Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN

PELATIHAN ACLS

(ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT)

Disusun Oleh :

dr. Rizki Ramdan Sudarso

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN

2022

I. PENDAHULUAN
Bantuan Hidup Jantung Dasar (Basic Cardiac Life Support) merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari bantuan hidup dasar (Basic Life Support) secara keseluruhan serta

merupakan komponen inti dari Bantuan Hidup Jantung Lanjutan (Advanced Cardiac Life

Support). Saat ini, penguasaan tindakan bantuan hidup jantung dasar merupakan suatu

standar keahlian yang harus dikuasai dan menjadi persyaratan bagi tenaga medis.

Pemahaman, pengertian, serta penguasaan teori dan teknik Bantuan Hidup Jantung

Dasar yang dilanjutkan dengan penerapan dalam latihan/praktek merupakan kunci utama

untuk melakukan pertolongan yang efektif dan mempermudah pelaksanaan Bantuan

Hidup Jantung Lanjutan. Oleh sebab itu, peran pelatihan menjadi sangat vital dalam

mengembangkan kecepatan dan ketepatan berpikir serta penerapan pengetahuan Bantuan

Hidup Jantung Dasar yang telah diketahui.

Pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS) dirancang bagi para tenaga

kesehatan yang berperan langsung dalam resusitasi pasien, khususnya di rumah sakit.

Pada pelatihan ini, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dalam penanganan

pasien henti jantung dan penanganan keadaan sebelum henti jantung. Pelatihan

menggunakan metode partisipatif aktif melalui serangkaian simulasi kasus

kardiopulmoner.

Pelatihan ACLS dirancang sedemikian rupa dengan menekankan pentingnya

tindakan-tindakan berkelanjutan yang saling terkait satu sama lain agar memperoleh hasil

yang maksimal untuk menyelamatkan hidup pasien. Tindakan yang berkesinambungan

ini disebut dengan rantai kelangsungan hidup (the chain of survival).

Rantai pertama adalah mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan

(early access), rantai kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early

cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early

defibrilation), rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup jantung lanjut segera (early

advanced cardivaskular life support) dan rantai kelima adalah perawatan pasca henti

jantung (post cardiac-arrest care)

Kejadian mati mendadak masih merupakan penyebab kematian utama baik di negara

maju ataupun di negara berkembang seperti di Indonesia.


Henti jantung (cardiac arrest) bertanggung jawab terhadap 60% angka kematian

penderita dewasa yang mengalami penyakit jantung koroner. Sebagian besar kejadian

henti jantung mendadak yang terdokumentasikan memperlihatkan irama ventricular

fibrilation (VF). Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, terutama jika henti jantung

mendadak tersebut disaksikan, maka tindakan bantuan hidup dasar atau lanjutan harus

secepatnya dilakukan. Berdasarkan penelitian, bantuan hidup terhadap jantung akan

memberikan hasil yang maksimal apabila pertolongan diberikan dalam waktu 5 menit

setelah terjadi kejadian, dan pasien diketahui tidak sadarkan diri dengan menggunakan

alat automated external defibrilator (AED). Keberhasilan kejut jantung menggunakan

defribilator akan menurun antara 7-10% per menit apabila tidak dilakukan tindakan

bantuan hidup. Sebagai konsekuensi, semakin lama waktu yang diperlukan untuk

melakukan tindakan kejut jantung pertama kali, maka akan semakin kecil peluang

keberhasilan tindakan tersebut.

Wabah COVID19 yang menyebar luas akan berdampak kepada upaya resusitasi dan

upaya modifikasi resusitasi yang sudah ada. Tantangan yang akan muncul adalah

bagaimana kita menajmin keselamatan penderita terduga atau positif COVDI19 yang

mengalami henti jantung mendapatkan keselamatan untuk selamat tanpa membahayakan

otenaga medis yang melakukan upaya penanganan henti jantung tersebut.

II. TUJUAN
 Menunjukkan kemahiran dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD),
termasuk mendahulukan kompresi dada dan mengintegrasikan penggunaan
Automated External Defibrillator (AED)
 Menunjukkan kemahiran dalam melakukan tindakan bantuan hidup lanjut (BHL),
termasuk mendahulukan kompresi dada dan mengintegrasikan penggunaan
Defibrillator
 Mengelola henti jantung hingga kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous
circulation/ROSC), penghentian resusitasi, atau melakukan rujukan
 Mengenali dan melakukan pengelolaan dini terhadap kondisi sebelum henti jantung
yang dapat menyebabkan terjadinya henti jantung atau mempersulit resusitasi
 Mendemonstrasikan komunikasi efektif sebagai seorang anggota atau pemimpin
resusitasi
 Memahami dan dapat melakukan pengelolaan resusitasi henti jantung pada pasien
terduga atau positif COVID19
 Mengenali dan melakukan pengelolaan dini terhadap kondisi takiaritmia,
bradiaritmia, sindrom koroner akut, hipotensi, serta edema paru

III. PELAKSANAAN
a. Peserta Dari RSUD Pademangan
Jumlah peserta : 1 orang atas nama dr. Rizki Ramdan Sudarso

b. Waktu
Hari : Jumat – Minggu
Tanggal : 11-13 Februari 2022

c. Tempat
Tempat : Primaya Hospital Tangerang

d. Penyelenggara
PERKI Jakarta

e. Narasumber
- dr. Berlian I Idris, Sp.JP (K)
- dr. Reza Octavianus, Sp.JP
- dr. Prafithrie Avialita Shanti, Sp.JP
- dr. Jeveline Sinuraya, Sp.An.

f. Materi
- BHD/BCLS
- BHJL/ACLS

g. Jadwal Kegiatan
Hari I (Jumat, 11 Februari 2022) dilaksanakan secara online
1. Review Algoritma :
- BHD Dewasa, Anak, Bayi
- Henti Jantung
- Pasca Henti Jantung
- Acute Coronary Syndrom dan Diskusi Kasus
- Acute Lung Edema + Diskusi Kasus
- Syok + Diskusi Kasus
- EKG + Diskusi Kasus
- Takikardi + Diskusi Kasus
- Bradikardi + Diskusi Kasus
2. Skill EKG

Hari II (Sabtu, 12 Februari 2022) dilaksanakan secara online


- Skill BHD Online Lecture
- Skin Defib Online Lecture
- Bimbingan Algoritma Online

Hari III (Minggu, 13 Februari 2022) dilaksanakan secara offline


- Ujian Praktik Megacode

IV. PENUTUP
Pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta dalam menangani kasus henti jantung dan kondisi-kondisi sebelum
henti jantung (BHD dan BHJL/ACLS) khususnya pada pasien terduga atau psoitif
COVID19. Selain itu kegiatan pelatihan ini dapat melatih keterampilan penanganan kasus
takiaritmia, bradiaritmia, sindrom coroner akut, hipotensi, syok, serta edema paru
khususnya di RSUD Pademangan.

V. LAMPIRAN

1. Kwitansi atas nama RSUD Pademangan dengan materai 10000


2. Surat Tugas yang telah di cap dan di tanda tangan
3. Foto kopi daftar hadir
4. Foto kopi jadwal kegiatan
5. Foto Kegiatan
6. Sertifikat peserta
7. Laporan Kegiatan
8. Materi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai