Anda di halaman 1dari 6

DI ERA NEW NORMAL

Pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang harus


dipenuhi. Pentingnya pangan menjadi salah satu perhatian Pemerintah saat ini.
Demi menjamin ketahanan pangan bagi sekitar 260 juta penduduk Indonesia,
Pemerintah melalui Perum Bulog menegakkan 3 Pilar Ketahanan Pangan yaitu
Ketersediaan, Keterjangkauan, dan Stabilitas. 3 Pilar Ketahanan Pangan ini
bertujuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pangan, menjamin stok pangan
dalam kondisi aman dan tercukupi, serta menjamin pelaksanaan distribusi dalam
kondisi aman.

Berkaitan dengan pendistribusian pangan, maka aktivitas supply chain


(rantai pasok) menjadi sangat penting. Artinya, pangan dari pemasok ke distributor
dan akhirnya sampai ke konsumen, idealnya harus berjalan lancar, terorganisir,
dan diawasi dengan baik. Karena pangan merupakan salah satu komoditas yang
sifatnya fast moving, maka distribusi harus berjalan dengan cepat. Lalu,
bagaimana aktivitas food supply chain ini dijalankan di tengah kondisi darurat
pandemi Covid-19, dan ketika Indonesia memasuki masa New Normal?

Food Supply Chain Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 lalu,


membawa dampak yang signifikan pada banyak sektor industri, terutama sektor
perdagangan. Penerapan social and physical distancing demi mencegah
penularan Covid-19 tidak hanya mengubah perilaku konsumen tetapi juga
mengubah aktivitas distribusi pangan antara lain:

1. Pusat perbelanjaan dan pasar tradisional mulai dibatasi bahkan


beberapa harus ditutup. Hal ini mengakibatkan pasokan pangan ke
konsumen mulai berkurang, konsumen mulai kesulitan mendapatkan
pangan. Di sisi lain, pedagang eceran juga kesulitan mendapatkan
pasokan dari distributor. 
2. Konsumen perlahan mulai menghindari tatap muka secara langsung
kepada distributor atau pedagang eceran. Hal ini lantas mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian secara daring sehingga secara
tidak langsung pedagang eceran jelas berdampak pada berkurangnya
omzet mereka.

Sebagai contoh pada aktivitas supply chain komoditas telur. Berikut ini
adalah skema supply chain komoditas telur di Provonsi Jawa Timur.
Food Supply Chain di Era New Normal

Setelah kurva penyebaran Covid-19 melandai, maka ada potensi


munculnya masa pemulihan. Masa pemulihan ini kita kenal dengan sebutan New
Normal. Apakah aktivitas supply chain pangan saat New Normal akan sama
dengan saat pandemi? Kami memprediksikan bahwa aktivitas supply chain
pangan pada era New Normal akan kembali seperti semula sebelum terjadinya
pandemi. Artinya, ketika aktivitas jual beli pangan di pasar berjalan normal, maka
pertemuan langsung antara konsumen dengan pedagang eceran tidak bisa
dihindari. Demikian pula dengan aktivitas distribusi antara pemasok dengan
distributor. Aktivitas perdagangan pangan secara daring juga akan berjalan seperti
biasa.

Strategi Food Supply Chain Management di Era New Normal

Pada Pola lama terlalu akan terjadi banyak pertemuan sosial khususnya di lokasi
pedagang eceran dipasar tradisional, toko sembako dan supermarket. Pada pola
lama perdagangan berpola Reseller, dimana tiap perpindahan barang dari
produsen melewati pengepul, supplier, sub suplier kemudian ke pedagang retail,
pedagang kecil dan terakhir ke Konsumen. Kelemahan sistem Reseller modal
harus besar kemudian adanya biaya tambahan dan biaya simpan apabila barang
tidak laku maka kerugian akan ditanggung oleh penjual disisilain Telur/makanan
harus bersifat fast moving. Pada penelitian ini kami menawarkan metode
Dropshipp pada perdagangan telur dimana perdagangan antara Produsen,
Pedagang dan Konsumen ditemukan dalam digital market place sehingga
kegiatan perekonomian tetap berjalan sesuai protokol kesehatan yang telah
ditetapkan.

Pandemi CoViD-19 dimana terdapat Virus yang menyebabkan CoViD-19


(Corona Virus Diseas - 2019 terutama ditransmisikan melalui droplet (tetesan
kecil) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau
mengembuskan nafas manusia ke manusia. Droplet ini terlalu berat sehingga tidak
bisa bertahan di udara. Droplet dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai
atau permukaan lainnya. Agar memutus rantai penularan pemerintah menerapkan
kebijakan menutup semua akses kegiatan (Lock down), dan menjaga jarak antar
individu yang biasa Kita sebut Social Distancing atau Body Distancing agar
meminamalisir Droplet . Hingga saat ini vaksin utuk CoViD-19 belum ditemukan
vaksinnya, maka langkah yang paling mudah adalah melangsungkan kegiatan
hidup dengan cara yang baru atau  New Normal Life’s

New Normal Life’s adalah langkah percepatan penanganan CoViD-19


dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan
dengan mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di
wilayah terkait. Dalam fase tersebut masyarakat tetap menggunakan masker saat
keluar rumah, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, dan tetap menjaga jarak
fisik saat berkomunikasi. Kegiatan New Normal juga berdampak kepada jaringan
distribusi pangan dari produsen kemasyarakat. Jalur distribusi pangan dari Hilir
hingga ke konsumen akhir banyak terjadi perubahan karena adanya body
distancing. Salah satu Program pemerintah adalah ketahanan pangan perbaikan
gizi masyarakat sesuai dengan sebagaimana tercantum dalam UU No. 18 Tahun
2012 tentang Pangan, bersama-sama dengan kemandirian pangan dan ketahanan
pangan. Agar hasil produksi tersebut dapat Agar hasil produksi tersebut
terdistribusi ke konsumen dengan mematuhi protokol kesehatan.

Pola Distribusi Telur Sebelum New Normal dan Pandemi Provinsi Jawa
Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jawa Timur yang menjadi wilayah


sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi 38
wilayah, yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Wilayah tersebut, yaitu
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten
Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk,
Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik,
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten
Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota
Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Kota Batu.

Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil telur ayam ras terbesar di


Indonesia. Dibandingkan dengan tingkat konsumsi, masih terdapat sekitar 189.000
kelebihan pasokan yang dimiliki. Pasokan tersebut kemudian didistribusikan ke
provinsi terdekatnya, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Timur
dapat dilihat pada dengan pola utama sebagai berikut

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras yang
terbentuk di Provinsi Jawa Timur dari produsen sampai dengan konsumen akhir
adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan
perdagangan, yaitu pedagang eceran. Alternatif pola distribusi yang merupakan
potensi pola terpanjang adalah

Pola Distribusi Perdagangan Telur di Jawa Timur

 Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP (Margin Perdagangan


dan Pengangkutan) total telur ayam ras di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar
10,21 persen. Angka ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras
dari produsen sampai dengan konsumen akhir di Provinsi Jawa Timur adalah
sebesar 10,21 persen (BPS.2019). 

Pada Pola lama terlalu akan terjadi banyak pertemuan sosial khususnya di lokasi
pedagang eceran dipasar tradisional, toko sembako dan supermarket. Pada pola
lama perdagangan berpola Reseller, dimana tiap perpindahan barang dari
produsen melewati pengepul, supplier, sub suplier kemudian ke pedagang retail,
pedagang kecil dan terakhir ke Konsumen. Kelemahan sistem Reseller modal
harus besar kemudian adanya biaya tambahan dan biaya simpan apabila barang
tidak laku maka kerugian akan ditanggung oleh penjual disisilain Telur/makanan
harus bersifat fast moving. Pada penelitian ini kami menawarkan metode
Dropshipp pada perdagangan telur dimana perdagangan antara Produsen,
Pedagang dan Konsumen ditemukan dalam digital market place sehingga
kegiatan perekonomian tetap berjalan sesuai protokol kesehatan yang telah
ditetapkan.

Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang harus mendukung metode dropshipp dalam distribusi
telur di Jawa Timur?
2. Element Manajemen Supply chain apa saja yang tergantikan atau
dihapus ?
3. Bagaimana metode Dropshipp dapat di implementasikan dalam pola rantai
pasok Telur existing ?
4. Berapa persent keuntungan Konsumen apabila metode Dropship ini di
implementasikan pada perdagangan telur di Jawa Timur?
5. Apa kelebihan dan kekurangan metode dropship? jika ada kelemahan apa
yang harus dimitigasi agar kelemahan tersebut di kurangi pada Rantai
Pasok Perdagangan Telur di Jawa Timur?

DROPPSHIPPER

Untuk pengertian dari dropship itu sendiri yaitu, cara atau teknik yang digunakan
untuk melakukan pemasaran melalui online, yang mana untuk pelaku bisnis
market online ataupun penjual tidak menyimpan stok barang yang ada. Hal ini
dikarenakan pada saat penjual mendapatkan orderan, penjual meneruskan
orderan tersebut harus melakukan pengecekan barang dan detail pengiriman
kepada pihak produsen. Dropship akan bekerja sama dengan pihak distributor
ataupun supplier.

Pada Gambar diatas pembeli membeli barang ke supplier melalui dropshipper di


marketplace dan membayar secara Rekber (Rekening Bersama)  terlebih dahulu,
kemudian dropshipper meneruskan pesanan kepada supplier dan membayar
dahulu kepada Dropshipper, Supplier mengirimkan barang kepada pembeli
dengan atas nama Dropshipper. Ketika barang telah sampai maka dana pembeli
yang di rekber diteruskan kepada Dropshipper.

a.      Modal yang Dikeluarkan

pihak dropshipper yang mana untuk modal yang dikeluarkan hanya pulsa dan
kuota internet saja. Karena memang untuk pihak dropshipper ini tidak perlu
melakukan penyetokan barang. Sebab itu jika Anda ingin menjalankan sebuah
bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak modal, maka menjadi dropshiper bisa
dijadikan sebagai pilihan yang tepat.

b.      Keuntungan yang didapatkan

Disini Droshipper mendapatkan keuntungan dari tidak adanya biaya simpan, dan
handling barang, karena Droppshipper hanya membantu penjualan barang dari
supplier ke konsumen.

c.       Dari segi strategi pemasaran

Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak dropshiper yaitu dengan
melakukan penjualan produk-produknya melalui sosial media. Misalnya saja
seperti Facebook, Instagram, website, Twitter ataupun melalui sosial media yang
lainnya. Apabila dropshipper mendapatkan pembeli, maka dropshipper akan
menghubungi supplier untuk membeli barang yang dipesan oleh pembeli.

d.      Resiko yang didapatkan

Dropshiper tidak memiliki resiko kerugian apabila produk yang dijualnya tidak laku.
Hal ini dikarenakan pihak dropshiper tidak melakukan penyetokan barang.

e.      Fokus pekerjaannya

Untuk fokus pekerjaan dari dropshiper ini tidak perlu ribet pada saat ada pembeli,
karena tidak perlu melakukan packing barang ataupun pengirimannya. Sementara
dropshipper ini hanya memiliki tugas memasarkan produk atau barangnya saja,
kemudian apabila ada pembelian maka hanya menghubungi pihak supplier saja.

Anda mungkin juga menyukai