Anda di halaman 1dari 8

Standar Kompetensi Guru SD adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi

oleh seseorang agar mampu dan layak menjalankan tugas sebagai guru SD. Seperti
apakah kriteria minimal tersebut? Sebagai guru SD, lebih-lebih yang sudah mempunyai pengalaman
mengajar yang lama, Anda semestinya sudah dapat memperkirakan seperti
apa kriteria minimal tersebut. Anda juga mungkin sudah dapat memperkirakan apakah kriteria tersebut
sudah Anda penuhi atau belum.
Kegiatan Belajar 1 ini akan menyajikan profil kompetensi guru SD yang diawali dengan landasan
pengembangannya. Pemahaman terhadap profil kompetensi ini akan sangat membantu And untuk
melakukan introspeksi terhadap kemampuan sendiri.
Hasil introspeksi ini diharapkan akan membuat Anda menyadari apakah ada kesenjangan antara
kemampuan keguruan And sat ini dengan standar kompetensi yang disajikan.
Oleh karena itu, setelah menyelesaikan KB 1 ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan landasan pengembangan kompetensi guru SD;
2. mendeskripsikan profil kompetensi guru SD; serta
3.memberi contoh indikator penguasaan kompetensi guru SD.
Bacalah uraian berikut dengan cermat, catat butir-butir penting dari setiap uraian dalam bentuk
ringkasan, kerjakan tugas-tugas kecil dan latihan secara disiplin, baca
rangkuman, dan kerjakan tes formatif.
A
LANDASAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SD
1.
Apa yang Dimaksud dengan Kompetensi?
Jika Anda berasal dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1980-
1990, Anda pasti sudah pernah mendengar tentang 10 kompetensi guru. Ketika
itu ditetapkan, seorang lulusan SPG harus menguasai 10 kompetensi sebagai
persyaratan kelulusan. Namun dalam perkembangan selanjutnya, istilah kompetensi
tidak banyak digunakan lagi. Waktu berjalan terus, dan dengan SK Mendikbud
No. 0854/1989, kualifikasi guru SD ditingkatkan dari lulusan SPG menjadi
lulusan Diploma I. Sehubungan dengan itu, secara berangsur-angsur SPG ditutup.
Kata kompetensi tidak banyak dipakai lagi, meskipun dalam kurikulum masih
tercermin kompetensi tersebut.
Apakah yang dimaksud dengan kompetensi? Istilah in begitu lekat di hati para
guru dan para pekerja profesional lainnya, namun apakah pengertian kompetensi
sudah dipahami sama oleh semua orang yang menggunakannya? Menurut Anda apa
yang dimaksud dengan kompetensi? Mungkin secara singkat Anda akan mengatakan:
kompetensi sama dengan kemampuan. Jawaban Anda tidak keliru, namun jawaban
tersebut perlu dipertajam sehingga dapat menyentuh hakikat yang sebenarnya. Cobalah
renungkan sejenak, kemudian cara contoh-contoh yang mencerminkan kompetensi
seseorang, setelah itu, bacalah ilustrasi berikut ini.
2.Proses Pengembangan Standar Kompetensi
Dengan pesatnya perkembangan di berbagai bidang, guru dituntut untuk mampu
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan menghadapi berbagai tantangan.
Dalam kaitan in pendekatan kompetensi diharapkan mampu membawa perbaikan
dalam mutu guru, dan tentu saja mutu pendidikan secara umum. Sebagai guru SD,
Anda pasti sudah akrab dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) karena
memang pendekatan kompetensi diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Sebagai
konsekuensi dari pendekatan kompetensi in, perlu dikembangkan standar kompetensi,
salah satu di antaranya adalah standar kompetensi guru SD. Coba Anda pikirkan, kira-
kira bagaimana proses pengembangan standar kompetensi ini dan apa yang dijadikan
acuan atau landasan dalam pengembangannya. Kemudian cocokkan pikiran Anda
dengan uraian berikut.
Sebagaimana halnya dengan standar kompetensi di bidang profesi lainnya,
standar kompetensi guru SD dikembangkan dengan mengacu kepada hal-hal berikut.
1.
Ketetapan perundang-undangan yang terkait dengan guru SD, seperti U No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005 tentang Guru dan
Dosen, dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru SD. Sebagai seorang pendidik, guru SD
mempunyai tugas pokok mengajar, membimbing dan melatih peserta didik usia
SD. Oleh karena itu, seorang guru SD harus paham benar akan konteks tugasnya,
baik yang mencakup sistem pendidikan di SD maupun yang mencakup peserta
didik yang akan menjadi asuhannya. Berkaitan dengan hal ini, dan sesuai dengan
PP No. 19/200S tentang Standar Nasional Pendidikan, guru SD adalah guru kelas
yang bertugas mengajarkan lima mata pelajaran SD.
3.
Berbagai asumsi landasan program, berupa pernyataan-pernyataan yang
dianggap benar berdasarkan dugaan ahli, penelitian, dan nilai-nilai yang dianut
oleh bangsa Indonesia. Misalnya, peserta didik adalah makhluk Tuhan, makhluk
sosial, dan makhluk individu yang diasumsikan mempunyai potensi yang dapat
dikembangkan, atau pembelajaran diasumsikan sebagai interaksi antara peserta
didik dengan sumber belajar
4.
Kompetensi guru SD yang sudah pernah ada seperti 10 kompetensi guru lulusan
SPG.
Sebagai guru SD, Anda pasti sudah pernah membaca Standar Kompetensi Lulusan
SD. Jika ya, maka standar kompetensi yang harus dikuasai guru SD juga akan sangat
mudah bagi Anda untuk memahaminya. Standar kompetensi guru SD terdapat dalam
dua dokumen resmi. Pertama, dalam dokumen Standar Kompetensi Guru Kelas SD-MI
Lulusan S1 PGSD (SKGK-SD/MI), yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti pada tahun 2006
dan kedua, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2007 (Permen No.
16/2007) tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Dalam SKGK- SD/MI, standar kompetensi dirumuskan dalam empat rumpun
kompetensi, yaitu: (1) kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam, (2)
penguasaan bidang studi, (3) kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, dan (4) kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara
berkelanjutan. Setiap rumpun kompetensi dijabarkan menjadi kompetensi, yang secara
keseluruhan berjumlah 29 kompetensi. Setiap kompetensi kemudian disertai spesifikasipengalaman
belajar. Pengalaman belajar berfungsi untuk memandu para pendidik guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang memungkinkan calon guru SD/
MI mencapai kompetensi yang ditetapkan.
C.
INDIKATOR PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SD
Pendidikan berbasis kompetensi menggunakan penguasaan kompetensi
sebagai indikator bahwa seorang calon guru/guru telah menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan. Oleh arena itu, perlu diketahui contoh-contoh indikator penguasaan
tersebut, sehingga Anda dapat mengetahui status Anda dalam penguasaan kompetensi
tertentu. Indikator in akan diterjemahkan dalam instrumen asesmen atau penilaian
sesuai dengan hakikat kompetensi yang hendak diases.
Pada dasarnya, asesmen penguasaan kompetensi dipilah sesuai dengan hakikat
kompetensi. Untuk kompetensi yang berada pada kawasan kognitif atau penguasaan
akademik, asesmennya dapat dilakukan dengan tes, baik berupa tes objektif atau uraian.
Kompetensi yang bersifat keterampilan, seperti dapat memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pembelajaran atau dapat berkomunikasi lisan dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pada dasarnya diases melalui pengamatan peragaan
unjuk kerja, sedangkan penguasaan nilai dan sikap dapat diases melalui pengamatan
dalam situasi sebenarnya (otentik). Artinya situasi yang dimati bukan situasi buatan
atau situasi simulasi, tetapi benar-benar situasi yang asli, seperti kedisiplinan, tanggung
jawab, bekerja sama diamati dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Selanjutnya,
unjuk kerja profesional, seperti kema mpuan mengajar harus diases melalui pengamatan
yang menggunakan instrumen yang menuntut penggunanya mempunyai kemampuan
tinggi dalam mengambil keputusan. Instrumen tersebut mungkin sudah Anda kenal,
yaitu Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jika diringkas, hubungan kompetensi
dengan asesmen dapat digambarkan seperti pada Tabel halaman 7.13

KB 2. Forum Peningkatan Profesionalitas Guru


A. Peningkatan Profesionalitas Guru
Peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan atau terus-menerus merupakan salah satu
rumpun kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap guru, termasuk oleh guru SD. Kompetensi
peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan dapat dijabarkan menjadi beberapa
kompetensi, salah satu di antaranya adalah mampu memperbaiki pembelajaran melalui
penelitian tindakan kela (PTK). Sasaran akhir dari peningkatan profesionalitas adalah
meningkatnya kualitas kinerja guru, yang tentu saja berdampak
pada meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar siswa. Jika guru mampu
memperbaiki pembelajaran melalui PTK, berarti guru mampu meningkatkan proses
dan hasil belajar siswa. In berarti, peningkatan profesionalitas guru diharapkan akan
mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas. Dalam
hal ini, jabaran kompetensi dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pengalaman
belajar atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut.
1.
Melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran. Refleksi merupakan kegiatan
melihat ulang apa yang sudah terjadi. Guru dapat mengingat-ingat peristiwa
penting dalam pembelajaran, mengapa peristiwa itu terjadi, apa tindakannya
pada peristiwa tersebut, serta apa dampak tindakan tersebut pada siswa (Wardani,
2007 a). Kebiasaan melakukan refleksi akan membuat guru mampu menemukan
kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang dilakukannya.
2.
Berkolaborasi dengan teman sejawat dan jika perlu dengan dosen LPTK dalam
melaksanakan PTK. Kolaborasi ini dapat dilakukan sejak awal, yaitu ketika
mengidentifikasi adanya masalah melalui refleksi, sampai dengan menulis
laporan.
3.
Mengomunikasikan hasil-hasil PT melalui berbagai media, seperti rapat-rapat
guru, seminar terbatas, memublikasikannya dalam media cetak atau elektronik,
khususnya melalui website Klinik Pembelajaran yaitu: http://klinikpembelajaran.
com (Wardani, 2007b).
4
Mengikuti perkembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan SD melalui
berbagai media, termasuk melalui internet.
5.
Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, pameran buku.
Keikutsertaan guru dapat sebagai pembicara, pembahas, atau peserta.
6.
Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik di tingkat lokal,
regional, maupun nasional dan global, misalnya ikut dalam penvusunan
KTSP, pengembangan bahan ajar, atau penulisan soal-soal ujian, memberikan
penyuluhan kepada masyarakat.
7.
Mengikuti perkembangan ilmu dalam lima mata pelajaran SD melalui berbagai
media, termasuk materi dalam bahasa Inggris dan kemudian mencoba mencerna
materi tersebut, dan jika dianggap perlu mengakomodasi materi tersebut dalam
pembelajaran.
8.
Mengikuti berbagai kegiatan guru seperti berorganisasi, menghadiri pertemuan
rutin, atau melakukan kegiatan sosial.
B. BERBAGAI WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU
Untuk mengikuti berbagai kegiatan peningkatan profesionalitas guru, Anda dapat
memilih berbagai wadah atau forum. Beberapa dari wadah atau forum tersebut antara
lain: Kelompok Kerja Guru (KG), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
Klinik Pembelajaran, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), PGRI. Anda
pasti sudah akrab dengan berbagai wadah tersebut. Mari kita kaji satu persatu.
1.
Kelompok Kerja Guru (KKG).
Anda pasti sudah sangat akrab dengan KKG karena memang merupakan wadah
para guru SD dalam satu kecamatan untuk berbagi informasi, masalah, pengalaman,
dan lain sebagainya. KKG dapat dibedakan atas KKG SD, KKG Penjas, KKG
Agama. Tentu saja sebagai guru kelas, Anda paham bahwa KKG SD beranggotakan
guru kelas SD, KKG Penjas beranggotakan guru Pendidikan Jasmani, sedangkan
KKG Agama beranggotakan guru-guru Agama. KKG bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme guru melalui arena bertukar pikiran, pengalaman, dan informasi,
sehingga para guru dapat berkembang menjadi guru yang profesional, yang mampu
meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mengelola pembelajaran, sehingga
mampu menemukan atau menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Apa yang dapat
dilakukan guru untuk mencapai tujuan tersebut? Pertanyaan ini tentu mengingatkan
Anda pada kegiatan-kegiatan yang dapat Anda lakukan dalam KKG. Coba Anda
ingat-ingat kembali.
Sejalan dengan tujuan tersebut, KKG pada dasarnya merupakan kelompok kerja
yang memfokuskan perhatian pada peningkatan kualitas pembelajaran, yang selanjutnya
diharapkan akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas
pembelajaran mencakup berbagai komponen yang saling terkait seperti kurikulum,
perangkat pembelajaran, dan tentu saja pembelajarannya sendiri, termasuk evaluasinya.
Apakah cakupan tersebut memang merupakan garapan semua KKG? Anda dapat
mengingat kembali kegiatan Anda dalam KKG.
Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1996, yang berkaitan dengan
kompetensi guru Pendidikan Menengah Umum (Mahadi, kk, 1996) menunjukkan
bahwa kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) lebih terfokus pada
pengembangan perangkat pembelajaran, yang mencakup analisis materi dan Satuan
Pelajaran atau sekarang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Karena
MGMP, yang merupakan wadah bagi guru SMP dan SMA, mempunyai fungsi yang
sama dengan KKG, tidak mustahil bahwa kegiatan dalam KKG juga lebih terfokus pada
perangkat pembelajaran.
2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
Sejak tahun 2005-an, yaitu sejak dikeluarkannya PP No. 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, nama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau disingkat
LPMP menjadi dikenal di dunia pendidikan. Jika Anda berada dekat dengan LPMP,
Anda pasti tahu bahwa LPMP tersebut merupakan pengganti dari Balai Penataran Guru
atau BPG. Baik BPG maupun LPMP berkedudukan di provinsi. Jika BPG berfungsi
untuk menyelenggarakan berbagai penataran bag guru, tentu saja dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan, maka LPMP "bertugas untuk membantu Pemerintah
Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada
satuan pendidikan dasar dan menengah sera pendidikan nonformal, dalam berbagai
upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan"
(LPMP-http://jugaguru.com/profile/50/.Dengan demikian,LPMPmelakukansupervisi
dan membantu upaya penjaminan mutu satuan pendidikan dasar dan menengah. Ini
berarti, bahwa penjaminan mutu pendidikan SD juga menjadi tanggung jawab LPMP.
Upaya atau kegiatan apa yang dilakukan oleh LPMP dalam melaksanakan
tugas tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, coba Anda cari informasi dari teman-
teman guru atau kepala sekolah yang sering mengikuti kegiatan di LPMP. Anda pasti
mendapatkan informasi yang beragam.
Di antara banyak kegiatan yang dilakukan LPMP, kegiatan yang berkaitan dengan
peningkatan profesionalitas guru juga banyak, antara lain sebagai berikut.
a.
Berbagai kegiatan pengembangan kurikulum dan perangkat pembelajaran, seperti
ketika menyusun KTSP, RPP, soal-soal ujian, atau pengembangan berbagai
media pembelajaran. Kegiatan ini pada umumnya melibatkan para guru yang
dianggap sudah memiliki kompetensi mampu berkiprah atau berkontribusi pada
tataran lokal, regional, maupun nasional. Tidak mustahil, di antara Anda ada yang
pernah terlibat dalam kegiatan seperti ini. Kegiatan seperti in tentu akan mampu
memperluas wawasan guru karena ditantang untuk mengembangkan sesuatu
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, serta berbagi dengan guru-guru lain, di
samping berkomunikasi dengan para pakar yang didatangkan sebagai nara sumber.
b. Berbagai penataran atau pelatihan bagi para guru SD, baik berupa pelatihan
penguasaan bidang studi bahan ajaran, pembuatan media, maupun berbagai
pendekatan dalam pembelajaran. Misalnya ada pelatihan Bahasa Indonesia, IPS,
IPA, Matematika, atau PKn untuk guru SD. Ada pelatihan untuk Contextual
Teaching and Learning (CTL), PAKEM, dan lain sebagainya. Dengan mengikuti
kegiatan seperti ini, wawasan sebagai guru akan berkembang, sehingga
diharapkan guru akan tertantang untuk berkreativitas dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran yang akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.
c. Berbagai kegiatan sosialisasi kebijakan yang terkait dengan guru, misalnya saja
sosialisasi program sertifikasi. Kegiatan in bertujuan agar para guru mempunyai
pemahaman yang benar dan sama tentang kebijakan yang baru dikeluarkan.
3.
Klinik Pembelajaran
Klinik
Pembelajaran
(KP)
merupakan
wadah
peningkatan
profesionalitas guru dan calon guru
melalui
arena berbagi
informas1,
masalah, dan pengalaman. Sesuai dengan
namanya, KP menerapkan asas-asas
klinis dalam membantu guru dan calon
guru meningkatkan profesionalitasnya.
KP mulai dikembangkan oleh Direktorat
Ketenagaan,
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Tinggi pada tahun 2005 dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Salah satu wadah bagi guru dan calon guru untuk mendapatkan bantuan
profesional.
b.Wadah bag dosen untuk mengembangkan kemampuan membimbing.
c.Wadah berbagi pengalaman bag guru, mahasiswa calon guru, dosen melalui
komunikasi langsung dan tidak langsung.
d.Menerapkan pendekatan klinis (yang puny masalah proaktif).
e.Komunikasi langsung dilakukan di sentra-sentra KP, sedangkan komunikasi tidak
langsung dilakukan melalui online
f.Menyediakan bantuan profesional dalam bidang pembelajaran & keterampilan
komunikasi online.
g.Fokus bantuan: guru dan calon guru.
h.Menyediakan sumber belajar yang mencakup masalah-masalah pembelajaran/
pendidikan yang terkini dalam bentuk booklet.
i.Mempunyai pusat kegiatan berupa telecenter.
j.Ketenagaan: supervisor, fasilitator, pengelola teknis.
k.Fasilitas: komputer dalam jumlah yang memadai & jaringan internet, ruang
diskusi, sumber belajar.
l.Web: memuat informasi/perkembangan KP, wadah komunikasi online
m.Terbuka bagi masyarakat luas.

4.Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)


Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, disingkat LPTK merupakan wadah
pendidikan formal yang menyediakan kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan
kualifikasi. Sebagai guru SD, Anda mungkin sudah pernah mengikuti Program D
I PGSD, dan kini menjadi mahasiswa S1 PGSD. Setelah lulus dari S1 PGSD, jika
mempunyai keinginan, Anda mash dapat meneruskan pendidikan formal di LPTK
dengan mengambil Program S2 Ke-SD-an, dan seterusnya dapat mengambil Program S3
Pendidikan Dasar. Peningkatan kualifikasi pendidikan formal seyogianya mempunyai
dampak positif bagi pengembangan kemampuan profesional guru. Oleh karena itu,
dalam proses belajar, cobalah selalu kaitkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/
nilai yang Anda gali dari berbagai mata kuliah dengan tugas Anda sebagai guru SD,
yaitu menyelenggarakan pembelajaran. Tentu sangat masuk akal bahwa setelah Anda
lulus S1 PGSD, kemampuan profesional Anda benar-benar meningkat, sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
Slain sebagai penyedia pendidikan formal untuk peningkatan kualifikasi,
LPTK juga memiliki para dosen yang dapat membantu guru SD untuk meningkatkan
profesionalitas melalui kolaborasi. Pada sat ini, kolaborasi yang banyak dilakukan
adalah dalam bidang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kolaborasi ini memungkinkan
para guru SD bekerja sama dengan dosen LPTK (khususnya dosen PGSD) untuk
merancang, melaksanakan, serta membuat laporan PT. Selain dalam bidang PTK,
kolaborasi juga dapat dilakukan dalam bidang lain, seperti berbagi buku-buku sumber,
menulis buku pelajaran, atau merancang satu model pembelajaran. Dengan cara
seperti ini, bai guru maupun dosen akan mendapat kesempatan untuk meningkatkan
kompetensinya. Peluang peningkatan profesionalitas lainnya yang dapat diperoleh di LPTK
adalah penelitian dan perpustakaan.

5.Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


PGRI yang diikrarkan pada 25 November 1945 merupakan organisasi profesi
yang bersi fat unitaristik dan nonpolitik praktis. Tetapi sebagai anggota PGRI, Anda tentu
banyak tahu tentang kegiatan PGRI. Sebagai sebuah organisasi profesi, sudah seyogianya
PGRI memfasilitasi anggotanya dalam meningkatkan profesionalitas. Wadah untuk
peningkatan profesional-litas dan wawasan tersebut dapat disediakan dalam berbagai
bentuk seperti jurnal ilmiah, berbagai kegiatan pelatihan, penyelenggaraan seminar
dengan mengundang para pakar pendidikan. Sebagai anggota PGRI, Anda harus jeli
melihat berbagai peluang bentuk meningkatkan profesionalitas.
Agenda kegiatan PGRI yang
sering
diselenggarakan menjelang hari
jadinya haruslah dimanfaatkan oleh para guru. Para guru juga dapat mengusulkan
penyelenggaraan kegiatan yang dianggap mampu memicu guru untuk meningkatkan
profesionalitas. Misalnya, lomba menulis karya ilmiah, pameran pendidikan,
demonstrasi model-model pembelajaran, atau diskusi panel tentang topik-topik
pendidikan yang sedang hangat. Wadah peningkatan profesionalitas sudah tersedia.
Selanjutnya, terpulang kepada pengurus dan anggota bagaimana mengisi wadah
tersebut sehingga visi PGRI untuk menjadi organisasi profesi pendidikan yang handal
dengan layanan prima untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang berwawasan iptek dan
imtak dapat terwujud.

6.Kursus-kursus
Di samping keempat wadah yang telah diuraikan di depan, ada satu wadah
lagi yang perl dilirik oleh para guru dalam meningkatkan profesionalitas. Wadah
tersebut adalah berbagai jenis kursus yang
tumbuh menjamur, khususnya di perkotaan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat menuntut
setiap orang yang tidak mau ketinggalan untuk menguasai teknologi tersebut. Sebagai
seorang guru yang diharapkan mempunyai akses yang las ke segenap informasi sehingga dapat
menggunakan keterampilan yang diperoleh untuk mengakses
berbagai informasi dan mengomunikasikannya. Tidak diragukan lagi bahwa penguasa-
an keterampilan komputer akan membantu guru untuk meningkatkan profesionalitasnya
melalui informasi yang dapat diakses dari internet.
C. MEMILIH WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS
Setelah mencermati berbagai wadah
Atau forum untuk meningkatkan
profesionalitas, tiba saatnya Anda menentukan forum mana yang akan Anda pilih untuk
tujuan tersebut, dan bagaimana caranya terlibat dalam kegiatan itu. Dalam kaitan ini,
Anda perlu mengingat status setiap wadah, apakah wadah tersebut bebas dimanfaatkan
oleh setiap guru, ataukah ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Berdasarkan
pertimbangan ini, forum dapat dipilah menjadi lima jenis berikut.
Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan
terlebih dahulu, seperti LPMP. Peserta kegiatan di LPMP pada umumnya
sudah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kriteria penyelenggara program.
Oleh karena itu, guru yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah guru yang
diundang. Untuk membuka kemungkinan diundang, seorang guru harus
menunjukkan kemampuan dan minatnya dalam bidang tertentu. Bagaimana
caranya menunjukkan kemampuan tersebut? Mudah, kalau Anda mau. Anda pasti
menjadi anggota KKG. Ketika mengikuti kegiatan KKG, tunjukkan keseriusan
Anda, sehingga rekan-rekan Anda tahu bahwa Anda memang memiliki kemauan
dan kemampuan. Cara ini merupakan salah satu kunci untuk sukses..
2.Wadah yang menyelenggarakan program yang dapat dikuti oleh mereka yang
memenuhi syarat tertentu, tetapi juga mempunyai program kegiatan yang dapat
dikuti oleh semua guru yang berminat.Wadah seperti ini adalah LPTK yang
menawarkan Program S1 PGSD, S2 dan S3 Pendidikan Dasar. Program-program
tersebut hanya mungkin dikuti oleh para guru yang memenuhi persyaratan
tertentu. Namun, di samping itu, LPTK juga dapat dimanfaatkan oleh setiap guru
yang berminat, misalnya melakukan kolaborasi dengan dosen LPTK, mencari
berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian dan referensi.
3.Wadah yang mempunyai anggota khusus dan program kegiatannya wajib dikuti
oleh setiap anggota, yaitu KKG.
4.Wadah dengan program terbuka bagi semua guru, seperti Klinik Pembelajaran
dan PGRI.
5.Wadah dengan program terbuka untuk umum, yaitu kursus-kursus.
Untuk memilih program yang terbuka untuk semua guru dan untuk umum, Anda
tentu harus memiliki kriteria pemilihan. And dapat mengembangkan sendiri kriteria
tersebut berdasarkan kebutuhan Anda, misalnya sebagai berikut.
1.Kegiatan harus ada kaitan dengan tugas sebagai guru SD.
2.Kegiatan memungkinkan berkembangnya wawasan.
3.Waktu kegiatan sesuai dengan waktu luang yang tersedia.
4.Ada dalam batas-batas kemampuan untuk mengikutinya.

Anda mungkin juga menyukai