Anda di halaman 1dari 55

PENUNTUN

PRAKTIKUM FISIOLOGI
HEWAN

DISUSUN OLEH:

Rian Oktiansyah, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG


2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku penuntun praktikum Biologi
Umum

Pelaksanaan matakuliah ini dilakukan dengan cara pemberian teori dan


praktikum di laboratorium sebagai sarana penyamaan visi dan gambaran teori pada
perkuliahan. Meskipun demikian para dosen dan asisten akan selalu memberi
bimbingan. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan penuntun praktikum ini belum
sepenuhnya mencakup pokok-pokok penting dalam matakuliah Biologi Umum. Hal
ini disebabkan sarana dan prasarana laboratorium yang kurang memadai. Tidak
mustahil dalam praktikum ini masih dijumpai kelemahan-kelemahan, baik dari segi
teori maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan selanjutnya.

Atas bantuan dan saran dari semua pihak hingga tersusunnya penuntun Biologi
Umum ini, penyusun mengucapkan terima kasih.

Palembang, Januari 2022

Rian Oktiansyah, M.Si.

2
IDENTITAS PEMILIK BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

Foto (3x4)

Nama :

NIM :

Kelompok :

Program Studi :

Nama Asisten Praktikum :

Nama Dosen Matakuliah : Rian Oktiansyah, M.Si

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku penuntun praktikum Fisiologi
Hewan.

Pelaksanaan matakuliah ini dilakukan dengan cara pemberian teori dan


praktikum di laboratorium sebagai sarana penyamaan visi dan gambaran teori
pada perkuliahan. Meskipun demikian para dosen dan asisten akan selalu memberi
bimbingan. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan penuntun praktikum ini belum
sepenuhnya mencakup pokok-pokok penting dalam matakuliah Fisiologi Hewan. Hal
ini disebabkan sarana dan prasarana laboratorium yang kurang memadai. Tidak
mustahil dalam praktikum ini masih dijumpai kelemahan-kelemahan, baik dari
segi teori maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan selanjutnya.

Atas bantuan dan saran dari semua pihak hingga tersusunnya penuntun
Fisiologi Hewan ini, penyusun mengucapkan terima kasih.

Palembang, Januari 2021

Rian Oktiansyah, M.Si.

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Seluruh praktikan harus mengikuti dan melaksanakan aturan sebagai berikut:


1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Jika terlambat tidak boleh
mengikuti praktikum.
2. Praktikan harus mengenakan dan membuka jas lab beserta sandal lab di luar ruangan
laboratorium. Jika tidak maka nilai pre-test akan dikurangi 10 poin.
3. Semua mahasiswa yang mengambil matakuliah Fisiologi Hewan diwajibkan menggambil
praktikum Sruktur Hewan, karena hasil pengamatan langsung dibuat dalam penuntun
praktikum.
4. Praktikan harus mengikuti kuis (pre-test) dan tidak ada susulan.
5. Jika nilai kuis dua kali berturut-turut dibawah nilai 70, maka akan diberikan sanksi sesuai
dengan kesepakatan.
6. Absensi yang lebih dari 3 kali praktikum dengan alasan apapun, maka praktikan tidak
diperbolehkan untuk mengikuti ujian praktikum kecuali atas izin dosen dan koordinator
assisten.
7. Setiap praktikan harus membawa alat tulis dan penuntun praktikum Fisiologi Hewan serta
tidak dibenarkan meminjam penuntun milik praktikan lain.
8. Seluruh peminjaman alat dan permintaan bahan dilakukan oleh ketua kelas atau kelompok
piket yang telah ditunjuk minimal 3 hari sebelum praktikum.
9. Setiap praktikum, kelompok tertentu yang ditunjuk secara bergiliran harus melaksanakan
piket kebersihan dan pengecekan alat-alat dan bahan yang digunakan sebelum dan sesudah
praktikum.
10. Bahan-bahan tertentu yang diharuskan dibawa oleh praktikan harus sudah dikumpul di
laboratorium 1-2 jam sebelum praktikum dimulai dan bagi kelompok atau perorangan yang
telah ditunjuk tidak membawa bahan, tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
11. Seluruh praktikan harus memelihara peralatan yang digunakan dalam praktikum. Jika terjadi
kerusakan alat atau pecahnya alat-alat gelas maka biaya penggantian ditanggung oleh seluruh
praktikan.
12. Selama praktikum berlangsung praktikan dilarang meninggalkan ruangan praktikum tanpa
seizin dosen koordinator praktikum atau asisten praktikum.
13. Seluruh praktikan bertangung jawab menjaga kebersihan dan ketertiban selama dan sesudah
praktikum.
14. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diizinkan menggunakan HP jika tidak
diperbolehkan. Jika melanggar maka nilai dikurangi 10 poin.
15. Jika bisa menjawab pertanyaan akan mendapatkan nilai tambahan untuk nilai pretest.
16. Jika melakukan kecurangan saat melaksanakan pre-test maka tidak ada nilai atau dianggap
tidak mengikuti pre-test.
17. Tidak diperbolehkan makan dan minum di dalam Laboratorium.
18. Pembahasan pada laporan tidak boleh sama. Jika pembahasan sama persis maka nilai dibagi
dua.
19. Aturan-aturan lain yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan awal sebelum dilaksanakannya
praktikum.

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM iii
DAFTAR ISI iv
I. SISTEM SIRKULASI 1
1.1 BENTUK ERITROSIT 1
1.2 PENGARUH LARUTAN TERHADAP ERITROSIT 1
1.3 JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT 2
1.4 KADAR HEMOGLOBIN DARAH 3
1.5 HEMATOKRIT 4
1.6 DENYUT NADI, BUNYI JANTUNG, DAN TEKANAN DARAH 4
II. SISTEM RESPIRASI 8
2.1 PENGATURAN KECEPATAN PERNAFASAN 8
2.2 ORGAN PERNAFASAN 8
2.3 PROSES PERNAFASAN MENGHASILKAN CO2 9
2.4 VOLUME PERNAFASAN 10
2.5 PENGARUH KECEPATAN PERNAFASAN 11
2.6 PERNAFASAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN KEGIATAN 11
III. SISTEM PENCERNAAN 15
3.1 ENZIM DAN KERJA ENZIM DALAM SALIVA 15
3.2 AKTIVITAS ENZIM KATALASE 16
3.3 UJI KARBOHIDRAT 17
3.4 UJI PROTEIN 18
3.5 UJI LEMAK 19
3.6 KADAR EFISIENSI ABSORPSI PAKAN 19
IV. SISTEM EKSKRESI 23
4.1 UJI SIFAT KIMIAWI URINE 23
4.2 GLUKOSA DALAM URINE 24
4.3 ALBUMIN DALAM URINE 24
4.4 CHLORIDA DALAM URINE 24
4.5 AMONIA DALAM URINE 25

iv
V. TERMOREGULASI 28
5.1 PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK 28
5.2 REGULASI SUHU TUBUH HEWAN POIKILOTERMIK 29
VI. SISTEM SARAF DAN INDERA 32
6.1 REFLEKS PADA KATAK 32
6.2 REFLEKS PADA TENDON MANUSIA 33
6.3 IDENTIFIKASI RESEPTOR SENTUHAN 33
6.4 RESEPTOR RASA 34
6.5 RESEPTOR VISUAL 35
6.6 PANDANGAN DEKAT 36
6.7 PERSEPSI TERMORESEPTOR 36
VII. METABOLISME 40
7.1 KECEPATAN METABOLISME 40
7.2 PROSES OKSIDASI DALAM PROSES RESPIRASI 42
7.3 KONSUMSI OKSIGEN 42
VIII. SISTEM ENDOKRIN DAN REPRODUKSI 46
8.1 UJI KEHAMILAN DENGAN TEST GALLI MAININI 46

v
I. SIRKULASI CAIRAN TUBUH

1.1 BENTUK ERITROSIT


A. Tujuan : Melihat bentuk eritrosit pada tikus (Rattus rattus), kelinci.

B. Alat dan Bahan Alat


1). Objek glass
2). Mikroskop
Bahan
1). NaCl fisiologis
2). Darah mencit

C. Prosedur Kerja :
1) Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (tikus pada ekornya, kelinci pada vena di
telinganya) dengan kapas beralkohol 70% untuk menghindari infeksi.
2) Teteskan darah yang keluar pada objek gelas, kemudian tambahikan NaCl fisiologi
(untuk mamalia 0,9%), aduk dan amati di bawah mikroskop
3) Gambarlah bentuk eritrosit yang Anda lihat!

D. Pertanyaan
1) Apakah yang disebut formalin rouleoux?
2) Apakah selalu tampak rouleoux ini pada eritrosit?

1.2 PENGARUH LARUTAN HIPOTONIK DAN HIPERTONIK


TERHADAP ERITROSIT

A. Tujuan : Melihat adanya krenasi maupun hemolisa pada eritrosit karena pengaruh larutan
hipotonik dan hipertonik

B. Alat dan
Bahan Alat
1) Serangkaian tabung reaksi dan raknya
2) Mikroskop
3) Pipet ujung panjang
Bahan
1) Darah kelinci/tikus/sapi
2) Antikoagulan
3) Larutan NaCl 0,3%, 0,65%, 0,8%, 0,9%, 3%
4) Saponin
5) Urenum

C. Prosedur Kerja :
1) Tampunglah darah kelinci sebanyak 30 cc pada tabung kaca yang sudah diberi
antikoagulen

1
2) Isilah tabung reaksi dengan serangkaian larutan yang berbeda konsentrasinya dengan
volume yang sama (missal 5 ml), tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 5 tetes
darah, kemudian tunggu sekitar 5 menit.
3) Miringkan perlahan-lahan tabung reaksi, agara darah tidak rusak karena perlakuan fisik.
Setelah homogeny amati secara makroskopis dan mikroskopis.
4) Pengamaran secara makroskopis, meliputi warna, kebeningan
5) Pengamatan secara mikroskopis, mengamati adanya krenasi atau hemolisa pada eritrosit,
dengan cara mengambil setetes larutan yang ada pada masing-masing tabung, teteskan
pada objek glass dan amatilah di bawah mikroskop.

D. Pertanyaan :
1) Apa yang dimaksud dengan krenasi dan hemolisa?
2) Apa yang dimaksud larutan isotonis, hipotonis dan hipertonik?

1.3 JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

A. Tujuan : Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada kelinci

B. Alat dan
Bahan Alat
1) Hemositometer
2) Mikroskop
3) Counter
4) Jarum Franke
Bahan
1) Darah kelinci/ tikus
2) Alkohor 70%
3) Larutan Hayem
4) Larutan Turk

C. Prosedur Kerja :
1) Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (kelinci, tikus) dengan kapas beralkohol
2) SEtelah darah keluar, tempelkan ujung pipet eritrosit (dengan tanda merah di dalamnya),
isaplah darah sampai angka 0,5, kemudian encerkan dengan larutan Hayem sampai batas
seratus satu, ikatkan pipa karet pada pipetnya dan perlahan-lahan dengan membentuk
goyangan angka delapan
3) Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung di
bawah mikroskop yang mempunyai gambaran seperti berikut ini (GAmbar 5.1)
4) Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan kotak-kotak kecil di tengah, eritrosit
dihitung dalam 80 kotak kecil
5) Jumlah eritrosit/cc = hasil yang diperloleh dikalikan dengan 106
6) Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda
butiran putih pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan dengan
larutan turk sampai angka 11. Ikatkan pipa plastic pada pipetnya gara darah tidak keluar
dan kocok perlahan-lahan dengan putaran membentuk angka delapan sampai homogeny

2
7) Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada pada
kiri/kanan atas dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4 x 16 kota = 64
kotak (Gambar 5.2)
8) Jumlah Leukosit/cc = jumlah leukosit dalam 64 kotak x 50.

Gambar 1. Mikroskopis bilik hitung hemositometer

D. Pertanyaan
1) Apa fungsinya larutan Hayem?
2) Apa bedanya pengenceran dalam penghitungan eritorist dan leukosit?

1.4 KADAR HEMOGLOBIN DARAH

A. Tujuan : Menghitung kadar hemoglobin kelinci


B. Alat dan
Bahan Alat
1) Hemometer
2) Jarum Franke atau lanset
Bahan
1) 0,9 N HCl
2) Alkohol 70%

C. Prosedur Kerja :
1) Hemometer merupakan alat untuk mengukur kadar hemoglobin darah dengan metode
Sahli. Alat ini dilengkapi dengan larutan standard Hb, pengaduk gelas dan tabung reaksi
kecil, pipet penghisap dengan batasan angka 1.
2) Isilah tabung Sahli dengan 0,1 N HCl sampai batas angka 2
3) Isaplah darah yang sudah keluar dengan pipet Sahli sampai batas angka 1, kemudian
masukkan ke dalam tabung Sahli meniup/menghisap darahnya agar darah yang ada dalam
pipet dan darah dapat masuk semuanya ke dalam tabung Sahli.

3
4) Tunggu beberapa menit sampai terbentuk asam hematin, yaitu terjadinya perubahan
warna dari merah darah menjadi coklat
5) Kemudian, tambahkan aquades sedikit demi sedikit sampai warnanya sesuai dengan
warna larutan standar. Bacalah angka pada permukaan atas dari tabung Sahli, angka
tersebut adalah kadar hemoglobin darah.

D. Pertanyaan :
1) Dimanakah terdapat hemoglobin?
2) Apa fungsi hemoglobin?

1.5 HEMATOKRIT/ PCV

A. Tujuan : Mengukur nilai hematokrit darah kelinci


B. Alat dan
Bahan Alat
1) Centrifuge mikrohematokrit
2) Hematokrit reader
3) Tabung mikrohematokrit yang dilapisi heparin
4) Cristosel
5) Jarum Franke
Bahan
1) Alkohol 70% 2) Darah kelinci/ tikus

C. Prosedur Kerja :
1) Tabung mikrohematokrit ditempelkan pada noda darah yang keluar (karena mikrokapiler
maka darah dengan sendirinya dapat masuk ke dalam tabung)
2) Sumbat pada salah satu ujungnya dengan cistosel, agar tidak bocor pada saat disentifus
3) Selanjutnya masukkan ke dalam sentifus mikrohematokrit dalam kondisi penempatan
seimbang dan arahkan bagian pipa yang tersumbat oleh cristosel menjauhi titik sentral.
Tutup dan putarlah selama 15 menit dengan kecepatan 15000 rpm.
4) Kemudian, keluarkan dari sentrifus dan bacalah kadarnya dengan mikrohematokrit
reader. Kadar hematokrit dinyatalan dalam vol %

D. Pertanyaan :
1) Apa singkatan dari PCV?
2) Apa sebetulnya hemaktorit itu?

1.6 DENYUT NADI, BUNYI JANTUNG DAN TEKANAN DARAH

A. Tujuan : Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan saudara dapat menentukan denyut
nadi, perbedaan bunyi katup-katup jantung dan tekanan sistol/diastole.

B. Bahan dan Alat


a) Alat-alat tulis
b) Stetoskop
c) Tensimeter/ sfigmomanometer

4
C. Prosedur Kerja :
1) Denyut Nadi
a. Kegiatan harus dilakukan oleh dua orang berpasangan
b. Salah seorang dari pasangan harus menghitung jumlah denyut nadi yang diambil per
menit, sedangkan teman lainnya berperan sebagai orang coba. Hitunglah frekuensi denyut
nadi per menit dalam keadaan tubuh santai (istirahat), setelah berlari=lari kecil kurang
lebih 5 menit, dan setelah naik-turun tangga 3-5 menit.
c. Setiap anggota dari tim h arus melakukan percobaan ini secara bergantian. Hasil
pengukuran percobaan harus dicatat dengan teliti dan lengkap dan ditabulasikan
d. Dalam menghitung denyut nadi diharapkan dua kali atau lebih dan dihitung rata-ratanya.
2) Bunyi Jantung
Untuk mendengarkan bunyi jantung pada manusia dapat dilakukan dengan alat stetoskop.
Tempatkan stetoskop pada dada. Pertama : antara ruas iga ke lima dan ke enam sebelah kiri
dari tulang dada atau sebelah kanannya, kemudian dengarkan bunyinya dan catat. Kedua :
letakkan stetoskop pada daerah sekitar ruas iga ke-dua-tiga sebelah kiri atau sebelah
kanannya, dengarkan bunyinya dan catat.
3) Tekanan Darah
a. Tekanan darah arteri brachialis pada sikap duduk secara auscultasi
b. Cara Palpasi :
i. Pasanglah manset pada lengan kanan atas orang coba. Orang coba harus duduk
dengan tenang selama 2-3 menit. Tetapkanlah tekanan darahnya tiga kali berturut-
turut, kemudian dicari rata-ratanya.
ii.Lakukan seperti percobaan pada (i), kemudian tekanan di dalam manset saudara
tinggikan sampai di atas tekanan diastolik, cambil meraba arteri radialis di
pergelangan tangan yang ditentukan, kemudian dicari rata-ratanya.

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Adakah perbedaan frekuensi denyut nadi pada berbagai kondisi tubuh? Apa kesimpulan
saudara? Mengapa terjadi demikian?
b. Tentukan ada berapa macam suara/bunyi jantung yang Anda dengar? Samakah kekuatan
bunyi dan lama waktu antara bunyi-bunyi jantung yang saudara dengan tersebut?
Manakah yang lebih kuat?
c. Apakah sesungguhnya yang disebut dengan tekanan darah itu?
d. Adakah hubungannya antara tekanan darah dengan fungsi ginjal? Jelaskan!

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
7
II. SISTEM PERTUKARAN GAS

2.1. PENGATURAN KECEPATAN PERNAPASAN


A. Tujuan : Setelah selesai melakukan kegiatan ini, diharapkan saudara dapat menghitung
kecepatan bernapas (napas)
B. Bahan dan Alat
a. Kertas, alat-alat tulis
b. Jam tangan atau jam dinding yang mempunyai petunjuk ‘detik’ atau ‘stopwatch’
C. Prosedur Kerja
1) Kegiatan harus dilakukan oleh dua orang secara berpasangan
2) Salah seorang dari pasangan harus menghitung jumlah napas yang diambil per menit.
Sedangkan teman lainnya berperan sebagai subyek percobaan (eksperimen)
3) Hitunglah frekuensi napas per menit dalam keadaan tubuh santai (istirahat), setelah
berlari-lari kecil kurang leibh 4 menit, dan setelah naik-turun tangga 2-3 menit. Dalam
waktu yang bersamaan anggota lain dalam tim menghitung frekuensi denyut nadi.
4) Setiap anggota dari tim harus melakukan percobaan ini bergantian sebagai subjek
percobaan
5) Hasil pengamatan percobaan harus dicatat dengan teliti dan lengkap
6) Dalam menentukan kecepatan napas, pasangan saudara harus menghitung jumlah berapa
kali kamu menarik napas per menit. Ulangilah menghitung dua kali atau lebih percobaan
dan buatlah rata-ratanya.
7) Buatlah table yang mencerminkan data hasil pengamatan
D. Masalah
1) Adakah perbedaan frekuensi napas dan frekuensi denyut nadi pada berbagai kondisi
tubuh? Apa kesimpulan saudara?
2) Bagaimana hubungan antara frekuensi napas dengan frekuensi denyut nadi?
3) Apabila saudara disuruh mengukur perbandingan kecepatan napas antara seorang
olahragawan dengan seorang yang bukan olahragawan. Kemudian jika ternyata ada
perbedaan, hal apakah yang menyebabkan perbedaan tersebut terjadi?
4) Jika kita mencoba menahan napas, dalam beberapa saat keinginan untuk menarik napas
tidak dapat ditunda-tunda lagi. Mengapa hal ini terjadi?

2.2 ORGAN PERNAPASAN

A. Tujuan : Menunjukkan organ yang terkait dalam pernapasan pada katak


B. Alat dan Bahan
a. Jarum pentul
b. Disceting set (gunting bedah, scalpel/ silet tajam, pinset)
c. Papan bedah
d. Katak sawah
e. Formalin (bahan pembius)
f. Ether/ chloroform
g. Kapas
C. Prosedur Kerja
1) Baca dan pahami terlebih dahulu uraian dan petunjuk praktikum secara teliti
2) Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja

8
3) Cermatilah cara kerja sesuai petunjuk
4) Siapkan kapas yang sudah diberi ether, peganglah katak, kemudian biuslah dengan
kapas yang sudah diberi ether
5) Letakkan katak yang sudah dibius dengan ether (dimatikan) pada papan bedah dengan
bagian dorsal menghadap ke atas
6) Tusukkan jarum pentul pad aujung ekstremitas anterior dan posterior
7) Sayatlah dengan menggunakan pinset dan skapel bagian thorak dari katak lebih kurang 2
cm sampai terlihat jantungnya
8) Tariklah bagian yang dibedah, kemudian tusuklah dengan jaruh pentul agar dapat
diamati dengan jelas
9) Amatilah dan gambarlah system pernapasan katak, seperti larynx, paru-paru dan
seterusnya
10) Bukalah mulut katak dan lihatlah bagian belakang dari rongga mulutnya makan akan
terlihat kerongkongan yang diapit oleh tulang rawan, itulah tulang dari larynx.
Kemudian, amati pada rongga dada akan tampak paru-paru yang berwarna putih
kemerahan berbentuk kantung dari gelembung-gelembung kecil

D. Masalah
1) Buatlah bagian proses pernapasan katak dengan lengkap dan jelas
2) Jelaskan urutan proses pernapasan pada katak

2.3 PROSES PERNAPASAN MENGHASILKAN CO2

A. Tujuan : Membuktikan terjadinya proses pernapasan menghasilkan CO2


B. Alat dan Bahan
1) Erlenmeyer 125 ml 3 buah
2) Sumbat karet dengan 2 lubang 3 buah
3) Pipa kaca 14 cm 3 buah
4) Pipa kaca 7 cm 3 buah
5) Pipa plastic 20 cm 3 buah
6) Air kapur (larutan Ca(OH)2) jenuh 300 ml

C. Prosedur Kerja
1) Aturlah alat seperti gambar di bawah ini. Tiap Erlenmeyer diisi air kapur dengan volume
yang sama. Misalnya, masing-masing 70 ml, jangan terlalu penuh.

Gambar 2. Skematis pengujian pernapasan menghasilkan CO2

9
2) Isap udara untuk bernapas dari pipa A, kemudian keluarkan udara pernapasan melalui pipa
B. Hati-hati, menghisap dan mengeluarkan napas jangan terlalu kuat
3) Melalui pemberian pernapasan, udara yang diisap akan melalui air kapur pada botol A,
udara yang diikeluarkan dari paru-paru akan melalui air kapur pada botol B, sedangkan
air kapur dalam botol C dibiarkan.
4) Lakukan pernapasan beberapa kali hingga air kapur di botol B menjadi cukup keruh

D. Masalah
1) Dari ke tiga A, B, C bandingkan mana air kapur yang paling keruh. Mengapa demikian?
2) Apakah botol A menjadi keruh? Mengapa demikian?
3) Apakah sebenarnya fungsi dari botol C? jelaskan!
4) Buatlah laporan kegiatan dan simpulkan hasil percobaan tersebut

2.4 VOLUME PERNAPASAN

A. Tujuan : Mengukur volume udara pernapasan


B. Alat dan Bahan
a) Spirometer
b) air
C. Prosedur Kerja
1) Tarik napas dalam-dalam, kemudian hembuskan pada pipa/jalan yang dihubungkan
dengan spirometer
2) Hitung volume udara yang anda tiupkan tadi dengan jalan menghitung letak perubahan
skala pada penyungkup spirometer
3) Tarik napas secara biasa dan lakukan hal yang sama, kemudian hembuskan ke dalam
spirometer melalui selang
4) Lakukan percobaan tersebut beberapa kali dengan sikap duduk, berdiri dan sesudah
berlari-lari di tempat
5) Hitunglah volume udara komplementer dan kapasitas vital anda pada setiap perubahan
sikap
6) Lakukanlah untuk setiap anggota kelompok

D. Masalah
1) Berapa jumlah volume udara paru-paru yang tertinggi selama pernapasan berlangsung,
mengapa demiakan? Jelaskan!
2) Apakah yang dimaksud dengan volume udara tidal, volume suplemen, volume udara
komplemen dan kapasitas vital udara pernapasan?

10
2.5 PENGARUH KECEPATAN PERNAPASAN

A. Tujuan : Mengamati pengaruh suhu maksimum atau minimum yang dapat menghentikan
pernapasan pada ikan.
B. Alat dan Bahan
1) Respirometer 3 buah
2) Timbangan
3) Eosin
4) Vaselin
5) KOH
6) Belalang

C. Prosedur Kerja :
1) Siapkan respirometer sederhana sebanyak 3 buah dan beri nomor 1 sampai 3
2) Masukkan KOH ke dalam ketiga tabung respirometer
3) Timbang 2 ekor belalang yang beratnya berbeda
4) Masukkan belalang berukuran kecil pada tabung respirometer 2 dan yang berukuran
besar pada tabung respirometer 3, biarkan tabung respirometer 1 kosong
5) Teteskan cairan berwarna (eosin) pada ujung pipa berskala di ketiga tabung respirometer
6) Beri tanda batas cairan (eosin)
7) Amati bagaimana cairan pada ketiga perangkat percobaan tersebut
8) Catatlah hasil pengamatan pada tabel yang tersedia di lembar kerja praktikum.

D. Pertanyaan dan Diskusi :


1) Apa tujuan pemberian KOH pada tabung respirometer?
2) Bandingkan pergerakan cairan berwarna (eosin) pada ketiga pipa berskala!
3) Mengapa cairan pada pipa berskala (perangkat 2 dan 3) dapat bergerak? Jelaskan!
4) Berdasarkan percobaan, faktor-faktor apa yang mempengaruhi pernapasan?
5) Selain yang ditemukan lewat percobaan, faktor apa yang mungkin mempengaruhi
kecepatan pernapasan?

2.6 PERNAPASAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN KEGIATAN

A. Tujuan : Mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan pernapasan


B. Alat dan Bahan
: Alat
1) Pipet 1 buah
2) Gelas kimia 250 ml 1 buah
3) Sedotan plastic
Bahan
1) Air suling
2) Larutan NaOH 0,04%
3) Indikator Phenolphathalein (PP)

11
C. Prosedur Kerja :
1) Bacalah petunjuk praktikum secara cermat dan lakukan praktikum sesuai prosedur
pengerjaannya
2) Tuangkan 200 ml air suling pada gelas dan teteskan indikator Phenolphathalein 4 atau 5
5 tetes
3) Tambahkan larutan NaOH 0,04% tetes demi tetes pada gelas lalu digoyang-goyangkan
sampai warna merah muda tidak hilang selama 1 menit
4) Masukkan sedotan plastik pada gelas tadi, kemudian tiuplah sedotan plastik tersebut
sampai warna merah muda hilang dan larutan berubah jernih
5) Segera tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes lalu digoyang-goyang sampai larutan
berwarna merah muda selama 1 menit. Tuliskan pada tabel jumlah tetes NaOH 0,04%
yang diperlukan untuk menghasilkan warna merah muda tetap
6) Ulangilah kegiatan tadi, akan tetapi peniupan sedotan plastik dilakukan setelah siswa
melakukan jogging selama 10 menit. Catatlah tetes NaOH yang diperlukan ke dalam
tabel. Setiap kegiatan diulangi 3 kali agar data yang didapat lebih meyakinkan
7) Catatlah hasil percobaan pada tabel yang tersedia di lembar kerja praktikum yang tersedia

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Jumlah tetesan NaOH mana yang lebih banyak sebelum atau sesudah melakukan
kegiatan? Mengapa demikian? Jelaskan!
2) Mengapa kegiatan dapat meningkatkan karbondioksida yang dikeluarkan oleh paru-paru?
3) Selain melakukan kegiatan, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi produksi
karbondioksida?

12
HASIL DAN PEMBAHASAN

13
14
III. SISTEM PENCERNAAN

3.1 ENZIM DAN KERJA ENZIM DALAM SALIVA

A. Tujuan : Mengamati kerja enzim yang terkandung dalam saliva


B. Alat dan Bahan
a) Tabung reaksi
b) Rak tabung reaksi
c) Corong gelas/ plastic
d) Thermometer
e) Beaker glass, ukuran 450 ml
f) Larutan Amilum
g) Larutan Benetict’s

C. Prosedur Kerja
Untuk melakukan percobaan ini saudara harus mengumpulkan air ludah (saliva)
terlebih dahulu. Saliva dikumpulkan dari praktikan yang tidak sedang mengunyah permen
ataupun makanan. Tampunglah saliva dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong.
Selanjutnya saringlah saliva dengan kain kasa yang kasar sehingga diperoleh filtrate yang bening
dan akan digunakan dalam percobaan ini.

1. Percobaan hidrolisa amilum oleh enzim amylase


a. Sediakan tiga buah tabung reaksi beri nomor 1, 2 dan 3. Ke dalam tabung reaksi
pertama masukkan 10 cc filtrate saliva dan tempatkan dalam rak tabung reaksi
b. Masukkan larutan amilum 10 cc ke dalam tabung ke dua. Selanjutnya ambil tabung
reaksi nomor tiga dan isi dengan amilum sebanyak 5 cc dari tabung reaksi kedua dan
juga masukkan 5 cc filtrate saliva dari tabung nomor satu. Catat saat
memasukkannya, dengan interval dua menit, lakukan pengamatan apa yang terjadi
pada tabung nomor tiga.

2. Pengaruh temperature terhadap kerja enzim amilase


2.1 Kegiatan Pertama
Kumpulkan saliva dari semua praktikum, selanjutnya saringlah dengan kain kasa
kasar. Sediakan ‘water bath’ sebanyak lima buah. ‘Water bath’ selanjutnya di set pada suhu
yang berbeda berturut-turut : I = 10 – 15 oC, II = 25oC, III = 40oC, IV = 5- - 55oC; V = 70oC.
Kemudian lakukan percobaan sebagai berikut :
a. Ke dalam lima buah tabung reaksi yang bersih masukkan larutan amilum masing-masing
25 ml
b. Kemudian masing-masing tempatkan ke dalam ‘water bath’
 Tabung reaksi I dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 10 – 15oC
 Tabung reaksi II dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 25oC
 Tabung reaksi III dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 40oC
 Tabung reaksi IV dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 50 - 55oC
 Tabung reaksi V dimasukkan ke dalam water bath pada suhu 70oC
Setelah kurang lebih 10 menit, masukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml
saliva yang telah disaring dan diencerkan ( 1 : 2 ). Catatlah saat memasukkannya. Dengan

15
interval dua menit, lakukan percobaan Benedict, yaitu dengan cara meneteskan larutan
Benedict’s sebanyak 20 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi. Amati perubahan-
perubahan apa yang terjadi dalam interval dua menit, catat hasilnya

2.2 Kegiatan Kedua


Jika tidak tersedia ‘water bath’ lakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Dari ketiga tabung reaksi di atas, selanjutnya ditempatkan dalam air hangat (dalam
gelas beaker 45 ml). jagalah suhu airnya agar stabil mendekati suhu tubuh kita.
Biarkan tabung-tabung reaksi tersebut di dalam air hangat selama kurang lebih 10
menit.
b. Selanjutnya tambahkan larutan benedict’s masing-masing sebanyak 20 tetes ke
dalam setiap tabung reaksi. Lalu tempatkan kembali di dalam air hangat, amati
perubahan- perubahan yang terjadi.

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Tabung-tabung reaksi manakah yang memperlihatkan adanya perubahan warna?
b. Warna apakah yang dapat saudara amati?
c. Bagaimanakah hasil-hasil percobaan pada tiap-tiap temperatur?
d. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara temperature dan kerja enzim amylase?
e. Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kerja enzim di dalam proses pencernaan?
f. Apakah yang dimaksud dengan temperature optimum dari enzim amylase?
g. Mengapa suhu air harus dijaga mendekati suhu tubuh kita?

3.2 AKTIVITAS ENZIM KATALASE


A. Tujuan : Untuk membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan khususnya sel
hati.
B. Alat dan Bahan :
1) Hati ayam dan hati katak yang masih segar dan beratnya sama
2) Larutan H2O2
3) Tabung reaksi
4) Lumpang porselin (mortar)
5) Aquades dan kain kasa (untuk saringan)

C. Prosedur Kerja :
1) Hancurkan hati ayam dalam lumping porselin sambil ditetesi aquades
2) Saringlah campuran tersebut untuk memperoleh sari hati yang keruh
3) Lakukan hal yang sama untuk hati katak dengan jumlah aquades yang sama
4) Isilah dua buah tabung reaksi masing-masing dengan H2O2 setinggi 2 cm
5) Tetesilah tabung reaksi pertama dengan sari hati ayam dan hitunglah berapa tetes yang
diperlukan hingga timbul gelembung-gelembung udara di atas H2O2
6) Tetesi pula tabung reaksi kedua dengan sari hati katak dan hitunglah tetesan tersebut
7) Bandingkan tetes kedua hati dipergunakan dalam percobaan ini

16
D. Masalah dan Pertanyaan :
1) Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
2) Gelembung gas apakah yang terjadi?
3) Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbung H2O2 ? dan merupakan
hasil proses apa?
4) Bagaimanakah usaha untuk menetralkan H2O2 dalam tubuh?
5) Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan aktivitas enzim katalase dan apakah
organ lain juga dapat kita gunakan?

3.3 UJI KARBOHIDRAT

A. Tujuan : 1) Menentukan gula sederhana,


2) Menentukan bahan makanan yang mengandung amilum
B. Alat dan Bahan
1) Untuk menentukan gula sederhana
a. Larutan glukosa 10%
b. Larutan Benedict’s
c. Tabung reaksi
d. Larutan sukrosa 10%
e. Pembakar unsen,
f. Gelas ukur 25 ml
2) Untuk menentukan bahan makanan yang mengandung amilum
a. Larutan Yodium f. Tepung beras
b. Biscuit g. Putih telur
c. Roti h. Cawan Petri
d. Apel i. Pipet tetes
e. Kentang j. Pisau

C. Prosedur Kerja
1) Menguji gula sederhana (monosakarida)
a. Masukkan 10 ml larutan glukosa ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 ml larutan Benedict ke dalam tabung tersebut
c. Panaskan tabung reaksi tersebut sampai mendidih. Dinginkan selama 2-3 menit. Hati-
hati saat mendidihkan, mulut tabung reaksi jangan diarahkan ke muka Anda atau pun
orang lain
d. Catatlah perubahan yang terjadi pada larutan. Larutan Benedict’s bereaksi dengan gula
sederhana menghasilkan warna oranye kemerah-merahan.
e. Ulangi langkah a) sampai dengan d) menggunakan larutan sukrosa 10%. Catatlah
hasilnya pada lembar kerja. Buatlah tabel hasil pengamatannya!

2) Menguji bahan makanan mengandung amilum


a. Larutkan satu sendok the beras atau terigu ke dalam cawan Petri
b. Dengan menggunakan pipet tetes, tambahkan 4-5 tetes yodium ke dalam cawan Petri
berisi tepung tersebut. Perhatikan Gambar di bawah ini

17
c. Perhatikan apa yang terjadi dengan warna tepung tersebut? Yodium bereaksi dengan zat
tepung (amilum) membentuk warna biru kehitaman.
d. Letakkanlah sepotong kecil roti di atas cawan petri, tetesilah roti tersebut dengan 4-5
tetes larutan yodium. Catat perubahan warna yang terjadi
e. Ulangi pengujian untuk, sepotong biskut, sekerat apel, sekerat kentang dan putih telur.
Catatlah hasil pengamatannya. Sajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabulasi.

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Apakah glukosa dan fruktosa termasuk gula sederhana? Jelaskan!
2) Bahan makanan apa saja (dari yang Anda uji) yang mengandung amilum dan apa saja
yang tidak mengandung amilum? Jelaskan!

3.4 UJI PROTEIN

A. Tujuan : Menentukan bahan makanan yang mengandung protein


B. Alat dan Bahan
1) Reagen Biuret
2) Gelatin
3) Putih telur
4) Kuning telur
5) Susu sapi (bubuk)
6) Gelas ukur 25 ml
7) Tabung reaksi

Perhatian! Reagen biuret cukup berbahaya bagi kulit dan mata. Jika terkena tangan Anda
SEGERA cuci dengan air. Gunakan kacamata pengaman jika ada.

C. Prosedur Kerja
1) Masukkan secuil gelatin ke dalam tabung reaksi
2) Tambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut 5 ml air
3) Tambahkan pula 5 ml reagen Biuret
4) Putarlah tabung reaksi dengan hati-hati sehingga larutan tercampur
5) Amatilah warna larutan yang terjadi. Reagen Biuret bereaksi dengan protein
6) Ulangilah langkah 1) sampai dengan 5) untuk : putih telur, kuning telur, dan susu bubuk.
Catatlah hasil pengamatan. Sajikan dalam bentuk tabulasi data.

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Warna apa yang timbul setelah reagen Biuret bereaksi dengan protein?
2) Bahan makanan apa saja (yang Anda uji) mengandung protein?

18
3.5 UJI LEMAK

A. Tujuan : Menentukan jenis-jenis bahan makanan yang mengandung lemak


B. Alat dan Bahan
1) Minyak goreng 4) Tepung terigu
2) Margarine 5) Kacang tanah
3) Kentang 6) Kertas saring

C. Prosedur Kerja
1) Oleskan sedikit margarine ke atas lembar kertas saring
2) Tunggu sekitar 5 menit, kemudian pegang dan arahkan ke sumber cahaya. Amatilah
daerah kertas yang diolesi margarine tersebut.
3) Ulangi langkah 1) sampai dengan 2) dengan menggunakan bahan minyak goreng,
tepung terigu yang dilarutkan dalam air, kentang yang dihaluskan, dan kacang tanah
yang dihaluskan
4) Catatlah hasil pengamatan Anda. Sajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabulasi.

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Bagaimana keadaan kertas saring yang diolesi margarine?
2) Mengapa dalam percobaan uji lemak, kertas yang telah diolesi bahan harus diarahkan ke
sumber cahaya?
3) Bahan makanan apa saja (yang Anda uji) yang mengandung lemak?

3.6 KADAR EFISIENSI ABSORBSI PAKAN

A. Tujuan : Menentukan kadar makanan yang diserap oleh organism


B. Alat dan Bahan :
1) Mencit/ tikus
2) Kadang + kawat penutup
3) Pakan/ pellet
4) Sekam
5) Botol minum
6) Hygrometer dan thermometer

C. Prosedur Kerja
1) Letakkan mencit/tikus (minimal 1) di dalam kandang yang berisi sekam. Tutup kandang
dengan kawat penutup. Letakkan juga hygrometer dan thermometer di dekat kandang
2) Pasang botol minum dan letakkan pellet sebanyak 20 gram dan biarkan mencit
beraktivitas selama 24 jam
3) Setelah 24 jam, pisahkan sekam, pellet sisa dan pellet yang jatuh di sekam, serta fesses
mencit
4) Keringkan sisa pellet dan feses, kemudian timbang. Catatlah pada hasil pengamatanmu
5) Lakukan kegiatan ini selama satu minggu (minimal 3 hari), kemudian hitunglah kadar
efisiensi absorbs pakan mencit selama satu minggu dengan menggunakan rumus
Whitters (1992) sebagai berikut :

19
𝐽𝑃𝐷 − 𝐵𝐹
𝐾𝐸𝐴𝑃 = 𝑥100%
𝐽𝑃𝐷
Keterangan : KEAP = Kadar Efisiensi Absorbsi Pakan
JPD = Jumlah Pakan yang Dimakan (PD-PS)
PD = Pakan yang Diberkan
PS = Pakan Sisa
BF = Berat Feses

D. Pertanyaan
1) Jelaskan maksud pengeringan sisa pellet dan feses!
2) Jelaskan maksud kadar efisiensi absorbsi pakan!

20
HASIL DAN PEMBAHASAN

21
22
IV. SISTEM EKSKRESI

4.1 UJI SIFAT KIMIAWI URIN


A. Tujuan : Menentukan kandungan kimiawi urin
B. Alat dan Bahan
a) Lima buah tabung reaksi h) Air mendidih
b) Pipet Pasteur i) Larutan gula konsentrai 10%
c) Lampu spritus j) Larutan barium klorida 10%
d) Pegangan tabung reaksi k) Asam Asesat 6%
e) Kertas saring l) Tripod
f) Reagen Benedic m) Putih telur
g) Reagen Foucheat n) Gelas ukur

C. Prosedur Kerja
1). Kegiatan I :
a. Siapkan lima buah tabung reaksi berisi 1 s/d 6
b. Kepada masing-masing tabung, isilah tabung 1 dengan larutan glukosa 10% setetes,
tabung 3 dengan putih telur, tabung 2, 4 dan 5 berturut-turut isi dengna urin sebanyak 1
ml, 2/3 volume tabung dan 5 ml
c. Pada masing-masing tabung 1 dan 2 selanjutnya diberi masing-masing lima tetes reagen
Benedict. Selanjutnya kedua tabung dimasukkan ke dalam air mendidih salaam sekitar 5
menit, bersama tabung 3
d. Amati perubahan-perubahan yang terjadi mengenai warnanya. Bandingkan warna
tabung 1 dan 2
2). Kegiatan II :
a. Panasi permukaan tabung 4 selama 30 detik di atas lampu spritus melalui bantuan
pemegang tabung reaksi
b. Amati perubahan warna yang terjadi. Jika keruh kemungkinan ada tiga penyebab, yaitu
adanya protein, kalsium fosfat atau kalsium karbonat
c. Selanjutnya teteskan sebanyak 3-5 tetes asam asesat 6%. Amati perubahan yang terjadi
mengenai kekeruhannya
3). Kegiatan III
a. Kocoklah urin pada tabung 5 terlebih dahulu dalam keadaan tertutup. Lalu teteskan
larutan barium klorida 10%, kocok kemudian saring dengan menggunakan kertas saring
melalui bantuan sebuah corong ke dalam tabung.
b. Angkat kertas saring letakkan mendatar di atas corong sampai cukup kering
c. Kepada kertas saring teteskan 2-3 tetes regaen Foucheat

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Apakah sebenarnya fungsi tabung 3 dalam kegiatan 1?
b. Apakah kekeruhan hilang atau tetap pada kegiatan 2?
c. Warna apa yang timbul pada kertas saring?
d. Sebenarnya unsur apakah yang paling banyak terdapat pada urin?
e. Sebenarnya, mengapa protein tidak terdapat dalam urin?

23
4.2 GLUKOSA DALAM URINE
A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine
B. Alat dan Bahan :
1) Larutan Benedict’s 3) Pipet
2) Tabung reaksi 4)Urine
C. Prosedur Kerja :
1) Didihkan 5 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
2) Tambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit,
kemudian biarkan dingin
3) Amatilah adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :
 Hijau : kadar glukosa 1%
 Merah : kadar glukosa 1,5 %
 Oranye : kadar glukosa 2%
 Kuning : kadar glukosa 5%

D. Pertanyaan :
1) Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa terjadi perubahan
demikian?
2) Bagaimanakah jumlah glukosa darah setelah beberapa saat anda makan?
3) Bagaimana hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah? Jelaskan!

4.3 ALBUMIN DALAM URINE

A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya albumin dalam urine (Hellers Nitric Acid Test)
B. Alat dan Bahan
1) Urine 3) Asam Nitrit Pekat
2) Tabung reaksi 4) Pipet

C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 5 ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
2) Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urine dengan mempergunakan pipet
secara perlahan-lahan hingga urine turun melalui sepanjang tabung
3) Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang
terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit.

D. Pertanyaan dan Diskusi


Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan kesehatan yang
bersangkutan? Jelaskan!

4.4 CHLORIDA DALAM URINE

A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya Chlorida dalam urine


B. Alat dan Bahan :
1) Urine 3) Tabung reaksi
2) Larutan AgNO3 10% 4) Pipet tetes

24
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO3
beberapa tetes
2) Amati perubahan yang terjadi, endapan putih menunjukkan adanya Chlorida radikal

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Chlorida yang terdapat dalam urine berasar dari apa? Jelaskan!
2) Apakah chlorida selalu terdapat dalam urine? Jelaskan!
3) Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan di atas bila uji tersebut positif

4.5 AMONIA DALAM URINE

A. Tujuan : Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine
B. Alat dan Bahan
1) Urine
2) Lampu spritus

C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
2) Panaskan dengan lampu spritus,
3) Ciumlah bagaimana baunya?

D. Pertanyaan :
1) Berasal dari apa ammonia dalam urine tersebut?
2) Enzim apa yang bekerja?

4.6 UREA DALAM URINE

A. Tujuan : Membuktikan adanya urea dalam urine


B. Alat dan Bahan :
1) Urine 3) Larutan Sodium Hipobromide
2) Larutan jenuh Asam Oksalat 4) Objek gelas

C. Prosedur Kerja :
1) Teteskan beberapa tetes urine pada objek gelas, kemudian hadapkan pada cahaya
matahari biarkan sebagian dari urine tersebut menguap
2) Tambahkan setetes larutan jenuh asam oksalat,
3) Amati Kristal urea oksalat yang terbentuk
4) Tambahkan beberapa tetes larutan sodium hipobromide
5) Pemuaian nitrogen tampak akibat dekomposisi urea

D. Pertanyaan dan Diskusi :


1) Jelaskan bagaimanakah terbentuknya urea dalam tubuh?
2) Bagaimanakah mekanisme pengeluaran urea dari tubuh?

25
HASIL DAN PEMBAHASAN

26
HASIL DAN PEMBAHASAN

27
V. TERMOREGULASI

5.1 PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK TERHADAP SUHU LINGKUNGAN

A. Tujuan Kegiatan :
a. Mengamati adakah pengaruh suhu lingkungan terhadap respirasi ikan
b. Bagaimana pengaruh suhu lingkungan di dalam air terhadap respirasi ikan
c. Menentukan rentang penyesuaian ikan terhadap perubahan suhu lingkungan
B. Alat dan Bahan :
a. Beaker glass 500 ml atau bak plastic e. Gelas ukur
b. Termometer f. Pengaduk
c. Timbangan g. Alat penghitung
d. Panci h. Ikan
C. Prosedur Kerja :
5.1.1) Pengaruh kenaikan suhu medium/ air
a. Terlebih dahulu panaskan air ke dalam panic
b. Isi bak plastik/beaker glass dengan air suhu kamar, catat suhunya
c. Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukkan ke dalam air dengan suhu
kamar. Hitung gerak operkulum selama satu menit. Lakukan kegiatan ini sebanyak tiga
kali ulangan, ambil rata-ratanya.
d. Naikkan suhu air sebesar 3 derajat, dengan cara menuangkan air panas ke dalam bak air
sedikit demi sedikit, awas jangan sampai terkena ikannya. Ukur suhu air sampai yang
dikehendaki. Hitung gerak operkulum per menit, ulangi perhitungan selama tiga kali.
e. Suhu dinaikkan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal. Amati gerakkan
tubuhnya.
5.1.2) Pengaruh penurunan suhu
a. Langkah kerja untuk kegiatan ini dilakukan pada prosedur di atas
b. Untuk menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukkan es ke dalam air sedikit
demi sedikit hingga suhu yang dikehendaki. Turunkan suhu hingga intervalnya 3 derajat
celcius di bawah suhu kamar
c. Penurunan dihentikan jika ikan sudah mulai tidak
seimbang Catatan :
a. Pada semua perlakuan volume air harus diusahakan tetap sama
b. Suhu awal untuk melakukan kegiatan 5.1.1 dan 5.1.2 diusahakan harus sama
c. Beras kedua ikan yang digunakan untuk kegiatan ini harus relative sama

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Bandingkan hasil kegiatan 5.1.1 dan 5.1.2. bagaimana frekuensi gerak operkulum pada
suhu air yang berbeda? Mengapa hal ini bisa terjadi?
b. Apa sebenarnya tujuan menimbang ikan?
c. Dalam percobaan ini, manakah yang berfungsi sebagai variabel bebas dan variabel
terikatnya?
d. Manakah dalam perobaan ini yang berfungsi sebagai kontrolnya?
e. Jelaskan bagaimana adanya perubahan suhu dapat mempengaruhi proses fisiologis pada
tubuh ikan?

28
5.2 REGULASI SUHU TUBUH HEWAN POIKILOTERMIK
A. Tujuan : Mengamati perubahan suhu tubuh hewan poikilotermis akibat pengaruh suhu
lingkungan
B. Alat dan Bahan :
a. Termometer e. Balok kecil panjang 20 cm (2x4 cm)
b. Papan bedah kecil f. Es dan air panas
c. Gelas kimia 3 buah g. katak Rana cancrivora
d. Tali

C. Prosedur Kerja :
a. Katak diletakkan terlentang di atas balok kecil, kemudian diikat dengan tali rapia di
bawah tungkai depan dan di tungkai belakang
b. Masukkan thermometer melalui mulutnya sampai esophagus selama kurang lebih lima
menit. Ulangi beberapa kali, kemudian hitung rata-ratanya
c. Masukkan katak ke dalam air es selama 5 menit dengan thermometer yang telah
terpasang sampai esofagusnya. Baca suhu tubuh katak. Ulangi percobaan sampai
beberapa kali dan hitung rata-rata suhunya.
d. Masukkan katak ke dalam air panas dengan suhu air sekitar 40 0C. lakukan cara kerja
seperti pada poin (b). Amati perubahan suhu yang terjadi, ulangi beberapa kali dan
hitung rata-ratanya
e. Analisis data yang diperoleh, sajikan dalam bentuk tabulasi data

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Saat mengukur suhu tubuh katak, thermometer diusahakan mencapai esophagus.
Jelaskan tujuannya?
b. Ketika katak dimasukkan ke salam air panas, suhu air tidak boleh melebihi 400C.
Mengapa? Jelaskan!

29
HASIL DAN PEMBAHASAN

30
31
VI. SISTEM SARAF DAN INDERA

6.1 REFLEKS PADA KATAK


A. Tujuan : 1) Mempelajari refleks normal pada katak
2) Mempelajari refleks spinal pada katak
B. Alat dan Bahan :
1. Aquarium 7. Gelas bekker
2. Bak bedah 8. Katak
3. Statif 9. Larutan HNO3 encer
4. Rantai penggantung 10. Larutan H2SO4 : 1%, 2% 3%
5. Sonde/ pengaduk gelas 11. Larutah HNO3 pekat
6. Gunting bedah 12. Larutan Fisiologis (NaCl 0,6%)

C. Prosedur Kerja :
KATAK NORMAL
1) Peganglah katak yang masik hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki
belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata, amati
refleks apa yang terjadi
2) Sentuk nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut
3) Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan
anterior
4) Goreslah/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut
berbunyi?
5) Peganglah kedua kaki depan dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian
goreskan gelas pengaduk yang telak dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada
punggungnya. Amati apa yang terjadi?
6) Lakukan sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telak mengalami dekapitasi

KATAK YANG TELAH DIDEKAPITASI


Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal
(spinal frog) atau katak didekapitasi.
Ketika mengangkat otaknya kerjakanlah dengan hati-hati agar tidak merusak tulang
belakangnya (spinal cord). Perhatikanlah cara berikut :
a) Masukanlah gunting bedah ke dalam mulut katak dan angkat kepalanya,
b) Kemudian guntinglah di bawah membran timpani
c) Tutuplah ujung potongan tersebut dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada
statif dengan mengkait rahang bawahnya
d) Tetesi dengan larutan fisiologi agar kesadarannya pulih
kembali. Setelah katak siuman kerjakanlah hal-hal berikut di bawah
ini :
1) Masukkan katak tersebut ke dalam aquarium, perhatikanlah gerakannya
2) Kemudian terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk
membalikkan badannya atau tidak
3) Selanjutnya letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang miring
tersebut perhatikan gerakannya
4) Gantunglah katak tersebut pada bagian rahang bawahnya
5) Lakukan sumasi dengan rangsan zat-zat kimia seperti berikut :
32
a. Sediakan tiga gelas Bekker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 2% 4%
b. Celupkan ujung jari kaki katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali
sampai terjadi respon
c. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan
sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci terlebih dahulu.
6) Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan
reaksinya
7) Sentuh pula bagian ventral/ perutnya dengan benda panas. Bagaimana reaksinya?

D. Pertanyaan dan diskusi


1) Pada katak yang telah didekapitulasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang
yang diberikan? Jelaskan jawaban anda!
2) Apakah yang dimaksud dengan refleks, jelaskan bagaimana mekanismenya!

6.2 REFLEKS PADA TENDON MANUSIA

A. Tujuan : Mempelajari refleks tendon pada patella manusia


B. Alat dan Bahan :
1) Palu atau alat pemukur lainnya
2) Kursi

C. Prosedur Kerja :
1) Duduklah teman anda pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas
atau santai
2) Pukullah ligamentum patellanya, di bawah tempurung lutut dengan palu atau alat
pemukul lainnya
3) Perhatikan gerakan kaki tersebut

D. Pertanyaan
Jelaskan bagaimana terjadinya jalur persarafan dalam refleks tendon patella tersebut?

6.3 IDENTIFIKASI RESEPTOR SENTUHAN


A. Tujuan : Mengidentifikasi jumlah reseptor sentuhan pada beberapa daerah permukaan
kulit tubuh manusia
B. Alat dan Bahan :
a. Kertas ukuran 3 cm x 3 cm
b. Gunting
c. Pensil berwarna (biru dan merah)

C. Prosedur Kerja :
1) Untuk melakukan beberapa kegiatan ini diharapkan saudara berpasangan
2) Terlebih dahulu, siapkan kertas ukura 3 x 3 cm. buatlah lubang di tengah-tengah dengan
ukuran 1 x 1 cm

33
3) Letakkan kertas berlubang tersebut pada telapak tangan bagian dorsal. Rabalah dengan
hati-hati tanpa menekan, pada permukaan kulit yang tidak tertutup kertas, yaitu pada
aera 1 x 1 cm. Ingat! Ketika melakukan perabaan mata orang coba harus dalam keadaan
terpejam
4) Buatlah potongan kertas yang sama, letakkan di atas buku catatan. Gunakanlah pensil
berwarna untuk member tanda dalam lubang di tengah kertas sewaktu kamu melakukan
perabaan. Gunakanlah pensil merah jika dari perabaan tersebut ada sensasi, dan pensi
biru jika tidak ada sensasi.
5) Lakukanlah kegiatan ini di tempat berbeda tetapi masih di daerah telapak tangan
umpamanya bagian ventral
6) Hitunglah jumlah reseptor sentuhan untuk masing-masing daerah pada telapak tangan
tersebut. Bandingkan antara daerah yang diperiksa dengan seluruh jumlah perabaan yang
anda lakukan
7) Berapa jumlah reseptor sentuhan yang dapat anda temukan untuk setiap daerah
pengamatan di telapak tangan tersebut?
8) Dengan cara yang sama lakukan kegiatan ini di daerah yang lain, misalnya pada lengan
atas, leher bagian belakang, dan ujung-ujung jari
9) Pada daerah mana jumlah reseptor sentuhan reltif banyak yang dapat saudara rasakan di
masing-masing daerah?

D. Pertanyaan dan Diskusi


1) Di antara kedua daerah yang telapak tangan (dorsal dan ventral) manakah yang paling
sensitive terhadap rangsangan sentuhan? Kenapa demikian?
2) Menurut saudara (berdasarkan pencatatan) jika dibandingkan jumlah reseptor sentuhan
antara daerah pada permukaan dorsal, telapak tangan dengan lengan atas, manakah yang
memiliki jumlah reseptor lebih banyak?
3) Apakah sesungguhnya fungsi reseptor sentuhan itu? Dimanakah letaknya dalam struktur
kulit?
4) Adakah hubungan antara rambut pada kulit dengna reseptor sentuhan? Jelaskan!
5) Sebutkan beberapa jenis reseptor sentuhan yang saudara ketahui?

6.4. RESEPTOR RASA

A. Tujuan : Menentukan daerah pengecapan berbagai rasa pada lidah manusia


B. Alat dan Bahan :
a) 4 buah piring kecil berisi :
1. Larutan asam cuka 30%
2. Larutan NaCl 10%
3. Larutan aspirin atau kina lemah
4. Larutan gula tebu 5%
b) Aplikator (batang kecil dengan salah satu ujungnya diberi kapas)
c) Peta rasa
d) Kertas hisap/saring

34
C. Prosedur Kerja :
1) Mintalah pasangan praktikan anda berkumur kemudian keringkah lidahnya dengan
kertas hisap
2) Celupkan aplikator ke dalam larutan asam. B uanglah kelebihan larutan dengan
menekannya pada sisi pinggan
3) Sentuhkan aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan belakang lidah
pasangan anda
4) Tuliskan tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut.
Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang disentuh
tidak sensitive terhadap larutan yang diuji
5) Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan lainnya, satu demi satu

D. Pertanyaan dan diskusi


Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaan di atas sehingga anda dapat merasakan
rasa manis, pahit, asam dan lain sebagainya!

6.5 RESEPTOR VISUAL

1) Tujuan : a. Menentukan jarak bintik buta dari mata


b. Menentukan daerah bintik buta pada kertas
c. Menentukan titik pandangan dekat
2) Alat dan Bahan
1) Penentu titik buta, 3) Kertas gambar besar
2) Penggaris panjang 4) Pasak/ jarum lurus

3) Prosedur Kerja :
Bintik Buta
1) Peganglah penentu bintik buta (titik hitam sebelah kanan tanda (+) pada jarak 20 inch di
depan wajah sejajar dengan mata kanan anda
2) Tutuplah mata kiri anda
3) Fokuskan mata anda pada tanda positif, dengan perlahan gerakan penentu bintik buta
tersebut mendekati wajah anda
4) Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan anda. Tepat pada saat
hilangnya titik hitam dari pandangan anda ukurlah jarak antar alat penentu bintik buta
tersebut dengan mata anda (dalam cm)
5) Bandingkanlah dengan jarak yang diperoleh oleh praktikum lainnya dalam satu kelompok

Peta Bintik Buta


1) Buatlah pada kertas gambar garis-garis sejajar AB dan CD sepanjang 33 cm dengan
jarak diantaranya 1 cm
2) Buatlah titik/ lingkaran hitam pada titik A dari gari AB
3) Sediakan potongan kertas tebal segi empat panjang dengan salah satu ujungnya siberi
tanda bintik hitam seukuran dengan titik A

35
4) Letakkan kertas gambar pada meja dan rekatlah ujung-ujungnya. Duduklah anda dengan
dagu yang ditopang oleh penopang dagu/ tumpukkan buku sehingga kedudukan kepala
stabil
5) Tutuplah mata kiri dan fokuskan mata kanan memandang titik A. Sementara kertas
petunjuk gerakan perlahan sepanjang garis AB dari A ke B hingga tidak tampak titiknya
(titik 1). Ukurlah jarak A dan I. lanjutkan gerakan hingga bintik hitam terlihat kembali
(titik 2). Ukurlah pula jarak A dan 2
6) Ulangi gerakan dari B menuju A. Fokuskan mata tetap pada ukurlah pula jarak B dengan
2 (bayangan hilang) dan B dengan 1 (bayangan muncul lagi),
7) Ulangi operasi 5 dan 6 pada garis CD
8) Tentukan titik tengah dari garis 1 – 2 pada AB dan 3 – 4 pada CD dan tarik garis EF
melalui kedua titik tersebut. Gerakan petunjuk sepanjang EF dan tentukan titik 5 dan 6
pada tempat hilang dan munculnya kembali bayangan
9) Hubungkan titik 1-3-6-4-2-5-1, daerah yang terlingkupi garis-garis ini adalah peta bintik
buta subjek anda

6.6. PANDANGAN DEKAT


A. Tujuan : Menentukan titik pandang dekat (jarak dari mata ke objek terdekat yang dapat
difokuskan dengan jelas disebut titik pandang dekat)
B. Prosedur Kerja
1) Tutuplah satu mata dengan tangan dan gokuskan satu mata yang lain pada jarum lurus
yang dipegang tangan anda jauh-jauh
2) Doronglah perlahan-lahan mendekati mata anda, hingga benda tampak kabur
3) Segeralah pasangan anda mengukur jarak dari mata ke jarum yang kabur. Hal ini adalah
titik pandang dekat anda
4) Ulangi proses tadi dengan mata yang lain dan bandingkan keduanya

C. Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bintik buta dan bintik kuning?
2) Syaraf apa saja yang berhubungan dengan mekanisme penglihatan? Jelaskan!

6.7. PERSEPSI THERMORECEPTOR

A. Tujuan : Mempelajari persepsi thermoreseptor


B. Alat dan Bahan :
1) Gelas beker 3) Es batu
2) Air 4) Pemanas air

C. Prosedur Kerja :
1) Sediakan 3 buah gelas beker berilah label a, b dan c
2) Isilah gelas beker a dengan air hangan dan gelas beker b dengan air dingin yang
dicampur es batu,
3) Masukkan ujung jari tangan kanan anda ke dalam gelas beker a dan masukkan ujung jari
kiri anda ke dalam gelas beker b, rendamlah keduanya selama 1 menit

36
4) Campurkanlah dengan cepat setelah bagian air panas dengan setengah bagian air dingin
dan masukanlah ke dalam gelas beker c
5) Celupkanlah kedua jari yang direndam tadi ke dalam gelas beker c dalam waktu yang
bersamaan,
6) Bagimanakah yang anda rasakan panas atau dingin?

D. Masalah
Jelaskan apa yang dimaksud dengan thermoreceptor, tektoreceptor, propioreceptor, dan
interoceptor?

37
HASIL DAN PEMBAHASAN

38
39
VII. METABOLISME

7.1 KECEPATAN METABOLISME

A. Tujuan : Menentukan kecepatan metabolism secara teoretis berdasarkan lua spermukaan


tubuh
B. Alat dan Bahan :
a. Timbangan badan
b. Alat pengukur tinggi badan

C. Prosedur Kerja :
1) Catat tinggi, berat badan , umur dan jenis kelamin
2) Tentukan luas permukaan tubuh dengan menggunakan Chart Dubois (liihat Daftar
Dubois)
3) Cara menentukan luas permukaan tubuh dengan menggunakan Chart Dubois sbb :
a. Letakkan nilai tinggi badan saudara pada titik yang sesuai di garis I dan berat badan
pada garis II
b. Kemudian hubungkan dengan menggunakan mistar antara titik pada garis I dengan
titik pada garis II melalui garis III
c. Dari garis menyilang tersebut (pada garis III) diperoleh satu titik yang tepat dilalui
oleh garis tersebut. Pada titik tersebut akan didapatkan angka tertentu yang
menunjukkan nilai luas permukaan tubuh yang bersangkutan dalam satuan m2
d. Setelah mengetahui luas permukaan tubuh, carilah banyaknya kalori yang hilang per
menit, per jam, dan per hari (lihat pada daftar BME)
e. Luas permukaan tubuh dikalikan dengan banyaknya panas yang hilang sesuai
dengan umur dan jenis kelamin, maka dapat ditentukan kecepatan panas yang hilang
hasil metabolism
f. Lakukan perngukuran kecepatan metabolism untuk setiap individu anggota kelompok
Rumus BMR (Basal Metabolic Rate) adalah :

BMR = L x BME x 24 (kalori/hari)

L : Luas permukaan tubuh


BME : Basal Metabolic Energi
24 : Waktu dalam jam selama sehari

D. Pertanyaan dan Diskusi


a. Coba jelaskan mengapa (berdasarkan hasil pengukuran aygn saudara lakukan)terjadi
perbedaan kecepatan metabolisme tiap orang?
b. Di mana tempat terjadinya metabolism dalam tubuh? Jelaskan!
c. Bahan dan sampah apa saja yang dibutuhkan/dihasilkan akibat dari proses
metabolism? Jelaskan dan berikan contoh!

40
CHART DUBOIS
Dubois Body Surface Charts

41
7.2. PROSES OKSIDASI DALAM PROSES RESPIRASI

A. Tujuan : Mempelajari adanya proses oksidasi dalam masa respirasi


B. Alat dan Bahan:
a) Tabung reaksi 4 buah
b) Larutan gist (15 gram gist dalam 250 cc larutan sukrosa)
c) Methylen blue diencerkan 1 : 500 cc
d) Larutan glukosa 10% dalam aquades
e) Penangas air
f) Thermometer
C. Prosedur Kerja :
1) Beri tanda ke-4 tabung reaksi dengan huruf A, B, C, dan D
2) Ambillah 5 cc larutan gist kemudian didihkan. Masukkan masing-masing 1 cc larutan
tersebut ke dalam tabung A dan B
3) Ambil kembali 5 cc larutan gist yang masih dingin tanpa di panaskan, kemudian
masukkan masing-masing 1 cc ke dalam tabung C dan D
4) Tambahkan ke dalam setiap tabung di atas 1 cc larutan glukosa 10% dan 1 cc methylen
blue
5) Encerkan semua tabung tersebut dengan aquades sebanyak 5 cc. kemudian sumbat
dengna ibu jari serta kocok tabung tersebut
6) Biarkan tabung B dan D terbuka sedangkan tabung A dan C tertutup dengan gabus
7) Masukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam penangas air dengan suhu 400C
8) Amati perubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit
D. Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel?
2) Apakah yang dimaksud dengan oksidasi?
3) Mengapa terjadi perbedaan kecepatan perubahan warna antara tabung A, B, dengan C, D?

7.3 KONSUMSI OKSIGEN

A. Tujuan : Untuk mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolism pada
beberapa hewan
B. Alat dan Bahan :
a) Labu Erlenmeyer 250 cc
b) Kristal NaOH dibungkus kain
c) Prop yang diberi pipet berskala
d) Tinta bak/ keroen yang diberi warna
e) Hewan percobaan (kecoak, dan lain-lain)
C. Prosedur Kerja :
1) Masukkan Kristal NaOH tersebut ke dalam Erlenmeyer
2) Timbang botol tersebut, kemudian masukkan hewan-hewannya dan timbang kembali.
Selisi berat dari kedua timbangan ini sama dengan berat hewan
3) Kemudian tutup botol tadi dengan prop yang ada skalanya, dan olesi di sekeliling prop
tadi dengan vaselin

42
4) Letakkan botol tersebut secara miring di atas meja, sehingga kedudukan pipet sejajar
dengan permukaan meja
5) Teteskan tinta bak ke dalam pipek dari ujung yang terbuka beri tanda tetesan yang
pertama tersebut
6) Amati pergerakan tetesan tinta tadi, serta catat jarak yang ditempuh selama waktu tertentu
7) Hitunglah volume udara dalam pipet tadi selama 1 menit, percobaan diulangi sampai 3
kali (diameter pipet harus diketahui)
8) Lakukan hal yang sama untuk hewan percobaan yang lain
9) Hitunglah konsumsi oksigen per berat badan (ml/gram) dalam setiap jam

D. Masalah
1) Mengapa dalam botol tersebut disimpan NaOH Kristal, jelaskan!
2) Mengapa tetesan tinta dalam skala bergeser mendekati labu Erlenmeyer, jelaskan!

43
HASIL DAN PEMBAHASAN

44
45
VIII. SISTEM ENDOKRIN DAN REPRODUKSI

8.1 UJI KEHAMILAN DENGAN TES GALLI MAININI


A. Tujuan : Untuk membuktikan adanya kehamilan
B. Alat dan Bahan :
a) Spuit e. Aquadest
b) Mikroskop f. Gelas objek dan gelas penutup
c) Alkohol 95% g. Kodok jantan dewasa (Bufo sp.)
d) Kertas saring h. Urin wanita yang akan diperiksa
C. Prosedur Kerja :
1) Persiapan Urin
a. Urin wanita hamil dua bulan dimasukkan ke dalam botol warna gelap (coklat)
b. Ambil 5 cc urin dan encerkan dengan akuadest (perbandingan 1 : 1) kemudian
tambahkan 10-200 tetes gram fisiologis (NaCl 0,7%)
c. Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi
selama lima menit
d. Filtrate diambil dan siap untuk disuntikkan
2) Perlakuan
a. Injeksikan (suntikan) urin wanita sebanyak 2 cc pada saccus lymphaticus dorsalis
(kantung limfe dorsal) yaitu pada bagian tepi tubuh katak. Sebelum diinjeksikan,
perhatikan spuit yang berisi urin tersebut, bila terdapat gelembung udara di
dalamnya buanglah gelembung udara tersebut. Setelah dipastikan tidak ada
gelembung, baru urin dalam spuit diinjeksikan.
b. Tunggu 1-3 jam sampai katak mengeluarkan urin. Jika katak lama tidak buang urin
dapat dirangsang dengan cara menggelitik dibagian perutnya. Sementara menunggu
semua alat dibersihkan. Spuit dicuci dengan air biasa, lalu dengan akuades,
kemudian dengan alcohol 95%
c. Urin Bufo sp. Tersebut ditampung dan diambil sedikit dengan pipet dan diamati di
bawah mikroskop. Bila saudara menemukan sperma berarti positif bahwa wanita
tersebut hamil. Bila jumlah kodok cukup banyak sebaiknya percobaan ini dilakukan
ulangan
d. Gambar morfologi sperma kodok

D. Masalah
a. Diskusikan, apa tujuan sampel urin yang diambil dari wanita hamil dimasukkan ke
dalam botol warna gelap (coklat)?
b. Pada percobaan di atas mengapa kodok yang telah diinjeksi dengan urin dibiarkan
selama 1-3 jam?
c. Jika dari tes urin ternyata kodok jantan tersebut mampu mengeluarkan sperma, mengapa
hal ini bisa terjadi?

46
HASIL DAN PEMBAHASAN

47
48

Anda mungkin juga menyukai