pegawai yang terpilih akan diberikan Sekolah SMA Swasta Raksana Medan,
penghargaan atau hadiah berupa parsel sembako sebagai lembaga sarana pendidikan wajib
senilai Rp. 500.000 yang diberikan langsung mengutamakan kinerja setiap guru dalam
oleh Bapak Camat. Banyaknya pegawai menjadi menunjang siswa-siswi yang berprestasi. Salah
kesulitan tersendiri dalam memilih pegawai satu masalah yang sering terjadi dalam dunia
berprestasi, tidak dipungkiri juga bahwa pendidikan yaitu guru yang tidak profesional
pemilihan pegawai berprestasi pun sering dalam mengajar. Oleh sebab itu sekolah selalu
dilakukan tidak objektif. mencari
Untuk mengetahui pegawai berprestasi guru-guru yang ahli dibidang mata pelajarannya
perlu diadakan penilaian kinerja terhadap dan mempunyai jiwa mengajar. Sistem
pegawai. Melakukan suatu penilaian dalam pendukung keputusan dengan menggunakan
pemberian penghargaan untuk pegawai metode profile matching dan metode gap ini
berprestasi diantaranya menggunakan sistem dibuat berdasarkan data dan norma-norma
pendukung keputusan dalam membantu sumber daya manusia. Proses perhitungan gap
pemecahan suatu masalah. Metode yang dilakukan untuk menentukan poin setiap kriteria
digunakan dalam melakukan pemberian dan dicocokkan dengan pembobotan setiap
penghargaan untuk pegawai berprestasi yaitu kriteria. Hasil dari proses ini berupa ranking
metode profile matching. (Kristiana, 2015:161) guru dan merupakan dasar bagi pendukung
Untuk meminimalkan masalah yang keputusan untuk pemilihan kenaikan jabatan
ada perlu suatu sistem pendukung keputusan guru honor menjadi guru tetap. (Sianturi,
yang dapat menganalisa beberapa pegawai yang 2015:44).
sesuai dengan kinerjanya.
Kinerja pegawai yang baik itu sangat II. LANDASAN TEORI
penting agar kegiatan pada suatu instansi atau
perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Kita A. Definisi Pengambilan Keputusan
dapat mengetahui kinerja pegawai dengan cara Menurut Djahir dan Dewi (2014:26)
melakukan pemberian penghargaan kepada mengatakan bahwa “Keputusan merupakan
pegawai berprestasi. Untuk mengetahui pegawai rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam
yang berprestasi perlu diadakan penilaian memecahkan masalah untuk menghindari atau
terhadap kinerja pegawai. Kegiatan penilaian mengurangi dampak negatif atau untuk
kinerja ini merupakan kegiatan yang pada memanfaatkan kesempatan”.
umumnya sudah rutin dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan dan instansi dimana B. Konsep Dasar Sistem Pendukung
untuk mengetahui pegawai berprestasi dan Keputusan (SPK)
kemudian memberikan penghargaan. (Kristiana, Menurut Nofriansyah (2014:1)
2015:161) mengemukakan bahwa “Sistem pendukung
Dalam perekrutan anggota baru keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk
biasanya organisasi BEM (Badan Eksekutif mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk
Mahasiswa) sering kesulitan dalam melakukan suatu peluang”.
penseleksian, sedangkan ketertarikan
mahasiswa dalam turut serta menjadi bagian C. Instrumen Penelitian
organisasi ini tidak sedikit jumlahnya dengan Menurut Zulfikar dan Nyoman (2014:149)
alasan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) bahwa “pada prinsip meneliti adalah melakukan
merupakan pengayoman bagi UKM (Unit pengukuran maka harus ada alat ukur yang
Kegiatan Mahasiswa) yang ada disetiap baik”. Alat ukur dalam penelitian disebut
perguruan tinggi atau universitas khususnya instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
Universitas Potensi Utama. Sistem pendukung adalah suatu alat yang digunakan mengukur
keputusan ini menggunakan metode Gap fenomena-fenomena alam maupun sosial yang
Kompetensi (Profile Matching) dengan tujuan diamati.
untuk menentukan prioritas dengan ranking
tertinggi, dimana sebagai sarana dari sistem D. Metode Pengumpulan Data
yang tepat dalam menyeleksi calon anggota Ciputrauceo (2016:25) mengemukakan
baru BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). bahwa “Metode pengumpulan adalah teknik
(Setiawan dan Surya Darma, 2015:127) atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data
203
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 3 Nomor 1, Oktober 2018 p-ISSN : 2541-044X
Keterangan:
Profil Pegawai : Nilai Pegawai
Profil Kinerja : Nilai Standart
4.2. Pembobotan
Setelah didapatkan tiap gap masing-
masing pegawai maka tiap profil nasabah diberi
bobot nilai patokan seperti pada tabel-tabel
berikut:
205
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 3 Nomor 1, Oktober 2018 p-ISSN : 2541-044X
a. Core Factor
Core factor merupakan aspek (kompetensi)
yang paling menonjol atau paling dibutuhkan
oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat
menghasilkan kinerja optimal. Untuk
perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada
rumus di bawah ini:
NCF =
Keterangan:
NCF : Nilai rata-rata core factor
NC (s,p) : Jumlah total nilai core factor
(sasaran kerja, perilaku)
IC : Jumlah item core factor
NSF =
206
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 3 Nomor 1, Oktober 2018 p-ISSN : 2541-044X
Keterangan:
NSF : Nilai rata-rata Secondary factor
NS (s,p) : Jumlah total nilai Secondary
factor(sasaran kerja, perilaku)
IS : Jumlah item Secondary factor
NSF=
3. Rati Dwi Putri
NCF =
4. Sudaswan NSF
NCF=
4. Sudaswan
NSF= NCF =
NSF
5. Erma Sa’adih
5. Erma Sa’adih
NCF = NCF =
NSF= NSF
207
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 3 Nomor 1, Oktober 2018 p-ISSN : 2541-044X
= 3+2
= 5
= 3,5 + 1,35
= 4,85
4. Sudaswan = (70% x 5) +
(30% x 4,75)
= 3,5 + 1,425
= 4,925
5. Erma = (70% x
4,3)+(30% x 4,85)
= 3,01 + 1,455
= 4,465
HA = (x)%Ns + (x)%Np
Keterangan:
Ha : Hasil Akhir
Ns : Nilai Sasaran Kerja
Np : Nilai Perilaku
(x)% : Nilai Persen yang diinputkan
3. Rati = (70% x 5) +
(30% x 4,5)
209
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 3 Nomor 1, Oktober 2018 p-ISSN : 2541-044X
Tabel.14 :
Ranking Referensi
Djahir, Yulia & Dewi Pratita. 2014. Bahan Ajar
Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: Deepublish.
210