Oleh :
RANI NOOR EVADIA
NIM : 010401085
2007
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah Keperawatan Anak II yang berjudul DHF ini telah disetujui
untuk diseminarkan pada Mata Kuliah Keperawatan Anak II.
Oleh:
Dosen Pengampu:
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada
banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena peningkatan jumlah penderita,
menyebarluasnya daerah yang terkena wabah dan manifestasi klinis berat yang
merupakan keadaan darurat yaitu Dengue Hemorrhagia Fever (DHF) dan Dengue
Shock Syndrome (DSS).
Antara tahun 1975 dan 1995, DD/DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di
lima wilayah WHO yaitu: 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di
Asia Tenggara, 4 negara di Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat.
Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan keempat serotipe virus secara bersama-sama di wilayah Amerika, Asia Pasifik, dan
Afrika. Indonesia, Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu: KLB/ wabah siklis,
terulang pada jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai daerah
pedesaan, sirkulais serotipe virus beragam (WHO, 2000).
Di Indoensia penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya
dan sekarang menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit
DBD ditengarai adanya kolerasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini
ada tendensi agen penyebab DBD di setiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan
adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu
berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tata laksana DBD secara
konvensional sudah berubah.
B. TUJUAN
Mengetahui definisi DHF, mengetahui etiologi DHF pada anak,
mengidentifikasi manifestasi klinis DHF pada anak, menjelaskan patofisiologi
DHF pada anak, mengetahui penatalaksanaan medis DHF pada anak serta mampu
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada orang tua dan anak selama
proses hospitalisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
ANATOMI FISIOLOGI
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri.
Transportasi semacam itu penting untuk memelihara homeostatis. Darah terjadi
dari cairan kompleks, yaitu plasma tempat unsur-unsur sel eristrosit, leukosit dan
trombosit terbenam di dalamnya.
Eritrosit (sel darah merah) atau SDM pada dasarnya adalah suatu kantung
hemoglobin yang terbungkus membran plasma yang mengangkut O 2 dan CO2
(dalam tingkat yang lebih rendah) di dalam darah. Leukosit (sel darah putih) SDP,
unit ini pertahanan sistem imun yang mobil, diangkut dalam darah ke tempattempat cidera atau invasi mikroorganisme penyebab penyakit.
Karena darah sangat penting sangat penting, harus terdapat mekanisme yang dapat
memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah.
Trombosit (keping darah) penting dalam hemostatis, penghentian perdarahan dari
sutu pembuluh yang cidera.
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume
rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis
unsur sel khusus, eritrosit, leukosit, trombosit, yang terendam dalam cairan
kompleks plasma. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir melalui pembuluh
menyebabkan unsur-unsur sel tersebar relatif merata di dalam plasma. Namun,
apabila suatu sampel darah utuh ditaruh dalam sebuah tabung reaksi dan diberi zat
untuk mencegah pembekuan, unsur-unsur sel yang lebih berat akan secara
perlahan mengendap di dasar dan plasma yang lebih ringan naik ke bagian atas.
Proses ini dipercepat oleh pemusungan (centrifugasi), yang dengan cepat
menyebabkan sel-sel mengendap di dasar tabung. Karena lebih dari 99% sel
adalah eritrosit, hematokrit, atau packed cell volum pada dasarnya mewakili
presentasi volume darah total yang ditempati oleh eritrosit. Plasma membentuk
volume sisanya. Hematokrit pada wanita rata-rata adalah 42% dan pria sedikit
lebih tinggi, yaitu 48%,sedangkan volume rata-rata yang ditempati oleh plasma
pada wanita adalah 58% pada pria 55%. Sel darah putih dan trombosit yang tidak
berwarna dan kurang padat dibandingkan dengan eritrosit mengendap membentuk
sebuah lapitas tipis berwarna krem buffu coal di atas kolom sel darah merah.
Lapisan ini menempati kurang dari 1% volume darah total.
Unsur-unsur darah:
1. Plasma
Plasma karena berupa cairan, 99% terdiri dari air yang berfungsi
sebagai medium untuk mengangkut berbagai bahan dalamd arah. Selain
itu, karena air memiliki kemampuanmenahan panas dengan kapasitas
tinggi. Plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas yang
dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan sementara suhu darah itu
sendiri hanya mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak
diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh dikeluarkan ke lingkungan
ketika darah mengalir ke permukaan kulit.
Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak
sekedar diangkut. Komponen-komponen penting ini dalam keadaan
normal tetap berada dalam plasma, tempat mereka melakukan banyak
fungsi bermanfaat. Karena merupakan konstituen plasma berukuran
terbesar. Protein-protein plasma biasanya tidak keluar dari pori-pori di
dinding kapiler. Juga tidak seperti konstituen plasma lainnya yang larut
dalam air plasma, protein plasma berada dalam disversi koloid.
2. Eritrosit
Setiap mililiter darah mengandung rata-rata 5 milyar eritrosit (sel
darah merah), yang secara klinissering dilaporkan dalam hitung sel darah
merah sebagai 5 juta/mm3. Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan
yang di bagian tengah kedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat
dengan bagian tengah menggepeng bukan berlubang (eritrosit adalah
lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8m).
3. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih adalah unit-unit yang dapat bergerak
(mobil) dalam sistem pertahanan tubuh. Imunitas mengacu pada
DEFINISI
Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(Brunner&Sudart.,2002)
Demam Dengue, adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri
otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam
Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue
yang disertai pembesaran hati dan tanda-tanda perdarahan. Pada keadaan yang
lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam
keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock
Syndrome (DSS).
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Demam berdarah dengue sendiri adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan
menggunakan nyamuk Aedes aegypti sebagai perantaranya.
(www.medicastore.co.id.2006)
Musim
penghujan
datang
penderita
demam
berdarah
terus
penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti :
bak mandi/wc , minuman burung, air tempayan/gentong, kaleng dan ban bekas,
dll. Perkembangan hidup nyamuk ini dari telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah
serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya, nyamuk jantan hidup
D.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue
PATOFISIOLOGI
Mekanisme
sebenarnya
mengenai
patofisiologi,
hemodinamikadan
biokimia DHF hingga kini belum diketahui secara pasti. DHF dapat terjadi bila
seseorang setelah terinfeksi dengue untuk pertama kalinya mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda. Fenomena patofisiologi utama
yang menentukan berta penyakit yang membedakan DHF dari dengue klasik
adalah meningkatny permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume
bagian belakang, otot, tulang dan perut (antara pusar dan ulu hati). Tidak jarang
diikuti dengan muntah yang berlanjut dan suhu dingin dan lembab pada ujung jari
serta kaki.
Penanganan yang benar pada fase tersebut sangat ditekankan agar
penderita bisa melewati masa kritisnya dengan baik. Caranya dengan banyak
memberikan asupan cairan kepada penderita sebagai pengganti plasma darah. Hal
ini dikarenakan banyaknya cairan tubuh yang hilang dengan cepat akibat
merembesnya plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Saat ini, larutan
gula garam atau oralit masih merupakan cairan terbaik karena komposisinya
setara dengan plasma darah. Pemberian infus diberikan apabila penderita dalam
kondisi muntah terus, tidak bisa makan dan minum, menderita kejang, kesadaran
menurun atau derajat kebocoran plasma darahnya tinggi, yang biasa terjadi pada
fase kritis. Begitu pula dengan transfusi trambosit yang akan diberikan jika
trambosit penderita di bawah 100.000 dengan pendarahan yang cukup banyak.
Bila masa kritis itu bisa dilewati dengan baik maka pada hari keenam dan ketujuh
kondisi penderita akan berangsur membaik dan kembali normal pada hari ketujuh
atau kedelapan.
(www.medicastore.co.id.2006)
F.
MANIFESTASI KLINIS
Infeksi oleh virus Dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma
Masa tunas 3-15 hari tetapi rat-rata 5-8 hari. Gejala kinik timbul secara
mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada otot seluruh tubuh, nyeri dibelakang
kepala hebat, suara serak, batuk, epitaksis serta disuria. Penyakit biasanya akan
sembuh sendiri dalam 5 hari dengan penurunan suhu secara lisis. Maka penyakit
ini juga disebut vyfdaagse koorts (demam 5 hari).
(Ngaasiyah,1997)
Gejala yang timbul
Biasanya ditandai dengan 4 gejala klinis utama; demam tinggi 2-7 hari,
fenomena perdarahan, pembesaran hati dan kegagalan sirkulasi / syok.
Gejala penyerta ; nyeri kepala, nyeri otot, timbul ruam / kemerahan di kulit,
nyeri tulang, mual, nyeri ulu hati.
Fenomena perdarahan yang sering terjadi adalah timbul bercak-bercak merah
di muka dan lengan-tungkai dan langit-langit mulut. Mimisan dan perdarahan
gusi juga dapat terjadi. Keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan
perdarahan organ dalam tubuh.
Laboratorium yang mendukung: trombositopenia ( trombosit kurang dari
100.000/ mm3) , hemokonsentrasi ( kadar Ht lebih 20% dari normal).
Fase kritis adalah saat suhu turun ,yaitu antara hari ketiga dan kelima. Resiko
terjadinya syok meningkat ( keringat banyak, gelisah. Ujung kaki tangan
dingin) dan dapat menjadi fatal.
Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu hati,
nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang
demam mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.
DHF adalah komplikasi serius demam dengue yang dapat mengancam
jiwa penderitanya, ditandai oleh:
a.. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba
b.. Tanda-tanda perdarahan
c.. Pembesaran hati
d.. Kadang-kadang disertai syok
Tanda-tanda perdarahan pada DHF dimulai dari tes Torniquet positif dan
bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat di seluruh
anggota gerak, ketiak, wajah, dan gusi. Juga bisa terjadi perdarahan hidung, gusi
dan perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam urin. Berdasarkan
gejalanya DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :
a) Derajat 1: demam diikuti gejala tidak khas. Satu-satunya tanda perdarahan
adalah tes torniquet positif atau mudah memar.
b) Derajat 2: gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan.
Perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
c) Derajat 3: terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi
yang cepat dan lemah , hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab
dan penderita gelisah.
d) Derajat 4: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan
darah yang tidak dapat diperiksa.
Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. Setelah
demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda
gangguan sirkulasi darah. Penderita berkeringat, gelisah, kaki dan tangan dingin
dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak
terlalu berat gejala-gejala ini hampir tak terlihat, menandakan kebocoran plasma
yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan
kematian bila tidak segera ditangani.
Pada penderita dengan DSS, kondisi penderita akan cepat memburuk. Ditandai
dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun hingga kurang dari 20
mmHg atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-mula
terlihat mengantuk kemudian gelisah. Bila keadaan ini tidak segera ditangani
penderita akan meninggal dalam Waktu 12-24 jam. Dengan pemberian cairan
pengganti, kondisi penderita akan dengan cepat membaik. Pada syok yang berat
sekalipun, penderita akan membaik dalam 2-3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan
adalah jumlah urine yang cukup dan kembali nya nafsu makan.
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a) Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 C- 40 C
b) Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura
pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb
G.
KOMPLIKASI
1. Hepatomegali
2. Syok Hipovolemik
3. Perdarahan
4. Kematian
5. Splenomegali
H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)
2)
3)
4)
genomic
sekuen virus dari jaringan otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal
(CSS); dengan uji Polymerase Chain Reaction (PRC).
5)
6)
7)
Perdarahan
selaput
lendir
mukosa,
alat
cerna
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinik disertai adanya trombositopenia dan
hemokonsentrasi tersebut jika dilakukan pemerikasaan serologis ternyata
diagnosis tepat. Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DBD dibagi menjadi 4
derajat sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
I.
PENATALAKSANAAN MEDIS
a) DBD tanpa renjatan
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi
dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum. Yaitu 11/2-2 liter dalam
24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup susu dan bila mau harus banyak
oralit. Cara pemberian minum demi sedikit- sediikit dan orang tua menunggu
dilibatkan dalam gegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai yang
mencerminkan
derajat
kebocoran
plasma
dan
biasanya
saat ini adalah menguras segala tempat air tergenang, menutup lubang dan
mengubur barang-barang bekas yang potensial menjadi sarang nyamuk. Sebagai
pertahanan tubuh, konsumsi vitamin C minimal 60 mg dan air sebanyak 1 liter
setiap hari. Jangan lupakan waktu untuk beristirahat. Ada baiknya menggunakan
cairan penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh supaya terhindar dari gigitan
nyamuk.
Mencegah
akan
selalu
lebih
baik
ketimbang
mengobati.
(www.medicastore.co.id.2006)
STRATEGI PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue
dengan berbagai serotipe. Satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian
dengue adalah dengan memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus
dengue. Aedes aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan
manusia seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat lain yang menampung
air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan
meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Pencegahan yang efektif seharusnya dilaksanakan secara integral bersama-sama
antara masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan. Upaya pemberantasan
meliputi : Pencegahan , yang dikenal dengan gerakan 3 M , yaitu;
1. menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya
seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate kedalamnya.
2. menutup rapat-rapat tempat penampungan air
3. mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan; seperti kaleng bekas , plastik, dll
Pemberantasan vektor /nyamuk ;
penyemprotan /Kunjungan ke ruamh-rumah untuk pemantauan jentik
dan abatisasi. fogging fokus pada lokasi ditemui kasus.
Penyuluhan dan kerja bakti melakukan kegiatan 3M.
Ditempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang
membunuh larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan
nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap
beberapa waktu tertentu. Ditempat yang sudah terjangkit DHF dilakukan
penyemprotan insektisida secara fogging. Untuk perlindungan yang lebih intensif,
2.
3.
4.
PENGOBATAN
Untuk mengatasi demam biasanya diberikan parasetamol. Salisilat tidak
digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis. Parasetamol diberikan
selama demam masih mencapai 39 derajat C, paling banyak 6 dosis dalm 24 jam.
Kadang-kadang diperlukan obat penenang pada anak-anak yang sangat gelisah.
Kegelisahan ini biasa terjadi karena dehidrasi atau gangguan fungsi hati. Haus dan
dehidrasi merupakan akibat dari demam tinggi, tidak adanya nafsu makan dan
muntah. Untuk mengganti cairan yang hilang harus diberikan cairan yang cukup
melalui mulut atau melalui vena. Cairan yang diminum sebaiknya mengandung
elektrolit seperti oralit. Cairan lain yang biasa digunakan adalah jus buah-buahan.
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
Penderita HARUS SEGERA DIRAWAT bila ditemukan gejala-gejala seperti di
bawah ini :
a. Takikardia, denyut jantung meningkat.
b. Kulit pucat dan dingin
c. Denyut nadi melemah
d. Terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk atau tertidur
terus menerus.
e. Urine sangat sedikit
f. Peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
g. Tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg
Dengan tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang
signifikan, sehingga diperlukan pengganti cairan secara intravena (infus-red).
Oksigen juga diperlukan pada penderita yang mengalami syok. Transfusi darah
hanya diberikan pada penderita dengan tanda-tanda perdarahan yang signifikan.
J.
a) Anjurkan aktivitas yang tenang; anak tidak boleh mengikuti olah raga
kontak fisik sampai jumlah trombositnya normal.
b) Seimbangkan waktu istirahat dan aktivitas; tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi.
c) Jelaskan mengenai proses tumbang anak dan intruksikan untuk
memfasilitasi anak sesuai dengan proses tumbang.
4. Intruksikan orang tua untuk menghindari kontak anak dengan orang yang
sedang infeksi.
5. Intruksikan orang tua untuk menghindari pemakaian obat-obatan yang
dijual bebas yang dapat mempengaruhi pembekuan darah (misal, aspirin,
antihistamin dan obat anti inflamasi non steroid).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DHF
A.
PENGKAJIAN
1.
Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama irang tua,
pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.
2.
Keluhan utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke Rumah
Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. pada DHF, anak bisa mnegalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
5.
Riwayat imunisasi
Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik meupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan
mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini brelanjut dan
tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan
dapat mnegalamipenurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi
kurang.
7.
Kondisi lingkungan
Pola kebiasaan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
9.
Sistem integumen
1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul
keringat dingin dan lembab.
2) kuku sianosis / tidak
3) Kepala dan leher.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis) pada
grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada
grade II,III,IV).
4) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), rales +, ronchi + yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5) Abdomen. mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
dan asites
6) Ekstremitas. akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang.
11.
Pemeriksaan laboratorium
1) Hb dan PVC meningkat ( 20%)
2) Trambositopenia ( 100.000/ml)
3) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
4) Ig D dengue positif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosis medis : dugaan (suspect) DHF
2. Masalah yang dapat ditemukan pada pasien DHF antara lain :
1) Resti gangguan keseimbangan cairan dan elektroilit
2) Nyeri
3) Ketidakseimbangan suhu tubuh (Hipertemi)
4) Resiko tinggi injuri
5) Gangguan pertukaran gas
6) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang proses penyakit, diet dan
perawatan
7) Potensial untuk terjadinya tranfusi
C.
PERENCANAAN
Apabila terdapat tanda-tanda DHF, segere rujuk ke rumah sakit untuk
6) Anjurkan pasien untuk banyak minum, paling tidak 2,5 liter tiap 24
jam dan jelaskan manfaat bagi pasien
7) Beri kompres dingin pada daerah axilla dan lipatan dada
8) Anjurkan agar pasien tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal
9) Catatlah asupan dan keluaran cairan
10) Berikan terpai cairan IV dan obat-obatan sesuai dengan program
dokter
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudart.2002. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta : EGC Behrman,
Kliegm, Arvin.2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson .Jakarta : EGC
FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak Ed III. Jakarta : EGC:
Nursalam. Dr.dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta :Salemba
Medika
Price, Sylvia. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC :
1994
Copyright 2002 Harian KOMPAS
Editor: Tri Djoko Wahono. 2005
(www.medicastore.co.id.2006)
(c) Dr.SuriViana - www.infoibu.com
http://www.rw14.web.id atau http://www.rw14.org
Harry Wahyudhy Utama, S.KedPencapaian Program Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Sukarami
Palembang tahun 2004, 2005, 2006
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
Sudin yankes.2004
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia