Anda di halaman 1dari 15

SENI RUPA TRADISIONAL

Makalah

kelompok 1 :

1. Alvisi Patricia (03)


2. Haidar Hammam Pramudya (06)
3. Imelda Fiasatul Aprelia Ariyanti (07)
4. Ni Kadek Novia Putri Mulia Rosnata (11)
5. Tegar Ayomi Marsyatullah (18)
6. Tika Karisma (19)
7. Vira Dini Aviva Ariyanto (20)
8. Kinanthi Crysanthia Putri Dinata (23)
9. Muhammad Aditya Firdaus (29)

SMA Negeri 1 Genteng


Jalan K.H Wahid Hasyim nomor 20 Genteng, Banyuwangi
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah Seni Rupa
Tradisional ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah Seni Rupa Tradisional ini, kami banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah Seni Rupa Tradisional ini
dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ria Aprilia Spd. selaku guru pembimbing mata pelajaran seni budaya yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
Dengan segala keterbatasan kami yakni bahwa makalah Seni Rupa Tradisional ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
akan kami terima dengan senang hati. Pada akhirnya kami berharap mudah-mudahan
makalah ini bisa diterima dan bermanfaat bagi para pembaca.

Genteng, 12 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………..
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..
2.1 Pengertian Seni
Tradisional………………………………………………………………………………
2.2 Sejarah………………………………………………………………………………
2.3 Ciri-ciri……………………………………………………………………………..
2.4 Jenis-jenis Seni
Tradisional………………………………………………………………………………
1. Seni
Primitif………………………………………………………………………….
2. Seni
Klasik…………………………………………………………………………...
2.5 Cabang-cabang Seni Tradisional……………………………………………………
1. Seni
Rupa…………………………………………………………………………….
2. Seni
Musik……………………………………………………………………………
3. Seni
Tari………………………………………………………………………………
4. Seni
Sastra……………………………………………………………………………
5. Seni
Teater……………………………………………………………………………
2.6 Fungsi Seni
Tradisional………………………………………………………………………………
2.7 Konsep………………………………………………………………………………
2.8 Gambaran Pameran…………………………………………………………………
2.9 Contoh Karya………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.
Keragaman Sosial dan Budaya di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya.
Kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih
global, yang biasa kita sebut dengan Kebudayaan Indonesia. Maka atas dasar itulah segala
bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional. Begitu pula
sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat
berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan
ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian seni tradisional?
2. Apa saja ciri-ciri seni tradisional?
3. Apa saja jenis-jenis seni tradisional?
4. Apa saja cabang-cabang seni tradisional?
5. Apa saja fungsi seni tradisional?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni Tradisonal


Seni rupa tradisional adalah kesenian yang berisi nilai-nilai filosofis dan dijaga
karuniannya secara turun menurub.Seni rupa tradisional berkaitan erst dengan tradisi-tradisi
yang dianut masyarakat.Kata tradisonal sendiri berasal kata “tradisi”yang artinya adat
kebiasan turun -temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Tradisi itu bisa berupa kebiasaan,arteftak,ataupun prilaku yang didasari norma tertentu dan
diwariskan dengan suatu generasi ke generasi selanjutnya.
Istilah trasional merupakan turunan dari kata tradisi. Tradisi sendiri dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang
yang masih dijalankan oleh masyarakat,yang berangkat dari penilaian atau anggapan bahwa
cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar” (KBBI, 2005, hlm.1208).
Pengertian tradisi di atas sangat berkenaan dengan seni tradisional. Hal itu karena seni
tradisional masih sangat terikat pada berbagai aturan dan pakem yang masih sangat ketat dan
absolut berdasarkan adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. Bahkan seni
tradisional biasanya masih bersifat spiritual dan relijius.
Beberapa prinsip-prinsip karya seni tradisional sering dikaitkan dengan kepercayaan
dan legenda sekitar. Meskipun begitu, terkadang kebudayaan setempat juga akan terpengaruhi
oleh budaya luar. Terutama budaya luar yang sudah lebih mapan. Namun demikian, seni rupa
tradisional tidak akan dapat dilepaskan dari kearifan budaya lokalnya sendiri. Sehingga
berbagai daerah biasanya memiliki karya seni rupa tradisional yang unik dan berbeda dari
daerah lain. Meskipun terkadang beberapa daerah dan budaya yang berdekatan juga saling
mempengaruhi dan terdapat tradisi yang mirip.

2.2 Sejarah
Perkembangan seni rupa tradisional sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Hal ini
dapat dibuktikan melalui beberapa peninggalan berupa artefak, lukisan, dan benda-benda
dapur. Manusia pada zaman prasejarah sudah mengenal karya seni. Karya ini digunakan oleh
manusia purba sebagai media komunikasi satu sama lain. Peninggalan ini banyak ditemukan
di gua-gua tempat mereka tinggal. Dalam perkembangannya, karya seni tradisional terus
dijaga kemurniannya secara turun temurun. Kini kita bisa menjumpai berbagai karya seni
rupa tradisional di Indonesia, salah satunya dalam seni kriya. Banyak benda-benda kriya yang
tersebar di Nusantara, di antaranya batik tulis keraton, tenun Toraja, patung Suku Asmat, dan
lain sebagainya. Karya seni itu terus dijaga kemurniannya sampai sekarang.
Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Zaman
prasejarah Indonesia meninggalkan beberapa karya seni rupa yang bersifat tradisional seperti
gelang, kalung, tembikar hingga ke lukisan di dinding gua. Lukisan gua tersebut ditemukan di
gua leang-leang sulawesi. Lukisan tersebut berupa jiplakan telapak tangan pada dinding gua.
Selain itu di gua Sulawesi Selatan terdapat juga lukisan mengenai orang yang berlayar di
lautan. Pada zaman logam (500 SM) juga terdapat pelbagai peninggalan seni tradisional,
seperti: genderang perunggu, bejana dan beragam perhiasan yang terbuat dari logam. Selain
itu banyak juga ditemukan alat-alat pertanian hingga ke perlengkapan upacara adat.
Lukisan prasejarah di Gua Sulawesi: Orang sedang berlayar di laut. Gambar diperoleh
melalui: “Seni Rupa Indonesia dalam Masa Prasejarah”, Soedarso Sp Zaman Hindu-Budha
juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni tradisional. Beragam prasasti banyak
ditinggalkan oleh kerajaan-kerajaan pada masa itu. Seperti prasasti ciaruteun (Kerajaan
Tarumanegara), prasasti kedukan bukit (Kerajaan Sriwijaya), prasasti canggal (Kerajaan
Mataram Kuno). Kerajaan pada masa ini juga meninggalkan banyak Candi yang dibangun
untuk tujuan hiasan, kuburan, spiritual (semedi), hingga ke tempat pemandian.
Setelah masa itu Nusantara memasuki zaman Islam. Seperti zaman Hindu-Budha,
zaman Islam juga meninggalkan banyak peninggalan karya seni rupa yang cukup beragam.
Seperti seni hias, kaligrafi, wayang, hingga ke kain batik. Zaman Islam juga meninggalkan
berbagai arsitektur yang cukup megah seperti Masjid. Beragam kebudayaan seni rupa
tradisional di zaman ini masih banyak ditemukan hingga sekarang. Bukan hanya masih ada
keberadaannya, namun juga masih dipertahankan budayanya.

2.3 Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri dari seni rupa tradisional adalah sebagai berikut :
a. Bersifat distinktif, artinya antara kebudayaan yang satu dengan lainnya cenderung
berbeda.
b. Besifat impulsif, artinya hanya spontanitas saja.
c. Lebih mengutamakan kegunaan dibanding sekadar nilai estetika.
d. Penciptaannya selalu berdasarkan filosofi aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa
aktivitas religius maupun seremonial atau istanasentris.
e. Terikat dengan norma-norma tertentu.
f. Tidak terpengaruh aliran akademis dan ruang lingkup seni murni.
g. Seni rupa tradisional terbentuk berdasarkan pada lingkungan dan budaya setempat
yang menunjangnya
h. Cerminan dari suatu budaya yang disesuaikan dengan berbagai sistem sosial dan
budaya yang terbentuk oleh masyarakatnya.
i. Seni tradisional adalah ciri khas dari masyarakat yang menjadi pembeda dari
lingkungan budaya lain.
j. Karya seni diciptakan berdasarkan norma, filosofi dan adat kebiasaan yang ada dari
masa ke masa dan dipertahankan secara turun-menurun.
k. Seni tradisional bersifat cenderung statis, karena terikat pada aturan dan pakem yang
ketat dari norma dan budaya lokal tempat seni tersebut terbentuk.

2.4 Jenis-jenis
1. Seni Primitif
Seni primitif adalah seni yang berasal dari budaya paling awal. Seni tetap tidak
terpengaruh oleh pengaruh luar. Seni primitif ialah termasuk dalam seni yang dikembangkan
pada zaman prasejarah. Pada saat itu, kehidupan manusia masih relatif sederhana.
Kesederhanaan mempengaruhi seni yang kami hasilkan. Meskipun hasil seni masih sangat
sederhana, itu sangat bernilai sebagai ekspresi dari ungkapan ini. Karya-karya yang
diciptakan pada zaman prasejarah adalah karya seni yang menunjukkan ekspresi mereka
dalam ilahi sebagai simbol untuk perasaan tertentu seperti ketakutan, kesedihan, sukacita dan
kedamaian. Karakteristik umum karya seni primitif adalah :
a. Seni masih dalam bentuk spontan.
b. Bekerja tanpa perspektif.
c. Warna yang digunakan terbatas pada hitam, merah, putih, dan coklat.

2. Seni Klasik
Seni klasik merupakan adanya suatu seni yang telah berkembang, lebih dari seni ini
juga telah disempurnakan oleh pengaruh eksternal. Seni klasik telah berkembang di era
Hindu-Buddha.Ini bisa dilihat pada nilai artistik bangunan kepulauan lama sejak zaman
Hindu-Budha. Dan bahkan seni klasik dapat ditemukan di bangunan tua di Roma dan
Yunani.Seni ini adalah puncak dari perkembangan seni tertentu, yang pada gilirannya berada
di luar pengembangan. Karakteristik karya klasik meliputi:
a. Seni yang telah mencapai puncaknya dan tidak pernah dapat dikembangkan
lagi.
b. Sebagai standar seni di masa lalu dan sesudahnya.
c. Lebih dari setengah abad.

2.5 Cabang-cabang
Sebagai media pengungkapan, seni tradisional dibagi menjadi 5 cabang diantaranya :
1. Seni Rupa
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa diungkapkan melalui media
bahan, pewarna (cat), garis dan bentuk. Perkembangan seni rupa tradisional berkembang pada
zaman prasejarah. Hal ini terbukti dari penemuan benda peninggalan-peninggalan yang
berseni rupa dari masa itu. Benda-benda yang yang ditemukan dan bernilai seni rupa
tradisional seperti gelang, kalum kapak genggam, tembikar dan beberapa lukisan. Contoh
seni rupa tradisional diantaranya patung wamena dari Papua.
2. Seni Musik
Seni musik merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
ditangkap oleh telinga. Seni musik diungkapkan melalui media bunyi-bunyian atau suara.
Musik Nusantara merupakan seluruh musik yang berkembang Indonesia dan menonjolkan
keindonesiaan. Bahasa dan melodi yang digunakan juga tidak terlepas dari ciri
keindonesiaannya. Musik yang ada di Indosia terdiri dari musik daerah, musik dangdut,
musik langgam, musik gambus, musik perjuangan dan musik pop. Alat musik tradisional
contohnya angklung, serunai, suling dan lain-lain.
3. Seni Tari
Seni tari merupakan cabang seni yang membentuk karya seni melalui media yang
dapa ditangkap oleh mata. Seni tari menggunakan media gerakan tubuh. Tari tradisional
merupakan suatu tarian yang memadukan semua gerakkan tubuh yang mengandung makna
tertentu. Tari tradisional ini mengandalkan ketepatan musik, keluwesan dan kekompakkan
gerak serta pengaturan posisi. Gerak pada tari tradisional tidak bisa diubah, sehingga
memiliki gerak yang sama. Akan tetapi, tiap-tiap tarian mengalami perubahan susunan
geraknya. Contoh tari tradisional diantaranya tari sembah, tari saman dan tari serimpi.
4. Seni Sastra
Seni sastra merupakan suatu karya seni yang berbentuk tulisan maupun cerita yang
memiliki nilai seni dan budaya yang menyajikan keindahan tutur dan bahasa untuk
menyampaikan makna tertentu. Seni sastra tradisional berarti karya seni yang ungkapkan
melalui kata atau bahasa yang dipengruhi oleh tradisi turun temurun, masih dilestarikan tanpa
mengubah isinya. Contoh karya sastra tradisional seperti mitos, suluk, legenda, hikayat dan
lain-lain.
5. Seni Teater
Seni teater merupakan karya seni yang ungkapan melalui gerak, kata, suara, dan rupa.
Teater tradisional merupakan bentuk pertunjukkan seni yang pesertanya masyarakat dari
suatu tempat tertentu. Hal tersebut karena teater tradisional tidak terlepas dari adat istiadat
yang ada ditempat tersebut. Selain itu teater tradisional juga dipengaruhi oleh sosial
masyarakat dan struktur geografis daerah tersebut. Contoh teater tradisional diantaranya
ludruk dan lenong.

2.6 Fungsi
Adapun fungsi seni tradisional, diantaranya yaitu :
a. Sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan tidak terlapas dari adat istiadat.
b. Sebagai sarana pelengkap kegiatan keagamaan.
c. Sebagai pengingat suatu peristiwa penting.
d. Sebagai sarana pembeda antara daerah satu yang satu dengan daerah lain.
e. Sebagai ikon budaya bangsa.

2.7 Konsep
Dalam seni rupa tradisional dan seni rupa modern terdapat perbedaan yang signifikan.
Namun masih terdapat beberapa persamaan baik berupa gagasan, corak, gaya, media, dan
teknik. Perbedaan yang dapat kita amati secara langsung adalah dalam segi penciptaan karya
seni tersebut. Pada seni rupa tradisional, dalam hal penciptaan karya seninya lebih terikat
dan harus mematuhi aturan yang ada. Dalam kata lain karya seni tradisional hanya
semata-mata untuk kepentigan sosioreligi. Karya seni tradisional bisa di simpulkan masih
terikat pada kebudayaan di sekitarnya.

2.8 Gambaran Pameran Seni


Pameran Seni Rupa Tradisional diselenggarakan dengan tujuan untuk menggali
kembali karya warisan leluhur yang pernah menjadi peradaban dari suatu kebudayaan dan
tradisi. Pameran ini juga ditujukan untuk anak muda, agar anak muda tidak kehilangan
identitas dirinya sebagai bangsa yang berbudaya.
Sebagai contoh, terdapat Pameran Seni Rupa Tradisional yang digelar di Taman
Budaya Jawa Tengah pada 13 Agustus 2017 yang lalu. Dalam pameran tersebut terdapat
sebanyak tujuh pelaku seni rupa yang unjuk karya dalam pameran, seperti karya dari pelukis
wayang beber terakhir yang ada di Kota Solo yaitu Hermin Istiarningsih Sutrisno, Nora
Gunawan (Alm) yang memamerkan batik klasik, Hajar Satoto (Alm) yang membawakan
wayang kulit dan gamelam pamor, Ronggojati Sugiyatno yang memamerkan tosan aji keris.
Selain itu juga ada Bambang Suwarno yang menampilkan wayang, Narimo yang menyajikan
tatah topeng, dan Batik Bayat.
Berikut adalah foto-foto dalam pameran tersebut yaitu
2.9 Contoh Karya Seni Rupa Tradisional
1. Wayang Kulit

Wayang kulit (Hanacaraka:ꦮꦪꦁ​ꦏꦸꦭꦶꦠ꧀) adalah seni tradisional Indonesia


yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata "Ma Hyang" yang
artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Karya Sunan
Kalijaga/ Raden Mas Syahid.
2. Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sunda. Daeng
Soetigna (13 Mei 1908 – 8 April 1984) adalah seorang guru yang lebih terkenal
sebagai pencipta angklung diatonis.
3. Batik

Batik Parang Kusumo merupakan batik khas dari Yogyakarta yang memiliki
ragam hias utama menyerupai sebuah ombak lautan
4. Tenun

Sarung Tenun Pagatan adalah kain tradisional masyarakat bugis Pagatan,


Kalimantan Selatan. Sarung Tenun Pagatan muncul bersamaan dengan kedatangan
para perantau Bugis pada pertengahan abad ke-18.
5. Wayang golek

6. Wayang beber

7. Ornamen pada rumah-rumah adat

8. Rumah tradisional
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Kebudayaan merupakan suatu
kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga
menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Seni rupa tradisional adalah
kesenian yang berisi nilai-nilai filosofis dan dijaga karuniannya secara turun menurub.
Beberapa prinsip-prinsip karya seni tradisional sering dikaitkan dengan kepercayaan dan
legenda sekitar. Namun demikian, seni rupa tradisional tidak akan dapat dilepaskan dari
kearifan budaya lokalnya sendiri. Sehingga berbagai daerah biasanya memiliki karya seni
rupa tradisional yang unik dan berbeda dari daerah lain. Meskipun terkadang beberapa daerah
dan budaya yang berdekatan juga saling mempengaruhi dan terdapat tradisi yang mirip.
Adapun fungsi seni tradisional yaitu sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan
tidak terlapas dari adat istiadat, sarana pelengkap kegiatan keagamaan, maupun sebagai ikon
budaya bangsa.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://guruakuntansi.co.id/seni-rupa-tradisional/#Jenis_-_Jenis_Seni_Tradisional
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-ciri-jenis-cabang-dan-fungsi-seni-tradisional/#Fungsi
_Seni_Tradisional
http://ibnu-soim.blogspot.com/2014/10/bab-i-seni-rupa-tradisional.html?m=1
https://solo.tribunnews.com/2017/08/11/pameran-seni-rupa-tradisional-di-tbjt-solo-diharap-m
ampu-tumbuhkan-kecintaan-generasi-muda
https://solo.tribunnews.com/2017/08/12/inilah-foto-foto-pameran-seni-rupa-tradisional-di-ta
man-budaya-jawa-tengah

Anda mungkin juga menyukai