Abstrack
Pendahuluan
1
Asia Tenggara merupakan kawasan yang cukup luas dan cukup
berpengaruh di kancah dunia. Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok yakni
Asia Tenggara Daratan yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan
Asia Tenggara Maritim yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia,
Singapura, Timor Leste. Islam di negara-negara Asia Tenggara, sangat
diperhitungkan karena jumlah kuantitasnya, hampir seluruh negara yang ada di
Asia Tenggara, penduduknya baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama
Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan
Brunei Darussalam, negara Indonesia (Sekitar 90% menganut agama Islam)
Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa Islam
dikepulauan Asia Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan
para pengikut Nabi Muhammad dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar
yang memperdebatkan asal-usul Islam di kepulauan Asia Tenggara tidak hanya
gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan perkembangan Islam di
kepulauan Asia Tenggara. Kedatangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara
adalah titik tolak sejarah Islamisasi Nusantara, tetapi merupakan bagian yang
paling bermasalah dan tidak jelas. Meskipun demikian, teori-teorinya banyak
bermunculan dan menimbulkan perdebatan yang tidak kunjung tuntas, Makalah
ini akan membahas tentang sejarah perkembangan islam di asia tenggara,
kemajuan islam di asia tenggara serta moderennisasi islam di asia tenggara.
Sejarah adalah Definisi secara umum kata history berarti “masa lampau
umat manusia”. Dalam bahasa Jerman disebut Geschichte, berasal dari kata
geschehen yang berarti terjadi. pengertian sejarah mencakup 3 hal yaitu
pertama Silsilah, asal usul keturunan, kedua Kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, peristiwa-peristiwa
penting yang benar-benar terjadi, cerita-cerita yang beradasar pada kejadian-
kejadian yang benar-benar terjadi, ketiga ilmu pengetahuan atau uraian
2
tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi
di masa lampau.1
1
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam (Medan: perdana publishing, 2016), hal. 1-7.
2
Herman Wicaksono, “Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika,” Jurnal Rihlah 8, no. 1
(2020): hal. 55.
3
dan tidak merata di seluruh tempat. Kondisi wilayah-wilayah Asia Tenggara
pada saat itupun berada dalam situasi politik dan kondisi budaya yang
berbeda-beda. Misalnya, pada paruh kedua abad ke-13, para penguasa
Sumatera Utara (sekarang Aceh) sudah menganut Islam. Pada saat yang sama
hegemoni politik di Jawa Timur masih di tangan raja-raja beragama Syiwa
dan Budha seperti Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari. Begitupula
kerajaan Islam Demak baru berdiri bersamaan dengan melemahnya
kekuasaan Majapahit, karena itu tidaklah mudah menjawab “kapan, dimana,
mengapa, dan dalam bentuk apa” Islam mulai menimbulkan dampak pada
masyarakat Asia Tenggara untuk pertama kalinya.
3
Agus Kusman, “Islam Di Asia Tenggara,” UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2016): hal.9-10.
4
militer, dan asimilasi komunitas Muslim Arab, Persia, dan India serta
masyarakat lokal.
a) Teori Arab
Menurut teori ini, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang yang berasal
dari Gujarat pada abad ke 13 Masehi, Menurut J. Pijnapel, orang-orang Islam
bermazhab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak abad ke-7
masehi. Menurutnya penyebaran Islam di Indonesia tidak langsung dilakukan
oleh para pedagang Arab, akan tetapi oleh pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam, kemudian berdagang di Indonesia, Teori ini mengatakan
bahwa Islam yang berkembang di Nusantara bukan berasal dari Persia atau
Arabia, melainkan dari orang-orang Arab yang telah bermigrasi dan menetap
di wilayah India dan kemudian membawanya ke Nusantara. Teori Gujarat ini
mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori nisan. Menurut
teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam
Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua
komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i4. Pada saat yang bersamaan
teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan
4
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara (LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU, 2014), hal. 3.
5
bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di
Gresik, yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena
bukti-bukti itu, mereka memastikan Islam yang berkembang di Nusantara
pastilah berasal dari sana, Pijnapel dan Mockett pada tahun 1872 ia
menyimpulkan bahwa orang Arab Shapi dari Gujarat dan Malabar, India,
membawa Islam ke Asia Tenggara
Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII sebagai tahap awal
pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari pedagang. pada Abad XIII
sampai abad XVI, telah tampak kerajaan bercorak Islam yang merupakan
hasil dari penyebaran Islam, Hal itu terlihat pada perkembangan dan
kehidupan keagamaan di Brunai Darussalam dan Malaysia relatif baik dan
aman, dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti
Indonesia, Singapura dan Myanmar6. Perkembangan Islam di Asia Tenggara
dapat diklasifikasikan menjadi tiga fase: pertama, adalah fase singgahnya
5
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara,(Riau: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Sultan Syarif Kasim Riau, 2014), hal. 4.
65
Andi Herawati, “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara,” UIN Alauddin Makassar "Vol.4, no. 2 (2018):
hal. 2-9.
6
para pedagang Muslim di pelabuhan-pelabuhan Asia Tenggara; kedua,
adanya komunitas-komunitas Muslim di beberapa daerah di Nusantara;
ketiga, adalah fase berdirnya kerajaan-kerajaan Islam.7
Ada pendapat dari beberapa ahli sejarah mengenai masuknya islam ke Indonesia :
Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama islam masuk ke Indonesia pada
abad ke7 M (684 M) pada tahun tersebut datang pemimpin arab ke
Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara, Jadi
agama islam masuk pertama kali di Sumatera Utara.
Menurut Dr. Hamka, Islam masuk ke Indonesia pada 674 M, menurut
catatan Tiongkok, saat itu datang seorang utusan raja Arab Tha Cheh
(Kemungkinan Muawwiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling
(Kaling/Kalingga)
Menurut Dr. Junaedi Parinduri, pada tahun 670 M, di Barus Tapanuli,
Indonesia ditemukan makam bernomor "Haa Meem".8
76
Muhammad Arbain, “Dinamika Perkembangan Islam Di Asia Tenggara,” Journal Of Islamic
Studies, Vol. 2, no. 1 (2019): hal. 285-286.
87
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 109.
7
d. Saluran Pendidikan, Islamisasi juga dilakukan melalui Pendidikan baik
pesantren juga pondok yang digelar oleh kyai atau para ulama9.
Kesimpulan : Sejarah adalah Definisi secara umum kata history berarti “masa
lampau umat manusia”. Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII sebagai
tahap awal pembentukan komunitas muslim yang terdiri dari pedagang.pada
Abad XIII sampai abad XVI, menurut Uka Tjandra Sasmita saluran masuknya
islam ke asia tenggara yaitu melalui Saluran Perdagangan, Saluran Perkawinan,
Saluran Tasawuf, Saluran Pendidikan, Saluran Kesenian, dan saluran politik.
98
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 105-108.
109
Rahmawati, “Islam Di Asia Tenggara,” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014): hal. 107.
8
a). Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan sebuah kerajaan di pesisir timur laut Aceh
dan diperkirakan berdiri pada awal atau pertengahan tahun 2013. Sejak abad ke-
7 hingga ke-8 M, keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan keberadaan batu
granit Samudera Pasai. Batu nisan. Batu nisan itu bertuliskan nama Malik Al-
Saleh, raja pertama kerajaan yang wafat pada tahun 696H di bulan Ramadhan.
Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang sebagian besar
bertepatan dengan Nusantara, dan diperkirakan sekitar tahun 1297 Masehi.
Malik Al-Saleh adalah pendiri kerajaan sekaligus raja pertama..11
11
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, hal. 25.
9
pesat bahkan mengambil alih kendali pelayaran dan perdagangan dari kerajaan
Samudra pasai, Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai terhubung
dengan Kerajaan Malaka melalui pedagang Muslim, misionaris dan guru sufi,
sehingga kota malaka semakin ramai dan Raja Aramesywara dari Malaka
masuk islam . Setelah masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi bergelar
Sultan Iskandar Syah. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para saudagar,
misionaris dan guru sufi dari Timur Tengah dan India semakin banyak datang ke
Malaka dan Samudera Pasifik. , Kitab Sejara Melayu ("The Malay Annals") juga
melaporkan bahwa Raja Megat Iskandar Syah dari Malaka adalah orang pertama
yang masuk Islam di Kesultanan. Dia juga memerintahkan semua warga, tinggi
dan rendah, untuk menjadi Muslim.
Islam telah masuk ke Malaysia, dibawa oleh para pedagang India, Persia
dan Arab melalui proses damai. Mereka hanyalah para pedagang yang
menggunakan kecerdasan dan peradabannya yang lebih tinggi untuk
menyebarkan Islam dengan memperkenalkan toleransi dan kesetaraan di antara
masyarakat melalui banyak kegiatan internasional, yaitu Musabaqah tilawatil
Qur’an, yang selalu diikuti oleh qari dan qariah Indonesia12, fakultas dan jurusan
agama, ilmu pengetahuan juga semakin berkembang dengan adanya fakultas dan
jurusan perguruan tinggi di Malaysia, salah satunya yaitu Universitas Nasional
Malaysia 13.
10
c) Kesultanan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh Darussalam diduga berdiri pada abad ke-15 M di atas puing-
puing kerajaan Lamuri oleh Sultan Muzaffar Syah (1465-1497 M). Menurut
Anas Machmud, dialah yang membangun kota Aceh Darussalam, dan pada masa
pemerintahannya Kesultanan Aceh Darussalam menjadi kerajaan Islam terbesar
di Nusantara dan kelima terbesar di dunia pada abad ke-15M. Kemajuan
kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17. Yaitu
mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan karena saudagar-saudagar
Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan
mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M)
14
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, hal.38-54.
11
terwujud dengan munculnya Kerajaan atau Kesultanan Islam di Asia Tenggara
yaitu Kerajaan Samudra pasai dan Kerajaan Malaka dan Kerajaan Aceh, dengan
didirikannya fakultas dan jurusan perguruan tinggi di Malaysia serta lembaga
pendidikan di mana ajaran Islam dapat berkembang.
12
anak Muslim dari berbagai strata dan berasal dari daerah pedesaan lebih
mudah dan meningkat tajam.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
13
Zubaidah, Siti. Sejarah Peradaban Islam. Medan: perdana publishing, 2016.
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara. Riau: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Sultan Syarif Kasim Riau, 2014.
Herawati, Andi. “Eksistensi Islam Di Asia Tenggara.” AS-SHAHABAH Jurnal Studi dan
Studi Islam, Vol. 4, No. 2 (July 2018)
Kusman, Agus. “Islam Di Asia Tenggara.” UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2016).
Listiawati. “Sejarah Kedatangan Islam Dan Hubungan Dengan Perdagangan Di
Nusantara.” Universitas Islam Negeri Raden Fattah Palembang (2018).
Muhammad Arbain. “Dinamika Perkembangan Islam Di Asia Tenggara.” Journal Of
Islamic Studies 2, no. 1 (2019)
Rahmawati. “Islam Di Asia Tenggara.” Jurnal Rihlah 11, no. 1 (2014)
Susanto, Pendi. “Perbandingan Pendidikan Islam Di Asia Tenggara.” Jurnal Pendidikan
Islam 4, no. 1 (June 2015)
Wicaksono, Herman. “Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika.” Jurnal
Rihlah 8, no. 1 (2020)
Amin, Faizal. “Kedatangan dan Penyebaraan Islam di Asia Tenggara.”Jurnal Studi
Keislaman 18, no. 2 ( Desember 2018)
Fabian, Fadly.”Pemahaman Keagamaan Islam di Asia Tenggara Abad XIII-XX.” Jurnal
Studi Agama 18, no. 1 (2018)
Muhammad, Arbain. “Dinamika Perkembangan Islam di Asia tenggara.” Borneo
International Journal Of Islamic Studies 2, no. 1 (2019)
Saleh, Hairus. “Dinamika Historis dan Distingsi Islam Asia Tenggara.” Journal of
Islamic History 1, no. 2 (2021)
Hayah, Bahrul. “Kontribusi Islam Terhadap Masa Depan Peradaban Di Asia Tenggara.”
Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 36, no. 1 (2012)
Ahmad, Dimyanti. “Identitas Islam Asia Tenggara Dan Moderat Tantangan Ideologi,”
Jurnal Riset dan Kajian Keislaman 5, no. 2 (2017)
Muhammad, Ali Rabbani. “Mediasi India Dalam Perpindahan Dan Penyebaran Kultur
Dan Peradaban Persia : Islamisasi Di Asia Tenggara,” Jurnal Media Syariah 24, no. 1
(June 2013)
Subhan, Ajrin Sudirman. “Sastra, Konvensi, Dan Arab Kosmopolis Selatan Dan Asia
Tenggara,” Jurnal Penelitian dan Pengabdian 2, no. 2 (Desember 2014)
14