PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cleaning Service merupakan sebuah jasa pelayanan kebersihan, kerapian serta
higienis pada sebuah instansi atau perusahaan maupun bangunan lain yang lebih
baik untuk area dalam ruangan atau luar ruangan, sehingga tercipta suasana
nyaman yang semuanya itu demi meningkatkan produktifitas karyawan dalam
sebuah instansi atau perusahaan. Cleaning Service di sebuah instansi merupakan
suatu keharusan yang di butuhkan untuk menciptakan situasi kerja kantor atau
ruangan agar bersih dan nyaman. Indicator kebersihan pada suatu organisasi dapat
dilihat pada kebersihan lingkungan, sehingga terciptanya kenyamanan bagi para
karyawan atau pekerja.
Dalam suatu instansi atau perusahaan sering dilakukan penilaian Cleaning
Service berdasarkan kecermatan dan tingkat kebersihan disetiap unitnya. Seperti
pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis pada PT Multiclean Jaya
Lestari ini setiap sebulan sekali akan dilakukan penilaian kinerja kerja pada
Cleaning service.
Penilaian kinerja Cleaning Service merupakan evaluasi sistematis yang
dilakukan oleh Manager terhadap kinerja karyawan untuk memahami kemampuan
karyawan dan mengetahui tingkat keberhasisalan kinerja setiap karyawan pada
setiap unit kerjanya, penilaian ini dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi
ketarampilan, kemampuan, pencapaian, serta pertumbuhan seorang karyawan.
Untuk meminimalkan masalah dalam proses pengambilan keputusan untuk
menentukan kinerja para karyawan terutama apabila terdapat kinerja kerja yang
tidak jauh berbeda antaran karyawan, sering terdapat kesulitan dalam penilaian
yang berakhir pada hasil yang mengecewakan, karena kesulitan dalam mengukur
kinerja para karyawan yang masih secara manual atau masih menggunakan
Microsoft excel .
1
Oleh karena itu di zaman sekarang kemajuan teknologi sangat berkembang
pesat dan dengan mudah dapat membuat suatu sistem pendukung keputusan
yang bisa menganalisa beberapa pegawai teladan yang sesuai dengan kinerjanya
dan mendapat hasil yang sesuai. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis
untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut perlu dibuatkanya sebuah sistem
yang dapat membantu dalam penilaian kinerja Cleaning Service.
Motode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah
Profile Matching, karena mempunyai beberapa kelebihan diantaranya proses
perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif dan
penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada proses membandingkan
kompotensi individu dengan nilai suatu profil.
Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat
karena sudah didasarkan pada kriteria dan bobot yang sudah ditetapkan sehingga
akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang berhak menjadi
karyawan teladan.
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana membuat sistem
penilaiyan karyawan teladan dengan Metode Profile Matching agar proses
penilaian dapat dilakukan secara obyektif dan efisiensi.
3.1 Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka peneliti membuat batasan-batasan masalah
sebagai berikut:
1. Metode mengevaluasi kinerja Cleaning service teladan hanya
menggunakkan Metode Profile Matching.
2
4.1 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah membuat sebuah
sistem penilaiyan Cleaning service teladan dengan Metode Profile Matching,
untuk mambantu proses pengambilan keputusan dalam memilih Cleaning Service
teladan terbaik.
3
Penelitian pada tahun 2017 oleh Dimas Totok Adianto dengan judul Sistem
Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Siswa Baru Menggunakan Metode
Profile Matching. Pembahasan mengenai penyeleksian siswa baru dan pengujian
terhadap metode profile matching menyatakan bahwa hasil perhitungan metode
profile metching pada sistem dan hasil perhitungan manual hasilnya 100%, sama.
(Adianto, 2017)
Penelitian pada tahun 2016 oleh Ari Suhartanto, Kusrini dan Henderi dengan
judul Decision Support System Untuk Penilaian Kinerja Guru Dengan Metode
Profile Matching. Pembahasan mengenai penilaian kinerja Guru untuk
kompetensi pedagogic dengan metode profile matching yang telah diterapkan
memiliki tingkatan akurasi hasil nilai sebesar 95,67%,(Suhartanto, 2016)
Penelitian pada tahun 2021 oleh Boy Diego Lumwartono, Firza Prima
Aditiawan, Agung Mustika Riziki dengan judul Sitem Pendukung Keputusan
Penempatan Posisi Pemain Sepak Bola Menggunakan Metode Profile Matching.
Pembahasan mengenai penentuan posisi pemain yaitu pelatih menilai setiap
pemain dengan nilai 0 – 100 pada semua kriteria yang sudah ditentukan dan hasil
pengujiana yang telah di lakukan menggunakan 35 data pemain sepak bola,
tingkat akurasi antara posisi rekomendasi sistem dengan menggunakan Metode
Profile Matching sebesar 94,28%, (Lumwartono et al., 2021)
Penelitian pada tahun 2021 oleh Boni Oktaviana Sembiring dan Yunita Sari
Siregar dengan judul Analisis Penentuan Kelayakan Judul Skripsi Mahasiswa
Dengan Metode Profile Matching dan TOPSIS. Pembahasan mengenai kelayakan
judul skripsi mahasiswa dan pengujian menggunakan Metode TOPSIS
menghasilkan akurasi sebesar 80%, sedangkan pengujian data dengan Metode
Profile Matching berdasarkan 5 kriteria yang telah ditentukan menghasilkan nilai
akurasi sebesar 60%,(Sembiring & Siregar, 2021)
4
No Nama penelitian Tahun Judul penelitian, metode dan tahun Metode Hasil
1 Fajar faizurrosyid 2019 Analis Metode Case Based Case Based Akurasi dengan presentase sebesar 90% dengan
Reasoning dan Profile Matching Reasoning masing-masing metode yaitu Case Based Reasoning
dalam Penentuan Modal Usaha dan Profile sebesar 100%, dan Profile Matching sebesar 80%
Mikro Berbasis Web Matching
2 Raden Ajeng Yosua 2018 Sistem Pendukung Keputusan Profile Perhitungan didapatkan presentase mencapai 98,4%,
Ariane Amos dalam Penentuan Penerimaan Matching untuk tingkat akurasi dari perhitungan confungsion
Wiseso dan Beasiswa PT BFI Finance matrix, maka data penerimaan beasiswa
Setiawan Indonesia Tbk Menggunakan menggunakan metode profile metching dinyatakan
Metode Profile Matching akurat
3 Dimas Totok 2017 Sistem Pendukung Keputusan Profile Hasil perhitungan metode profile metching pada
Adianto Penerimaan Calon Siswa Baru Matching sistem dan hasil perhitungan manual hasilnya 100%,
Menggunakan Metode Profile sama
Matching
4 Ari Suhartanto 2016 Decision Support System Untuk Metode Metode profile matching yang telah diterapkan
Penilaian Kinerja Guru Dengan Profile memiliki tingkatan akurasi hasil nilai sebesar 95,67%
Metode Profile Matching Matching
5 Boy Diego 2021 Sitem Pendukung Keputusan Profile Tingkat akurasi antara posisi rekomendasi sistem
Lumwartono, Firza Penempatan Posisi Pemain Sepak Matching dengan menggunakan Metode Profile Matching
Prima Aditiawan, Bola Menggunakan Metode Profile sebesar 94,28%
Agung Mustika Matching
Riziki
6 Boni Oktaviana 2021 Analisis Penentuan Kelayakan Metode pengujian menggunakan Metode TOPSIS
Sembiring dan Judul Skripsi Mahasiswa Dengan Profile menghasilkan akurasi sebesar 80%, sedangkan
Yunita Sari Siregar Metode Profile Matching dan Matching dan pengujian data dengan Metode Profile Matching
TOPSIS TOPSIS berdasarkan 5 kriteria yang telah ditentukan
menghasilkan nilai akurasi sebesar 60%
5
6
7.1 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini :
H0 : sistem pendukung keputusan dengan profile metching akurat jika akurasi sistem ≥
90%.
H1 : sistem pendukung keputusan dengan profile metching tidak akurat jika akurasi
sistem < 90%.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertia Sistem
Beberpa penegrtian atau definisi mengenai sistem yang diberikan oleh parah ahli sebagai
bahan perbandingan antara lain sebagai berikut:
a. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang
jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O’Brien dan
Marakas 2009).
b. Pengertian sistem menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang
saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
c. Ackof dalam Effendy (1989:51) mengatakan bahwa sistem adalah setiap kesatuan
secara konseptual atau fisik, yeng terdiri bagian-bagian dalam keadaan saling
tergantung satu sama lain.
d. Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
e. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:950) disebutkan bahwa sistem
mempunyai dua pengertian; (a) Seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; dan (b) Susunan yang teratur dari
pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
Dari definisi-definisi di atas, terlihat bahwa masing-masing menekan bahwa
sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan sehingga
membentuk satu kesatuan yang utuh.
9
2.2.3 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005), mempunyai beberapa karakteristik dari sistem pendukung
keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mendukung sekuruh kegiatan organisasi.
2) Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.
3) Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan.
4) Terdapat dua komponen utama yaitu model dan data.
5) Menggunakan baik data internal maupun eksternal
6) Memiliki kemampuan what –if analysis dan goal seeking analysis.
7) Menggunakan beberapa model kuantitatif
Menurut Turban (2005), kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sebuah sistem
pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani maslah semi
terstruktur.
2) Mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah dan tidak
terstruktur.
3) Membantu menejer pada bebagai tingkat bawah.
4) Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
5) Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.
6) Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain design, intelegence,
choice dan implementation.
7) Menunjang bebagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
8) Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
9) Kemudahan melakukan interaksi sistem.
10) Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan dari pada efisiensi.
11) Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
12) Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
13) Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
10
4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, walaupun
sistem pendukung keputusan tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, tetapi dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami
persoalan.
5. Memperkuat keyakinan pengambilan keputusan terhadap keputusan yang
diambilnya.
6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematn waktu, tenaga dan biaya.
12
Berikut adalah beberapa tahapan dan perumusan perhitungan dengan metode
Profile Matching:
1) Menentukan variabel data yang dibutuhkan
2) Menentukan aspek-aspek yang digunakan untuk penilaian.
3) Pemetaan Gap profil.
Ada beberapa hal yang diketahui tantang analisis GAP, salah satu diantaranya
adalah tabel bobot nilai GAP. Analisis GAP disini berasal dari konsep skala
perioritas, karena di dalam pembuatan bobot dengan range 0-5 berdasarkan prioritas
setiap kriteria. Berikut ini adalah table bobot nilai GAP.
13
Tabel 2.1. table bobot nilai GAP
No Selisih Bobot Nilai Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 0 6 Tidak ada selisih, kompetensi sesuai dengan yang
dibutuhkan
2 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat /level
3 -1 5 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat /level
4 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat /level
5 -2 4 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat /level
6 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat /level
7 -3 3 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat /level
8 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat /level
9 -4 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat /level
10 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat /level
11 -5 1 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat /level
(Sumber : Nofriansyah dkk,2007)
4) Pembobotan
Pada tahap ini, akan ditentukan bobot nilai masing-masing kriteria dengan
menggunakan bobot nilai yang telah ditentukan bagi masing-masing kriteria.
5) Pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor
Setelah menentuhkan bobot nilai gap kreteria, kemudian tiap kriteria
dikelompokkan menjadi dua yaitu core factor dan secondary factor.
NC
NCF=
IC
(2.2)
Keterangan.
14
b. Secondary Factor(Faktor Pendukung)
Secondary factor adalah item-item selain aspek yang ada pada core factor.
Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus (Kusrini, 2007).
𝜮𝑵𝑺 (2.3)
𝑵𝑺𝑭 =
𝜮𝑰𝑺
Keterangan.
𝑵 = (𝑿)%𝑵𝑪𝑭 + (𝑿)%𝑵𝑺𝑭
(2.4)
Keterangan.
15
7) Perankingan
Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking. Penentuan mengacu
ranking pada hasil perhitungan yang ditunjukkan oleh rumus (Kusrini, 2007).
(2.5)
Rangking = (X) % N1 + (X)% Nn
Keterangan.
2.4
2.5
16