Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sedari awal Al Qur’an menyatakan bahwa Islam adalah agama yang moderat
(tawasuth). Selain itu Al Qur’an menjelaskan agama Islam adalah fitrah. Maka
didalam Islam tidak ada paksaan dalam beragama (laa ikraaha) dan terdapat perintah
terkait memeluk agam Islam secara ikhlas tanpa intervensi. Para ulama telah
menjelaskan konsep tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), al‘adl (proporsional),
al-qisth (perilaku adil), dan menimbang secara bijak permasalahan.

Salah satu konsep tersebut adalah Moderasi atau Tawassuth. Konsep ini
bukanlah sikap yang bersifat tidak jelas atau tidak tegas terhadap sesuatu bagaikan
sikap netral yang pasif, bukan juga pertengahan matematis sebagaimana yang
dipahami sementara orang dari hasil pemikiran filsuf Yunani. Kenyataannya memang
sebagian orang tidak memahami apa itu Moderasi, dan seringkali tidak juga
memahami bagaimana dan kapan menerapkannya. tak heranbila ada dua pihak yang
berbeda bahkan bertolak belakang sikapnya tapi masing-masing mengaku bahwa
pihaknyalah menerapkan moderasi sambil menuduh yang berbeda dengannya itu tidak
menerapkannya. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian Islam Moderasi dan
hakikat dari Islam Moderasi itu sendiri. Serta prinsip yang dilandasi Islam Moderasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Islam Moderasi?


2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Islam Moderasi?
3. Apa Hakikat Islam Moderasi ?
4. Apa saja Prinsip yang melandasi Islam Moderasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Moderasi

Islam Moderasi merupakan golongan agama yang mampu membuat sebuah


perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Yang dalam ajarannya
sangat bertentangan dengan Islam Radikal dan Liberal. Islam itu sendiri adalah
moderasi yakni semua ajarannya bercirikan moderasi karena itu penganutnya juga
harus bersikap moderat. moderat dalam pandangannya dan keyakinannya, moderat
dalam pemikiran dn perasaannya, moderat dalam keterikatan – keterikatannya.
walaupun demikian tidaklah mudah mendefinisikan moderasi yang dimaksud oleh
ajaran-ajaran Islam akibat luasnya cakupan ajaran itu. Apalagi istilah ini relatif baru
populer khususnya setelah menyebarnya aksi-aksi radikalisme dan ekstremisme
walaupun wasathiyyah itu pada hakikatnya telah melekat pada ajaran Islam sejak
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah agama Islam diberlakukan di muka
bumi, maka agama selain Islam tidak berlaku dan tidak diterima oleh Allah swt 1, hal
ini sesuai dengan firmah Allah swt surat Ali Imran Ayat 19 ;

     

{INNA ADDIINA ‘INDALLAHI AL ISLAMU}

19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi 2008, Moderasi diartikan sebagai
pengurangan kekerasan dan penghindaran ekstremisme. Dicetakan pertama {1988}
arti kata atau sikap moderat, menurut buku Wasathiyyah Islam Moderasi edisi 2008
yaitu ;

1. selalu menghindar dari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem


2. berkecendrungan ke arah dimensi atau jalan tengah.

Sedangkan dalam mu’jam Al-Wasith yang disusun oleh lembaga bahasa arab
mesir antara lain dikemukakan; 2

‫وسط الشئي ما بني طرفيه وهو منه واملعتدل من لك شئي ويقال شئي وسط بني اجليد‬
‫والردئ وما يكتنفه أطرافه ولو من غري تساو والعدل واخلري و يف التزنيل العزيز وكذاكل‬
‫جعلنامك أمة وسطا عدوال أو خيارا وهو من وسط قومه من خيارمه وجمال الشئي وبيئته‬
1
Abdul Mannan, Ahlussunnah Wal Jama’ah, (Kediri: PonPes Al-Falah Ploso,2017.), hlm. 1
2
M.Quraish Shihab, Wasathiyyah, Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama, (Ciputat:Lentera Hati,
2020), hlm. 2
{WASATHO ASY SYAIU MAA BAINA THOROFAIHI WA HUWAMINHU WAL
MU’TADILU MIN KULLY SYAIN. WA YUQOOLU SYAIUN WASATHUN BAINAL
JAYYIDI WARRODII WA MAA YAKTIFUHU ATHROOFUHU WALAU MIN
GHOIRI TASAAWIN WAL ‘ADLU WAL KHOIR WA FIT TANZILIL ‘AZIZI WA
KADZLIKA JA’ALNAAKUM UMMATAN WASATHON ‘ADUULAN AW
KHIYAARON WA HUWA MIN WA SATHI QOUMIHI MIN KHIYARIHIM WA
MAJAALUS SYAYI WA BIIATUHU }

Wasath sesuatu yang terdapat diantara kedua ujungnya dan ia adalah bagian
darinya. juga berarti pertengahan dari segala sesuatu. Jika dikatakan; syai’un wasath
maka itu juga berarti sesuatu diantara baik dan buruk. kata ini juga berarti apa yang
dikandung oleh kedua sisinya walaupun tidak sama. Kata wasath juga berarti adil dan
baik. dalam Al-Qur’an “ dan demikian kami jadikan kamu ummatan wasathan” {Q.S.
Al-Baqoroh 2 ; 143} dalam arti penyandang keadilan atau orang-orang baik. Kalau
anda berkata “ dia dari wasath kaumnya” maka itu berarti dia termasuk yang terbaik
dari kaumnya. Kata ini juga bermakna lingkungan sesuatu atau lingkungan. 3

Firman Allah swt dalam Q.S Luqman {31} ; 19

  

{WAQSHID FII MASY YIKA}

dipahami dalam arti “jangan terlalu cepat ketika berjalan sehingga mengesankan
keangkuhan dan jangan terlalu lambat yang mengesankan kelemahan dan rendah
diri”. Dari sini kata al-qashd dipahami dalam arti seimbang {moderasi}”.

Jadi, dari beberapa pendapat pakar bahasa bisa disimpulkan sesuatu yang bersifat
wasath haruslah yang tidak terlepas dari kedua sisinya. karena itu pula dalam sekian
banyak hal, yang berada ditengah itu dilindungi oleh kedua sisinya, sehingga ia
terpelihara. serangan apapun tidak dapat menyentuh yang ditengah kecuali setelah
menaklukan kedua ujungnya dan inilah mengapa yang ditengah menjadi yang terbaik
dan terpelihara.

B. Sejarah dan Perkembangan Islam Moderasi

Awal abad ke-20 ditandai lahirnya gerakan-gerakan Islam yang monumental


(kesan yang menimbulkan sesuatu yang besar). Gerakan Islam tersebut telah
mengukir tinta emas baik untuk kebangkitan Islam maupun pergerakan perjuangan
kemerdekaan di Indonesia, yang kemudian dikenal dengan organisasi kemasyarakatan
Islam. Namun, secara umum ormas-ormas Islam tersebut, lebih-lebih pada dua
organisasi Islam terbesar di negeri ini seperti Muhammadiyah (berdiri tahun 1912)
3
M.Quraish Shihab, Wasathiyyah, Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama, hlm. 1
dan Nahdlatul Ulama (berdiri tahun 1926) tetap menjaga dan memperkokoh posisi
dan perannya dalam dinamika kehidupan umat, bangsa, dan dunia global sebagai
kekuatan dakwah dan misi Islam sebagai rahmatan li‘l ‘alamin. 4 Meskipun kini
muncul gerakan-gerakan Islam yang tampak lebih “memikat” hati sebagian umat
dengan karakternya yang cenderung militan (penuh semangat), skriptural (siakap yang
melekat pada kitab suci), dan ideologis (politik), namun secara umum keberadaan dan
peran ormas-ormas Islam yang lahir awal abad ke-20 itu tetap istiqamah dan memberi
warna keseimbangan sebagai kekuatan Islam moderat. Dengan demikian, bahwa
moderenisasi yang berarti rasionalisasi untuk memperoleh dayaguna dalam berpikir
dan bekerja yang maksimal. Moderenisasi berpikir dan bekerja menurut fitrah atau
sunnattullah ( hukum Illahi ) yang haq.

Islam moderasi lebih dikenal sebagai bentuk lawan dari Islam fundamentalis atau
Islam garis tengah. Alasan utama dilahirkannya istilah Islam moderasi oleh para
pendirinya adalah karena adanya Islam garis keras tersebut. Para pemeluk Islam
moderat menamakan diri mereka sebagai ummatan wasathan atau ummat
pertengahan, yakni kaum pertengahan yang ingin menampilkan nilai-nilai
kemoderatannya. Salah seorang tokoh Islam moderat dalam negeri yang cukup
dikenal adalah GusDur. Tokoh ini sangat dikenal dengan nilai-nilai toleransi antar
ummat beragamanya, sehingga sangat dikenal sebagai tokoh Islam moderat. Kaum
Islam liberal kerap menggaung-gaungkan istilah Islam moderat tersebut sebagai
bentuk solusi antara ummat beragama yang sering mengalami pertikaian, terutama
kalangan muslim dan bukan muslim yang kerap mengalami perselisihan.

Firman Allah Q.S. Al-Anfal 8 ; 33

           
 

{WA MAA KAANALLAHU LI YU’ADZIBAHUM WA ANTA FIIHIM WA MAA


KAANALLAHU MU’ADZIBAHUM WAHUM YASTAGHFIRUUNA }

33. dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun5

C. Hakikat dan Pemahaman Islam wasathiyyah {Moderasi}

4
http://muhshodiq.wordpress.com/2008/10/15/kelahiran-islam-moderat-di-indonesia
5
Di antara mufassirin mengartikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan
bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang Muslim yang minta ampun kepada Allah.
Pengertian wasathiyyah {moderasi} yang dipahami sebagai adil, yang terbaik,
atau pertengahan dan aneka makna lainnya, begitu juga berbagai kata / istilah yang
dianggap padanan kata wasathiyyah seperti al-Qashd, dan istiqomah semuanya belum
merupakan makna hakiki dan substantif yang dikehendaki oleh apa yang dimaksud
dengan wasathiyyah. ia adalah nama yang diberikan untuk suatu hakikat yang amat
luas. Bukan tebatas pada kandungan makna kata-kata tersebut. memang “nama”
sering kali hanya berfungsi menunjuk sesuatu untuk membedakannya dengan
selainnya. atau paling tidak nama itu mencerminkan sebagian sifat dan ciri-ciri yang
paling menonjol pada sesuatu yang dinamai standr rata-rata yang sering kali tampak
padanya. 6

Istilah lain dalam melukiskan hakikat moderasi adalah istiqomah. karen yang
berarti mantap, terlaksana, berkonsentrasi, serta konsisten dan juga berdiri karena
manusia akan mempu melakukan sekian banyak hal yang tidak dapat dilaksanakannya
dalam keadaan selain berdiri. misalnya duduk atau berbaring. kata istaqim adalah
perintah untuk menegakkan sesuatu sehingga ia menjadi sempurna dan seluruuh yang
diharapkan drinya mewujud dalam bentuk sesempurna mungkin tidak disentuh oleh
kekurangan atau keburukan dan keselahan.

Di Indonesia Istilah Moderasi Islam atau Moderasi dalam Islam yang terkait
dengan istilah Islam Moderat sering dipersoalkan segelintir kalangan umat Islam
sendiri. bagi mereka, Islam hanyalah Islam tidak ada moderasi Islam atau Islam
moderat.7 Karena itulah istilah Islam wasathiyyah yang bersumber dari Al-Quran
{Albaqoroh 2; 143} lebih diterima dan karena lebih lazim digunakan.

Menurut Deliar Noor, seorang penulis buku yang berjudul “Umat Islam dan
Masalah Modernisasi”. Modernisasi menuntut bangsa Indonesia untuk :

a. Memandang kedepan dan bukan memandang kebelakang.


b. Memiliki sikap dinamis dan aktif.
c. Memperhatikan waktu.
d. Memberikan penekanan pada rasionalitas, bukan pada perasaan atau perkiraan.
e. Mengembangkan sikap terbuka.
f. Memberikan prioritas pada prestasi pesonal
g. Memberikan perhatian yang lebih besar kepada masalah yang yang di hadapi
saat ini.
h. Melibatkan diri dalam pengajaran tujuan yang lebih penting dari tujuan
kelompok8

6
M.Quraish Shihab, Wasathiyyah, Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama, hlm. 35
7
Mohammad Hassan, Moderasi Islam Nusantara, (Pameksan : Duta Media Publishing, 2017), hlm.12
8
Sholihan, Modernitas Postmodernitas Agama, Semarang : Wlisongo Press, 2008. Hlm 53
D. Prinsip Islam Moderasi

Pemikiran dan gerakan Islam yang memperjuangkan Islam Moderasi paling tidak


memiliki sembilan prinsip yang melandasi Islam moderasi:

1.Al-Qur’an sebagai Kitab Terbuka

Al-Qur’an merupakan pedoman yang sangat sentral (pusat) dalam kehidupan


umat Islam. Dalam pengertian tekstualnya Al-Qur’an adalah  teks suci resmi dan
tertutup. Artinya teks Al-Qur’an tidak akan berubah sejak masa diturunkan sehingga
akhir zaman. Dalam pengertian ini Islam moderat memandang Al-Qur’an sebagai
kitab terbuka. Islam moderat menolak pandangan Al-Qur’an sebagai kitab tertutup
yang memunculkan pemahaman terhadap Al-Qur’an yang bersifat tekstualistik, yaitu
pemahaman mengenai Islam yang semata-mata mempertaruhkan segala-galanya pada
bunyi atau huruf-huruf teks (nash) keagamaan.

Prinsip Al-Qur’an sebagai kitab terbuka juga didasarkan pada suatu pandangan
bahwa kehidupan manusia selalu berubah, sementara teks-teks keagamaan terbatas.
Ajaran Islam berisikan ketentuan-ketentuan yang tetap (tsawabit) dan sekaligus berisi
hal-hal yang memungkinkan untuk berubah (mutaghayirat) sesuai dengan
perkembangan ruang dan waktu.

2. Keadilan

Konsep sentral Islam adalah tauhid dan keadilan. Keadilan merupakan ruh dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan, keadilan dianggap oleh
ahli ushul fiqh sebagai tujuan Syari’at. Dalam konteks ini Islam lebih dari sekedar
sebuah agama formal. Islam merupakan risalah (catatan-catatan) yang agung bagi
transformasi sosial, pembebasan, dan tantangan bagi kepentingan-kepentingan
pribadi. Semua ajaran Islam pada dasarnya bermuara pada terwujdunya suatu kondisi
kehidupan yang adil.

3. Kesetaraan

Islam berada di barisan paling depan membawa bendera kesetaraan (al-musawah)


harkat dan martabat manusia. Kesetaraan mengandaikan adanya kehidupan umat
manusia yang menghargai kesamaan asal-muasalnya sebagai manusia dan kesamaan
pembebasan dimana setiap manusia dikarunia akal untuk berfikir. Kesetaraan
merupakan landasan paradigmatik (kerangka berpikir)bdalam meneguhkan visi Islam
moderat. Salah satu misi dasar Islam adalah menghancurkan sistem sosial yang
diskriminatif (membeda-bedakan), dan eksploitatif (sikap sewenang-wenang)
terhadap kaum yang lemah.

4. Toleransi

Islam moderat juga dicirikan oleh keterbukaan terhadap keanekaragaman


pandangan. Sikap ini didasari oleh kenyataan bahwa perbedaan di kalangan umat
manusia adalah sebuah keniscayaan (Q.S Al-Kahfi: 29). Sesuai dengan sunatullah,
perbedaan antar manusia akan terus terjadi. Oleh karena itu pemaksaan dalam
berdakwah kepada mereka yang berbeda pandangan, baik dalam satu agama maupun
berbeda agama, tidak sejalan dengan semangat menghargai perbedaan yang menjadi
tuntunan Al-Qur’an.

5. Pembebasan

Agama sejatinya diturunkan ke bumi untuk mengatur dan menata kesejahteraan


manusia (limashalih al-ummat). Oleh karena itu agama semestinya dipahami secara
produktif sebagai sarana transformasi sosial. Segala bentuk wacana pemikiran
keislaman tidak seharusnya tidak menampilkan agama sebagai sesuatu yang
menakutkan. Sebaliknya pemikiran itu dilakukan dalam rangka membebaskan akal,
dan perilaku dan etika yang dapat membentuk kesalehan sosial. Oleh karena itu sudah
semestinya agama dijadikan sebagai kekuatan kritik, dan bukan sebaliknya, anti
kririk.

6. Kemanusiaan

Dalam pandangan Muslim moderat, Sejak awal kehadirannya, Islam


memperlihatkan tekad yang besar dalam upaya membangun masyarakat yang adil dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan Islam moderat, Al-
Qur’an mengajarkan bahwa manusia secara keseluruhan telah mendapat kemuliaan
(takrim) dari Allah SWT, tanpa membedakan agama, ras, warna kulit dan sebagainya
(QS. Al-Isra: 70).

7. Pluralisme

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, Islam adalah agama damai dan


menyukai perdamaian. Dalam kerangka perdamaian itu Al-Qur’an memandang fakta
keanekaragaman agama sebagai kehendak Allah, sebagaimana juga Nabi Muhammad
sebagai seorang Rasul dari sebagian rasul yang di utus kepada umat manusia.
Perbedaan agama terjadi karena perbedaan millah yang dianut oleh Islam, Kristen dan
Yahudi. Dan agama yang berasal dari sumber yang sama yaitu Tuhan.

8. Sensitifitas

Islam diturunkan oleh Allah sebagai penuntun (hadi), pembawa kabar gembira
(basyir) dan pembawa peringatan (nadzir) bagi umat manusia. Dengan fungsi ini
Islam mengakibatkan perubahan cara pandang pemelauknya terhadap perempuan.
Islam mendeklarasikan kesamaan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan di
hadapan Tuhan.

9. Non diskriminasi

Sejak awal kehadirannya Islam secara tegas menentang penindasan, peminggiran


dan ketidakadilan. Praktek teladan Nabi di Madinah dengan membangun kesepakatan
mengenai hak dan kewajiban yang sama diantara kelompok-kelompok suku dan
agama menunjukkan kesetaraan dan non diskriminasi adalah prinsip sentral dalam
Islam. Melalui prinsip kesetaraan dan non diskriminasi diantara elemen masyarakat
itulah Nabi membangun tatanan masyarakat yang sangat modern dilihat dari ukuran
zamannya.9

Ketika kita dapat memahami cara berpikir dari kelompok Islam Moderat ini,
sepertinya sisi negatifnya hampir tidak ada, dikarenakan cara berpikir dari kelompok
ini dapat diterima olah akal dan pikiran. Sehingga masyarakat dapat menerima dengan
baik ajaran-ajaran yang ada dalam Islam Moderat. Dan dari segi positifnya adalah,
kelompok ini mempunyai watak keterbukaan atas pendapat-pendapat dari pihak lain.
Perkembangan-perkembangan intelektual menghasilkan proposisi modernis yang
lebih lanjut, bahwa Islam telah menghasilkan suatu peradaban yang progresif dan
dalam kenyataannya telah menjadi instrumen dalam mengeluarkan abad moderen.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menyadari bahwa sebuah peradaban adalah perkembangan jaman dan merupakan


proses sebuah pelajaran, dan harus disadari pula bahawa Islam tidak berada lagi pada
jaman yang terdahulu. Maka Islam harus mampu mengikuti dan menyeimbangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga akan tercipta kehidupan yang harmonis
yang mampu menciptakan perdamaian dunia. Dan yang terpenting adalah terciptanya

9
http://mukhsinjamil.blog.walisongo.ac.id/2013/12/20/islam-moderat/
kehidupan yang di inginkan oleh seluruh umat manusia baik di dunia maupun di akhirat
kelak.

B. Saran

Demikianlah makalah yang telah selesai kami buat dengan judul : ISLAM
MODERASI”, apabila ada yang kurang jelas dari makalah kami, kami siap untuk
menerima kritik dan saran. Dan semoga makalah kami dapat bermanfaat untuk semuanya.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai