namun sinyal output periodik atau dapat dikatakan bahwa rangkaian osilator dapat
membangkitkan sinyal output tanpa input.
1. Tegangan feedback : Vf = β . Vo = Vi
2. Tegangan output : Vo= -A . Vi sehingga Vf = -A. β. Vi = Vi
3. Agar stabil : A . β = -1 , hal ini menunjukan bahwa magnitudenya
adalah 1, Fasanya 1800 = (π) dan kelipatannya.
4. Jika V0 merupakan tegangan tertentu (tidak = 0 ) maka ( 1 + A β)=0 A.
β = -1
o Sehingga syarat osilasi :
Magnitude : |A. β | = 1
Fasanya : 1800 (dan kelipatannya )
5. Jika |A. β | > 1 : berosilasi tapi tidak linier (sinyal akan mengalami
cacat) dan berprinsip menguatkan.
6. Jika |A. β |< 1 : Tidak terjadi osilasi (berhenti) dan berprinsip
melemahkan.
Kondisi yang dipilih : mula – mula Jika |A. β | > 1 untuk memicu osilasi
kemudian dipilih Jika |A. β | = 1 supaya keluarannya linier.
Z2 Z1
Z3
Osilator Z1 Z2 Z3 Keterangan
Hartley L1 L2 C L = L1 + L2
Collpits C1 C2 L C = C1C2 / ( C1 + C2 )
Clapp C1 C2 Seri LC3 C= C3
1 Q2 1
fo=
√
2 π √ LC 1+Q 2
untuk Q >> 1 maka fo=
2 π √ LC
1. Osilator collpitts
1
f=
C 1.C 2
√
2π L
C 1+C 2
2. Osilator Hartley
L1 L2
C1
1
f=
2 π √ C( L 1+ L2)
3. Osilator Clapp
C1 C3
L1 C1
1
f=
2 π √ CL3(L 1+ L2)
4. Osilator Kristal
Gambar 5: Kristal
1
f= =f s
2 π √ LCs