Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan|

Vol 5, No 2, Desember 2019

WACANA INTEGRASI ILMU DALAM PANDANGAN AL-GHOZALI

DISCOURSE OF SCIENCE INTEGRATION IN THE VIEW OF AL-


GHOZALI

Theguh Saumantri
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Saumantri.theguh@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan modern yang menakjubkan telah
membawa dampak yang kurang baik terhadap peradaban manusia
modern. Pengaruh yang paling fenomenal adalah sekulerisasi ilmu yang
dilakukan oleh saintis barat. Paradigma ilmu yang dikembangkan oleh
barat jauh berbeda dengan paradigm ilmu yang dikembangkan oleh
saintis Islam. Bila barat menjadikan manusia sebagai pusat kebenaran
dengan pemikirannya dan menafikan sisi metafisik, maka Islam,
sebaliknya mengakui keduanya sebagai sumber ilmu yang valid. Dalam
kajian ini penulis mencoba untuk menganalisis pemikiran Al-Ghozali
tentang epistemologinya dan juga klasifikasi ilmu yang dibuatnya
kaitannya dengan integrasi ilmu. Dari kajian ini menemukan bahwa
pada prinsipnya ilmu menurut al-Ghazali adalah satu yakni ilmu itu
semata-mata merupakan milik Allah SWT. Singkatnya, Al-Ghozali tidak
membedakan antara ilmu agama dan ilmu umum karena pada dasarnya
sumber ilmu itu adalah Allah dan objek dari semua ilmu adalah ma’rifat
kepada Allah.
Kata kunci: Sekulerisasi Ilmu, Epistemology Islam, Integrasi
Ilmu
ABSTRACT
The development of amazing modern science has brought about a less
good impact on modern human civilization. The most phenomenal
influence is the secularisation of science performed by Western
scientists. The paradigm of science developed by the West is much
different from the paradigm of science developed by Islamic scientists.
If the West makes man a center of truth with his thinking and denies
the metaphysical side, then Islam, instead recognizes both as a valid
source of science. In this study the author tried to analyse the thought
of Al-Ghozali about his epistemologisy and also the classification of
science that he made in relation to the integration of science. This study
found that in principle of science according to Al-Ghazali is a science
that is solely the property of Allah SWT. In short, Al-Ghozali does not
distinguish between religion and science because essentially the source
of science is God and the object of all sciences is ma'rifat to Allah.
Keywords: Secularisation of science, Islamic epistemology,
integration of science.

128
Theguh Saumantri Wacana Integrasi Ilmu...

PENDAHULUAN kekeringan. Fenomena tersebut


Sungguh menarik ketika tentunya disebabkan oleh manusia
berbicara ilmu pengetahuan sendiri yang terlalu rakus dalam
modern terutama hubungannya mengekploitasi alam sehingga
dengan keyakinan. Ilmu dan agama kehidupan kehilangan
memiliki hubungan yang tidak keseimbangan. Kalau
harmonis. Dalam wacana sains memperhatikan sejarah
modern, Keduanya dianalogikan kemunculan ilmu, sebenarnya bisa
seperti air dan minyak.1 Ini artinya menyaksikan bahwa ilmu dan
bahwa ada kontradiksi antara keyakinan sebagaimana yang
agama sebagai keyakinan dengan terjadi di Yunani kuno memiliki
Ilmu yang dianggap hasil kaitan yang erat. Pada abad ke-6
pemikiran. Bagi saintis barat, SM, percampuran itu berbentuk
kebenaran hanya ada pada sains sistem-sistem metafisika. Filosof
dan agama dianggap sebagai seperti Pytagoras misalnya, yang
sesuatu yang tidak rasional. mengakui bahwa bilangan-bilangan
Menurut Emanual Wora, di dunia matematis memiliki unsur
modern, rasional tidak lagi milik metafisik dan bagian dari ajaran
Tuhan, tapi milik manusia. 2Realitas spiritual. Hal ini terus berlanjut
kemodernan yang dianggap sebagai hingga abad ke-17. Namun,
karya terhebat manusia justru ketegangan antara ilmu dan agama
menyebabkan krisis lingkungan mulai muncul lebih menegangkan
(environmental Crisis). 3 Hari ini, ketika diawali dengan kasus
ada banyak kerusakan alam seperti Galileo pada abad ke-17 masehi.
polus udara, air, banjir, dan Dikotomi ilmu dan agama
yang dilakukan barat mempunyai
1
John, F. Haught, Science and Religion:From dampak yang mengerikan.
Conflict to Conversation”, Perjumpaan Sains
dan Agama, Trans. Fransiskus Borgias, Kemajuan ilmu dan teknologi
(Bandung: Mizan, 2004),
2
misalnya, telah memicu para saintis
Emanuel Wora, Perenialisme: Kritik Atas
Modernisme Dan Postmodernisme (Yogyakarta: barat menjauh dari sisi spiritualitas.
Kanisius, 2006).
3
Ibid.,.1 Lebih lanjutnya, mereka
129
Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan| Vol 5, No 2,
Desember 2019
mengekploitasi alam dengan cenderung sekuler dan menafikan
massif. Hal ini dilakukan karena sisi metafisik.
mereka menganggap bahwa alam Ciri ilmu pengetahuan
hanya objek semata yang bisa modern adalah bertumpu pada
diekploitasi terus menerus. rasionalisme. Rasionalisme
Mengenai fenomena ini, Nasr menjadi fondasi ilmu-ilmu
memberikan sindiran yang keras. pengetahuan modern yang
Dia menilai bahwa manusia bercorak antroposentris sebagai
modern telah menjadikan alam antitesa terhadap filsafat abad
seperti prostitusi, untuk dinikmati tengah yang bercorak teosentris.
namun tanpa ada rasa tanggung Dalam antroposentrisme, manusia
jawab.4 menjadi pusat kebenaran, etika,
Selanjutnya, dikotomi ilmu kebijaksanaan, dan pengetahuan,
juga terjadi dalam dunia Islam sehingga terjadi pemisahan
sejak abad pertengahan, dimana (sekulerisasi) dengan wahyu
umat Islam kurang menghargai dan Tuhan. Kebenaran ilmu tidak
bahkan meninggalkan ilmu terletak di luarnya yaitu kitab suci,
pengetahuan atau iptek.5 tetapi terletak d alam ilmu itu
Kecenderungan umat Islam dan sendiri yaitu korespondensi
tokoh agama yang lebih (kecocokan ilmu dengan obyek)
mengutamakan ilmu agama dan koherensi (keterpaduan) di
daripada ilmu umum telah dalam ilmu, antara bagian-bagian
membawa Islam kedalam lubang keilmuan dengan seluruh
kegelapan dan keterbelakangan. bangunan ilmu. 6
Penolakan terhadap filsafat adalah Kalau memperhatikan
sebuah fenomena kurang baik dan fenomena dikotomi ilmu yang
disebabkan hal inilah Islam dilakukan oleh peradaban Barat
semakin terpuruk dan ditinggal dan Islam sungguh sangat unik.
jauh oleh peradaban barat yang Disatu sisi peradaban barat
mengagungkan pemikiran dan
4
Seyyed Hossein Nasr, MAN AND NATURE The
Spiritual Crisis of Modern Man SEYYED (London:
Unwin Paperbacks, 1988). 6
Anwar Mujahidin, “EPISTEMOLOGI ISLAM:
5
Abdul Halim Fathani, Integrasi Ilmu: Perspektif KEDUDUKAN WAHYU SEBAGAI SUMBER
Al-Ghozali Dalam Analisis Logika Fuzzy (Malang: ILMU,” Uluma: Jurnal Studi Keislaman 17, no. 1
Genius Media, 2018). (2013).
130
Theguh Saumantri Wacana Integrasi Ilmu...

menafikan sisi spiritualitas yaitu akal, intuisi dan wahyu.


sehingga membawa mereka kepada Epistemologi Islam bersifat
sikap materialis. Sedangkan dunia komprehensif dan integratif yang
Islam sebaliknya, mereka tidak mempertentangkan antara
cenderung berorientasi pada nilai- sumber-sumber pengetahuan
nilai teologis tanpa memedulikan tersebut, tetapi menganggapnya
ilmu-ilmu sosial dan ilmu saling berhubungan dan saling
kealaman yang dianggapnya melengkapi.
sekuler. Selain berdampak kepada
Hal ini tentunya bertolak keraguan dan penolakan terhadap
belakang dengan ajaran Islam wujud metafisik, serangan terhadap
sendiri. Seperti diketahui bahwa metafisika ini juga berdampak
Islam menuntut manusia untuk kepada epistemologi Islam,
mencari ilmu dan mengajarkan terutama yang berkaitan dengan
bahwa Tuhan adalah sumber dari sumber pengetahuan. 7
ilmu pengetahuan. Al-Qur’an dan epistemologi Islam berbeda dengan
hadits mengajarkan manusia untuk epistemologi positivisme.
menggunakan berbagai sumber epistemologi Islam dibangun
atau metode untuk mencapai ilmu, berdasarkan kepercayaan terhadap
seperti observasi, eksperimen, eksistensi dan keesaan tuhan yang
intuisi, rasio dan juga wahyu. 7 dan petunjuknya terdapat di dalam
hal ini dibuktikan oleh para filosof kitab suci dan tuntunan para nabi
yang menguasai ilmu umum dan sebagai utusan-nya. sementara
agama secara baik. positivisme menolak kewujudan
Dalam epistemologi Islam metafisika dan hal-hal ghaib, maka
misalnya, pancaindera adalah satu-satunya yang mereka percayai
sumber pengetahuan disamping sebagai sumber pengetahuan
sumber-sumber penting lainnya adalah pengalaman atau indera. Hal
ini terjadi karena ilmu yang
7
H Imron, Rossidy, “Filsafat Sains Dalam Al-Qur’an: dikembangkan oleh masyarakat
Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu Dan
Agama,” El-Qudwah 4 (2007): 1–24. barat modern adalah ilmu yang
131
Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan| Vol 5, No 2,
Desember 2019
dihasilkan dari pemikiran. Mereka sendiri yang diramalkan akan
mengembangkan pengetahuan yang menggantikan kedudukan agama. 9
berdasarkan pada rasionalitas Dalam menghadapi
manusia. Para pemikir barat perubahan dan perkembangan
menjadikan rasionalisme sebagai pesat ilmu pengetahuan dan
fondasi atau tolak ukur ilmu teknologi manusia pada zaman
pengetahuan modern yang sekarang ini, umat Islam dapat
bercorak antroposentris sebagai menyusun semula dasar keutamaan
antitesa terhadap filsafat abad mereka dalam bidang pendidikan
pertengahan yang bercorak untuk masa depan. Konsep
teosentris. Dalam penggabungan dan keterpaduan
antroposentrisme, manusia ilmu antara ilmu aqli dan naqli,
menjadi pusat kebenaran, etika, atau ilmu wahyu dan ilmu ciptaan
kebijaksanaan, dan pengetahuan, manusia, haruslah diberikan
sehingga terjadi pemisahan keutamaan berdasarkan konsep al-
dengan wahyu Tuhan .8 Ghazali sendiri.
Lebih ironisnya, pemisahan
atau sekulerisasi Ilmu pengetahuan METODE PENELITIAN
ini membawa pengaruh yang besar Dalam kajian ini, penulis
terhadap peradaban manusia menggunakan studi kepustakaan.
modern. Pengagungan yang Selain itu, penulis juga melakukan
berlebihan terhadap kemampuan kajian literatur terhadap beberapa
manusia dalam mengembangkan artikel tentang epistemology Islam
ilmu pengetahuan sebagaimana dari Al-Ghozali.
dikatakan oleh kuntowijoyo dan Untuk selanjutnya, penulis
dikutif oleh Anwar Mujahidin telah menganalisis dari hasil kajian
membawa manusia kepada sebelumnya tentang Al-Ghozali
keyakinan yang menyatakan bahwa dan mencari pola integrasi ilmu
ilmu menggantikan kedudukan dalam pandangan Al-Ghozali.
wahyu Tuhan sebagai petunjuk
kehidupan, bahkan ilmu itu
HASIL DAN PEMBAHASAN

8
Mujahidin, “EPISTEMOLOGI ISLAM: KEDUDUKAN
9
WAHYU SEBAGAI SUMBER ILMU.” Ibid.
132
Theguh Saumantri Wacana Integrasi Ilmu...

1. Epistemologi dan klasifikasi Untuk memberikan


ilmu menurut Al-Ghozali gambara jelas mengenai
Untuk mengkaji integrasi epistemology dalam pandangan Al-
ilmu dalam pandangan Al-Ghozali, Ghozali. Di bawah ini, penulis
terlebih dahulu kita harus mengenal memberikan gambaran sebagai
epistemology dan klaisifikasi ilmu berikut:
yang dikemukan oleh tokoh
fenomel tersebut. Dalam kitab
Risalah Al-Laduniyyah
sebagaimana telah dijelaskan oleh
Prof. M. Solihin, secara
epistemology ilmu terbagi menjadi Ilmu

dua sumber penggalian. Pertama,


sumber insaniyyah. Hal ini berarti
bahwa Al-Ghozali meyakini bahwa Insaniyyah
Robbaniyy
manusia dengan kemampuan akal ah

pikiran dan susunan inderawinya


bisa memeroleh ilmu pengetahuan.
Wah
Kedua, sumber rabbaniyyah. yu Ilha
Sumber jenis ini sebagaimana m

mana dijelaskan oleh Al-Ghozali


Ilmu
tidak dihasilkan dari pemikiran dan Laduni

usaha inderawi, melainkan Selanjutnya untuk melihat


pengetahuan yang langsung secara utuh pemikirannya tentang
diberikan oleh Allah baik melalui epitemologi,maka kajian tentang
ilham maupun wahyu seperti yang klasifikasi ilmu menjadi sangat
telah disampaikan kepada para nabi penting. Dalam Ihya dan al-Risalat
dan rasul-Nya10. al-Laduniyyah dan juga dalam
beberapa karya lainnya
10
M. Solihin, Epistemologi Ilmu Dalam Sudut sebagaimana telah dijelaskan oleh
Pandang Al-Ghozali (Bandung: Pustaka Setia,
2001). Osman Bakar, Al-Ghozali
133
Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan| Vol 5, No 2,
Desember 2019
membagi ilmu kedalam empat pada objek yang nampak saja.
system klaisifikasi: Dengan kata lain, mereka
1) Ilmu teoritis dan praktis menafikan metafisik dan hal-hal
2) Ilmu huduri dan husuli yang immaterial.
3) Ilmu syar’iah dan aqliyah Kebenaran segala sesuatu
4) Ilmu fardu ain dan kifayah diukur berdasarkan kebenaran
Dalam epistemologinya, sains, yang pada kahirnya akan
Al-Ghozali sangat menghargai akal mengaburkan sisi lain dari esensi
sebagaimana dikembangkan oleh objek eksternal. Makna yang
para teolog di masanya. Meskipun tersirat dalam pembagian ayat al-
Al-Ghozali mengkritik dengan Qur’an tersebut adalah
keras kelompok teolog sebagaimana konsep ilmu yang
(Mutakallimun), ia tetap dikemukakan al-Ghazali yakni
memujinya dengan konsep ilmu yang berimbang dan
menggambarkan mereka sebagai menekankan harmonisasi
orang-orang yang telah diilhami kehidupan dalam rangka
oleh Tuhan. 11 terwujudnya kelanggengan lahir
2. Integrasi Ilmu dan batin.
Berdasarkan hasil analisis Dalam memahami ilmu, al-
terhadap beberapa tulisan tentang Ghazali mendasarkan
al-Ghozali yang berkaitan dengan pemikirannya pada ajaran-ajaran
klasifikasi ilmu, sumber ilmu dan agama (Islam). Al-Ghazali
pembagian ilmu, maka penulis meletakkan satu pemahamannya
menyimpulkan bahwa al-Ghozali tentang hakikat ilmu dalam bentuk
dalam epistemologinya berusaha kesatuan teoretik yakni menjurus
untuk mengintegrasikan ilmu yang pada pemahaman ilmu sebagai
tentunya di era modern ini sudah ilmu Allah SWT yang harus
dilakukan sekulerisasi oleh Barat. dituntut dan dikaji oleh setiap
Epistemology Barat individu dalam upaya membawa
terutama aliran positivis dunia dan seisinya menuju gerbang
menggantungkan kebenaran hanya kemaslahatan. Bahkan lebih jauh

11
juga hakikat ilmu menurut
Osman Bakar, Classification of Knowledge in
Islam: A Study in Islamic Philosophies of Science pandangan al-Ghazali mengandung
(Cambridge: The Islamic Texts Society, 1998).
134
Theguh Saumantri Wacana Integrasi Ilmu...

makna menghilangkan pengertian Ghozali meyakini bahwa ilmu-ilmu


ilmu secara terpisah. Karena lain lahir dari ilmu tauhid.12
sentralisasi ilmu ada pada Allah Berdasarkan pernyataan ini,
SWT sebagai pemiliknya, dan al-Ghozali menyatakan bahwa ilmu
manusia sebagai tauhid menjadi titik tolak ilmu-
pengembangannya. Sehingga jelas ilmu lainnya sehingga antara ilmu-
tercipta hubungan dua arah yakni ilmu tersebut ada keterkaitan.
ilmu untuk Allah SWT dan ilmu Selain itu disiplin ilmu lain dapat
untuk manusia oleh manusia yang dilihat dari fungsinya untuk
berporos pada Allah SWT. ma’rifat kepada Allah. 13
Integrasi ilmu telah telah Selanjutnya, kalau dilihat
berkembang seiring dengan dari pemikirannya tentang
berkembangnya ilmu pengetahuan epistemologi maupun klaisifikasi
dikalangan umat Islam. Ilmu ilmu yang dikembangkannya. Kita
mendapatkan posisi penting dalam dapat melihat keterhubungan ilmu-
Islam, beberapa sumber baik dalam ilmu baik ilmu syar’I-aqli, teoritis-
Al-Qur’an maupun hadis nabi praktis, huduri-husuli. Hal ini
menyampaikan tentang pentingnya berdasarkan pada argumentasi logis
ilmu dalam Islam. Atas dasar ini, yang diajukan oleh al-Ghozali yang
maka seyogianya ilmu dan Islam meyakini bahwa semua ilmu pada
tidak bertolak belakang, malah esensinya adalah baik sekalipun
saling berkaitan. ilmu sihir.14
Al-Ghozali menjelaskan Jika kita membandingkan
bahwa objek ilmu yang paling dengan upaya integrasi ilmu dan
tinggi dan paling mulia adalah keyakinan yang dibuat oleh Ian R.
Allah. Ilmu seperti ini masuk Barbour (2000), maka kita bisa
kategori ilmu tauhid dan ilmu ini melihat empat tipologi untuk
tidak menolak dan menafikan ilmu- memetakan pendekatan yang
ilmu lainnya, dan bahkan al- 12
M. Solihin, Epistemologi Ilmu Dalam Sudut
Pandang Al-Ghozali.
13
Ibid.
14
Ibid..
135
Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan| Vol 5, No 2,
Desember 2019
dipakai dalam hubungan antara 4. Integrasi, makna integrasi
ilmu dan agama: sendiri menurut kamus besar
1. Konflik, menurut tipologi ini, bahasa Indonesia adalah
agama dan ilmu bertentangan pembauran hingga menjadi
misalnya, teori evolusi. kesatuan yang utuh atau bulat.
Menurut agama Islam, manusia Kemitraan yang lebih,
berasal dari Adam A.S. sistematis dan eksensif antara
pandangan ini tentunya sains dan agama memiliki titik
berbading terbalik dengan teori temu.
evolusi Darwin. Antara ilmu dan agama
2. Independensi, menurut tipologi sebenarnya terdapat perbedaan
ini, ilmu dan agama dapat yang signifikan. Ketidak percayaan
hidup bersama sepanjang dalam sains, misalnya, menjadi
mereka mempertahankan jarak dasar utama, sedangkan dalam
aman satu sama lain. Agama agama justru sebaliknya yakni
dan ilmu, menurut pandangan kepercayaan menjadi hal yang
ini tidak seharusnya ada konflik utama.
karena keduanya berada pada Selanjutnya, ilmu terbuka
domain yang berbeda. Ilmu terhadap hal-hal yang baru selama
biasanya menelusuri cara kerja masuk akal, sedangkan agama
benda-benda dan berurusan cenderung bersikap defensive
dengan fakta objektif, terhadap hal-hal yang baru.
sedangkan agama berurusan Temuan-temuan baru dari
dengan nilai dan dengan ilmu dapat merangsang agama
sesuatu yang transenden, yaitu untuk selalu tanggap memikirkan
Ketuhanan. ulang keyakinannya secara baru
3. Dialog, tipologi ini mendukung agar terhindar dari stagnasi.
adanya dialog antara ilmu dan Melihat hubungan antara
agama. Misalnya, agama dan sains yang dijelaskan
membandingkan kedua bidang oleh Ian, maka penulis meyakini
ini yang dapat menunjukan bahwa integrasi antara sains dan
kemiripan dan perbedaan. agama adalah yang paling ideal dan

136
Theguh Saumantri Wacana Integrasi Ilmu...

justru hal tersebut didukung oleh menghilangkan pengertian ilmu


Islam. secara terpisah. Karena sentralisasi
ilmu ada pada Allah SWT sebagai
SIMPULAN pemiliknya, dan manusia sebagai
Kesimpulan dari kajian ini pengembangannya. Sehingga jelas
memperlihatkan bahwa makna tercipta hubungan dua arah yakni
yang tersirat dalam pembagian ayat ilmu untuk Allah SWT dan ilmu
al-Qur’an tersebut adalah untuk manusia oleh manusia yang
sebagaimana konsep ilmu yang berporos pada Allah SWT.
dikemukakan al-Ghazali yakni Selanjutnya, kalau dilihat
konsep ilmu yang berimbang dan dari pemikirannya tentang
menekankan harmonisasi epistemologi maupun klaisifikasi
kehidupan dalam rangka ilmu yang dikembangkannya. Kita
terwujudnya kelanggengan lahir dapat melihat keterhubungan ilmu-
dan batin. ilmu baik ilmu syar’I-aqli, teoritis-
Dalam memahami ilmu, al- praktis, huduri-husuli. Hal ini
Ghazali mendasarkan berdasarkan pada argumentasi logis
pemikirannya pada ajaran-ajaran yang diajukan oleh al-Ghozali yang
agama (Islam). Al-Ghazali meyakini bahwa semua ilmu pada
meletakkan satu pemahamannya esensinya adalah baik sekalipun
tentang hakikat ilmu dalam bentuk ilmu sihir.
kesatuan teoretik yakni menjurus
pada pemahaman ilmu sebagai DAFTAR PUSTAKA
ilmu Allah SWT yang harus Emanuel Wora. Perenialisme: Kritik Atas
Modernisme Dan Postmodernisme.
dituntut dan dikaji oleh setiap
Yogyakarta: Kanisius, 2006.
individu dalam upaya membawa
Fathani, Abdul Halim. Integrasi Ilmu:
dunia dan seisinya menuju gerbang Perspektif Al-Ghozali Dalam Analisis
kemaslahatan. Logika Fuzzy. Malang: Genius
Media, 2018.
Bahkan lebih jauh juga
M. Solihin. Epistemologi Ilmu Dalam
hakikat ilmu menurut pandangan Sudut Pandang Al-Ghozali. Bandung:
al-Ghazali mengandung makna Pustaka Setia, 2001.
137
Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan| Vol 5, No 2,
Desember 2019
Mujahidin, Anwar. “EPISTEMOLOGI
ISLAM: KEDUDUKAN WAHYU
SEBAGAI SUMBER ILMU.”
Uluma: Jurnal Studi Keislaman 17,
no. 1 (2013).
Osman Bakar. Classification of Knowledge
in Islam: A Study in Islamic
Philosophies of Science. Cambridge:
The Islamic Texts Society, 1998.
Rossidy, H Imron. “Filsafat Sains Dalam
Al-Qur’an: Melacak Kerangka Dasar
Integrasi Ilmu Dan Agama.” El-
Qudwah 4 (2007): 1–24.
Seyyed Hossein Nasr. MAN AND
NATURE The Spiritual Crisis of
Modern Man SEYYED. London:
Unwin Paperbacks, 1988.

138

Anda mungkin juga menyukai