Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Pokok Tipografi

Tipografi termasuk salah satu sarana penerjemah bahasa lisan atau yang tersirat ke dalam
bahasa tulis yang tersurat dan dapat dibaca. Tipografi merupakan salah satu elemen desain
yang sangat berpengaruh terhadap susunan hirarki dan keseimbangan karya desain. Tipografi
berperan untuk mengkomunikasikan ide atau informasi tersurat kepada pembaca.

Desain tipografi merupakan sebutan bagi penggunaan tipografi di dalam desain


komunikasi visual. Bagian dasar tipografi adalah huruf, yang berkembang dari tulisan tangan.
Tulisan tangan adalah sederet tanda-tanda yang dibuat oleh tangan dan memiliki arti. Maka,
tipografi adalah kumpulan tanda-tanda yang memiliki arti. Tanda-tanda yang digunakan
tersebut bisa dikatakan sebagai desain tipografi jika penggunaannya mempertimbangkan
graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada.

Adapun prinsip pokok tipografi yang dimaksud ada empat buah yaitu; legibility, clarity,
visibility, dan readibility. Prinsip pokok tersebut mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
suatu desain tipografi. Berikut penjelasan dari setiap prinsip pokok tipografi.

1. Legibility
Legibility atau yang dalam bahasa Indonesianya keterbacaan adalah kualitas yang
terdapat pada huruf yang dapat membuat huruf tersebut dapat terbaca dengan jelas.
Tujuan dari prinsip ini adalah untuk memudahkan pengamat/pembaca mengenali huruf,
membedakan setiap huruf atau karakter, dan menghindari kesalahan dalam mengenali
huruf. Karena pada suatu karya desain bisa saja terjadi cropping, overlapping, dan lain
sebagainya, yang akan membuat legibitilas dari suatu huruf dapat berkurang.
Selain itu, suatu kata yang memiliki karakter huruf yang sama dapat membuat kata
tersebut tidak jelas dan tidak terbaca dengan tepat. Oleh karena itu, para desainer harus
mampu mengenali dan paham akan karakter dari setiap bentuk huruf dengan baik, agar
terhindar dari kesalahan-kesalahan yang menyebabkan huruf tidak terbaca. Suatu jenis
huruf dapat dikatakan legible apabila semua karakternya mudah dikenali secara jelas.
Contoh dari penerapan prinsip legibility adalah seperti di bawah ini:
2. Clarity
Clarity atau yang dalam bahasa Indonesia kejelasan adalah kemampuan huruf-huruf
yang digunakan dalam karya desain dapat dibaca dan dipahami oleh pengamat/pembaca
yang menjadi target. Agar suatu karya desain dapat menjalankan perannya yaitu
mengkomunikasikan informasi kepada pengamat/pembaca yang dituju, maka
penyampaian informasi melalui tipografi ini harus terdapat prinsip clarity sehingga
pengamat dapat memahami informasi yang disampaikan. Clarity dapat dipengaruhi oleh
beberapa unsur seperti desain seperti visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain-
lain.
3. Visibility
Visibility atau yang dalam bahasan Indonesia visibilitas yang berarti keadaan dapat
dilihat dan diamati adalah kemampuan huruf, kata, atau frasa dalam karya desain
komunikasi visual dapat dibaca dalam jarak tertentu. Visibility berkaitan dengan jarak
pandang antara pembaca dengan objek bacaan. Di mana semakin jauh jarak pandang
maka visibility suatu objek bacaan tersebut akan berkurang, kecuali tingkat legibility dan
readability objek tersebut sudah baik.
Contoh dari penerapan prinsip visibility ini adalah font yang digunakan untuk
heading suatu browser/pamflet tentu berbeda dengan yang digunakan untuk papan iklan.
Penggunaan font pada papan iklan harus besar agar terbaca dari jarak jauh. Semua karya
desain memiliki target jarak baca, dan karakter yang digunakan pada desain tipografi
harus dapat dibaca dalam jarak tertentu agar peran karya desain sebagai saran
pengkomunikasi dapat berfungsi dengan baik.
4. Readibility
Readibility atau yang dalam bahasa Indonesia keterbacaan adalah penggunaan
karakter yang menunjukkan hubungan dengan karakter-karakter lain sehingga terlihat
jelas. Readability dipengaruhi oleh kombinasi huruf dan jaraknya. Untuk membentuk
suatu kata atau kalimat, dalam menggabungkan hurufnya harus memperhatikan
hubungan antar huruf yang satu dengan huruf yang lainnya, terutama spasi antar huruf
harus bisa dilihat dan dirasakan. Karena penggunaan spasi yang tidak tepat bisa
mengurangi tingkat readability, sehingga desain komunikasi visual tersebut terkesan
kurang informatif.
Apabila desain komunikasi visual tidak readibility itu berarti bahwa desain
komunikasi visual tersebut gagal karena tidak komunikatif. Selain itu, kerapatan dan
kerenggangan teks dalam suatu desain dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks
dengan spasi yang sangat rapat akan terasa menguasai bidang void (ruang tempat
elemen-elemen desain disusun) dalam suatu bentuk, begitu juga dengan teks yang
spasinya sangat renggang akan lebih terasa seperti tekstur. Contoh dari penerapan prinsip
readibility adalah seperti berikut:

Empat prinsip pokok tipografi di atas tujuan utamanya adalah untuk memastikan informasi
yang disampaikan melalui karya desain komunikasi visual dapat tersampaikan dengan baik.
Tujuan lainnya adalah untuk menyampaikan emosi atau sebagai bentuk ekspresi,
menunjukkan pergerakkan elemen dalam suatu desain, dan memperkuat arah suatu karya
desain, seperti elemen-elemen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai