Pengaruh Gaya Hidup Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sarung Bhs Oleh Santri Di Pondok Pesantren Al

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH GAYA HIDUP DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SARUNG BHS OLEH SANTRI DI


PONDOK PESANTREN AL-AMIN NGASINAN REJOMULYO
KEDIRI

Yang Dibimbing Oleh Bu IING SRI HARDININGRUM, S.Pd.,


MM.

Disusun Oleh :
MADA TEFANI PRATAMA (19130210436)

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI-KEDIRI


FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gaya hidup ditunjukan kelompok tertentu atau masyarakat yang menganut


nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama, maka gaya hitup itu sendiri
mencerminkan pengetahuan, prilaku, dan tindakan setiap individu berasal.
Gaya hidup merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-
hari, seiringnya dengan perkembangan zaman banyak terjadi perubahan-
perubahan yang menimbulkan hal baru. Dengan demikian perilaku konsumen
dapat menjadi acuan menjadikan sebuah peluang baru ataupun untuk agar
tetap bertahan dalam persaingan global. Sehingga produsen harus mampu
menjaga kepuasan konsumen. Banyak cara menjaga dan meningkatkan
kepuasan konsumen di antaranya dengan memperhatikan gaya hidup dan
sebisa mungkin menjaga stabilitas harga.
Menurut Piliang ( 1998 ) gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas
cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu
( Piliang, 1998, pp.208. ). Selain itu menurut Kasali ( 1998 ), gaya hidup pada
prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya
( Kasali 1998, pp.255.). Dengan demikian penentuan harga menjadi faktor
pengambilan keputusan konsumen. Dalam Lupiyoadi ( 2011: 61) Startegi
penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada
konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk
membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut
mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling
penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan strategi
pemasaran secara keseluruhan.
Tjiptono ( 2012: 151) “harga adalah suatuan moneter atau ukuran lainnya
( termasuk barang dan jasa lainnya ) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan
dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran”.
Sepertihalnya santri di Pondok Pesantren Al-Amin Ngasinan Kediri yang
mengikuti perkembangan zaman dengan gaya hidup yang tidak bisa lepas dari
sarung selayaknya para santri pada umumnya. Sehingga dari para santri itu
sendiri menggunakan berbagai motif dan merek yang berbeda-beda. Akan
tetapi ada sarung merek BHS yang ternama di dunia pesantren bahkan
digunakan oleh tokoh-tokoh pesantren yang mana sarung tersebut di Pondok
Pesantren Al-Amin kurang digemari dan hanya sedikit santri yang
memilikinya. Harga dari sarung tersebut tergolong kelas menengah atas akan
tetapi juga tidak bisa menafikan kualitasnya. Maka peneiliti tertarik dengan
hal tersebut sehingga peneliti mengambil judul “Pengaruh Gaya Hidup dan
Harga terhadap Keputusan Pembelian Sarung BHS oleh Santri di Pondok
Pesantren Al-Amin Ngasinan Rejomulyo Kediri”.

1.2. Batasan Masalah

` Dari latar belakang masalah di atas peneliti membatasi masalah yang


dikaji pada penelitian ini, yaitu gaya hidup dan harga yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di Pondok Pesantren
Al-Amin Ngasinan Rejomulyo Kediri.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalahnya


yaitu :
1. Adakah gaya hidup bepengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial?
2. Adakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin Ngasinan
Rejomulyo secara parsial?
3. Adakah gaya hidup dan harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-
Amin Ngasinan Rejomulyo secara simultan?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :


1. Untuk menjelaskan pengaruh gaya hidup terhadap keputusan
pembelian sarung BHS secara parsial.
2. Untuk menjelaskan pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
sarung BHS secara parsial.
3. Untuk menjelasakan pengaruh gaya hidup dan harga terhadap
keputusan pembelian sarung BHS secara simultan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis
Memberikan kontribusi dalam bidang manajemen pemasaran
sehingga dapat menambah wawasan, pengalaman serta pemahaman. Selain
itu juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Penulis
Dapat menglipementasikan teori bidang studi yang diampu
terhadap aspek yang diteliti yaitu pengaruh gaya hidup dan harga terhadap
keputusan pembelian.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu bisa diketahui sebagai berikut, yang mana


setiap peneliti memiliki pandangan yang berbeda-beda dari apa yang mereka
teliti. Maka dari itu penelitian-penelitian tersebut dapat menjadi masukan,
bahan kajian, penguat, dan sekaligus tolak ukur terhadap hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. Didapatkan beberapa penelitian terdahulu
yang berkaitan dan menunjukkan bahwa gaya hidup dan harga dapat
mempengaruhi keputusan pembelian sarung BHS. Di antara penelitian-
penelitan tersebut adalah:

Tabel 2.1

Data Penelitian Terdahulu

1 Nama Peneliti Desi Budi Yanti Man, 2018


Judul Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan
Pembelian Jilbab Syar’i
Variabel Penelitian Variabel bebas : Gaya Hidup
Variabel terikat : Keputusan Pembelian
Jenis Penelitian Skripsi
Teknik Analisis Analisis Regresi Sederhana
Hasil Penelitian variabel gaya hidup (X) hanya memberikan
pengaruh 11,9% terhadap keputusan pembelian
jilbab syar’i (Y). berdasarkan hasil uji hipotesis
dapat peneliti simpulkan bahwa variabel gaya hidup
memiliki pengaruh signifikan positif atau searah
terhadap keputusan pembelian.
Persamaan Membahas variabel yang sama
Perbedaan Tahun Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel
bebas, sedangkan penelitian saya menggunakan dua
variabel bebas
2 Nama Peneliti Fitriya Fibriyani, 2021
Judul Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan Harga
Terhadap Minat Pembelian Tas Shopie Martin
Variabel penelitian Variabel bebas : Gaya Hidup Konsumtif dan Harga
Variabel terikat : Minat Pembelian
Jenis Penelitian Skripsi
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji F simultan menunjukkan
bahwa variabel gaya hidup dan harga secara
bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat pembelian pada produk
shopie martin.
Persamaan Membahas variabel harga
Perbedaan Tahun Penelitian
Tempat Penelitian
Variabel Gaya Konsumtif
3 Nama Peneliti Yudi Arianto
Judul Pengaruh Ekuitas Merek dan Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Nissan Juke
Variabel Penelitian Variabel bebas : Ekuitas Merek dan Gaya Hidup
Variabel terikat : Keputusan Pembelian
Jenis Penelitian Jurnal
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Analisis Variabel Ekuitas Merek (EM) menunjukan nilai
koefisien t sebesar 3.639 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,000. Dengan nilai probabilitas yang lebih
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa Ekuitas
Merek (EM) dalam penelitian ini berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian (KP) mobil Nissan Juke pada PT. United
Indo Surabaya, dari keempat indikator Ekuitas
Merek yaitu kesadaran merek, kesan
kualitas,asosiasi merek dan loyalirtas merek secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Persamaan Membahas pengaruh variabel gaya hidup
Perbedaan Tahun Penelitian
Tempat Penelitian
Variabel Ekuitas Merek
4 Nama Peneliti Dani Khoerinisa Setyaningsih
Judul Pengaruh citra merek, gaya hidup hedonis dan
harga terhadap keputusan pembelian jilbab rabbani
( studi pada santriwati pondok pesantren ma’had
mambaul qur’an munggang bawah di wonosobo )
Variabel Penelitian Variabel bebas : Citra Merek, Gaya Hidup Hedonis
dan Harga
Variabel terikat : Keputusan Pembelian
Jenis Penelitian Jurnal
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Analisis Berdasarkan hasil penelitian yang menguji citra
merek terhadap keputusan pembelian menunjukan
hasil yang positif dan signifikan. Artinya semakin
baik citra merek produk maka akan semakin
meningkat jumlah keputusan pembelian.
Persamaan Membahas variabel Harga
Perbedaan Tahun Penelitian
Tempat Penelitian
Variabel Citra Merek dan Gaya Hidup Hedonis
5 Nama Peneliti Iful Anwar dan Budhi Satrio
Judul Pengaruh harga dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian
Variabel Penelitian Variabel bebas : Harga dan Kualitas Produk
Variabel terikat : Keputusan Pembelian
Jenis Penelitian Jurnal
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Analisis Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji F,
menunjukkan adanya pengaruh secara simultan
antara variabel independen yaitu harga(Hrg) dan
kualitas produk (KPk)terhadapvariabel dependen
yaitu keputusan pembelian (KP) di Showroom
Maxim Housewares Grand City Mall Surabaya,
terbukti dengan tingkat signifikansi (Sig) sebesar
(5.67.10-20)  0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa
model regresi linear berganda layak sebagai model
penelitian.
Persamaan Sama-sama membahas pengaruh variabel harga
Perbedaan Tahun Penelitian
Tempat Penelitian
Variabel Kualitas Produk

2.2. Kajian Pustaka


2.2.1. Gaya Hidup
2.2.1.1. Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai “bagaimana seseorang hidup
(how one lives). Gaya hidup seseorang meliputi produk yang
dibelinya, bagaimana menggunakannya dan bagaimana sesorang
tersebut berfikir dan merasakan semua itu. Gaya hidup, merupakan
manifestasi konsep diri seseorang. Menurut Setiadi (2013:80) gaya
hidup secara luas didefiniskan sebagai cara hidup yang di
identifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang
diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).
Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang
mencerminkan masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam alam
pikir pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang
terkait dengan masalah emosi dan psikologis konsumen. Menurut
Minor dan Mowen dalam Yuniarti (2015:27) Gaya hidup adalah
menunjukkan cara orang hidup, cara membelanjakan uangnya, dan
cara seseorang mengalokasikan waktunya.

2.2.1.2. Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Hasugian (2016), upaya untuk mengembangkan ukuran


gaya hidup secara kuantitatif awalnya disebut dengan psikografik.
Kenyataan istilah psikografik dan gaya hidup sering sekali tidak
dibedakan. Studi psikografi atau gaya hidup mencakup hal-hal
dimensi berikut:
1. Sikap – pernyataan evaluatif tentang orang lain, tempat ,ide/
gagasan, produk dan lain sebagainya.
2. Nilai (value) – mencakup kepercayaan (belief) tentang apa yang
bisa diterima atau diinginkan.
3. Kegiatan atau interest – perilaku “nonoccupational behavior”
dimana konsumen menggunakan waktu dan upaya, seperti hobi,
olahraga, pelayanan umum, mesjid (sembahyang lingkungan/
wilayah, pengajian).
4. Demografi – umur, pendidikan, pendapatan, kedudukan, struktur
family, latar belakang etnis, jenis kelamin, lokasi geografis (orang
pantai= nelayan, orang pegunungan – petani).
5. Pola media-media yang bisa dipergunakan (cetak/ elektronik).
6. Tingkat penggunaan ( usage state) – ukuran konsumsi dalam satu
kategori produk spesifik, seperti konsumen dikelompokkan
menjadi pengguna berat,medium, ringan.

2.2.1.3. Indikator Gaya Hidup

Menurut Kotler dan Amstrong (2007:170), Ada tiga indikator yang


mencirikan gaya hidup yaitu:
1. Aktivitas adalaha meminta kepada konsumen untuk
mengidentifikasi apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli
dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.
2. Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas
konsumen.
3. Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai
topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral ekonomi dan sosial.

2.2.2. Harga
2.2.2.1. Pengertian Harga
Harga dapat diartikan sebagai alat tukar. Menurut Sangadji dan
Sophia (2013:132) Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling
sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi
suatu produk atau jasa. Harga merupakan faktor utama yang
dipertimbangkan dalam pemilihan suatu produk ataupun jasa. Menurut
Kotler, harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang dipertukarkan
konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakannya atas
suatu produk dan jasa (Amir, 2005:146)
Dari definisi tersebut, maka harga adalah nilai atau sejumlah uang
yang diperlukan sebagai alat tukar dari berbagai produk dan jasa,
maka dari itu suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-
macam barang ataupun pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan
suatu yaitu produk dan jasa.

2.2.2.2. Indikator Harga

Indikator harga menurut Stanton (1998:30), ada empat indikator


yang mencirikan harga yaitu:

1. Keterjangkauan Harga Aspek penetapan harga yang dilakukan


oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli
konsumen. Sebelum membeli konsumen sudah berfikir tentang
sistem hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat berfikir
tentang harga yang di tawarkan memiliki kesesuaian dengan harga
yang telah dibeli.
2. Daya saing harga Penawaran harga yang diberikan oleh
produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan
oleh produsen lain pada satu jenis produk yang sama.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk Aspek penetapan harga
yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas
produk yang dapat konsumen.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat produk Aspek penetapan harga
yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat
yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

2.2.3. Keputusan Pembelian


2.2.3.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2013:342) pengambilan keputusan adalah proses
pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
mengaevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memlih salah
satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu
pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan
berperilaku.
Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian
masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya

2.2.3.2. Tujuan dan Manfaat Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi, (2003:341) tujuan dan manfaat keputusan


pembelian adalah untuk memecahkan masalah yang dilakukan
individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua
alternatif perilaku atau lebih dari dianggap sebagai tindakan yang
paling tepat dalam membeli

2.3. Hubungan Antar Variabel

2.3.1. Pengaruh gaya hidup terhadap perilaku keputusan pembelian


konsumen
Hawkins et al. dalam Fatmanovita (2006) menyebutkan bahwa
gaya hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya dan
perilaku pembeliannya. Selanjutnya Assael dalam Fatmanovita (2006)
menyatakan gaya hidup berpengaruh pada pembelian, perubahan
kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian konsumen. Disamping itu
penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2009) menyatakan bahwa
variabel gaya hidup memiliki hubungan yang positif dan memiliki
pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel keputusan pembelian.
Pernyataan lain mengenai gaya hidup dikemukakan oleh Mandey
(2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa gaya hidup merupakan
bagian dari perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan
konsumen dalam melakukan pembelian.
Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari gaya hidup
mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai
kualitas yang baik. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yang diukur
berdasarkan aktivitas di mana seseorang melakukan kegiatan dalam
memenuhi kebutuhannya seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan,
olahraga, dan minat seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk
yang dinginkan, serta pendapat atau pandangan seseorang terhadap
produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi perilaku
keputusan konsumen. Penelitian Long‐Yi Lin dan Hsing‐Yu Shih
(2012) juga menjelaskan bahwa gaya hidup memiliki peran penting
dalam keputusan pembelian konsumen. Konsumen termotivasi untuk
membeli produk dalam rangka mempertahankan atau mengejar gaya
hidup tertentu.

2.3.2. Pengaruh Antara Pengaruh Harga Terhadap Keputusan


Pembelian
Sweney, et al (2001) menyatakan bahwa dalam membeli suatu
produk, konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja
tetapi juga memperhatikan kelayakan harganya. Pendapat dari Dops
(1991) menyatakan hal serupa bahwa konsumen akan membeli suatu
produk bermerek jika harganya dipandang layak untuk mereka.

2.4. Kerangka Teoritik

Teoritik adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang saling terkait
mengenai aspek-aspek suatu realitas. Teori berfungsi untuk menerangkan,
meramalkan atau memprediksi dan menemukan ketertarikan fakta-fakta
secara sistematis.
Berdasarkan teori maka dapat dilihat kerangka teroritik yang
menggambarkan hubungan dari variabel bebas, dalam hal ini adalah Gaya
Hidup(X1) Harga (X2), terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian
(Y). Variabel-variabel tersebut kemudian akan dianalisis dalam penelitian
sehingga diketahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel
tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen. Kerangka teroritik dapat
dilihat sebagai berikut:

Indikator X1:

1. Aktivitas
2. Minat
3. Opini

Indikator X2:

1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat

2.5. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:93), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum jawaban empirik.
Berdasarkan kerangka teoritik, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan


pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial.
2. Diduga harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin Ngasinan
Rejomulyo secara parsial.
3. Diduga gaya hidup dan harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren
Al-Amin Ngasinan Rejomulyo secara simultan.

2.6. Hipotesis Operasional


Hipotesis operasional menjelaskan hipotesis secara operasional
variabelvariabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
pengaruh antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh antar variabel independen (X) Dengan variabel dependen (Y).
Hasil perhitungan Ha tersebut akan digunakan sebagai dasar pencarian
data penelitian.
Kerlinger (2006) menyatakan bahwa, Menurutnya hipotesis
merupakan pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan
dan menghubungkan secara umum maupun khusus antara variabel yang
satu dengan variabel yang lainnya.
Jadi, hipotesis merupakan asumsi sementara terhadap masalah
yang masih dikira-kirakan, karena masih harus dibuktikan kebenaranya.
Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial.
2. Diduga harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin Ngasinan
Rejomulyo secara parsial.
3. Diduga gaya hidup dan harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren
Al-Amin Ngasinan Rejomulyo secara simultan.

Ha1 : Diduga gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan


pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial.

H01 : Diduga gaya hidup tidak berpengaruh signifikan terhadap


keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren
Al-Amin Ngasinan Rejomulyo secara parsial.
Ha2 : Diduga harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial.

H02 : Diduga harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan


pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren Al-Amin
Ngasinan Rejomulyo secara parsial.

Ha3 : Diduga gaya hidup dan harga berpengaruh signifikan terhadap


keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok pesantren
Al-Amin Ngasinan Rejomulyo secara simultan.

H03 : Diduga gaya hidup dan harga tidak berpengaruh signifikan


terhadap keputusan pembelian sarung BHS oleh santri di pondok
pesantren Al-Amin Ngasinan Rejomulyo secara simultan.

Anda mungkin juga menyukai