari aspek budaya, lebih khusus lagi
keseniannya. Jika dikatakan bahwa kesenian adalah
salah satu bentuk perwujudan kebudayaan (lihat
Koentjaraningrat 1984), maka kesenian Nusantara
tentulah merupakan salah satu perwujudan dari
kebudayaan Nusantara.
Sebagai salah satu perwujudan kebudayaan
Nusantara maka kesenian Nusantara, apa pun hasilnya

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 127


akan diwarnai, dipengaruhi, atau bahkan merefleksikan
nilai-nilai budaya Nusantara. Ini sejalan dengan apa
yang pernah dikemukakan oleh Melalatoa (1999) bahwa
kesenian adalah simbol yang menjadi “ruang”
tumpangan tempat bersemayamnya pengetahuan,
keyakinan, atau nilai-nilai yang bernuansa keindahan
sehingga terjelma satu konfigurasi budaya.
Dalam konteks kebudayaan global atau dunia, ada
dua kategori pembagian kebudayaan besar, yaitu
kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Bangsa
Indonesia yang berada di wilayah Nusantara ini
termasuk dalam wilayah kategori kebudayaan Timur. Ini
artinya nilai-nilai budaya Timur menjadi acuan atau
pedoman normatif bagi warga atau masyarakat etnis
yang bersangkutan dalam melakukan berbagai aktivitas
kehidupannya. Nilai-nilai itu menjadi penuntun,
pengarah, pembentuk pola berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya
(lihat Suparlan 1990). Oleh sebab itu, kesenian yang
dihasilkan dengan sendirinya tidak bisa lepas dari
pengaruh nilai-nilai budaya tersebut.
Secara tradisional, bangsa-bangsa di wilayah Timur,
pada umumnya memiliki orientasi nilai budaya yang

128 ~Seminar Seni Budaya~


bersifat mistis, magis, kosmis, dan religius. Bangsa yang
berorientasi pada nilai budaya seperti ini, secara umum,
ingin hidup menyatu dengan alam karena mereka
menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari alam.
Alam sebagai sumber kehidupan memiliki kekuatan atau
potensi-potensi tertentu yang memberi dan
mempengaruhi kehidupannya. Oleh karena itu segala
sesuatunya diarahkan untuk menuju kehidupan yang
harmoni dengan alam dan berusaha menghindari segala
hal yang berakibat bertentangan dengan atau melawan
alam. Dalam pandangan semacam itu alam adalah
makrokosmos dan manusia adalah mikrokosmos.
Karena itu jika ingin kehidupan ini sejahtera dan
selamat manusia sebagai mikrokosmos haruslah
berusaha menyatukan, menyelaraskan, atau
mengharmnoniskan kehidupannya dengan alam sebagai
makrokosmos (lihat Sumardjo 2000).
Masih terkait dengan pandangan tersebut, alam
semesta (makrokosmos) dipercayai memiliki kekuatan
yang menjaga, menunggui, atau menciptakannya.
Kekuatan yang dimaksudkan itu dalam pandangan
mereka dapat berupa kekuatan-kekuatan gaib, roh-roh
nenek moyang, dewa-dewa, Tuhan, atau hal-hal lain

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 129


yang bersifat transendental. Karena itu, selain harus
berusaha menjaga hubungan dengan alam, manusia juga
harus menghargai, menghormati, memuja, atau
menyembah kepada yang menguasai atas alam semesta
ini.
Kehidupan manusia tidak akan pernah sejahtera
atau selamat jika mengabaikan upaya menjalin
hubungan yang harmonis dengan alam dan penguasa
alam. Pandangan ini menjadi mitos atau kepercayaan
yang secara tradisional harus diimplementasikan dalam
berbagai aktivitas kehidupannya; termasuk di dalamnya
dalam beraktivitas di bidang kesenian.
Pandangan semacam ini, misalnya, tersirat dalam
ungkapan adat suku bangsa Minangkabau yang berbunyi
“alam terkembang jadi guru” (alam takambang jadi
guru) yang bermuatan pesan bergurulah pada sifat dan
hukum alam; pelajarilah alam itu untuk sampai pada
hakikat makna yang tersirat, yang tidak lain adalah
kebenaran, dan kebenaran itu adalah Sang Pencipta
Alam Semesta itu sendiri (lihat :Melalatoa 1999). Hal
senada juga tersirat dalam ungkapan adat Jawa yang
berbunyi memayu hayuning bawana dan di Bali
pandangan yang bersifat kosmis itu tercermin dalam

130 ~Seminar Seni Budaya~


konsep triloka-nya (lihat: Patra 1985 ), serta di Toraja
terdapat dalam kepercayaan Aluk Todolo (lihat : Said
2004).
Secara tradisional, kesenian Nusantara, sebagai
perwujudan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia
(bangsa Timur) adalah suatu kesenian yang memiliki
gagasan, proses, bentuk, fungsi, dan makna yang tidak
bisa lepas dari pengaruh dan bahkan mencerminkan
nilai-nilai budaya yang bersifat mistis, kosmis, dan
religius sebagaimana diungkapkan di atas. Kesenian
Nusantara yang secara empirik hidup dan berkembang
melalui kehidupan tradisi di setiap wilayah Nusantara
ini, umumnya diwujudkan dalam satu kegiatan yang
menyatu dengan (terintegrasi) atau bahkan menjadi
bagian dari suatu kehidupan tradisi masyarakat.
Kesenian tidak secara eksklusif hadir sebagai dirinya
sendiri melainkan menjadi bagian dari suatu tradisi.
Warga masyarakat acapkali tidak melihat atau
menyadari bahwa mereka sedang berkesenian. Yang
dilihat atau disadari ialah mereka sedang melakukan
satu kehidupan tradisi tertentu, meskipun apa yang
dilakukan itu merupakan kegiatan artisitik yang bernilai
estetis.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 131


Karya-karya seni tradisional, baik itu seni rupa, tari,
musik atau pertunjukan lainnya, seringkali dikemas atau
dipentaskan untuk suatu kepentingan peristiwa budaya
tertentu, misalnya, dalam berbagai upacara adat atau
keagamaan. Karena itu kegiatan artisitik atau
pengalaman estetis seperti itu lebih dirasakan sebagai
aktivitas yang bersifat mistis dan religius. Hal ini bisa
dilihat pada kesenian-kesenian tradisional Nusantara
yakni ketika terjadi peristiwa upacara atau ritual-ritual:
daur hidup, bersih desa, pascapanen, minta hujan,
sedekah laut, atau upacara tradisi keagamaan lainnya,
muncullah berbagai macam peralatan, pakaian, dan
sesajian (seni rupa), irama gerakan tertentu (seni tari),
dan berbagai iringan tetabuhan (seni musik), mantra-
mantra, doa-doa (sastra) yang menyertai kegiatan-
kegiatan tersebut secara terpadu. Dengan demikian
kesenian mereka adalah kesenian yang bersifat mistis-
religius dan oleh karena itu keindahan atau estetikanya
adalah estetika mistis-religius.
Estetika yang demikian itu bersifat cultural-
specific, artinya bersifat lokal dan khas sesuai dengan
kondisi kehidupan budayanya. Karena itu keindahan
yang muncul bersifat relatif dalam arti hanya bisa

132 ~Seminar Seni Budaya~


dipahami atau dinikmati oleh warga masyarakat yang
memiliki dan/atau mendukung kebudayaan tersebut.
Dengan kata lain, keindahan seni masyarakat Aceh,
Batak, atau Minang akan berbeda sifat dan karakternya
bila dibandingkan dengan keindahan seni masyarakat
Jawa, Bali, Dayak, Bugis, Toraja, atau Asmat di Papua.
Dasar-dasar pandangan atau konsep-konsep yang
melandasi ekspresi keseniannya secara umum sama,
yaitu mistis-religius, hanya perwujudan simbolnya yang
berbeda.
Konsep estetika yang demikian tersebut, sekali lagi,
terdapat dan masih dapat dijumpai pada kesenian
Nusantara yang bersifat tradisional. Tentu saja, wacana
tersebut bisa jadi berkembang atau bahkan berbeda
ketika pembahasan ditempatkan dalam konteks
kesenian Nusantara (baca: Indonesia) yang bersifat
modern.

C. Unsur-Unsur Dalam Estetika

Estetika memiliki beberapa unsur, yaitu:


1. Wujud/rupa (appearance): menyangkut bentuk (unsur
yang mendasar) dan susunan atau struktur.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 133


2. Bobot/isi (content/subtansce): menyangkut apa yang
dilihat dan dirasakan sebagai makna dari wujud, seperti
suasana (mood), gagasan (idea) dan ibarat/pesan.
3. Penampilan/penyajian (presentation): menyangkut cara
penyajian karya kepada pemerhati atau penikmat.
Penampilan sangat dipengaruhi oleh bakat (talent),
keterampilan (skill), dan sarana/media(medium).

D. Budaya Estetika

Budaya estetika merupakan salah satu faktor untuk


meningkatkan kegiatan rohani manusia. (disamping)
reformasi sekolah profesional dan yang lebih tinggi
diarahkan untuk meningkatkan kegiatan spiritual
manusia, semuanya memerlukan pembentukan budaya
estetika di semua tingkat populasi.
Budaya estetika bukanlah "aktivitas kreatif sesuai
dengan hukum dan norma-norma keindahan"(tertentu),
tetapi hubungan kegiatan ini terhadap lingkungan
dengan cara mencerminkan cita-cita humanistik.
Artinya, budaya estetika adalah realisasi, tujuan
bertahap dan konsisten dari tradisi spiritual terbaik
bangsa, hubungan yang cerdas untuk alam, dan
kebangkitan nilai-nilai spiritual bangsa lain. Itulah

134 ~Seminar Seni Budaya~


sebabnya, budaya estetika untuk menjadi manusia
bukan hanya kebutuhan ideal dan spiritual dari aktivitas
kreatif, tetapi sumber tujuan dan arah untuk kegiatan
yang kreatif.
Budaya estetika adalah sistem yang rumit dari
kebutuhan manusia. Ini terdiri dari pengetahuan,
pengalaman dan keyakinan manusia. Dalam budaya
estetika indera mengatur aktivitas kreatif dan umum,
pandangan dunia yang ditetapkan oleh pengetahuan
manusia dan sebagainya.
Oleh karena itu, budaya estetika masyarakat
memiliki banyak fungsi: informasi, aksiologis,
komunikatif, regulatif, pendidikan dan prediktif. Semua
fungsi estetika budaya berhubungan erat dan tidak
dapat dipisahkan satu dari yang lain, tetapi beberapa
membedakan antara budaya estetika masyarakat dan
bahwa orang tersebut.
Budaya estetika masyarakat meliputi: nilai-nilai
estetika dan pengetahuan tentang alam dan fungsinya;
kesadaran estetika, kegiatan dan hubungan antara
orang-orang, hubungan atas dasar nilai-nilai estetika,
dan pendidikan estetika untuk mentransfer ke generasi
baru dasar budaya estetika, Metode untuk transformasi

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 135


estetika lingkungan, dan juga pembentukan kesadaran
estetika.
Budaya estetika dari manusia (dapat) meliputi
pengetahuan dan pengalaman estetis, kemauan dan
kesadaran akan nilai-nilai estetika dan artistik tidak
hanya untuk bangsa, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Seni mampu dan memiliki alasan tertentu terkait secara
kreatif dengan alam. Budaya estetika dari manusia
termanifestasi dan tercermin dalam semua jenis dan
bentuk kegiatan budaya spiritual manusia, cita estetik
individu, dan relasi-relasinya, kesadaran estetik,
perilaku, mentalitas, bahasa, organisasi
kehidupan/pekerjaan, kontak internasional dan
sebagainya.
Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu momen
penting dari budaya estetika adalah asimilasi kreatif
dari nilai-nilai spiritual dari masa lalu. Bagi Uni Soviet
masa lampau, hal ini tidak populer karena Partai
Komunis mengabaikan budaya spiritual masa lalu itu.
Misalnya, budaya spiritual bangsa-bangsa Asia Tengah,
alam pemikiran seperti sofisme, Ismailism, Kalam,
Yudaisme dan lain-lain tidaklah diperhatikan.

136 ~Seminar Seni Budaya~


Banyak contoh seperti karya-karya tokoh yang
mewakili zamannya seperti karya Ansory Sanoy, Attor,
Rumy, Bachouddin Nakshband, Nazmitdin Kurbo,
Chodga Akhror, Abdukhalic Gishduvaniy, Chodga Aly
Romitany, Amir Culol dan banyak lainnya, alam
pemikiran ini perlu dipahami generasi baru. Karya-
karya kreatif itu bukan hanya dari aspek filosofis,
agama, dan warisan politik bangsa-bangsa Asia Tengah
masa lampau, namun banyak karya seni, seni-lukis,
kaligrafi dan sebagainya dari masa lampau itu yang
disia-siakan. Pada masa lalu karya orang-orang Uzbek
dianggap "Alpomish", "Gurughly", "Rustamchon" dan
dinyatakan reaksioner. Budaya estetika pada periode itu
didominasi oleh ideologi Komunis dibentuk dan
dikembangkan secara timpang tanpa pengalaman
spiritual umat manusianya. Komponen penting dari
ideologi komunis itu menyebabkan mereka melanggar
hubungan antara manusia dan sejarah, antara
kepribadian dan masyarakat, dan menciptakan
ketidakpedulian terhadap budaya spiritual dari masa
lalu. Hal ini berakibat munculnya apatisme sosial yang
tinggi saat itu. Situasi sepert ini telah digambarkan oleh
Ch. Auytmatov dalam novelnya, Halt Blizzard.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 137


Budaya estetika merupakan salah satu komponen
utama dari kemajuan sosial. Ini adalah kontribusi
terbaik untuk realisasi dan penegasan eksistensi
manusia, pada saat yang sama itu adalah proses
humanisasi kehidupan sosial. Budaya estetika dari
orang-orang Uzbek memiliki akar sejarah yang
mendalam dan memberikan kontribusi bagi
kelangsungan hidup Uzbekistan terhadap banyak
guncangan sosial dan sejarahnya. Aspek yang berbeda
dari sejarah orang-orang Uzbek, terlihat pada monumen
budayanya.
Budaya estetika, meskipun elemen yang paling
penting dari kehidupan spiritual masyarakat dan
manusia, tidak habis oleh hal-hal rohani, tetapi
diawetkan dalam objek dari dunia materi dan dalam
kontak sosial, dalam pengalaman sosial dan sebagainya.
Artinya, isi budaya estetika meliputi pengalaman
manusia, yang dapat dipertahankan dalam kesadaran
sosial, hubungan sosial, fenomena psikologi-sosial dan
lain-lain.
Budaya estetika itu sendiri disampaikan dari
generasi ke generasi oleh seni (arsitektur, puisi, musik,
tari, dan sebagainya), karena seni, seyogyanya telah

138 ~Seminar Seni Budaya~


memberikan kesempatan manusia untuk
mendengarkan jati dirinya dari abad ke abad
tentang cerita tragis atau kebahagiaan generasi
sebelumnya.
Seni adalah pengalaman sejarah, memori sosial
umat manusia, dan pada saat yang sama
menggambarkan (representasi), tujuan dan ideal untuk
perkembangan umat manusia. Budaya estetika adalah
kekuatan yang telah mengkonsolidasi masyarakat dunia
menjadi satu umat manusia. Seperti karya arsitektur
"Shakhy-Zinda", "Gur-Emir", "Bibi-Khanym", di
Samarkand dan makam Ismail Samoniy, dan lain-lain
tidak hanya memusatkan perhatian pada kehidupan
sosio-historis dari generasi masa lalu, tetapi
mengirimkan patriotisme, humanisme dan ketekunan
untuk generasi sekarang dan mendatang.
Ada signifikansi mirip dengan puisi "Shachnome"
oleh Firdousy, yang merupakan salah satu hal yang
paling menarik dari sastra dunia. Pada abad ke-11 puisi
ini menguraikan semua prinsip patriotisme dan
humanisme. Oleh karena itu dia memberi warna
mendalam pada independensi dan reformasi Uzbekistan
sekarang ini, termasuk lingkup dunia pendidikan, oleh

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 139


karena itu perlu untuk memahami budaya estetika masa
lalu itu.
Namun, pembentukan dalam budaya estetika adalah
proses yang rumit dan kontradiktif. Manusia
membutuhkan waktu untuk menyadari perubahan
kesadaran yang terjadi di bawah pengaruh keadaan atau
melalui pengembangan diri, pendidikan-diri dan
perbaikan-diri.
Terutama budaya estetika dari orang yang memiliki
stabilitas (pragmatis) yang lebih tinggi, itulah sebabnya
mengapa perubahan yang berlangsung sangat lambat
dan dengan susah payah. Dalam praktek sosial kita
jumpai mentalitas konservatif, yang memperlambat
proses perubahan sosial yang progresif, karena orang
tidak ingin melakukan tanpa pola stereotip lama
mereka, (terutama dalam hal) norma-norma lama dan
prinsip-prinsip tindakan (mereka).
Kegiatan sosial baru di Uzbekistan (telah)
mengubah semua bentuk kehidupan sosial, dan ini
(adalah) reorganisasi kesadaran sosial yang
membutuhkan budaya spiritual baru. (Oleh karena itu),
Dalam prosesnya budaya estetika bisa memainkan
peran penting karena dapat diminati secara oleh setiap

140 ~Seminar Seni Budaya~


orang, berbicara langsung kepadanya dalam bahasa
emosional dan ditujukan pada waktu yang sama untuk
kedua pikiran dan jiwa.
Setiap orang melalui budaya belajar nilai-nilai
estetika umum dan alami dan kemudian
mengembangkan sistem sendiri cita-cita, selera, dan
gagasan. Budaya estetika adalah regulator yang kuat
dari perilaku nyata masyarakat. Ini adalah kedua
pemahaman makna kehidupan dan manifestasi dari
esensi sosial manusia, khususnya hubungan antara
manusia dan masyarakat. Nilai orientasi, yaitu budaya
estetika, memberikan manusia sebuah program untuk
realisasi diri.
Pada saat ini, perlu untuk mengembangkan budaya
ekologi, karena ada kebutuhan hubungan baru antara
alam dan manusia. Itulah sebabnya, dalam isi hubungan
budaya estetika dan estetika dengan alam memegang
tempat khusus. Alam selalu memiliki pengaruh yang
sangat besar pada manusia.
Budaya spiritual dari orang-orang Uzbek di masa
lalu dan (juga seperti) pada saat ini berisi banyak contoh
(untuk dipahami betapa) pentingnya hubungan
tersebut. Abdurahmon Ghamy dan Alisher Navoy

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 141


menyerukan agar manusia untuk hidup sesuai dengan
alam. Dalam kesatuan dengan alam, Ghamy melihat
makna dan nasib manusia. Pada waktu kita,
memperoleh pemahaman menghidupkan kembali
pikiran seperti itu (hubungan antara alam dan
manusia).
Oleh karena itu, salah satu tujuan dari budaya
estetika harus menjadi kesadaran yang mendalam oleh
orang-orang atas tanggung jawab mereka terhadap
kondisi alami. Budaya estetika harus mempromosikan
pembentukan budaya ekologi baru, yaitu, kesadaran
atas kesatuan ekologis antara alam dan manusia.
Kesadaran tersebut kini menjadi penting karena situasi
ekologi yang memburuk, terutama di kawasan Asia
Tengah (tragedi pemusnahan fauna dan flora di Laut
Aral, dan Asia Tengah). Dengan kata lain budaya estetika
harus memberikan arah ekologi baru. Budaya estetika
bukan merupakan kualitas yang melekat (pada)
kepribadian, tetapi terbentuk dalam proses pendidikan
di seluruh seluruh hidup seseorang dan pada tingkat
yang berbeda.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa
antara nilai etika budaya dengan nilai estetika budaya

142 ~Seminar Seni Budaya~


harus berjalan beriringan atau mempunyai kedudukan
yang sama, tetapi dalam konteks kegunaan suatu nilai
terdapat urutan yang harus dipenuhi berdasarkan
prioritas seperti nilai yang tergolong primer dan
sekunder. Meskipun keduanya masih dalam satu
golongan , hal ini dapat di andaikan dengan subclass
priority (prioritas sub golongan ).

1. Estetika Manusia dalam Berbudaya

a. Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang


keindahan atau seni.

Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak


indah). Nilai estetika berari nilai tentang keindahan.
Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara
sempit, dan estetik murni. Secara luas keindahan
mengandung ide kebaikan, bahwa segala sesuatunya
yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan
dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak
yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan
kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas
mencakup hampir seluruh yang ada apakah
merupakan hasil seni, alam, moral, dan intelektual.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 143


b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup
persepsi penglihatan (bentuk dan warna).

c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman


estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,
pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya
dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika


berkaitan dengan nilai tentang baik–buruk, sedangkan
estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak. Sesuatu
yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara
estetik murni maupun secara sempit, baik dala bentuk,
warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik
berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.

Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam


arti bisa diterima banyak orang, namun nilai estetik
amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi
seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan
dua orang memandang sebuah lukisan. Orang yang
pertama akan mengakui keindahan yang terkandung
dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua

144 ~Seminar Seni Budaya~


sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan
tersebut.

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa


dipaksakan pada orang lain. Kita tidak bisa memaksa
seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan
sebagaimana pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih
bersifat perasaan, bukan pernyataan. Budaya sebagai
hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk
memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang
suka akan keindahan. Di sinilah manusia berusaha
berestetika dalam berbudaya.

Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki


nilai–nilai estetik bagi masyarakat pendukung budaya
tersebut. Hal–hal yang indah dan kesukaannya pada
keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka
ragam budaya. Namun sekali lagi, bahwa suatu produk
budaya yang dipandang indah oleh masyarakat
pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya
lain. Contohnya, budaya suku–suku bangsa Indonesia.
Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya
mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 145


dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian
pula sebaliknya.

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–


mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai–nilai
keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya
menyiratkan perlunya manusia (individu atau
masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang
dihasilkan manusia lainya. Keindahan adalah subjektif,
tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk
melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika
berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat–
sekat kebekuan, ketidak percayaan, kecurigaan, dan rasa
inferioritas antar budaya.

E. Etika Dan Estetika Berbudaya

Etika manusia dalam berbudaya


Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos. Menurut
beberapa ahli terdapat tiga jenis makna mengenai etika
yaitu, Pertama Etika dalam arti nilai-nilai atau norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok orang dalam mengatur perbuatan dan tingkah
laku. Kedua Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai

146 ~Seminar Seni Budaya~


moral (kode etik). Ketiga Etika dalam arti ilmu atau
ajaran tentang sesuatu baik dan buruk (filsafat moral).
Estetika manusia dalam berbudaya
Estetika dapat dikatakan juga sebagi teori tentang
keindahan atau lebih tepatnya lagi seni, Estetika sangat
berkaitan dengan nilai-nilai tentang sesuatu yang indah
dan elek. Adapun mengenai makna dari keindahan itu
sendiri yaitu, secara luas, keindahan mengandung ide
kebaikan, kemudian keindahan secara sempit, yaitu
indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk, rupa
dan warna).
Adapun keindahan secara estetik murni, yaitu
menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam
hubungannya dengan segala seuatu yang diresapinya
melalui indera dan perasaannya. Estetika lebih berifat
subyektif dan relatif, sehingga estetika tidak bisa
ditetapkan secara jelas, sesuatu yang dianggap indah
oleh seseorang belum tentu terlihat sama oleh orang
lain. Tetapi yang paling penting mengenai estetika yaitu
apresiasi terhadap keindahan budaya yang dihasilkan
oleh orang lain.
1. Nilai-Nilai Etika dan Estetika Kebudayaan Masyarakat
Indonesia

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 147


Masyarakat indonesia sebagai bangsa yang
majemuk yang kebudayaannya terdiri dari berbagai
suku, agama, ras, dan bahasa, tentunya juga memiliki
kebudayan yang majemuk pula. Adapun pengertian
tentang kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri adalah,
“Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya
rakyat Indonesia seluruhnya." Tetapi kemajemukan
budaya tersebut terdapat satu kesamaan, yaitu budaya
yang bercorak ketimuran. Adapun negara Indonesia
sebagai negara dengan mayoritas Muslim tentunya juga
mempengaruhi corak budaya indonesia, selain budaya
yang bercorak ketimuran juga diperkuat dengan budaya
Islam yang kental, menjadikan masyarakat indonesia
memiliki corak kebudayaan khas dan tersendiri.
Corak budaya ketimuran itu sendiri contohnya
seperti, budaya gotong-royong, toleransi,
bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, serta interaksi dengan lingkungan yang
baik, seperti hubungan bertetangga, dsb. Selain itu juga
terdapat norma-norma kesopanan dan kesusilaan yang
kuat dalam budaya timur, lain halnya dengan budaya
barat yang lebih mengenal pergaulan bebas dan lebih
mengutamakan hak dan kebebasan indifidu. Budaya

148 ~Seminar Seni Budaya~


timur memiliki sangsi sosial yang cukup kuat, kepada
pelanggar norma-norma tersebut.
Akan tetapi jika melihat arti etika yang merupakan
nilai-nilai atau norma, nilai moral atau kode etik, dan
tentang sesuatu yang baik dan buruk, maka sanksi bagi
yang melanggar etika biasanya hanyalah berupa sangsi
moral dari masyarakat, seperti di asingkan secara sosial
oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
2. Dampak Dan Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap
Kebudayaan Lokal Dan Tradisoonal Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi maka mendekati tahun 2000-an Teknologi
Informasi mulai berkembang kemudian menjadi trend
pada pertengahan taun 2000an. Sebagai dampaknya era
Globalisasi yang senantiasa ditopang oleh
metropolitanisme melanda dunia dewasa ini
mengakibatkan dunia tanpa batas waktu dan ruang
sehingga informasi yang ada di seluruh dunia dapat
dengan mudah diakses dengan cepat oleh setiap
manusia tanpa membedakan anak-anak ataupun orang
dewasa. Informasi tersebut dapat menguntungkan
masyarakat Indonesia tetapi juga dapat merugikan yaitu
dapat mengakibatkan menurunnya budaya dalam

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 149


masyarakat Indonesia yang pada akhirnya melemahkan
ketahanan negara. Dimana budaya dari luar negeri yang
masuk bisa sangat mempengaruhi budaya masyarakat
Indonesia yang tercemin dari perilaku, pola pikir,
tindakan serta gaya dalam masyarakat Indonesia yang
mengarah krisis nasionalisme.
Pengaruh negatif globalisasi pada nilai-nilai luhur
budaya bangsa Indonesia khususnya pengaruh dari
tayangan Televisi yang mengakibatkan bergesernya
nilai-nilai kebangsaan masyarat kita, dan mengarah
pada krisis nasionalisme. Pengaruh terbesar dari
tayangan Televisi kebanyakan adalah dampak peniruan
oleh masyarakat. Kebanyakan tayangan Televisi hanya
menampilkan gaya hidup kota metropolitan seperti
Jakarta, lengkap dengan gaya hidup mewah dan
pergaulan yang serba glamor.
Kalaupun ada terselip nilai-nilai positif seperti
persahabatan, solidaritas, dan kejujuran, hal tersebut
seolah tersamarkan dengan hal-hal negatifnya ditambah
lagi acara-acara tersebut ditayangkan pada jam-jam
prime time. Kalau pun ada tayangan untuk pendidikan
seperti acara rohani atau TV Edukasi waktu tayangnya
sangat sedikit, dan jam tayangnya tidak terlalu baik.

150 ~Seminar Seni Budaya~


Pengaruh informasi dunia tanpa batas tersebut sangat
deras dan menjadi suatu kebutuhan setiap harinya,
dimana informasi tersebut dapat dengan mudah
ditemukan dimedia cetak dan elektronik.
Contohnya pada tanyangan televisi yang sudah
menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita. Dibalik
segi positif tayangan televisi yang berisi informasi,
pengetahuan, pendidikan dan hiburan tanpa disadari
televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif
dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun
orang dewasa khususnya masyarakat Indonesia.
Modernisasi dan globalisasi telah menggeser
kebudayaan lokal pribumi ke pinggiran budaya dan ke
pojok-pojok pandangan masyarakat. Di satu sisi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
memodernisasikan kehidupan orang-orang di daerah
dan mempermudah kehidupan mereka. Tetapi
resikonya pun sangat besar yaitu hancurnya tatanan
sosial, institusi-institusi keagamaan dan memudarnya
tradisionalisme.
Sebagai contoh dari kasus tadi kita ambil contohnya
pergeseran budaya lokal yang terjadi pada budaya
sunda. Diantara identitas tradisional kesundaan yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 151


sudah hilang misalnya adalah Kaulinan Sunda
(bermacam jenis permainan khas masyarakat Sunda),
seperti gatrik, galah, rerebonan, bancakan, ucing
sumput, oray-orayan, sorodot gaplok, sondah, perepet
jengkol, dan lain-lain kini hilang dilindas kebudayaan
pop (pop culture), contohnya seperti ulang tahun, pesta,
Valentaine days, mejeng di Mall, dugem discotik dan
bahkan narkoba. Sedangkan berbagai permainan anak
anak teknologi canggih telah menghapus khazanah itu
dan menggantikannya dengan video game, CD game dan
play station.
Permainan tradisional hasil kreatifitas masyarakat
Sunda dahulu yang dekat dengan alam dan sangat
mengasyikan ketika dimainkan, kini sulit ditemukan
dimainkan oleh anak-anak Sunda. Kaulinan itu semua
kini hanya tinggal kenangan orang-orang dewasa dan
orang tua. Anak-anak sekarang kecuali sedikit di wilayah
pedesaan-pedesaan tertentu bisa dipastikan tidak
mengenal lagi permainan itu.
Hal tersebut mengakibatkan pula pergeseran nilai-
nilai etika dan estetika dari masyarakat sunda, kini di
perkotaan bahkan di daerah desa sekalipun mulai
banyak nilai etika masyarakat sunda seperti rengkuh,

152 ~Seminar Seni Budaya~


asor, punten, dan sebagainya mulai hilang. Dari segi
estetika, kesenian musik-musik tradisional dan
pertunjukkan-pertunjukkan hiburan Sunda juga
bernasib serupa. Reog, calung, angklung, arumba, lais,
kacapi suling, wayang, kuda lumping dan lain-lain
memang masih ditemukan dalam acara-acara
seremonial tertentu seperti perkawinan, sunatan,
agustusan, syukuran, penyambutan pejabat dan lain-
lain. Tapi, tampaknya tak sulit disepakati bahwa
intensitas hadirnya kesenian-kesenian itu semakin
jarang dan terus berkurang.
3. Antisipasi Pengaruh Negatif Dari Kebudayaan Asing
Dalam melestarikan nilai estetika budaya
tradisional penyusun mengusulkan perlu kiranya
diadakan sebuah modifikasi oleh para pelaku seni
tradisional tersebut agar kesenian tradisional terlihat
lebih menarik. Contohnya seperti kebudayaan wayang
golek, seorang tokoh kesenian wayang golek, Asep
Sunandar Sunarya yang telah mereformasi wayang
golek, mungkin wayang sekarang sudah semakin tidak
populer ditinggalkan masyarakat Sunda modern. Tetapi
Asep Sunandar Sunarya telah menyisakan minat orang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 153


Sunda modern pada wayang pada aspek-aspek
bodornya terutama pada tokoh si Cepotnya.
Tapi reformasi seperti dalam wayang tidak terjadi
dalam kesenian yang lain. Kesenian lawak Sunda seperti
reog atau angklung semakin terpojok kepinggiran dan
kini sedang menghilang karena tak mampu bersaing
dengan kelompok-kelompok lawak kemasan modern
yang muncul di televisi. Beberapa kesenian Sunda
tradisional sudah punah duluan seperti gondang.
Sisindiran, calung dan angklung masih ditemukan sekali-
sekali ditayangkan TVRI Bandung, tapi penampilan
acara-acara tradisional di TV tak lain hanya sebagai
komoditi pariwisata yang kemunculannya karena
pesanan, rekayasa, dan formalitas.
Melihat kondisi di atas, peran pemerintah sangat
diperlukan untuk memfilter dan memfasilitator
terhadap dampak dari pengaruh budaya asing.
tayangan-tanyangan Televisi yang sesuai dengan
tatanan, kaidah, norma dan moral masyarakat
Indonesia. Begitu juga peran tokoh agama, adat dan
masyarakat dalam memberikan pandangan dan batasan
tentang tayangan-tayangan yang sesuai dengan ajaran
agama yang dianut serta berusaha meningkatkan

154 ~Seminar Seni Budaya~


keimanan setiap penganutnya, memelihara dan
meningkatkan norma-norma adat istiadat dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarat.
Tidak kalah pentingnya adalah dunia pendidikan
dan keluarga, dimana dari sejak dini telah diperkenalkan
pendidikan ahklak, atau budi pekerti, moral dan etika
kepada anak-anak dan dimasukkan kedalam kurikulum
sekolah, serta peningkatan bimbingan dan pengawasan
dari keluarga dengan pendekatan kasih sayang dan
pengertian, sehingga mereka dapat memfilter tayangan-
tayangan tersebut, yang pada akhirnya membentuk
pribadi yang solid dan mempuyai ketahanan dalam
menghadapi dunia masa depan.
Akhirnya kita sadari tidak mungkin menghindar
dari arus informasi yang deras pada era globalisasi
sekarang ini tetapi penanganan yang terpadu antara
pemerintah, tokoh agama, adat dan masyarakat, serta
dunia pendidikan dan keluarga sangat dibutuhkan
dalam membendung arus globalisasi budaya yang telah
masuk kedalam masyarakat kita sehingga diharapkan
memperkecil menurunnya menurunnya nilai-nilai etika
dan estetika berbudaya serta meningkatkan nilai dan
prinsip kebangsaan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 155


Estetika dapat diartikan sebagai teori tentang
keindahan. Keindahan ini dapat bermakna secara luas,
sempit, dan estetik murni. (a) Secara luas, keindahan
mengandung ide kebaikan dimana segala sesuatu yang
baik adalah indah. Dalam arti luas keindahan meliputi
watak yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah,
dan kebajikan yang indah. (b) Secara sempit, keindahan
hanya terbatas pada ruang lingkup persepsi
pengelihatan seperti bentuk dan warna. (c) Secara
estetik murni, keindahan menyangkut pengalaman
estetik seseorang yang berhubungan dengan panca
indra manusia seperti pengelihatan, pendengaran,
perabaan, dan perasaan.
Budaya yang estetik ditandai dengan adanya unsur
keindahan di dalamnya. Akan tetapi, sesuatu yang
bernilai indah bagi seseorang belum tentu bernilai yang
sama bagi orang lain. Ini berart nilai estetik memiliki
sifat yang subjektif, dimana individu yang satu tidak bisa
memaksa individu yang lainnya untuk mengakui
keindahan suatu budaya sebagaimana pandangan kita.
Nilai-nilai estetik lebih menitikberatkan kepada
perasaan, bukannya pernyataan.

156 ~Seminar Seni Budaya~


Manusia cenderung menyukai hal-hal yang memiliki
keindahan. Hal ini mendorong manusia berusaha
berestetika dalam berbudaya. Namun, kembali lagi
kepada hakikat estetika bahwasanya budaya yang
dianggap indah oleh diri sendiri belum tentu indah bagi
individu lainnya. Oleh karena itu, estetika berbudaya
tidak semata-mata harus memenuhi nilai-nilai
keindahan. Estetika berbudaya mengharuskan manusia
untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan
oleh manusia yang lain.
Kebudayaan yang telah diciptakan oleh manusia
dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda-beda
akan menghasilkan keragaman budaya. Kebudayaan
yang dimiliki sekelompok manusia akan membentuk ciri
dan menjadi pembeda dengan kelompok lainnya. Ini
menandakan kebudayaan merupakan identitas diri dari
suatu kelompok peradaban manusia.
Seiring berjalannya waktu, kebudayaan akan
mengalami dinamika seiring dengan pergaulan hidup
manusia sebagai pencipta dan pemilik kebudayaan. Hal
ini menyebabkan terjadinya pewarisan kebudayaan,
perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 157


Pertama, pewarisan kebudayaan adalah proses
pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara
berkesinambungan. Namun dalam prosesnya bisa
muncuk permasalahan seperti: kesesuaian budaya
warisan tersebut dengan dinamika masyarakat
sekarang, penolakan oleh generai penerima, dan
munculnya budaya baru.
Kedua, perubahan kebudayaan adalah perubahan
yang terjadu sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehingga terjadi ketidakerasian fungsi bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan ini mencakup banyak aspek
seperti bentuk, sifat, perubahan, dampak perubahan,
dan mekanisme yang dilalui. Pembangunan dan
modernisasi termasuk ke dalam kategori perubahan
kebudayaan. Perubahan kebudayaan dapat
menimbulkan problematika antara lain: apabila
perubahan justru mengalami kemunduran bukannya
kemajuan maka akan merugikan manusia dan
perubahan akan berdampak buruk jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali
manusia.

158 ~Seminar Seni Budaya~


Ketiga, penyebaran kebudayaan adalah proses
menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu
masyarakat ke masyarakat yang lain yang berbeda
wilayah. Penyebaran kebudayaan bisa menimbulkan
problematika, dimana masyarakat yang menerima
kebudayaan akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal
karena tergerus kebudayaan yang baru.
Maka dari itu, dibutuhkan etika dan estetika
berbudaya oleh manusia agar problematika yang
menghantui kebudayaan ini dapat terminimalisir
sehingga anak dan cucu kita nantinya dapat menjadi
pencipta kebudayaan tanpa perlu merusak kebudayaan
yang telah ada.

F. Tes Normatif

1. Sebutkan Pengertian estetika yang dikemukakan


para ahli?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan arti estetika?
3. Estetika memiliki beberapa unsur. Sebutkan dan
jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan budaya estetika?
5. Menurut beberapa ahli terdapat tiga jenis makna
mengenai etika. Sebutkan!

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 159


6. Sebutkan karya-karya seni tradisional?
7. sistem yang rumit dari kebutuhan manusia.
Merupakan pengertian dari?

160 ~Seminar Seni Budaya~


BAB 6

KEBUDAYAAN

A. Pengertian Kebudayaan

Secara umum budaya sendiri budaya atau


kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa
inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari
kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan
dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan
sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia. Geertz dalam
bukunya “Mojokuto; Dinamika Sosial Sebuah Kota di
Jawa”, mengatakan bahwa budaya adalah suatu sistem
makna dan simbol yang disusun dalam pengertian
dimana individu- individu mendefinisikan dunianya,
menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-
penilaiannya, suatu pola makna yang ditransmisikan
secara historis, diwujudkan dalam bentuk- bentuk

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 161


simbolik melalui sarana dimana orang- orang
mengkomunikasikan, mengabdikan, dan
mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan
merupakan suatu sistem simbolik maka haruslah dibaca,
diterjemahkan dan diinterpretasikan.
Seorang antropolog Inggris Edward B. Taylor (1832-
1917)57 mengatakan bahwa kultur adalah keseluruhan
yang kompleks termasuk didalamnya pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat dan segala
kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia
sebagai seorang anggota masyarakat. Ralph Linton yang
memberikan definisi kebudayaan yang berbeda dengan
perngertian kebudayaan dalam kehidupan sehari- hari
kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari
masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata
cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih
diinginkan” Salah seorang guru besar antropologi
Indonesia Kuntjaraningrat berpendapat bahwa
“kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal,
sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan
sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan
akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu

162 ~Seminar Seni Budaya~


perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya
daya dari budi atau kekuatan dari akal. Masih menurut
koenjtaraningrat berpendapat bahwa unsur kebudayaan
mempunyai tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide,
gaagsan, nilai- nilai norma- norma peraturan dan
sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan
berpola dari manusia dalam sebuah komunitas
masyarakat, ketiga benda- benda hasil karya manusia .
Sementara Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk
keperluan masyarakat.
udaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni
dan bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 163


berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Dengan
demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang
bersangkutan dengan akal dan cara hidup yang selalu
berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Ada
pendapat lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang
berarti daya dari budi.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti
buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman
(kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada
prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan
manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan
corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul

164 ~Seminar Seni Budaya~


kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni
seperangkat budaya dalam bentuk tertentu seperti
lembangan kemasyarakatan.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa
hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan
karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan
dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks,
beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan
apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tidankan
manusia yang merupakan kemampuan naluri yang
terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya
bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan), juga
dirombak olehnya menjadi tindakan yang
berkebudayaan.

B. Wujud Kebudayaan

Kebudayaan tidak bisa diartikan secara sederhana


sehingga terdapat berbagai definisi mengenai

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 165


kebudayaan yang berasal dari gagasan para sarjana luar
negeri. Definisi kebudayaan yang dikumpulkan oleh A.L.
Kroeber dan C. Kluckhohn berjumlah sekitar 160 buah
yang ditulis dalam buku Culture: A Critical Review of
Concept and Definitions. Koentjaraningrat, seorang
tokoh antropologi di Indonesia mendefinisikan
kebudayaan sebagai “keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar”. Dalam definisi ini kebudayaan
bermakna sangat luas dan beragam karena mencakup
proses berlajar dalam sejarah hidup manusia yang
diwariskan antargenerasi.
Kebudayaan memiliki pengertian sebagai segala
tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang
diperoleh melalui proses belajar. Namun, seringkali
kebudayaan hanya bermakna atau berkaitan dengan
bidang seni. Sebaliknya, segala hal yang berkaitan
dengan perilaku manusia dalam kehidupannya bisa
dikategorikan sebagai kebudayaan. Misalnya, cara
makan, sopan santun, upacara perkawinan hingga cara
memilih pimpinan pun merupakan bentuk kebudayaan
manusia. Definisi kebudayaan dalam antropologi adalah

166 ~Seminar Seni Budaya~


segala tingkah laku manusia yang layak dipandang dari
sudut kebudayaan sehingga bisa dikategorikan sebagai
kebudayaan. Koentjaraningrat membagi kebudayaan
dalam tiga wujud, yakni ideas (sistem ide), activities
(sistem aktivitas), dan artifacts (sistem artefak).
1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide
Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat
sangat abstrak, tidak bisa diraba atau difoto dan
terdapat dalam alam pikiran individu penganut
kebudayaan tersebut.
2. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas
merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang
berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem
ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling
berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan
sesamanya.
3. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak
Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah
wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan
diraba secara langsung oleh pancaindra. Wujud
kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 167


merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia berupa
tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas
C. Fungsi Kebudayaan

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia


agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak
dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan
berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan
hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompok.
2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan
kehidupan lainnya.
3. Pembimbing kehidupan manusia.
4. Pembeda antar manusia dan binatang.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar
bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggota- anggotanya
seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan
lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik
baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat
memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual
maupun materiil. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat
tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi oleh

168 ~Seminar Seni Budaya~


kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan
manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan
yang merupaka hasil ciptaannya juga terbatas di dalam
memenuhi segala kebutuhan.
Khairil dan Ranti (2018: 79) mengemukakan bahwa
festival atau event merupakan salah satu strategi dalam
upaya pengembangan nilai budaya yang dapat menarik
perhatian dan minat masyarakat. Pengembangan nilai
budaya melalui instrumen kegiatan demikian, banyak
dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk
memperkenalkan diri atau komunitasnya kepada
khalayak dalam berbagai bentuk karya. Zulfajri (2019:
3) mengemukakan bahwa kegiatan yang
mempertunjukkan produk budaya dalam bentuk festival
menjadi salah satu produk wisata yang tidak kalah
menarik dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya,
seperti wisata alam, wisata religi, dan sebagainya.
Menurut Allasi dalam Nuansya:2017), festival adalah
suatu peristiwa atau kejadian penting suattu fenomena
sosial yang pada hakekatnya dijummpai pada semua
kebuyaaan manusia. Festival bersal dari bahsa latin
yang bersal dari kata dasr festa atau pesta dalam bahsa

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 169


Indonesia , festival biasanya berarti sebuah pesta yang
di adkan dalam rangka untuk memperingati sesuatu,
atau bisa juga pesta di artikan sebagai hari perayaan
gembiran yang digelar dalam rangka memperingati hari
peristirwa-peristwiwa penting yang bersejarah atau
pesat rakyar. Pada awal diaddakannya kegiatan pesta
atau festival, kegiatan ini cenderung diadakan untuk
kegiatan yang bertema keagamaan, atau kegiatan-
kegiatan tertentu yang dengan suasasan khidmat
didalamnya. Seiring perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi festival bukan hanya menajdi media
kumpul orang-orang untuk kegiatan keagamaan
melainkan juga untuk kegiatan yang tidak mengandung
unsur-unsur keagamaan yang mana pengunjung atau
peserta yang datang ke pesta dengan suasana yang
gembira dan santai.
Macam macam festiva dalam (Nuansya:2017) dapat
diekompokkan menjadi beberapa jenis di antaranya
adalah meliputi:
1. Festival film,
Festival film adalah berupa festival yang diaakan
rutin setap tahunnya dengan menampilkan berbagai
jenis film terknik. Didalam festival film tergantung

170 ~Seminar Seni Budaya~


pada fokus festiival individu dapat termasuk oleh
rilis international serta film domestik
penyekenggaraan festival.
2. Festival musik
Festival musik biasanya berupa serangkaian
kegiatan tertentu dan rinspirasi oleh tema-tema
yang pemerastu. Seperti musik tradisional atau
musik modern. Festiak musik juga dijasikan sebagai
salah satu sarana mempromosikan karya-karya
komposer yang menonjol. Dalam
penyelenggaraannya festival musik juga bisa berupa
kontes kompi=oser atau penyanyi.
3. Festival seni
Festivak sei merupakan kegiatan besar yang
didalamnya dapat disaksikan pertunjukkan ataupun
kompetisi yang berhubungan dnegan dunia senia.
Dunia seni sendiri memiliki beragam cabang yang
bisa diikuti dalam festival seni ini, contohnya seperti
seni musik, seni taeter seni lukis dan senik kerajinan
dan sebagainya.
4. Festival budaya
Festival budaya bentuk pengekspresian padangan
tentang isu-isu budaya. Sosial dan politik. Sering

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 171


perdebatan perubahan pada fokus polarisasi antara
para pendukung perubahan dan melestarikan
budaya tradisional. Sehingga jika dilihat dari
penjabaran macam-macam jenis fstival yang telah
disebutkan, Majapahit culture festival masuk ke
dalam jenis festiva yang mengusung tema budaya.
Potensi wisata budaya merupaan aset dari setiap
daerah dan setiap daerah dapat memiliki potensi
wisata budaya yang berbeda antara daera satu
dengan daerah lainnya. Sebab budaya adalah segala
bentuk ekspresi yang muncul dari seni dan rasa
manusia. Perbedaan budaya yang ada pada setiap
daerah menjadikan budaya tersbeut sebagai
identitas yangunk dan khas. Rusdy mendefinisikan
pendapat Taylor bahwa budaya atau kebudayaan
mengandung pengertian yang luas. Meliputi
pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi pengtahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum , adat istiadat dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari angggota masyarakat.

D. Sifat Kebudayaan

1. Sifat-sifat Budaya

172 ~Seminar Seni Budaya~


Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap
masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang
terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda,
tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang
sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik,
melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat
budayaitu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua
kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras,
lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki
yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun
juga. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia.
b. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya
suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah lakunya.
d. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 173


Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya.
Akan tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang
akan memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih
dahulu ia harus memecahkan pertentangan-
pertentangan yang ada didalamnya.
2. Budaya Dimiliki Bersama oleh Suatu Kelompok
Sebagaimana telah dijelaskan, masyarakat sebagai
wadah dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dan merupakan dua komponen
yang bersatu. Setiap masyarakat memiliki budaya dan
setiap budaya pasti ada masyarakat yang memilikinya.
Masing-masing masyarakat seringkali memiliki budaya
yang bersifat khas, yaitu hanya dimiliki oleh masyarakat
tersebut, misalnya dalam bidang seni, angklung dan
seruling sebagai ciri khas budaya sunda, tari Saman
sebaagai khas tarian Aceh, tari Barong cirri khas tarian
Bali, dan sebagainya.
Ciri khas perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan
latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Faktor-
faktor penyebab perbedaan itu antara lain :
a. Faktor Alam.
Faktor alam atau lingkungan geografis ialah
factor letak tata bumi, iklim, dan factor alam lainnya.

174 ~Seminar Seni Budaya~


Faktor alam ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pembentukan budaya. Misalnya musik
angklung, calung dan suling pertama kali berasal
dari Jawa Barat karena alam Jawa Barat
menyediakan banyak bamboo, sehingga dari bambu
terinspirasi menjadi alat musik. Orang yang hidup di
daerah dingin kecendrungan akan membuat dan
mengenakan baju yang tebal, kain wool berasal dari
Australia karena disana ditemukan banyak domba,
dan sebagainya. Dengan demikian alam dapat
mempengaruhi budaya suatu masyarakat.
b. Faktor Kebiasaan.
Kebiasaan yang ada di suatu masyarakat
berbeda satu dengan yang lainnya, kadangkala apa
yang boleh dalam masyarakat tertentu dilarang oleh
masyarakat lain. Misalnya di Jepang mengeluarkan
bunyi desis dari mulut dianggap sebagai tanda
penghargaan terhadap orang yang mempunyai
derajat social yang lebih tinggi, sebaliknya di Inggris
mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap
penghinaan.
c. Faktor Kedaerahan.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 175


Faktor kedaerahan melahirkan budaya-budaya
khusus (sub kultur) pada masyarakat yang tinggal di
daerah berlainan satu sama lain. Misalnya kebiasaan
yang berlaku pada masyarakat sunda akan berbeda
dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat
Minahasa, Padang, dan sebagainya.
d. Pelapisan Sosial.
Pelapisan social atau strata social dapat
mempengaruhi perbedaan kebudayaan golongan
masyarakat, misalnya dulu golongan ningrat akan
berbeda dalam bertutr kata, berpakaian dengan
golongan rakyat biasa, masa sekarang juga antara
kelas menengah ke atas akan berbeda cara bersikap,
bergaul, berpakaian dengan orang kebanyakan.
3. Kecenderungan Bertahan dan Berubahnya Kebudayaan
Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat
mau mempertahankannya, sebaliknya kebudayaan akan
musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya.
Dalam mempelajari kebudayaan selalu harus
diperhatikan hubungan antara unsur-unsur yang
mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau
berubah dan situasi serta kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang bersangkutan.

176 ~Seminar Seni Budaya~


Unsur-unsur penyebab kecendrungan bertahannya
suatu budaya antara lain:
a. Unsur Idiologi. Ideologi merupakan kumpulan
gagasan, dasar, serta tatanan yang baik dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara. Idiologi
adalah jiwa dan kepribadian bangsa yang
menyebabkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain. Idiologi digunakan sebagai pedoman hidup
suatu bangsa. Dengan demikian unsur idiologi ini
kecendrungan tetap bertahan karena sudah diyakini
kebenarannya oleh suatu masyrakat atau bangsa.
b. Unsur Kepercayaan / Religi. Semua aktivitas
manusia yang berhubungan dengan kepercayaan /
religi didasarkan pada suatu keyakinan akan
kebenaran (keimanan). Oleh karena itu unsure
kepercayaan atau religi ini cenderung tetap
bertahan karena menyangkut keyakinan, kepatuhan
atau keimanan yang diyakini.
c. Unsur Seni. Seni adalah sesuatu yang bersifat indah,
seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang,
kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan,
maupun terhadap sesama manusia. Pengungkapan
rasa seni dapat melalui musik, tari, lukis, sastra, dan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 177


sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, manusia yang
cenderung bertahan dari masa ke masa.
d. Unsur Bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi,
penghubung suatu maksud antar manusia, dari
bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang kita
inginkan.Bahasa kecendrungan tetap berubah dari
masa ke masa, meskipun kosa katanya semakin
berkembang, tanpa bahasa manusia tidak dapat
berhubungan satu sama lain.
Sedangkan, unsur-unsur kecendrungan perubahan
budaya dikarenakan antara lain:
a. Unsur mata pencaharian. Mata pencaharian dengan
system tradisional cenderung berubah menjadi
suatu system yang lebih maju. Perubahan mencakup
system produksi, distribusi, konsumsi. Perubahan
tersebut disebabkan:
1) Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi
yang ada;
2) sadar akan adanya kekurangan-kekuarangan;
3) usaha-usaha menyesuaikan diri dengan
perubahan jaman
4) meningkatnya kebutuhan

178 ~Seminar Seni Budaya~


5) adanya keinginan untuk neningkatkan taraf
hidup
6) sikap terbuka terhadap hal-hal baru (inovatif)
Dengan demikian system mata pencaharian
hidup cenderung berubah dari masa ke masa,
seiring dengan perubahan jaman, perkembanan
ilmu dan teknologi, serta pola hidup.
b. Unsur sistem teknologi. Manusia tidak dapat
menutup diri dari kemajuan teknologi karena
teknologi sendiri bermaksud memudahkan manusia.
Keajuan teknologi berkembang seiring dengan
meningkatnya pengetahuan manusia.
Perkembangan teknologi dapat dilihat dari
periodisasi zaman, yaitu zaman batu, zaman
perunggu, zaman besi, dan kini disebut zaman
moderen. Dengan demikian teknologi kecendrungan
berubah seiring perkembangan akal dan
pengetahuan manusia.
c. Unsur Pengetahuan. Sistem pengetahuan manusia
mengalami perubahan menjadi ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih
mengetahui dan mendalami segi kehidupan . Oleh
karena itu ilmu pengetahuan terus berkembang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 179


sesuai dengan perkembangan dan tingkat
keingintahuan manusia. Misalnya ilmupengetahun
dulu menyebutkan Plato adalah sebuah planet,
namun kini terbukti bahwa plato bukanlah sebuah
planet.
4. Budaya dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia
Budaya berfungsi membantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan
social, dan kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai
berbagai kebutuhan agar dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai
upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan.
Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai dengan
tempat, waktu, situasi dan kondisi. Kebutuhan di desa
aakan berbeda dengan kebutuhan di kota, kebutuhan
pada waktu musim hujan akan berbeda dengan
kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya.
a. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi
manusia, artinya jika kebutuhan biologis ini tidak
terpenuhi maka organ tubuh manusia akan

180 ~Seminar Seni Budaya~


terganggu, bahkan bias meninggal dunia. Kebutuhan
biologis mencakup :
1) makan dan minum
2) istirahat
3) buang air besar dan kecil
4) perlindungan dari iklim dan cuaca
5) pelepasan dorongan seksual
6) kesehatan yang baik
Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis
manusia yang satu harus memperhatikan kepentingan
manusia yang lain.
b. Kebutuhan Sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan
biologis, manusia memerlukan kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial antara lain :
1) Kegiatan bersama. Dalam kehidupan di
masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri,
karena pasti membutuhkan manusia yang lain.
Oleh sebab itu manusia menciptkan kegiatan
bersama untuk memeuhi kebutuhan hidup dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Sejak dulu manusia tidak bias hidup sendiri,
karenanya manusia disebut makhluk social.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 181


2) Berkomunikasi dengan sesama. Komunikasi
antar manusia dapat dilakukan baik dengan
bahasa lisan, tulisan, maupun isyarat. Tanpa
kemampuan komunikasi dengan sesama,
manusia akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena
itu, proses berkomunikasi telah dilakukan pada
anak-anak sejak usia balita demi pertumbuhan
fisik dan mentalnya.
3) Keteraturan social dan kontrol social.
Keteraturan social dan kontrol social sangat
dibutuhkan manusia sebagai warga masyarakat.
Keteraturan social akan menciptakan suatu
masyarakat yang tertib, aman, dan tenteram.
Keteraturan ini akan tercapai apabila semua
anggota masyarakat bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang ada. Untuk menjaga keteraturan social
diupayakan adanya kontrol social. Kontrol
social dapat dilakukan antar manusia, baik
sebagai individu maupun kelompok.
4) Pendidikan. Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat terlaksana, pendidikan sangat

182 ~Seminar Seni Budaya~


dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata
dan hati serta wawasan menuju kearah
kehidupan yang lebih baik.
c. Kebutuhan Psikologis Kebutuhan psikologis
meliputi hal-hal berikut :
1) Rileks atau santai.
Rileks atau santai adalah pengendoran
ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis
untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi
sebagai penyegar (refreshing) kehidupan
manusia. Manusia dalam melakukan
aktivitasnya sering mengalami kelelahan dan
kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu
bersantai agar semangatnya timbul kembali,
misalnya menikmati pemandangan alam,
menikmati musik, dan sebagainya.
2) Kasih sayang.
Kasih saying, cinta dan kemesraan selalu
dibutuhkan manusia sebagai mahluk social.
Manusia inin disayangi dan ingin menyayangi.
Wujud kasih saying ini dapat melahirkan
kreativitas manusia, manusia punya semangat
hidup karena cinta dan kasih saying. Karena itu

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 183


kasih saying, cinta dan kemesraan adalah
kebutuhan psikologis manusia.
3) Kepuasan altruistic.
Kepuasan altruistic adalah suatu kepuasan
manusia untuk berbuat baik atau berbakti
kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu
citacita.
4) Kehormatan.
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran
kekayaan atau kekuasaan, namun demikian dari
kekayaan dan kekuasaan kadangkala
melahirkan kehormatan. Kehormatan biasanya
lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan
seseorang, karena itu orang yang paling
dihormati atau disegani biasanya mendapat
tempat pada lapisan atas sehingga mereka
sering menjadi pemimpin atau pemangku adat.
5) Kepuasan Ego.
Kepuasan ego terwujud jika seseorang
merasa puas setelah berhasil mencapai cita-cita,
keinginan, dan sebagainya.
5. Budaya Diperoleh Melalui Proses Belajar

184 ~Seminar Seni Budaya~


Sebagaimana telah dibahas, bahwa kebudayaan
diperoleh melalui proses belajar dari masyarakat dan
lingkungannya. Tata kelakuan yang didasari kebudayaan
dipelajari oleh anggota masyarakat yang lain secara
turun temurun. Namun demikiann, tidak semua tingkah
laku yang dipelajari adalah kebudayaan. Binatang juga
dapat belajar, tetapi tingkah laku yang dipelajarinya
bukanlah kebudayaan. Binatang dapat mengikuti
perintah majikannya, namun tidak dapat membuat dan
mengembangkan kebudayaan. Perbedaan tingkah laku
binatang yang dipelajari dan tingkah laku budaya
manusia sangat penting, tidak saja untuk memahami
asal-usul kebudayaan, melainkan juga untuk mengenal
sifat-sifat hakikat kebudayaan.
Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat dapat melalui:
a. Proses Internalisasi.
Manusia mempunyai potensi, bakat dan
kecendrungan secara genetis untuk
mengembangkan berbagai perasaan, hasrat, nafsu,
serta emosi dalam kepribadiannya. Kecendrungan
dan potensi pengembangan kepribadiannya itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam,

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 185


lingkungan social dan lingkungan budaya. Setiap
hari manusia belajar merasakan kegembiuraan,
kesedihan, dan lain-lain. Dengan demikian, proses
internalisasi ialah proses pengembangan potensi
yang dimiliki manusia, yang dipengaruhi baik
lingkungan internal dari dalam diri manusia itu
maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar diri
manusia.
b. Proses Sosialisasi.
Dalam proses sosialisasi seorang individu dari
masa kanak-kanak sampai masa tua selalu belajar
pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala
macam individu sekitarnya yang menduduki
beraneka macam peranan social.
Syarat terjadinya proses sosialiasi adalah:
1) individu harus diberi keterampilan yang
dibutuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat;
2) individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengembangkan kemampuannya
untuk membaca, menulis dan berbicara;
3) pengendalian fungsi-fungsi organic harus
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat;

186 ~Seminar Seni Budaya~


4) individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang ada pada masyarakat.
c. Proses Enkulturasi.
Dalam proses ini seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-
peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak
kecil proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam
pikiran manusia; mula-mula dari lingkungan
keluarganya, kemudian teman bermain, lingkungan
masyarakat dengan meniru pola perilaku yang
berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena
itu proses ini disebut juga dengan pembudayaan
atau dalam bahasa Inggris Institutionaliozation.

E. Unsur-Unsur Kebudayaan

Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam


sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami
kebudayaan manusia, Kluckhon dalam bukunya yang
berjudul Universal Categories of Culture membagi
kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di
dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 187


kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon
membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur
kebudayaan universal atau disebut dengan kultural
universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal
menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat
universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan
semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah:
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau
berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu
antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan
istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya
kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal
berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi

188 ~Seminar Seni Budaya~


karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan
sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat
bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan
pindah ke hulu sungai.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat
apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri ciri bahan
mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-
tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di
sekitarnya.
3. Sistem Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan
organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk
memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial. Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-
aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 189


lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat
yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke
dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk
membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat
peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal
para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia
berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang
masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang
unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan
hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan
fisik.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu
masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi.
Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu

190 ~Seminar Seni Budaya~


kelompok masyarakat atau sistem perekonomian
mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
6. Sistem Religi
Asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa
manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada
manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai
cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan kekuatan supranatural
tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan
mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula
religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa
religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari
bentuk bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh
umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula
dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian
suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 191


seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi
awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih
mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan
benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni
tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Beberapa tokoh antropolog juga megutarakan
pendapatnya tentang unsur-unsur yang terdapat dalam
kebudayaan, Bronislaw Malinowski menngatakan ada 4
unsur pokok dalam kebudayaan yang meliputi:
a. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk
pendidikan
d. Organisasi kekuatan politik
Sementara itu Melville J. Herkovits mengajukan
unsur-unsur kebudayaan yang terangkum dalam empat
unsur:
a. Alat-alat teknologi
b. Sistem Ekonomi
c. Keluarga

192 ~Seminar Seni Budaya~


d. Kekuasaan politik
Beberapa orang sarjana telah mencoba
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan misalnya
pendapat yang dikemukakan oleh Melville J. Herskovits
bahwa unsur pokok kebudayaan terbagia menjadi
empat bagian yaitu: Alat-alat teknologi, Sistem ekonomi,
keluarga, dan kekuasaan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski, menyebut unsur-unsur kebudayaan antara
lain:
a. Sistem normal yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat di dalam upaya
menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan,
perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama.
d. Organisasi kekuatan.
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
culture universal, yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 193


b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi dan sebagainya).
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan,
organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
d. Bahasa (lisan maupun tertulis).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan
sebagainya).
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (sistem kepercayaan).
Selain itu, beberapa unsur-unsur budaya atau
kebudayaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kebudayaan Material (Kebendaan), adalah wujud
kebudayaan yang berupa benda-benda konkret
sebagai hasil karya manusia, seperti rumah, mobil,
candi, jam, benda-benda hasil teknologi dan
sebagainya.
b. Kebudayaan nonmaterial (rohaniah) ialah wujud
kebudayaan yang tidak berupa benda-benda
konkret, yang merupakan hasil cipta dan rasa
manusia, seperti:

194 ~Seminar Seni Budaya~


1) Hasil cipta manusia, seperti filsafat serta ilmu
pengetahuan, baik yang berwujud teori murni
maupun yang telah disusun untuk diamalkan
dalam kehidupan masyarakat (pure sciences dan
applied sciences).
2) Hasil rasa manusia, berwujud nilai-nilai dan
macam-macam norma kemasyarakatan yang
perlu diciptakan untuk mengatur masalah-
masalah sosial dalam arti luas, mencakup agama
(religi, bukan wahyu), ideologi, kebatinan, dan
semua unsur yang merupakan hasil ekspresi
jiwa manusia sebagai anggota masyarakat

F. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam


kelompok dan wilayah yang berbeda-beda
menghasilkan keragaman kebudayaan.Kebudayaan
sendiri yang dimiliki sekelompok manusia membentuk
ciri dan pembeda dari kebudayaan yang dimiliki oleh
sekelompok manusia lainnya.
Dengan kemudian,kebudayaan merupakan identitas
dari persekutuan hidup manusia.Kebudayaan
mengalami dinamika seiring dengan dinamika

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 195


pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan,dan adanya budaya dari kelompok manusia
yang datang dan langsung menggeser kedudukan
budaya yang dimiliki oleh kelompok tertentu tersebut
sehingga dapat menimbulkan dampak tergesernya
bahkan hilangnya kebudayaan-kebudayaan yang sudah
diterapkan dalam kelompok tersebut.
Ada beberapa contoh problematika
kebudayaan,yaitu :
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan sistem kepercayaan
Dalam hal ini,kebudayaan tidak dapat bergerak
atau berubah karena adanya pandangan hidup dan
sistem kepercayaan yang sangat kental,karena
kuatnya kepercayaan sekelompok orang pada
kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup
pada dunia luar dan tidak mau membuka
pemikiran-pemikiran dari luar.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi
atau sudut pandang
Hambatan budaya yang berkaitan dengan
persepsi atau sudut pandang dapat terjadi pada
masyrakat dan pelaksanaan pembangunan.

196 ~Seminar Seni Budaya~


3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan psikologi
atau kejiwaan
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk
daerah yang sering mengalami bencana alam ke
tempat yang jarang mengalami bencana
alam.Namun,dalam hal ini penduduk merasa
khawatir bahwa di tempat yang baru mereka akan
lebih sengsara dibandingkan ditempat yang lama.
4. Masyrakat yang terasing dan kurang komunikasi
dengan masyarakat luar
Masyrakat yang tinggal didaerah-daerah
terpencil yang kurang komunikasi dengan
masyarakat luar cenderung memiliki ilmu
pengetahuan secara terbatas,hal ini menyebabkan
mereka seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme dan berprasangka buruk
terhadap hal-hal baru
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya
tradisional sehingga menganggap hal-hal baru
tersebut dapat merusak tatanan hidup mereka yang
sudah turun-menurun.
6. Sikap etnosentrisme

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 197


Sikap etnosentrisme adalah sikap yang
mengagungkan budaya sendiri dan menganggap
rendah budaya lain.Sikap seperti ini akan
menimbulkan pertentangan-pertentangan antara
suku bangsa,ras,agama,ataupun antar golongan
yang mengakibatkan timbulnya perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari
kebudayaan sering disalah gunakan oleh
manusia.Sebagai contoh adalah nuklir dan bom yang
dibuat justru malah menghancurkan manusia bukan
untuk membuat suatu generasi ataupun obat-obatan
untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya
malah banyak disalahgunakan yang malah
mengganggu kesehatan.
8. Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses
pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara
berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat
vertikal yang artinya budaya diwariskandari
generasi terdahulu kepada generasi berikutnya
untuk digunakan.Dalam hal pewarisan kebudayaan

198 ~Seminar Seni Budaya~


bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika
masyarakat saat sekarang,penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut ,dan
munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai
dengan budaya warisan.
9. Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang
terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi
bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan yang terjadi
dapat memunculkan masalah,antara lain perubahan
akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat
regrees (kemunduran) dan progress (kemajuan);
perubahan bisa berdampak buruk jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat,dan di luar
kendali manusia.
10. Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah
proses menyebarnya unsurunsur kebudayaan dari
suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu
masyrakat ke masyarakat lain.Misalnya,kebudayaan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 199


dari masyarakat barat (negara-negara Eropa)
masuk den mempengaruhi kebudayaan timur
(bangsa Asia dan Afrika).Pada dasarnya,difusi
merupakan bentuk kontak antarkebudayaan.Selain
difusi,kontak kebudayaan dapat pula berupa
akulturasi dan asimilasi.

G. Tes Normatif

1. Jelaskan yang dimaksud kebudayaan!


2. Jelaskan definisi kebudayaan dalam antropologi!
3. Sebutkan Sifat hakiki dari kebudayaan?
4. Apa fungsi dari Kebudayaan?
5. “Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang
saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya
tidak serasi bagi kehidupan”. Adalah pengertian dari?

200 ~Seminar Seni Budaya~


BAB 7

SENI BUDAYA SEBAGAI ASET NEGARA

A. Seni Budaya dalam Konteks Agama

Agama telah lama dipandang sebagai suatu sistem


yang mengatur norma-norma kehidupan dalam sebuah
masyarakat. Pada titik ini, agama memiliki fungsi
membentuk kebudayaan, bahkan pada titik tertentu
agama dapat mempengaruhi lahirnya sebuah
kebudayaan, baik yang bersifat material maupun
immaterial. Di sinilah titik singgung yang mempersulit
banyak kalangan untuk memahami hakikat budaya atau
kebudayaan dan hubungannya dengan agama.
Secara teoretis, Kroeber dan Kluckhohn (1952)
mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki tujuh
unsur yaitu; bahasa, kesenian, sistem religi, sistem
teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial,
dan sistem ilmu pengetahuan. Dalam unsur-unsur ini,
bahkan sistem religi (agama) termasuk kedalam unsur
kebudayaan, padahal, pada saat yang sama sebagian

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 201


besar umat Islam memandang bahwa kebudayaan justru
banyak dipengaruhi oleh sistem dan norma-norma
agama itu sendiri.
Oleh sebab itu, seni yang merupakan bagian dari
kebudayaan material sering dipahami sebagai sesuatu
yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan dan mampu membangkitkan perasaan orang
lain. Bahkan seni itu sendiri terambil dari sebuah istilah
sanskerta yakni dari kata sani yang berarti pemujaan,
persembahan, dan pelayanan yang erat hubungannya
dengan konteks keagamaan atau ketuhanan. Tidak
mengherankan jika Aristoteles mengungkapkan bahwa
sebuah karya seni sejatinya tidak akan pernah
menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan sebab hakikat
seni adalah sebagai peniruan alam sebagai ciptaan
Tuhan.
Dari segi cakupannya, agama sebagai nilai-nilai
normatif dipandang sebagai sesuatu yang lebih
universal artinya tidak terikat ruang dan waktu,
sedangkan seni atau budaya lebih bernuansa lokal
karena terikat oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu,
interaksi antara seni sebagai budaya keagamaan dalam
pedoman ini diklasifikasi pada tiga bentuk, yakni seni

202 ~Seminar Seni Budaya~


tradisi, seni kreasi dan seni ritual. Ketiganya dapat
muncul dalam bentuk praktik maupun pergelaran. Seni
tradisi secara sederhana adalah seni yang dipraktikkan
sebagai customs, sebagai kebiasaan yang bersifat turun-
termurun dan merupakan warisan nenek moyang yang
biasanya bernuansa klasik dan ancient atau buhun.
Sementara itu seni kreasi adalah seni yang lebih bersifat
modern karena muncul relatif belakangan dan biasanya
telah mengakomodasi nilainilai modernitas yang
ditampakkan melalui pelibatan alat-alat atau atribut
yang lebih modern. Sementara itu, seni ritual adalah
jenis seni yang relatif bersifat sakral karena
berhubungan langsung dengan praktik keyakinan agama
tertentu, bahkan ia diyakini sebagai bagian dari praktik
agama. Seni ritual biasanya memiliki ketentuan yang
lebih kaku dan memiliki pakem tidak lupa disertai
sejumlah pantangan.

B. Pelaksanaan Pelestarian dalam Kesenian

Pelaksanaan pelestarian seni budaya dapat


dilakukan oleh perorangan, organisasi dan pemerintah.
Pelaksanaan pelestarian seni budaya adalah

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 203


melaksanakan berbagai kegiatan sebagai wujud upaya
pelestarian seni budaya.
1. Penelitian
Penelitian seni budaya adalah suatu kerja ilmiah
untuk dapat menghasilkan pengetahuan baru dan
atau teori baru tentang seni budaya. Penelitian seni
budaya dilaksanakan oleh perorangan atau
perguruan tinggi Penelitian seni budaya dapat
dilakukan dengan biaya mandiri atau dengan dana
bantuan dari pihak-pihak tertentu. Penelitian seni
budaya dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
interdisipliner hingga multidispliner.
Penyelenggara penelitian seni budaya membuat
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan seminar
terhadap pihak terkait, yakni lembaga dari peneliti
berasal, pemberi dana, pihak masyarakat atau
komunitas penelitian. Lembaga pemerintah
(pembina Seni budaya), dan lainnya. Hasil penelitian
seni budaya dapat dipublikasikan pada prosiding
dan jurnal terakreditas dalam lingkup nasinal dan
internasional.
2. Seminar

204 ~Seminar Seni Budaya~


Seminar merupakan kegiatan pertemuan ilmiah.
Seminar seni budaya adalah suatu penyelenggaraan
kegiatan untuk dapat menghasilkan pertimbangan-
pertimbangan rasional dan ilmiah atas seni budaya.
Penyelenggaraan seminar seni budaya adalah suatu
penyelenggaraan kegiatan yang tidak bertentangan
dengan peraturan dan hukum yang ada. Seminar
seni budaya dilaksanakan oleh lembaga perguruan
tinggi baik negeri ataupun swasta, juga dapat
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah
yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan
seni budaya. Seminar seni budaya dilaksanakan
dengan melibatkan pihak-pihak yang berkompeten
dengan seni budaya. Seminar seni budaya
dilaksanakan dengan mematuhi aturan dan hukum
yang berlaku.
Penyelenggara seminar mempersiapkan segala
perangkat kebijakan dan administrasi paling telat
enam bulan sebelum pelaksanaan. Penyelenggara
seminar membuat panduan seminar yang diberikan
kepada pelaksana. viii. Pelaksana membuat petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksanaan seminar seni
budaya. Pelaksanaan seminar seni budaya dilakukan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 205


secara berjenjang, mulai tingkat nasional, regional
dan internasional. Penyelenggaraan seminar seni
budaya menggunakan biaya pemerintah pada satuan
kerja yang dutunjuk. Pelaksanaan seminar seni
budaya mengeluarkan rekomendasi untuk
pengembangan pelestarian dan perlindungan seni
budaya. Penyelenggara seminar membuat laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan seminar kepada
pemerintah sebagai penyedia dana penyelenggaraan.
3. Samiloka/lokakarya
Semiloka seni budaya adalah sebuah
penyelenggaraan yang tidak bertentangan dengan
aturan dan hukum yang telah ada. Semiloka seni
budaya dilaksanakan untuk menghasilkan
pertimbangan-pertimbangan ilmiah atas rencana
kebijakan dalam pelestarian dan perlindungan seni
budaya. Semiloka seni budaya di selenggarakan oleh
lembaga pemerintah yang berhubungan langsung
dan berkepentingan dengan seni budaya. Untuk
penyelenggaraan Semiloka seni budaya dibuatkan
panitia pelaksana yang mencakup dua bagian utama
panitia; pengarah dan pelaksana. Penyelenggaran

206 ~Seminar Seni Budaya~


semiloka seni budaya dibiayai oleh pemerintah atau
pihak mitra.
Penyelenggara semiloka membuat panduan
semiloka yang disampaikan kepada panitia
pelaksana. Panitia pelaksana membuat petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksanaan semiloka
berdasarkan panduan yang ada yang disampaikan
kepada seluruh panitia. Semiloka seni budaya adalah
sebuah penyelenggaraan yang tidak bertentangan
dengan aturan dan hukum yang telah ada. Semiloka
seni budaya dilaksanakan untuk menghasilkan
pertimbangan-pertimbangan ilmiah atas rencana
kebijakan dalam pelestarian dan perlindungan seni
budaya Semiloka seni budaya di selenggarakan oleh
lembaga pemerintah yang berhubungan langsung
dan berkepentingan dengan seni budaya. Untuk
penyelenggaraan Semiloka seni budaya dibuatkan
panitia pelaksana yang mencakup dua bagian utama
panitia; pengarah dan pelaksana. Penyelenggaran
semiloka seni budaya dibiayai oleh pemerintah atau
pihak mitra. Penyelenggara semiloka membuat
panduan semiloka yang disampaikan kepada panitia
pelaksana. Panitia pelaksana membuat petunjuk

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 207


teknis dan petunjuk pelaksanaan semiloka
berdasarkan panduan yang ada yang disampaikan
kepada seluruh panitia. Panitia pelaksana Semiloka
seni budaya mempersiapkan perangkat kebijakan
dan administrasi paling telat enam bulan sebelum
pelaksanaan. Panitia pelaksana semiloka seni budaya
membuat laporan pelaksanaan semiloka kepada
pemerintah sebagai penyedia danapelaksana
Semiloka seni budaya mempersiapkan perangkat
kebijakan dan administrasi paling telat enam bulan
sebelum pelaksanaan. Panitia pelaksana semiloka
seni budaya membuat laporan pelaksanaan semiloka
kepada pemerintah sebagai penyedia dana. Panitia
pelaksana semiloka menyampaikan rekomendasi-
rekomendasi hasil semiloka kepada pihak
penyelenggara. Penyelenggara semiloka menerima
hasil pelaksanaan semiloka dan membuat rencana
kerja sebagai tindaklanjut dari rekomendasi pada
lokakarya seni budaya.
4. Forum Diskusi
Forum diskusi adalah suatu kegiatan
melaksanakan diskusi seni budaya, baik secara
formal ataupun non formal. Penyelenggara forum

208 ~Seminar Seni Budaya~


diskusi bisa dilakukan oleh semua pihak yang
berkepentingan dengan pelestarian seni budaya.
Pelaksanaan diskusi seni budaya bisa dilaksanakan
secara incidental ataupun berkelanjutan.
Pelaksanaan forum diskusi seni budaya bertujuan
untuk dapat menghasilkan berbagai rekomendasi
pelestarian seni budaya yang kemudian disampaikan
kepada pihak-pihak yang dipandang perlu.
5. Workshop
Workshop seni budaya adalah suatu
penyelengaraan kegiatan untuk membahas secara
ilmiah seni budaya dan sekaligus menampilkan
sebuah atau beberapa identitas seni budaya.
Penyelenggaraan workshop seni budaya adalah
suatu penyelenggaraan yang tidak bertentangan
dengan peraturan dan hukum yang telah ada.
Penyelenggara workshop seni budaya adalah
lembaga pemerintah yang mempunyai hubungan
langsung dan kompetensi dengan seni budaya.
Penyelenggaraan workshop seni budaya bertujuan
untuk menegaskan secara ilmiah serta
mengembangkan kreatifitas dan inovasi baru.
Penyelengara workshop ini mendapatkan dana

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 209


penyelenggaraan dari dana Negara dalam porsi dan
posisi yang telah ditetapkan. Penyelenggaraan
workshop dilakukan secara berkelanjutan.
Penyelenggara workshop seni budaya berkeharusan
memberikan materi dan pelatihan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Penyelenggara workshop membuat panduan
workshop seni budaya yang diberikan kepada
panitia pelaksana. Pada Panitia pelaksana membuat
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan workshop
seni budaya. Penyelenggara workshop berkeharusan
memberikan fakta pengakuan ketercapaian hasil
untuk para peserta workshop. Penyelenggara
workshop berkeharusan membuat laporan
pelaksanaan workshop sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Penyelenggara workshop
berkeharusan bermitra dengan pihak-pihak lainnya
untuk menyajikan materi yang berkompeten.
6. Pertemuan ilmiah dalam bentuk lain
Dimungkinkan ada beberapa bentuk pertemuan
ilmiah yang berkembang di beberapa daerah sesuai
dengan nilai kearifan dan kebijaksanaan di daerah
tersebut. Kegiatan pertemuan ilmiah di luar yang

210 ~Seminar Seni Budaya~


sudah disebutkan, pada dasarnya bisa saja dilakukan
dengan syarat tetap ada pada prinsif-prinsif ilmiah
dan tidak melanggar norma dan peraturan yang
telah berlaku.

C. Pelatihan dan Bengkel Kerja

Pelaksanaan pelestarian seni budaya dilakukan


dengan melaksanakan latihan atas satu atau beberapa
jenis seni budaya yang yang dilakukan secara
bekesinambungan menggunakan tahapan, program
pelatihan, metode, media, dan evaluasi yang dimiliki
oleh penyelenggara. Pelaksanaan pelatihan bisa
dilaksanakan oleh perorangan, perkumpulan, dan atau
event organizer; Latihan secara berkesinambungan
diikuti oleh para peminat dan atau pelaku seni budaya
yang bersedia mengikuti pelatihan secara sadar dan
mau mengikuti semua tahapan latihan sesuai dengan
norma dan peraturan yang berlaku; Porsi dan frekuensi
latihan diatur oleh penyelengara latihan hasil
kesepakatan dengan peserta latiha. Pada pelaksanaan
pelatihan dengan pola mandiri, penyelenggara latihan
diperbolehkan memungut dana penunjang pelaksanaan
latihan dari peserta dengan memenuhi prinsip

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 211


kesepahaman, kemampuan, proporsional, transparan,
dan tidak memberatkan. Peserta latihan seni budaya
boleh dari warga Negara asing yang secara hukum
diperbolehkan mengikuti suatu latihan. Pada
pelaksanaan pelatihan dengan pola kerjasama,
penyelenggara pelatihan membuat fakta tertulis nota
kesepahaman (MoU) dan dan nota kesepakatan (MoA)
dengan pihak lain yang terlibat dalam kerjasama
tersebut. . Penyelenggara latihan menyediakan pelatih
yang mempunyai kompetensi dalam seni budaya yang
bersangkutan yang dibuktikan dengan pengakuan pihak
lain baik secara lisan ataupun tulisan. Penyelengara
latihan menyiapkan tempat latihan yang tidak
mengganggu ketertiban umum. Penyelenggara pelatihan
yang berkesinambungan mangeluarkan fakta
pengakuan hasil latihan dengan bentuk surat
keterangan, dan atau lembar penghargaan dan atau
lembar sertifikat. Penyelenggara latihan membuat
panduan latihan seni budaya yang diberikan kepada
pelaksana. Pelaksana latihan membuat petunjuk teknis
dan petunjuk pelaksanaan latihan seni budaya.
Penyelenggaraan pelatihan diinformasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Hal lain yang

212 ~Seminar Seni Budaya~


mungkin muncul dari pelaksanaan pelatihan ini di luar
kesepahaman, diselesaikan secara kekeluargaan dan
bermartabat.
Sedangkan bengkel kerja seni budaya adalah suatu
perkumpulan atau organisasi yang menyelenggarakan
pelatihan dan pembinaan seni budaya serta melaksanakan
perbaikan dan produksi peralatan dan perlengkapan seni
budaya. Penyelenggaraan bengkel kerja seni budaya adalah
suatu pelaksanaan kegiatan yang tidak bertentangan dengan
peraturan dan hukum yang ada. Penyelenggaraan bengkel
kerja seni budaya dapat dilakukan oleh perorangan,
perkumpulan, organisasi, lembaga swasta dan lembaga
pemerintah. Penyelenggarakan bengkel kerja seni budaya
dilaksanakan di sebuah tempat yang memenuhi prinsif-
prinsif ketertiban umum. Penyelenggara bengkel kerja
membuat panduan bengkel kerja seni budaya. Pelaksana
bengkel kerja membuat petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan bengkel kerja seni budaya. Pelaksanaan bengkel
kerja seni budaya dapat melakukan pembinaan bentuk dan
muatan seni budaya, juga dapat melakukan perbaikan dan
pembuatan perangkat pendukung seni budaya.
Penyelenggara bengkel kerja seni budaya dapat bermitra
dengan pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan di bengkel kerja seni budaya.
Penyelenggara bengkel kerja dapat melaksanakan suatu

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 213


pelatihan seni budaya secara berkelanjutan. Penyelenggara
bengkel kerja dapat mengeluarkan fakta pengakuan terhadap
lulusan suatu pelatihan yang diselenggarakannya.
Penyelenggara bengkel kerja seni budaya dapat bermitra
dengan pihak-pihak tertentu dalam melaksanakan,
pementasan, festival dan perlombaan seni budaya.
Penyelenggara bengkel kerja seni budaya dapat bermitra
dengan pihak-pihak tertentu dalam penyediaan perangkat
dan peralatan seni budaya. Penyelenggara bengkel kerja seni
budaya memberitahukan identitas bengke kerja yang
bersangkutan kepada pihak pemerintah terdekat.

D. Pementasan Seni Budaya

Kegiatan pementasan seni budaya bisa dilakukan


diantaranya dalam beberapa bentuk kegiatan;
festival, pertunjukan baik pertunjukan melalui media
elektronik ataupun pertunjukan yang bersifat non
elektronik, karnaval, roadshow, pameran, dll
a. Pertunjukkan
Pelaksanaan pertunjukkan seni budaya adalah suatu
pelaksanaan acara yang tidak bertentangan dengan
peratiran dan hukum yang ada. Pelaksanaan
pertunjukkan seni budaya bisa dilaksanakan oleh
perorangan, perkumpulan, organisasi, lembaga swasta

214 ~Seminar Seni Budaya~


atau lembaga pemerintah. Penyelenggaraan
pertunjukkan seni budaya dilakukan dengan memenuhi
norma dan peraturan yang berlaku secara bertahap dan
berjenjang. Pelaksanaan pertunjukkan seni budaya bisa
dilaksanakan pada momen-momen tertentu, atau tidak
pada momen-momen tertentu. Pelaksanaan
pertunjukkan seni budaya bisa dilaksanakan secara
tersendiri dan atau digabungkan dengan pementasan
hal lainnya. Penyelenggaraan pertunjukkan seni budaya
bertujuan untuk mengenalkan, mempublikasikan dan
mengapresiasi seni budaya. Penyelenggara
pertunjukkan membuat panduan pementasan seni
budaya. Pelaksana pertunjukkan membuat petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksanaan pementasan seni
budaya. Penyelenggara pertunjukkan seni budaya
kerkeharusan memberikan penghargaan kepada para
pelaku pentas dengan memenuhi prinsif kesepahaman
dan tidak memberatkan. Para pelaku pertunjukkan
berkeharusan melakukan pementasan seni budaya
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Para
pelaku pertunjukkan berhak mendapatkan penghargaan
dalam bentuk yang disepakati oleh pihak penyelenggara
dan pelaku pentas. Hal lain yang mungkin muncul dari

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 215


pelaksanaan pertunjukkan ini di luar kesepahaman,
diselesaikan secara kekeluargaan dan bermartabat.
b. Karnaval
Pelaksanaan kegiatan yang tidak bertentangan
dengan peraturan dan hukum yang ada. Karnaval seni
budaya bisa dilaksanakan oleh lembaga kemasyakatan,
perkumpulan, organisasi dan lembaga pemerintah.
Pelaksanaan karnaval seni budaya dilaksanakan pada
momen-momen tertentu. Pelaksanaan karnaval seni
budaya dilaksanakan dengan memenuhi norma dan
aturan yang berlaku. Pelaksanaan karnaval seni budaya
bertujuan untuk mempertunjukkan seni budaya dan
sekaligus untuk mengapresiasi momen-momen
keagamaan. Peserta karnaval dibatasi dari sisi jumlah
dan usia sesuai dengan kepentingannya dan peraturan
yang berlaku. Hal lain yang mungkin muncul dari
pelaksanaan karnaval ini di luar kesepahaman,
diselesaikan secara kekeluargaan dan bermartabat.
c. Road Show
Roadshow seni budaya adalah sebuah pelaksanaan
pertunjukan seni budaya yang dilaksanakan di banyak
tempat secara berkesinambungan. Pelaksanaan
roadshow seni budaya dilaksanakan oleh suatu

216 ~Seminar Seni Budaya~


perkumpulan seni budaya. Penyelenggara roadshow
seni budaya dapat menjalin kemitraan dengan pihak-
pihak tertentu yang mempunyai kepentingan dengan
pengembangan seni budaya. Penyelenggara roadshow
membuat panduan roadshow seni budaya. Pelaksana
roadshow membuat petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan roadshow seni budaya. Pelaksana kegiatan
roadshow melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
dengan petunjuk pelaksana. Pelaksanaan roadshow seni
budaya dilakukan dengan memperhatikan norma-
norma dan ketentuan hukum yang berlaku. Pelaksanan
roadshow didokumentasikan dalam format digital untuk
menjadi perbendaharaan seni budaya di museum. Hasil
dokumentasi roadshow ditindak lanjutkan kepada pihak
pemerintah bagian seni budsaya dan pariwisata.
d. Pameran
Pameran seni budaya adalah sebuah pelaksanaan
pertunjukan seni budaya yang dilaksanakan di suatu
tempat secara khusus. Pelaksanaan pameran seni
budaya dilaksanakan oleh suatu lembaga baik
pemerintah ataupun swasta. Penyelenggara pameran
seni budaya dapat menjalin kemitraan dengan pihak-
pihak tertentu yang mempunyai kepentingan dengan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 217


pengembangan seni budaya. Penyelenggara pameran
membuat panduan pameran seni budaya. Pelaksana
pameran membuat petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan roadshow seni budaya. Pelaksana kegiatan
pameran melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan
petunjuk pelaksana. Pelaksanaan pameran seni budaya
dilakukan dengan memperhatikan norma-norma dan
ketentuan hukum yang berlaku. Pada pelaksanaan
pemeran seni budaya dapat dilakukan penjualan
berbagai hal yang bisa diperjualbelikan berkenaan
dengan seni budaya. Pelaksanan pameran
didokumentasikan dalam format digital untuk menjadi
perbendaharaan seni budaya di museum. Hasil pameran
direkomendasikan kepada pihak pemerintah bagian
seni budaya dan pariwisata.

E. Aktivitas Komparasi Budaya

Pada kegiatan ini terdapat beberapa kegiatan di


antaranya adalah kunjungan, duta seni dan budaya,
pertukaran pelaku/peminat seni dan budaya :
1. Kunjungan seni budaya adalah suatu kegiatan
melakukan kunjungan ke luar negeri dengan misi
khusus pengenalan seni budaya. Kunjungan seni

218 ~Seminar Seni Budaya~


budaya diselenggarakan oleh pihak pemerintah yang
berkepentingan dengan pengembangan seni budaya.
Penyelenggara kunjungan seni budaya dapat
melakukan kemitraan dengan pihak-pihak lainnya
yang mempunyai kepentingan dengan
pengembangan seni budaya keaagamaan dalam
segala aspeknya. Penyelenggara kunjungan seni
budaya berkeharusan melibatkan para pelaku dan
komunitas seni budaya sebagai bagian dari peserta
dan panitia. Untuk penyelenggaraan kunjungan seni
budaya dibuatkan panitia yang mencakup dua
bagian utama, panitia pengarah dan panitia
pelaksana. Penyelenggara membuat panduan
kunjungan seni budaya. Pelaksana membuat
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
kunjungan seni budaya. Pelaksana kunjungan seni
budaya melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan. Pelaksanaan
kunjungan seni budaya berkeharusan
mempertimbangan norma dan hukum yang berlaku
di nasional dan internasional. Pelaksanaan
kunjungan seni budaya didokumentasikan dalam
format digital untuk perbendaharaan kekayaan seni

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 219


budaya. Hasil dokumentasi kunjungan seni budaya di
simpan di musium dan ditindaklanjutkan ke pihak
pemerintah bagian seni budaya dan pariwisata.
Pelaksana kunjungan seni budaya melporkan segala
kegiatan kunjungan seni budaya kepada
penyelenggara. Penyelenggara kunjungan seni
budaya menerima laporan dan memperhatikan
masukan dan rekomendasi untuk menjadi bahan
pertimbangan pada program selanjutnya.
Penyelenggara kunjungan seni budaya melaporkan
segala pelaksanaan kunjungan seni budaya kepada
pihak pemerintah sebagai penyedia anggaran
program.
2. Duta seni budaya adalah suatu kegiatan dengan
menobatkan seseorang untuk menjadi duta dalam
pengembangan seni budaya. Duta seni budaya
diangkat untuk waktu tertentu dalam kapasitas
tertentu. Duta seni budaya di pilih berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pemilihan
duta seni budaya dilaksanaan oleh pihak pemerintah
bagian seni budaya dan pariwisata dengan
transparan dan terbuka. Duta seni budaya
mendapatkan honor sesuai dengan kesepakatan

220 ~Seminar Seni Budaya~


yang tekah disepakati. Duta seni budaya mempunyai
tugas utama untuk mempublikasikan, menjadi icon,
dan membangun imej dan citra baik seni budaya.
Duta seni budaya terikat dengan pihak pemerintah
sesuai dengan kontrak kerjasama yang disepakati.
Penyelengara pengangkatan duta seni budaya
mengevaluasi keberlangsungan kegiatan duta seni
budaya. Duta seni budaya dapat berganti sesuai
dengan kebutuhan yang dianggap penting.
Penyelenggara membuat panduan duta seni budaya.
Pelaksana membuat petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan duta seni budaya. Penyelenggara duta
seni budaya membuat laporan kepada pemerintah
sebagai penyedia dana program.

F. Ruang Lingkup Seni Budaya dan Keterampilan

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan,


ruang lingkup mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Jenis-Jenis Seni Budaya dan Keterampilan.
a. seni rupa sebagai suatu bentuk ungkapan seni
yang mengekspresikan pengalaman hidup,
pengalaman estetis atau artistik manusia dengan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 221


menggunakan unsur seni untuk menghasilkan
susunan atau struktur karya seni rupa yang dapat
dilihat, diamati, diraba, didengar atau diapresiasi
oleh publik atau penikmat seni. Seni rupa
mencakup pengetahuan, keterampilan dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,
ukiran, cetak mencetak, dan sebagainya. Fungsi
seni rupa yaitu sebagai mitologis, religius,
edukasi, psikologis, ekspresi personal, sosial,
ekonomis, komunikatif, dan budaya.
b. seni musik, seni musik adalah salah satu cabang
seni yang dapat terwujud dengan adanya bunyi.
Musik dibangun oleh unsur-unsur ritme, melodi,
harmoni, dan tekstur.
c. Seni tari, unsur-unsur tari yaitu unsur gerak,
tenaga, ruang, dan waktu. Seni tari mencakup
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi
terhadap gerak tari.
d. Seni drama, yang mencakup keterampilan
pementasan dengan memadukan seni musik, seni
tari dan peran.

222 ~Seminar Seni Budaya~


e. Seni keterampilan, yang mencakup segala aspek
kecakapan hidup (life skill) yang meliputi
keterampilan personal, keterampilan sosial,
keterampilan vokasional dan keterampilan
akademik.
2. Sifat dan Fungsi Seni Budaya dan Keterampilan
Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki sifat
multilingual, multidimensional, dan multikultural.
a. Sifat Multilingual
Multilingual yang berarti bertujuan
mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri
dengan berbagai cara. Untuk memiliki kemampuan,
peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin
pendidikan seni seperti, seni rupa, seni musik, seni
drama baik secara terpisah maupun secara terpadu.
b. Sifat Multidimensional
Sifat multidimensional memiliki makna dengan
melalui pendidikan seni dapat dikembangkan
beragam kompetensi meliputi konsep
(pengetahuan, pamahaman, analisis, evaluasi),
apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 223


secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika,
dan etika.
c. Sifat Multikultural
Sifat multikultural memiliki makna bahwa
pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran
dan kemampuan. Apresiasi terhadap beragam
budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini
merupakan wujud pembentukan sikap demokratis
yang memungkinakan seseorang hidup secara
beradab serta toleran dalam masyarakat dan
budaya yang majemuk. Melalui pendidikan ini
peserta didik mengenal keanekaragaman karya dan
hasil budaya dari berbagai daerah, suku bangsa,
bahkan dari berbagai negara.
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap
masyarakat itu tidak sama, seperti di indonesia yang
terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri
atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan
secara spesifik, melainkan bersifat universal artinya
terdapat sifat-sifat umum yang melakat pada setiap
budaya, kapan pun dan di mana pun budaya itu
berada. sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri

224 ~Seminar Seni Budaya~


yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau
pendidikan. sifat hakiki yang berlaku umum bagi
semua budaya di mana pun.
“Sifat-sifat hakiki dari kebudayaan tersebut
antara lain:
1) Budaya terwujud dan tersalurkan dari
perilaku manusia. budaya telah ada terlebih
dahulu dari pada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya
usia generasi yang bersangkutan. Maka
kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan
kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah
generasi tidak ada.
2) Budaya diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan dalam tingkah lakunya.
3) Budaya mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-
tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan
yang diizinkan. Seperti kewajiban menjaga
kebudayaan nasional dan daerah itu sendiri,”.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 225


Sistem budaya merupakan komponen dari
kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan
dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian
dari kebudayaan yang dalam bahasa indonesia lebih
lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat
terdapat juga sistem norma, dan disitulah salah satu
fungsi sistem budaya yaitu untuk menata serta
menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku
manusia.
“Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya
adalah:
1) Sistem budaya Kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, peraturan dan sebagainya.
2) Sistem sosial Merupakan kompleks dari aktvitas
serta berpola dari manusia dalam organisasi dan
masyarakat. manusia membentuk kekuatan dengan
cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang
merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.

226 ~Seminar Seni Budaya~


3) Sistem kebendaan Wujud kebudayaan fisik atau
alat-alat yang diciptakan manusia untuk kemudahan
hidupnya.”

G. Tes Normatif

1. Secara teoretis, Kroeber dan Kluckhohn mengemukakan


bahwa kebudayaan memiliki tujuh unsur. Sebutkan dan
jelaskan!
2. Pelaksanaan pertunjukkan seni budaya adalah?
3. Yang dimaksud dengan Kunjungan seni budaya adalah?
4. Duta seni budaya adalah?
5. Sebutkan Jenis-Jenis Seni Budaya dan Keterampilan.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 227


228 ~Seminar Seni Budaya~
BAB 8

EVALUASI AKHIR

1 Sebutkan macam-macam budaya!


2 Pada umumnya seni dibagi menjadi dua jenis yaitu seni
murni dan seni terapan. Jelaskan!
3 Sebutkan macam-macam seni! Dan jelaskan!
4 Sebutkan hakikat kodrat manusia?
5 Apa yang dimaksud dengan prinsip manusia?
6 Jelaskan definisi kebudayaan dalam antropologi!
7 Sebutkan Sifat hakiki dari kebudayaan?
8 Apa fungsi dari Kebudayaan?
9 Menurut beberapa ahli terdapat tiga jenis makna
mengenai etika. Sebutkan!
10 Sebutkan karya-karya seni tradisional?
11 sistem yang rumit dari kebutuhan manusia. Merupakan
pengertian dari?
12 Yang dimaksud dengan Kunjungan seni budaya adalah?
13 Duta seni budaya adalah?
14 Yang dimaksud dengan bengkel kerja seni budaya adalah?
15 Sebutkan sifat dan fungsi seni budaya dan
keterampilan?

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 229


DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/12859/3/TA144042.pdf diakses
pada Desember 2021
Nicholls, A. (2006). Playing the Field: A New Approach to the
Meaning of Social Entrepreneurship. Social Enterprise
Journal, 2.1, pp. 1–5;
Santosa, S.P. (2007). Peran socio entreprenurship dalam
pembangunan. Makalah dipaparkan dalam acara dialog
“ Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia
Yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif”
diselenggarakan oleh Himpunan IESPFE-Universitas
Brawijaya Malang, 14 Mei 2007.
Pambudi, T.S (2010). Menanti Jutaan Wirausaha dari Social
Entrepreneurship. Diambil dari
http://swa.co.id/2010/02/menanti-jutaan-wirausaha-
dari-socialentrepreneurship/, Maret 2012. Majalah
SWA xxviii 16-29 februari 2012
Borstein, D. (2006). How to change the world. Socio
entrepreneurs and the power of new ideas..
Discourses of socio entrepreneurship-variations of the same
theme? EMES European Research Network 2010
Widiastuti Ratna, Margaretha Meily, Socio EnterPreneurship,
Tinjauan Teori Dan Perannya Bagi Masyarakat. Jurnal
Manajemen, Universitas Kristen Maranatha Vol. 11 No
1 November 2021,.
https://www.umm.ac.id/en/opini/ekonomi-kreatif-
permasalahan-tantangan-dan-prospeknya.html
diakses pada Desember 2021
https://www.kozio.com/pengertian-seni-budaya/ diakses
pada Desember 2021
Sengaji, Harun, Pemanfaatan Instagram Dalam Meningkatkan
Pemasaaran Online (studi Desriptif Kualititaif pada

230 ~Seminar Seni Budaya~


Akun Instagram LaVanilla_photography), dalam
https://repository.uniska-
bjm.ac.id/350/1/14110013.pdf diakses pada
Desember 2021
http://repository.unair.ac.id/99832/4/4.%20BAB%20I%20P
ENDAHULUAN.pdf diakses pada Desember 2021
Burhanudin Dede, Dkk, Pedoman Pengembangan Seni Budaya
Keagamaan Nusantara, Jakarta: Litbangdiklat press
2021.
https://fib.ub.ac.id/pengembangan-ide-bahan-kreatif-produk-
seni-sebagai-usaha-kewirausahaan/?lang=id diakses
pada Desember 2021
Murharsito, Peran Seni dan Proses Kreatif Dalam
Kewirausahaan Industri Kreatif di Kota Semarang.
Dalam artikel
file:///C:/Users/Notebook/Downloads/351-1125-2-
PB%20(2).pdf diakses pada Desember 2021
Wijayaningrum, Rosyida Satwika, Analisis Manajemen Event
Gumelem Ethnic Carnival tahun 2016 dalam
Melestarikan Kebudayaan di Gumelem, Banjarnegara,
dalam
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789
/6653/SKRIPSI.pdf?sequence=1 diakses pada
Desember 2021.
Lahpan K. Yanti Neneng, Ghaliyah Nur Desari Bunga,
Membangun Kewirausahaan Seni Melalui Festival
Dalam Bandung Isola Performing Arts Festival (BIPAF),
Jurnal Seni Budaya,Prodi Antropologi Institut Seni
Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Volume 35 No.3
September 2020.
http://repository.untag-
sby.ac.id/7423/1/CYPTANING%20AJIE%20NUSANTA
RA_1151700065_TUGAS%20EAS%20TECHNOPRENEU
RSHIP.pdf diakses pada Desember 2021.

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 231


http://repository.iti.ac.id/bitstream/123456789/304/3/Bab
%20I%20Pendahuluan.pdf diakses pada Desember
2021
https://serupa.id/seni-rupa-tradisional-pengertian-sifat-ciri-
sejarah-dan-contoh/ diakses pada Desember 2021
Bahren, Herry Nur Hidayat, Sudarmoko, Virtuous Setyaka
Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya
di Sumatera Barat. Jurnal Ekspresi Seni 16 (1): 133-
155. . 2014.
Dewiyanti, Ni Made, Made Antara, IB. Gde Pujaastawa.
Denpasar Festival’ Mendukung Pariwisata Berbasis
Ekonomi Kreatif Kota Denpasar. Jurnal JUMPA 3 (2):
238-251. 2017.
Fittria, Anis. Social Enterpreneurship dalam Perspektif
Maqashid Al-Syariah. Jurnal Iqtisad 4 (1): 1-17. 2017).
Khairil, Muhammad dan Rizki Amelia Ranti. “Festival Pesona
Palu Nomoni Dalam Pelestarian Budaya Kaili di Kota
Palu. Jurnal KINESIK 5 (2): 79-87. 2018
Nurchayati dan Andalan Tri Ratnawati. Strategi
Pengembangan Industri Kreatif Sebagai Penggerak
Destinasi Pariwisata di Kabupaten Semarang.
Proceeding SENDI_U. Retrieved from
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/sendi_u/a
rticle/view/4271, 2016.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2002.
Arvantha Siti, Peranan Akun Instragram Sebagai Media Promosi
Dalam Peningkatan Penjualan Usaha Kuliner di
Kompleks Puri Taman Sari Kecamatan Manggala Kota
Makassar (Studi Kasus Usaha Yang Terdaftar pada
GoFood), dalam
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8883-
Full_Text.pdf diakses pada Desember 2021.

232 ~Seminar Seni Budaya~


BIOGRAFI PENULIS

Dr. Subianto Karoso, M.Kes, berprofesi sebagai dosen


pada kampus terkenal di Indonesia yaitu Universitas Negeri
Surabaya dari tahun 1988-sekarang. Jenjang pendidikan
penulis pada tahun 1987 menyelesaikan Sarjan pada Institut
Seni Indonesia, tahun 1994 gelar Magister diterima pada
Pascasarjana Universitas Airlangga, selanjutnya pada tahun
2018 mendapatkan gelar Doktor pada program studi
Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNESA.
Penulis seorang membership pada organisasi
profesional, seperti,, AP2SENI (Asosiasi Prodi Pendidikan
Sendratasik Seluruh Indonesia), sejak tahun 2018-sekarang.
Himpunan Pengusah Dekorasi dan Bunga tahuan 2019-
sekarang. Asosiasi Pendidik Seluruh Indonesia (APSI) tahun
2018-sekarang. Peulis dalam dunia industri pernah kerjasama
industri dengan Sanggar Karawitan Rasa Irama (2020), PT
Integral Motor Indonesia (2021), PT Airmas Internasional
(2021), PT Siba Surya Surabaya (2021), Sanggar Pedalangan
Setyo Laras (2019), Sanggar Pewayangan Mekar Budaya
(2018), Perkumpulan Penata Acara Pappan (2018), Event
Organizer Wedding (2018).

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 233


Penulis juga melakukan Reseach and Development
Project dalam 5 tahun terakhir diantaranya, Bentuk penyajian
musik Goa Tabuhan dari Desa Wareng Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan (2016), Pengembangan Buku Ajar
Antropologi Teater (2017), Pengembangan Modul Matakuliah
Instrumen Pokok Dasar Clarinet di Program Studi Seni Musik
FBS UNESA (2018), Kepemimpinan Dalang Wayang Kulit
Purwa Dalam Perspektif Manajemen Pendidikan (2018),
Memaknai Tembang Liir-illir dalam perspektif Budaya Jawa
(2018), Kreasi Hantaran dalam Upacara Pernikahan Temantn
Adat Jawa dalam Upaya Menumbuhkan Minat Kewirausahaan
(2019), Nilai Religius Pada Kearifan Lokal Tambang Macapat
Madura (2019), Tambang Macapat Dhandhanggula Dalam
Perspektif Budaya Jawa (2020), Manajemen Pendidikan Pada
Pemerintahan Wayang Kulit (2020), Nilai-Nilai Kehidupan
dalam Tambang Macapat Wiji (2020), Upacara Midodareni
dalam Rangkaian Upacara Pernikahan Adat-Jawa (2021),
Traditional Javanese Wedding Procession in A Series of
Midodareni Ceremonies (ICOMAC UNNES) (2021), Sindhenan
In Karawitan Arts (2021), Pengembangan Taari Ritual untuk
Acara Odalan Putra Tirta Empul Desa Babatan Wiyung,,
Surabaya (2021), Pengembangan Bahan Ajar Digital Mata
Pelajaran Seni Teater Pada Jenjang SMP (2021).

234 ~Seminar Seni Budaya~


Publikasi karya ilmiah terbaru dalam kurun waktu 5
tahun terakhir dengan judul, Comparasion Betweem
Measurement Model of Organizational Citizenship Behavior
And Organization Juztice For Lectures,, Evidence From
Phenomology Study At Private University In Indonesia, dalam
ABAC Jurnal (2021), Analyzing The Relationship of Work
Evironment and Quality of Work life on Employe Performance;
The Mediating Role of Organization Commitmen , Processing of
the 1 North Sumater Internasional Conference on Economics,
Business Social Science and Technologu (2021), Comparative
Pattern Model Between Environmental and Psichologycal
Factors to Increasing Employee Performance Based on
Organizational Commitments Assessment, Processing of the 1
North Sumater Internasional Conference on Economics,
Business Social Science and Technologu (2021).

~Dr. Subianto Karoso, M. Kes (2022)~ 235

Anda mungkin juga menyukai