DHF
(RUANGAN TERETAI)
1
A. Defenisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi virus yang
disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui nyamuk
aedes aegephty. Biasanya ditandai dengan gejala seperti onset
mendadak demam tinggi, nyeri otot, nyeri sendi, malaise, mual,
ruam, limfadenopati dan trombositopenia (Setyadevi & Rokhaidah,
2020).
Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai penyakit infeksi akut
dengan enyebab virus dengue. Virus ini merupakan sebuah virus
RNA untai positif yang berada di genus Flavivirus. Penyakit DBD
mewabah lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang terdapat
virus dengue dalam tubuhnya (Tansil et al., 2021)
B. Anatomi fisiologi Darah
Darah merupakan kombinasi plasma dan sel-sel yang beredar di
seluruh tubuh. Darah melakukan banyak fungsi penting untuk
kehidupan dan dapat mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita.
Darah adalah jenis jaringan ikat, terdiri atas sel-sel (eritrosit,
leukosit, dan trombosit) yang terendam pada cairan kompleks
plasma. Darah membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh.
Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir dalam pembuluh darah
menyebabkan unsur-unsur sel tersebar merata di dalam plasma.
Elemen padat pada darah adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Bagian ini diproduksi
di sumsum tulang merah, yang dapat ditemukan di sebagian besar
tulang anak tetapi hanya dalam tulang tertentu pada orang dewasa
(Saadah, 2018)
a. Dungsi darah
Fungsi darah masuk ke dalam tiga kategori, yaitu transportasi,
pertahanan, dan regulasi (Saadah, 2018).
1. Darah adalah media transportasi utama yang mengangkut
gas, nutrisi dan produk limbah. Oksigen dari paru-paru
diangkut darah kemudian akan didistribusikan ke sel-sel.
Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke
2
paru-paru untuk dibuang setiap kali kita menghembuskan
nafas. Darah juga mengangkut produk-produk limbah lain,
seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk
dieliminasi. Selain itu, darah mengambil nutrisi dari saluran
pencernaan untuk dikirimkan ke sel-sel. Selain transportasi
nutrisi dan limbah, darah mengangkut hormon yang
disekresikan berbagai organ ke dalam pembuluh darah untuk
disampaikan ke jaringan.
2. Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari invasi
patogen dan menjaga dari kehilangan darah. Sel darah putih
tertentu mampu menghancurkan patogen dengan cara
fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan
mengeluarkan antibodi. Antibodi adalah protein yang akan
bergabung dengan patogen tertentu untuk dinonaktifkan.
Patogen yang dinonaktifkan kemudian dihancurkan oleh sel-
sel darah putih fagosit. Ketika ketika cedera, terjadi
pembekuan darah sehingga menjaga terhadap kehilangan
darah. Pembekuan darah melibatkan trombosit dan beberapa
protein seperti trombin dan fibrinogen. Tanpa pembekuan
darah, kita bisa mati kehabisan darah sekalipun dari luka
yang kecil.
3. Darah memiliki fungsi regulasi dan memainkan peran
penting dalam homeostasis. Darah membantu mengatur suhu
tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar dari otot
yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu
hangat, darah diangkut ke pembuluh darah yang melebar di
kulit. Panas akan menyebar ke lingkungan, dan tubuh
mendingin kembali ke suhu normal. Bagian cair dari darah
(plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat
terlarut ini menciptakan tekanan osmotik darah. Dengan cara
ini, darah berperan dalam membantu menjaga keseimbangan.
Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH
3
darah), mengatur keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap
pada pH yang relatif konstan yaitu 7,4.
b. Komposisi darah
1. Plasma
Plasma adalah media transportasi bagi sel-sel darah dan
trombosit. Sekitar 90% dari plasma adalah air. Sisanya
bagian yang terlarut meliputi protein, hormon, dan lebih dari
100 molekul berukuran kecil (termasuk asam amino, lemak,
karbohidrat kecil, vitamin, dan berbagai produk limbah
metabolisme), dan ion. Fungsi plasma yaitu mengangkut
produk limbah selain itu berfungsi menjaga suhu tubuh
dengan cara menyerap dan melepaskan panas sesuai
kebutuhan serta menjaga keseimbangan cairan tubuh.
2. Eritrosit (sel darah merah)
Sel-sel darah yang paling banyak adalah sel-sel darah merah
atau eritrosit dengan persentase sekitar 99,9% dari seluruh
elemen padat darah. Dalam darah, jumlah eritosit sekitar 700
kali lebih banyak dibandingkan sel-sel darah putih (leukosit)
dan 17 kali lebih banyak dari keping darah (trombosit).
Eritrosit yang normal berbentuk cakram atau piringan yang
di bagian tengah kedua sisinya mencekung (bikonkaf),
dengan diameter sekitar 7,5 μm. Eritrosit memiliki dua fungsi
utama, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengendarkannya ke jaringan yang lain. Eritrosit juga
mengangkt karbondioksida dari jaringan untuk dibawa ke
paru-paru. Usia eritrosit hanya mampu bertahan selama 120
hari. Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan oleh
haemoglobin.
Haemoglobin terdiri atas dua bagian, yaitu globin suatu
protein polipeptida yang sangat berlipat-lipat. Setiap molekul
haemoglobin dapat mengangkut empat oksigen. Karena
oksigen kurang larut dalam darah, 98,5% oksigen yang
4
diangkut dalam darah terikat pada Hb. Selain mengangkut
oksigen, Hb dapat berikatan dengan karbondioksida.
3. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih (leukosit) berbeda dari eritrosit dalam hal
struktur, jumlah maupun fungsinya. Ukuran leukosit lebih
besar dibandingkan eritrosit dan memiliki inti. Leukosit
memiliki fungsi menahan invasi oleh pathogen melalui
proses fagositosis; mengidentifikasi dan menghancurkan sel
kanker yang muncul di dalam tubuh; Membersihkan sampah
tubuh yang berasal dari sel yang mati atau cedera.
4. Trombosit (Keping darah)
Trombosit bukan merupakan sel utuh tapi merupakan
potongan keping sel yang terlepas dari tepi sel luar suatu sel
besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yang disebut
megakariosit. trombosit terdiri dari sejumlah kecil sitoplasma
yang dikelilingi oleh membran plasma. Harapan hidup
trombosit sekitar 5-9 hari dan setelah itu akan dihancurkan
oleh makrofag. Trombosit diproduksi dalam sumsum merah.
Trombosit memainkan peran penting dalam mencegah
kehilangan darah dengan cara:
a. Membentuk keping/butiran, yang menutup lubang kecil
di pembuluh darah
b. Merangsang dibentuknya kontruksi bekuan yang
membantu menutup luka besar di pembuluh darah.
C. Klasifikasi DBD berdasarkan tingkat keparahan
a) Grade I yaitu kesadaran composmentis, keadaan umum
lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
b) Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan umum
lemah, ada perdarahan spontan petechie, perdarahan gusi dan
telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
5
c) Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum
lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan
darah menurun.
d) Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital : nadi
tidak teraba, tekanan darah tidak teratur, pernafasan tidak
teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru
(Fitriani, 2020)
D. Etiologi
DBD diakibatkan virus dengue dari kelompok arthropod-borne
virus. Ada empat serotipe yaitu DEN-1, DEN2, DEN-3, dan DEN-4,
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini
berkembang biak di wilayah tropis dan bersarang pada genangan air.
Semua tipe ada di Indonesia dan DEN-3 merupakan serotipe
terbanyak. Infeksi akibat satu serotip akan menimbulkan antibodi
yang terbentuk terhadap erotipe yang sama, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang
lain. Seseorang yang menetap di wilayah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe
virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia DHF 4
E. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan
menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh
pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan
(pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin) terjadinya:
peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada
dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan
plasma dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan
hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan
produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus.
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya
perdarahan baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di
mulut. Hal ini mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh
untuk melakukan mekanisme hemostatis secara normal. Hal tersebut
6
dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan
menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata
5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik
merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau
hepatomegali (Fitriani, 2020)
7
F. Patway
Arboviirus (melalui nyamuk aedes)
10
2. Hepatomegali
3. Efusi pleura
4. Kardiomegali
5. Penurunan kesadaran
6. Ensefalopati yaitu komplikasi neurologik yang terjadi akibat
pemberian cairan hipotonik yang berlebihan
7. Infeksi, kerusakan hati,
8. Kerusakan otak
9. Resiko syok
10. Kematian.
K. Askep
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang
anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis
kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b) Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF
untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan
anak lemah
c) Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang
disertai menggigil dan saat demam kesadaran
composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3
dan ke-5 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang
disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala,
nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati, dan
pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
11
manifestasi perdarahan pada kulit, gusi , melena atau
hematemesis.
d) Riwayat penyakit yang perna diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF
anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF
dengan tipe virus lain
e) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya koplikasi dapat
dihindarkan
f) Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko,
apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual,
muntah dan tidak nafsu makan. Apabila kondisi
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
yang mencukupi, maka anak dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya
berkurang.
g) Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah dataran rendah dan daerah
yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan
baju dikamar)
2. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu
makan berkurang dan menurun
2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak
yang mengalami diare atau konstipasi. Sementara
DHF pada grade IV sering terjadi hematuria
12
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang
tidur karena mengalami sakit atau nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur
maupun istirahatnya berkurang
3. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan
tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I yaitu kesadaran composmentis, keadaan
umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
b. Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan
umum lemah, ada perdarahan spontan petechie,
perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil,
dan tidak teratur.
c. Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan
umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur,
serta takanan darah menurun.
d. Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital :
nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur,
pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.
B. Masalah keperawatan
Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan
premiabilitas kapiler/ kehilangan cairan aktif
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
(infeksi)
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
fisiologis
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan
Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume
cairan
13
BAB II
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
- Unit : Teretai Autoanamnese : ya
- Sumber Data : RM Alloanamnese : ya
- Tanggal MRS : 4 April 2022
- Jam MRS : 9.20 am
- No. Rekam Medis : 043656
- Tanggal Pengkajian : 6 April 2022
- Jam Perngkajian : 08.00
- DX Masuk : DHF grade II
- Ruang / Kelas : HCU anak
I. Identitas Anak
Agama : Katolik
Alamat : Poco
14
An. Yj mengatakan seluruh badannya terasa sakit dan pegal,
tenggorokan terasa kering dan nyeri, muncul bitnik-bintik merah di
seluruh badan dan suhu tubuh sering naik turun.
15
e. Imunnisasi
BCG √
Hepatitis B √ √ √
Polio √ √ √ √
DPT
√ √ √
Campak
√
Lain- lain
Keterangan : Orang tua An. Yj mengatakan anaknya sudah
mendapatkan imunisasi lengkap mulai dari BCG, Hepatitis B, Polio,
DPT dan campak
Keadaan Umum
16
b. Perkembangan
1. Periode Usia perkembangan :
Sekarang An.A berusia 16 tahun dimana periode usia
berkembangannya termasuk dalam usia remaja.
2. Tahap perkembangan sosial menurut Erikson :
Menurut tahap perkembangan Erikson An. A berada pada tahap
idendtitad vs kebingungan peran (usia 12-18 tahun) dimana An.
A berada dalam masa pubertas menuju dewasa dimana mulai
mencari indentitas dirinya.
3. Tahap Perkembangan Psikoseksual ( Freud) :
Menurut tahap perkembangan psikoseksual Freud An. A berada
pada tahap masa genital (12 tahun- dewasa) dimana pada tahap
ini ditandai dengan meningkatnya perkembangan ke masa
pubertas dan organ reproduksi kedua seks telah matang
4. Tahap Perkembangan Kognitif ( Plaget ) :
Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget An. A termasuk
kedalam tahap oprasional (12 tahun keatas) dimana pada tahap
ini remaja akan memperoleh kemampuan untuk berpikir secara
abstrak dengan memanipulasi isis di kepalanya dengan berpikir
kritis, matematis, kreatif.
c. Genogram Keluaraga
17
III. Data Penunjang
a. Lingkungan Yang Mempengaruhi Kesehatan :
Orang tua An. Yj mengatakan lokasi rumah mereka dekat dengan
perkebunan dimana menjadi salah satu sumber sarang nyamuk dan
mereka tidak memiliki tempa sampah umum atau tempat sampah
dirumah, sehingga sampah dibuang dikebun yang terletak
dibelakang rumah dan dibiarkan begitu saja atau tidak dibakar.
b. Perilaku yang Mempengaruhi kesehatan :
Sebelum sakit An. YJ sering mengkonsumsi makanan yang
berminyak seperti gorengan dan makanan pedis dimana ini menjadi
salah satu penyebab klien sering mengalami nyeri uluhati. Klien
juga riwayat berkunjung di Labuan Bajo dimana ia mengatakan
selama berada disana tidak perna menggunakan obat nyamuk untuk
berjaga-jaga dari gigitan nyamuk DBD, karena Labuan merupakan
daerah dataran rendah dimana banyak terdapat nyamuk Aedes
Agepty.
c. Persepsi Orang Tua terhadap Penyakit Anaknya. :
Dari hasil pengkajian orang tua An. Yj tanpak cemas dan khawatir
dengan kondisi kesehatan anaknya. Mereka mengatakan ini
merupakan pengalaman pertama keluarganya mengalami DBD.
IV. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Dirumah :
Selama dirumah atau sebelum sakit klien mengatakan nafsu
makannya baik, makan 3 kali sehari dengan porsi sedang nasi, sayur
dan lauk seperti ikan atau tahu dan tempe dan mampu dihabiskan.
Minum air sekitar 5 gelas sehari tergantung munculnya rasa haus.
18
Dirumah Sakit :
Selama saki dan dirawat dirumah sakit nafsu makan An. Yj
menurun, ia tidak mampu menghabiskan makanan yang disiapkan
dari rumah sakit. Dari satu porsi makanan yang disiapkan An. Yj
hanya mampu menghabiskan ½ porsi saja, karena tenggorokan tersa
kering dan nyeri pasa saat menalan makanan. Selama dirawat juga
An. Yj jarang atau sulit untuk minum air putih. Tambahan cairan
didapatkan dari infus 2 jalur tangan kiri dan kanan yaitu D5% 72
cc/jam dan RL 72 cc/jam, dengan konsumsi air putih 600 cc.
b. Aktifitas Istrahat
Di Rumah :
Orang tuanya mengatakan sebelum sakit anaknya beraktifitas seperi
biasa dan pola istirahatnya juga baik-baik saja atau tidak terganggu,
selama dirumah An. Yj kadang-kadang tidur siang dan untuk isirahat
malamnya ia mengatakan tidurnya nyenyak.
Di Rumah Sakit :
Sejak dirawat di rumah sakit pola aktifitas dan istirahat An. Yj
terganggu, dimana aktifitasnya terbatas dan segala kebutuhannya di
bantu oleh keluarga, karena kondisinya sangat lemah termasuk makan
dan minum. Sedangakan pola istirahatnya juga terganggu karena ia
sering merasa sakit di seluruh badan dan sakit pada bagian perut.
c. Eliminasi Miksi dan Defekasi
Dirumah :
Pola eliminasi sebelum sakit tidak mengalami masalah BAB 2-3 kali
seminggu dan BAK tergantung banyaknya cairan yang diminum.
Di Rumah sakit :
Selama di rawat di rumah sakit BAB baru satu kali dan BAKnya
tidak mengalami masalah. Untuk BAB dan BAK klien menggunakan
popok atau pampers karena An. Yj sulit untuk bangun.
d. Hygiene Personal
Dirumah :
19
Selama dirumah An. Yj mengatakan sering mandi, mandi 1 sampai 2
kali sehari
Di rumah Sakit :
Selama berada di rumah sakit untuk kebersihan diri An. Yj dibantu
oleh orang tuannya karena konsidinya masih sangat lemah.
Tanda – tanda Vital
1. Pemeriksaan Fisik ( Head To Toe )
a. Tekanan Darah : 112/64 mmHg
b. RR: 19 x/menit
c. Nadi : 91
d. Spo2 : 98
e. Suhu : 37,8
2. Kepala dan Rambut
a. Distribusi rambut :
Distribusi rambut klien merata dan tidak ada lesi pada kulit
kepala
b. Warna Rambut :
Rambut klien berwarna hitam
c. Kebersihan Rambut :
Rambut tampak sedikit kotor dan berminyak, tidak terdapat
ketombe.
d. Bentuk Kepala :
Bentuk kepala bulat dan simetris, tidak ada kelainan pada
bentuk kepala
e. Ubun – ubun :
Tidak mengalami masalah pada ubun-ubun, bentuk ubun-ubun
normal
f. Wajah :
Bentuk wajah simetris, tidak ada kelainan pada bentuk wajah
3. Mata
a. Kelopak Mata : Normal
20
b. Bulu mata dan alis mata : Tidak ada kelainan ada alis ataupun
bulu mata
c. Pupil : isokor
d. Reflek Cahaya : positif
e. Sklera / Konjungtifa : sklera tidak ikterik,konjungtifa
anemis
4. Hidung
a. Kesimtrisan lubang hidung : simetris, terpadang oksigen
nasal kanul
b. Septum hidung : terdapat septum
c. Kebersihan : tanpak bersih, tidak ada sekret
berlebih
d. Pernafasan Cuping Hidung : tidak ada pernafasan cuping
hidung
5. Telinga
a. Bentuk : normal tidak ada kelainan
b. Canalis : normal
c. Membran Tympani : normal, tidak ada gangguan
pendengaran
d. Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
6. Mulut dan tenggorokan
a. Bibir : Mukosa bibir tanpak kering
b. Gusi : terdapat gusi berdarah
c. Lidah : kotor dan merah pekat akibat
perdarahan
d. Gigi : tanpak sedikit kotor
e. Pharing : tidak ada pembengkakan
7. Leher
a. Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
21
b. Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran atau
peningkatan
c. Lain – lain : : klien sedikit merasa nyeri
ketika menelan
8. Dada, Jantung dan punggung
a. Dada (Paru-paru)
1. Inspeksi : bentuk dada simsteris
2. Palpasi : tidak ada krepitasi
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara
tambahan
b. Jantung
1. Inspeksi : ictus cordis tidak tanpak
2. Palpasi : tidak ada pembesaran
3. Perkusi :
Batas atas ICS 2 linea sternalis
kanan
Batas kiri atas ICS 2 linea sternalis
kiri
Batas kiri bawah ICS 4 linea
midclavikularis kiri
4. Auskultasi :
tengar bunyi BJ 1 dan BJ 2, tidak
ada bunyi jantung tambahan
Ketiak :
tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
9. Abdomen
1. Inspkesi : tidak ada asites, tidak ada lesi,
terdapat bintik-bintik mera (petekie)
22
2. Auskultasi : peristaltik usus 12x/menit
3. Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
4. Perkusi : timpani
5. Distensi Kandung kemih : tidak ada distensi kandung
kemih
23
Terapi
24
membantu
meningkatkan
daya tahan tubuh
dalam melawan
penyakit
Pemeriksaan Penunjang
B. Analisa Data
25
karena nyeri ketika
menelan
- Orang tua An. Yj
mengatakn sejak
masuk rumah sakit
anaknya tidak terlalu
banyak
mengkonsumsi air
putih
Do :
- An. Yj Tanpak
lemah
- Nadi teraba lemah 91
x/menit
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit
menurun
- Suhu 37,8 0C
- Mata tanpak cekung
- Terpasang oksigen
nasal kanul 2 liter
- Terpasang monitor
- Terpasang infus 2
jalur
I. D5 % 72 cc/jam
II. RL 72 cc/jam
- Konsumsi Air putih
yang dianjurkan 600
cc
- Hematokrit 47,3 %
- TD : 112/64 mmHg
26
- RR: 19 x/menit
- Nadi : 91 x/menit
- Spo2 : 98 %
- Suhu : 37,8
2. 6/4/2022 Ds :
Gangguan Resiko
- Orang tua An. Yj koagulasi perdarahann
mengatakan muncul
bintik-bintik merah
di seluruh badan An.
Yj
- Orang tua
mengatakan anaknya
juga mengalami
perdarahan pada gusi
Do :
- Terdapat bintik
merah di seluruh
tubuh
- Perdarahan gusi
- Membran mukosa
kering
- Tampak lemah
- TD : 112/64 mmHg
- RR: 19 x/menit
- Nadi : 91 x/menit
- Spo2 : 98 %
- Suhu : 37,8
- Tanggal 06/04/22
hasil Trombosit 14,3
10e3/Ul.
27
3. 6/4/2022 Ds : Dehidrasi Hipertermi
- Orang tua An. Yj
mengatakan suhu
tubuh anaknya sering
naik turun sejak
masuk rumah sakit
Do :
- Kulit merah
- Akral teraba hangat
- Suhu tubuh
meningkat Suhu :
37,8
- TD : 112/64 mmHg
- RR: 19 x/menit
- Nadi : 91 x/menit
- Spo2 : 98 %
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan premiabilitas
kapiler
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
3. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
D. Intervensi Keperawatan
28
Diagnosa Tujuan & Kriteria] Hasil Intervensi
No
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
29
dan RL 72 cc/jam.
30
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam a. Observasi
dehidrasi diharapkan termogulasi 1. Identifikasi
membaik dengan kriteria hasil penyebab dari
hipertermi
a. Kulit merah menurun
2. Memantau suhu
b. Suhu tubuh membaik
tubuh per jam
c. Akral membaik
b. Terapeutik
1. Longgarkan
pakaian atau
kenakan pakaian
yang tipis
2. Berikan kompres
hangat ketika
suhu meningkat
c. Edukasi
1. Anjurkan tirang
baring untuk
mencegah resiko
jatuh
2. Anjurkan
keluarga
meningkatkan
asupan cairan
peroral.
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antipiretik untuk
menurunkan
suhu
2. Kolaborasi terapi
31
cairan intra vena
E. Catatan Perkembangan
32
Cairan/24 Jam
CM : 4456
CK : 3740
IWL : 960
BC = - 244
33
hipertermi mengatakan
- Memantau suhu tubuh sudah
per jam mengompres anak
- Melonggarkan pakaian menggunakan air
atau kenakan pakaian hangat dan sudah
yang tipis mendapat obat
- Memberikan kompres paracetamol
hangat ketika suhu O:
meningkat - Suhu tubuh mulai
- Menganjurkan tirang menurun 36,8
baring untuk mencegah - Akral
resiko jatuh membaik/hangat
- Menganjurkan keluarga A :
- Masalah
meningkatkan asupan
Hipertermi
cairan peroral.
teratasi
- Kolaborasi pemberian
P:
antipiretik Paracetamol
- Tetap monitor
3 x 500 mg IV untuk
adanya perubahan
menurunkan suhu
kenaikan suhu
- Kolaborasi terapi
cairan intra vena D 5 %
dan RL 72 cc/jam
1. 7/4/2022 - Monitor TTV per 1 jam S :
- Orang tuanya
- Monitor tanda
mengatakan
hipovolemia
kondisi An. Yj
- Monitor intake dan
mulai membaik
output
- An. Yj
- Meningkatkan
mengatakan nyeri
pemeberian cairan
dan rasa kering
peroral air putih 600 cc
pada
- Kolaborasi pemberian
tengggorokan
cairan intravena (D5 %
mulai menghilang
34
dan RL 72 cc/jam) sehingga ia
mampu makan
dan minum
O:
- Tanpak mulai
bersemngat
- Mukosa bibir
kering mulai
menurun/lembab
- Mata cekung
berkurang
- Turgor kulit
mulai
meningkat/memb
aik
- Mampu makan
dan minum
- Infus di lepas dan
di ganti stoper
- Oksigen dan
monitor dilepas
CM : 2328
CK : 1200
IWL : 960
BC : 128
A:
- Masalah teratasi
sebagain
P:
- Pertahankan
intervensi
35
2. 7/4/2022 - Monitor tanda dan S :
- An . Yj
gejalah perdarahan
mengatakan rasa
- Monitor perubahan
gatal pada kulit
nilai trombosit
mulai berkurang
- Mempertahankan
- Orang tuanya
bedres selama
mengatakan
perawatan
perdarah gusi
- Mengingatkan pasien
mulai berkurang
untuk mengurangi
O:
resiko pendarahan gusi
- Masi terdapat
(jangan menyikat gigi)
bintik-bintik
- Kolaborasi dengan ahli
merah
gizi makanan TKTP
- Perdarahan gusi
(2400 Kkal)
berkurang
- Trombosit
meningkat
- Trombosit 30,6
10e3/uL
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Pertahankan
intervensi
3. 7/4/2022 - Memantau suhu tubuh S:
- Orang tuanya
per jam dan pantau
mengatakan
adanya perubahan
anaknya tidak
peningkatan suhu
mengalami
demam
O:
36
- TTV
TD: 110/90
mmhg
N: 99 x/menit
RR: 20 x/menit
Spo2: 99 %
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan
intervensi
1. 8/4/2022 - Monitor TTV per 1 jam S :
- Orang tuanya
- Monitor tanda dan
mengatakan
gejalah hipovolemia
kondisi An. Yj
- Monitor dan
membaik
pertahankan intake dan
- An. Yj
output
mengatakan tidak
- Memantau perubahan
merasa nyeri di
kebutuhan cairan
tengggorokan dan
peroral klien
makan dan
- Terus mengingatkan
minum seperti
keluarga keluarga
biasa
untuk membatu
O:
memotivasi klien untuk
- Tanpak
memperbanyak asupan
bersemangat
cairan oral
- Mukosa bibir
lembab
- Mata cekung
berkurang
- Turgor kulit
meningkat
- Mampu makan
37
dan minum
seperti biasa
- Infus di lepas dan
di ganti stoper
A:
- Masalah teratasi
sebagain
P:
- Pertahankan
intervensi
38
P:
- Pertahankan
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
39
https://idschool.net/smp/sistem-peredaran-darah-manusia/
40