Anda di halaman 1dari 9

Pasal 8

HUBUNGAN
1. Hubungan antara MPM Universitas Dipa Makassar dengan BEM Universitas Dipa Makassar
bersifat koordinatif.
2. Hubungan antara BEM Universitas Dipa Makassar dengan MPM Universitas Dipa Makassar
bersifat koordinatif dan konsultatif.
3. Hubungan antara BEM Universitas Dipa Makassar dengan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) bersifat koordinatif, konsultatif dan kooperatif.
4. Hubungan anggota KABESMA Universitas Dipa Makassar dengan MPM Universitas Dipa
Makassar dan BEM Universitas Dipa Makassar bersifat aspiratif.

Pasal 12
FUNGSI
KABESMA Universitas Dipa Makassar berfungsi mengayomi, menampung dan menyalurkan
aspirasi mahasiswa Universitas Dipa Makassar.

BAB V
PEDOMAN KEPENGURUSAN
LEMBAGA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPA MAKASSAR
Pasal 12
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

1. STRUKTUR
Bentuk organisasi yang digunakan pada MPM Universitas Dipa Makassar adalah bentuk
garis fungsional.Wewenang ketua dibantu sekretaris didelegasikan kepada anggota.Struktur
Organisasi MPM terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Ketua Komisi
e. Anggota Komisi

2. KOMPOSISI
Jumlah anggota MPM adalah 21 orang terdiri dari 15 orang perwakilan UKM dan 6 orang
dari Partai Mahasiswa peserta pemilu yang telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh KPUM.

3. FUNGSI PENGURUS
Masing – masing pengurus MPM Universitas Dipa Makassar menjalankan fungsinya
sebagai berikut :
a. Ketua adalah penanggung jawab umum dan koordinator dalam pelaksanaan tugas – tugas
intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum pada tingkat MPM Universitas Dipa
Makassar.
b. Sekretaris berfungsi sebagai pelaksana tugas administrasi pada tingkat MPM Universitas
Dipa Makassar.
c. Bendahara Berfungsi sebagai pelaksana tugas keuangan pada tingkat MPM Universitas
Dipa Makassar.
d. Ketua Komisi berfungsi sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan tugas pada
tingkat komisi.
e. Anggota Komisi berfungsi bertugas membantu Ketua, Sekretaris dan atau Ketua Komisi
dalam menjalankan kepengurusan.

4. KOMISI-KOMISI
Komisi A (Konstitusi) :
1. Bertanggung jawab dalam penjabaran Konstitusi KABESMA Universitas Dipa Makassar.
2. Mengupayakan terbentuknya sikap dan disiplin semua elemen KABESMA Universitas
Dipa Makassar terhadap seluruh ketentuan organisasi.

Komisi B (Kesejahteraan Mahasiswa) :


1. Bertanggung jawab dalam merancang ketetapan yang menyangkut masalah kesejahteraan
mahasiswa.
2. Merancang ketetapan anggaran kegiatan lembaga mahasiswa.

Komisi C (Hubungan Mahasiswa dan Birokrasi) :


1. Mengatur hubungan antara organisasi-organisasi intern dan ekstern kampus.
2. Meawadahi Aspirasi kabesma terhadap birokrasi.

Pasal 13
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
1. STRUKTUR
a. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Dipa Makassar adalah lembaga tinggi ditingkat
KABESMA yang berfungsi sebagai lembaga operasional kegiatan Mahasiswa
Universitas Dipa Makassar. Bentuk organisasi yang digunakan pada pengurus BEM
adalah bentuk garis fungsional .
b. Struktur organisasi badan eksekutif mahasiswa terdiri dari bidang – bidang kerja yang
dianggap perlu oleh Presiden dan Wakil Presiden untuk membentuk departemen –
departemen dalam merealisasikan program kerja.
c. Struktur OrganisasiTerdiri dari:
i. Presiden
ii. Wakil Presiden
iii. Sekretaris Presiden
iv. Bendahara
v. Menteri
vi. Staff Menteri

2. KOMPOSISI
Pimpinan lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa disebut presiden yang dibantu oleh wakil
presiden, sekretaris presiden, dan bendahara kemudian didelegasikan kepada departemen-
departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang menteri yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan program-program kerja masing – masing
departemen, kemudian secara fungsional dalam pertanggungjawaban kepada presiden. Dan
apabila dianggap perlu presiden dapat membentuk departemen sesuai dengan kebutuhan
organisasi.

3. FUNGSI PENGURUS
Masing – masing pengurus BEM menjalankan Fungsinya sebagai berikut :
1. Presiden adalah pengambil kebijakan tertinggi dalam KABESMA Universitas Dipa
Makassar sebagai kepala pemerintahan dan penanggung jawab penuh dalam pelaksanaan
tugas intern dan ekstern pada tingkat BEM Universitas Dipa Makassar.
2. Wakil presiden bertugas membantu Presiden dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan.
3. Sekretaris Presiden bertugas membantu presiden menjalankan tugas – tugas administrasi
BEM Universitas Dipa Makassar.
4. Bendahara berfungsi sebagai pelaksana tugas keuangan pada tingkat BEM Universitas
Dipa Makassar.
5. Menteri bertugas membantu Presiden dan penanggung jawab pada tingkat departemen
yang dibawahinya
6. Wakil mentri bertugas membantu Mentri pada tingkat departemen yang dibawahinya
7. Staff menteri bertugas membantu Menteri dan wakil menteri dalam menjalankan serta
mengarahkan setiap program kerja dan atau kegiatan yang ada pada tingkat departemen.
C. ACUAN PROGRAM KERJA
1) Depertemen Pendidikan dan Pengkaderan
a. Merumuskan dan mengevaluasi matriks pengkaderan yang baku untuk semua
tindakan
b. Mempersiapkan instruktur pengkaderan
c. Melaksanakan pengkaderan
d. Melaksanakan follow up pengkaderan.

2) Depertemen Luar Negeri


a. Mengidentifikasi kegiatan Lembaga Kemahasiswaan Universitas Dipa Makassar
yang relevan dengan kegiatan-kegiatan pengabdian terhadap masyarakat
b. Menyebarluaskan informasi tentang aktifitas lembaga kemahasiswaan terhadap
masyarakat
c. Mengupayakan dan menjalin hubungan dengan instansi terkait dan alumni
d. Menjalin kerjasama yang harmonis antar lembaga mahasiswa dan lembaga-
lembaga lainnya.

3) Departemen Dalam Negeri


a. Mengadakan pembentukan mitra intern kampus.
b. Mengupayakan temu KABESMA Universitas Dipa Makassar sebagai sarana
aspirasi mahasiswa Universitas Dipa Makassar.
c. Menciptakan suasana kondusif dan harmonis intern kampus Universitas Dipa
Makassar.
d. Menjalin silatuhrahim dengan organisasi-organisasi lain di Universitas Dipa
Makassar baik UKM maupun non UKM.
e. Bekerjasama dengan departemen lain dalam melakukan advokasi masalah-
masalah akademik, infrastruktur ataupun yang berhubungan dengan finansial
yang dihadapi mahasiswa.
f. Melakukan kajian terkait permasalahan internal kampus dan merumuskan solusi
terkait kondisi tersebut.

4) Depertemen Keperempuanan
a. Mengadakan diklat atau traning tentang keprempuanan untuk mengembangkan
sumber daya mahasiswi.
b. Mengadakan seminar keperempuanan.
c. Memperingati hari-hari nasional tentang keperempuanan.
d. Membangun hubungan kemitraan antar perempuan dalam UKM maupun Non
UKM.
e. Menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi keperempuanan di luar kampus
Universitas Dipa Makassar.

5) Departemen Agama
a. Menciptakan atmosfir kerohanian dalam Universitas Dipa Makassar yang
berlandaskan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan sikap menghormati
antar umat beragama melalui penyelenggaraan kegiatan keagamaan.
b. Memperingati hari-hari besar keagamaan.

6) Departemen Aksi dan Advokasi

a. Memberikan pelayanan kepada mahasiswa berupa advokasi serta informasi


terkait kesejahteraan dan kebutuhan mahasiswa.
b. Mengadvokasi permasalahan yang terkait dengan Jurusan atau Program Studi.
c. Mengadvokasi permasalahan mahasiswa yang terkait dengan keorganisasiaan dan
hubungan dengan kebijakan yayasan.
d. Memperingati hari-hari Nasional.
e. Terlibat dalam aksi kemanusiaan.

7) Departemen Riset dan Teknologi


a. Merencanakan model riset dan teknologi yang sedang berkembang khususnya
dalam bidang informatika.
b. Menjalin hubungan kerjasama dengan instansi dan perguruan tinggi yang
berbasis teknologi informatika.
c. Menyediakan sarana untuk sharing ilmu dalam bidang IPTEK maupun
keilmiahan dan bertanggung jawab mengontrol pelaksanaannya.
d. Bertanggung jawab terhadap penetapan target, pengadaan publikasi, dan
monitoring hasil pada setiap keikutsertaan lomba atau kompetisi.
Apa Itu Trias Politica?

Trias Politica berasal dari bahasa Yunani yang artinya politik tiga serangkai.
Sederhananya, Trias Politica adalah konsep politik yang berarti pemisahan
kekuasaan.

Menurut Wahyu Eko Nugroho dalam jurnalnya berjudul Implementasi Trias


Politica dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia, Trias Politica adalah
sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan yang berdaulat harus dipisahkan
antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas (hal. 66).[1] Tujuannya untuk
mencegah kekuasaan negara yang bersifat absolut.[2]

Konsep Trias Politica pertama kali dikemukakan oleh John Locke, seorang
filsuf Inggris yang kemudian Trias Politica dikembangkan
oleh Montesquieu dalam bukunya yang berjudul “L’Esprit des Lois”.[3]

Adapun konsep ini membagi suatu pemerintahan negara menjadi 3 jenis


kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tanah air tercinta kita,
Indonesia sebagai negara demokrasi termasuk salah satu negara yang
menganut konsep ini.

Penerapan Trias Politica di Indonesia

Berikut ini kami jelaskan satu per satu penerapan Trias Politica di Indonesia
berdasarkan setiap pembagian kekuasaannya:[4]

1. Kekuasaan Legislatif

Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-


undang. Terdapat 3 lembaga yang diberi kewenangan legislatif di
Indonesia, antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD).[5]

2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang dan roda pemerintahan. Di Indonesia, kekuasaan ini dipegang
oleh Presiden.[6]

Namun mengingat kegiatan menjalankan undang-undang tidak


mungkin dijalankan seorang diri, oleh karenanya Presiden memiliki
kewenangan untuk mendelegasikan tugas eksekutif kepada pejabat
pemerintah lainnya yang turut membantu Presiden, yakni para menteri.

3. Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang berkewajiban


mempertahankan undang-undang dan berhak memberikan peradilan
kepada rakyatnya[7] atau sederhananya adalah kekuasaan kehakiman.

Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 menyatakan kekuasaan kehakiman sebagai


kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.

Fungsi yudikatif di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA)


dan Mahkamah Konstitusi (MK).[8] Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi atau pengadilan negara terakhir dan tertinggi, yang
salah satu fungsinya adalah untuk membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan
kembali.[9] Sementara salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi
adalah melakukan uji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar.[10]

Anda mungkin juga menyukai