Anda di halaman 1dari 5

PENGUJIAN HIPOTESIS

Berdasarkan penaksiran yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan pertama yakni


besarnya harga parameter dapat diperkirakan (ditaksir). Sedangkan kesimpulan kedua yang
diinginkan yakni kebenaran pernyataan/anggapan dari suatu pengujian. Hipotesis adalah
perumusan sementara mengenai suatu anggapan atas pernyataan dalam menuntun atau
mengarahkan suatu penelitian yang mungkin benar atau salah.

Misalnya: Pada kemasan minyak goreng tertulis isi netto 2 liter

Apakah benar isi netto = 2 liter?

Dalam melakukan pengujian hipotesis ada 2 macam kesalahan atau galat yang dapat
terjadi yaitu:

1. Kesalahan macam I adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima (dilambangkan


dengan α) = taraf arti = taraf nyata = taraf signifikan.

2. Kesalahan macam II adalah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, (dilambangkan


dengan β) = kuasa uji.

Hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kesalahan dapat dilihat pada tabel
berikut:

Keadaan Sebenarnya
Kesimpulan
Hipotesis benar Hipotesis Salah

Terima Hipotesis Benar Kesalahan II

Tolak Hipotesis Kesalahan I Benar

α dan β tidak dapat dihindarkan kalau pengambilan data secara random, hanya saja dapat
diperkecil.

Bentuk-bentuk hipotesis ada 3 macam:

21
1. Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri.
H0 : Daya tahan lampu merk X = 500 jam
H1 : Daya tahan lampu merk X ≠ 500 jam
2. Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu
variabel atau lebih pada sampel yang berbeda
H0 : Daya tahan lampu merk X sama dengan merk Y
H1 : Daya tahan lampu merk X tidak sama dengan merk Y
3. Hipotesis Assosiatif adalah suau pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih
H0 : Tidak ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu
H1 : Ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu.

Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima ataukah menolak
hipotesis. Ada 2 alternatif dalam menentukan daerah penolakan yaitu:

1. Uji satu arah (one sided) = uji eka arah.


a. Uji pihak kanan adalah daerah penolakan atau daerah kritis berada disebelah kanan.

Daerah Daerah penolakan H0

Penerimaan H0

b. Uji pihak kiri yaitu daerah penolakannya atau daerah kritis berada disebelah kiri

Daerah penolakan H0 Daerah

Penerimaan H0

-d

2. Uji dua arah (two sided) = uji dwi arah

Luas daerah penolakan atau daerah kritis dibagi atas 2 yakni ujung kiri dan kanan.

Daerah penolakan H0 Daerah Daerah penolakan H0

Penerimaan

- d1 d2

22
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah dalam pengujian suatu hipotesis mengenai parameter populasi Ɵ lawan


suatu hipotesis tandingan dapat diringkaskan sebagai berikut:

1. H0 : Ɵ = Ɵ0
2. H1 : Ɵ < Ɵ0 (uji pihak kiri)
Ɵ > Ɵ0 (uji pihak kanan)
Ɵ ≠ Ɵ0 (uji dua arah)
3. Pilih taraf keberartian α
4. Pilih uji statistik yang sesuai dan cari daerah kritis
5. Hitung nilai statistik dari sampel acak ukuran n
6. Buat kesimpulan: Tolak H0 bila nilai statistik mempunyai nilai dalam daerah kritis,
jika tidak terima H0.

A. Menguji Rata-Rata µ
Digunakan untuk menguji rata-rata suatu populasi (µ)
1. H0 : µ = µ0
2. H1 : µ < µ0 (uji pihak kiri)
µ > µ0 (uji pihak kanan)
µ ≠ µ0 (uji dua arah)
3. Tentukan α yang ingin digunakan.
4. Daerah kritis:
a. Digunakan bila σ diketahui Z < -Zα untuk uji pihak kiri

Z > Zα untuk uji pihak kanan

-Zα/2 < Z < Zα/2 untuk uji dua arah

b. Digunakan bila σ tidak diketahui: t < -tα ; n – 1 untuk uji pihak kiri

t > tα ; n – 1 untuk uji pihak kanan

-tα/2 ; n – 1 < t < tα/2 ; n – 1 uji dua arah

23
5. Hitung nilai statistik:

x −μ 0
Z= digunakan bilaharga σ diketahui
σ
√n
x−μ0
t= digunakan bila harga σ tidak diketahui
S
√n

6. Buat kesimpulan

Contoh:

1. Perusahaan “X” ingin menguji apakah benar mesin-mesinnya mengisi setiap kaleng
sebanyak 200 cc. Dari 25 sampel diperoleh rata-rata 200,3 cc dan simpangan baku
0,4 cc. Apakah benar mesin itu mengisi rata-rata 200 cc? gunakan α = 1%

Jawab: Dik: µ0 = 200 cc x=200,3 cc S = 0,4 cc α = 1% =0,01

Langkah pengujian:

1. H0 : µ = 200 cc
2. H1 : µ ≠ 200 cc
3. α = 0,01
4. Daerah kritis : ± tα/2 ; n – 1
t0,01/2 ; 25 -1 = t0,005 ; 24 ≈ ± 2,797 dari tabel dist. t
5. Nilai statistik :
x−μ0 200,3−200
t= = =3,75
S 0,4
√n √25

3,75

-2,797 2,797

24
6. Kesimpulan: Tolak H0 karena thit berada pada daerah penolakan H0, artinya
rata-rata isi kaleng tidak sama dengan 200 cc.
2. Suatu perusahaan pembuat perlengkapan olah raga membuat tali pancing sintetik
yang baru dan menurut pembuatnya rata-rata dapat menahan beban 8 kg dengan
simpangan baku 0,5 kg. Ujilah hipotesis bahwa µ=8 kg lawan hipotesis tandingan
bahwa µ ≠ 8 kg bila sampel acak 50 tali diuji dan ternyata rata-rata daya tahannya
7,8 kg. gunakan taraf keberartian 1%.
Jawab:
Dik: µ0 = 8 σ = 0,5 x=7,8 α = 0,01
Langkah pengujian
1. H0 : µ = 8 kg
2. H1 : µ ≠ 8 kg
3. α = 0,01
4. Daerah kritis : ± Zα/2 = ±Z0,01/2 = ±Z0,005 →±2,575 dari tabel dist. Normal Z
5. Nilai statistik :
x −μ 0 7,8−8
Z= = =−2,828
σ 0,5
√n √50
6. Kesimpulan: Tolak H0 dan simpulkan bahwa rata-rata daya tahan tidak sama
dengan 8 kg tetapi kurang dari 8 kg.

-2,828

-2,575 2,575

25

Anda mungkin juga menyukai