Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Miska Salsabila1, Mitha Daini Afidah2, Maharani Taufan3


123
Mahasiswi IIQ Jakarta
miskahsalsabilah@gmail.com1, mitadaini28@gmail.com2, maharanitaufan@gmail.com3

Abstrack

Tujuan penulisan makalah ini adalah membahas mengenai Sejarah


perkembangan islam di asia tenggara, kemajuan islam di asia tenggara,
Modernisasi islam di asia tenggara. Metode penulisan makalah ini menggunakan
metode deskriptif analitik, deskriptif analitik yang dimaksud adalah suatu cara
bagaimana suatu metode yang berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai
sejarah perkembangan islam di asia tenggara. Data yang digunakan dalam
makalah ini adalah data primer yang diambil dari buku yang berjudul “Sejarah
Perkembangan islam di asia tenggara”, yang ditulis oleh Siti Zubaidah,
sedangkan data sekunder diambil dari artikel jurnal dan buku-buku yang sesuai
dengan pembahasan makalah ini. Temuan makalah ini adalah Islam masuk di
asia tenggara pada abad ke 7 melalui saluran perdagangan, kemajuan islam di
asia tenggara terbukti dengan adanya kerajaan islam yaitu kerajaan Samudra
pasai dan malaka, Modernisasi islam diasia tenggara kualitatif yaitu Pendidikan
yang semakin berkembang pesat dari masa-masa sebelumnya. Dan kesimpulan
makalah ini adalah Islam masuk di asia tenggara pada abad ke 7 melalui saluran
perdagangan, kemajuan islam di asia tenggara terbukti dengan adanya kerajaan
islam yaitu kerajaan Samudra pasai dan malaka, Modernisasi islam diasia
tenggara kualitatif yaitu Pendidikan yang semakin berkembang pesat dari masa-
masa sebelumnya.
Kata kunci : Sejarah, Islam, Asia Tenggara

Pendahuluan

Sebagai fenomena sosial, agama Islam pertama kali muncul di Jazirah


Arab pada abad ke-7 Masehi. Nabi Muḥammad saw, adalah orang yang mula-
mula memperkenalkan agama Islam kepada peduduk kota Makkah. Hanya
dalam kurun waktu dua dekade dari awal dakwahnya, Nabi Muhammad s.aw.
telah berhasil menjadikan umat Islam menyebar begitu pesat sehingga sampai ke
luar Jazirah Arab. Jika dilihat pada peta modern penyebaran umat Islam di
seluruh dunia, maka kawasan Asia dan Afrika adalah wilayah yang paling
dominan

1
Asia Tenggara merupakan kawasan yang cukup luas dan cukup
berpengaruh di kancah dunia. Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok yakni
Asia Tenggara Daratan yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan
Asia Tenggara Maritim yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia,
Singapura, Timor Leste. Islam di negara-negara Asia Tenggara, sangat
diperhitungkan karena jumlah kuantitasnya, hampir seluruh negara yang ada di
Asia Tenggara, penduduknya baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama
Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan
Brunei Darussalam, negara Indonesia (Sekitar 90% menganut agama Islam)
Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa Islam
dikepulauan Asia Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan
para pengikut Nabi Muhammad dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar
yang memperdebatkan asal-usul Islam di kepulauan Asia Tenggara tidak hanya
gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan perkembangan Islam di
kepulauan Asia Tenggara. Kedatangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara
adalah titik tolak sejarah Islamisasi Nusantara, tetapi merupakan bagian yang
paling bermasalah dan tidak jelas. Meskipun demikian, teori-teorinya banyak
bermunculan dan menimbulkan perdebatan yang tidak kunjung tuntas, Makalah
ini akan membahas tentang sejarah perkembangan islam di asia tenggara,
kemajuan islam di asia tenggara serta moderennisasi islam di asia tenggara.

A. Sejarah Perkembangan Islam Di Asia Tenggara

Sejarah adalah Definisi secara umum kata history berarti “masa lampau
umat manusia”. Dalam bahasa Jerman disebut Geschichte, berasal dari kata
geschehen yang berarti terjadi. pengertian sejarah mencakup 3 hal yaitu
pertama Silsilah, asal usul keturunan, kedua Kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, peristiwa-peristiwa
penting yang benar-benar terjadi, cerita-cerita yang beradasar pada kejadian-
kejadian yang benar-benar terjadi, ketiga ilmu pengetahuan atau uraian

2
tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi
di masa lampau.1

Asia Tenggara adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia.


Islam adalah agama utama di Indonesia, Malaysia dan Darussalam di Brunei.
Dan juga terdapat di temukan minoritas Muslim di Myanmar (Myanmar),
Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa Asia Tenggara memiliki populasi Muslim terbesar. Meski jauh dari
tempat kelahiran Islam, penduduk Indonesia merupakan penganut agama
Islam sangatlah besar, terhitung sekitar 12,9% dari penduduk muslim dunia.

Umat Islam merupakan mayoritas pendudukan Asia Tenggara,


khususnya di Indonesia, Malaysia, Pattani (Thailand Selatan), dan Brunei,
Islam masuk di Asia Tenggara sejak Abad VII didasarkan bukti arkiologis
berupa batu nisan yang bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama Ahmad
bin Abu Ibrahim bin Abu Aradah alias Abu Kamil wafat pada hari Kamis, 29
Safar 431 H. ditemukan di jalur pelayaran dan perdagangan di Pharang,
Campa Selatan, yang kini masuk daerah Vietnam, Pada abad VII tersebut
Islam di Asia Tenggara belum terorganisir secara massif, sehingga masih
sebatas Islam masuk ke Asia Tenggara. Seiring berjalannya waktu, Islam
mulai tersebar ke beberapa negara di Kawasan Asia Tenggara hingga
akhirnya muncullah kerajaa-kerajaan Islam yang di antara kerajaan-kerajaan
tersebut berada di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan adanya kerajaan-kerajaan itu lah maka Islam di
Asia Tenggara sudah mulai mapan dalam segala lini termasuk politik,
ekonomi, hingga pendidikan2

Masuknya Islam ke berbagai wilayah Asia Tenggara tidak berada dalam


satu waktu yang bersamaan, melainkan berlangsung selama berabad-abad,

1
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam (Medan: perdana publishing, 2016), hal. 1-7.
2
Herman Wicaksono, “Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika,” Jurnal Rihlah 8, no. 1
(2020): hal. 55.

3
dan tidak merata di seluruh tempat. Kondisi wilayah-wilayah Asia Tenggara
pada saat itupun berada dalam situasi politik dan kondisi budaya yang
berbeda-beda. Misalnya, pada paruh kedua abad ke-13, para penguasa
Sumatera Utara (sekarang Aceh) sudah menganut Islam. Pada saat yang sama
hegemoni politik di Jawa Timur masih di tangan raja-raja beragama Syiwa
dan Budha seperti Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari. Begitupula
kerajaan Islam Demak baru berdiri bersamaan dengan melemahnya
kekuasaan Majapahit, karena itu tidaklah mudah menjawab “kapan, dimana,
mengapa, dan dalam bentuk apa” Islam mulai menimbulkan dampak pada
masyarakat Asia Tenggara untuk pertama kalinya.

Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Islam telah datang ke Asia


tenggara sejak abad pertama hijriah (7M) seperti diyakini oleh Arnold. Ia
mendasarkan pendapatnya ini pada sumber-sumber Cina yang menyebutkan
bahwa menjelang akhir perempat ketiga abad ke 7 seorang pedagang Arab
menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai
Sumatera16. Sebagian orang-orang Arab ini dilaporkan melakukan
perkawinan dengan wanita lokal, sehingga membentuk nukleus sebuah
komunitas Muslim yang terdiri dari orang-orang Arab pendatang dan
penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota-anggota komunitas Muslim ini
juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran islam. Pendapat yang sama
juga ditegaskan oleh J.C Van Leur, bahwa koloni-koloni Arab Muslim sudah
ada di barat laut Sumatera, yaitu Barus, daerah penghasil kapur Barus
terkenal sejak tahun 674 M. pendapatnya ini didasarkan pada cerita
perjalanan para penegambara yang sampai ke wilayah Asia Tenggara3

Islam telah memasuki Asia Tenggara secara damai selama berabad-


abad. Penyebaran Islam di wilayah ini terjadi tanpa pergolakan politik, bukan
melalui perluasan kebebasan yang terkait dengan kekuatan militer,
pergolakan politik, atau pemaksaan struktur kekuasaan luar dan norma-norma
sosial. Sebaliknya, Islam masuk melalui perdagangan, perkawinan, wajib

3
Agus Kusman, “Islam Di Asia Tenggara,” UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2016): hal.9-10.

4
militer, dan asimilasi komunitas Muslim Arab, Persia, dan India serta
masyarakat lokal.

Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara,


seperti teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, India dan Fatimi.

a) Teori Arab

Menurut Thomas W. Arnold, Coromandel dan Malabar. Ia mengatakan


bahwa para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan
dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal-awal abad Hijriah atau abad ke-7
dan 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada sunber-sumber Cina yang mengatakan
bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin
sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir pantai Barat Sumatera..

b). Teori Gujarot/India

Menurut teori ini, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang yang berasal
dari Gujarat pada abad ke 13 Masehi, Menurut J. Pijnapel, orang-orang Islam
bermazhab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak abad ke-7
masehi. Menurutnya penyebaran Islam di Indonesia tidak langsung dilakukan
oleh para pedagang Arab, akan tetapi oleh pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam, kemudian berdagang di Indonesia, Teori ini mengatakan
bahwa Islam yang berkembang di Nusantara bukan berasal dari Persia atau
Arabia, melainkan dari orang-orang Arab yang telah bermigrasi dan menetap
di wilayah India dan kemudian membawanya ke Nusantara. Teori Gujarat ini
mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori nisan. Menurut
teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam
Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua
komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i4. Pada saat yang bersamaan
teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan
4
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara (LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU, 2014), hal. 3.

5
bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di
Gresik, yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena
bukti-bukti itu, mereka memastikan Islam yang berkembang di Nusantara
pastilah berasal dari sana, Pijnapel dan Mockett pada tahun 1872 ia
menyimpulkan bahwa orang Arab Shapi dari Gujarat dan Malabar, India,
membawa Islam ke Asia Tenggara

c). Teori Bengal

Islam dikatakan datang dari Bengal (sekarang Bangladesh). Islam


pertama kali muncul di Semenanjung Malaya di pesisir timur daripada di
barat (Malaka) Teori ini dikemukakan oleh S.Q. Fatimi. Teori Bengalnya
Fatimi ini juga didasarkan pada teori nisan. Menurut Fatimi, model dan
bentuk nisan Malik al-Shalih, raja Pasai, berbeda sepenuhnya dengan batu
nisan yang terdapat di Gujarat. Bentuk dan model batu nisan itu justru mirip
dengan batu nisan yang ada di Bengal. Oleh karena itu, menurutnya pastilah
Islam juga berasal dari sana. Namun demikian teori nisan Fatimi ini
kemudian menjadi lemah dengan diajukannya teori mazhab. Mengikuti teori
mazhab, ternyata terdapat perbedaan mazhab yang dianut oleh umat Islam
Bengal yang bermazhab Hanafi, sementara umat Islam Nusantara menganut
mazhab Syafi’i. Dengan demikian teori Bengal ini menjadi tidak kuat5

Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII sebagai tahap awal
pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari pedagang. pada Abad XIII
sampai abad XVI, telah tampak kerajaan bercorak Islam yang merupakan
hasil dari penyebaran Islam, Hal itu terlihat pada perkembangan dan
kehidupan keagamaan di Brunai Darussalam dan Malaysia relatif baik dan
aman, dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti
Indonesia, Singapura dan Myanmar6. Perkembangan Islam di Asia Tenggara
dapat diklasifikasikan menjadi tiga fase: pertama, adalah fase singgahnya

5
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara,(Riau: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Sultan Syarif Kasim Riau, 2014), hal. 4.
65
Andi Herawati, “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara,” UIN Alauddin Makassar "Vol.4, no. 2 (2018):
hal. 2-9.

6
para pedagang Muslim di pelabuhan-pelabuhan Asia Tenggara; kedua,
adanya komunitas-komunitas Muslim di beberapa daerah di Nusantara;
ketiga, adalah fase berdirnya kerajaan-kerajaan Islam.7

Ada pendapat dari beberapa ahli sejarah mengenai masuknya islam ke Indonesia :
 Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama islam masuk ke Indonesia pada
abad ke7 M (684 M) pada tahun tersebut datang pemimpin arab ke
Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara, Jadi
agama islam masuk pertama kali di Sumatera Utara.
 Menurut Dr. Hamka, Islam masuk ke Indonesia pada 674 M, menurut
catatan Tiongkok, saat itu datang seorang utusan raja Arab Tha Cheh
(Kemungkinan Muawwiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling
(Kaling/Kalingga)
 Menurut Dr. Junaedi Parinduri, pada tahun 670 M, di Barus Tapanuli,
Indonesia ditemukan makam bernomor "Haa Meem".8

Uka Tjandra Sasmita mengemukakan terdapat beberapa saluran


masuknya islam ke asia tenggara :

a. Saluran Perdagangan, Hubungan pada perdagangan ini yang menciptakan


hubungan perdagangan islam menggunakan penduduk asia tenggara.

b. Saluran Perkawinan, Para pedagang muslim mempunyai status sosial yg lebih


baik daripada pribumi, maka berdasarkan itu penduduk pribumi terutama putri
bangsawan tertarik menggunakan para pedagang itu, sebelum dikawinkan
mereka diislamkan terlebih dahulu.

c. Saluran Tasawuf, Para guru tasawuf mengajarkan teosofi kepada pribumi


menggunakan persamaan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut
kepercayaan hindu, sebagai akibatnya kepercayaan baru/islam mudah
dimengerti atau diterima.

76
Muhammad Arbain, “Dinamika Perkembangan Islam Di Asia Tenggara,” Journal Of Islamic
Studies, Vol. 2, no. 1 (2019): hal. 285-286.
87
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 109.

7
d. Saluran Pendidikan, Islamisasi juga dilakukan melalui Pendidikan baik
pesantren juga pondok yang digelar oleh kyai atau para ulama9.

e. Saluran Kesenian, Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling populer


merupakan pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga merupakan orang yang paling
mahir pada mementaskan wayang, beliau nir pernah meminta upah pertunjukan,
namun dia meminta penonton buat mengikutinya mengucapkan kalimat
syahadat, Kesenian-kesenian lainnya jua dijadikan indera islamisasi misalnya
sastra (hikayat, babad, & sebagainya) seni bangunan & seni ukir.

f. Saluran politik, Kebanyakan warga masuk islam sehabis rajanya memeluk


islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya islam
didaerah ini, kemenangan kerajaan islam secara politis poly menarik penduduk
kerajaan.10

Kesimpulan : Sejarah adalah Definisi secara umum kata history berarti “masa
lampau umat manusia”.  Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII sebagai
tahap awal pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari pedagang.pada
Abad XIII sampai abad XVI, menurut Uka Tjandra Sasmita saluran masuknya
islam ke asia tenggara yaitu melalui Saluran Perdagangan, Saluran Perkawinan,
Saluran Tasawuf, Saluran Pendidikan, Saluran Kesenian, dan saluran politik.

B. Kemajuan Islam Di Asia Tenggara

Kedatangan Islam di beberapa bagian Asia Tenggara sejak abad ke-7


yaitu dengan terbentuknya komunitas pedagang Muslim. Dengan kedatangan
Islam di Asia Tenggara, banyak hal yang mempengaruhi politik dan juga
masyarakat. Secara budaya dan ekonomi. Dampak kedatangan dan
perkembangan Islam di Asia Tenggara dalam ranah politik telah terwujud dalam
munculnya Kerajaan atau Kesultanan Islam di Asia Tenggara. Pengaruh Islam
di Sumatera Utara yaitu :

98
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 105-108.
109
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 107.

8
a). Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan sebuah kerajaan di pesisir timur laut Aceh
dan diperkirakan berdiri pada awal atau pertengahan tahun 2013. Sejak abad ke-
7 hingga ke-8 M, keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan keberadaan batu
granit Samudera Pasai. Batu nisan. Batu nisan itu bertuliskan nama Malik Al-
Saleh, raja pertama kerajaan yang wafat pada tahun 696H di bulan Ramadhan.
Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang sebagian besar
bertepatan dengan Nusantara, dan diperkirakan sekitar tahun 1297 Masehi.
Malik Al-Saleh adalah pendiri kerajaan sekaligus raja pertama..11

Sedikit yang diketahui tentang kesultanan ini. Informasi tentang kerajaan


ini diperoleh dari laporan Marco Polo, seorang musafir yang mengaku telah
mengunjungi enam dari delapan negara yang ada di Sumatera selama
perjalanannya pada tahun 1292 dari Cina ke Persia. Menurutnya, hanya satu
dari delapan negara yang masuk Islam, yakni Ferlec, yang kemudian dikenal
dengan nama Perlak. Sementara pedagang Muslim masuk Islam di komunitas
perkotaan, orang-orang di pedalaman masih menjalankan tradisi lama. Interaksi
pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia dan India sebenarnya
pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, proses islamisasi
dianggap terjadi setelah interaksi teresebut.

Ibnu Batutah, dalam kunjungannya ke Sumatera, melaporkan dalam


buku Rihlach bahwa raja-raja dan bangsawan Pasai sering mengundang ulama
dan intelektual dari Arab dan Persia untuk membahas berbagai masalah agama
dan ilmu-ilmu agama di istana mereka. Berkat sambutan hangat mereka, mereka
senang tinggal di Pasai dan membuka lembaga pendidikan di mana ajaran Islam
dan ilmu agama dapat berkembang.

b). Kerajaan Malaka

Kesultanan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara.


Kesultanan ini berdiri pada awal abad ke-15 M, dan kerajaan ini berkembang

11
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, hal. 25.

9
pesat bahkan mengambil alih kendali pelayaran dan perdagangan dari kerajaan
Samudra pasai, Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai terhubung
dengan Kerajaan Malaka melalui pedagang Muslim, misionaris dan guru sufi,
sehingga kota malaka semakin ramai dan Raja Aramesywara dari Malaka
masuk islam . Setelah masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi bergelar
Sultan Iskandar Syah. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para saudagar,
misionaris dan guru sufi dari Timur Tengah dan India semakin banyak datang ke
Malaka dan Samudera Pasifik. , Kitab Sejara Melayu ("The Malay Annals") juga
melaporkan bahwa Raja Megat Iskandar Syah dari Malaka adalah orang pertama
yang masuk Islam di Kesultanan. Dia juga memerintahkan semua warga, tinggi
dan rendah, untuk menjadi Muslim.

Islam telah masuk ke Malaysia, dibawa oleh para pedagang India, Persia
dan Arab melalui proses damai. Mereka hanyalah para pedagang yang
menggunakan kecerdasan dan peradabannya yang lebih tinggi untuk
menyebarkan Islam dengan memperkenalkan toleransi dan kesetaraan di antara
masyarakat melalui banyak kegiatan internasional, yaitu Musabaqah tilawatil
Qur’an, yang selalu diikuti oleh qari dan qariah Indonesia12, fakultas dan jurusan
agama, ilmu pengetahuan juga semakin berkembang dengan adanya fakultas dan
jurusan perguruan tinggi di Malaysia, salah satunya yaitu Universitas Nasional
Malaysia 13.

Bahkan di negara Malaka pun dikenal sebagai pusat perdagangan


internasional, para Sultan mendukung proses Islamisasi, meningkatkan
pemahaman Islam dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, penelitian
dan praktik Islam. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa sejak abad
ke-15, Islam telah menjadi elemen penting dan esensial dalam kehidupan di
Malaka, sebuah pusat utama penyebaran Islam ke seluruh pelosok Nusantara.
Dan sebuah pusat kajian Islam, Malaka sangat peka terhadap perkembangan
Islam.
1210
Andi Herawati, “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara,” AS-SHAHABAH Jurnal Studi Dan Studi
Islam 4, no. 2 (July 2018): hal. 123.
1311
Andi Herawati, “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara,” AS-SHAHABAH Jurnal Studi Dan Studi
Islam 4, no. 2 (July 2018): hal. 124.

10
c) Kesultanan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh Darussalam diduga berdiri pada abad ke-15 M di atas puing-
puing kerajaan Lamuri oleh Sultan Muzaffar Syah (1465-1497 M). Menurut
Anas Machmud, dialah yang membangun kota Aceh Darussalam, dan pada masa
pemerintahannya Kesultanan Aceh Darussalam menjadi kerajaan Islam terbesar
di Nusantara dan kelima terbesar di dunia pada abad ke-15M. Kemajuan
kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17. Yaitu
mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan karena saudagar-saudagar
Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan
mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M)

Dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637 ) Kesultanan Aceh


Darussalam didirikan atas dasar Islam; Islamlah yang menjadi dasar bagi adanya
kekuasaan kesultanan itu. Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur
pada masa itu. Aceh dikenal memiliki sumber daya alam yang kaya. Selain
dikenal sebagai penghasil kapur barus dan menyan, juga dikenal sebagai
penghasil timah dan rempah-rempah seperti lada dan kopi.

Kemajuan kerajaan Aceh dalam bidang agama ditandai dengan munculnya


center ilmu pengetahun di Asia Tenggara yang melahirkan nama-nama para
intelektual Muslim atau ulama-ulama terkenal seperti : Hamzah Fansuri
(w.1600), Syamsuddin al-Sumatrani (w. 1630), Nuruddin alRaniri (w. 1657),
dan Abdul Rauf al-Sinkili (w. 1660). Sekitar abad ke-17/18 M, keempat tokoh
tersebut telah mewarnai sejarah pemikiran keagamaan kesultanan Aceh, Selain
itu, Aceh berperan pula sebagai pintu gerbang ke tanah suci bagi para penziarah
dan pelajar jawi , yang menuju ke Mekah, Madinah dan pusat-pusat pengetahuan
di Mesir serta bagian-bagian lain dari kesultanan Turki, Sehingga tak heran bila
Aceh dijuluki sebagai ‘Serambi Mekah”.14

Kesimpulan Kedatangan Islam di Asia Tenggara sejak abad ke-7, banyak


kemajuan yang berkembang yaitu dari politik dan masyarakat, Politik telah

14
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, hal.38-54.

11
terwujud dengan munculnya Kerajaan atau Kesultanan Islam di Asia Tenggara
yaitu Kerajaan Samudra pasai dan Kerajaan Malaka dan Kerajaan Aceh, dengan
didirikannya fakultas dan jurusan perguruan tinggi di Malaysia serta lembaga
pendidikan di mana ajaran Islam dapat berkembang.

C. Modernisasi Islam Di Asia Tenggara

Islam di Asia Tenggara pada awal abad ke-20. Tidak diragukan


lagi bahwa media cetak merupakan perangkat yang instrumental dalam
penyebaran ide-ide kaum pembaru atau modernisasi di Asia Tenggara,
terutama di Dunia Melayu-Indonesia. Dalam konteks ini, kita bisa dengan
tepat menempatkan jurnal Al-Manar yang secara signifikan memengaruhi
wacana pembaruan Islam. Jurnal ini tidak hanya memengaruhi secara
langsung penyebaran pembaruan Islam lewat artikel-artikelnya, tetapi yang
tak kurang pentingnya juga merangsang penerbitan jurnal dengan semangat
yang sama di Asia Tenggara, terutama di kawasan Melayu-Indonesia.
Modernisasi islam di asia tenggara semakin berkualitas
contohnya pendidikan Islam yang telah mengalami perkembangan yang
besar pada era-era sebelumnya. Pertumbuhan dan penambahan jumlah
madrasah, pesantren dan perguruan tinggi Islam yang meningkat tajam
berkaitan dengan ‘revolusi pendidikan’ di Indonesia.
Data statistikal menunjukkan peningkatan jumlah lembaga-
lembaga pendidikan Islam dibandingkan sekolah umum. Kondisi ini
mengakibatkan mobilitas anak-anak Muslim dari berbagai strata dan berasal
dari daerah pedesaan lebih mudah dan meningkat tajam. Modernisasi
pendidikan Islam pada gilirannya juga menjadi jembatan terjadinya
integrasi pendidikan Islam ke dalam mainstream pendidikan nasional15

Kesimpulan : Modernisasi islam di asia tenggara semakin berkualitas


contohnya pendidikan Islam yang telah mengalami perkembangan yang
besar pada era-era sebelumnya. Kondisi ini mengakibatkan mobilitas anak-
1512
Pendi Susanto, “Perbandingan Pendidikan Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Pendidikan Islam
4, no. 1 (Juni 2015): hal. 76.

12
anak Muslim dari berbagai strata dan berasal dari daerah pedesaan lebih
mudah dan meningkat tajam.

Kesimpulan

Sejarah adalah Definisi secara umum kata history berarti “masa


lampau umat manusia”. Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII
sebagai tahap awal pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari
pedagang.pada Abad XIII sampai abad XVI, menurut Uka Tjandra Sasmita
saluran masuknya islam ke asia tenggara yaitu melalui Saluran
Perdagangan, Saluran Perkawinan, Saluran Tasawuf, Saluran Pendidikan,
Saluran Kesenian, dan saluran politik.

Sejak abad ke-7, Islam masuk ke Asia Tenggara, yang membuat


kemajuan besar dalam politik dan masyarakat, dan kebijakan ini diterapkan
dengan munculnya kerajaan atau kesultanan Islam, yaitu Kerajaan Samudra
Pasai, kerajaan Aceh dan kerajaan Malaka dengan fakultas dan jurusan
serta lembaga pendidikan di Malaysia tempat ajaran Islam dapat
berkembang

Modernisasi Islam di Asia Tenggara semakin kualitatif, misalnya


pendidikan Islam yang telah berkembang pesat pada masa-masa
sebelumnya. Situasi ini mendorong dan secara tajam meningkatkan
mobilitas anak-anak Muslim di berbagai segmen populasi dan di daerah
pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Zubaidah, Siti. Sejarah Peradaban Islam. Medan: perdana publishing, 2016.

Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara. Riau: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Sultan Syarif Kasim Riau, 2014.
Herawati, Andi. “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara.” AS-SHAHABAH Jurnal Studi dan
Studi Islam, Vol. 4, No. 2 (July 2018)
Kusman, Agus. “Islam Di Asia Tenggara.” UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2016).
Listiawati. “Sejarah Kedatangan Islam Dan Hubungan Dengan Perdagangan Di
Nusantara.” Universitas Islam Negeri Raden Fattah Palembang (2018).
Muhammad Arbain. “Dinamika Perkembangan Islam Di Asia Tenggara.” Journal Of
Islamic Studies 2, no. 1 (2019)
Rahmawati. “Islam Di Asia Tenggara.” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014)
Susanto, Pendi. “Perbandingan Pendidikan Islam Di Asia Tenggara.” Jurnal Pendidikan
Islam 4, no. 1 (June 2015)
Wicaksono, Herman. “Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika.” Jurnal
Rihlah 8, no. 1 (2020)
Amin, Faizal. “Kedatangan dan Penyebaraan Islam di Asia Tenggara.”Jurnal Studi
Keislaman 18, no. 2 ( Desember 2018)
Fabian, Fadly.”Pemahaman Keagamaan Islam di Asia Tenggara Abad XIII-XX.” Jurnal
Studi Agama 18, no. 1 (2018)
Muhammad, Arbain. “Dinamika Perkembangan Islam di Asia tenggara.” Borneo
International Journal Of Islamic Studies 2, no. 1 (2019)
Saleh, Hairus. “Dinamika Historis dan Distingsi Islam Asia Tenggara.” Journal of
Islamic History 1, no. 2 (2021)
Hayah, Bahrul. “Kontribusi Islam Terhadap Masa Depan Peradaban Di Asia Tenggara.”
Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 36, no. 1 (2012)
Ahmad, Dimyanti. “Identitas Islam Asia Tenggara Dan Moderat Tantangan Ideologi,”
Jurnal Riset dan Kajian Keislaman 5, no. 2 (2017)
Muhammad, Ali Rabbani. “Mediasi India Dalam Perpindahan Dan Penyebaran Kultur
Dan Peradaban Persia : Islamisasi Di Asia Tenggara,” Jurnal Media Syariah 24, no. 1
(June 2013)
Subhan, Ajrin Sudirman. “Sastra, Konvensi, Dan Arab Kosmopolis Selatan Dan Asia
Tenggara,” Jurnal Penelitian dan Pengabdian 2, no. 2 (Desember 2014)

14

Anda mungkin juga menyukai