Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ZOOM MEETING

“SOSIALISASI PENGUATAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN BAGI


PENGELOLA PASAR, PEDAGANG PASAR DAN PEDAGANG KAKI LIMA”

Jadwal Acara
Hari : Senin
Tanggal : 2 Agustus 2021
Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Zoom

Susunan Acara
Pembukaan
Acara dibuka oleh Dirjen Kesmas dengan maksud kegiatan adalah untuk penguatan protokol
kesehatan di kehidupan masyarakat khususnya tatanan umum (Pasar & PKL). Hal ini didasarkan
atas tingginya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia, hingga diputuskannya pemberlakan
PPKM darurat yang banyak berdampak bagi banyak unsur salah satunya dari sisi pengelola
pasar, pedagang pasar dan pedagang kaki lima.

Materi I
Narasumber : Kementerian Koperasi dan UKM (Berry Fauzi)
Materi : Penerapan dan Pengawasan Protokol Kesehatan dalam Pencegahan COVID-19
bagi Pengelola dan Pedagang Pasar

Garis besar materi :


- Kondisi pandemi mempengaruhi proses pengembangan UKM dan koperasi. Upaya
sinergisitas antar lembaga dibutuhkan untuk segera membawa kondisi Indonesia lebih
baik, khususnya menjelang kemerdekaan RI semoga semangat kemerdekaan segera
mempererat persatuan kita semua
- Sebagaimana PP nomor 7 tahun 2021, di tahun 2021 usaha mikro mulai mengalami
kenaikan. Kondisi ini menjadi pacuan bersama untuk membina usaha mikro yang ada
sehingga tetap bertahan di masa pandemic COVID-19
- Protokol standar bagi pelaku UMKM dilakukan dengan menggalakkan PHBS, salah
satunya dengan CTPS, membuang sampah di tempeh sampah, tidak merokok dan
membuang sampah di sembarang tempat. Penggunaan masker dan penyemprotan
deseinfektan perlu juga dipahami oleh pelaku UMKM maupun PKL.
- Peraturan teknis terkait penerapan protokol kesehatan standar bagi PKL/ pelaku usaha
mikro dapat didesain sendiri oleh pemda dengan penyesuaian peraturan yang telah dibuat
oleh kementerian terkait
- Di tahun 2021, mengalami peningkatan 17% baik untuk pelaku usaha formal maupun
informal, sehingga dibutuhkan strategi pengembangannya dalam menghadapi pandemi
COVID-19
- Strategi kementerian diupayakan dengan mendorong transformasi usaha mikro informal
menuju formal melalui pengembangan legalitas usaha, kemitraan dengan pemerintah dan
peningkatan pembiayaan usaha
- Pembagian peran linsek untuk pemenuhan legalitas usaha sudah terbagi sesuai dengan
kebutuhan pelaku usaha. Untuk surat keamanan pangan bisa melalui dinasi koperasi dan
UKM wilayah serta dinas kesehatan terkait
- Dalam PPKM, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerjasama dengan platform
digital (Grab, VIDA) dengan maksud untuk melakukan pendampingan usaha dari sisi
promosi dan penjualan. Tentu kami perlu bantuan dari dinas kesehatan, serta lintas sektor
terkait dalam promosi layanan kami ini.

Materi 2
Narasumber : Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Dirjen Kesehatan Masyarakat
Materi : Protokol Kesehatan di Tatanan Pasar dan Tempat Umum

Garis besar materi


- PPKM bagi kalangan pedagang kaki lima, warung, pasar dan kawasan industri menjadi
isu nasional dikarenakan pembatasan sasaran tersebut dinilai mampu memutuskan mata
rantai penularan dengan membatasi penggerakan orang meskipun berdampak dari sisi
keuangan/ ekonomi masyarakat
- Penekanan yang perlu digaungkan secara terus menerus ditengah kelengahan dan
kebosanan masyarakat dalam menghadapi pandemi yakni melalui pelaksanaan prokes.
Prokes kami bedakan bagi individu dan perlindungan masyarakat. Di sisi individu bisa
melalui penguatan CTPS, dan 5M. Sedangkan untuk sisi perlindungan kesmas bisa
melalui prevent (skrining, KIE,) dan mencengah kegiatan dengan titik lengah. Kondisi
titik lengah ini terjadi saat melakukan aktivitas mengunjungi mall, olahraga bersama, foto
bersama, transportasi, acara pemakaman, rapat tatap muka, acara pernikahan, kunjungan
rumah sehingga prokes perlu dikuatkan
- Manajemen pengelolaan pasar membutuhkan ketaatan pengelolanya sesuai dengan
kebijakan pemerintah daerah yang selalu dinamis. Karena kebijakan setiap saat bisa
berubah sebagaimana memantau risiko penularan dari kasus yang ada di wilayah. Akses
masuk sampai keluar area pasar perlu penataan terutama akses masuk maupun keluarnya
- Dalam pasar dibutuhkan pokja/ tim untuk memantau/ mengelola masalah yang ada di
pasar, khususnya dari sisi penularan
- Jika dibutuhkan penggalakan swab pedagang perlu dilakukan secara bertahap mengingat
kerumunan pasti ada di lokasi pasar
- Jika kondisi tidak sehat diupayakan untuk tetap di rumah atau penggunaan masker yang 3
lapis dan hindari kontrak secara berkerumun

Materi 3
Narsum : Direktorat kesehatan lingkungan
Materi : Pasar sehat dalam masa pandemic COVID-19
- Pasar sehat konsepnya bisa diterapkan dalam penerapan prokes di masa pandemic covid
19
- Merubah perilaku membutuhkan proses dengan disesuaikan pada 3 faktor : regulasi,
penyediaan fasilitas/ pendukung perubahan perilaku dan meningkatkan pemahaman yakni
melalui peningkatan demand pedagang pasar untuk bisa hidup sehat
- Teknik pemicuan pembentukan pasar sehat di tengah pandemic dapat dilakukan dengan
memicu/ menggandeng pihak pasar untuk mengetahui kondisi langsung pasar lalu
masyarakat pasar sadar untuk memulai perubahan yang positif menuju penerapan prokes.
- Pemicuan pasar sehat lebih detailnya diupayakan agar pelaku usaha di pasar merasa
memiliki tanggung jawab untuk mampu menciptakan kondisi pasar yang kondusif.
Paparkan penyakit covid 19 secara detail mulai dari kasus yang tinggi, kebutuhan oksigen
dan rumah sakit yang sulit, sampai dengan cara penularan dan cara penanggulangannya

Materi 4
Narasumber : Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru dan Strategi Cues to Action Penguatan
Protokol Kesehatan

- Pelaku usaha di pasar sudah difasilitasi pemerintah pusat dalam penyelenggaraan


vaksinasi bagi kalangan pelaku usaha di pasar
- Hasil survey lokasi yang banyak tidak patuh menjalankan 3M : lokasi pasar tradisional,
tempat makan dan fasilitas umum
- Hasil survey lokasi yang tdk CTPS : moda transportasi, pasar tradisional,
- Hasil survey terkait tidak pelaksanaan tes suhu : pasar tradisional
- Cara memutus mata rantai penularan : 3M – 5M (kelola penyakit comorbid & kelompok
rentan) serta penyelenggaraan PHBS serta desinfeksi lingkungan
- Mengapa harus tetap menjalankan 5M : 1) proses vaksinasi membutuhkan waktu, 2)
belum ada vaksin dengan efektivitas 100%, 3) belum semua kelompok dapat divaksinasi,
4) belum diketahui berapa lama kekebalan bertahan

Materi 5
Narsum : Asparindo (Assosiasi Pengelola Pasar Indonesia)
Materi : Dukungan dan Komitmen ASPARINDO untuk Penguatan Protokol Pengelola dan
Pedagang Pasar

Gambaran materi :
- Tahun 2018 mulai dicanangkan “market digital” dengan melaksanakan transaksi
perdagangan melalui platform digital
- Asparindo diharapkan oleh presiden sebagai percontohan dalam digitalisasi pasar.
Kerjasama dan kemitraan dengan kementerian telah dilaksanakan oleh Asparindo
- Dukungan komitmen aspirindo dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 sudah
banyak dilakukan melalui pembagian masker, penyemprotan desinfektan, penghimpunan
data untuk vaksinasi pelaku pasar dan sosialisasi prokes
- Sempat dilaksanakan survey vaksinasi, dengan hasil yang mencengangkan berupa 97%
pedagang sudah berkomitmen untuk melaksanakan vaksinasi. Kondisi ini tentu
membutuhkan tindak lanjut dari pemerintah.

Materi 6
Narsum : APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia)
Materi : Dukungan dan Komitmen APKLI untuk Penguatan Protokol Pengelola Pedagang Kaki
Lima
Gambaran materi :
- Harapan APKLI dapat difasilitasi oleh OPD terkait di daerah dalam penegakkan protokol
kesehatan di wilayah
- Langkah – langkah 5M sendiri sudah diyakini berjalan di lingkungan pedagang kaki lima,
namun untuk meningkatkan kualitasnya membutuhkan dukungan fasilitas dan pembinaan
dari dinas terkait yang menaungi kami
- Unsur kesehatan dan ekonomi tidak bisa dipisahkan keduanya, sehingga dibutuhkan
komitmen bersama untuk bisa menerapkan kebijakan pemerintah dengan tanpa
menimbulkan kericuan atau perpecahan di wilayah

Rencana Tindak Lanjut


- Kementerian terkait berharap daerah dengan lonjakan kasus covid-19 yang tinggi mampu
mendesain panduan prokes bagi pelaku usaha mikro di daerah dengan kordinasi langsung
dinas koperasi & UMKM
- Pemerintah daerah mampu mendampingi para pelaku usaha mikro informal menuju
formal dengan penguatan legalitas usaha, seperti S-PIRT, NIB, dll
- Perlu penggerakkan asosiasi/ organisasi pelaku usaha dalam mendukung vaksinasi bagi
pelaku usaha

Anda mungkin juga menyukai