MPI 1 - MATERI POKOK 2 - Kategori, Jenjang, Dan Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat
MPI 1 - MATERI POKOK 2 - Kategori, Jenjang, Dan Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat
Kategori
Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan
dan kategori keahlian
3. Jenjang jabatan
1. Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keterampilan dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang tertinggi terdiri atas:
a. Perawat Terampil;
b. Perawat Mahir; dan
c. Perawat Penyelia.
2. Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu:
a. Perawat Ahli Pertama;
b. Perawat Ahli Muda;
c. Perawat Ahli Madya; dan
d. Perawat Ahli Utama.
Selanjutnya kita akan mempelajari mengenai tunjangan Jabatan Fungsional
Perawat. Saya yakin Anda masih semangat. Mari kita pelajari sampai tuntas ya
4. Tunjangan jabatan fungsional Perawat
Tunjangan fungsional merupakan faktor penting dalam suatu jabatan fungsional.
Langkah awal untuk mendapatkan tunjangan fungsional adalah penetapan
tunjangan jabatan fungsional harus dilakukan secara cermat dan
mempertimbangkan berbagai aspek terkait untuk memperoleh besaran tunjangan
jabatan fungsional yang dianggap adil dan layak. Dalam penetapan tunjangan
jabatan fungsional Perawat proses evaluasi jabatan dilaksanakan dengan
berpedoman pada Peraturan yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan, terdapat 9 kriteria yang digunakan untuk menilai jabatan
fungsional Perawat yaitu :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan jabatan, faktor ini mengukur sifat dan tingkat
informasi atau fakta yang harus diketahui pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan, antara lain: langkah-langkah prosedur, praktek, peraturan,
kebijakan, teori, prinsip, konsep, sifat dan keahlian yang dibutuhkan untuk
menerapkan pengetahuan tersebut.
2. Pengawasan Penyelia, faktor ini untuk mengukur sifat dan tingkat pengawasan
penyelia secara langsung atau tidak langsung, tanggungjawab jabatan, dan
evaluasi hasil pekerjaan.
3. Pedoman, faktor ini mencakup sifat pedoman dan pertimbangan yang
dibutuhkan untuk menerapkan pedoman tersebut. Oleh karena itu yang
dilihat dari faktor ini antara lain adalah seberapa jelas, tegas, rinci dan
ketatkah panduan (S.O.P) yang disediakan, dan apakah pemegang jabatan
harus berpegang pada panduan atau justru harus ber-inisiatif
mengembangkannya sendiri.
4. Kompleksitas, faktor ini mencakup sifat, jumlah, variasi, dan seluk-beluk tugas,
langkah, proses, atau metode dalam pekerjaan yang dilaksanakan; dan
kesulitan mengidentifikasi apa yang harus dilakukan; serta kesulitan dasar
pelaksanaan pekerjaan jabatan. Dengan kata lain faktor ini melihat seberapa
rumitkah tugas-tugas dalam jabatan yang dievaluasi, atau apakah tugas-tugas
bersifat sederhana, sama saja tiap hari, dan/atau apakah harus banyak
berpikir dan membuat pertimbangan.
5. Ruang lingkup dan Dampak, faktor ini mencakup hubungan antara cakupan
pekerjaan, antara lain: tujuan, keluasan, dan kedalaman tugas, dan dampak
dari hasil kerja atau jasa di dalam dan di luar organisasi.
6. Hubungan personal, faktor ini meliputi pertemuan langsung, melalui telepon
dan dialog melalui radio dengan orang yang tidak berada dalam rantai
penyeliaan dengan melihat dengan siapa, tingkat apa/jabatan apa, dan di
lingkungan mana pemegang jabatan ini harus melakukan hubungan kerja.
7. Tujuan hubungan, faktor ini untuk menilai apa tujuan dari hubungan kerja dari
suatu jabatan. Tujuan hubungan ini mencakup pertukaran informasi,
pembahasan isu yang signifikan atau kontroversial dan berbeda pandangan,
tujuan, dan sasaran.
8. Tuntutan fisik, faktor ini mencakup persyaratan dan tuntutan fisik yang
diperlukan pegawai untuk melaksanakan tugas jabatan, termasuk kemampuan
dan karakteristik fisik; dan
9. Kondisi lingkungan kerja, faktor ini mempertimbangkan resiko dan
ketidaknyamanan dalam lingkungan pekerjaan atau sifat dari pekerjaan dan
peraturan keamanan yang dibutuhkan
Saat ini Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat berpedoman pada Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perawat: