PRAKTIKUM FISIOLOGI
HEWAN
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku penuntun praktikum Biologi
Umum
Atas bantuan dan saran dari semua pihak hingga tersusunnya penuntun Biologi
Umum ini, penyusun mengucapkan terima kasih.
2
IDENTITAS PEMILIK BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
Foto (3x4)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Program Studi :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku penuntun praktikum Fisiologi
Hewan.
Atas bantuan dan saran dari semua pihak hingga tersusunnya penuntun
Fisiologi Hewan ini, penyusun mengucapkan terima kasih.
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM iii
DAFTAR ISI iv
I. SISTEM SIRKULASI 1
1.1 BENTUK ERITROSIT 1
1.2 PENGARUH LARUTAN TERHADAP ERITROSIT 1
1.3 JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT 2
1.4 KADAR HEMOGLOBIN DARAH 3
1.5 HEMATOKRIT 4
1.6 DENYUT NADI, BUNYI JANTUNG, DAN TEKANAN DARAH 4
II. SISTEM RESPIRASI 8
2.1 PENGATURAN KECEPATAN PERNAFASAN 8
2.2 ORGAN PERNAFASAN 8
2.3 PROSES PERNAFASAN MENGHASILKAN CO2 9
2.4 VOLUME PERNAFASAN 10
2.5 PENGARUH KECEPATAN PERNAFASAN 11
2.6 PERNAFASAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN KEGIATAN 11
III. SISTEM PENCERNAAN 15
3.1 ENZIM DAN KERJA ENZIM DALAM SALIVA 15
3.2 AKTIVITAS ENZIM KATALASE 16
3.3 UJI KARBOHIDRAT 17
3.4 UJI PROTEIN 18
3.5 UJI LEMAK 19
3.6 KADAR EFISIENSI ABSORPSI PAKAN 19
IV. SISTEM EKSKRESI 23
4.1 UJI SIFAT KIMIAWI URINE 23
4.2 GLUKOSA DALAM URINE 24
4.3 ALBUMIN DALAM URINE 24
4.4 CHLORIDA DALAM URINE 24
4.5 AMONIA DALAM URINE 25
iv
V. TERMOREGULASI 28
5.1 PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK 28
5.2 REGULASI SUHU TUBUH HEWAN POIKILOTERMIK 29
VI. SISTEM SARAF DAN INDERA 32
6.1 REFLEKS PADA KATAK 32
6.2 REFLEKS PADA TENDON MANUSIA 33
6.3 IDENTIFIKASI RESEPTOR SENTUHAN 33
6.4 RESEPTOR RASA 34
6.5 RESEPTOR VISUAL 35
6.6 PANDANGAN DEKAT 36
6.7 PERSEPSI TERMORESEPTOR 36
VII. METABOLISME 40
7.1 KECEPATAN METABOLISME 40
7.2 PROSES OKSIDASI DALAM PROSES RESPIRASI 42
7.3 KONSUMSI OKSIGEN 42
VIII. SISTEM ENDOKRIN DAN REPRODUKSI 46
8.1 UJI KEHAMILAN DENGAN TEST GALLI MAININI 46
v
I. SIRKULASI CAIRAN TUBUH
C. Prosedur Kerja :
1) Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (tikus pada ekornya, kelinci pada vena di
telinganya) dengan kapas beralkohol 70% untuk menghindari infeksi.
2) Teteskan darah yang keluar pada objek gelas, kemudian tambahikan NaCl fisiologi
(untuk mamalia 0,9%), aduk dan amati di bawah mikroskop
3) Gambarlah bentuk eritrosit yang Anda lihat!
D. Pertanyaan
1) Apakah yang disebut formalin rouleoux?
2) Apakah selalu tampak rouleoux ini pada eritrosit?
A. Tujuan : Melihat adanya krenasi maupun hemolisa pada eritrosit karena pengaruh larutan
hipotonik dan hipertonik
B. Alat dan
Bahan Alat
1) Serangkaian tabung reaksi dan raknya
2) Mikroskop
3) Pipet ujung panjang
Bahan
1) Darah kelinci/tikus/sapi
2) Antikoagulan
3) Larutan NaCl 0,3%, 0,65%, 0,8%, 0,9%, 3%
4) Saponin
5) Urenum
C. Prosedur Kerja :
1) Tampunglah darah kelinci sebanyak 30 cc pada tabung kaca yang sudah diberi
antikoagulen
1
2) Isilah tabung reaksi dengan serangkaian larutan yang berbeda konsentrasinya dengan
volume yang sama (missal 5 ml), tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 5 tetes
darah, kemudian tunggu sekitar 5 menit.
3) Miringkan perlahan-lahan tabung reaksi, agara darah tidak rusak karena perlakuan fisik.
Setelah homogeny amati secara makroskopis dan mikroskopis.
4) Pengamaran secara makroskopis, meliputi warna, kebeningan
5) Pengamatan secara mikroskopis, mengamati adanya krenasi atau hemolisa pada eritrosit,
dengan cara mengambil setetes larutan yang ada pada masing-masing tabung, teteskan
pada objek glass dan amatilah di bawah mikroskop.
D. Pertanyaan :
1) Apa yang dimaksud dengan krenasi dan hemolisa?
2) Apa yang dimaksud larutan isotonis, hipotonis dan hipertonik?
B. Alat dan
Bahan Alat
1) Hemositometer
2) Mikroskop
3) Counter
4) Jarum Franke
Bahan
1) Darah kelinci/ tikus
2) Alkohor 70%
3) Larutan Hayem
4) Larutan Turk
C. Prosedur Kerja :
1) Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (kelinci, tikus) dengan kapas beralkohol
2) SEtelah darah keluar, tempelkan ujung pipet eritrosit (dengan tanda merah di dalamnya),
isaplah darah sampai angka 0,5, kemudian encerkan dengan larutan Hayem sampai batas
seratus satu, ikatkan pipa karet pada pipetnya dan perlahan-lahan dengan membentuk
goyangan angka delapan
3) Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung di
bawah mikroskop yang mempunyai gambaran seperti berikut ini (GAmbar 5.1)
4) Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan kotak-kotak kecil di tengah, eritrosit
dihitung dalam 80 kotak kecil
5) Jumlah eritrosit/cc = hasil yang diperloleh dikalikan dengan 106
6) Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda
butiran putih pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan dengan
larutan turk sampai angka 11. Ikatkan pipa plastic pada pipetnya gara darah tidak keluar
dan kocok perlahan-lahan dengan putaran membentuk angka delapan sampai homogeny
2
7) Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada pada
kiri/kanan atas dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4 x 16 kota = 64
kotak (Gambar 5.2)
8) Jumlah Leukosit/cc = jumlah leukosit dalam 64 kotak x 50.
D. Pertanyaan
1) Apa fungsinya larutan Hayem?
2) Apa bedanya pengenceran dalam penghitungan eritorist dan leukosit?
C. Prosedur Kerja :
1) Hemometer merupakan alat untuk mengukur kadar hemoglobin darah dengan metode
Sahli. Alat ini dilengkapi dengan larutan standard Hb, pengaduk gelas dan tabung reaksi
kecil, pipet penghisap dengan batasan angka 1.
2) Isilah tabung Sahli dengan 0,1 N HCl sampai batas angka 2
3) Isaplah darah yang sudah keluar dengan pipet Sahli sampai batas angka 1, kemudian
masukkan ke dalam tabung Sahli meniup/menghisap darahnya agar darah yang ada dalam
pipet dan darah dapat masuk semuanya ke dalam tabung Sahli.
3
4) Tunggu beberapa menit sampai terbentuk asam hematin, yaitu terjadinya perubahan
warna dari merah darah menjadi coklat
5) Kemudian, tambahkan aquades sedikit demi sedikit sampai warnanya sesuai dengan
warna larutan standar. Bacalah angka pada permukaan atas dari tabung Sahli, angka
tersebut adalah kadar hemoglobin darah.
D. Pertanyaan :
1) Dimanakah terdapat hemoglobin?
2) Apa fungsi hemoglobin?
C. Prosedur Kerja :
1) Tabung mikrohematokrit ditempelkan pada noda darah yang keluar (karena mikrokapiler
maka darah dengan sendirinya dapat masuk ke dalam tabung)
2) Sumbat pada salah satu ujungnya dengan cistosel, agar tidak bocor pada saat disentifus
3) Selanjutnya masukkan ke dalam sentifus mikrohematokrit dalam kondisi penempatan
seimbang dan arahkan bagian pipa yang tersumbat oleh cristosel menjauhi titik sentral.
Tutup dan putarlah selama 15 menit dengan kecepatan 15000 rpm.
4) Kemudian, keluarkan dari sentrifus dan bacalah kadarnya dengan mikrohematokrit
reader. Kadar hematokrit dinyatalan dalam vol %
D. Pertanyaan :
1) Apa singkatan dari PCV?
2) Apa sebetulnya hemaktorit itu?
A. Tujuan : Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan saudara dapat menentukan denyut
nadi, perbedaan bunyi katup-katup jantung dan tekanan sistol/diastole.
4
C. Prosedur Kerja :
1) Denyut Nadi
a. Kegiatan harus dilakukan oleh dua orang berpasangan
b. Salah seorang dari pasangan harus menghitung jumlah denyut nadi yang diambil per
menit, sedangkan teman lainnya berperan sebagai orang coba. Hitunglah frekuensi denyut
nadi per menit dalam keadaan tubuh santai (istirahat), setelah berlari=lari kecil kurang
lebih 5 menit, dan setelah naik-turun tangga 3-5 menit.
c. Setiap anggota dari tim h arus melakukan percobaan ini secara bergantian. Hasil
pengukuran percobaan harus dicatat dengan teliti dan lengkap dan ditabulasikan
d. Dalam menghitung denyut nadi diharapkan dua kali atau lebih dan dihitung rata-ratanya.
2) Bunyi Jantung
Untuk mendengarkan bunyi jantung pada manusia dapat dilakukan dengan alat stetoskop.
Tempatkan stetoskop pada dada. Pertama : antara ruas iga ke lima dan ke enam sebelah kiri
dari tulang dada atau sebelah kanannya, kemudian dengarkan bunyinya dan catat. Kedua :
letakkan stetoskop pada daerah sekitar ruas iga ke-dua-tiga sebelah kiri atau sebelah
kanannya, dengarkan bunyinya dan catat.
3) Tekanan Darah
a. Tekanan darah arteri brachialis pada sikap duduk secara auscultasi
b. Cara Palpasi :
i. Pasanglah manset pada lengan kanan atas orang coba. Orang coba harus duduk
dengan tenang selama 2-3 menit. Tetapkanlah tekanan darahnya tiga kali berturut-
turut, kemudian dicari rata-ratanya.
ii.Lakukan seperti percobaan pada (i), kemudian tekanan di dalam manset saudara
tinggikan sampai di atas tekanan diastolik, cambil meraba arteri radialis di
pergelangan tangan yang ditentukan, kemudian dicari rata-ratanya.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
7
II. SISTEM PERTUKARAN GAS
8
3) Cermatilah cara kerja sesuai petunjuk
4) Siapkan kapas yang sudah diberi ether, peganglah katak, kemudian biuslah dengan
kapas yang sudah diberi ether
5) Letakkan katak yang sudah dibius dengan ether (dimatikan) pada papan bedah dengan
bagian dorsal menghadap ke atas
6) Tusukkan jarum pentul pad aujung ekstremitas anterior dan posterior
7) Sayatlah dengan menggunakan pinset dan skapel bagian thorak dari katak lebih kurang 2
cm sampai terlihat jantungnya
8) Tariklah bagian yang dibedah, kemudian tusuklah dengan jaruh pentul agar dapat
diamati dengan jelas
9) Amatilah dan gambarlah system pernapasan katak, seperti larynx, paru-paru dan
seterusnya
10) Bukalah mulut katak dan lihatlah bagian belakang dari rongga mulutnya makan akan
terlihat kerongkongan yang diapit oleh tulang rawan, itulah tulang dari larynx.
Kemudian, amati pada rongga dada akan tampak paru-paru yang berwarna putih
kemerahan berbentuk kantung dari gelembung-gelembung kecil
D. Masalah
1) Buatlah bagian proses pernapasan katak dengan lengkap dan jelas
2) Jelaskan urutan proses pernapasan pada katak
C. Prosedur Kerja
1) Aturlah alat seperti gambar di bawah ini. Tiap Erlenmeyer diisi air kapur dengan volume
yang sama. Misalnya, masing-masing 70 ml, jangan terlalu penuh.
9
2) Isap udara untuk bernapas dari pipa A, kemudian keluarkan udara pernapasan melalui pipa
B. Hati-hati, menghisap dan mengeluarkan napas jangan terlalu kuat
3) Melalui pemberian pernapasan, udara yang diisap akan melalui air kapur pada botol A,
udara yang diikeluarkan dari paru-paru akan melalui air kapur pada botol B, sedangkan
air kapur dalam botol C dibiarkan.
4) Lakukan pernapasan beberapa kali hingga air kapur di botol B menjadi cukup keruh
D. Masalah
1) Dari ke tiga A, B, C bandingkan mana air kapur yang paling keruh. Mengapa demikian?
2) Apakah botol A menjadi keruh? Mengapa demikian?
3) Apakah sebenarnya fungsi dari botol C? jelaskan!
4) Buatlah laporan kegiatan dan simpulkan hasil percobaan tersebut
D. Masalah
1) Berapa jumlah volume udara paru-paru yang tertinggi selama pernapasan berlangsung,
mengapa demiakan? Jelaskan!
2) Apakah yang dimaksud dengan volume udara tidal, volume suplemen, volume udara
komplemen dan kapasitas vital udara pernapasan?
10
2.5 PENGARUH KECEPATAN PERNAPASAN
A. Tujuan : Mengamati pengaruh suhu maksimum atau minimum yang dapat menghentikan
pernapasan pada ikan.
B. Alat dan Bahan
1) Respirometer 3 buah
2) Timbangan
3) Eosin
4) Vaselin
5) KOH
6) Belalang
C. Prosedur Kerja :
1) Siapkan respirometer sederhana sebanyak 3 buah dan beri nomor 1 sampai 3
2) Masukkan KOH ke dalam ketiga tabung respirometer
3) Timbang 2 ekor belalang yang beratnya berbeda
4) Masukkan belalang berukuran kecil pada tabung respirometer 2 dan yang berukuran
besar pada tabung respirometer 3, biarkan tabung respirometer 1 kosong
5) Teteskan cairan berwarna (eosin) pada ujung pipa berskala di ketiga tabung respirometer
6) Beri tanda batas cairan (eosin)
7) Amati bagaimana cairan pada ketiga perangkat percobaan tersebut
8) Catatlah hasil pengamatan pada tabel yang tersedia di lembar kerja praktikum.
11
C. Prosedur Kerja :
1) Bacalah petunjuk praktikum secara cermat dan lakukan praktikum sesuai prosedur
pengerjaannya
2) Tuangkan 200 ml air suling pada gelas dan teteskan indikator Phenolphathalein 4 atau 5
5 tetes
3) Tambahkan larutan NaOH 0,04% tetes demi tetes pada gelas lalu digoyang-goyangkan
sampai warna merah muda tidak hilang selama 1 menit
4) Masukkan sedotan plastik pada gelas tadi, kemudian tiuplah sedotan plastik tersebut
sampai warna merah muda hilang dan larutan berubah jernih
5) Segera tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes lalu digoyang-goyang sampai larutan
berwarna merah muda selama 1 menit. Tuliskan pada tabel jumlah tetes NaOH 0,04%
yang diperlukan untuk menghasilkan warna merah muda tetap
6) Ulangilah kegiatan tadi, akan tetapi peniupan sedotan plastik dilakukan setelah siswa
melakukan jogging selama 10 menit. Catatlah tetes NaOH yang diperlukan ke dalam
tabel. Setiap kegiatan diulangi 3 kali agar data yang didapat lebih meyakinkan
7) Catatlah hasil percobaan pada tabel yang tersedia di lembar kerja praktikum yang tersedia
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
14
III. SISTEM PENCERNAAN
C. Prosedur Kerja
Untuk melakukan percobaan ini saudara harus mengumpulkan air ludah (saliva)
terlebih dahulu. Saliva dikumpulkan dari praktikan yang tidak sedang mengunyah permen
ataupun makanan. Tampunglah saliva dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong.
Selanjutnya saringlah saliva dengan kain kasa yang kasar sehingga diperoleh filtrate yang bening
dan akan digunakan dalam percobaan ini.
15
interval dua menit, lakukan percobaan Benedict, yaitu dengan cara meneteskan larutan
Benedict’s sebanyak 20 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi. Amati perubahan-
perubahan apa yang terjadi dalam interval dua menit, catat hasilnya
C. Prosedur Kerja :
1) Hancurkan hati ayam dalam lumping porselin sambil ditetesi aquades
2) Saringlah campuran tersebut untuk memperoleh sari hati yang keruh
3) Lakukan hal yang sama untuk hati katak dengan jumlah aquades yang sama
4) Isilah dua buah tabung reaksi masing-masing dengan H2O2 setinggi 2 cm
5) Tetesilah tabung reaksi pertama dengan sari hati ayam dan hitunglah berapa tetes yang
diperlukan hingga timbul gelembung-gelembung udara di atas H2O2
6) Tetesi pula tabung reaksi kedua dengan sari hati katak dan hitunglah tetesan tersebut
7) Bandingkan tetes kedua hati dipergunakan dalam percobaan ini
16
D. Masalah dan Pertanyaan :
1) Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
2) Gelembung gas apakah yang terjadi?
3) Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbung H2O2 ? dan merupakan
hasil proses apa?
4) Bagaimanakah usaha untuk menetralkan H2O2 dalam tubuh?
5) Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan aktivitas enzim katalase dan apakah
organ lain juga dapat kita gunakan?
C. Prosedur Kerja
1) Menguji gula sederhana (monosakarida)
a. Masukkan 10 ml larutan glukosa ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 ml larutan Benedict ke dalam tabung tersebut
c. Panaskan tabung reaksi tersebut sampai mendidih. Dinginkan selama 2-3 menit. Hati-
hati saat mendidihkan, mulut tabung reaksi jangan diarahkan ke muka Anda atau pun
orang lain
d. Catatlah perubahan yang terjadi pada larutan. Larutan Benedict’s bereaksi dengan gula
sederhana menghasilkan warna oranye kemerah-merahan.
e. Ulangi langkah a) sampai dengan d) menggunakan larutan sukrosa 10%. Catatlah
hasilnya pada lembar kerja. Buatlah tabel hasil pengamatannya!
17
c. Perhatikan apa yang terjadi dengan warna tepung tersebut? Yodium bereaksi dengan zat
tepung (amilum) membentuk warna biru kehitaman.
d. Letakkanlah sepotong kecil roti di atas cawan petri, tetesilah roti tersebut dengan 4-5
tetes larutan yodium. Catat perubahan warna yang terjadi
e. Ulangi pengujian untuk, sepotong biskut, sekerat apel, sekerat kentang dan putih telur.
Catatlah hasil pengamatannya. Sajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabulasi.
Perhatian! Reagen biuret cukup berbahaya bagi kulit dan mata. Jika terkena tangan Anda
SEGERA cuci dengan air. Gunakan kacamata pengaman jika ada.
C. Prosedur Kerja
1) Masukkan secuil gelatin ke dalam tabung reaksi
2) Tambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut 5 ml air
3) Tambahkan pula 5 ml reagen Biuret
4) Putarlah tabung reaksi dengan hati-hati sehingga larutan tercampur
5) Amatilah warna larutan yang terjadi. Reagen Biuret bereaksi dengan protein
6) Ulangilah langkah 1) sampai dengan 5) untuk : putih telur, kuning telur, dan susu bubuk.
Catatlah hasil pengamatan. Sajikan dalam bentuk tabulasi data.
18
3.5 UJI LEMAK
C. Prosedur Kerja
1) Oleskan sedikit margarine ke atas lembar kertas saring
2) Tunggu sekitar 5 menit, kemudian pegang dan arahkan ke sumber cahaya. Amatilah
daerah kertas yang diolesi margarine tersebut.
3) Ulangi langkah 1) sampai dengan 2) dengan menggunakan bahan minyak goreng,
tepung terigu yang dilarutkan dalam air, kentang yang dihaluskan, dan kacang tanah
yang dihaluskan
4) Catatlah hasil pengamatan Anda. Sajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabulasi.
C. Prosedur Kerja
1) Letakkan mencit/tikus (minimal 1) di dalam kandang yang berisi sekam. Tutup kandang
dengan kawat penutup. Letakkan juga hygrometer dan thermometer di dekat kandang
2) Pasang botol minum dan letakkan pellet sebanyak 20 gram dan biarkan mencit
beraktivitas selama 24 jam
3) Setelah 24 jam, pisahkan sekam, pellet sisa dan pellet yang jatuh di sekam, serta fesses
mencit
4) Keringkan sisa pellet dan feses, kemudian timbang. Catatlah pada hasil pengamatanmu
5) Lakukan kegiatan ini selama satu minggu (minimal 3 hari), kemudian hitunglah kadar
efisiensi absorbs pakan mencit selama satu minggu dengan menggunakan rumus
Whitters (1992) sebagai berikut :
19
𝐽𝑃𝐷 − 𝐵𝐹
𝐾𝐸𝐴𝑃 = 𝑥100%
𝐽𝑃𝐷
Keterangan : KEAP = Kadar Efisiensi Absorbsi Pakan
JPD = Jumlah Pakan yang Dimakan (PD-PS)
PD = Pakan yang Diberkan
PS = Pakan Sisa
BF = Berat Feses
D. Pertanyaan
1) Jelaskan maksud pengeringan sisa pellet dan feses!
2) Jelaskan maksud kadar efisiensi absorbsi pakan!
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
22
IV. SISTEM EKSKRESI
C. Prosedur Kerja
1). Kegiatan I :
a. Siapkan lima buah tabung reaksi berisi 1 s/d 6
b. Kepada masing-masing tabung, isilah tabung 1 dengan larutan glukosa 10% setetes,
tabung 3 dengan putih telur, tabung 2, 4 dan 5 berturut-turut isi dengna urin sebanyak 1
ml, 2/3 volume tabung dan 5 ml
c. Pada masing-masing tabung 1 dan 2 selanjutnya diberi masing-masing lima tetes reagen
Benedict. Selanjutnya kedua tabung dimasukkan ke dalam air mendidih salaam sekitar 5
menit, bersama tabung 3
d. Amati perubahan-perubahan yang terjadi mengenai warnanya. Bandingkan warna
tabung 1 dan 2
2). Kegiatan II :
a. Panasi permukaan tabung 4 selama 30 detik di atas lampu spritus melalui bantuan
pemegang tabung reaksi
b. Amati perubahan warna yang terjadi. Jika keruh kemungkinan ada tiga penyebab, yaitu
adanya protein, kalsium fosfat atau kalsium karbonat
c. Selanjutnya teteskan sebanyak 3-5 tetes asam asesat 6%. Amati perubahan yang terjadi
mengenai kekeruhannya
3). Kegiatan III
a. Kocoklah urin pada tabung 5 terlebih dahulu dalam keadaan tertutup. Lalu teteskan
larutan barium klorida 10%, kocok kemudian saring dengan menggunakan kertas saring
melalui bantuan sebuah corong ke dalam tabung.
b. Angkat kertas saring letakkan mendatar di atas corong sampai cukup kering
c. Kepada kertas saring teteskan 2-3 tetes regaen Foucheat
23
4.2 GLUKOSA DALAM URINE
A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine
B. Alat dan Bahan :
1) Larutan Benedict’s 3) Pipet
2) Tabung reaksi 4)Urine
C. Prosedur Kerja :
1) Didihkan 5 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
2) Tambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit,
kemudian biarkan dingin
3) Amatilah adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :
Hijau : kadar glukosa 1%
Merah : kadar glukosa 1,5 %
Oranye : kadar glukosa 2%
Kuning : kadar glukosa 5%
D. Pertanyaan :
1) Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa terjadi perubahan
demikian?
2) Bagaimanakah jumlah glukosa darah setelah beberapa saat anda makan?
3) Bagaimana hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah? Jelaskan!
A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya albumin dalam urine (Hellers Nitric Acid Test)
B. Alat dan Bahan
1) Urine 3) Asam Nitrit Pekat
2) Tabung reaksi 4) Pipet
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 5 ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
2) Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urine dengan mempergunakan pipet
secara perlahan-lahan hingga urine turun melalui sepanjang tabung
3) Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang
terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit.
24
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO3
beberapa tetes
2) Amati perubahan yang terjadi, endapan putih menunjukkan adanya Chlorida radikal
A. Tujuan : Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine
B. Alat dan Bahan
1) Urine
2) Lampu spritus
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
2) Panaskan dengan lampu spritus,
3) Ciumlah bagaimana baunya?
D. Pertanyaan :
1) Berasal dari apa ammonia dalam urine tersebut?
2) Enzim apa yang bekerja?
C. Prosedur Kerja :
1) Teteskan beberapa tetes urine pada objek gelas, kemudian hadapkan pada cahaya
matahari biarkan sebagian dari urine tersebut menguap
2) Tambahkan setetes larutan jenuh asam oksalat,
3) Amati Kristal urea oksalat yang terbentuk
4) Tambahkan beberapa tetes larutan sodium hipobromide
5) Pemuaian nitrogen tampak akibat dekomposisi urea
25
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
V. TERMOREGULASI
A. Tujuan Kegiatan :
a. Mengamati adakah pengaruh suhu lingkungan terhadap respirasi ikan
b. Bagaimana pengaruh suhu lingkungan di dalam air terhadap respirasi ikan
c. Menentukan rentang penyesuaian ikan terhadap perubahan suhu lingkungan
B. Alat dan Bahan :
a. Beaker glass 500 ml atau bak plastic e. Gelas ukur
b. Termometer f. Pengaduk
c. Timbangan g. Alat penghitung
d. Panci h. Ikan
C. Prosedur Kerja :
5.1.1) Pengaruh kenaikan suhu medium/ air
a. Terlebih dahulu panaskan air ke dalam panic
b. Isi bak plastik/beaker glass dengan air suhu kamar, catat suhunya
c. Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukkan ke dalam air dengan suhu
kamar. Hitung gerak operkulum selama satu menit. Lakukan kegiatan ini sebanyak tiga
kali ulangan, ambil rata-ratanya.
d. Naikkan suhu air sebesar 3 derajat, dengan cara menuangkan air panas ke dalam bak air
sedikit demi sedikit, awas jangan sampai terkena ikannya. Ukur suhu air sampai yang
dikehendaki. Hitung gerak operkulum per menit, ulangi perhitungan selama tiga kali.
e. Suhu dinaikkan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal. Amati gerakkan
tubuhnya.
5.1.2) Pengaruh penurunan suhu
a. Langkah kerja untuk kegiatan ini dilakukan pada prosedur di atas
b. Untuk menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukkan es ke dalam air sedikit
demi sedikit hingga suhu yang dikehendaki. Turunkan suhu hingga intervalnya 3 derajat
celcius di bawah suhu kamar
c. Penurunan dihentikan jika ikan sudah mulai tidak
seimbang Catatan :
a. Pada semua perlakuan volume air harus diusahakan tetap sama
b. Suhu awal untuk melakukan kegiatan 5.1.1 dan 5.1.2 diusahakan harus sama
c. Beras kedua ikan yang digunakan untuk kegiatan ini harus relative sama
28
5.2 REGULASI SUHU TUBUH HEWAN POIKILOTERMIK
A. Tujuan : Mengamati perubahan suhu tubuh hewan poikilotermis akibat pengaruh suhu
lingkungan
B. Alat dan Bahan :
a. Termometer e. Balok kecil panjang 20 cm (2x4 cm)
b. Papan bedah kecil f. Es dan air panas
c. Gelas kimia 3 buah g. katak Rana cancrivora
d. Tali
C. Prosedur Kerja :
a. Katak diletakkan terlentang di atas balok kecil, kemudian diikat dengan tali rapia di
bawah tungkai depan dan di tungkai belakang
b. Masukkan thermometer melalui mulutnya sampai esophagus selama kurang lebih lima
menit. Ulangi beberapa kali, kemudian hitung rata-ratanya
c. Masukkan katak ke dalam air es selama 5 menit dengan thermometer yang telah
terpasang sampai esofagusnya. Baca suhu tubuh katak. Ulangi percobaan sampai
beberapa kali dan hitung rata-rata suhunya.
d. Masukkan katak ke dalam air panas dengan suhu air sekitar 40 0C. lakukan cara kerja
seperti pada poin (b). Amati perubahan suhu yang terjadi, ulangi beberapa kali dan
hitung rata-ratanya
e. Analisis data yang diperoleh, sajikan dalam bentuk tabulasi data
29
HASIL DAN PEMBAHASAN
30
31
VI. SISTEM SARAF DAN INDERA
C. Prosedur Kerja :
KATAK NORMAL
1) Peganglah katak yang masik hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki
belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati
refleks apa yang terjadi
2) Sentuk nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut
3) Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan
anterior
4) Goreslah/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut
berbunyi?
5) Peganglah kedua kaki depan dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian
goreskan gelas pengaduk yang telak dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada
punggungnya. Amati apa yang terjadi?
6) Lakukan sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telak mengalami dekapitasi
C. Prosedur Kerja :
1) Duduklah teman anda pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas
atau santai
2) Pukullah ligamentum patellanya, di bawah tempurung lutut dengan palu atau alat
pemukul lainnya
3) Perhatikan gerakan kaki tersebut
D. Pertanyaan
Jelaskan bagaimana terjadinya jalur persarafan dalam refleks tendon patella tersebut?
C. Prosedur Kerja :
1) Untuk melakukan beberapa kegiatan ini diharapkan saudara berpasangan
2) Terlebih dahulu, siapkan kertas ukura 3 x 3 cm. buatlah lubang di tengah-tengah dengan
ukuran 1 x 1 cm
33
3) Letakkan kertas berlubang tersebut pada telapak tangan bagian dorsal. Rabalah dengan
hati-hati tanpa menekan, pada permukaan kulit yang tidak tertutup kertas, yaitu pada
aera 1 x 1 cm. Ingat! Ketika melakukan perabaan mata orang coba harus dalam keadaan
terpejam
4) Buatlah potongan kertas yang sama, letakkan di atas buku catatan. Gunakanlah pensil
berwarna untuk member tanda dalam lubang di tengah kertas sewaktu kamu melakukan
perabaan. Gunakanlah pensil merah jika dari perabaan tersebut ada sensasi, dan pensi
biru jika tidak ada sensasi.
5) Lakukanlah kegiatan ini di tempat berbeda tetapi masih di daerah telapak tangan
umpamanya bagian ventral
6) Hitunglah jumlah reseptor sentuhan untuk masing-masing daerah pada telapak tangan
tersebut. Bandingkan antara daerah yang diperiksa dengan seluruh jumlah perabaan yang
anda lakukan
7) Berapa jumlah reseptor sentuhan yang dapat anda temukan untuk setiap daerah
pengamatan di telapak tangan tersebut?
8) Dengan cara yang sama lakukan kegiatan ini di daerah yang lain, misalnya pada lengan
atas, leher bagian belakang, dan ujung-ujung jari
9) Pada daerah mana jumlah reseptor sentuhan reltif banyak yang dapat saudara rasakan di
masing-masing daerah?
34
C. Prosedur Kerja :
1) Mintalah pasangan praktikan anda berkumur kemudian keringkah lidahnya dengan
kertas hisap
2) Celupkan aplikator ke dalam larutan asam. B uanglah kelebihan larutan dengan
menekannya pada sisi pinggan
3) Sentuhkan aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan belakang lidah
pasangan anda
4) Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut.
Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang disentuh
tidak sensitive terhadap larutan yang diuji
5) Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan lainnya, satu demi satu
3) Prosedur Kerja :
Bintik Buta
1) Peganglah penentu bintik buta (titik hitam sebelah kanan tanda (+) pada jarak 20 inch di
depan wajah sejajar dengan mata kanan anda
2) Tutuplah mata kiri anda
3) Fokuskan mata anda pada tanda positif, dengan perlahan gerakan penentu bintik buta
tersebut mendekati wajah anda
4) Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan anda. Tepat pada saat
hilangnya titik hitam dari pandangan anda ukurlah jarak antar alat penentu bintik buta
tersebut dengan mata anda (dalam cm)
5) Bandingkanlah dengan jarak yang diperoleh oleh praktikum lainnya dalam satu kelompok
35
4) Letakkan kertas gambar pada meja dan rekatlah ujung-ujungnya. Duduklah anda dengan
dagu yang ditopang oleh penopang dagu/ tumpukkan buku sehingga kedudukan kepala
stabil
5) Tutuplah mata kiri dan fokuskan mata kanan memandang titik A. Sementara kertas
petunjuk gerakan perlahan sepanjang garis AB dari A ke B hingga tidak tampak titiknya
(titik 1). Ukurlah jarak A dan I. lanjutkan gerakan hingga bintik hitam terlihat kembali
(titik 2). Ukurlah pula jarak A dan 2
6) Ulangi gerakan dari B menuju A. Fokuskan mata tetap pada ukurlah pula jarak B dengan
2 (bayangan hilang) dan B dengan 1 (bayangan muncul lagi),
7) Ulangi operasi 5 dan 6 pada garis CD
8) Tentukan titik tengah dari garis 1 – 2 pada AB dan 3 – 4 pada CD dan tarik garis EF
melalui kedua titik tersebut. Gerakan petunjuk sepanjang EF dan tentukan titik 5 dan 6
pada tempat hilang dan munculnya kembali bayangan
9) Hubungkan titik 1-3-6-4-2-5-1, daerah yang terlingkupi garis-garis ini adalah peta bintik
buta subjek anda
C. Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bintik buta dan bintik kuning?
2) Syaraf apa saja yang berhubungan dengan mekanisme penglihatan? Jelaskan!
C. Prosedur Kerja :
1) Sediakan 3 buah gelas beker berilah label a, b dan c
2) Isilah gelas beker a dengan air hangan dan gelas beker b dengan air dingin yang
dicampur es batu,
3) Masukkan ujung jari tangan kanan anda ke dalam gelas beker a dan masukkan ujung jari
kiri anda ke dalam gelas beker b, rendamlah keduanya selama 1 menit
36
4) Campurkanlah dengan cepat setelah bagian air panas dengan setengah bagian air dingin
dan masukanlah ke dalam gelas beker c
5) Celupkanlah kedua jari yang direndam tadi ke dalam gelas beker c dalam waktu yang
bersamaan,
6) Bagimanakah yang anda rasakan panas atau dingin?
D. Masalah
Jelaskan apa yang dimaksud dengan thermoreceptor, tektoreceptor, propioreceptor, dan
interoceptor?
37
HASIL DAN PEMBAHASAN
38
39
VII. METABOLISME
C. Prosedur Kerja :
1) Catat tinggi, berat badan , umur dan jenis kelamin
2) Tentukan luas permukaan tubuh dengan menggunakan Chart Dubois (liihat Daftar
Dubois)
3) Cara menentukan luas permukaan tubuh dengan menggunakan Chart Dubois sbb :
a. Letakkan nilai tinggi badan saudara pada titik yang sesuai di garis I dan berat badan
pada garis II
b. Kemudian hubungkan dengan menggunakan mistar antara titik pada garis I dengan
titik pada garis II melalui garis III
c. Dari garis menyilang tersebut (pada garis III) diperoleh satu titik yang tepat dilalui
oleh garis tersebut. Pada titik tersebut akan didapatkan angka tertentu yang
menunjukkan nilai luas permukaan tubuh yang bersangkutan dalam satuan m2
d. Setelah mengetahui luas permukaan tubuh, carilah banyaknya kalori yang hilang per
menit, per jam, dan per hari (lihat pada daftar BME)
e. Luas permukaan tubuh dikalikan dengan banyaknya panas yang hilang sesuai
dengan umur dan jenis kelamin, maka dapat ditentukan kecepatan panas yang hilang
hasil metabolism
f. Lakukan perngukuran kecepatan metabolism untuk setiap individu anggota kelompok
Rumus BMR (Basal Metabolic Rate) adalah :
40
CHART DUBOIS
Dubois Body Surface Charts
41
7.2. PROSES OKSIDASI DALAM PROSES RESPIRASI
A. Tujuan : Untuk mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolism pada
beberapa hewan
B. Alat dan Bahan :
a) Labu Erlenmeyer 250 cc
b) Kristal NaOH dibungkus kain
c) Prop yang diberi pipet berskala
d) Tinta bak/ keroen yang diberi warna
e) Hewan percobaan (kecoak, dan lain-lain)
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan Kristal NaOH tersebut ke dalam Erlenmeyer
2) Timbang botol tersebut, kemudian masukkan hewan-hewannya dan timbang kembali.
Selisi berat dari kedua timbangan ini sama dengan berat hewan
3) Kemudian tutup botol tadi dengan prop yang ada skalanya, dan olesi di sekeliling prop
tadi dengan vaselin
42
4) Letakkan botol tersebut secara miring di atas meja, sehingga kedudukan pipet sejajar
dengan permukaan meja
5) Teteskan tinta bak ke dalam pipek dari ujung yang terbuka beri tanda tetesan yang
pertama tersebut
6) Amati pergerakan tetesan tinta tadi, serta catat jarak yang ditempuh selama waktu tertentu
7) Hitunglah volume udara dalam pipet tadi selama 1 menit, percobaan diulangi sampai 3
kali (diameter pipet harus diketahui)
8) Lakukan hal yang sama untuk hewan percobaan yang lain
9) Hitunglah konsumsi oksigen per berat badan (ml/gram) dalam setiap jam
D. Masalah
1) Mengapa dalam botol tersebut disimpan NaOH Kristal, jelaskan!
2) Mengapa tetesan tinta dalam skala bergeser mendekati labu Erlenmeyer, jelaskan!
43
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
45
VIII. SISTEM ENDOKRIN DAN REPRODUKSI
D. Masalah
a. Diskusikan, apa tujuan sampel urin yang diambil dari wanita hamil dimasukkan ke
dalam botol warna gelap (coklat)?
b. Pada percobaan di atas mengapa kodok yang telah diinjeksi dengan urin dibiarkan
selama 1-3 jam?
c. Jika dari tes urin ternyata kodok jantan tersebut mampu mengeluarkan sperma, mengapa
hal ini bisa terjadi?
46
HASIL DAN PEMBAHASAN
47
48