Anda di halaman 1dari 7

Keberagaman dan Harmonisasi

1. Bagaimana keberagaman jamaah dan warga di wilayah Kota Surabaya?

Kota Surabaya adalah kota metropolis dengan keberagaman yang sangat kompleks.
Warga Kota Surabaya sangat hetrogen dengan latar belakang pendidikan yang
berbeda, status sosial ekonomi yang tidak sama serta gaya hidup yang mengkota,
sehingga harus diakui keberagaman jamaah dan warga di Kota Surabaya adalah
sebuah keniscayaan, tentu keberagaman tersebut memberi warna sekaligus menjadi
problem sosial bila berbagai kepentingan tidak terakomodir dengan baik.

2. Apakah pernah terjadi ketegangan dalam keberagaman?

Dalam keberagaman tentu rawan terjadi ketegangan, disharmoni dan gesakan


kepentingan dalam menjalani kehidupan beragama. Di Kota Surabaya khususnya,
ketegangan dalam keberagaman relatif kecil dan terkendali. Riak-riak kecil dan
ringan selalu ada dan mewarnai kehidupan beragaman warga Kota Surabaya.
Namun dengan kedewasaan berpikir dan berperilaku, maka ketegangan tersebut
dapat diminimalisir dengan baik, sehingga jamaah dan warga Kota Surabaya dapat
hidup rukun, harmonis, berdampingan tanpa harus berkonflik.

3. Apakah ada masjid dalam aktifitasnya ikut memicu dan memprovokasi ketegangan
tersebut?

Masjid di Kota Surabaya selalu diwarnai dengan kesejukan dan kedamaian. Tidak
ada konflik beragama yang muncul dari masjid, baik melalui pengajian atau majelis-
majelis dzikir. Kalau ada sifatnya lokalitas dan sangat kecil dampaknya. Prinsipnya
semua permasalahan keberagaman di wilayah Kota Surabaya sudah selesai.
Jamaah dan warga Kota Surabaya sudah sangat dewasa dalam menyikapi berbagai
permasalahan keberagaman dengan sikap dewasa, akomodatif dan responsif,
sehingga dapat diselesaikan secara lokalitas dan tidak sampai muncul kepermukaan,
apalagi menjadi isu nasional. Provokasi apapun tidak berhasil mengoyak kerukunan
dan kedamaian dalam kehidupan beragama warga Kota Surabaya.

4. Bagaimana peran masjid dalam solusi ketegangan?

Masjid adalah tempat ibadah sekaligus tempat berinteraksinya jamaah. Tentu


keberadaan masjid diharapkan dapat memberikan solusi bila terjadi ketegangan atau
permasalahan umat terkait dengan kehidupan beragama. Masjid menjadi tempat
diskusi dan eksekusi dalam penyelesaian masalah keagamaan, sosial politik dan
keamanan, karena keberadaan masjid yang sangat strategis dan fungsional dalam
memainkan perannya untuk kemaslahatan umat manusia. Sekali lagi, keberadaan
masjid bukan hanya untuk aktifitas ibadah maghdoh saja, melainkan juga ibadah
sosial kemasyarakatan atau keumatan.

Masjid dan Aktifitasnya

1. Bagaimana dinamika perkembangan kegiatan masjid seiring dengan meningkatnya


keberagaman masyarakat?

Masjid harus membuka diri seiring dengan perubahan dan perkembangan


masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis. Dalam aktifitasnya, masjid tidak
lagi bersifat kaku dan ortodok, melainkan harus inklusif dan terbuka. Jamaah masjid
tentu berasal dari latar belakang yang berbeda termasuk dalam pola pemahaman
keagamaan, sehingga masjid harus dapat memberdayakan dan memberikan
pencerdasan kepada umat dan warga masyarakat, sehingga tercipta kerukunan,
kedamaian, harmonisasi dalam kehidupan beragama.

2. Apa saja bentuk kegiatan dakwah dan sosial masjid?

Kegiatan dakwah di masjid bukan hanya berupa sholat fardhu lima waktu, tetapi
dapat diperluas dengan kajian-kajian kitab, majelis ilmu, majelis dzikir dan lain-lain.
Hal itu dimaksudkan supaya jamaah semakin dewasa dalam pengamalan ajaran
agama dengan didasari ilmu, sehingga aktifitas ibadah dan dakwah agama benar-
benar memberikan atsar bagi peningkatan kualitas ketakwaan. Sedangkan aktifitas
sosial atau dakwah bil haal dapat berupa layanan sosial kemasyarakatan yang
langsung dapat dirasakan oleh jamaah masjid. Misalnya masjid menyediakan klinik
kesehatan, lembaga pendidikan, penguatan ekonomi jamaah, dan lain-lain. Jadi
antara dakwah keagamaan dan sosial harus beriringan, seirama dan sejalan, agar
masjidnya makmur dan jamaahnya juga sejahtera.

3. Adakah hambatan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut?

Hambatan pasti selalu ada, baik yang bersumber dari internal maupun eksternal. Dari
internal misalnya takmir masjid yang kurang mendukung atau-pun jamaah masjid
yang masih kolot, dan lain-lain. Adapun dari eksternal adalah lingkungan masyarakat
dan aturan-aturan yang kurang mendukung. Pada prinsipnya hambatan-hambatan
tersebut jangan sampai justru menjadikan masjid menjadi vakum, jumud dan
mandeg, melainkan masjid harus semakin produktif, kreatif dan dinamis dalam
melayani jamaah dan warga masyarakat, demi terwujudnya masjid yang aman,
nyaman dan mampu mewadahi (mengakomodasi) berbagai macam kebutuhan
keumatan.
LAPORAN PERJALANAN TIM 1

DENGAN SASARAN TUJUAN MONEV UKIM

DI KABUPATEN NGANJUK

Kami Tim 1 terdiri dari 5 personil, yaitu Doni Nugroho Susanto, S. Sos. MM.,
Khumaidi, Choirur Roziqin, Amir Hamzah dan Zaky Muhammadi. Kami berlima
berangkat dari Kota Surabaya, Sabtu, 28 Agustus 2021, menuju Kabupaten Nganjuk.
Saat tiba di Kabupaten Nganjuk yaitu sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan kami
langsung di sambut oleh salah satu pengurus PD DMI Kabupaten Nganjuk, yaitu Bapak
Mudiono. Selanjutnya, kami ngobrol dengan beliau seputar realisasi Uang Kehormatan
Imam Masjid (UKIM) di Kabupaten Nganjuk serta program-program dari PD DMI
Kabupaten Nganjuk. Dari komunikasi tersebut terjalin keakraban antara kami TIM dari
PW DMI Prop. Jatim dengan pengurus PD DMI Kabupaten Nganjuk. Alhamdulillah,
untuk Kabupaten Nganjuk telah cair 100% sesuai dengan kuota yang diajukan, yaitu
sejumlah 280 imam masjid. Terkait dengan program PD DMI Kabupaten Nganjuk masih
dalam proses menataan dan penguatan organisasi. Kami TIM dari PW DMI Prop. Jatim
selanjutnya memberikan Buku Pedoman Imam Masjid kepada Pengurus PD PMI
Kabupaten Nganjuk sejumlah 150 eksemplar, sudah diterima dan didokumentasi.
Kegiatan selanjutnya, kami TIM 1 UKIM PW DMI Prop. Jatim mulai melakukan
kegiatan monev di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk. Di awali dari Masjid Al
Amin yang berada di Dusun Kendal, Desa Ngrengket, Kecamatan Sukomoro, kami
disambut oleh ketua PC DMI Kecamatan Sukomoro, yaitu Bapak Jumari beserta imam
masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak M. Sukri. Setelah melaksanakan kegiatan
monev di Kecamatan Sukomoro, kami melanjutkan perjalanan monev menuju
Kecamatan Tanjung Anom tepatnya di Masjid Al Hikmah. Kami di sana disambut oleh
Ketua PC DMI Kecamatan Tanjung Anom, Bapak Saiful Ibad bersama dengan imam
masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak Saiful Islam. Kami Tim UKIM melaksanakan
kegiatan monev sekaligus melakukan wawancara dengan imam masjid yang menerima
UKIM. Setelah dirasa cukup, maka kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kecamatan
Baron, kami langsung disambut oleh Ketua PC DMI Kecamatan Baron, yaitu Bapak
Bihar bersama imam yang menerima UKIM, yaitu Bapak Suyanto, bertempat di Masjid
Miftahul Jannah. Suasana penuh keakraban terjalin dalam komunikasi kami sehingga
tidak terasa waktu sholat dhuhur telah tiba dan kami-pun melakukan sholat jama'
qoshor.

Kemudian kami-pun melanjutkan perjalanan menuju ke Masjid Nurus Salam


yang ada di desa Ngepung Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Seperti biasa,
kami juga disambut oleh Ketua PC DMI Kecamatan Patianrowo, yaitu Bapak Wiji
Rohman beserta imam masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak Sri Nurtomo. Setelah
bincang-bincang agak lama, kami-pun pamit untuk melanjutkan monev ke kecamatan
berikutnya, yaitu Kecamatan Kertosono. Di sana kami mendapat penjelasan yang
cukup panjang seputar Masjid Darus Salam yang merupakan masjid yang cukup tua
usianya. Sekarang masjid tersebut direnovasi, namun sisa peninggalan sejarahnyanya
masih terlihat seperti prasasti yang tertulis tahun 1970. Di Masjid tersebut, kami
ditemani Ketua PC DMI Kabupaten Kertosono, yaitu Bapak Anton bersama imam yang
mendapatkan UKIM, yaitu Ustad. Muthiulloh. Setelah kegiatan monev selesai, kami
diajak untuk menikmati kuliner yang ada di Kabupaten Nganjuk, yaitu Warung Brodin.
Setelah kami menikmati sajian hidangan yang sangat lezat tersebut, dan waktu-pun
sudah sangat sore menjelang maghrib, maka kami harus mencari hotel tempat
menginap, dan kami-pun menginap di Hotel Front One Ratu Hotel Nganjuk. Demikian
alur perjalanan kami tim monev UKIM PW DMI Prop. Jatim di Kabupaten Nganjuk.
LAPORAN PERJALANAN TIM 1

DENGAN SASARAN TUJUAN MONEV UKIM

DI KOTA DAN KABUPATEN MOJOKERTO

Kami Tim 1 terdiri dari 5 personil, yaitu Doni Nugroho Susanto, S. Sos. MM.,
Khumaidi, Choirur Roziqin, Amir Hamzah dan Zaky Muhammadi. Kami berlima setelah
menginap di Hotel Front One Nganjuk maka kami melanjutkan perjalanan menuju Kota
Mojokerto. Sesampainya di Kota Mojokerto, kami Tim 1 langsung melaksanakan tugas
monev di Masjid Roudlotul Jannah yang ada di Kota Mojokerto tepatnya di jalan Prajurit
Kulon No. 12 B Mergelo, Surodinawan. Di sana kami langsung disambut oleh Ketua PD
DMI Kota Mojokerto, yaitu Masfudin, S. Pd.I bersama imam masjid. Setelah kegiatan
monev selesai kami mengambil beberapa foto sebagai dokumen pendukung.
Berikutnya kami menuju Masjid As Syuhada' yang berada di jalan Gajah Mada No. 118,
Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Di sana kami disambut oleh imam masjid dan
ketua PC DMI nya. kami Tim 1 melaksanakan tugas monev UKIM serta mengambil
beberapa data dan foto yang diperlukan. Setelah selesai, kami langsung melanjutkan
tugas monev ke masjid berikutnya, yaitu Masjid Baitur Rahman, tepatnya di jalan
Empunala Kota Mojokerto. Seperti biasa tugas kami adalah melakukan monev UKIM.
Kami ditemui oleh imam masjid, Ketua PC DMI dan selalu didampingi oleh Ketua PD
DMI Kota Mojokerto. Tugas monev UKIM berjalan dengan lancar sesuai dengan
harapan karena dukungan dari para imam masjid, ketua PC dan Ketua PD DMI Kota
Mojokerto, setelah tugas monev di Kota Mojokerto selesai, maka kami Tim 1
memutuskan untuk mencari hotel tempat istirahat, karena seharian melaksanakan
tugas monev. Akhirnya kami memilih Hotel Ayolla yang ada di pusat Kota Mojokerto.
Kami harus istirahat yang cukup, karena besuk harus melanjutkan tugas monev UKIM
di Kabupaten Mojokerto.

Pagi hari setelah sarapan tepatnya jam 08.00 kami Tim 1 sudah siap melaksanakan
tugas monev UKIM di Kabupaten Mojokerto. Kami sudah berkominikasi dengan Ketua
PD DMI Kabupaten Mojokerto dan sudah di siapkan masjid-masjid yang menjadi
sasaran monev UKIM. Adapun yang kami jadikan sampel monev UKIM adalah 5
kecamatan, yaitu Kecamatan Bangsal, Mojosari, Pungging, Kutorejo dan Pacet. Kami di
dampingi oleh salah satu pengurus PD DMI Kabupaten Mojokerto, yaitu Mas Ibad
sekaligus sebagai penunjuk jalan.

berangkat dari Kota Surabaya, Sabtu, 28 Agustus 2021, menuju Kabupaten Nganjuk.
Saat tiba di Kabupaten Nganjuk yaitu sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan kami
langsung di sambut oleh salah satu pengurus PD DMI Kabupaten Nganjuk, yaitu Bapak
Mudiono. Selanjutnya, kami ngobrol dengan beliau seputar realisasi Uang Kehormatan
Imam Masjid (UKIM) di Kabupaten Nganjuk serta program-program dari PD DMI
Kabupaten Nganjuk. Dari komunikasi tersebut terjalin keakraban antara kami TIM dari
PW DMI Prop. Jatim dengan pengurus PD DMI Kabupaten Nganjuk. Alhamdulillah,
untuk Kabupaten Nganjuk telah cair 100% sesuai dengan kuota yang diajukan, yaitu
sejumlah 280 imam masjid. Terkait dengan program PD DMI Kabupaten Nganjuk masih
dalam proses menataan dan penguatan organisasi. Kami TIM dari PW DMI Prop. Jatim
selanjutnya memberikan Buku Pedoman Imam Masjid kepada Pengurus PD PMI
Kabupaten Nganjuk sejumlah 150 eksemplar, sudah diterima dan didokumentasi.

Kegiatan selanjutnya, kami TIM 1 UKIM PW DMI Prop. Jatim mulai melakukan
kegiatan monev di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk. Di awali dari Masjid Al
Amin yang berada di Dusun Kendal, Desa Ngrengket, Kecamatan Sukomoro, kami
disambut oleh ketua PC DMI Kecamatan Sukomoro, yaitu Bapak Jumari beserta imam
masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak M. Sukri. Setelah melaksanakan kegiatan
monev di Kecamatan Sukomoro, kami melanjutkan perjalanan monev menuju
Kecamatan Tanjung Anom tepatnya di Masjid Al Hikmah. Kami di sana disambut oleh
Ketua PC DMI Kecamatan Tanjung Anom, Bapak Saiful Ibad bersama dengan imam
masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak Saiful Islam. Kami Tim UKIM melaksanakan
kegiatan monev sekaligus melakukan wawancara dengan imam masjid yang menerima
UKIM. Setelah dirasa cukup, maka kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kecamatan
Baron, kami langsung disambut oleh Ketua PC DMI Kecamatan Baron, yaitu Bapak
Bihar bersama imam yang menerima UKIM, yaitu Bapak Suyanto, bertempat di Masjid
Miftahul Jannah. Suasana penuh keakraban terjalin dalam komunikasi kami sehingga
tidak terasa waktu sholat dhuhur telah tiba dan kami-pun melakukan sholat jama'
qoshor.

Kemudian kami-pun melanjutkan perjalanan menuju ke Masjid Nurus Salam


yang ada di desa Ngepung Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Seperti biasa,
kami juga disambut oleh Ketua PC DMI Kecamatan Patianrowo, yaitu Bapak Wiji
Rohman beserta imam masjid yang menerima UKIM, yaitu Bapak Sri Nurtomo. Setelah
bincang-bincang agak lama, kami-pun pamit untuk melanjutkan monev ke kecamatan
berikutnya, yaitu Kecamatan Kertosono. Di sana kami mendapat penjelasan yang
cukup panjang seputar Masjid Darus Salam yang merupakan masjid yang cukup tua
usianya. Sekarang masjid tersebut direnovasi, namun sisa peninggalan sejarahnyanya
masih terlihat seperti prasasti yang tertulis tahun 1970. Di Masjid tersebut, kami
ditemani Ketua PC DMI Kabupaten Kertosono, yaitu Bapak Anton bersama imam yang
mendapatkan UKIM, yaitu Ustad. Muthiulloh. Setelah kegiatan monev selesai, kami
diajak untuk menikmati kuliner yang ada di Kabupaten Nganjuk, yaitu Warung Brodin.
Setelah kami menikmati sajian hidangan yang sangat lezat tersebut, dan waktu-pun
sudah sangat sore menjelang maghrib, maka kami harus mencari hotel tempat
menginap, dan kami-pun menginap di Hotel Front One Ratu Hotel Nganjuk. Demikian
alur perjalanan kami tim monev UKIM PW DMI Prop. Jatim di Kabupaten Nganjuk.

Keesokan harinya

Anda mungkin juga menyukai