Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI S.2 ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Kec. Telukjambe Tim., Kabupaten Karawang, Jawa Barat
41361

UJIAN TENGAH SEMESTER


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah : FILSAFAT ILMU


Dosen : Dr. Saepul Ma’mun, S.Pd., M.Pd
Asisten Dosen :
Mahasiswa : Program S.2 / Administrasi Pendidikan
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Nopember 2023
Waktu : 1 Minggu

Petunjuk :
a. Tuliskan identitas anda secara jelas
b. Hasil analisis jawaban anda harus berupa makalah (kalau perlu disertakan
bagan/skema/gambar) dan sebutkan sumber rujukan/kutipan; nama penulis.
c. Tidak Copas/Hindari plagiarism
d. Sifatnya Take Home

Case Study
1. Dengan adanya keterkaitan antara filsafat ilmu dan sains dengan Agama, tentunya hal ini
membuat kita memiliki alasan, seberapa pentingnya mempelajari ilmu tersebut (Susanto,
2021). Selain melatih diri agar berfikir secara filsafat, juga dapat memuaskan diri dalam
menemukan kebenaran yang sesungguhnya, yang akan menambah keyakinan kita dalam
beragama hanya pada Allah (Madjid, 2019). (Hidayat & Wijaya, 2016). Adanya rasa ingin tahu
penulis, terkait kemajuan zaman saat ini yang justru terbalik. Jika dulunya Islam terukir dalam
sejarah bahwa memiliki intelektual tang tinggi, lantas mengapa saat ini, orang-orang barat yang
berhasil menguasai dunia. Berfilsafat dimulai dari kekaguman, keheranan, keraguan dan
kesangsian, coba anda evaluasi masalah kebenaran metafisik, kebenaran etik, kebenaran logik
dan kebenaran emprik!. Coba anda gunakan study komparatif secara sederhana yang dimaksud
dengan filsafat, sains dan agama ditinjau dari filsafat dalam perspektif pemikiran Islam dan
barat!. Di tinjauan dari filsafat administrasi pendidikan untuk menjawab permasalahan tentang:
(a) apa hakekat realita, objek sumber daya pendidikan teori administrasi pendidikan (ontologi),
(b) bagaimana cara memperoleh pengetahuan sumber daya pendidikan (epistemologi), dan (c)
apa nilai-nilai yang bermanfaat dari sumber daya pendidikan teori administrasi pendidikan
(aksiologi).
2. Pada agama Tao jelas sekali filsafat Lao Tze, agama Konghuchu yang dibentuk Kong Hu Chu.
Kemudian agama Shinto yang erat kaitannya dengan filsafat bangsa Jepang. Di belahan dunia
timur ini, filsafat dan agama terjadi sebuah harmoni. Titik temunya mencari sesuatu “yang ada”
yang sifatnya gaib. Titik temunya berikutnya berupa kajian tentang manusia dan alam. Dalam
peradaban Islam, filsafat pernah digunakan sebagai “tameng” dalam membentengi akidah
dengan segala argumentasi rasionalnya dari serangan-serangan kaum “kafir” dan orientalis.
Dalam peradaban Islam dikenal dengan istilah “ilmu kalam”. Eksistensi filsafat dalam dunia
islam pernah dikritisi oleh ulama besar yakni Imam Al-Ghazali melalui karya monumentalnya
Tahafut al-Falasifah. Yang dikritik dan dikoreksi oleh Al-Ghazali adalah filsafat yang
menyimpang dari ajaran Islam. Agama dan ilmu pengetahuan kadang dipandang berlawanan
oleh kaum materialisme. Hal ini salah satunya disebabkan oleh teori ilmu pengetahuan
(epistemologi). Sesuatu dipandang ilmu pengetahuan jika dapat diketahui oleh panca indera
saja atau dapat diobservasi (Abbas, 1984). Bagaimana terjadi integrasi antara agama, sains, dan
filsafat. Seperti apa adanya gerakann intelektualisme saat ini. Bagaiman Agama, sains, dan
filsafat dalam konteks sekarang tidak dihadapkan secara kontradiktif, khususnya dalam Agama
Islam. Bagaimana pandangan Agamawan telah menjadikan filsafat dan sains modern menjadi
jembatan dan solusi bagi perkembangan manusia!
3. Proses pemikiran manusia yang begitu abstrak, sampai pada puncak akhir klimaks penjelajahan
pemikirannya berwujud karya nyata bahkan tercipta pula menjadi beragam aliran-aliran filsafat,
ditambah dengan penemuan-penemuan baru yang memukau, diperkuat pula dengan hasil
argumen logis pemikiran manusia tersebut telah ikut memberi bukti tentang lahirnya benih-
benih konflik atau sebaliknya dalam kedamaian serta kelestarian siklus kehidupan semua
makhluk di jagat raya. Terkait hal itu, dalam kajian filsafat fakta ini merupakan sesuatu yang
sangat sulit untuk diinterpretasikan bahkan dilukiskan. Begitu maha berharganya hasil
pergulatan dan perjuangan pemikiran manusia yang pasti telah, sedang, dan terus, akan
dirasakan ekses-ekses perkembangannya sejalan dengan semakin majunya pemikiran manusia.
Seakan masih terngiang dengan ungkapan bijak yang mengatakan mungkinkah pemikiran
manusia mampu menjadi raja dalam “ memanusiakan manusia”. Entahlah...mari kita renungkan
kata-kata bijak ini. Secara jujur harus diakui, ternyata setiap manusia, selaku individu, suku, ras
ataupun bangsa yang ada di muka bumi, tanpa didasadari atau tidak, pada hakikatnya memiliki
cita-cita, falsafah, cara pandang bahkan prinsif hidup yang berbeda, sejalan dengan falsafah
hidup yang dianut, dipegang dan dipercayanya masing-masing berdasarkan keyakinannya, yang
erat dipengaruhi oleh tradisi, kultur, agama, budaya, pendidikan, serta keluarga, dan kondisi
alamnya. Berladaskan asumsi inilah para filosof mencetuskan ide-ide pemikirannya ke dalam
beragam aliran yang dikenal dengan aliran-aliran filsafat. Dampak yang terjadi dari munculnya
kondisi pemikiran-pemikiran tersebut, maupun berkembangnya pemikiran-pemikiran lainnya,
pada akhirnya mendorong sekaligus mengakibatkan lahirnya beragam aliran-aliran dalam
filsafat yang cukup berpengaruh. Para filosof, di antaranya adalah : rasionalisme, empirisme,
kritisisme, materialisme, idealisme, positivisme, pragmatisme, sekularisme, dan filsafat Islam (J.
S Praja, 2003). Bagaimana anda menggunakan studi komparatif mendasarkan diri pada
kemampuan rasio dan dikenal dengan paham kaum Empirisme, Idealisme, Rasionalisme dimana
kelebihan kekuarangan dan letak persamaan serta perbedaannya. Dua aliran pemikiran yang
bertentangan secara ekstrim. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan
realitas pada diri subyeknya, lepas dari pengalaman. Adapun empirisme mengira telah
memperoleh pengetahuan dari pengalamannya saja. Kritisisme berusaha mempertemukan dua
arus pemikiran tersebut dengan memberi ruang yang sama dalam membangun kerangka ilmu
pengetahuan. Coba anda analisis gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika, dan
estetika!
4. Aliran objektivisme memandang bahwa nilai ada dengan sendirinya, tanpa manusia menilainya
sekalipun. Nilai ada dan melekat pada benda, atau materi. Sedangkan aliran subjektivisme
memandang bahwa nilai ada karena manusia menilainya. Persoalan sejarah ilmu pengetahuan
dari dahulu selalu diwarnai oleh persaingan dan saling tarik-menarik untuk mendominasi antar
berbagai ide pemikiran dalam memperjuangkan eksistensi ilmu pengetahuannya. Tujuan mulia
ilmu yang berasas pada pencapaian kebenaran yang hakiki demi kepentingan pengetahuan
manusia itu sendiri menjadi semacam pondasi dari munculnya perselisihan dinamika ilmu
pengetahuan selanjutnya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, terjadi dikotomi
antara obyektivitas dan subyektivitas yang membuat konteks ilmu pengetahuan mengalami
segregasi, bukan integrasi. Ilmu tersegmentasi dalam sekian banyak nomenklatur yang
membingungkan, terpisah antara sains, ilmu agama dan ilmu sosial. Pada akhirnya ilmu agama
semakin terpisah dari ilmu lainnya, dan sekularisasi terhadap ilmu pengetahuan menjadi
semakin tidak terelakkan. Hal ini sejalan pendapat Kuhn dalam Donny Gahral Adian, (2002)
secara lebih gamblang, Kuhn memperkuat pendapatnya dengan teori revolusi sains. Ia menilai
adanya prinsip ‘ketidakberbandingan teori’ ilmu pengetahuan antar masa eksistensinya. Prinsip
itu hendak mengatakan bahwa kesinambungan antar teori adalah mustahil karena masing-
masing bekerja di bawah payung paradigmanya masing-masing. Coba anda urai paradigma
Kuhn beikut:
Tabel Paradigma Kuhn
Dulu Kini Kelak
NORMAL NORMAL NORMAL
SCIENCE 1 Anomali SCIENCE 2 Anomali SCIENCE 3
Krisis Krisis
Netral? Netral? Netral?

Paradigma 1 Paradigma 2 Paradigma 3

***SELAMAT MENGERJAKAN***

Anda mungkin juga menyukai