Anda di halaman 1dari 5

Cacing Tanah (Lumbricus terestris)

Morfologi
Secara morfologi, tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin, dan
setiap segmen memiliki seta kecua- li pada 2 segmen pertama. Seta adalah struktur seperti
rambut yang berfungsi untuk menggali substrat dan memegang pasangan saat kopula- si, serta
sebagai alat gerak cacing tanah. Cacing tanah memiliki mulut pada ujung anterior (tidak
bersegmen) yang disebut prostomium. Sebagai hewan hermaprodit, organ reproduksi cacing
tanah, baik organ kelamin jantan dan betina, terletak pada beberapa segmen bagian anterior
tubuhnya. Secara umum organ kelamin jantan terdiri dari dua pasang testis, yang terletak pada
segmen ke-10 dan 11, sedangkan organ kelamin betina yaitu ovarium terletak pada segmen ke-
13. Setelah dewasa akan terjadi penebalan epitelium pada posisi segmen tertentu membentuk
klitel- lum (tabung peranakan atau rahim). Klitellum tersebut dapat berwarna lebih pekat atau
lebih pudar dibandingkan dengan bagian tubuh lain- nya (Edwards & Lofty 1977; James 2000).
Anatomi
Menurut Palungkun (1999) dalam Astuti (2001) cacing tanah (Lumbricus rubellus) memiliki
struktur anatomi sebagai berikut:
1. Sistem Sirkulasi
Cacing tanah memiliki alat sirkulasi yang terdiri atas pembuluh darah dorsal, dan pembuluh
darah ventral yang terletak membujur di sepanjang tubuhnya.

2. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan cacing tanah dari organ mulut, faring, esofagus, tembolok, lambung otot
(empela), usus, dan anus. Pada bagian mulut terdapat prostomium yang memiliki sel-sel sensor
yang berfungsi sebagai lensa menggantikan fungsi mata sehingga cacing dapat membedakan
material berbahaya selama proses makan dan proses bergerak.

3. Sistem Syaraf
Sistem syaraf pada cacing tanah terdiri atas simpul syaraf (ganglion) yang terdapat di bagian
anterior dan simpul syaraf bagian ventral serta serabut-serabut syarafnya. Simpul syaraf bagian
anterior dapat disamakan dengan otak, dari ganglion ventral menjulur tali syaraf ventral ganda
sampai ujung akhir. Ganglion mengkoordinasikan impuls sehingga bila otot longitudinal kendor,
maka otak sirkuler berkerut dan juga sebaliknya, sehingga hal ini menyebabkan pergerakan pada
cacing.
4. Sistem Pernafasan
Pernafasan cacing tanah dibantu oleh kulit yang berfungsi sebagai
alat untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pernafasan tersebut melalui pembuluh kapiler
yang ada di seluruh jaringan kutikula pada lapisan atas kulit. Jaringan kutikula berfungsi untuk
menjaga kelembapan kulit melalui lendir yang disekresikan oleh epidermis dan coelon. Oksigen
yang masuk ke dalam pembuluh darah selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi
darah.

Gambar. Anatomi Cacing Tanah (Miller & Harley, 2007)

Sistem reproduksi
Cacing tanah memiliki sifat hermafrodit, yang berarti memiliki alat kelamin jantan dan betina
dalam satu tubuh, namun hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri dikarenakan fase
pematangan sel sperma dan sel telurnya berbeda. Alat kelamin betina terdiri atas sepasang ovari
yang terletak pada segmen 13 di bagian depan, sepasang infundibulum yang bermuara pada
kantong telur di bagian segmen 14. Setiap kantong telur terdapat oviduk yang bermuara keluar
pada segmen 14. Alat kelamin jantan terdiri atas dua pasang testis yang terletak pada segmen 10
dan segmen 11, dan dua buah kantong testis. Setiap kantong testis timbul sebuah vas efferns
bermuara dalam saluran sperma yang membujur di kanan dan di kiri dan berakhir pada forus
genital pada segmen 15. Tiap testis terletak dalam kantong sperma. Pada setiap segmen 9, 10,
dan 11 terdapat sepasang vasikula seminalis, dan setiap segmen 9, dan 10 masing- masing
terdapat sepasang penampung sperma. Pada saat cacing mengalami kopulasi (perkawinan),
klitelum memegang fungsi sebagai: (1) organ kelamin sekunder pada Lumbricus terestris, (2)
mensekresikan lendir yang berguna untuk menyelubungi perlekatan antara sepasang cacing
tanah, (3) melindungi dan melancarkan jalannya spermatozoa pada saat kopulasi serta
membentuk dinding kokoon.

Habitat
Cacing tanah hidup ditempat atau tanah yang terlindung dari sinar matahari, lembab, gembur,
dan mengandung banyak serasah. Habitat ini sangat spesifik bagi cacing tanah untuk tumbuh dan
berkembang biak dengan baik. Marga Lumbricus terestris ini sangat menyukai bahan organic
yang berasal dari kotoran ternak dan sisa-sisa tumbuhan (Palungkun, 2010:10).
Peran
A. Manfaat cacing tanah bagi kesehatan

Mengobati penyakit tifus


Manfaat cacing tanah yang pertama untuk mengobati penyakit tifus. Manfaat yang satu ini
mungkin sudah lama dipercaya oleh masyarakat. Cacing tanah akan diolah menjadi ekstrak yang
berbentuk kapsul. Bakteri salmonella yang ada di dalam ekstrak cacing tanah tersebut dinilai
mampu mengatasi penyakit tifus. Cacing tanah juga bersifat antibakteri, yang membuatnya dapat
melawan perkembangan bakteri dan membuat penderita tifus sembuh lebih cepat.
Mengatasi diare
Manfaat cacing tanah yang kedua untuk mengatasi diare. Diare yang diderita biasanya
disebabkan oleh bakteri E.coli yang menyerang sistem pencernaan dalam tubuh. Sifat antibakteri
yang terkandung di pada cacing tanah, dapat digunakan untuk melawan perkembangan bakteri
seperti E.coli dan bisa mengatasi diare dengan cepat.
Mengatasi peradangan
Manfaat cacing tanah yang ketiga untuk mengatasi peradangan. Proses oksidasi saat
mengonsumsi cacing tanah menjadi indikator serum biokimia. Cacing tanah memiliki kandungan
organik bernama lumbrokinase, yang biasanya diolah menjadi suplemen makanan.
Kandungan organik ini bermanfaat bagi kesehatan untuk mengurangi peradangan akibat
hiperkoagulasi. Hiperkoagulasi sendiri adalah pembekuan darah secara berlebih dan sangat
membahayakan.
Memberikan energi
Manfaat cacing tanah yang keempat untuk memberikan energi. Cacing tanah memiliki
kemampuan untuk memberikan energi pada tubuh Anda. Cacing tanah memiliki kandungan
taunin, yaitu senyawa yang mampu mengurai lemak dalam tubuh menjadi energi. Cacing tanah
juga sering dimanfaatkan sebagai menu diet karena cacing tanah dianggap mampu menurunkan
lemak.
Mengatasi gangguan pembuluh darah
Manfaat cacing tanah yang kelima dapat mengatasi gangguan pembuluh darah. Cacing tanah
diketahui memiliki kandungan enzim fibrinolitik, yang dinilai mampu mencegah penyakit yang
berhubungan dengan trombosit atau gangguan pembuluh darah
Cacing tanah juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga kondisi sel saraf pada tubuh agar tetap
dalam kondisi baik. Sebuah penelitian mengungkapkan cacing tanah memiliki potensi
memperbaiki jalur sinyal pada sel Schwann. Sel Schwann berperan penting untuk
menyembuhkan saraf yang rusak di dalam tubuh.
B. Manfaat cacing tanah bagi lingkungan
Meningkatkan nutrisi tanah
Cacing tanah memakan puing-puing, bangkai, kotoran hewan, seperti kotoran sapi. Tubuh
mereka yang memanjang menggali tanah dan memakan apa pun yang mereka temukan di jalan.
Sistem pencernaan cacing mengumpulkan unsur mineral organik dan anorganik. Saat mereka
bergerak, cacing meninggalkan gips yang kaya akan nutrisi. Saat cacing membusuk, tanah
menjadi kaya akan nutrisi, sehingga dapat menambah kesuburan tanah.
Mengubah tekstur dan struktur tanah
Tidak semua tanah sama. Tekstur dan strukturnya tergantung pada proporsi lanau, lempung,
pasir, dan air yang ada di di dalam tanah. Kombinasi sifat menentukan daya tampung air, dan
ketersediaan hara untuk tanaman yang ingin tumbuh. Cacing tanah dapat memperkuat partikel
tanah dan menahan kelembapan. Penelitian tentang cacing tanah telah menunjukkan bahwa
makhluk kecil ini dapat memperkaya lapisan tanah atas yang merupakan substratum yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman pangan yang sehat.
Memperbaiki drainase tanah
Banyak tanaman tidak dapat mengambil nutrisi dalam kondisi tergenang air. Ketika cacing tanah
menggali, tanah dilonggarkan sehingga menciptakan ruang untuk memungkinkan air yang
berlebih mengalir keluar. Sayangnya masih banyak yang menggunakan bahan kimia dan
pestisida, yang dapat membunuh cacing tanah dan menghancurkan kehidupan biologis alami
cacing tanah.
Klasifikasi cacing tanah (Luumbricus terestris) ialah:
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Subkelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terestris
Daftar pustaka
Edwards, CA, Lofty JR. (1997). Biology of Earthworm. London: Chapman and Hall.
https://www.merdeka.com/jabar/11-manfaat-cacing-tanah-bagi-kesehatan-dan-lingkungan-jangan-
disepelekan-kln.html Manfaat Cacing Tanah, 3 Oktober 2020

rahmadina. (2019). “Buku Taksonomi Invertebrata”. Medan.

Anda mungkin juga menyukai