Anda di halaman 1dari 17

REGULASI JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang peran dan fungsi, kedudukan, tanggung jawab
jabatan fungsional Perawat, kategori dan jenjang jabatan fungsional Perawat, tunjangan
jabatan, mekanisme pengangkatan dalam jabatan fungsional Perawat, dan penilaian kinerja.
Regulasi jabatan fungsional Perawat merupakan dasar bagi pejabat fungsional Perawat untuk
dapat mengetahui dimana saja Perawat dapat melaksanakan tugas serta dasar regulasi yang
mengatur terkait jabatan fungsional Perawat. Seorang pejabat fungsional Perawat harus
mengetahui tugas, fungsi dan kewajibannya sebagai seorang pejabat fungsional untuk dapat
diimplementasikan dalam menjalankan kegiatannya sebagai pejabat fungsional Perawat
dengan berpedoman dengan regulasi yang berlaku.

Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu memahami tentang regulasi
jabatan fungsional Perawat dalam menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat fungsional
Perawat.

Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan peran, fungsi, kedudukan dan tanggung jawab jabatan fungsional Perawat
2. Menjelaskan kategori, jenjang dan tunjangan jabatan fungsional Perawat
3. Menjelaskan mekanisme pengangkatan dalam jabatan fungsional Perawat
4. Menjelaskan penilaian kinerja jabatan fungsional Perawat
A. Peran dan Fungsi, Kedudukan, Tanggung Jawab, Jabatan Fungsional Perawat
1. Pendahuluan
Peran dan Fungsi, kedudukan, tanggung jawab, Jabatan Fungsional Perawat merupakan
pembelajaran yang penting bagi Pejabat Fungsional Perawat. Agar mampu mengetahui dan
memahami terkait pelaksanaan kegiatan dari Pejabat Fungsional Perawat maka materi peran
& fungsi, kedudukan dan tanggung jawab Jabatan Fungsional Perawat perlu kita pelajari
Bersama
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu Menjelaskan peran, fungsi,
kedudukan dan tanggung jawab jabatan fungsional Perawat
3. Sub Materi Pokok
1. Peran & Fungsi
2. Kedudukan
3. Tanggung Jawab
4. Pelantikan dan Pengambilan sumpah/janji
1) Peran dan Fungsi
Haii...Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang kedudukan dan tanggung
jawab jabatan fungsional Perawat, apa yang anda ketahui tentang peran, fungsi,
kedudukan dan tanggung jawab seorang pejabat fungsional Perawat?
Anda sebagai seorang pejabat fungsional Perawat, agar dapat mengetahui peran,
fungsi, kedudukan dan tanggungjawab jabatan fungsional Perawat, maka anda perlu
memahami materi ini. Uraian berikut ini bisa menambah wawasan kedudukan,
tanggungjawab, wewenang, peran dan fungsi Jabatan Fungsional Perawat. Dibaca
sampai tuntas yaaa .....
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
Jabatan Fungsional Perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pejabat Fungsional Perawat yang selanjutnya disebut
Perawat adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan. Asuhan
Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat baik sehat maupun sakit.
2) Kedudukan
a. Perawat berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang keperawatan
pada Fasyankes di lingkungan Instansi  Pemerintah, atau Instansi Pemerintah yang
tugas dan fungsinya terkait dengan pelayanan keperawatan.
b. Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan karier PNS.
3) Tanggung jawab

1. Perawat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada


Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat
Administrator, atau Pejabat Pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan
tugas Jabatan Fungsional Perawat.
2. Kedudukan Perawat ditetapkan dalam peta jabatan berdasarkan analisis tugas dan
fungsi unit kerja, analisis jabatan, dan analisis beban kerja dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
4) Pelantikan dan pengambilan sumpah/ janji
Setiap PNS yang diangkat menjadi pejabat fungsional wajib dilantik dan diambil
sumpah/janji menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sumpah/janji Jabatan sebagaimana dimaksud berbunyi sebagai berikut:
"Demi Allah, saya bersumpah:
bahwa saya, akan setia dan taat kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-
lurusnya, demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara;
bahwa saya dalam menjalankan tugas Jabatan, akan menjunjung etika Jabatan, bekerja
dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh rasa tanggung jawab;
“bahwa saya, akan menjaga integritas, tidak menyalahgunakan kewenangan, serta
menghindarkan diri dari perbuatan tercela”.
Dalam hal PNS berkeberatan untuk mengucapkan sumpah karena keyakinan tentang agama
atau kepercayaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, PNS yang bersangkutan mengucapkan
janji Jabatan diganti dengan kalimat: “Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya menyatakan dan
berjanji dengan sungguh-sungguh”. Bagi PNS yang beragama Kristen, pada akhir
sumpah/janji Jabatan ditambahkan kalimat: “Kiranya Tuhan menolong saya”. Bagi PNS yang
beragama Hindu, maka frasa “Demi Allah” diganti dengan “Om Atah Paramawisesa”. Bagi
PNS yang beragama Budha, maka frasa “Demi Allah” diganti dengan “Demi Sang Hyang
Adi Budha”. Bagi PNS yang beragama Khonghucu maka frasa “Demi Allah” diganti dengan
“Kehadirat Tian di tempat yang Maha tinggi dengan bimbingan rohani Nabi Kong Zi,
Dipermuliakanlah”. Bagi PNS yang berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa selain
beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Khonghucu maka frasa “Demi Allah” diganti
dengan kalimat lain yang sesuai dengan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sumpah/janji Jabatan diambil oleh PPK di lingkungannya masing-masing. PPK dapat
menunjuk pejabat lain di lingkungannya untuk mengambil sumpah/janji Jabatan.
Pengambilan sumpah/janji Jabatan dilakukan dalam suatu upacara khidmat. PNS yang
mengangkat sumpah/janji Jabatan didampingi oleh seorang rohaniwan. Pengambilan
sumpah/janji Jabatan disaksikan oleh dua orang PNS yang Jabatannya serendah rendahnya
sama dengan Jabatan PNS yang mengangkat sumpah/janji Jabatan. Pejabat yang mengambil
sumpah/janji Jabatan, mengucapkan susunan kata-kata sumpah/janji Jabatan kalimat demi
kalimat dan diikuti oleh PNS yang mengangkat sumpah/janji Jabatan. Pejabat yang
mengambil sumpah/janji Jabatan membuat berita acara tentang pengambilan sumpah/ janji
Jabatan tersebut. Berita acara tersebut ditandatangani oleh pejabat yang mengambil
sumpah/janji Jabatan, PNS yang mengangkat sumpah/janji Jabatan, dan saksi. Berita acara
dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu satu rangkap untuk PNS yang mengangkat sumpah/janji
Jabatan, satu rangkap untuk Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan satu rangkap untuk
BKN. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji JF
diatur dengan Peraturan Kepala BKN.
4. SEKARANG SAYA TAHU
a. Peran dan Fungsi Pejabat Fungsional Perawat sebagai pelaksana teknis
fungsional.
b. Pejabat Fungsional Perawat berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang keperawatan pada Fasyankes di lingkungan Instansi
Pemerintah, atau Instansi Pemerintah yang tugas dan fungsinya terkait
dengan pelayanan keperawatan
c. Pejabat Fungsional Perawat bertanggung jawab secara langsung kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat
Administrator, atau Pejabat Pengawas yang berkaitan dengan tugas Jabatan
Fungsional Perawat.
d. Setiap PNS yang diangkat menjadi Pejabat Fungsional Perawat wajib
dilantik dan diambil sumpah sesuai peraturan perundang-undangan.
B. Kategori, Jenjang, dan Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat
1. Pendahuluan
Setelah kita memahami tentang kedudukan, tanggung jawab, wewenang, peran dan fungsi,
serta pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Pejabat Fungsional Perawat, sekarang Anda
akan mempelajari materi selanjutnya yaitu materi tentang kategori, jenjang, dan tunjangan
Jabatan Fungsional Perawat.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan Kategori, jenjang dan
tunjangan jabatan fungsional Perawat

3. Sub Materi Pokok


1. Kategori
2. Jenjang jabatan
3. Tunjangan jabatan fungsional Perawat
1) Kategori
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang kategori dan jenjang jabatan
fungsional Perawat. Apa yang Anda ketahui tentang kategori dan jenjang jabatan
fungsional Perawat ?
Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan dan
kategori keahlian
2) Jenjang jabatan
a. Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keterampilan dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang tertinggi terdiri atas:
1. Perawat Terampil;
2. Perawat Mahir; dan
3. Perawat Penyelia.
b. Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian dari jenjang terendah sampai
dengan jenjang tertinggi, yaitu:
1. Perawat Ahli Pertama;
2. Perawat Ahli Muda;
3. Perawat Ahli Madya; dan
4. Perawat Ahli Utama.
3) Tunjangan jabatan fungsional Perawat
Tunjangan fungsional merupakan faktor penting dalam suatu jabatan fungsional.
Langkah awal untuk mendapatkan tunjangan fungsional adalah penetapan tunjangan jabatan
fungsional harus dilakukan secara cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek terkait
untuk memperoleh besaran tunjangan jabatan fungsional yang dianggap adil dan layak.
Dalam penetapan tunjangan jabatan fungsional Perawat proses evaluasi jabatan dilaksanakan
dengan berpedoman pada Peraturan yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan, terdapat 9 kriteria yang digunakan untuk menilai jabatan fungsional
Perawat yaitu :

1. Pengetahuan yang dibutuhkan jabatan, faktor ini mengukur sifat dan tingkat
informasi atau fakta yang harus diketahui pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan, antara lain: langkah-langkah prosedur, praktek, peraturan, kebijakan,
teori, prinsip, konsep, sifat dan keahlian yang dibutuhkan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut.
2. Pengawasan Penyelia, faktor ini untuk mengukur sifat dan tingkat pengawasan
penyelia secara langsung atau tidak langsung, tanggungjawab jabatan, dan
evaluasi hasil pekerjaan.
3. Pedoman, faktor ini mencakup sifat pedoman dan pertimbangan yang
dibutuhkan untuk menerapkan pedoman tersebut. Oleh karena itu yang dilihat
dari faktor ini antara lain adalah seberapa jelas, tegas, rinci dan ketatkah
panduan (S.O.P) yang disediakan, dan apakah pemegang jabatan harus
berpegang pada panduan atau justru harus ber-inisiatif mengembangkannya
sendiri.
4. Kompleksitas, faktor ini mencakup sifat, jumlah, variasi, dan seluk-beluk tugas,
langkah, proses, atau metode dalam pekerjaan yang dilaksanakan; dan kesulitan
mengidentifikasi apa yang harus dilakukan; serta kesulitan dasar pelaksanaan
pekerjaan jabatan. Dengan kata lain faktor ini melihat seberapa rumitkah tugas-
tugas dalam jabatan yang dievaluasi, atau apakah tugas-tugas bersifat
sederhana, sama saja tiap hari, dan/atau apakah harus banyak berpikir dan
membuat pertimbangan.
5. Ruang lingkup dan Dampak, faktor ini mencakup hubungan antara cakupan
pekerjaan, antara lain: tujuan, keluasan, dan kedalaman tugas, dan dampak dari
hasil kerja atau jasa di dalam dan di luar organisasi.
6. Hubungan personal, faktor ini meliputi pertemuan langsung, melalui telepon
dan dialog melalui radio dengan orang yang tidak berada dalam rantai
penyeliaan dengan melihat dengan siapa, tingkat apa/jabatan apa, dan di
lingkungan mana pemegang jabatan ini harus melakukan hubungan kerja.
7. Tujuan hubungan, faktor ini untuk menilai apa tujuan dari hubungan kerja dari
suatu jabatan. Tujuan hubungan ini mencakup pertukaran informasi,
pembahasan isu yang signifikan atau kontroversial dan berbeda pandangan,
tujuan, dan sasaran.
8. Tuntutan fisik, faktor ini mencakup persyaratan dan tuntutan fisik yang
diperlukan pegawai untuk melaksanakan tugas jabatan, termasuk kemampuan
dan karakteristik fisik; dan
9. Kondisi lingkungan kerja, faktor ini mempertimbangkan resiko dan
ketidaknyamanan dalam lingkungan pekerjaan atau sifat dari pekerjaan dan
peraturan keamanan yang dibutuhkan
Saat ini Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat berpedoman pada Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat:
4. SEKARANG SAYA TAHU

 Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keterampilan terdiri dari Perawat


Terampil, Perawat Mahir, Perawat Penyelia.
 Perawat kategori keahlian dari jenjang terendah sampai tertinggi yaitu Perawat
Ahli Pertama, Perawat Ahli Muda, Perawat Ahli Madya dan Perawat Ahli Utama.
 Penetapan tunjangan jabatan fungsional harus dilakukan secara cermat dan
mempertimbangkan berbagai aspek terkait untuk memperoleh besaran tunjangan
jabatan fungsional yang dianggap adil dan layak.
C. Mekanisme Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat
1. Pendahuluan
Setelah Anda mengetahui dan memahami tentang kategori, jenjang, dan tunjangan
Jabatan Fungsional Perawat, selanjutnya Anda harus mempelajari mekanisme pengangkatan
dalam Jabatan Fungsional Perawat. Pada materi pokok ini, Anda akan mempelajari tentang
mekanisme pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lain, dan promosi. Materi ini
sejalan dengan materi yang sebelumnya telah Anda simak.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan mekanisme
pengangkatan dalam jabatan fungsional Perawat.

3. Sub Materi Pokok


1. Pengangkatan Pertama
2. Perpindahan dari jabatan lain
3. Promosi
1) Pengangkatan Pertama
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang mekanisme pengangkatan dalam
jabatan fungsional Perawat. Apa yang Anda ketahui tentang mekanisme pengangkatan
dalam jabatan fungsional Perawat ?
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Perawat dilakukan melalui:
A. Pengangkatan Pertama
a. Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Perawat melalui pengangkatan pertama harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Berstatus PNS;
2. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Berijazah Diploma III Keperawatan bagi Jabatan Fungsional Perawat kategori
keterampilan;
5. Berijazah Ners bagi Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian;
6. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat;
7. Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi
sosial kultural sesuai Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina;
dan
8. Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
b. Pengangkatan pertama merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan
Jabatan Fungsional Perawat dari calon PNS.
c. Calon PNS setelah diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti dan lulus uji kompetensi,
paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Perawat.
d. PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional Perawat paling lama 3 (tiga) tahun
wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional Perawat.
e. Perawat yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat diatas.
f. Perawat dengan kualifikasi pendidikan diberikan kenaikan pangkat/jenjang sampai
dengan jenjang ahli muda.
g. Angka Kredit untuk pengangkatan pertama dalam Jabatan Fungsional Perawat dinilai
dan ditetapkan pada saat mulai melaksanakan tugas Jabatan Fungsional Perawat.
Terkait persyaratan pengangkatan pertama pada angka (7) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11
tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa Uji Kompetensi
untuk pengangkatan pertama dihapuskan.
Setelah Anda mempelajari tentang mekanisme pengangkatan pertama, sekarang Anda
akan mempelajari tentang mekanisme perpindahan dari jabatan lain. Saya yakin Anda pasti
bisa.
B. Perpindahan dari jabatan lain
1. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui perpindahan dari jabatan
lain, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Berstatus PNS;
b. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Berijazah paling rendah Diploma III Keperawatan bagi Jabatan Fungsional Perawat
kategori keterampilan;
e. Berijazah pendidikan Ners bagi Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian;
f. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat;
g. Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi
sosial kultural sesuai dengan Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
h. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang pelayanan Keperawatan
paling singkat 2 (dua) tahun;
i. Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
j. Berusia paling tinggi:

1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional
Perawat kategori keterampilan, Jabatan Fungsional Perawat Ahli Pertama, dan
Jabatan Fungsional Perawat Ahli Muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional
Perawat Ahli Madya; dan
3. 60 (enam puluh tahun) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional
Perawat Ahli Utama bagi PNS yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi.
k. Pengangkatan Jabatan Fungsional harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan jenjang jabatan fungsional yang akan diduduki.
l. Pangkat yang ditetapkan bagi PNS yaitu sama dengan pangkat yang dimilikinya,
dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit.
m. Angka Kredit dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan dengan mempertimbangkan
pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang pelayanan Keperawatan.
Perawat kategori keterampilan dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Perawat
kategori keahlian, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tersedia kebutuhan untuk Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian;
b. Memperoleh ijazah pendidikan Ners;
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat;
d. Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural sesuai Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina;
e. Memiliki pangkat paling rendah sesuai dengan ketentuan pangkat Jabatan Fungsional
Perawat kategori keahlian; dan
f. Berusia paling tinggi sesuai ketentuan:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Perawat
kategori keterampilan, Jabatan Fungsional Perawat Ahli Pertama, dan Jabatan
Fungsional Perawat Ahli Muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Perawat
Ahli Madya; dan
3. 60 (enam puluh tahun) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan Fungsional Perawat
Ahli Utama bagi PNS yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi.
C. Promosi
1. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui promosi dilaksanakan
dalam hal:
a. PNS yang belum menduduki Jabatan Fungsional Perawat; atau
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Perawat satu tingkat lebih tinggi dalam satu
kategori Jabatan Fungsional Perawat.
2. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui promosi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi
sosial kultural sesuai Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
b. memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat;
c. nilai kinerja/prestasi paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
d. memiliki rekam jejak yang baik;
e. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik dan profesi PNS; dan
f. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.
3. Pengangkatan dalam jabatan fungsional Perawat melalui promosi harus
mempertimbangkan ketersediaan lowongan jenjang Jabatan Fungsional Perawat yang
akan diduduki
4. Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui
promosi dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan.
5. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui promosi dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Perawat melalui promosi ditetapkan
berdasarkan kriteria:
1) termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
2) menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi dan kepentingan nasional,
dan diakui oleh lembaga pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
3) memenuhi standar kompetensi jenjang jabatan yang akan diduduki.

4. SEKARANG SAYA TAHU

 Pengangkatan pertama diperuntukan untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan


Fungsional Perawat dari Calon PNS paling lama 1 tahun.
 Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui perpindahan dari jabatan lain harus
mempertimbangkan ketersediaan lowongan jenjang jabatan fungsional yang akan
diduduki.
 Pengangkatan melalui promosi harus mempertimbangkan ketersediaan lowongan
jenjang Jabatan Fungsional Perawat yang akan diduduki dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
D. Penilaian Kinerja
1. Pendahuluan
Penilaian kinerja Perawat bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja Perawat dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian
kinerja Perawat dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan mengenai penilaian
kinerja.

3. Sub Materi Pokok


1. SKP
2. Perilaku Kerja
3. Target angka kredit
4. Angka kredit pemeliharaan
1) SKP
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang penilaian kinerja. Apa yang Anda
ketahui tentang penilaian kinerja?
Mari kita mulai mempelajarinya ya, apakah Anda yakin bisa ? Saya yakin Anda pasti
bisa. Tetap fokus ya
Pada awal tahun, Perawat wajib menyusun SKP, yang merupakan target kinerja Perawat
berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan. SKP untuk masing-masing
jenjang jabatan diambil dari uraian kegiatan tugas jabatan sebagai turunan dari penetapan
kinerja unit kerja.
1. Target kinerja terdiri dari kinerja utama berupa target Angka Kredit dan/ atau kinerja
tambahan berupa tugas tambahan.
2. Target Angka Kredit, diuraikan dalam bentuk butir kegiatan tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri no 35 tahun 2019.
3. Tugas tambahan ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan penetapan kinerja
unit kerja yang bersangkutan.
4. Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagai dasar untuk penyusunan, penetapan,
dan penilaian SKP.
5. SKP yang disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
6. Penilaian SKP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Hasil penilaian SKP Perawat ditetapkan sebagai capaian SKP.
2) Perilaku Kerja
Perilaku kerja ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan Fungsional
Perawat dan dinilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Target angka kredit
1. Target Angka kredit bagi Perawat kategori keterampilan setiap tahun ditetapkan
paling sedikit:
a. 5 (lima) untuk Perawat Terampil;
b. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Perawat Mahir;
c. 25 (dua puluh lima) untuk Perawat Penyelia.
2. Target Angka Kredit, tidak berlaku bagi Perawat Penyelia, yang memiliki pangkat
tertinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya.
3. Target Angka kredit bagi Perawat kategori keahlian setiap tahun ditetapkan paling
sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Perawat Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Perawat Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Perawat Ahli Madya; dan
d. 50 (lima puluh) untuk Perawat Ahli Utama.
4. Target Angka Kredit, tidak berlaku bagi Perawat Ahli Utama yang memiliki pangkat
paling tinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya.
Nah, yang terakhir Anda akan mempelajari angka kredit pemeliharaan.
Apakah Anda sudah siap ? Yuk, mari kita fokus mempelajari ya.
4) Angka kredit pemeliharaan
1. Perawat kategori keterampilan yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan jabatan, setiap tahun
wajib memenuhi Angka Kredit yaitu:
a. 4 (empat) Angka Kredit untuk Perawat Terampil; dan
b. 10 (sepuluh) Angka Kredit untuk Perawat Mahir.
2. Perawat Penyelia yang menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun
sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling sedikit 10 (sepuluh) Angka
Kredit.
3. Perawat kategori keahlian yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan
setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang akan
diduduki, setiap tahun wajib memenuhi target Angka Kredit, paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Perawat Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Perawat Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Perawat Ahli Madya.
4. Perawat Ahli Utama yang menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun
sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling sedikit 25 (dua puluh lima)
Angka Kredit.
4. SEKARANG SAYA TAHU

 Perawat wajib menyusun SKP, yang merupakan target kinerja Perawat


berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan
 Perilaku kerja ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan
Fungsional Perawat
 Target angka kredit jabatan fungsional perawat baik kategori keterampilan
maupun keahlian ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan
 Angka Kredit pemeliharaan fungsional perawat baik kategori keterampilan
maupun keahlian ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan.
1. Referensi

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN


2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Perawat
5. Rancangan SKB Menkes dan BKN tentang Juklak Jabfung Perawat
6. Rancangan Juknis Jabfung Perawat
7. Rancangan Perpres Tunjangan Jabfung Perawat

Anda mungkin juga menyukai